Ulasan Jurnal
Ulasan Jurnal
Ulkus dekubitus biasanya berasal dari tekanan dan geseran yang kuat, namun
dalam perkembangannya disebabkan oleh serangkaian peristiwa multifaktorial
kompleks. Tulisan ini berkonsentrasi pada area yang kontroversi:
Tekanan kapiler
Tekanan kapiler tertutup
Intensitas dan durasi tekanan
Hiperemia reaktif
Jejas reperfusi
Gaya geser
Kandungan kolagen
Usia
Nutrisi
Pencarian ekstensif jurnal perawatan luka dan pencarian dari Medline,
Cinahl dan data Pubmed telah dilakukan. Kata kuncinya adalah ulkus dekubitus,
etiologi ulkus dekubitus, tekanan kapiler, tekanan, geseran, dan gesekan.
Etiologi
Suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat penting untuk mempertahankan integritas
kulit dan jaringan. Integritas kulit dapat terganggu ketika jaringan terkena tekanan
dan gaya geser, tergantung pada intensitas dan durasi tekanan yang diberikan dan
kemampuan individu untuk mentolerir kekuatan ini.
Efek tekanan dan geseran
Tekanan
Menurut Krouskop, penelitian telah berusaha mengetahui hubungan antara
pemberian tekanan dari eksternal dan efeknya terhadap aliran darah, meskipun
mereka hanya berfokus pada aspek biomekanik pembentukan ulkus dekubitus.
Tekanan dideskripsikan sebagai pemberian beban dengan sudut yang tepat
pada jaringan yang berhubungan. Hal ini dapat menyumbat pembuluh darah,
menghentikan aliran darah. tekanan yang menetap atau berulang akan merusak
pembuluh limfe, sehingga toksin akan tetap berada dalam jaringa, menyebabkan
kematian sel.
Tekanan kapiler yang cukup dibutuhkan untuk memindahkan cairan
melewati dinding kapiler. Hal ini akan memberikan suplai oksigen dan nutrisi ke
jaringan sekitar dan mendukung pembuangan produk sisa. Hal yang dipercaya
bahwa kekuatan kompresi yang lebih besar dari pada tekanan intrakapiler akan
membuat pembuluh darah kolaps, menyebabkan anoksia jaringan, membentuk
sisa metabolik dan kematian sel.
Teknik bervariasi telah dipikirkan untuk mengukur tekanan kapiler
tertutup. Menggunakan teknik mikroinjeksi, Landis mempelajari tekanan darah
dalam lumen kapiler bantalan kuku jari pada orang sehat. Lumen kapiler tunggal
dikanulasi, direkatkan ke mikropipet dan dihubungkan ke manometer mekuri
ganda yang mengukur tekanan tinggi dan tekanan rendah intrakapiler. Kekurangan
dalam data demografi subjek (semuanya sehat dan memiliki tekanan darah sistol
105-130 mmHg) dan dalam temperatur ruangan (18-20oC) menunjukkan unsur
kontrol dalam penelitian ini.
Hasilnya menunjukkan tekanan arteriol tungkai rata-rata 32 mmHg dan 12
mmHg pada ujung vena. Gambaran ini diterima secara luas sebagai tekanan
2
kapiler tertutup, dan masih dikutip pada banyak literatur yang diproduksi oleh
perusahaan spesialis.
Validitas penemuan ini dan hubungannya dengan praktek masih
dipertanyakan karena kapiler dikanulasi, yang dapat memberikan hasil pembacaan
tekanan yang lebih rendah sebagaimana perdarahan pembuluh darah tidak penuh
atau tertutup. Peningkatan tekanan kapiler 60 mmHg selama hiperemia dicatat tapi
tidak didiskusikan, dan Landis gagal menghubungkan mereka ke kemampuan
tubuh untuk mentoleransi tekanan dan autoregulasi. Meskipun begitu, ambang
tekanan kapiler masih dihargai sebagai standar baku emas, dan digunakan dalam
menghasilkan
alat
penurun
tekanan,
menimbulkan
pertanyaan
tentang
Hiperemia Reaktif
Tekanan atau gesekan menyebabkan nyeri yang terinduksi oleh iskemia, yang
mana individu yang sehat akan berespon dengan reposisi. Saat tekanan
dihilangkan,
bantalan
kapiler
terbuka
kembali
dan
vasodilatasi
lokal
dan Lee
menyatakan
bahwa
studi tekanan
sebelumnya
rasio beban geser terhadap tekanan total yang diberikan secara terus menerus
menurun dengan radius piston yang lebih kecil. Kosiak, Dinsdale dan Daniel et al,
semuanya menggunakan metodologi yang sama.
Semua penelitian yang didiskusikan pada tulisan ini memiliki implikasi
klinisutamar untuk menangani pasien yang beresiko ulserasi, produsen masih
menggunakan ambang batas tekanan rendah yang digambarkan pada penelitian
sebelumnya ketika memberikan peralatan dengan biaya besar pada NHS.
Sebagian besar pasien tidak berkembang menjadi ulkus dekubitus, meskipun
mengalami tekanan lebih dari 32mmHg.
Kandungan Kolagen
Struktur interdigital dermal-epidermal melindungi dari kerusakan mekanik.
Kombinasi dari kolagen cross-linkage dan elastisitas serat elastis memungkinkan
untuk perpanjangan dan recoil, menyangga struktur internal jaringan subkutan dan
fasia dari tekanan dan gaya geser. Usia lanjut, malnutrisi, stres, sepsis, tekanan
darah sistolik rendah dan inkontinensia merupakan beberapa faktor yang disebutsebut sebagai peningkat kerentanan terhadap tekanan dan geseran. Mereka
melakukan ini dengan menurunkan, merusak, mengurangi atau memperpanjang
pemulihan atau hilangnya homeostasis dalam epidermis, dermis dan jaringan di
bawahnya.
Hall et all meneliti tentang ketebalan lipatan kulit metacarpal kedua pada
626 manusia berusia antara 5 bulan sampai 73 tahun. Ada kehilangan ketebalan
kulit yang masif pada subjek yang lebih tua, diduga karena kegagalan sintesis
kolagen dan/ atau degradasi kolagen dalam dermis.
Validitas hasil ini masih dipertanyakan karena faktor lain seperti penyakit
tidak dikontrol. Reliabillitas studi juga terbuka untuk diperdebatkan karena jumlah
investigator tidak spesifik dan tidak dinyatakan kalau mereka telah mengikuti
sejumlah pelatihan, sementara umumnya ditemukan variasi dengan menggunakan
kapiler. Namun, hasil menyatakan bahwa penuaan dapat mengurangi jumlah dan
fungsionalitas kolagen, pada gilirannya mengurangi sifat penyangganya.
8
ulkus
dekubitus dalam 5 hari perawatan, diduga bahwa kerusakan jaringan yang terjadi
saat mereka berada di atas troli atau meja operasi dapat dihasilkan dari
pengurangan kolagen atau jaringan subkutan, atau gangguan aliran darah karena
atrofi dan penipisan dinding pembuluh darah dan pengurangan bantalan vaskuler.
Nutrisi
Penelitian telah menunjukkan efek yang merusak dari malnutrisi (baik gizi kurang
maupun obes, atau kekurangan nutrisi) pada semua tahappenyembuhan luka.
Masih belum jelas apakah malnutrisi dapat menyebabkan ulkus dekubitus
berkembang atau itu merupakan konsekuensi dari ulkus dekubitus yang lama.
Banyak penelitian yang melibatkan pasien dengan kerusakan akibat tekanan, dan
telah diukur kadar albumin serumnya. Pengukuran albumin masih kontroversi dan
kemungkinan indikator status nutrisi tidak terpercaya karena hasil pembacaan
yang rendah dapat menunjukkan adanya penyakit lain yang membersamai. Tapi,
ulkus dekubitus.
10
terisolasi
menggunakan
hewan
model
in
vitro.
Penelitian
terhadapmanusia diperlukan
Kesimpulan
Meskipun tulisan ini hanya mengkaji sejumlah penelitian yang kontroversi
mengenai etiologi ulkus dekubitus, jelas bahwa pemahaman kita tentang faktor
yang terlibat dalam proses ini diperbaiki. Sayangnya, banyak penelitian yang
melihat aspek biomekanik secara terisolasi menggunakan hewan model in vitro.
Beberapa penelitian manusia menguji kombinasi faktor seperti usia, stres, dan
penyakit penyerta. Ini artinya ada usaha untuk menerapkan penemuan ke aplikasi
klinis masih kontroversi.
Penelitian klinis manusia multicenter dan biomekanik menggunakan
pendekatan konsisten dan menemani semua pengetahuan dan faktor yang diduga
11
References
1 Anthony, D.M. The formation of pressure sores and the role of nursing care. J
Wound Care 1996; 5: 4, 192-194.
12
2 Bogie, K.M., Nuseibeh, I., Bader, D.L. New concepts in the prevention of
pressure sores. In: Frankel, H. (ed.). Handbook of Clinical Neurology, vol. 23.
Elsevier, 1992.
3 Bridel, J. The aetiology of pressure sores. J Wound Care 1993; 2: 4, 330-338.
4 Hopkinson, I. Growth factors and extracellular matrix biosynthesis. J Wound
Care 1992; 1: 2, 47-50.
5 Bliss, M.R. Pressure injuries causes and prevention. Hosp Med 1998; 59: 11,
841-844.
6 Gill, D. Angiogenic modulation. J Wound Care. 1998; 7: 8, 411-414..
7 Pedley, G. Is blood pressure a clinical predictor of pressure ulcer development?
J Wound Care 2000; 9: 9, 408-412.
8 Edwards, M. The rationale for the use of risk calculators in pressure sore
prevention, and the evidence of the reliability and validity of published scales. J
Adv Nurs 1994; 20: 288-296.
9 Pieper, B. Mechanical forces: pressure, shear and friction. In: Bryant, R.A. (ed.).
Acute and Chronic Wounds. Mosby, 2000.
10 Krouskop, T.A. A synthesis of the factors that contribute to pressure sore
formation. Med Hypothesis 1983; 11: 255-267.
11 Husain, T. An experimental study of some pressure effects on tissues, with
reference to the bedsore problem. J Pathol Bacteriol 1953; 66; 2, 347-358.
12 Brooks, B., Duncan, G.W. Effects of pressure on tissue. Arch Surg 1940; 40:
696-709.
13 Kosiak, M. Aetiology and pathology of pressure ulcers. Arch Phys Med
Rehabil 1959; Feb, 62-69.
13
14 Witte, M.B., Barbul, A. General principles of wound healing. Surg Clin North
Am 1997; 77: 3, 509-528.
15 Leigh, I.H., Bennett, G. Pressure ulcers: prevalence, aetiology, and treatment
modalities. Am J Surg 1994; 167: 1a, 25-29.
16 Landis, E.M. Microinjection studies of capillary blood pressure in human skin.
Heart 1930; 15:209-228.
17 Donnelly, J. Hospitalacquired heel ulcers: a common but neglected problem. J
Wound Care 2001; 10: 4, 131-136.
18 Kosiak, M. Aetiology of decubitus ulcers. Arch Phys Med Rehabil 1961; 42,
19-29.
19 Daniel, R.K., Priest, D.L., Wheatley, D.C. Aetiologic factors in pressure sores:
an experimental model. Arch Phys Med Rehabil 1981; 62: 492-498.
20 Roesel, J.F., Nanney, L.B. Assessment of differential cytokine effects on
angiogenesis using an in vivo model of cutaneous wound repair. J Surg Res 1995;
58: 449-459.
21 Bliss, M.R. Hyperaemia. J Tissue Viability. 1998; 8: 4, 4-12.
22 Young, J.D., Cameron, E.M. Dynamics of skin blood fl ow in human sepsis.
Intensive Care Med 1995; 21: 669-674.
23 Schubert, V. Hypotension as a risk factor for the development of pressure sores
in elderly subjects. J Tissue Viability 1992; 2: 1, 5-8.
24 Coleridge Smith, P.D. Free radicals and reperfusion injury. Wounds 1996; 8: 1,
9-15.
25 Dinsdale, S.M.Decubitus ulcers: role of pressure and friction in causation.
Arch Phys Med Rehabil 1974; 55: 147-152.
14
26 Thomas, D.R. Existing tools: are they meeting the challenges of pressure ulcer
healing. Adv Wound Care 1997; 10: 5, 86-90.
27 Bennett, L., Lee, B.Y. Vertical shear existence in animal pressure threshold
experiments. Decubitus 1988; 1: 1, 18-24.
28 Ashcroft, G.S., Horan, M.A., Ferguson, W.J. The effects of ageing on
cutaneous wound healing in mammals. J Anatomy 1995; 187: 1-26.
29 Stotts, N.A. Risk of pressure ulcer development in surgical patients: a review
of the literature. Adv Wound Care 1999; 12: 3, 127-136.
30 Hall, D.A., Blackett, A.D., Zajac, A.R. Changes in skin fold thickness with
increasing age. Age Ageing 1981; 10: 1, 19-23.
31 Imayama, S., Braverman, I.M. A hypothetical explanation for the ageing of the
skin. Am J Pathol 1989; 134: 1019-1025.
32 Versluysen, M. How elderly patients with femoral fracture develop pressure
sores in hospital. Br Med J 1986; 292: 1311-1333.
33 Van De Kerkhof, P.C.M., Van Bergin, B., Sprujit, K., Kuiper, J.P. Age-related
changes in wound healing. Clini Exper Dermatol 1994; 19: 369-374.
34 Mora, R.J.F. Malnutrition:organic and functional consequences. World J Surg
1999; 23: 530-555.
35 Berlowitz, D.R., Wilking, S.B. Risk factors for pressure sores: a comparison of
cross sectional and cohort derived data. J Am Geriatric Soc 1989; 37: 11, 10431050.
36 Gray, P., Carlson, G.L., Wright, C., Irving, M.H. Which nutritional
measurements assess protein, energy, nutritional status in patients receiving home
parenteral nutrition. Clin Nutrition 1994; 13: 29-35.
37 Breslow, R. Nutritional status and dietary intake of patients with pressure
ulcers: review of research literature 1943 to 1989. Decubitus. 1991; 4: 1, 16-21.
15
38 Brown, K. The role of nutrition in pressure area care. J Tissue Viability 1991;
1: 3, 63-64.
39 Strauss, E.A., Marjolis, D.J. Malnutrition in patients with pressure ulcers. Adv
Wound Care. 1996; 9: 5, 37-40.
40 Pinchcofsky-Devin, G.D., Kaminsky, M.V. Correlation on pressure sores and
nutritional status. J Am Geriatric Soc 1986; 34: 6, 435-440.
41 Allman, R.M., Laprade, C.A. Pressure sores amongst hospitalised patients.
Ann Inter Med 1986; 105: 337-342.
16