BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Varises
2.1.1 Definisi
Varises (varices) adalah pembuluh darah balik (vena) yang melebar dan
berkelok-kelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Bila hanya melebar saja
disebut venektasi. Ini terjadi lantaran ketidakmampuan katup (klep) vena dalam
mengatur aliran darah. Akibatnya aliran darah yang seharusnya mengalir lancar ke
arah jantung, mengalami hambatan dan terjadi arus balik sebagian aliran darah
dalam pembuluh darah vena, sehingga pembuluh darah vena melebar dan
berkelok-kelok. Varises terutama terjadi pada tungkai, bisa terjadi pula pada
vulva, skrotum, esophagus bagian distal, dan rektum. Diperkirakan varices pada
ektremitas bawah terjadi pada satu diantara lima orang di dunia. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada wanita dan orang yang pekerjaannya menuntut untuk berdiri
lama. 17
2.1.2 Epidemiologi
Insidensi dari varises telah dipelajari dari sejumlah studi cross sectional.
Tahun 1973 Komunitas Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat memperkirakan
sekitar 40 juta orang (26 juta diantaranya wanita) di Amerika Serikat mengalami
varises. Tahun 1994 sebuah Review oleh Callam menemukan setengah dari
populasi dewasa memiliki gejala penyakit vena (wanita 50-55% ; pria 40-50 %)
dan lebih sedikit dari setengahnya yang menunjukkan gejala varises (wanita 2025% ; pria 10-15%). Umur dan jenis kelamin merupakan faktor risiko utama
terjadinya varises.14 Varises lebih sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki
pada beberapa tingkat umur. Pada penelitian kesehatan komunitas Tecumsech,
varises ditemukan 72 % pada wanita berumur 60-69 tahun dan hanya 1 % lakilaki pada umur 20-29 tahun. Angka prevalensi penyakit vena didapatkan lebih
tinggi pada negara barat dan negara industri dari pada negara kurang
berkembang15.
Jumlah kasus penyakit vena kronis dihitung dalam setahun pada kaum
perempuan dan kaum laki-laki menurut studi Framingham (kota di Amerika
Serikat, 1988) adalah 2,6 % perempuan dan 1,9 % laki-laki. Pasien perempuan
yang datang berobat ke klinik Bedah Vaskular RSUP Dr. Hasan Sadikin lebih
banyak jumlahnya dari pasien laki-laki, yakni sebesar 2 : 1.
kerusakan katup vena pada system vena profunda akan mengganggu aliran darah
menuju jantung; stasis yang timbul dan penimbunan darah menyebabkan
hipertensi profunda.
(a)
10
(b)
Gambar 2.1 (a dan b) varises pada tungkai bawah.
2.1.6 Penatalaksanaan
Metode fisik yang telah dijelaskan sebelumnya (seperti penahan elastic)
untuk mengurangi statis vena harus digunakan untuk mengobati varises. Suntikan
dengan obat sklerosan dapat dipertimbangkan untuk diberikan pada varises kecil
yang asimtomatik; tetapi, skleroterapi saat ini hanya sedikit berperan.
Pembedahan dapat diindikasikan untuk memperbaiki penampilan ekstremitas
bawah, menghilangkan rasa tidak nyaman, atau menghindari tromboflebitis
superficial rekuren. Pada pembedahan vena biasanya dilakukan ligasi tinggi dan
pemotongan vena saphena magna dan parva. Vena yang terserang diligasi pada
pertemuan saphenofemoral atau saphenopopliteal, dan sebuah alat dimasukkan
secara intraluminal untuk mengangkat seluruh pembuluh darah tersebut.
Flebotomi ambulatorik mengangkat varises kecil pada kulit dengan anestesi
lokal.
11
12
b. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk
pertama kalinya.
c. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari
satu kali.10 Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable
(hidup) beberapa kali. Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua
kali atau lebih.
d. Grande multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau
lebih, hidup atau mati.
2. Pekerjaan
Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan
jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan
untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak
anggapan bahwa status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai
anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.
13
3. Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai
anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup.
5. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata
14
lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan
berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui.3
Usia
Obesitas
Frekuensi
Kehamilan
VARISE
S
Berdiri lama
Merokok
Alkohol
Variabel Independen
Variabel Dependen
15
Frekuensi Kehamilan
Varises
2. 5 Hipotesis
H0: Tidak ada hubungan frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai
bawah pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung pada tahun 2016.
H1: Ada hubungan frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai bawah
pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung pada tahun 2016.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
ini
merupakan
penelitian
analitik
observasi
dengan
17
Kriteria Eksklusi:
1. Ibu < 35 tahun
2. Ibu yang tidak pernah hamil
3. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
3.5 Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang akan diteliti mencakup frekuensi kehamilan ibu dan
varises pada tungkai bawah.
3.5.1 Variabel Bebas
Variable bebas (independent) dalam penelitian ini adalah frekuensi kehamilan.
3.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat (dependen) adalah varises tungkai bawah.
18
Alat
No
Variable
Varises
Pemanjangan,
Lembar
vena
Pelebaran dan
Observasi
tungkai
Berkeloknya
Cara
Skala
Hasil Ukur
Oprasional
Sistem
Ukur
Ukur
Observasi
0: Varises
Ukur
Ordinal
1:Tidak
varises
vena
yang disertai
gangguan pada
sirkulasi
darah
di dalamnya.
2
Frekuensi
Banyaknya
kehamilan jumlah
Lembar
Observasi
Wawancara
0: Frekuensi Ordinal
kehamilan>2
kehamilan yang
1:Frekuensi
dialami seorang
kehamilan2
wanita.
19
a. Editing
Memastikan bahwa data yang di peroleh sudah lengkap atau belum,
artinya data tersebut telah terisi semua dengan lengkap, jelas dan relevan.
b. Coding
Merupakan keiatan merubah data ke dalam bentuk angka atau bilangan
terutama pada pertanyaan pertanyaan yang belum sesuai dengan kode yang ada
pada definisi oprasional berdasarkan hasil ukur. Hal ini di lakukan dengan tujuan
20
untuk memudahkan pada saat analisis dan juga mempercepat pada saat
memasukkan data ke program komputer.
c.
Processing
Setelah semua lembaran checklist terisi penuh dan benar serta sudah di
d. Cleaning
Kegiatan pembersihan data di lakukan untuk mengecek kembali sebelum
di lakukan analisis lebih lanjut.
3.10
Alur Penelitian
Merupakan sebuah langkah yang akan di lakukan peneliti yang akan di
lakukan dalam proses penelitian. Mulai dari tahap persiapan sampai dengan
pelaksanaan serta hasil dari penelitian.
Tahap persiapan
Identifikasi Masalah
Menentukan Subjek penelitian
berdasarkan criteria inklusi dan
eksklusi
21
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia. Kecamatan
Kemiling
merupakan
kecamatan
hasil
23
Frekuensi
20
10
30
Persentase
66,7
33,3
100,0
b. Varises
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
24
Varises
Varises
Ya
Tidak
Total
Frekuensi
8
22
30
Persentase
26,7
73,3
100,0
25
Varises
Variabel
Kehamilan >2
Kehamilan 2
Total
Varises
N
%
8
40,0
0
0,0
20
100,0
Tidak Varises
N
%
12
60,0
10
100,0
10
100,0
Total
N
20
10
30
%
73,3
26,7
100,0
P
value
0,020
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa ibu dengan frekuensi kehamilan >2
yang mengalami varises sebanyak 8 orang (40%) dan ibu dengan frekuensi
kehamilan >2 yang tidak mengalami varises sebanyak 12 orang (60%).
Sedangkan, ibu dengan frekuensi kehamilan 2 yang mengalami varises tidak ada
(0,0%) dan ibu dengen frekuensi kehamilan 2 yang tidak mengalami varises
sebanyak 10 orang (100,0%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari variabel
independen yaitu frekuensi kehamilan memiliki hubungan dengan kejadian
varises pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling Bandar Lampung pada tahun 2016
dengan nilai =0,020. Kemudian diinterpretasikan oleh peniliti sebagai berikut:
4.3 Pembahasan
Dari tabel 4.3 diketahui ibu dengan frekuensi kehamilan >2 yang
mengalami varises sebanyak 8 orang (40,0%) dan ibu dengan frekuensi kehamilan
>2 yang tidak mengalami varises sebanyak 12 orang (60,0%). Sedangkan ibu
dengan frekuensi kehamilan 2 yang mengalami varises tidak ada (0%) dan ibu
dengan frekuensi kehamilan 2 yang tidak mengalami varises sebanyak 10 orang
(100%).
26
Hasil uji chi square didapatkan p-value=0,020 (p-value < =0,05) yang
berarti ada hubungan antara frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai
bawah pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung tahun 2016. Dari
penelitian ini tidak ditemukan nilai OR oleh karena penelitian ini menggunakan
perkalian tabel 2x3.
Hasil dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara frekuensi kehamilan
dengan kejadian varises tungkai bawah. Hasil ini juga sesuai dengan teori yang
ada, bawa kehamilan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya varises.
Katup-katup pada sistem vena seringkali menjadi tidak mampu
berfungsi atau kadang-kadang malah rusak. Hal ini terutama terjadi bila vena
teregang berlebihan akibat tekanan vena yang tinggi selama berminggu-minggu
atau berbulan-bulan, seperti yang terjadi pada kehamilan atau bila seseorang
berdiri terlalu lama. Peregangan vena akan meningkatkan luas penumpang, tetapi
tidak meningkatkan ukuran daun katup. Oleh karena itu, daun katup tidak dapat
lagi menutup rapat. Bila hal ini terjadi, tekanan di vena tungkai akan meningkat
tajam akibat kegagalan pompa vena; hal ini selanjutnya akan meningkatkan
ukuran vena dan akhirnya merusak seluruh fungsi katup. Jadi, orang tersebut akan
mengalami varises, yang ditandai dengan penonjolan besar dari vena dibawah
kulit seluruh tungkai, terutama tungkai bawah.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marintan
Astrina Sitio yang berjudul Hubungan Timbulnya Varises pada Tungkai Bawah
dengan Jumlah Paritas Ibu Hamil di RSUP H. Adam Malik Medan, yang
27
menyatakan bahwa ada hubungan antara jumlah paritas dengan timbulnya varises
tungkai bawah (p value= 0,000).17
Menurut penulis, pada penelitian ini diketahui bahwa semakin besar
frekuensi kehamilan berhubungan dengan timbulnya varises tungkai bawah.
Berdasarkan data yang telah didapatkan, bisa disimpulkan bahwa memang ada
hubungan antara frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai bawah pada
ibu-ibu di kecamatan Kemiling, Bandar Lampung tahun 2016.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
28
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada ibu ditemukan ibu dengan kehamilan >2 lebih banyak dengan jumlah 20
orang (66,7%).
2. Pada kejadian varises tungkai bawah ditemukan ibu dengan frekuensi
kehamilan >2 lebih banyak mengalami varises dengan jumlah 8 orang
(40,0%).
3. Ada hubungan antara frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai
bawah pada ibu-ibu di kecamatan Kemiling Bandar Lampung tahun 2016.
5.2 Saran
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan untuk melakukan
penelitian yang sama dikemudian hari.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi ilmiah sehingga dapat menambah
wawasan dan memberikan sumbangan pengetahuan dibidang kesehatan, terutama
mengenai hubungan frekuensi kehamilan dengan kejadian varises tungkai bawah
pada ibu.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
29
30
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39
6.
7.
Guyton, Hall, 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran: EGC. Hal 184-186
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
31
15.
16.
17.
32
DATA RESPONDEN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Nama Ibu
Kamsiatun
Sri
Kriya
Maini
Tukiyah
Johariyah
Aminah
Ida
Sujaryani
Munawaroh
Tuti
Dita
Aini
Anisa
Yuli
Dinar
Farida
Rahma
Yanti
Yus
Rahmi
Ros
Rini
Ruhmawati
Titi
Sumiyati
Zubaidah
Ayum
Lisa
Merianti
Usia
Frekuensi
Varises ()
(Tahun)
Kehamilan
Tidak Varises
58
40
42
41
50
44
55
46
48
41
55
42
38
40
50
38
48
52
45
46
44
60
43
49
50
55
58
38
48
36
3
3
4
2
7
3
4
3
2
4
2
1
2
2
4
2
2
3
3
2
3
3
1
4
6
11
9
4
5
1
(X)
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
33
34