Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penyempurnaan Penganjian
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
:I
NAMA
: Aditya Rizky P
13020002
Ferti Dian M
13020014
13020019
Irvan Fauzi R
13020043
GROUP
: 3K1
DOSEN
: Wulan S.,S.ST,M.T.
ASISTEN
: Desiriana
Yayu E. Y., S.S.T.
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dewasa ini peningkatan fasilitas pembuatan kain terus dilakukan , dimana mesin
tenun makin cepat dan density yang makin rapat serta tuntutan kualitas kain yang makin
tinggi, sehingga proses penganjian perlu dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
lapisan film yang rata pada kain, menyempurnakan kenampakan kain, menambahkan
berat dan menstabilkan dimensi. Maka proses penganjian menjadi suatu hal yang
penting dilakukan pada proses penyempurnaan sebab apabila penganjian baik maka
hasil tenun pun akan baik. Penyempurnaan menggunakan campuran zat kanji
merupakan pelapisan serat dengan lapisan film pelindung yang pada akhirnya lapisan
tersebut harus mudah dihilangkan pada saat proses penghilangan kanji. Oleh sebab itu,
suatu ikatan yang terlalu kuat antara serat dan zat kanji bukan merupakan hal yang
utama. Lebih disukai ikatan tersebut berupa ikatan hydrogen atau van der waals atau
jenis ikatan elektrostatik yang relatif lemah, dan sifatnya fisik. Fiksasi tersebut dapat
berbentuk gaya-gaya dwikutub atau elektrolit. Finish kanji bersifat sementara dan
mempunyai daya tahan cuci yang sangat rendah. Finish kanji ditujukan untuk kain-kain
kapas putih, baik sebagai zat perekat maupun sebagai zat-zat perekat lain, misalnya
kaolin yang digunakan sebagai zat pemberat.Kain yang difinish dengan kanji mudah
diserang jamur apabila disimpan di tempat yang lembab.Demikian juga larutan kanji
yang disimpan, mudah rusak karena pengaruh jamur.Untuk menghalangi tumbuhnya
jamur perlu penambahan-penambahan zat antiseptik ke dalam larutan kanji. Zat-zat anti
septik yang biasa digunakan adalah : Magnesium klorida, Seng klorida, Seng sulfat,
Barium klorida, Fenol, Asam kresilat, Asam salisilat, Formaldehida, Salisil anilida dan
Tembaga sulfat.Pelemas perlu ditambahkan untuk mendapatkan hasil finish yang
mempunyai pegangan halus. Zat-zat pelemas yang biasa digunakan adalah gliserin,
TRO, minyak-minyak, gajih, Textile Finishing Oil. Tapi apabila lebih diperlukan kain
denga
efek
kaku
maka
tidak
perlu
ditambahkan
zat
pelemas.Untuk
proses
penyempurnaan kanji pada bahan selulosa dan sintetik, maka kanji yang digunakan pun
akan berbeda.
1.2.
Rumusan Masalah
A. Bagaimana mekanisme proses penyempurnaan penganjian?
B. Faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap proses penyempurnaan
penganjian?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Mengetahui mekanisme proses penyempurnaan
penganjian
pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Serat Kapas
Penampang melintang dari serat berbahan kapas ini yang merupakan salah satu
serat alam yang paling banyak digunakan, memiliki bentuk yang tidak beraturan
yaitu seperti ginjal. Bentuk penampang melintang seperti itu membuat hasil
pencelupannya memiliki daya kilap yang kurang, akan tetapi bentuk seperti itu
memberikan daya penutup kain yang lebih besar.
Gambar 3.1
Struktur molekul serat selulosa
(P. Soeprijono S.Teks, dkk, Serat Serat Tekstil, ITT, Bandung, 1974)
Serat poliester merupakan suatu polimer yang mengandung gugus ester dan
memiliki keteraturan struktur rantai yang menyebabkan rantai-rantai mampu saling
berdekatan, sehingga gaya antar rantai polimer poliester dapat bekerja membentuk
struktur yang teratur. Serat ini dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol.
Reaksi pembentukan polyester
Kekuatan tarik serat polyester sekitar 4.5 7.5 g/denier, sedangkan mulurnya
berkisar antara 25 % sampai 75 %.
Derajat kristalinitas adalah faktor penting untuk serat poliester, karena derajat
kristalinitas serat sangat berpengaruh pada serap zat warna ,mulur, kekuatan
tarik, stabilitas dimensi serta sifat-sifat lainya.
Serat poliester tahan terhadap panas sampai pada suhu 220 oC, diatas suhu
ini akan mempengaruhi kekuatan, mulur, dan warnanya menjadi kekuningan.
Suhu
230-240
menyebabkan
poliester
melunak,
suhu
260
Poliester memiliki sifat elastisitas yang baik dan ketahanan kusut yang baik.
kuat.Poliester tahan zat oksidator, alkohol, keton, sabun, dan zat-zat untuk
pencucian
kering.Poliester
larut
dalam
meta-kresol
panas,
asam
trifouroasetat-orto-clorofenol.
Elastisitasnya
jelek,
apabila
dalam
pertenunan
benangnya
2.4.
merusak.
Rayon tahan pelarut-pelarut untuk pencucian kering.
Alkali kuat dapat menggelembungkan rayon dan menyebabkan
kekuatan turun.
Oksidator mempengaruhi serat rayon
Kanji
Kanji adalah simpanan atau timbunan makanan pada tumbuh-tumbuhan yang
tersimpan pada biji, batang, akar atau lainnya.Kanji ada dua macam, yakni kanji
alam dan kanji sintetik.Kanji merupakan butiran yang berbeda-beda bentuknya
tergantung pada asal kanjinya.
2.4.1. Kanji Alam
perlu
diendapkan.Apabila
kanji
diberi
air
panas
butiran
kanji
mengembang menjadi gelatin. Pada suhu yang cukup tinggi akan berbentuk pasta
kental. Suhu pembentukan gelatin untuk tiap jenis kanji berbeda dan dapapt dipakai
untuk emmbedakan kanji yang satu terhadap yang lain.
Suhu pembentukan gelatin.
Kanji
Kentang
Tapioka
Sagu
Jagung
Beras
Suhu (O0)
65 68
70 74
72 74
75 77
80 83
CH3COOCH= CH2
asam asetat
vinil asetat
Vinil asetat dilarutkan dan dipolimerisasikan menjadi PVA dengan katalisator lalu
dengan penambahan NaOH untuk menyabunkan PVA menjadi PVA yang
mengendap.
(-CH2CH-OCOCH3)n + n NaOH
PVA
(CH2CHO)n + n CH2COONa
PVA
Serat sintetik mempunyai kemurnian lebih tinggi dibandingkan serat alam. Oleh
karena itu diperlukan kanji yang mudah dihilangkan dengan proses sederhana. PVA
merupakan kanji sintetik yang paling banyak digunakan karena mudah dihilangkan.
2.5.
Substansi kimia yang dikenal dengan elektrolit merupakan komposit ionic (asam,
basa, garam) dan disebut kation bila ionnya positif dan anion bila ionnya negatif.Zatzat tersebut bersama dalam bentuk terlarut dan mampu berlaku sebagai medium
konduktif.Hal penting pada elaktrolit adalah kelarutannya yang cepat berkat
afinitasnya yang tinggi terhadap air, sehingga mudah dihilangkan dalam pencucian.
Fiksasi zat kanji pada serat adalah murni ikatan fisik dan contohnya adalah :
BAB III
PERCOBAAN
3.1.
3.1.1 Alat
-
3.1.2 Bahan
3.2.
Kain kapas
Kain TC
Kanji Tapioka
Kanji PVA
Resep
1 ml/L
0,5 ml/L
70oC
70%
100oC, 3
Resep
Jenis Kain
Jenis kanji
Kelompok 1
Kapas
Tapioka
Kelompok 2
Poliester
Konsentrasi
kanji (%)
2,5
WPU
1.6,2.6,3.6,4.6
70 %
T/R,kapas,
Kelompok 4
Poliester,
Tapioka
70 %
Tapioka : PVA
2:5 ,3:5 ,
70 %
Rayon
Kelompok 5
Kapas
4:5,5;5
Ket :
Variainnnn : VARIASI
3.3.
Fungsi Zat
1. Tapioka :
Bahan utama proses penyempurnaan penganjian yangberasal dari alam
yang akan memberi lapisan film pada bahan sehingga membuat kain
menjadi lebih keras dan kaku.
2. CuSO4:
Zat pengawet yang akan mencegah timbulnya jamur dan bakteri pada
larutan kanji dan pada hasil penganjian yang dapat merusak serat pada
bahan.
3. Sunsoflon Tk-07 :
Bahan dari suatu senyawa silikon yang dapat memberikan pegangan
yang lembut pada kain sehingga dapat mengurangi kekakuan dari
penggunaan kanji yang terlalu banyak.
4. PVA :
Zat penyempurnaan kanji untuk penganjian serat sintetik dan alam
sehingga membersihkan efek penganjian yang diinginkan.
3.4. Diagram Alir
Ppp aeee dl r a s d
s e t
an png a k n
r i k
aped lr re a i o n t s g
a
dsnp age nm
k a i
bpas anae n hn ag
n
n j i a n
3.5.
Cara Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.6.
ri i u t
a n j i
e a n
a n a
na
Skema Proses
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Percobaan
PARAMETER
1,6
4,16
4,26
2,40%
3,2
32,768
2,6
4,22
4,31
2,13%
3,1
29,791
3,6
4,12
4,2
1,94%
2,9
24,389
4,6
3,8
3,87
1,84%
2,7
19,683
294,912
268,119
219,501
177,147
2.13%
penambahan berat %
WPU
1.94%
1.84%
PARAMETER
1:3
4,0
4,2
4,70 %
3,35
225,57
3:1
4,0
4,1
2,40%
3,475
251,776
2:2
4,0
4,3
6,90 %
4,25
460,593
294.91 268.12
219.5
Axis Title
177.15
WPU (kg/cm persegi)
4.1.2. Hasil Percobaan Kel 2 ( Variasi Konsentrasi kanji terhadap jenis kanji Tapioka
: PVA )
6.90%
6.00%
5.00%
4.70%
4.00%
3.00%
2.40%
2.00%
1.00%
0.00%
PARAMETER
Bahan
Kapas
3,70
3,80
2,70%
2,8
Poliester
3,10
3,20
3,22%
2,7
Rayon
7,80
7,87
0,89%
3,4
460.59
251.78
T/R
3,8
3,87
1%
3
Kain T/R
PARAMETER
3:5
3,8
4,0
5,26%
4:5
4,0
4,1
2%
5:5
4,0
4,2
5%
2,6
158,184
3,35
338,3583
75
3,775
484,164984
4
3
2.5
2.8
2.7
Kain Kapas
Kain Poliester
2
1.5
1
0.5
0
Kain Rayon
Kain T/R
3.1.1. Hasil Percobaan Kel 5 (Variasi Konsentrasi kanji terhadap jenis kanji
TAPIOKA : PVA )
5.26%
5.00%
2.00%
4.2.
338.36
484.16
158.18
Pembahasan
Dari praktikum penganjian ini banyak faktor yang berpengaruh, seperti jenis kanji,
konsentrasi kanji, WPU dan jenis bahan terhadap penambahan berat dan kekakuan
kain. Variasi WPU dilakukan pada bahan kapas dan pengaruh nya terhadap
penambahan berat yakni seiring dengan bertambah nya tekanan rol padder yang
digunakan maka penambahan berat pada kain hasil uji semakin sedikit. Hal tersebut
dikarenakan semakin besar tekanan rol maka akan semakin besar pula efek
pemerasan nya, alhasil penambahan berat nya pun akan sedikit . Semakin banyak
atau sedikitnya kanji yang berada dalam serat akan berpengaruh pula terhadap
kekakuan kain. Semakin banyak kanji yang berpenetrasi terhadap serat maka bahan
akan semakin kaku.
Variasi konsentrasi kanji juga dilakukan pada kain kapas, dimana kanji yang dipakai
adalah campuran kanji PVA 5g/l dan tapioka (2%; 3%; 4% dan 5%).Kanji tapioca
adalah kanji alam sehingga cocok untuk dipakai pada bahan kapas yang merupakan
serat alam.Pada penyempurnaan penganjian, terjadi penambahan berat pada setiap
bahan, hal ini dikarenakan kanji mengisi bagian antar benang yang kosong, sehingga
menjadi penuh dengan otomatis terjadi penambahan berat pada bahan.Semakin
tinggi konsentrasi kanji tapioka yang dipakai maka semakin besar penambahan berat
kain, namun hal tersebut tidak sesuai dengan hasil percobaan yang tidak
menunjukkan hubungan antara banyaknya kanji yang dipakai dan penambahan
berat.Namun untuk hasil uji kekakuan didapat bahwa semakin tinggi konsentrasi
tapioka yang dipakai maka semakin tinggi nilai kekakuannya.
yang merupakan kanji alam. Namun, dalam hal ini, presentase penambahan berat
kain poliester yang besar bisa dikarenakan oleh serat poliester yang masih mampu
berikatan dengan kanji secara lemah dengan ikatan fisika atau elektrostatik.
Sehingga, viskositas larutan kanji yang tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental,
membuat kanji masih bisa menempel pada permukaan serat poliester dengan baik.
Ditambah dengan WPU sebesar 70%, perendaman dalam pasta kanji sebelum
padding pada suhu kurang lebih 70oC, dan proses pengeringan serta penyetrikaan
membuat kanji yang berada pada permukaan serat poliester pun menjadi semakin
kuat menempel. Kain rayon memiliki persentase pertambahan berat paling sedikit
walaupun kain rayon termasuk jenis kain selulosa yang memiliki struktur yang hampir
sama dengan kain kapas, tetapi rayon memiliki tingkat elastisitas yang jelek. Hal ini
yang membuat pada saat kain rayon diproses padding dengan pasta kanji, kemudian
dilakukan pengeringan terjadi adanya penarikan yang membuat kain rayon tidak
berbentuk seperti awal, sehingga mempengaruhi ikatan dengan kanji.
Sebaliknya, pada uji kekakuan kain rayon memiliki tingkat kekakuan yang paling
besar, dibanding dengan kain poliester yang memiliki tingkat kekakuan yang paling
kecil. Hal ini dikarenakan oleh sifat fisika, serta struktur molekul antara serat rayon
dan poliester yang berbeda, kemudian adanya perlakuan kain sebelum proses
penyempurnaan penganjian (pre treatment) yang juga berbeda (seperti pada
poliester yang mengalami proses pengurangan berat agar lebih langsai) membuat
hasil uji kekakuannya juga relatif jauh berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Tekstil.Bandung
Susyami,N.M, dkk. 2005. Teknologi Penyempurnaan Kimia. Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil: Bandung.
Tekstil,
Institut
Teknologi