BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Bumi ini mempunyai alam yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup yang
menempatinya. Sumber daya alam yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk kelangsungan hidupnya. Sebagai contoh, sumber daya alam yang terdapat di
Bumi ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pembagkit listrik seperti
angin, air dan panas bumi.
Di beberapa belahan dunia mempunyai struktur geologi yang memungkin untuk
membangun suatu pembangkit listrik menggunakan tenaga angin. Seperti Jerman,
Amerika Serikat dll telah membangun pembangkit listrik tenaga bayu (angin).
Turbin yang digunakan PLTB berbeda bentuk dibanding dengan pembangkit
lainnya. Bentuknya seperti kincir angina dan membutuhkan kecepatan angina yang
pas diketinggian 10 m diatas bumi.
Sebagai mahasiswa elektro kita harus mampu mengetahui tentang berbagai
macam pembangkit, salah satunya adalah PLTB.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan penulisan adalah:
1. Untuk menyelesaikan salah tugas Kapita Selekta pada semester ganjil 2014
2. Untuk mengetahui tentang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB)
1.4 Metode dan Teknik Penulisan
1.4.1 Metode
Metode yang digunakan adalah analitik deskriptif, karena penulisan ini bertujuan
untuk mendeskripsikan data yang diperoleh baik dari berbagai rujuan kemudian
ditarik kesimpulan.
1.4.2
BAB II
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB)
generator dan perlengkapannya, poros kecepatan tinggi (high speed shaft), lalu
komponen yang terpenting yaitu mesin generator sebagai pembangkit listrik.
Pada tahun-tahun belakangan ini, biaya tenaga listrik dihasilkan-angin telah turun
banyak, dan kini lebih rendah dari biaya listrik dihasilkan-bahan bakar. Sejak 2004,
tenaga angin telah menjadi bentuk penghasilan tenaga baru yang paling murah
2.2 Sejarah PLTB
Ada ribuan turbin angin yang beroperasi, dengan kapasitas total 58.982 MW yang
69% berada di Eropa (2005). Merupakan cara alternatif penghasilan listrik yang
paling tumbuh cepat dan menyediakan tambahan yang berharga bagi stasiun tenaga
berskala besar yang berbeban besar. Penghasilan kapasitas listrik diproduksi-angin
berlipat empat antara tahun 1999 dan 2005. 90% dari instalasi tenaga angin berada di
AS dan Eropa. Pada tahun 2010, Asosiasi Tenaga Angin Dunia mengharapkan
120.000 MW akan terpasang di dunia.
Jerman, Spanyol, Amerika Serikat, India dan Denmark telah membuat invesatasi
terbesar dalam penghasilan listrik dari angin. Denmark terkenal dalam pemroduksian
dan penggunaan turbin angin, dengan sebuah komitmen yang dibuat pada tahun
1970-an untuk menghasilkan setengah dari tenaga negara tersebut dengan angin.
Denmark menghasil lebih dari 20% listriknya dengan turbin angin, persentase
terbesar dan ke-lima terbesar dari penghasilan tenaga angin. Denmark dan Jerman
merupakan eksportir terbesar dari turbin besar.
Penggunaan tenaga angin hanya 1% dari total produksi listrik dunia (2005).
Jerman merupakan produsen terbesar tenaga angin dengan 32% dari total kapasitas
dunia pada tahun 2005. Targetnya pada 2010, energi terbarui akan memenuhi 12,5%
kebutuhan listrik Jerman. Jerman memiliki 16.000 turbin angin, kebanyakan terletak
di utara negara tersebut termasuk tiga terbesar dunia, dibuat oleh perusahaan Enercon
(4,5 MW), Multibrid (5 MW) dan Repower (5 MW). Provinsi SchleswigHolstein Jerman menghasilkan 25% listriknya dari turbin angin.
Saat ini, London Array adalah ladang angin lepas pantai terbesar di dunia dengan
kapasitas mencapai 1000 MW. Diresmikan oleh perdana menteri Inggris David
Cameron pada tanggal 4 Juli 2013.
Angin merupakan udara yang bergerak atau udara yang berpindah tempat,
mengalir dari tempat yang dingin ke tempat yang panas dan dari tempat yang panas
mengalir ke tempat yang dingin, demikian terus-menerus. Angin timbul akibat
sirkulasi di atmosfer yang dipengaruhi oleh aktivitas matahari dalam menyinari bumi
yang berotasi.
Angin adalah proses alam yang berlaku secara skala kecil dan skala besar, secara
lingkup daerah dan dunia. Di lapisan atmosfir bawah udara dingin mengalir dari
daerah kutub menuju daerah khatulistiwa dan di lapisan atmosfir atas udara hangat
mengalir dari khatuistiwa menuju daerah kutub.
Angin merupakan suatu energi alam yang berlimpah adanya di bumi yang juga
merupakan energi yang murah serta tak pernah habis. Energi angin telah lama dikenal
dan dimanfaatkan oleh manusia. Adapun pemanfaatannya adalah antara lain:
Tenaga angin banyak jumlahnya tidak akan habis, tersebar luas, bersih dan
merendahkan efek rumah kaca.
2.3.2
Tenaga angin menunjuk kepada pengumpulan energi yang berguna dari angin.
Pada tahun 2005, kapasitas generator tenaga angin adalah 58.982 MW. Hasil tersebut
kurang dari 1% penggunaan listrik dunia. Kebanyakan tenaga angin modern
dihasilkan dalam bentuk listrik dengan mengubah rotasi dari pisau turbin menjadi
arus listrik dengan menggunakan generator listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin) merupakan pembangkit listrik
yang sangat ramah lingkungan. Penerapannya bisa dalam bentuk wind farm ataupun
stand alone, baik yang terhubung ke dalam grid maupun tidak. PLT Angin sangat
cocok diterapkan pada lokasi terpencil maupun yang telah mempunyai grid.
Keberadaan dan kelangsungan suatu PLT Angin ditentukan oleh pemilihan lokasi
(sitting) yang tepat berdasarkan data angin yang akurat dan berlaku sepanjang waktu
guna (service life) mesin turbin angin. Oleh sebab itu studi potensi angin sepanjang
tahun pada lokasi yang mempunyai potensi merupakan sesuatu yang mutlak
dilakukan sebelum diputuskan untuk membangun PLT Angin.
Untuk itu kegiatan Pengukuran Potensi Energi Angin bertujuan untuk
memperoleh suatu lokasi yang secara teknis dan ekonomi layak dibangun pembangkit
listrik tenaga angin (PLT Angin) terutama di daerah yang belum terjangkau
Pembangkit Listrik yang berasal dari energi fosil maupun energi baru terbarukan lain.
2.3.3
Sumber energi terbarukan dan dapat diandalkan, angin yang menjalankan turbin
selalu gratis dan tidak terkena dampak harga bahan bakar fosil yang fluktuatif.
Tenaga ini juga tidak butuh untuk ditambang, digali atau dipindahkan ke pembangkit
listrik. Seiring meningkatnya harga bahan bakar fosil, nilai tenaga angin juga
meningkat dan biaya keseluruhan pembangkit akan menurun.
Selanjutnya, dalam proyek besar yang menggunakan turbin ukuran medium yang
sudah disetujui, tenaga angin mampu beroperasi hingga 98% secara konstan. Artinya
hanya dua persen waktu turun mesin untuk perbaikan catatan yang jauh lebih baik
dari yang bisa diharapkan dari pembangkit listrik konvensional.
2.4 Komponen PLTB
2.4.1 Bagian Kincir Angin
1. Blades
Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau. Angin bertiup di atas
menyebabkan pisau pisau untuk mengangkat dan berputar.
2. Rotor
Pisau dan terhubung bersama-sama disebut rotor
3. Pitch
Blades yang berbalik, atau nada, dari angin untuk mengontrol
kecepatan rotor dan menjaga rotor berputar dalam angin yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah untuk menghasilkan listrik.
4. Brake
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar
bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang
karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.
Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja
pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan
menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika
tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari
kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya overheat, rotor breakdown,
kawat pada generator putus karena tidak dapat menahan arus yang cukup
besar.
5. Low-Speed Shaft
Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi per menit.
6. Gear Box
mekanisme
kontrol
yaw
tambahan
untuk
b. Turbin Savonius
Turbin Savonius diciptakan pertama kali di negara Finlandia dan
berbentuk S apabila dilihat dari atas. Turbin jenis ini secara umumnya
bergerak lebih perlahan dibandingkan jenis turbin angin sumbu horizontal,
tetapi menghasilkan torsi yang besar.
Kelebihan TASV:
Kekurangan TASV:
a. Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH
karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
b. TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang
di elevasi yang lebih tinggi.
c. Kebanyakan TASV mempunyai
torsi
awal
yang
rendah,
dan
Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari penggabungan
dari beberapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik. Cara kerja
dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin
angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan
listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan
listrik).
memutar rotor pada generator letaknya di bagian belakang turbin angin. Generator
mengubah energi putar rotor menjadi energi listrik dengan prinsip hukum Faraday,
yaitu bila terdapat penghantar didalam suatu medan magnet, maka pada kedua ujung
penghantar tersebut akan dihasilkan beda potensial.
2.4.2
Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin
memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan
menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk
menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan
untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin.
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan
elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik
permanen.
Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah
kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai
berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi
perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan
arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk
akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC dengan
bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan
kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Pada Gambar 2.3 generator diberi controller agar putaran turbin dapat diatur
tergantung nilai drop teganganya.
2.6 Sistem Kelistrikan PLTB
Secara umum sistem kelistrikan dari PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu
kecepatan konstan dan kecepatan berubah. Keuntungan dari sistem kecepatan konstan
(fixed-speed) adalah murah, sistemnya sederhana dan kokoh (robust). Sistem ini
beroperasi pada kecepatan putar turbin yang konstan dan menghasilkan daya
maksimum pada satu nilai kecepatan angin. Sistem ini biasanya menggunakan
generator tak-serempak (unsynchronous generator), dan cocok diterapkan pada
daerah yang memiliki potensi kecepatan angin yang besar. Kelemahan dari sistem ini
adalah generator memerlukan daya reaktif untuk bisa menghasilkan listrik sehingga
harus dipasang kapasitor bank atau dihubungkan dengan grid. Sistem ini rentan
terhadap pulsating power menuju grid dan rentan terhadap perubahan mekanis secara
tiba-tiba. Gambar berikut menunjukkan diagram skematik dari sistem ini.
Gambar 2.12 Sistem PLTB Kecepatan Berubah / Variable Speed (Back To Back Converter)
Sistem variable speed (Gambar 2.13) dan (Gambar 2.14) adalah sistem PLTB yang
dibedakan berdasarkan jenis generator yang digunakan.
Gambar 2.13 Sistem PLTB Kecepatan Berubah / Variable Speed (Rotor Sangkar)
Gambar 2.14 Sistem PLTB Kecepatan Berubah / Variable Speed (Rotor Magnet Permanen)
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
BAB III
PENGARUH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU
3.1 Kelebihan dan Kelemahan PLTB
3.1.1
Kelebihan PLTB
Kelemahan PLTB
Biaya instalasi tenaga angin yang masih relatif tinggi merupakan kelemahan lain
dari energi angin. Secara kasar, dibutuhkan sekitar 10 tahun untuk mengembalikan
biaya instalasi energi angin. Memang, ini bukan waktu yang sangat panjang, namun
biaya instalasinya yang besar masih menjadi penghalang bagi banyak orang untuk
memanfaatkan energi angin.
Kelemahan lainnya dari tenaga angin adalah bangunan pembangkit listrik tenaga
angin dapat mempengaruhi estetika lanskap. Fasilitas listrik tenaga angin juga perlu
direncanakan dengan hati-hati, lokasi dan pengoperasiannya harus meminimalkan
dampak negatif pada populasi burung dan satwa liar.
3.2 Dampak PLTB
Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari
proses manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan
didirikan pembangkit listrik tenaga angin. Di samping karbon dioksida, pembangkit
listrik tenaga angin menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir
yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan menggunakan
batubara ataupun gas. Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak
sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat
penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah
dampak visual, derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi
rendah. Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih
mengganggu daripada suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu
turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis
dan juga derau suara listrik. Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi
mekanis elemen-elemen yang berada dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik
tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN
4.1 Analisis
Pada PLTB, penggunaan gear box dimaksudkan untuk menambah putaran rotor
generator yang terkopel dengan rotor turbin. Hal ini dikarenakan kecepatan angin
yang kurang cepat untuk mendapatkan putaran yang cukup untuk membangkitkan
tegangan.
Pemakaian batere di PLTB dimaksudkan agar pasokan tegangan yang dipakai
selalu tersedia. Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi hilangnya kecepatan angina
yang terjadi.
Sistem kelistrikan dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem PLTB kecepatan konstan
dan berubah. Hal ini dimaksudkan untuk melihat hasil survey lapangan angina yang
dibutuhkan.
Kelebihan dari PLTP adalah menggunakan sumber daya yang terbarukan tetapi
membutuhkan lahan yang pas untuk pembangunannya. Hal ini dilihat dari sifat angin
dan letak geografisnya.
Dampak dari PLTB dilihat dari emisi yang dikeluarkan dan dari derau mekanik.
Hal ini dilihat dari sifat pembangunan pembangkit dan besarnya ukuran turbin yang
dibuat.
4.2 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penulisan ini adalah:
1. Sumber energi yang digunakan oleh PLTB adalah angin dengan kecepeatan yang
ditentukan
2. Kelebihan dari PLTB menggunakan sumber energi yang terbarukan
3. Dua jenis turbin yang digunakan adalah turbin angin sumbu horizontal dan turbin
angin sumbu vertikal
4. Dua jenis sistem kelistrika PLTB adalah sistem PLTB kecepatan konstan dan
sistem PLTB kecepatan berubah.
5. Dampak dari PLTP adanya emisi dan derau yang teradi dll.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_angin
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=78:plt-angin&catid=80:ketenagalistrikandan-ebtke&Itemid=93
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/EnergiBersih/tenaga_angin/
http://brainly.co.id/tugas/156086
http://jendeladenngabei.blogspot.com/2012/11/pembangkit-listrik-tenaga-bayuangin.html
http://www.indoenergi.com/2012/04/keunggulan-dan-kelemahan-energi-angin.html
http://konversi.wordpress.com/2009/03/01/dampak-lingkungan-pembangkit-listriktenaga-angin/