Anda di halaman 1dari 8

Farmasetika 03 September 2010

Ilmu yang mempelajari obat-obatan :


1. Cara pembuatan
2. Bahan
3. Pendistribusian
4. Pemakaian, dll
Bentuk sediaan :
1. Sediaan cair : larutan, suspensi, emulsi.
2. Sediaan padat : tablet, kapsul, granul, pil.
3. Sediaan setengah padat : salep, krim, gel.
Obat : suatu zat yang dimaksudkan dipakai dalam :
1. Diagnosa
2. Mengurangi rasa sakit
3. Mengobati
4. Mencegah penyakit pada manusia/hewan
Zat aktif -> sediaan -> pasien -> molekul -> organ tubuh -> efek terapi
Efek :
1. Efek lokal : mulut, mata, kulit, rektum, hidung, vaginal.
2. Efek sistematik : masuk kedalam tubuh melalui darah.
Sumber obat baru :
1. Bahan alam, berasal dari tanaman, hewan atau mineral. Zat aktif yang
terdapat dalam bahan alam dimanfaatkan langsung sebagai simplesia
dalam bentik rebusan/ekstraksi.
2. Hasil isolasi zat aktif dari bahan alam dikembangkan menjadi obat
sintesis.
3. Sintesis.
4. Produk bioteknologi.
Kerja sama :
1. Kimia organik, kimia fisika, biokimia, kimia analitik, fitokimia.

2. Bahan alam.
3. Mikrobiologi, immunologi, bioteknologi, biomolekuler.
4. Physiologi, farmakologi, toksilogi.
5. Biostatik.
6. Farmacetik, drug delivery, drug targetting.
Istilah tentang obat yang perlu diketahui :
1. Obat tradisional.
2. Obat jadi (obat yang sudah melalui proses pembuatan).
3. Obat paten (obat yang sudah melalui proses pembuatan).
4. Obat esensial (pelayanan untuk masyarakat).
5. Generik berlogo : tercantum dalam DOEN (Daftar Obat Esensial
Negara), sesuai C.P.O.B, sudah mendapatkan No.reg.
6. Obat wajib apoteker adalah obat keras yang bisa diserahkan tanpa
resep dokter.
Macam bentuk sediaan obat :
1. Fisik : padat, cair, setengah padat.
2. Bentuk khusus.
3. Padat : pulvis, pulveres, tablet, kapsul.
4. Cair : solutio, suspensi, emulsi.
5. Setengah padat : unguentum/salep, krim, jeli, pasta.
6. Khusus : injeksi, supositoria, ovula, inhaler, aerosol, sediaan,
transdermal.
Timbangan :
1. Kurang dari 1 gram : timbangan miligram (halus).
2. Lebih dari 1 gram : timbangan gram (kasar).
3. Kurang dari 50 miligram : tidak boleh langsung ditimbang, tetapi harus
diencerkan dahulu.
Hal-hal yang diperhatikan dalam penimbangan :
1. Teknik dan ketelitian pembacaan timbangan pada keadaan diam.
2. Aturan senditivitas timbangan (SR).

3. Batas maksimum eror yang diperbolehkan.


Persyaratan kepekaan
Perubahan max beban yang akan menimbulkan pengubahan yang ditetapkan,
satu sub bagian pada pirngan skala pada posisi istirahat dari elemen
penunnjuk timbangan.
Di Industri farmasi digunakan timbangan berrbagai ukuran dan kepekaan lalu
digunakan timbangan analisis.
Di ruamh sakit dan apotek : timbangan resep.
Timbangan resep :
1. Kelas A : SR 6mg, kapasitas 10gr. USP mengatur kesalahan 5% maka
penimbangan minimal 120mg.
2. Kelas B : SR 30mg, kapasitas 120gr.
Timbangan obat :
1. Timbangan kasar : beban 250gr-1000gr, kepekaan 200mg.
2. Timbangan gram halus : beban 100gr-200gr, kepekaan
3. Timbangan miligram : beban 10gr-50gr, kepekaan 5mg.
Dosis : jumlah obat yang dapat diberikan pada pasien.
Posologi : ilmu yang mempelajari tentang dosis.
Dosis maksimum : dosis maksimum dewsa untuk oemakaian melalui mulut,
injeksi subkulit dan rektal.
Penyerahan obat melebihi dosis maksimum dapat dilakukan jika dibelakang
jumlah obat ada tanda seru dan paraf dokter.
Macam-macam dosis :
1. Dosis pemakaian : bila diberiakn pada manusia memberi efek
menyembuhkan.
2. Dosis minimum : dosis terkecil yang masih dipengaruhi faal tubuh
tetapi tidak menyembuhkan. Contoh : papavtrin 10mg(hanya
mengurangi kontraksi tetapi masih mules).
3. Dosis maksimum : dosis yang paling banyak dari suatu obat yang boleh
kita berikan pada pasien dewasa dengan pemakaian 1 kali dalam
waktu 1 hari yang tidak menyebabkan keracunan. Contoh : codein
60mg/1x pakai dan 300mg/hari.

4. Dosis toxica : dosis yang jika diberikan akan menyebabkan keracunan


(lebih tinggi dari maksimum dosis). Contoh : AS 2O3 1mg dan 3mg
paling banyak.
5. Dosis letalis : dosis obat yang bila kita berikan pada seseorang pada
seseorang akan menyebabkan keracunan. Contoh : LD 50 -> 50%
binatang percobaan mati, ED 50& -> 50% binatang percobaan sembuh.
Dosis optimum tregantung pada :
1. Keadaan dan latar belakang pasien : usia, jenis kelamin, berat badan,
luas permukaan tubuh, riwayat penyakit, tingkat emosional, toleransi
obat, idiosinkrasi (keadaan dimana dia tidak mampu untuk mencerna
obat).
2. Diagnosis : tipe penyakit, jenis penyakit dan kondisi patologi.
3. Lingkungan pasien : lokasi, fasilitas, tempetarur.
4. Regimen : bentuk sediaan dan interaksi dengan obat yang lain.
Perhatikan dosis :
1. FI III tentang TM dosis.
2. Jika zat melebihi TM, biasanya ada tanda seru/panah disebelah obat
dalam resep. Jika tidak ada, gunakan USUL.
Perhitungan dosis :
1. Umur.
2. Berat badan.
3. Jenis kelamin.
4. Sifat penyakit.
5. Daya serap obat.
6. Eksresi obat.
Berdasarkan umur :
1. Rumus young
TM anak-anak = (n x TM Dewasa)/(n+12)
n=umur anak < 8 tahun
2. Rumus dilling
TM anak-anak = (n x TM Dewasa)/(20)

n=umur anak 8-20 tahun


3. Rumus fried
TM anak-anak = (n x TM Dewasa)/(150)
n=umur bayi (bulan)
4. Rumus cowling
TM anak-anak = (n x TM Dewasa)/(24)
n=umur anak (tahun), digunakan penggenapan keatas.
5. Rumus caubius
0-1 tahun

1/12 dosis
dewasa

1-2 tahun

1/8 dosis
dewasa

2-3 tahun

1/6 dosis
dewasa

2-4 tahun

1/4 dosis
dewasa

4-7 tahun

1/3 dosis dewas

7-14 tahun

1/2 dosis
dewasa

14-20
tahun

2/3 dosis
dewasa

21-60
tahun

Dosis dewasa

6. Rumus bastedo
TM anak-anak= (n x TM dewasa)/(30)
n=umur anak (tahun)
Berdasarkan berat badan :
1. Rumus clrack
Dosis anak = [berat badan anak (pound) x dosis dewasa]/150
1kg=2pound

2. Rumus thremich-fier
Dosis anak = [berat badan anak (pound) x dosis dewasa]/70
3. Rumus black
Dosis anak = [berat badan anak (pound) x dosis dewasa]/62
4. Rumus juncker & glaubius
Umur

Berat badan
(kg)

% x dosis
dewasa

Bayi prematur

1,2

2,5 - 5

Bayi prematur

1,8

48

Bayi prematur

2,3

5 10

Prematur 1
bulan

2,5

10

Baru lahir

3,2

12,5

2 bulan

4,5

15

4 bulan

6,4

20

12 bulan

10

25

18 bulan

11

33

3 tahun

15

33

5 tahun

18

40

7 tahun

23

50

10 tahun

30

60

11 tahun

36

70

12 tahun

40

75

14 tahun

45

80

16 tahun

54

90

20 tahun

65

100

Dosis rangkap/kombinasi
Apabila didalam resep terdapat dua/lebih obat yang mempunyai khasiat
sama, maka dosis dihitung :

(Dosis A / DM A) + (Dosis B / DM B) + dan seterusnya 1


Perhitungan dosis dalam resep :
1. Untuk mencari jumlah dosis dari sebuah komponen obat didalam
resep : bagi jumlah total dosis dengna jumlah komponen.
Contoh :
R/ Opii Tinctura 10
Extract Belladon

0,1

Pupaverin HCl

0,3

Calcium Carbonat 4
m.f.pulv.No.X (buatlah serbuk didalam 10 bungkus)
s.t.d.d.pulv.I
dalam resep diatas diperintahkan untuk membuat 10 bungkus serbuk
(pulvis) sehingga pada masing-masing bungkus jumlah dari :
Opii Tinctura = 10 gr / 10 = 1 gr
Extract Belladon = 0,1 gr / 10 = 0,01 gr
Papaverin HCl = 0,3 gr / 10 = 0,03 gr
Calcium Carbonat = 4 gr / 10 = 0,4 gr
2. Untuk mencari jumlah dosis dari sebuah resep (kalikan junlah dosis
dengan jumlah komponen resep)
Contoh :
R/ Camphora
Pulv.doveri

0,1
0,15

m.f.pulv.d.f.d.No.X (dikali)
s.t.d.d.pulv.I
3. Metode luas permukaan tubuh (body surface area = BSA)
Ada obat yang dinyatakan dengan jumlah obat (mg) per m 2 luas
permukaan tubuh.
Dosis anak = (luas permukaan tubuh anak x dosis dewasa)/(luas
permukaan tubuh dewasa (1,73 m2))
4. Metode berat badan

Untuk obat yang dinyatakan dengan jumlah obat (mg)/kg badan untuk
dosis anak-anak.
Dosis dalam unit, unit = jumlah tertentu aktivitas biologis dari obat
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai