Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Varises (varices) adalah pembuluh darah balik (vena) yang melebar dan
berkelok-kelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Bila hanya melebar saja
disebut venektasi. Ini terjadi lantaran ketidakmampuan katup (klep) vena dalam
mengatur aliran darah. Akibatnya aliran darah yang seharusnya mengalir lancar ke
arah jantung, mengalami hambatan dan terjadi arus balik sebagian aliran darah
dalam pembuluh darah vena, sehingga pembuluh darah vena melebar dan
berkelok-kelok. Varices terutama terjadi pada tungkai, bisa terjadi pula pada
vulva, skrotum, esophagus bagian distal, dan rektum. Diperkirakan varices pada
ektremitas bawah terjadi pada satu diantara lima orang di dunia. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada wanita dan orang yang pekerjaannya menuntut untuk berdiri
lama.17
Insidensi dari varises telah dipelajari dari sejumlah studi cross sectional.
Tahun 1973 Komunitas Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat memperkirakan
sekitar 40 juta orang (26 juta diantaranya wanita) di Amerika Serikat mengalami
varises. Tahun 1994 sebuah Review oleh Callam menemukan setengah dari
populasi dewasa memiliki gejala penyakit vena (wanita 50-55% ; pria 40-50 %)
dan lebih sedikit dari setengahnya yang menunjukkan gejala varises (wanita 2025% ; pria 10-15%). Umur dan jenis kelamin merupakan faktor risiko utama
terjadinya varises.14 Varises lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki

pada beberapa tingkat umur. Pada penelitian kesehatan komunitas Tecumsech,


varises ditemukan 72 % pada wanita berumur 60-69 tahun dan hanya 1 % lakilaki pada umur 20-29 tahun. Angka prevalensi penyakit vena didapatkan lebih
tinggi pada negara barat dan negara industri dari pada negara kurang
berkembang.15
Jumlah kasus penyakit vena kronis dihitung dalam setahun pada kaum
perempuan dan kaum laki-laki menurut studi Framingham (kota di Amerika
Serikat, 1988) adalah 2,6 % perempuan dan 1,9 % laki-laki. Pasien perempuan
yang datang berobat ke klinik Bedah Vaskular RSUP Dr. Hasan Sadikin lebih
banyak jumlahnya dari pasien laki-laki, yakni sebesar 2:1.
Varises dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah frekuensi
kehamilan. Frekuensi kehamilan adalah banyaknya jumlah kehamilan yang
dialami seorang wanita. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Masa
kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid
terakhir.8 Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam
rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya
janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kahamilan.9

Frekuensi kehamilan dapat dihitung dari banyaknya jumlah kelahiran atau


paritas dari ibu hamil. Jumlah paritas ibu hamil dibagi menjadi:

a. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi


viable.
b. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk
pertama kalinya.
c. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari
satu kali. Multigravida adalah wanita yang sudah hamil dua kali atau
lebih.
d. Grande multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau
lebih, hidup atau mati.
Berdasarkan fakta diatas, disebutkan bahwa frekuensi kehamilan
merupakan salah satu faktor penyebab varises. Dampak yang paling nyata dan
tersering pada pasien varises adalah gangguan kosmetik. Maka dari itu, untuk
mengurangi angka kejadian varises serta dampaknya, perlu dilakukan penelitian
ini untuk mengetahui hubungannya dengan frekuensi kehamilan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan suatu penelitian
korelatif terhadap frekuensi kehamilan ibu, dimana hal ini untuk menjawab
bagaimana hubungan antara timbulnya varises pada tungkai bawah dengan
frekuensi kehamilan ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan timbulnya varises pada tungkai bawah dengan frekuensi
kehamilan ibu.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribrusi frekuensi kehamilan di kecamatan Kemiling,
Bandar Lampung pada tahun 2016.
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu dengan varises tungkai bawah
di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung pada tahun 2016.
c. Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi kehamilan dengan kejadian
varises tungkai bawah pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar
Lampung.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dimaksudkan dapat bermanfaat sebagai:


1. Memberikan informasi, bahwa terdapat hubungan antara frekuensi
kehamilan ibu dengan timbulnya varises pada tungkai bawah.
2. Memberikan informasi tentang cara mencegah varises yang terjadi selama
kehamilan.
3. Memberikan informasi bagaimana faktor frekuensi kehamilan dapat
menyebabkan varises pada tungkai bawah.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai wacana ilmiah dan acuan untuk melaksanakan penelitian-penelitian lebih
lanjut, khususnya yang menyangkut varises tungkai bawah.

1.4.3 Bagi Responden


Sebagai tambahan informasi mengenai varises tungkai bawah.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam melakukan
penelitian-penelitian lebih lanjut terkait hubungan antara frekuensi kehamilan
dengan kejadian varises tungkai bawah pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling
Bandar Lampung tahun 2016.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasi dengan pendekatan cross


sectional. Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian ini maka peneliti ingin
membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1.5.1 Judul Penelitian


Hubungan Frekuensi Kehamilan dengan Kejadian Varises Tungkai Bawah pada
Ibu-Ibu di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung Tahun 2016.

1.5.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung dan waktu
penelitian ini direncanakan pada bulan juni 2016.

1.5.3 Subjek Penelitian


Ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Varises
2.1.1 Definisi
Varises (varices) adalah pembuluh darah balik (vena) yang melebar dan
berkelok-kelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Bila hanya melebar saja
disebut venektasi. Ini terjadi lantaran ketidakmampuan katup (klep) vena dalam
mengatur aliran darah. Akibatnya aliran darah yang seharusnya mengalir lancar ke
arah jantung, mengalami hambatan dan terjadi arus balik sebagian aliran darah
dalam pembuluh darah vena, sehingga pembuluh darah vena melebar dan
berkelok-kelok. Varises terutama terjadi pada tungkai, bisa terjadi pula pada
vulva, skrotum, esophagus bagian distal, dan rektum. Diperkirakan varices pada
ektremitas bawah terjadi pada satu diantara lima orang di dunia. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada wanita dan orang yang pekerjaannya menuntut untuk berdiri
lama. 17

2.1.2 Epidemiologi
Insidensi dari varises telah dipelajari dari sejumlah studi cross sectional.
Tahun 1973 Komunitas Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat memperkirakan
sekitar 40 juta orang (26 juta diantaranya wanita) di Amerika Serikat mengalami
varises. Tahun 1994 sebuah Review oleh Callam menemukan setengah dari
populasi dewasa memiliki gejala penyakit vena (wanita 50-55% ; pria 40-50 %)

dan lebih sedikit dari setengahnya yang menunjukkan gejala varises (wanita 2025% ; pria 10-15%). Umur dan jenis kelamin merupakan faktor risiko utama
terjadinya varises.14 Varises lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki
pada beberapa tingkat umur. Pada penelitian kesehatan komunitas Tecumsech,
varises ditemukan 72 % pada wanita berumur 60-69 tahun dan hanya 1 % lakilaki pada umur 20-29 tahun. Angka prevalensi penyakit vena didapatkan lebih
tinggi pada negara barat dan negara industri dari pada negara kurang
berkembang15.
Jumlah kasus penyakit vena kronis dihitung dalam setahun pada kaum
perempuan dan kaum laki-laki menurut studi Framingham (kota di Amerika
Serikat, 1988) adalah 2,6 % perempuan dan 1,9 % laki-laki. Pasien perempuan
yang datang berobat ke klinik Bedah Vaskular RSUP Dr. Hasan Sadikin lebih
banyak jumlahnya dari pasien laki-laki, yakni sebesar 2 : 1.

2.1.3 Etiologi dan Patofisiologi


Penyebab pasti varises vena belum diketahui. Varises dibedakan menjadi
primer dan sekunder. Penyebab varises primer tampaknya adalah kelemahan
struktur herediter dari dinding pembuluh darah. Dilatasi dapat disertai gangguan
katup vena karena daun katup tidak mampu menutup dan menahan aliran refluks.
Varises primer cenderung terjadi pada vena-vena superficialis karena kurangnya
tahanan dalam jaringan subkutan. Varises sekunder disebabkan oleh gangguan
patologi system vena profunda yang timbul congenital atau didapat, menyebabkan
dilatasi vena-vena superfisialis, saluran penghubung, atau kolateral. Misalnya,

kerusakan katup vena pada system vena profunda akan mengganggu aliran darah
menuju jantung; stasis yang timbul dan penimbunan darah menyebabkan
hipertensi profunda.

2.1.4 Faktor Resiko


Ada sejumlah faktor predisposisi perkembangan varises. Kecenderungan
familial sudah diketahui; agaknya kelemahan dinding pembuluh darah bersifat
diturunkan. Selain itu, ada faktor-faktor yang meningkatkan tekanan hidrostatik
dan volume darah pada tungkai, misalnya berdiri terlalu lama, atau kehamilan,
ikut berperan dalam timbulnya dilatasi vena.

2.1.5 Gambaran Klinis


Gambaran klinis tersering dari varises vena adalah gangguan kosmetik.
Varises primer dapat menimbulkan nyeri tumpul ringan pada tungkai, terutama
menjelang malam. Rasa tidak nyaman biasanya berkurang dengan mengangkat
kaki dan memakai kaus kaki penahan yang elastis. Rasa tidak nyaman karena
varises sekunder cenderung lebih berat.

(a)

10

(b)
Gambar 2.1 (a dan b) varises pada tungkai bawah.

2.1.6 Penatalaksanaan
Metode fisik yang telah dijelaskan sebelumnya (seperti penahan elastic)
untuk mengurangi statis vena harus digunakan untuk mengobati varises. Suntikan
dengan obat sklerosan dapat dipertimbangkan untuk diberikan pada varises kecil
yang asimtomatik; tetapi, skleroterapi saat ini hanya sedikit berperan.
Pembedahan dapat diindikasikan untuk memperbaiki penampilan ekstremitas
bawah, menghilangkan rasa tidak nyaman, atau menghindari tromboflebitis
superficial rekuren. Pada pembedahan vena biasanya dilakukan ligasi tinggi dan
pemotongan vena saphena magna dan parva. Vena yang terserang diligasi pada
pertemuan saphenofemoral atau saphenopopliteal, dan sebuah alat dimasukkan
secara intraluminal untuk mengangkat seluruh pembuluh darah tersebut.
Flebotomi ambulatorik mengangkat varises kecil pada kulit dengan anestesi
lokal.

11

2.2 Frekuensi Kehamilan


2.2.1 Definisi
Frekuensi kehamilan adalah banyaknya jumlah kehamilan yang dialami
seorang wanita. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
pertama haid terakhir.8 Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka
melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang
tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan
dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan
kahamilan.9
2.2.2

Frekuensi Paritas Ibu Hamil

Frekuensi kehamilan dapat dihitung dari banyaknya jumlah kelahiran atau


paritas dari ibu hamil. Paritas ibu hamil menunjukkan keadaan wanita pernah
melahirkan bayi hidup.16 Yang menentukan paritas adalah jumlah kehamilan yang
mencapai usia viabilitas, dan bukan jumlah janin yang dilahirkan. Paritas tidak
lebih besar apabila yang dilahirkan adalah janin tunggal, kembar, atau kuintuplet,
atau lebih kecil apabila janin lahir mati. Jumlah kelahiran ibu hamil dibagi
menjadi:
a. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi
viable.

12

b. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk
pertama kalinya.
c. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari
satu kali.10 Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable
(hidup) beberapa kali. Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua
kali atau lebih.
d. Grande multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau
lebih, hidup atau mati.

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Kehamilan


1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah dalam memperoleh menerima
informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang
mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa jumlah anak
yang ideal adalah 2 orang.

2. Pekerjaan
Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan
jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan
untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak
anggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai
anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.

13

3. Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai
anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup.

4. Latar Belakang Budaya


Cultur universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal,
ada di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan
khasanah dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian-penilaian umum.
Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap
berbagai masalah.
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena
kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang
menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan individu
yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan
dalam pembentukan sikap individual. Latar belakang budaya yang mempengaruhi
paritas antara lain adanya anggapan bahwa semakin banyak jumlah anak, maka
semakin banyak rezeki.

5. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata

14

lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan
berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui.3

2.3 Kerangka Teori


Etiologi :
Kelemahan
struktur herediter
dari dinding
pembuluh darah

Usia

Obesitas

Frekuensi
Kehamilan

VARISE
S

Berdiri lama

Merokok

Alkohol

Gambar 2.3 Kerangka Teori

2.4 Kerangka Konsep


Pada penelitian ini kerangka konsep tentang hubungan antara timbulnya
varises pada tungkai, yang akan diuraikan berdasarkan variabel-variabel frekuensi
kehamilan dan timbulnya varises pada tungkai bawah.

Variabel Independen

Variabel Dependen

15

Frekuensi Kehamilan

Varises

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

2. 5 Hipotesis
H0: Tidak ada hubungan frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai
bawah pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung pada tahun 2016.

H1: Ada hubungan frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai bawah
pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung pada tahun 2016.

16

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik observasi untuk menilai
hubungan yang ada antara frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai
bawah. Adapun pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah
cross sectional, dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan survey
yang dilakukan hanya satu kali pada suatu saat terhadap ibu-ibu di kecamatan
Kemiling, Bandar Lampung.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kecamatan Kemiling Bandar Lampung dan
waktu penelitian ini direncanakan pada bulan juni 2016.
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian

ini

merupakan

penelitian

analitik

observasi

dengan

menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan


dengan sekali pengamatan pada satu saat tertentu, dimana variabel dependen dan
independen diamati dalam waktu bersamaan.

3.4 Subjek Penelitian


3.4.1 Populasi

17

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang ada di kecamatan


Kemiling Bandar lampung.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah himpunan individu yang dipilih dari suatu populasi, dan ia
harus mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang ada
pada saat penelitian ini berlangsung. Jumlah sampel berdasarkan waktu penelitian
selama 2 hari di dapatkan 30 sample dikarenakan keterbatasan waktu.
3.4.3 Teknik sample
Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling,
yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau
tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.
Adapun criteria sample sebagai berikut:
Kriteria Inklusi:
1. Ibu > 35 tahun
2. Ibu yang pernah hamil
3. Ibu yang dapat diajak berkomunikasi

Kriteria Eksklusi:
1. Ibu < 35 tahun
2. Ibu yang tidak pernah hamil
3. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
3.5 Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang akan diteliti mencakup frekuensi kehamilan ibu dan
varises pada tungkai bawah.
3.5.1 Variabel Bebas
Variable bebas (independent) dalam penelitian ini adalah frekuensi kehamilan.
3.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat (dependen) adalah varises tungkai bawah.

18

3.6 Definisi Oprasional


Definisi

Alat

No

Variable

Varises

Pemanjangan,

Lembar

vena

Pelebaran dan

Observasi

tungkai

Berkeloknya

Cara

Skala
Hasil Ukur

Oprasional

Sistem

Ukur

Ukur
Observasi

0: Varises

Ukur
Ordinal

1:Tidak
varises

vena

yang disertai
gangguan pada
sirkulasi

darah

di dalamnya.
2

Frekuensi

Banyaknya

kehamilan jumlah

Lembar
Observasi

Wawancara

0: Frekuensi Ordinal
kehamilan>2

kehamilan yang

1:Frekuensi

dialami seorang

kehamilan2

wanita.

3.7 Alat Ukur Penelitian


Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi.
Jawaban dari alat ukur ini diisi oleh peneliti sesuai dengan keadaan responden.

3.8 Pengumpulan Data


Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer,
diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung kepada responden dengan
menggunakan alat ukur yang telah dirancang untuk data kuantitatif.

19

3.9 Pengolahan Data


Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data
melalui beberapa tahap. Pertama, mengecek kelengkapan identitas dan data yang
telah diterima dari pasien selaku sampel. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan
mentabulasi data yang telah terkumpul dan akan dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan teknik komputerisasi SPSS for windows versi 17.
Kemudian analisis dilanjutkan dengan analisa chi square, yaitu dengan
membandingkan frekuensi yang diamati (frekuensi ibu hamil) dengan frekuensi
yang diharapkan (angka kejadian varises tungkai bawah).
Analisa data penelitian agar menghasilkan informasi yang benar, paling
tidak ada empat tahapan dalam pengolahan data yang harus di lakukan :

a. Editing
Memastikan bahwa data yang di peroleh sudah lengkap atau belum,
artinya data tersebut telah terisi semua dengan lengkap, jelas dan relevan.

b. Coding
Merupakan keiatan merubah data ke dalam bentuk angka atau bilangan
terutama pada pertanyaan pertanyaan yang belum sesuai dengan kode yang ada
pada definisi oprasional berdasarkan hasil ukur. Hal ini di lakukan dengan tujuan

20

untuk memudahkan pada saat analisis dan juga mempercepat pada saat
memasukkan data ke program komputer.

c.

Processing
Setelah semua lembaran checklist terisi penuh dan benar serta sudah di

lakukan pengkodean, lanjutnya data diproses dengan cara memasukkan hasil


observasi yang di peroleh oleh dokumen yang di lakukan dalam instrument
checklist ke dalam program komputer.

d. Cleaning
Kegiatan pembersihan data di lakukan untuk mengecek kembali sebelum
di lakukan analisis lebih lanjut.

3.10

Alur Penelitian
Merupakan sebuah langkah yang akan di lakukan peneliti yang akan di

lakukan dalam proses penelitian. Mulai dari tahap persiapan sampai dengan
pelaksanaan serta hasil dari penelitian.

Tahap persiapan

Identifikasi Masalah
Menentukan Subjek penelitian
berdasarkan criteria inklusi dan
eksklusi

21

Menjelaskan Maksud dan Tujuan


Penelitian serta inform consent
Pengambilan Data Responden
berdasarkan Checklist
Pengelolaan dan analisa data

3.11 Analisa Data


Analisa data yang digunakan yaitu analisa bivariat, untuk mengetahui
hubungan silang (crosstabs) antara jumlah kehamilan dengan timbulnya varises.
Dalam analisis ini dilakukan uji statistik dengan analisa chi square, yaitu dengan
membandingkan frekuensi yang diamati (frekuensi ibu hamil) dengan frekuensi
yang diharapkan (angka kejadian timbulnya varises).

22

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Tempat Penelitian


Kemiling adalah salah satu kecamatan di kota Bandar Lampung,
Lampung,

Indonesia. Kecamatan

Kemiling

merupakan

kecamatan

hasil

pemekaran dari kecamatan induknya, yaitu Tanjung Karang Barat, yang


berdasarkan pada peraturan daerah Nomor 4 tahun 2001 Tanggal 3 Oktober 2001
Tentang Pembangunan, Penghapusan dan Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan
di Kota Bandar Lampung.
Kecamatan Kemiling merupakan bagian wilayah Kota Bandar Lampung
yang berpenduduk lebih kurang 56.375 jiwa pada tahun 2007 dengan luas wilayah
2.765 Ha. Adapun batas wilayah Kecamatan Kemiling adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Raja Basa.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara.
3. Sebelah Timut berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Barat.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran.
Keadaan penduduk Kecamatan Kemiling memiliki komposisi jumlah dan
perkembangan penduduk menurut jenis kelamin selama 5 tahun terakhir dinilai
cukup tinggi. Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Kemiling tahun 2007
tercatat sebanyak 56.375 jiwa, yang terdiri dari 28.499 jiwa penduduk laki-laki
dan 27.876 jiwa penduduk perempuan.

23

4.2 Hasil Penelitian


Selama kurun waktu penelitian dari 24 25 Juni 2016, didapatkan data
dari responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 30
orang. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

4.2.1 Hasil Analisis Univariat


Analisis dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian, baik variabel
dependen maupun variabel independen. Hasil dari tiap variabel ini ditampilk
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut ini.
a. Frekuensi Kehamilan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Frekuensi Kehamilan
Kehamilan
>2
2
Total

Frekuensi
20
10
30

Persentase
66,7
33,3
100,0

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan distribusi responden berdasarkan


frekuensi kehamilan, dari 30 responden didapatkan responden dengan
kehamilan >2 lebih banyak dengan jumlah 20 orang (66,7%), sedangkan
responden dengan kehamilan 2 lebih sedikit dengan jumlah 10 orang
(33,3%).

b. Varises
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

24

Varises
Varises
Ya
Tidak
Total

Frekuensi
8
22
30

Persentase
26,7
73,3
100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan distribusi responden berdasarkan


varises, dari 30 responden didapatkan responden yang tidak varises lebih
banyak dengan jumlah 22 orang (73,3%), sedangkan responden dengan
varises lebih sedikit dengan jumlah 8 orang (26,7%).

4.2.2 Hasil Analisis Bivariat


Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang
diteliti yaitu frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai bawah. Uji
statistik yang digunakan pada analisis bivariat ini adalah chi square dengan
derajat kepercayaan 95% (a=5%). Berdasarkan hasil uji statistik akan diperoleh
nilai probabilitas (p-value) 0,05 (pada CI:95%) maka Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti ada hubungan dan jika probabilitas (p-value) >0,05 maka Ho diterima
dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna.

Tabel 4.3 Hubungan Frekuensi Kehamilan dengan Kejadian Varises


Tungkai Bawah pada Ibu-Ibu di Kecamatan Kemiling Bandar
Lampung pada Tahun 2016.

25

Varises
Variabel
Kehamilan >2
Kehamilan 2
Total

Varises
N
%
8
40,0
0
0,0
20
100,0

Tidak Varises
N
%
12
60,0
10
100,0
10
100,0

Total
N
20
10
30

%
73,3
26,7
100,0

P
value
0,020

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa ibu dengan frekuensi kehamilan >2
yang mengalami varises sebanyak 8 orang (40%) dan ibu dengan frekuensi
kehamilan >2 yang tidak mengalami varises sebanyak 12 orang (60%).
Sedangkan, ibu dengan frekuensi kehamilan 2 yang mengalami varises tidak ada
(0,0%) dan ibu dengen frekuensi kehamilan 2 yang tidak mengalami varises
sebanyak 10 orang (100,0%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari variabel
independen yaitu frekuensi kehamilan memiliki hubungan dengan kejadian
varises pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling Bandar Lampung pada tahun 2016
dengan nilai =0,020. Kemudian diinterpretasikan oleh peniliti sebagai berikut:

4.3 Pembahasan
Dari tabel 4.3 diketahui ibu dengan frekuensi kehamilan >2 yang
mengalami varises sebanyak 8 orang (40,0%) dan ibu dengan frekuensi kehamilan
>2 yang tidak mengalami varises sebanyak 12 orang (60,0%). Sedangkan ibu
dengan frekuensi kehamilan 2 yang mengalami varises tidak ada (0%) dan ibu
dengan frekuensi kehamilan 2 yang tidak mengalami varises sebanyak 10 orang
(100%).

26

Hasil uji chi square didapatkan p-value=0,020 (p-value < =0,05) yang
berarti ada hubungan antara frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai
bawah pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung tahun 2016. Dari
penelitian ini tidak ditemukan nilai OR oleh karena penelitian ini menggunakan
perkalian tabel 2x3.
Hasil dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara frekuensi kehamilan
dengan kejadian varises tungkai bawah. Hasil ini juga sesuai dengan teori yang
ada, bawa kehamilan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya varises.
Katup-katup pada sistem vena seringkali menjadi tidak mampu
berfungsi atau kadang-kadang malah rusak. Hal ini terutama terjadi bila vena
teregang berlebihan akibat tekanan vena yang tinggi selama berminggu-minggu
atau berbulan-bulan, seperti yang terjadi pada kehamilan atau bila seseorang
berdiri terlalu lama. Peregangan vena akan meningkatkan luas penumpang, tetapi
tidak meningkatkan ukuran daun katup. Oleh karena itu, daun katup tidak dapat
lagi menutup rapat. Bila hal ini terjadi, tekanan di vena tungkai akan meningkat
tajam akibat kegagalan pompa vena; hal ini selanjutnya akan meningkatkan
ukuran vena dan akhirnya merusak seluruh fungsi katup. Jadi, orang tersebut akan
mengalami varises, yang ditandai dengan penonjolan besar dari vena dibawah
kulit seluruh tungkai, terutama tungkai bawah.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marintan
Astrina Sitio yang berjudul Hubungan Timbulnya Varises pada Tungkai Bawah
dengan Jumlah Paritas Ibu Hamil di RSUP H. Adam Malik Medan, yang

27

menyatakan bahwa ada hubungan antara jumlah paritas dengan timbulnya varises
tungkai bawah (p value= 0,000).17
Menurut penulis, pada penelitian ini diketahui bahwa semakin besar
frekuensi kehamilan berhubungan dengan timbulnya varises tungkai bawah.
Berdasarkan data yang telah didapatkan, bisa disimpulkan bahwa memang ada
hubungan antara frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai bawah pada
ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung tahun 2016.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

28

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada ibu ditemukan ibu dengan kehamilan >2 lebih banyak dengan jumlah 20
orang (66,7%).
2. Pada kejadian varises tungkai bawah ditemukan ibu dengan frekuensi
kehamilan >2 lebih banyak mengalami varises dengan jumlah 8 orang
(40,0%).
3. Ada hubungan antara frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai
bawah pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling Bandar Lampung tahun 2016.

5.2 Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan untuk melakukan
penelitian yang sama dikemudian hari.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi ilmiah sehingga dapat menambah
wawasan dan memberikan sumbangan pengetahuan dibidang kesehatan, terutama
mengenai hubungan frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai bawah
pada ibu.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya

29

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan untuk


mengembangkan penelitian lainnya terutama mengenai hubungan frekuensi
kehamilan dengan kejadian varises tungkai bawah pada ibu.

30

DAFTAR PUSTAKA

1.

Price, Wilson: Patofisiologi 2013; EGC Edisi 6 Vol. 1: Hal 681

2.

BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN

3.

Friedman, 2004. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

4.

Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

5.

Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39

6.

WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius


Press

7.

Guyton, Hall, 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran: EGC. Hal 184-186

8.

Sarwono, 2002. Pengantar Kuliah Obstetri: EGC

9.

Muhimah, Safei, 2010. Panduan Lengkap Senam Sehat Khusus Ibu


Hamil, Yogyakarta.

10.

Prawirohardjo.S, 2008. Ilmu Kebidanan, Jakarta.

11.

Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC.

12.

Varney.H, 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Jakarta: EGC.

13.

Bergan.JJ, et al., 2006. Chronic Venous Disease, Washington DC.

14.

Lew, Wisley K., 2009. Varicose Veins. University of Southern California.


Available from: http://www.emedicine.com/med/topic2788.htm.

31

15.

Beale, Gough., 2005. Treatment Options for Primary Varicose Veins-A


Review. Eur J Vasc Endovasc Surg 30, 83-95.

16.

Kamus Kedokteran Edisi Keempat FK UI

17.

Marintan Astrina Sitio, 2010. Hubungan Timbulnya Varises pada Tungkai


Bawah dengan Jumlah Paritas Ibu Hamil di RSUP H. Adam Malik Medan,
Universitas Sumatera Utara

32

DATA RESPONDEN

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Nama Ibu
Kamsiatun
Sri
Kriya
Maini
Tukiyah
Johariyah
Aminah
Ida
Sujaryani
Munawaroh
Tuti
Dita
Aini
Anisa
Yuli
Dinar
Farida
Rahma
Yanti
Yus
Rahmi
Ros
Rini
Ruhmawati
Titi
Sumiyati
Zubaidah
Ayum
Lisa
Merianti

Usia

Frekuensi

Varises ()

(Tahun)

Kehamilan

Tidak Varises

58
40
42
41
50
44
55
46
48
41
55
42
38
40
50
38
48
52
45
46
44
60
43
49
50
55
58
38
48
36

3
3
4
2
7
3
4
3
2
4
2
1
2
2
4
2
2
3
3
2
3
3
1
4
6
11
9
4
5
1

(X)
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X

33

34

Anda mungkin juga menyukai