Anda di halaman 1dari 3

Sungai Tercemar Limbah Pabrik, Warga Surabaya Bertindak

Oleh Aji Wihardandi, June 3, 2012 2:29 pm


A+| A-

Pegiat lingkungan di Surabaya bersihkan sungai di Surabaya dari sampah untuk tekan pencemaran. Foto:
Komunitas Nol Sampah Surabaya
Tingkat pencemaran di beberapa sungai di dalam kota Surabaya kini sudah mencapai tahap
mengkhawatirkan. Sejak pekan lalu, rbuan ikan mati di beberapa sungai yang melintasi kota Surabaya.
Diantaranya di kawasan Waru Gunung, Driyorejo, hingga kawasan Wringin Anom, Kabupaten Gresik.
Ikan-ikan ini mati diduga akibat pencemaran dari limbah ratusan pabrik di sepanjang bantaran sungai di
Surabaya. Saya menduga ada dua pabrik, yaitu pabrik penyedap masakan dan pabrik tepung yang punya
andil dalam membunuh ikan-ikan ini, kata Direktur Lembaga Konservasi Lahan Basah (Ecological
Observation and Wetlands Conversation, Ecoton) Surabaya, Prigi Arisandi, kepada Tempo.
Prigi menambahkan, kecurigaan ini muncul setelah di sepanjang aliran sungai ditemukan banyak kotoran
limbah tetes tebu yang merupakan bahan pokok pembuat penyedap rasa masakan. Tak hanya itu, juga
banyak ditemukan lendir-lendir mirip sisa tepung yang mengambang di sepanjang Kali Surabaya.
Ikan-ikan yang mati di antaranya berjenis keting, rengkik, jendil, bader, serta berot. Rata-rata ikan tersebut
merupakan ikan besar dengan ukuran hingga betis orang dewasa. Matinya ikan-ikan tersebut menjadi
perhatian warga yang bermukim di tepi sungai. Namun, karena khawatir mengandung racun, mayoritas
warga tak berani mengambil ikan tersebut untuk dijadikan santapan.
Data dari Ecoton menunjukkan, di sekitar kawasan Gempol Kerep, Kabupaten Mojokerto, juga ditemukan
ribuan ikan yang mati mengambang. Warga di Gempol Kerep mencium bau tetes tebu sejak pukul 7 pagi,
dan pada siang harinya ribuan ikan di sana mati, ujar Prigi.
Ecoton mendesak PT Perum Jasa Tirta segera menggelontorkan air dengan membuka pintu-pintu air
sehingga air yang ada di Kali Surabaya segera terbuang ke laut. Ecoton juga mendesak Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, untuk sementara menghentikan aktivitas

pengambilan air Kali Surabaya sebagai bahan baku utama air minum sebelum adanya upaya
penggelontoran oleh PT Jasa Tirta. Ecoton pun meminta Gubernur Jatim bertanggung jawab atas kematian
ribuan ikan di Kali Surabaya itu melalui surat resmi disertai data serta bukti otentik. Jenis ikan mati yang
diserahkan di antaranya rengkik, belut, dan bader.
Menurut juru bicara Ecoton, Riska, selain menindak pelaku, antisipasi ke depan juga penting karena kini
memasuki musim kemarau dan hampir semua pabrik gula mulai menggilig tebu. Menurut Riska, ada dua
pabrik besar di kawasan Wringinanom dan Mojokerto yang sedang diamati secara serius oleh tim Ecoton
karena diduga menjadi sumber pencemaran di Kali Surabaya.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo pun kemudian berjanji mengungkap pelaku pencemar Kali Surabaya
dalam kurun waktu 10 hari. Hal itu sebagai jawaban atas desakan aktivis Lembaga Kajian Ekologi dan
Konservasi Lahan Basah kepada DPRD Jatim di Surabaya.
Soekarwo berharap pelaku pencemar Kali Surabaya bisa terungkap oleh tim gabungan yang dibentuk
Pemerintah Provinsi Jatim, Jasa Tirta, polisi, dan aktivis lingkungan. Soal sanksi terhadap pelaku
pencemaran, Soekarwo menyatakan tidak bisa mengintervensi keputusan pengadilan.
Pihak kepolisian pun mulai bertindak dan memulai penyelidikan atas permintaan langsung dari Gubernur
JawaTimur. Untuk saat ini, belum banyak yang bisa kami sampaikan. Karena bukti-bukti masih minim,
kata AKBP Suhartoyo, Kasubbidpenmas Polda Jatim.
Kondisi sungai di Surabaya yang mengenaskan ini pun membuat aktivis lingkungan di Surabaya turun
tangan. Hari Minggu, tanggal 3 Juni 2012, sejumlah organisasi lingkungan dan komunitas melakukan aksi
memulung sampah yang mencemari sungai. Kita sengaja melibatkan komunitas supaya mereka tahu dan
bisa ikut peduli dengan Kali Surabaya. Bahwa Kali Surabaya adalah milik kita bersama, apalagi air sungai
dipakai untuk bahan baku PDAM, kata Koordinator Komunitas Nol Sampah, Wawan Some seusai
memunguti sampah di Kali Surabaya kepada beritajatim.com
Kegiatan ini dilakukan dengan mengarungi sekitar 45 km Kali Surabaya mulai dari PDAM Karang Pilang
hingga bawah Tol Gunung Sari Surabaya. Komunitas yang mengikuti kegiatan ini diantaranya Komunitas
Jurnalis Peduli Lingkungan KJPL Indonesia dan Ecoton, Bonek Garis Hijau, Dewan Kota serta Pandu
Keadilan. Total ada sekitar 35 orang yang mengikuti kegiatan mulung sampah di sungai ini.
Selama penyusuran, banyak sampah yang ditemukan. Kebanyakan merupakan sampah rumah tangga
seperti sampah plastik, styrofoam dan diapers. Meskipun begitu, Wawan yakin banyak limbah pabrik yang
juga mencemari air sungai. Buktinya beberapa waktu lalu, ada ribuan ikan mabuk dan mati di Kali
Surabaya, ujarnya.
Ia juga berharap Pemerintah Provinsi dan PDAM juga turut mengontrol lebih ketat proses pembuangan
limbah pabrik-pabrik di sekitar Kali Surabaya. Karena ini menjadi bahan baku konsumsi air minum
sebagian warga kota, katanya.
Video dari Ecoton di bawah ini, mungkin bisa menjadi sebuah bukti bahwa rendahnya kesadaran
masyarakat dan pebisnis di kota Surabaya, menjadi salah satu sebab utama rusaknya kualitas air di
Surabaya, dan tercemarnya habitat ikan-ikan di kota Surabaya.

Sumber :http://www.mongabay.co.id/2012/06/03/sungai-tercemar-limbah-pabrik-warga-surabayabertindak/#ixzz2DLR1MkXH

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI PEMBANGUNAN INDUSTRI


DAMPAK POSITIF
a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
b. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.
c. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah
d. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
e. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
f. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang industi
DAMPAK NEGATIF
a. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
b. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
c. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-binatang, manusia dapat terkena
penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain-lain.
Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/2003970-dampak-positif-dan-negatifdari/#ixzz2DLREoV8A

Anda mungkin juga menyukai