(PUV)
LAPORAN KASUS
Oleh :
Dr. Abdul Aziz
NIM:09/308803/PKU/11960
Pembimbing :
Dr. Yana Supriatna, Sp.Rad. Ph.D
BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
BAB I
PENDAHULUAN
1,2,3,4,5,6,7,8
dan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Efek dari obstruksi mempengaruhi bladder dan fungsi ginjal yang akhirnya
mempengaruhi morbiditas, mortalitas pada bayi dan anak-anak.7,10 Diagnosis
prenatal memberikan potensi yang paling baik dalam membuat diagnosis awal dan
konseling dalam rangka kemungkinan pengambilan keputusan untuk melakukan
terminasi janin akibat dysplasia paru dan ginjal yang berat. 10
Pengobatan PUV membutuhkan manajemen yang aktif dari bayi sampai
dewasa untuk mencegah disfungsi renal yang progresif dan memburuknya fungsi
saluran kencing bagian atas dan bawah. 7,8
Alasan dari pemilihan kasus ini adalah karena kasus ini merupakan kasus
yang jarang dengan pemeriksaan radiologis yang cukup banyak modalitas yang
dipakai untuk menegakkan diagnosanya. Dan tujuan dari pengambilan kasus ini
ini adalah agar lebih bisa memahami gambaran radiologis tentang PUV.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Posterior Urethral Valve (PUV) adalah persistensi membran embrionik
(perkembangan yang abnormal saat masih di kandungan), yang terletak pada
uretra posterior laki-laki setinggi verumontanum, yang menyebabkan obstruksi
bladder outlet selama miksi.).1,2,11 Jaringan ini dapat menghambat atau
membuat balik aliran urin dan dapat mempengaruhi semua bagian dalam
sistem urin, disertai sedikitnya cairan amnion untuk perkembangan paru. 2
PUV juga terlihat pada kelainan congenital lain, diantaranya atresia
bowel, defek kraniospinal dan kelainan kromosom seperti sindroma down. 3
B. Etiologi dan Embriologi
Penyebab pasti dari PUV tidak diketahui secara pasti, akan tetapi hal ini
muncul dari gen multifaktor yang berhubungan dengan embryopathy. Riwayat
keturunan tidak umum terjadi, akan tetapi pernah dilaporkan ada. 7
Selama embriogenesis, ujung duktus wolfian diabsorbsi menjadi cloaca
primitif pada lokasi yang akhirnya menjadi verumontanum pada uretra
posterior. Pada laki-laki normal, sisa dari proses ini berupa lipatan pada bagian
posterior uretra yang disebut plicae colliculi. Penelitian secara histologis
menyebutkan bahwa PUV dibentuk kira-kira pada minggu ke empat gestasi,
karena duktus wolfian menyatu dengan cloaca yang berkembang.7,8 Ketika
insersi duktus mesonephricus ke dalam cloaca dalam posisi menyimpang atau
terlalu ke arah anterior, migrasi yang normal dari duktus menjadi terhalang dan
duktus menyatu ke arah anterior yang menghasilkan bentuk ridge atau lipatan
yang abnormal, yang 95 % dipercaya sebagai penyebab PUV, tipe ini disebut
sebagai PUV tipe 1. Walaupun Young mendeskripsikan adanya PUV tipe 2,
tetapi sebagian urologi anak percaya bahwa ini bukan katup yang
menyebabkan obstruksi, akan tetapi hanya hipertrofi plica colliculi. Tipe 3
hanya sekitar 5 % dan terdiri dari membrane ring type di daerah distal
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
C. Insidensi
Di Amerika Serikat insidensi terjadi pada 1 per 8000 bayi sampai 1 per
25000 lahir hidup.1,2,7,8,10,12,13 Penyakit ini terjadi secara sporadik. Akan tetapi,
beberapa kasus terlihat pada saudara kandung, sehingga diperkirakan ada
kemungkinan jalur genetik.2,3
D. Mortalitas / Morbiditas
PUV adalah penyebab insufisiensi ginjal pada kira-kira 10 15 % anakanak yang nantinya bisa berlanjut untuk transplantasi ginjal, dan kira-kira 1/3
sampai 1/2 dari bayi dengan PUV berlanjut menjadi End Stage Renal Disease
(ESRD). Gambaran klinis awal pneumothorax, bilateral vesicoureteral reflux,
dan infeksi saluran kencing yang berulang setelah ablasi katup dihubungkan
dengan resiko berlanjut ke ESRD. Pada anak masa pertumbuhan, metabolik
ginjal juga meningkat sesuai proporsinya. Kegagalan kreatinin untuk level <
0,8 mg/dL pada tahun pertama kehidupannya sebagai indikasi keterbatasan
cadangan ginjal. Pasien-pasien ini beresiko berlanjut menjadi ESRD yang
biasanya terjadi pada saat pubertas. 8
E. Gambaran klinis
Gambaran klinis tergantung dari derajat obstruksi. Pada obstruksi yang
berat, diagnosis biasanya sudah terdeteksi sebelum lahir (prenatal). 3 Gambaran
klinis prenatal sebagian besar terdiagnosis setelah terdeteksi dengan ultrasound
rutin prenatal, yaitu adanya hidronefrosis. Temuan pada prenatal meliputi
bilateral hidroureteronefrosis, distensi bladder, dan pelebaran uretra pars
prostatika (tanda kunci/key hole sign),7,11,14 ukuran janin lebih kecil dari usia
gestasi.3 Adanya focal cysts dalam parenkim ginjal adalah diagnostik untuk
dysplasia renal. 7
Gambaran klinis postnatal dapat dibagi pada saat neonates, bayi dan
anak-anak. Pada neonates dengan PUV yang tidak terdiagnosis sebelum lahir,
memberikan
gambaran
klinis
berupa
keterlambatan
atau
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
buruknya
3,7
urologi yang spesifik, seperti gangguan pengosongan urin, retensi urin, dan
infeksi saluran kencing. Gejala sekunder yang tidak spesifik seperti azotemia
atau sepsis merupakan gejala yang tidak umum. Gambaran klinis yang jarang
seperti urinoma atau urinary ascites. Hal ini mungkin terjadi karena perforasi
bladder spontan atau fornicial urinary leak. 7
Pada anak laki-laki yang lebih tua mungkin menunjukkan infeksi saluran
kencing yang berulang, mengompol pada anak laki-laki lebih dari 5 tahun,
nyeri saat pengosongan urin atau disfungsi, dan penurunan kekuatan aliran
urin. PUV kadang-kadang ditemukan saat evaluasi massa dalam abdomen atau
gagal ginjal. Hidronefrosis dan proteinuri ditemukan saat evaluasi kondisi yang
tidak berhubungan yang mungkin sebagai tanda awal PUV. 7,8
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir didapatkan pergerakan nafas yang
buruk, rongga dada yang kecil, teraba walnut-size bladder (hipertrofi otot
detrusor), distensi abdomen (ascites), potter facies, dan deformitas lengan dan
tungkai (skin dimpling) dan indentasi lutut dan siku karena kompresi dalam
uterus. 7
F. Patofisiologi
PUV memiliki derajat keparahan yang bervariasi. Derajat obstruksi dari
PUV bervariasi, karena abnormalitas ini tergantung pada konfigurasi
membrane dalam uretra yang menyebabkan obstruksi. Morbiditas dari PUV
tidak hanya terbatas pada obstruksi uretra saja, obstruksi saluran urin
kongenital saat waktu kritis organogenesis menyebabkan efek yang besar dan
jangka panjang dari fungsi ginjal, ureter dan bladder.7,8,12
Setelah 20 minggu, ginjal menyediakan lebih dari 90 % cairan amnion.
Jumlah cairan amnion yang adekuat penting untuk pertumbuhan dan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
pertumbuhan
dinding
otot
abdomen
abnormal
yang
menghasilkan gambaran prune belly. Dekompresi saluran urin bagian atas yang
mendadak dapat menyebabkan ascites urin, urinoma perirenal, dan kalsifikasi
peritoneal. Tingginya derajat oligohydramnion, azotemia dan hipoplasia pulmo
yang berat dapat menyebabkan kematian janin. 7,15
Uretra posterior dilatasi dan memanjang, verumontanum terjadi distorsi,
dan duktus ejakulatorius melebar dengan refluks urin ke vas deferens. 7
Obstruksi pada uretra posterior menyebabkan tingginya tekanan dalam
bladder, penebalan otot yang progresif (hipertrofi dan hyperplasi)
trabekulasi,
divertikulum.
sakulasi
7,9,10
dan
pada
kasus
yang
berat
terjadi
4,7,8,9
bentukan
atas karena mekanisme pop-off yang dihubungkan dengan prognosis yang baik.
Ada peningkatan kolagen dan elemen jaringan penghubung dalam bladder
dengan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
proses
yang
dinamis,
disfungsi
bladder
menyebabkan
kemunduran ginjal yang progresif dan terus menerus. Insufisiensi renal yang
disebabkan PUV kira kira 10-15 % anak anak akan menjalani transplantasi
ginjal dan 1/3 sampai 1/2 pasien denga PUV berlanjut menjadi end-stage renal
disease (ESRD). 8,12
Patologi dari ginjal meliputi hidronefrosis dan kerusakan ginjal yang
progresif. Hidronefrosis disebabkan oleh vesikoureterik refluks, obstruksi (
tingginya tekanan dalam bladder, yang disalurkan ke ureter dan ginjal secara
langsung oleh tekanan hidrostatik), pucuk ureter yang abnormal sehingga
menghasilkan dysplasia ginjal dan dilatasi collecting system. Kerusakan ginjal
disebabkan oleh 2 faktor yaitu pertama karena terjadi dysplasia renal. Displasia
renal kemungkinan menyebabkan kerusakan pada awal kehidupan janin atau
embriogenesis yang abnormal. Displasia renal adalah microcystic dan terjadi
terutama pada zona tepi kortek. Diagnostik secara histologi ditemukan adanya
parenkim ginjal yang berantakan, tampak embrionik tubulus, cartilago dan
kista serta gambaran jaringan penghubung mesenkimal. Perubahan ini
irreversible dan berlanjut dalam jangka panjang menyebabkan gagal ginjal.
Kedua karena terjadi obstruksi uropati. Ginjal yang rusak menyebabkan
obstruksi sehingga menyebabkan disfungsi glomerular dan tubular dengan
pengurangan laju filtrasi glomerular, penurunan fungsi ginjal, fibrosis dan
scarring pada parenkim ginjal, kerusakan tubuler yang menyebabkan
kegagalan dalam pemekatan dan pengasaman urin. Akibatnya terjadi
peningkatan output urin, meningkatnya sodium yang hilang dan gangguan
keseimbangan elektrolit. Perubahan ini masih ada kemungkinan reversible. 7
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
G. Klasifikasi
Pengklasifikasian Posterior Urethral obstruksi yang pertama kali
dilakukan oleh H.H Young pada tahun 1919. Verumontonum yang berada
dalam uretra pars prostatika, merupakan hal yang penting dalam pembagian
penyakit ini. 1,7
Tipe 1 : Struktur 2 membran dalam uretra posterior yang berjalan dari
bagian caudal (akhir) verumontanum meluas ke anteroinferior naik pada
sepanjang tepi lateral uretra pada masing-masing sisi dan bertemu pada jam
12.5,7 Merupakan tipe yang paling banyak.5
Tipe 2 : Membran muncul dari verumontanum meluas anterosuperior dan
melekat pada leher bladder pada bagian cranial.5,7 Merupakan tipe yang jarang
terjadi.5
Tipe 3 : diafragma sirkuler pada derah caudal dari akhir verumontanum
dengan kelainan pada bagian sentral.7
H. Diagnosis
1. Antenatal
Diagnosis antenatal dan assesmen PUV berdasar pada gambaran
radiologi ultrasound dan biokimia urin fetus, untuk menilai fungsi ginjal. 7,12
Gambaran ultrasound antenatal ditandai dengan distensi bladder dan
uretra yang tiba-tiba pada bagian proksimal ke arah katup dan hipertrofi
bladder dengan atau tanpa hidronefrosis dan hidroureter, oligohidramnion
dan dysplasia ginjal.3,4,7,14,15 Sayangnya penemuan secara umum tidak
terlihat sebelum gestasi berumur 26 minggu dan tidak secara rutin dilakukan
screening dari morfologi.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
sebelum
membuat
keputusan
akhir
pasien
terdiagnosis
hidronefrosis.7
Voiding Cystourethrografi (VCUG) adalah teknik imaging terbaik
untuk PUV. Diagnosis dibuat selama fase mikturisi pada arah lateral atau
oblik, yang dapat menggambarkan uretra secara adekuat, dalam pengawasan
fluoroscopy.3,4,7,16 Gambarannya yaitu : dilatasi dan memanjangnya uretra
posterior
3,4
10
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
lebar dan nilai filtrasi glomerulus yang rendah. Parameter yang dapat
diperkirakan diantaranya differential renal function (DRF) dan drainase.
Fungsi drainase dievaluasi saat dilatasi. Pola renogram up-sloping dengan
diuretic (furosemid) digunakan untuk menentukan obstruksi. Static scan
menggunakan dimercaptosuccinic acid (DMSA) yang dapat memperkirakan
differential renal function (DRF) dan defek parenkim fokal. DMSA di
ekstraksi oleh tubulus proksimal dan menetap di sel tersebut. Statik scan
sebaiknya tidak dilakukan pada periode neonatus karena immaturitas ginjal.
Scan sebaiknya dilakukan pada 3-6 bulan pertama untuk mendeteksi scar
pada ginjal. 7
Pemeriksaan
Laboratoris,
serum
biokimia
dilakukan
untuk
11
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
hiperrefleksi, hipokontraktilitas, myogenic failure, dan dyssinergy detrusorsphincter. Komplians bladder dan volume residu post voiding juga dapat
diukur. Komplians bladder yang buruk menyebabkan hidronefrosis
persisten. 7
Diagnosis dapat juga dibuat dengan sistoskopi, di mana kamera kecil
dimasukkan ke uretra untuk melihat langsung dari posisi posterior katup.
Keterbatasan teknik ini adalah jaringan katup posterior adalah tembus
cahaya dan dapat didorong kembali ke dinding uretra melalui perpindahan
cairan irigasi yang membuat sulit untuk dilihat. 1
3. Anak-anak
Gambaran Radiologi pada pemeriksaan excretory pyelografi adalah
pemeriksaan radiologi terbaik pada anak-anak dengan fungsi ginjal yang
normal. Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran untuk perkiraan
terbaik perbedaan fungsi ginjal, menunjukkan adanya dan derajat
hidroureteronephrosis dan level obstruksi. 5
Pada anak-anak yang ada gangguan fungsi ginjal, excretory pyelografi
kurang efektif. Renal sonografi dapat menunjukkan semua perubahan
anatomi dari proksimal uretra yang obstruksi. 5
Pemeriksaan renal isotop menggunakan techneticum 99m yang
dilabeli diethylenetriaminepentaacetic acid (99mm Tc-DTPA) kurang
memberikan informasi tentang fungsi dibanding sonografi. Diuretik
radionuklid urografi dapat digunakan untuk membedakan antara obstruksi
dan nonobstruksi hidroureteronefrosis. Urinoma dan ascites urin dapat
diidentifikasi melalui pemeriksaan renal isotop delayed images. 5
Computed tomografi (CT) tidak direkomendasikan pada investigasi
anak-anak yang dicurigai PUV. 5
Voiding Cystourethrogram (VCUG) sebagai tes yang pasti untuk
menunjukkan PUV. Kateterisasi bladder pada anak secara retrograde dengan
kejadian yang lebih umum pada tipe 1 biasanya tidak ada yang merintangi.
Pada yang tipe 3, kateterisasi biasanya sulit. Bladdernya memiliki kapasitas
yang lebar dengan dinding yang tebal dan irregular yang menunjukkan
12
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
peningkatan trabekulasi,
defect
pada
pertengahan
aliran
kontras.
Pada
pelebaran
13
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Na < 100 mEq/L; Cl < 90 mEQ/L, osmolaritas <210 mOsm/L; 2Microglobilin < 4 mg / L; total Protein < 40 mg/dL; Ca < 8 mg /dL. 7
Vesikoamniotik shunt adalah teknik popular in utero untuk
memperbaiki obstruksi uropati,7 yaitu pembuatan hubungan antara kantong
amnion dan bladder janin
shunt, membuat bypass uretra yang obstruksi). Pada dasarnya prosedur ini
terdiri dari kateter supra pubik yang dilakukan dengan bimbingan
ultrasound.3 Dekompresi inadekuat dan patensi shunt tampak pada 1 2
minggu. Pindahnya shunt juga umum terjadi. 7 Keuntungan dari prosedur ini
masih Kontroversial. 3,7
Vesikotomi janin merupakan dekompresi yang adekuat tetapi lebih
invasif dengan kemungkinan meninggalnya janin. Biasanya dilakukan pada
usia gestasi 20-24 minggu. Hanya sedikit yang dilakukan prosedur ini
karena tingginya resiko maternal dan premature.7
Fetal endoscopic valve ablation merupakan metode dekompresi
dengan prosedur yang lebih sedikit dibanding vesikotomi dan dihubungkan
dengan prematur serta meninggalnya janin. 7
2. Pengobatan post natal
Meliputi pemeriksaan klinis awal, ultrasound, serum kimia yang
dilanjutkan pemeriksaan VCUG dan kateterisasi. Drainase vesika sementara
menggunakan feeding tube (ukuran 5 atau 6 Fr) transurethral dalam kondisi
yang aseptik. Kateter balon tidak cocok untuk drainase vesika pada
obstruksi PUV karena menyebabkan spasme. Pembukaan obstruksi bladder
dengan kateterisasi baik uretra atau suprapubik sering diikuti dengan
periode dieresis post obstruksi dan penurunan kreatinin serum. Stabilisasi
medis yang adekuat adalah prioritas pada stage ini. Urin dikirim untuk
pemeriksaan mikroskopis rutin dan kultur. Darah juga dikirim untuk
pemeriksaan darah lengkap, kultur dan sensitifitas. Pada kasus PUV yang
berat, sering diikuti dengan hipoplasia pulmo, drainase kateter dilakukan
hanya
sampai
fungsi
paru
membaik.
Beberapa
pasien
mungkin
14
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
15
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
pada
dipertentangkan.1
kasus-kasus
tertentu
dan
keuntungannya
masih
cadangan untuk bayi dengan uretra yang kecil yang terbatas untuk lewat
alat. Ketika ada perbaikan dilatasi saluran urin bagian atas tanpa perbaikan
yang signifikan dari kreatinin serum, dysplasia ginjal kemungkinan besar
sedikit dibenarkan dilakukan diversi saluran urin bagian atas dibanding
ablasi katup. Diversi urin proksimal menyebabkan ketidakadaan urin yang
menuju bladder dan karenanya mencegah beredarnya dalam bladder yang
menyebabkan komplians bladder yang buruk. Pada kasus dilatasi saluran
16
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
urin yang menetap atau meningkat, peningkatan kreatinin serum atau infeksi
saluran kencing, diversi saluran urin atas sebaiknya dipertimbangkan. 7
Tindakan diversi urin meliputi: 1. Vesicostomy : vesicostomy adalah
diversi pilihan untuk neonates dengan PUV. Dome bladder sebaiknya
diangkat ke pertengahan kulit antara umbilicus dan pubis, sehingga dinding
bladder posterior tidak prolaps ke stoma. Dikatakan bahwa ini bisa
memperbaiki dan menstabilkan VUR pada 90 % pasien. Akan tetapi bentuk
stoma yang kecil menghasilkan stenosis stoma dan pengosongan bladder
yang tidak adekuat. Stoma yang lebar dapat membuat prolaps bladder.
Penggunaan vesikotomy telah menurun karena drainase sebagian besar
pasien terasa nyaman dengan ablasi katup ; 2. Cutaneus ureterostomy :
dilatasi ureter menyebabkan kegagalan dalam coaptation, yang bisa
menyebabkan kegagalan peristaltis uretes dan stasis. Karenanya dilatasi
ureter yang nyata, vesicostomy tidak dapat mengalirkan saluran urin atas;
ureterostomy mungkin diperlukan untuk membuat aliran. Ureterostomi
jangka pendek memberi keuntungan jika tidak ada interfensi dengan fungsi
bladder. Jaureguizar dkk tidak menemukan perubahan yang signifikan pada
fungsi bladder antara anak yang pertamanya menjalani pyeloureterostomy
dan
mereka
yang
pertamanya
menjalani
ablasi
katup.
Mereka
17
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
18
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
usaha
multidisiplin
antara
urologist,
pulmonologist,
gangguan
perkembangan
paru
yang
signifikan
yang
19
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Vesicoureteral refluks (VUR) umum terjadi pada PUV dan ini tampak
pada 1/3 pasien. Dihubungkan dengan PUV, refluks merupakan akibar
sekunder dari tingginya tekanan intravesika. Persisten VUR setelah ablasi
katup diobati secara konservatif dengan antibiotik. Persisten refluk akibat
buruknya pengosongan bladder bisa diobati dengan antikolinergik atau alfa
bloker. Indikasi untuk rekonstruksi pada persisten VUR meliputi kegagalan
pengobatan, ISK yang berulang dengan kerusakan ginjal dan refluks yang berat
dengan melibatkan pengosongan bladder.
20
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
21
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
BAB III
LAPORAN KASUS
keluhan utama
sekarang yaitu sejak 6 BSMRS, pasien mengeluh bila BAK tidak lancar, ngompol,
BAK hanya menetes, warna jernih kuning, disertai dengan demam, benjolan (-),
BAB biasa (tidak ada keluhan). Lalu berobat ke RSIM dan dirawat selama 2 mgg
dengan diagnosa dan terapi yang tidak tahu. Satu bln di rumah, keluhan kembali
muncul, benjolan di perut (-). Lalu berobat ke RSUP Banjar Negara, didiagnosa
ISK. Dan mendapat terapi. Penderita boleh pulang (rawat jalan).
4 BSMRS, keluhan berulang kembali disertai dengan adanya benjolan di
perut kiri. Kemudian berobat ke RSI Banjarnegara dengan diagnose tidak tahu,
lalu dirujuk ke RSS. Tetapi tidak segera berangkat. (keterbatasan beaya). 2
BSMRS : Anak tampak tambah kurus, perut membesar, benjolan di perut kiri
bertambah besar, mual (+), muntah (-), makan minum berkurang, BAK tidak
lancar, sering ngompol. Kemudian penderita berobat jalan di RSU Purbalingga
dengan diagnose ginjal membesar. Dilakuakan pemeriksaan USG dengan hasil
HN duplex grade 4 dengan cystitis. Kontrol setiap 4 hari sekali.
HMRS, keluhan menetap, keadaan umum penderita lemah, CM, HR : 130,
TD : 150/100, Sp O2 : 100 %, T : 37. Pada pemeriksaan leher didapatkan JVP
meningkat. Pemeriksaan dada didapat suara paru sonor, jantung : bising (+),
pansistolik. Paru : sonor, vesikuler (+) N, RBB +/+
Abdomen : Supel. Teraba massa di abdomen kiri atas dengan diameter : 10 cm x 9
cm. Ascites (+). Extremitas : Edema (+) pitting. Pemeriksaan kepala : edema
palpebra; Anorectal : Edema scrotal (+). Diagnosa kerja saat masuk : Krisis HT,
Susp. GGK, HN bilateral grade 4, Decomp. Cordis. Dan mendapat terapi :
Cefotaxim inj., Lasix, kalk, nifedipin, angioten, digoksin.
Pada tanggal 29-12-2010, penderita dilakukan pemeriksaan MCU dengan
hasil: terdapat penyempitan uretra di daerah uretra pars membranacea yang
22
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
23
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien merasa ada keluhan pada saat sudah anak-anak,
yaitu sakit saat buang air kecil, ngompol dan ditemukan adanya benjolan di perut
sebelah kiri atas. Sesuai pada literature disebutkan bahwa bila PUV ditemukan
pada postnatal dalam hal ini saat anak-anak, maka akan memberi gejala berupa:
infeksi saluran kencing yang berulang, mengompol pada anak laki-laki lebih dari
5 tahun, nyeri saat pengosongan urin atau disfungsi, dan penurunan kekuatan
aliran urin. PUV kadang-kadang ditemukan saat evaluasi massa dalam abdomen
atau gagal ginjal.7,8 Di RSS dilakukan pemeriksaan radiologi beberapa modalitas
antara lain : USG, MCU/VCUG, foto thorax dan renal scintigrafi. Dari bagian
urologi juga dilakukan pemeriksaan cystoscopi. Dalam literature disebutkan
bahwa pemeriksaan VCUG merupakan jenis pemeriksaan yang paling baik (gold
standard)
untuk
fluoroscopy.3,4,7,9,18
menegakkan
diagnose
dari
PUV
ini
dan
dibawah
bilateral grade 4,
Hidroureter bilateral, Penebalan dinding VU, curiga kelainan congenital. Hal ini
membuktkan bahwa terdapat obstruksi uropati.
Pada pemeriksaan VCUG tidak didapatkan adanya VUR, memang tidak
semua kasus PUV didapatkan VUR, dalam literature disebutkan sekitar 50 %
kasus PUV yang disertai dengan VUR.3,7 Pada kasus ini tidak didapatkan adanya
VUR. Pada saat pemeriksaan VCUG ada kekurangan, tidak diambil foto dengan
film yang besar yang memperlihatkan proyeksi letak ginjal, sehingga adanya
refluk yang sudah sampai ke ginjal tidak bisa dievaluasi.
24
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
25
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
BAB V
KESIMPULAN
Pada laporan kasus ini dilaporkan mengenai pasien anak laki-laki usia 9
tahun dengan gejala/keluhan berupa BAK yang tidak lancar, ngompol disertai
adanya benjolan di perut bagian kiri atas. Di RSS dilakukan pemeriksaan
radiologis foto thorax, VCUG, USG, renal scintigrafi dan dari bagian urologi
dilakukan pemeriksaan cistoscopy. Berdasar hasil pemeriksaan dan ditunjang
beberapa literature yang mendukung, maka diagnosis mendukung ke arah PUV.
Kesimpulan gambaran mendukung ke arah PUV, dikarenakan melihat
hasil pemeriksaan VCUG berupa : terdapat penyempitan uretra di daerah uretra
pars membranacea yang mengakibatkan pelebaran uretra pars prostatika serta
adanya multiple divertikel dan cellulae pada VU, cystitis dengan fungsi voiding
terganggu. Didukung pemeriksaan USG yang menyebutkan adanya HN bilateral
grade 4, Hidroureter bilateral, Penebalan dinding VU dan hasil renal scintigrafi
berupa penurunan fungsi ren bilateral yang berat sampai non fungsi terutama ren
sinistra.
26
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1.
2.
3.
4.
Rana ES, Lowe LH, Blask AN, Majd M. Imaging In Pediatric Urology .
Pediatric Clinic of North America.1997;44(5): 1065-75
5.
6.
7.
Nasir AA, Ameh EA, Abdur-Rahman LO, Adeniran JO, Abraham MK.
Posterior urethral valve. World J Pediatr. 2011; 7(3):205-16
8.
Available From:
27
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
12. Casella DP, Tomaszewski JJ, Ost. Review Article Posterior Urethral Valves:
Renal Failure and Prenatal Treatment. International Journal of Nephrology.
2012; 351067: 1-4
13. Uddin M, Bhuiyan AZ, Abedin K, Razzaque K. Posterior Urethral Valves:
Fulguration And Results. Bangladesh Journal of Urology. 2010; 13(2): 60-3
14. Dyer RB, Chen MY, Zagoria RJ. Classic Signs in Uroradiology.
RadioGraphics. 2004; 24:S24780
15. Belarmino JM, Kogan BA. Management of neonatal hydronephrosis. Early
Human Development. 2006; 82: 914
16. Kawashima A, Sandler CM, Wasserman NF, LeRoy AJ, King BF, Goldman
SF. Imaging of Urethral Disease: A Pictorial Review. RadioGraphics. 2004;
24:S195216
17. Mercado-Deane M, Beeson JE, John SD. US of Renal Insufficiency in
Neonates. RadioGraphics. 2002; 22:142938
18. Fernbach SK, Feinstein FA, Schmidt MB. Pediatric Voiding
Cystourethrography: A Pictorial Guide. RadioGraphics. 2000; 20:15568
28
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
LAMPIRAN
Morfologi
Struktur anatomi urethra
Tipe-tipe PUV
29
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Pathofisiologi PUV
30
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
31
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
32
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)