Tibial Plateau
Tibial Plateau
Pembimbing
Mekanisme
Fraktur dari tibial plateau disebabkan oleh tekanan varus atau valgus yang
dikombnasikan dengan axial loading. 80 % terjadi karena kecelakaan kendaraan
bermotor dan sisanya karena cedera olahraga. Trauma dapat terjadi langsung, jatuh
dari ketinggian, kecelakaan industri, atau cedera olahraga. Fraktur tibial pateau terjadi
kerena low energy seperti pada usia tua karena osteoporotic dan biasanya terjadi
fraktur depres, maupun high energy karena kecelakaan kendaraan dan biasanya
terjadi fraktur spliting.4
Klasifikasi
Klasifikasi Hohl and Moore5
Klasifikasi Schatzker1
Tipe I
Tipe II
Tipe III
Tipe IV
Tipe V
Tipe VI
Kalsifikasi AO
A : Non articular
A1 Avulsion
A2 Simple metaphyseal
A3 Comminuted metaphyseal
B : Partial articular
B1 Pure split
B2 Pure depression
B3 Split depression
C : Complete articular
C1 Simple
C2 Articular simple, metaphyseal comminuted
C3 - Articular comminution
Gambar 8 : CT-scan Posisi AP, dan sagital menunjukkan fraktur kompres lateral 6
Treatment
Terapi pada fraktur tibial plateau dibagi menjadi non-operative dan operative.
Non-operative
Fraktur yang non-displaced dan stabil baik untuk diterapi non-operative.
Pemakaian hinged cast-brace untuk melindungi pergerakan lutut dan beban tubuh
merupakan salah satu metode pilihan. Latihan isometrik untuk quadricep, pasif,
aktif,dan pergerakan aktif dari lutut sebagai stabilitas dapat dilakukan. Dibolehkan
untuk memikul beban tubuh secara partial selama 8-12 minggu, dan progressif hingga
memikul beban tubuh secara keseluruhan. Terapi dengan long leg cast juga dapat
digunakan1,4.
Fraktur yang tidak bergeser atau sedikit bergeser biasanya menimbulkan
hemathrosis. Hemathrosis diaspirasi dan pembalut kompresi dipasang. Tungkai
diistirahatkan pada mesin gerakan pasif kontinyu dan gerakan lutut dimulai. Segera
setelah nyeri dan pembengkakan akut telah mereda, hinged cast-brace dipasang dan
pasien diperbolehkan menahan beban sebagian dengan tongkat penopang5.
Operative
Indikasi operasi pada fraktur tibial plateau adalah1 :
-
Depressi pada articular yang dapat ditoleransi adalah <2mm sampai 1 cm.
Instabilitas >10 derajat dari lutut yang diperpanjang dibandingkan dengan sisi
sebaliknya. Fraktur yang retak lebih tidak stabil dibandingkan fraktur yang
hanya kompresi.
Fraktur terbuka
Sindrom kompartemen
Tipe I
Tipe I undisplaced dapat ditangani dengan konserfatif. Haemarthrosis di
aspirasi
dan
dilakukan
kompresi
dengan
verban.
Tungkai
bawah
belum
Tipe II
Jika terjadi depresi <5 mm dan lutut unstable, atau jika pasein usia tua dan
.Tipe III
Pada tipe ini prinsip penanganan sama dengan tipe II. Lateral rim dari condyle
masih intak mengartikan bahwa lutut stabil. Fragmen yang depress memerlukan
elevasi. Dibantu dengan bone graft dan raft screw. Exercise dilakukan segera
mungkin setelah operasi, dan pasien dapat mengunakan cast-brace5.
Tipe IV
Fraktur dengan osteoporotik pada medial plateau sulit untuk direduksi, dapat
terjadi varus deformity pada jangka panjang. Fraktur tipe ini biasa terjadi pada usia
muda dengan trauma berkekuatan besar. Sering terdapat cedera ligament pada sisi
lateral. Prinsip penanganan fraktur ini sama dengan tipe II5.
Tipe V VI
Cedera berat yang berisiko terjadinya compartment syndrome. Pada usia tua
Tehnik Operasi
Ada dua pendekatan utama untuk tehnik operasi tibial plateau. Anterior
approach yang sering digunakan karena akses mudah pada permukaan subkutan dari
tulang. Posterolateral approach jarang digunakan nemun dapat dilakukan saat terdapat
luka pada kulit sehingga tidak mungkin dilakukan anterior approach.
Anterolateral approach lateral tibial plateau
Posisi pasien supine. Lutut di fleksikan sekitar 600. Tempatkan bantalan
dibawah bokong untuk mendapatkan eksternal rotasi normal dari tungkai bawah. Hal
ini memastikan patella menghadap ke depan. Untuk menentukan garis insisi, palpasi
proximal tibia sepanjang anterior border. Identifikasi posisi garis lateral sendi dengan
fleksikan dan ekstensikan lutut. Palpasi Gerdys tubercle lateral dari tendon patella.
Insisi dilakukan dengan bentuk S. dimulai 3-5 cm proximal garis sendi, lateral dari
batas patella tendon. Lengkungkan insisi secara anterior melewati gerdys tubercle
dan perpanjang 1 cm lateral dari batas anterior tibia.
Pendekatan lain yang bisa digunakan adalah pendekatan pada knee joint
yaitu, midline central dan tehnik Mercedes benz.
Prognosis
Prognosis pada fraktur tibial plateau adalah3 :
1.
2. Insidensi arthritis post trauma dihubungkan dengan usia pasien, lokasi dari
pergeseran, dan reduksi.
3.
Fraktur karena energy tinggi yang diterapi dengan fiksasi eksternal hanya
memiliki insidensi sebesar 5% mengenai masalah luka
Komplikasi
Komplikasi pada fraktur tibial plateau dapat dibagi menjadi dua yaitu dini dan lanjut.
1. Komplikasi dini
Kerusakan dari nervus peroneal. Hal ini umum terjadi pada trauma di aspek
lateral dimana nervus peroneal berjalan dari proksimal ke bagian atas dari
fibula dan lateral dari tibial plateau1.
2. Komplikasi lanjut
-
Kekakuan sendi.
o Pada fraktur komunitif berat dan setelah operasi yang kompleks,
terdapat banyak resiko timbulnya kekakuan lutut. Resiko ini dicegah
dengan (1) menghindari imobilisasi gips yang lama dan (2)
mendorong dilakukannya gerakan secepat mungkin5.
Deformitas.
o Deformitas varus atau valgus yang tersisa amat sering ditemukan baik
karena reduksi fraktur tak sempurna ataupun karena meskipun telah
direduksi dengan memadai, fraktur mengalami pergeseran ulang
selama terapi. Untungnya, deformitas yang moderat dapat member
fungsi yang baik, meskipun pembebanan berlebihan pada satu
kompartemen secara terus menerus dapat menyebabkan predisposisi
untuk osteoarthritis di kemudian hari5.
Osteoartritis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Koval, Kenneth J. Handbook of Fractures 3rd edition. Lippincolt William &
Wilkins. 2006
2. Netter, Frank H. Netters Concise Orthopaedic Anatomy 2nd edition. Saunders
Elseiver.
3. Frassica, Frank et al. The 5-Minute Orthopaedic Consult 2 nd edition.
Lippuncolt William & Wilkins. 2007
4. Chapman, Michael W. Chapmans Orthopaedic Surgery 3rd edition. Lippincolt
William & Wilkins. 2001
5. Alan Graham Apley. Appleys System of Orthopedics and Fracture 9 th edition.
Butterworths Medical Publications. 2010.
6. Reznik, Alan M. Tibial Plateau Fractures. The Orthopaedic Group. 2011
7. Kingsley Chin, et al. Orthopaedic Key Review Concept, 1st edition. Lippincolt
William & Wilkins. 2008
8. Dirchsl Douglas, et al. Staged Management of Tibial Plateau. American
Journal of Orthopaedic. 2007