TEKNIK EKSPLORASI
DISUSUN OLEH :
Dosen pengempuh
Yoszy Ningsih Anaperta ST, MT
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
SoalUjian
1. Jelaskan dengan
ringkas apa tujuandari suatu kegiatan eksplorasi bahan
galian !!.Mengapakegiatan eksplorasi suatu endapan bahan galian harus dilaksanakan
secarabertahap
?,
danjelaskantahapan-tahapanutamanyasertakegiatankegiatanapasaja yang umumdilakukanpadamasing-masingtahapantersebut.
Jawab :
Tujuan dari eksplorasi bahan galian adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan
mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan
menentukan gambaran geologi dan mineral berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran,
kuantitas dan kualitas suatu mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan
secara ekonomis.
Eksplorasi suatu endapan bahan galian harus dilakukan secara bertahap karena
dimana pada setiap tahapan memberikan kesempatan untuk pengambilan keputusan serta
penyempurnaan model eksplorasi serta petunjuk geologi yang lebih relevan.
Tahap-tahapan utama yang dilakukan dalam tahap eksplorasi adalah
1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Survey Tinjau
Yaitu kegiatan eksplorasi awal terdiri dari pemetaan geologi regional, pemotretan udara,
citra satelit dan metode survey tidak langsung lainnya untuk mengidentifikasi daerahdaerah anomial yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut.
Prospeksi Umum
Tahapan ini dimaksudkan untuk mempersempit daerah sebaran endapan mineral yang
potensional. Kegiatan ini dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan
contoh awal, misalnya puritan dan pemboran yang terbatas, studi geokimia dan geofisika
untuk mengidentifikasi suatu sumber daya mineral tereka yang perkiraan dan kualitasnya
dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan diatas.
2. Tahap Eksplorasi Detail
Setelah melakukan tahap eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan melakukan tahap eksplorasi
detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang
lebih dekat, yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan
data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan volume cadangan, penyebaran
kadar/kualitas, secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut
dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil
(<20%), sehingga perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat
dihindari.
3. Studi Kelayakan
Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, metode
penambangan, perencanaan peralatan dan investasi tambang. Dengan melakukan analisis
ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran. Maka dapat
diketahui cadangan bahan galian itu dapat ditambang dengan menghasilkan keuntungan
atau tidak.
4. Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi
Tahapan ini merupakan tahap terakhir sebelum dilakukan penambangan suatu daerah.
Tahap ini berupa evaluasi keseluruhan dari kegiatan produksi. Selain itu tahap ini juga
merancang kegiatan penunjang selama pertambangan seperti pembuatan jalan,
pembuatan kantor dan mess pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik metalurgi.
2. Kenapa Emas ada di Bonjol ?
Pada dasarnya Emas berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana air magmatik
yang mengandung ion sulfida, ion klorida, ion natrium, dan ion kalium mengangkut logam
emas ke permukaan bumi.Kecenderungan terdapatnya emas terdapat pada zona epithermal
atau disebut zona alterasi hidrothermal. Zona alterasi hidrotermal merupakan suatu zona
dimana air yang berasal dari magma atau disebut air magmatik bergerak naik
kepermukaan bumi. Celah dari hasil aktivitas Gunungapi menyebabkan air magmatik yang
bertekanan tinggi naik ke permukaan bumi. Saat air magmatik yang yang berwujud uap
mencapai permukaan bumi terjadi kontak dengan air meteorik yang menyebabkan ion
sulfida dan ion klorida yang membawa emas terendapkan. Air meteorik biasanya
menempati zona-zona retakan-retakan batuan beku yang mengalami proses alterasi akibat
pemanasan oleh air magmatik. Seiring dengan makin bertambahnya endapan dalam
retakan-retakan tersebut, semakin lama retakan-retakan tersebut tertutup oleh akumulasi
endapan dari logam-logam yang mengandung ion-ion kompleks yang mengandung emas.
Zona alterasi yang potensial mengandung emas dapat diidentifikasi dengan melihat lapisan
pirit atau tembaga pada suatu reservoar yang tersusun atas batuan intrusif misalnya granit
atau diorite Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengendapan di permukaan.
Daerah Bonjol terletak di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat telah dikenal sejak dulu
akan potensinya sebagai bekas areal pertambangan emas milik Belanda. Daerah ini
memiliki beberapa daerah prospek seperti: Malintang, Balimbing dan Lubang Sempit,
yang hingga sekarang masih diusahakan oleh Penambang Emas Tanpa Izin (PETI). Daerah
prospek berada dalam Formasi Gunung Amas berumur Miosen Tengah yang tersusun oleh
batuan piroklastik berupa tuf. Hasil pengamatan petrografi, uji X-Ray Diffractometer
(XRD) dan uji Analytical Spectral Devices (ASD), memberikan kesimpulan bahwa daerah
ini telah mengalami ubahan propilitik (zoisit-laumontit-kalsit-kuarsa) dan ubahan sub
propilitik (klorit-illit-adularia-kuarsa) yang kemudian mengalami overprinting oleh zona
ubahan argilik (kaolin-dikitkuarsa).Penelitian ubahan hidrotermal, mineralogi, data
geologi, dan tekstur batuan, memberikan kesimpulan daerah ini termasuk tipe endapan
epitermal sulfida rendah yang berpotensi sebagai daerah cebakan emas. Pengamatan
mineragrafi menunjukkan keberadaan emas di daerah prospek Malintang yang termasuk
dalam zona ubahan argilik (kaolin-dikit-kuarsa). Fakta ini diperkuat oleh hasil analisis
kimia AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) yang menunjukkan daerah prospek
Malintang adalah daerah anomali geokimia untuk unsur emas dengan kandungan yang
tinggi. Secara regional daerah Pasaman sebagian besar terdiri dari batuan berumur PraTersier yang tersingkap di permukaan. Batuan Pra-Tersier tersebut banyak ditemukan pada
daerah Utara hingga Selatan dari Peta Geologi Regional Padang-Medan (P3G Bandung).
Di samping itu daerah ini banyak dijumpai batuan sedimen klastik, batuan vulkanik berupa
batuan gunung api dan batuan terobosan yang berumur Tersier. Struktur regional yang
dominan berupa patahan yang memiliki arah umum Barat Laut - Tenggara dapat dijumpai
di daerah tenggara dan Selatan peta geologi regional. Secara khusus daerah yang menjadi
obyek penelitian berada pada Formasi Gunung Amas yang terdiri dari batuan gunung api
klastika menengah, lava dan sedikit intrusif. Formasi Gunung Amas ini diperkirakan
berumur Miosen Tengah sesuai dengan stratigrafi regional daerah Padang (P3G Bandung).
Kesimpulan
1. Batuan induk mineralisasi Daerah Bonjol terdiri atas piroklastik (tufa) dalam
Formasi Gunung Amas berumur Miosen Tengah.
2. Hasil analisis larutan hidrotermal mengindikasikan bahwa daerah penelitian
termasuk dalam tipe epitermal sulfida rendah.
3. Terdapat tiga zona ubahan di daerah penelitian, yakni zona ubahan propilitik
(zoisit-laumontit-kalsit-kuarsa) dan zona ubahan sub propilitik (kloritillitadularia-kuarsa), yang ter-overprint oleh zona ubahan argilik (kaolindikitkuarsa).
4. Proses Mineralisasi emas dimulai dari terlarutnya emas dalam larutan
hidrotermal akibat proses boiling, dan diakhiri dengan proses pengendapan
akibat oksidasi di dekat permukaan oleh pengaruh air meteorik.
5. Daerah penelitian masih dianggap prospek karena berada tepat di atas interval
precious metal deposit, sehingga kemungkinan besar cadangan emas di daerah
ini belum tersingkap.
6. Hasil pengamatan megaskopik, mineragrafi dan analisis anomali geokimia
menunjukkan daerah prospek emas berada di Daerah Malintang, dan termasuk
dalam zona ubahan argilik (kaolin-dikit-kuarsa).
10. Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi
permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat
Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasiinformasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta tersebut mewakili
intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Tingkat ketelitian
peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap
eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap
prospeksi s/d penemuan, skala peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.
Pada tahapan eksplorasi awal, pengumpulan data (informasi singkapan) dapat dilakukan
dengan menggunakan palu dan kompas geologi, serta penentuan posisi melalui orientasi
lapangan atau dengan cara tali-kompas.
Namun dalam tahapan eksplorasi lanjut s/d detail, pengamatan singkapan dapat diperluas
dengan menggunakan metode-metode lain seperti uji sumur, uji parit, maupun bor tangan
atau auger, sedangkan penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan alat ukur permukaan
seperti pemetaan dengan plane table atau dengan teodolit.
Singkapan
Informasi-informasi geologi permukaan tersebut pada umumnya diperoleh melalui
pengamatan (deskripsi) singkapan-singkapan batuan. Singkapan dapat didefinisikan sebagai
bagian dari tubuh batuan/urat/badan bijih yang tersingkap (muncul) di permukaan akibat
adanya erosi (pengikisan) lapisan tanah penutupnya.
2. Pada aliran sungai, dimana arus sungai mengikis lapisan tanah penutup.
3. Pada dinding lembah, dimana tanah dapat dikikis oleh air limpasan.
4. Pada bukaan-bukaan akibat aktivitas manusia, seperti tebing jalan, sumur penduduk,
atau pada parit-parit jalan, tambang yang sudah ada.
Lintasan (traverse)
Dalam melakukan pemetaan geologi yang sistematis, dibutuhkan lintasan-lintasan
pengamatan yang dapat mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan tersebut
sebaiknya dilakukan setelah gambaran umum seperti kondisi geologi regional dan
geomorfologi daerah diketahui, agar lintasan yang direncanakan tersebut efektif dan
representatif.
Pada prinsipnya, lintasan-lintasan yang dibuat pada aliran-aliran sungai atau jalur-jalur
kikisan yang memotong arah umum perlapisan, dengan tujuan dapat memperoleh variasi
litologi (batuan). Kadang-kadang juga diperlukan lintasan-lintasan yang searah dengan jurus
umum perlapisan dengan tujuan dapat mengetahui kemenerusan lapisan. Secara umum
lintasan (traverse) pemetaan ada 2 (dua), yaitu lintasan terbuka dan lintasan tertutup. Lintasan
terbuka mempunyai titik awal dan titik akhir yang tidak sama, sedangkan lintasan tertutup
Namun yang perlu (penting) diperhatikan, informasi-informasi yang diperoleh dari lintasanlintasan yang dibuat dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan korelasi (interpretasi)
batas satuan-satuan litologi.
Selain itu, ada juga metode pemetaan yang dikenal sebagai lintasan kompas dan pengukuran
penampang stratigrafi. Lintasan kompas (measured section atau tali kompas) dilakukan
dengan tujuan membuat penampang (topografi dan litologi) di sepanjang lintasan. Sedangkan
pengukuran penampang stratigrafi dilakukan untuk mengetahui ketebalan, struktur
perlapisan, variasi satuan litologi, atau mineralisasi dengan detail (rinci). Umumnya
pengukuran penampang stratigrafi dilakukan pada salah satu lintasan kompas yang dianggap
paling lengkap memuat informasi litologi keseluruhan wilayah.
Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (stratigrafi atau formasi).
Bangunan-bangunan, dll.
Sedangkan dalam melakukan interpretasi tersebut, beberapa kaidah dasar geologi perlu
diperhatikan, antara lain :
1. Efek fisiografis ; berhubungan dengan topografi dan morfologi.
2. Zona-zona mineralogis ; berhubungan dengan batas zona endapan/bijih, zona
pelapukan, dan zona (penyebaran) alterasi.
3. Aspek stratigrafi dan litologi ; berhubungan dengan perlapisan batuan,
1
Aspek struktur ; berhubungan dengan ketidak selarasan, patahan, lipatan, zona kekar,
kelurusan-kelurusan, dll.
Dari hasil pemetaan geologi/alterasi yang baik, maka dapat memberikan manfaat antara
lain :
1. Daerah (zona) pembawa bijih (zona endapan) dapat diketahui (diperkirakan).
2. Dapat disusun model geologi endapan yang bersangkutan.
3. Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona bijih/endapan) dapat dihindarkan
(efisiensi).
4. Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat diketahui dengan pasti.
menunjukkan hasil interpretasi pemetaan geologi berupa peta dan penampang geologi dari
data pengamatan singkapan di lapangan.
a. Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses penambangan dan
pengolahan diambil logamnya. Bentuk tubuh bijih dan sebaran bahan berharga
di dalamnyabermacam-macam, mulai dari sederhana sampai sangat bervariasi.
b. Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan
pengolahan dalam bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian
biasanya teratur.
c. Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi.
Bentuk tubuh bahan galiannya biasanya teratur.
Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya
a. Merata : pejal (massif), terserak merata. Koefisien variasi kecil.
b. Tidak merata: terserak tidak merata. Koefisien variasi sebaran besar.
c. Sangat tidak merata. Koefisien variasi sangat besar.
Metode
eksplorsi
Metode eksplorasi
langsung
Pemetaan geologi
Metode geofisika
Sumur uji
Metode magnetik
Parit uji
Metode geolistrik
Metode
geokimia
Metode saismik
Survey geolistrik
Tahanan jenis
Metode Polarisasi
Metode Potensial Terimbas (Induced )
Metode eksplorasi
Metode Eksplorasi Tidak Langsung
Metode eksplorasi tidak langsung adalah kegiatan eksplorasi yang dilakukan
dengan tidak berhubungan langsung dengan bahan atau endapan bahan galian yang
dicari. Kegiatan eksplorasi ini dilakukan melalui mengamati atau menganalisis
kelainan kelainan sifat sifat baik itu sifat fisik maupun sifat kimia dari batuan. Ada
beberapa metode yang umum digunakan untuk melakukan eksplorasi tidak
langsung diantaranya adalah;
A. Metode Geofisika
Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan perbedaan dari sifat fisik dari
batuan, mineral dan bijih dari endapan yang diukur. Secara umum eksplorasi
geofisika dilakukan dengan beberapa metode antara lain yaitu;
1.Metode Magnetik
Metode magnetik pada dasarnya adalah memetakan gangguan lokal
pada medan magnetik bumi yang disebabkan oleh variasi kemagnetan
batuan. Metode ini adalah metode geofisika tertua yang dikenal oleh
manusia. Sejarah metode ini dimulai dari kompas magnetik yang pertama
ditemukan di Cina 3000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya medan
magnetik bumi telah digunakan dalam eksplorasi bijih besi pada eksplorasi di
Swedia. Alat untuk menggunakan metode magnetik adalah magnetometer.
Saat ini metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang paling
banyak digunakan orang karena selain mudah penggunaannya juga murah
pemakaiannya. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan menimbulkan
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai
sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode
dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus
(current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur
voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau
potential electode disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat
elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan
cara Shlumberger.
3. Metode Seismik
Tujuan utama metode seismik adalah mengukur cepat rambat dari jenis perlapisan
yang terdiri dari batuan dengan cepat rambat berbeda tiap batuan yang akan
diterima oleh alat penerima getaran disebut geofon. Metoda ini jarang
dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan
dalam penyelidikan minyak bumi.
Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan
terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan
gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu
getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi
struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan
kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan
alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk
gelombang di dasar laut
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada jenis batuan, derajat
pelapukan, derajat pergerakan, tekanan, porositas (kadar air) dan, Umur (diagenesa,
konsolidasi, dll)
B. Metode Geokimia
Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran
kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur unsur bijih atau unsur unsur yang
berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Secara
sederhana eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih
unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas untuk
mendapatkan anomali geokimia yaitu konsentrai abnormal dari unsur tertentu yang
kontras terhadap lingkungannya.
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada
batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari anomali geokimia
berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau
background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi
1.
tahanan jenis listrik dari lapisan batuan di dalam bumi. Prinsip dasar metode
resistivitas yaitu mengirimkan arus ke bawah permukaan, dan mengukur kembali
potensial yang diterima di permukaan. Faktor geometri diturunkan dari beda
potensial yang terjadi antara elektroda potensial MN yang diakibatkan oleh injeksi
arus pada elektroda arus AB.Besarnya resistansi R dapat diperkirakan berdasarkan
besarnya potensial sumber dan besarnya arus yg mengalir. Besaran resistansi
tersebut tidak dapat digunakan untuk memperkirakan jenis material karena masih
bergantung ukuran atau geometri-nya. Untuk itu digunakan besaran resistivitas
yang merupakan resistansi yang telah dinormalisasi terhadap geometri. Ketika
melakukan eksplorasi, perbandingan posisi titik pengamatan terhadap sumber arus.
Perbedaan letak titik tersebut akan mempengaruhi besar medan listrik yang akan
diukur. Besaran koreksi terhadap perbedaan letak titik pengamatan tersebut
dinamakan faktor geometri.
2. Metode Polarisasi Terimbas (Induced Polarization)
Metode polarisasi terimbas (Induced Polarization) adalah salah satu metode
geofisika yang mendeteksi terjadinya polarisasi listrik yang terjadi di bawah
permukaan akibat adanya arus induktif yang menyebabkan reaksi transfer antara
ion elektrolit dan mineral logam. Parameter yang diukur adalah nilai dari
chargeability, yaitu nilai dari perbandingan antara peluruhan potensial sekunder
d. Eksplorasi
Eksplorasi Umum
Eksplorasi Rinci
Penyelidikan Umum
Survey Tinjau
Prospeksi
Eksplorasi Umum
Eksplorasi Rinci
KAJIAN MENGENAI KEGIATAN EKSPLORASI INI MELIPUTI :
a. Kegiatan Prospeksi (Tahap Penyelidikan, pendataan Geologi Regional, dan
stratigrafi)
b. Penyelidikan lapangan/ Kegiatan eksplorasi
c. Pengolahan data
a.Kegiatan Prospeksi
Tahap penyelidikan
Pada Tahapan Penyelidikan ini merupakan kajian langsung atas dasar data primer
(data langsung dari
lapangan) maupun data sekunder (dari literatur yg membahas lokasi daerah
penyelidikan) yg dilakukan
baik sebelum, selama maupun setelah dari lapangan.
Geologi Regional
Contoh daerah Studi yaitu pada daerah Geologi regional daerah
penyelidikan dipengaruhi oleh sistem
penunjaman lempeng yang berada disebelah barat Pulau Sumatera, yaitu antara
lempeng Eurasia yang relatif
diam dengan lempeng India-Australia yang bergerak kearah Utara hingga Timur
Laut.
Secara langsung maupun tidak langsung efek penunjaman lempeng tersebut
mempengaruhi keadaan batuan,
morfologi, tektonik dan struktur geologi didaerah penyelidikan dan sekitarnya
yang berada di Cekungan
Sumatera Selatan (Gambar Penunjaman Lempeng sebelah Barat Sumatera ).
Proses pemboran dilakukan dengan 2 unit mesin bor jenis portable yang sangat
populer yakni Tone danBell. Dua cara pemboran yang dilakukan selama
pelaksanaan program ini adalah pemboran putar (RotaryDrilling) lubang terbuka
(Open Hole Drilling) dan pemboran inti pemboran dengan bor besar di
lokasipenyelidikan akan dilakukan pemboran dengan sistim Touch Coring (TC)
dengan total kedalam 800 meter
engan rincian 612,16 meter dilakukan dengan pemboran Open Hole dan 187,84 meter
dengan pemboranCoring.
13. Alasan menjadi ahli tambang
Kerja didunia pertambangan sangat
8. Hubungan model endapan dan teknik eksplorasi adalah
tidak.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan eksplorasi detail (rinci) yang meliputi pemetaan
geologi rinci serta pengambilan contoh dengan jarak yang relatif rapat sesuai dengan sifat
endapan bahan galian termaksud. Contoh-contoh yang diperoleh kemudian dianalisis di
laboratorium untuk ditentukan kadar, sifat fisik lain yang menunjang kegiatan
penambangan.
Perhitungan cadangan dilakukan dengan berbagai metode perhitungan yang sesuai untuk
jenis dan model endapan tertentu, antara lain dengan cara area of influence, triagular
grouping,cara penampang, cara block system dan lain sebagainya. Secara konvensional
sampai kepada cara geostatistik (kriging).
9. Jelaskan secara ringkas hubungan kondisi geologi dan genesa bahan galian dengan
teknik eksplorsi!
Jawaban:
Kegiatan eksplorasi dilaksanakan berdasarkan data awal berupa
indikasi/gejala/petunjuk geologi dan proses pembentukan endapan bahan galian, sehingga
diperoleh karakteristik tertentu untuk daerah target tersebut. Indikasi (gejala) geologi yang
diamati merupakan hasil (produk) dari proses geologi (asosiasi batuan, tektonik, dan siklus
geologi) yang mengontrol pembentukan endapan, yang kemudian dikaji dalam konteks
genesa endapan berupa komposisi mineral, asosiasi mineral, unsur-unsur petunjuk, pola
tekstur mineral, ubahan (alterasi), bentuk badan bijih (tipe endapan), dan lain-lain,
menghasilkan elemen-elemen yang harus ditemukan dan dibuktikan melalui penerapan
metode (teknologi) eksplorasi yang sesuai, sehingga dapat menjadi petunjuk untuk
mendapatkan endapan bijih yang ditargetkan (guide to ore).
10. Jelaskan mengenai pemetaan geologi!
Jawaban:
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi geologi
permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi yang dapat
memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta
memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola
penyebaran batuan pada daerah tersebut. Selain pemetaan informasi geologi, pada kegiatan
ini juga sekaligus memetakan tanda-tanda mineralisasi yang berupa alterasi mineral.
Tingkat ketelitian dan nilai dari suatu peta geologi sangat tergantung pada informasiinformasi pengamatan lapangan dan skala pengerjaan peta. Skala peta tersebut mewakili
intensitas dan kerapatan data singkapan yang diperoleh yang diperoleh. Tingkat ketelitian
peta geologi ini juga dipengaruhi oleh tahapan eksplorasi yang dilakukan. Pada tahap
eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000 mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap
prospeksi s/d penemuan, skala peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.
11.
Contoh : Berlia