Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN PEMELIHARAAN JARINGAN INSTALASI

PENERANGA GEDUNG
Diajukan untuk memenuhi nilai UAS mata kuliah
Teknik Pemeliharaan dan Perbaikan

Disusun Oleh:
Atmirasari Ika Utami (141321006)
2A

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

1. Pengertian dan Fungsi Sistem Jaringan Instalasi Penerangan


Gedung
Instalasi listrik adalah rakitan perlengkapan listrik terkait yang memiliki
karakteristik tekoordinasi untuk memenuhi keperluan spesisifik. (IEV 826-1001).
Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang khusus dipergnakan untuk
melayan beban penerangan.
Dalam sistem kelistrikan dikenal dua macam sistem instalasi antara lain:
1. Instalasi Pasang Dalam
yaitu instalasi yang terpasang dalam gedung gedung yang mendapatkan
suplai tenaga listrik dari jarigan instalasi luar. Pada PUIL 2000 dijelaskan
bahwa Instalasi listik pasangan dalam yaitu instalasi yang ditempatkan
dalam bangunan tertutup sehingga terlindung dari pengaruh langsung
cuaca
2. Instalasi Pasang Luar
yaitu instalasi listrik yang dipasang diluar bangunan seperti penyaluran
tenaga listrik dari jaringan distribusi ke konsumen.

2. Elemen Dasar Sistem Jaringan Instalasi Penerangan Gedung


Berdasarkan PUIL 2011 pasal 8.16.5 perlengkapan listrik pada instalasi
penerangan adalah sebagai berikut:
1. PHBK
2. Sekering
3. Sakelar
4. Fiting Lampu
5. Lampu
Selain yang tertera dalam PUIL, terdapat komponen lain yang digunakan untk
membanngun jaringan instalasi penerangan yaitu kabel dan pipa

2.1 PHBK (Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali)

Perlengkapa listrik yang dimaksudkan untuk dihubungkan ke sirkit listrik


untuk keperluan melakasanakan suatu fungsi atau lebi berikut : proteksi,
kendali, isolasi, penyakelaran (switchgear and controlgear IEV 826-16-03)
PHBK yang ditempatkan antara instalasi dan jaringan listrik umum dan
PHBK untuk pencahayaan darurat sesuai 8.16.4.1 tidak boleh dipasang dalam
ruangan yang dekat dengan umum atau didekat jalan masuk bangunan; ruang
ini dipisah denga ruang lainnya dengan dinding yang tahan api dan jarak
antara ruang ini dan tempat dimana sambungan kabel masuk harus sekecil
mungkin. (PUIL 2011 Pasal 8.16.5.1)
PHBK untuk sikrit akhir pencahayaan harus disambungkan tersendiri dan
langsung ke PHBK utama jaringa listrik. (PUIL 2011 Pasal 8.16.5.3)

Gambar 1. PHBK

2.2 Sekering dan MCB


2.2.1 Sekering

Sekering adalah gawai yang dengan peleburan satu atau lebih komponen
yang dirancang khusus dan sebanding, yang membuka sirkit tempat sekering
disisipkan dan pemutus arus bila arus tersebut melebihi nilai yang ditentukann
dalam waktu yang telah disesuaikan. Sekering terdiri atas semua bagian yang
mebentuk gawai lengkap. (fuse- IEV 441-18-01)
Sekering atau pemutus sirkit yang mengamankan sirkit akhir pencahayaan
darurat sesuai 8.16.5.1 harus ditempatkan pada PHBK yang mendapat suplai
lagsung dari baterai.( PUIL 2011 Pasal 8.16.5.4).
Sekering dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
1. Berasarkan kapasitas pemutusan
1.1 Diazed Fuse (D) dan Neozed (D0)
Merupakah jenis sekering dengan kapasitas pemutusan rendah
1.2 HRC
Merupakah jenis sekering dengan kapasitas pemutusan tinnggi, memiliki
bodi kotak atau bulat berbahan keramik dengan pisau kontak pada kedua
ujungnya.
1.3 Tabung
Merupakan pengaman lebur dengan kaastas pemutusan yang variatif
mulai kapasitas yang rendah hingga tinggi dan dapat dijumpai dalam
rating tegangan extra rendah, tegagan rendah, menengah aaupun
tegangan tinggi.

2. Berasarkan waktu kerjanya


2.1 T = Slow Blow
2.2 M = Medium Blow
2.3 F = Fast Blow
2.4 FF = Super Fast Blow
Pengenal / Paraeter Fuse adalah sebagai berikut :
1. Rated current / IN
2. Rated voltage

3. Kecepatan
4. I2t value
5. Breaking capacity

Gambar 2. Diazed Fuse

Gambar 3. Tipe tabung

Gambar 4. HRC FUSE

2.2.2 MCB
MCB merupakan peralatan pengamaan terhadap gangguan hubung singkat
dan beban lebih yang mana akan memutuskan secara otomatis apabila melebihi
dari arus nominalnya.
MCB bekerja dengan dua prinsip yakni :

1. Thermis
Prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis
logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut dilas jadi
satu keping (bimetal) dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika arus yang
melalui bimetal tersebut melebihi arus nominal yang diperkenankan maka
bimetal tersebut akan melengkung dan memutuskan aliran listrik.
2. Magnetik
Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang cukup
besar

untuk

menarik

sakelar

mekanik

dengan

prinsip

induksi

elektromagnetis. Semakin besar arus hubung singkat, maka semakin besar


gaya yang menggerakkan sakelar tersebut sehingga lebih cepat memutuskan
rangkaian listrik dan gagang operasi akan kembali ke posisi off. Busur api
yang terjadi masuk ke dalam ruangan yang berbentuk pelat-pelat, tempat
busur api dipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan cepat.

Gambar 5. MCB 1Fasa

2.3 Sakelar
Sakelar adalah gawai untuk mengubah hubungan listrik diantara terminalnya .
(switch - IEV 151-12-22)
Pada instalasi penerangan sakelar yang sering digunakan adalah jenis sakelar
tunggal, seri, tukar dan silang.
2.3.1 Sakelar Tunggal
adalah saklar yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan satu
buah atau satu kelompok beban listrik. Dalam hal ini yang dimaksud
adalah beban penerangan atau lampu listrik.

2.3.2

Sakelar Seri
Sakelar seri adalah suatu sakelar yang difungsikan untuk memutuskan
dan menghubungkan dua buah

lampu secara bersamaan atau secara

bergantian. Sakelar ini biasanya digunakan pada ruangan yang


menggunakan lebih dari satu lampu, sakelar ini cocok untuk instalasi
penerangan gedung dimana satu ruang memiliki lebih dari satu buah
lampu
2.3.3

Sakelar Tukar
Saklar tukar adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghidupkan
dan mematikan lampu dari beda tempat. Instalasi saklar tukar adalah
penggunaan dua buah saklar akan tetapi untuk menyalakan dan
menghidupkan satu buah lampu dengan cara bergantian. Penggunaan
saklar tukar bisa dijumpai di hotel-hotel, di rumah penginapan maupun di
lorong-lorong yang panjang. Sehingga saklar tukar ini dikenal juga
sebagai saklar hotel maupun saklar lorong. Penggunaan saklar ini
bertujuan : untuk efisiensi waktu dan tenaga karena penggunaan saklar ini
sangat praktis.

2.3.4

Sakelar silang
Sakelar silang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus
pada sumber tegangan dengan beban dari tiga tempat. Sakelar ini dipakai
untuk melayani satu buah lampu dari tiga tempat. Dalam pemasangannya,
sakelar silang dipasang

diantara dua buah sakelar tukar atau berada

ditengah dua buah sakelar tukar.

2.4 Fiting lampu


Fitting lampu merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk
menempatkan lampu. Fitting harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap
panas, dan bagian bodinya harus mempunyai tahanan isolasi yang besar.
Dalam menyambung penghantar dengan kotak fitting harus diperhatikan
bahwa kontak sebelah dalam fitting dihubungkan dengan penghantar fasa,
sedangkan kontak sebelah luar fitting yang berulir dihubungkan dengan
penghantar nol (netral) dari jaringan listrik.

Gambar 6. Fitting

2.5 Lampu
Lampu dapat diklasifikasikan menjadi 3 katagori utama:
1. Lampu pijar (incandescent-filament lamp)
Cahaya dihasilkan dari

filament karbon, tungsten, atau logam lain,

dipanaskan oleh arus listrik.


Lampu pijar (Incandescent-filament lamps) dibagi menjadi dua jenis
types, sesuai dengan atmosphere didalam bola lampu:
1. Lampu Pelayanan Umum (General Lighting Service(GLS) Lamps )
2. Lampu Halogen (Halogen (TH) Lamps )

Gambar 7. Lampu pijar

2. Lampu peluahan gas(gaseous discharge lamp)


Meliputi lampu gas merkuri bertekanan tinggi dan rendah, lampu
sodium tekanan rendah dan tinggi ( high/low pressure sodium lamps), dan
lampu mercury halide lamps.
Dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
1. Lampu merkuri tekanan rendah (Lampu TL)
2. Lampu merkuri tekanan tinggi
3. Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX)
4. Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)

Gambar 8. Lampu peluahan gas

3. Lampu mercuri (mercury blended-light lamp).


Dari kategori diatas, pada umumnya lampu yang digunakan utuk instalasi
penerangan gedung adalah lampu pijar dan lampu TL

Gambar 9. Lampu pijar

Gambar 10. Lampu TL

Dalam pemilihan lampu harus memperhatikan parameter dibawah ini :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Intensitas penerangan E (Lux)


Lumen cahaya F atau ( Lumen)
Koefisien penggunaan Kp
Koefisien depresiasi Kd
Faktor bentuk ruang K
Rasio tinggi / jarak
Selain penentuan parameter diatas, menentukan jumlah titik pemasangan
lampu juga sangat penting untuk diperhatikan. Penentuan jumlah titik lampu
betujuan untuk efisiensi lampu yang digunakan dalam satu ruangan yang
memenuhi standar penerangan. Jumlah titik lampu dapat dihitung dengan
rumus

2.6 Kabel
Kabel instalasi yang biasa digunakan pada instalasi penerangan ialah
NYA NYM dan NYY.
2.6.1 Kabel NYA
Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar berbentuk pejal, kabel ini pada
umumnya digunakan pada instalasi rumah tinggal. Dalam pemakaiannya pada
instalasi listrik harus menggunakan pelindung dari pipa union atau paralon /
PVC ataupun pipa fleksibel pipa untuk melindungi secara mekanis ataupun
melindungi dari air dan kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut.

Nomenklatur kabel NYA:


N = kabel berpenghantar tembaga
Y = isolasi dari PVC
A = kabel berisolasi tunggal

Gambar 11. kabel NYA

2.6.2

Kabel NYM
Kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan
memiliki isolasi luar sebagai pelindung. Konstruksi dari kabel NYM
terlihat pada gambar. Penghantar dalam pemasangan pada instalasi listrik,
boleh tidak meng- gunakan pelindung pipa. Namun untuk memudahkan
saat peggantian kabel / revisi, sebaliknya pada pemasangan dalam dinding /
beton menggunakan selongsong pipa.
Nomenklatur kabel NYM
N = kabel berpenghantar tembaga
Y = isolasi dari PVC
M = selubung PVC

Gambar 12. kabel NYM

2.6.3

Kabel NYY
Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai seperti NYY, biasanya digunakan
untuk kabel tenaga pada industri. Pada instalasi penerangan kabel NYY
digunakan untuk menghubungkan smber yang ada di panel (dari MDP ke

SDP) Kabel ini juga dapat ditanam dalam tanah, dengan syarat diberikan
perlindungan

terhadap

kemungkinan

kerusakan

mekanis.

Perlindungannya bisa berupa pipa atau pasir danmdiatasnya diberi batu.

Nomenklatur kabel NYY:


N = kabel berpenghantar tembaga
Y = isolasi dari PVC
Y = selubung luar dari PVC yang tahan bahan kimia

Gambar 13. kabel NYY

2.7 Pipa
Pipa digunakan untuk melindungi kabel dari gangguan mekanik dan
menurangi resiko terjadinya tegangan sentuh apabila kabel terkelupas.

3. Diagram dan Mekanisme Operasi Sistem Jaringan Instalasi


Penerangan Gedung

Gambar 14. Mekanisme operasi jaringan penerangan gedung

Gambar 14. Penempata komponen jaringan penerangan gedung

Dari diagram mekanisme diatas dapat dilihat bahwa pada instalasi jaringa
gedung diawali dari sebuah PHBK dengan MCB sebagai pengaman jaringan
dari hubung singkat maupun arus lebih. Dari PHBK tegangan dialirkan hingga
ke titik beban yang masing-masing ruangan diamankan oleh satu buah MCB.
Pada instalasi diatas, pengelompokan beban dibagi menjadi dua yaitu
penerangan dan daya (stop kontak) yang diamankan oleh MCB yang berbeda.

4. Pendekatan Pemeliharaan Yang Diperlukaan


Pemeliharaan adalah suatu usaha/kegiatan yang dilakukan untuk menjaga dan
mempertahankan kondisi sistem dalam keadaan baik, baik selama beroperasi
maupun tidak dioperasikan.
Pada dasarnya tidak ada satu sistempun yang benar benar free maintenance,
oleh karena itu pemeliharaan sangat lah penting dilaksanakan.
Dalam instalasi penerangan pendekatan pemeliharaan yang dipilih adalah
Preventive Maintenance.
Preventive mainenane adalah suatu cara pemeliharaan yang ditempuh atas
dasar rencana yang telah ditetapkan pada selang waku tersentu yang telah
ditentukan dan bersifat pencegahan terhada kemungkinan terjadinya ganguan /
kerusakan.

5. Parameter Sistem yang Perlu Ditangani Dalam Pemeliharaan


5.1 Fisik
1. Korosi pada box panel
2. Debu pada box panel
3. Debu pada komponen PHBK

4. Kabel yang terkelupas


5. Debu pada lampu
6. Pemasanan komponen yang longggar / tidak kokoh
7. Tuas sakelar yang tidak mengontak
5.2 Kinerja
1. Tegangan kerja
2. Arus kerja
3. Tahanan isolasi
4. Lampu redup

6. Metoda Monitoring yang Diperlukan


6.1 Monitoring visual
Monitoring visual adalah tindakan tinjauan visual terhadap kondisi sistem
atau pemerikasaan dengan meggunakan panca indera yang meliputi
penampakan, rasa, bau, dengar, dan sentuh untuk mengetahui kondisi sistem.
Metode Monitoring visual ini dilakukan untuk memerika parameter fisik
seperti yang tercantum pada poin 5.1.
6.2 Monitoring kinerja
Merupakan teknik monitoring kondisi sistem dengan cara memeriksa /
mengukur parameter kinerja sistem dan dibandingkan dengan name plate
pada komponen tersebut atau dengan standarnya.
Teknik monitoring ini dilakukan untuk parameter kinerja sistem sebagai
berikut :
1. Monitoring tegangan kerja dilakukan dengan menggunakan voltmeter
pastikan tegangan sama dengan tegangan kerja yang tetera pada name
plate
2. Monitoring arus kerja dilakukan dengan tang ampere pastikan tegangan
sama dengan tegangan kerja yang tetera pada name plate
3. Monitoring tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan insulation
tester dan data harus disesuaikan dengan tahanan isolasi yang diizinkan.

7. Penjadwalan Pemeliharaan

Dalam pendekatan pemeliharaan preventive maintenance dibutuhkan sebua


pemeliharaan yang dilakukan secara rutin untuk meminimalisir terjadinya
kegagalan sistem.
jaringan instalasi penerangan gedung ini, kegiatan maintenance dilakukan dalam
waktu seminggu sekali.

8. Alat Bantu Ukur yang Diperlukan


Dalam melakukan pemeliharan diperlukan alat bantu ukur untuk mengetahui
apakah komponen yang terpasang masih bekerja dengan baik ataupun tidak. Pada
metode monitoring visual tidak menggunakan alat bantu ukur tetapi
menggunakan indera penglihatan untuk melihat kondisi fisik komponen.
Sementara itu untuk melakukan monitoring motede kinerja sistem perlukan alat
ukur yaitu :
1. Pada Voltmeter
2. Tang ampere
3. Insulation tester.

9. Teknik Pengukuran Dan Alat Ukur


9.1 Voltmeter
Voltmeter digunakan untuk mengukur dan memastikan bahwa tegangan yang
berada pada titik tertentu seperti MCB, fitting dan stop kontak nilainya
sebesa dengan yang ada pada name plate. Teknik pengukuran menggunakan
voltmeter adalah sebagai berikut:
1. Siapkan alat ukur voltmeter dan pastikan alat ukur dala keadaan baik.
2. Posisikan alat ukur pada mode AC
3. Hubungkan probe ke terminal yang ada ada di voltmeter
4. Probe dari terminal positif dihubungkan ke fasa dan probe dari terminal
negative dihubungkan ke netral (VLN), atau hubungka probe pada kabel
antar fasa (VLL)
5. Lihat besarnya tegangan yang terukur pada voltmeter.

9.2 Tang ampere


Berikut adalah cara pengukuran ars kerja mengunakan Tang ampere

1. Posisikan selector pada posisi ampere (A).


2. Ajust tang ampere sehingga menunjukan angka nol.
3. Pilih skala yang paing besar, apabila arus yang dihasilkan kecil, ubah
skala ke yang lebih kecil agar hasil pengukuran lebih akurat
4. Posisikan pada mode AC
5. Kalungkan tang ampere ke salah satu kabel yang diukur, hasil pengukuran
akan segera terlihat.
6. Geser tombol hold untuk menahan hasil pengukuran tersebut
7. Matika posisi hold untuk melakukan pengukuran kembali

9.3 Insulation Tester


Teknik Pengukuran Listrik Menggunakan Megger Untuk Mungukur Tahanan
Isolasi
1. Check batere apakah dalam kondisi baik.
2. Mekanikal zero check pada kondisi megger off, jarum penunjuk harus
tepat berimpit dengan garis skala. Bila tidak tepat, atur pointer zero (10)
pada alat ukur.
3. Lakukan elektrikal zero check:
4. Pasang kabel test pada megger terminal, serta hubung singkatkan ujung
yang lain.
5. Letakkan saklar pemilih di posisi 500.
6. Letakkan saklar pemilih skala pada posisi skala 1.

7. On-kan megger, jarum akan bergerak dan harus menunjuk tepat keangka
nol, bila tidak tepat atur pointer. Bila dengan pengaturan pointer tidak
berhasil (penunjukan tidak mencapai nol) periksa / ganti batere.
8. Off-kan megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero.
9. Pasang kabel test ke peralatan yang diukur .
10. Pilih tegangan ukur melalui saklar sesuai tegangan kerja alat yang diukur
11. On-kan megger, baca tampilan pada skalanya

10. Perencanaan Kartu Pemeliharaan

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


KARTU PEMELIHARAAN JARINGAN INSTALASI LISTRIK
GEDUNG A
spesifikas komponen:
MCB 3 = C32/400 Volt
Stop kontak = 220 Volt

CATATAN PEMELIHARAAN
PARAMETER
PANTAU

Korosi pada box


panel
Debu pada box
panel

Standar
Nilai

Lokasi

Tidak ada
korosi

Lantai
2

Bersih

Lantai
2

Minggu
1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

3/6/2016

10/6/2016

17/6/2016

25/6/201
6

Debu pada
komponen

Bersih

PHBK
Kabel yang
terkelupas

Lantai
2
A202

Terisolasi

A203
A204

Debu pada
lampu

A202
Bersih

A203
A204

Pemasanan

A202

komponen yang
longggar / tidak

Kokoh

kokoh

A204

Tuas sakelar
yang tidak
mengontak

A203

A202
mengonta
k

A203
A204

Lampu yang
redup

A202
Nyala
terang

A203
A204

Pengukuran
tegangan

220 V

Lantai
2

Pengukuran
tahan isolasi

Lantai
2

Pengukuran arus

Lantai
2

Teknisi
Kepala Regu

Nama
Paraf
Nama

Paraf

= Memenuhi standar nilai

Keteragan

X = Tidak memenuhi standar nilai

11. Diagram Alir Pemeliharaan Sistem


Mulai

Persiapan

Siapkan alat ukur dan pastikan


dalam kondisi baik
Siapkan kartu pemeliharaan yang
telah dibuat

Metode Visual

Metode kinerja

Hasil data
Lihat pada poin 12

Sesuai dengan
nameplate

Tidak

Ya

Laporkan

12. Hasil Monitoring Dan Catatan Pemelihaaan Sistemnya

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


KARTU PEMELIHARAAN JARINGAN INSTALASI LISTRIK
GEDUNG A
spesifikas komponen:
MCB 3 = C32/400 Volt
Stop kontak = 220 Volt

CATATAN PEMELIHARAAN
PARAMETER
PANTAU

Korosi pada box


panel
Debu pada box
panel

Standar
Nilai

PHBK

Minggu
1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

3/6/2016

10/6/2016

17/6/2016

25/6/201
6

Tidak ada
korosi

Lantai
2

Bersih

Lantai
2

Bersih

Lantai
2

Debu pada
komponen

Lokasi

Kabel yang
terkelupas

Terisolasi

Debu pada
lampu

Bersih

Pemasanan

A202

A203

A204

A202

A203

A204

A202

A203

A204

A202

A203

A204

A202

A203

A204

Lantai
2

MCB 3 :
VLL =390V
VLN= 223 V
Stop kontak
= 216 V

komponen yang
longggar / tidak

Kokoh

kokoh
Tuas sakelar
yang tidak
mengontak
Lampu yang
redup

Pengukuran
tegangan

mengonta
k

Nyala
terang

220 V

Pengukuran
tahan isolasi

Lantai
2

Pengukuran arus

Lantai
2

Teknisi

Kepala Regu

Nama
Paraf
Nama
Paraf

Keteragan

= Memenuhi standar nilai


X = Tidak memenuhi standar nilai

13. Analisa Data


Dari data hasil pemeliharan yang dilakukan pada minggu ketiga dapat dilihat
bahwa ada beberapa parameter yang tidak memenuhi standar nilai. Yang paling
banyak dijumpai adalah pemasangan komponen yang tidak kokoh dan lampu
yang nyalanya redup bahkan di ruagan 202 terdapat 6 buah lampu TL yang mati.
Meskipun hal tersebut tidak terlalu banyak mengganggu kegiatan belajar namun
harus segera dilakukan perbaikan guna mengurangi risiko munculnya kegagalan
sistem yang bengaruh lebih besar.

14. Manual Pemeliharaan


14.1
Tahap persiapan pemeliharaan
1. Siapkan alat ukur yang akan

digunakan

untuk

melakukan

pemeliharaandan pastikan alat ukur dalam kondisi baik.


2. Siapkan kartu pemeliharaan yang telah dibuat
3. Siapkan perlengkapan keselamatan kerja
14.2

Pelaksanaan pemeliharaan
1. Lakukan sesuai dengan SOP yang berlaku
2. Periksa dengan detail setiap parameter sesuai dengan yang tercancum
pada kartu pemeliharaan.
3. Lakukan pengukuran tegangan, arus dan tahanan isolasi sesuai dengan
prosedur yang benar dan bandingkan hasil pengukuran dengan
nameplate dari komponen tersebut.

4. Catat hasil pemeliharaan pada kartu pemelihaaan.


5. Apabila data yang diperoleh tidak sesuai dengan standar nilai, lakukan
perawatan mulai dari tinjauan visual.
6. Cantumkan nama dan paraf bagi yag melakukan pemeliharaan.
14.3
Pembuatan laporan
1. Kumpulkan semua data yang telah diambil pada saat pemeliharaan.
2. Laporkan data tersebut (kartu pemeliharaan) kepada kepala regu

Daftar Pustaka
Anonim. Instalasi Gedung Bertingkat (terunduh 13 Juni 2016)
Anonim. Instalasi Listrik (terunduh 6 Juni 2016)
Anonim. Perawatan Dan Perbaikan Perlengkapan Instalasi Listrik (terunduh 6 Juni 2016)
Hargono, Herpekik. ALAT UKUR TAHANAN ISOLASI.
(http://www.academia.edu/11314999/ALAT_UKUR_TAHANAN_ISOLASI
diakses 8 juni 2016)
Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS. 2003. Dasar
Dasar Listrik Merangkai Instalasi Listrik Penerangan Sederhana.
DEPARTEMEN PENDIDKAN NASIONAL
Septiyanto, Dwi. Teknik Pemeliharaan dan Perbaikan . Politeknik Negeri Bandung
Supriyanto, Instalasi Listrik Dasar. Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai