Anda di halaman 1dari 12

Materiku: WHO AM I

Materiku
Sabtu, 25 Desember 2010

WHO AM I

Pengikut
Arsip Blog

2010
(1)

Desember
(1)
WHO AM I

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik Bahasan : Memahami Diri
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi
C. Jenis Layanan : Layanan Informasi
D. Fungsi Layanan : Pemahaman
E. Tujuan Layanan :
1. Siswa dapat memahami dirinya sendiri.
2. Siswa dapat mengembangkan kesadaran dirinya.
3. Siswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam dirinya.
F. Sasaran Layanan : Siswa SMA Kelas X
G. Materi Layanan :
1. Pengertian Memahami Diri
2. Proses Pengembangan Kesadaran Diri
3. Percaya Diri
H. Uraian Kegiatan :
ii. Pendahuluan
a. Presensi kehadiran siswa, pengecekan keadaan fisik kelas.
b. Pemberian Angket, siswa mengisi angket.
iii. Inti
Pemberian materi
iv. Penutup
Menyimpulkan materi yang telah diberikan.
I. Metode : Tugas, Ceramah, Tanya Jawab
J. Tempat : Ruang kelas aula
K. Waktu, Semester : 20 Okteber 2010, Semester 1 (satu)
L. Penyelenggara : Guru Bimbingan dan Konseling
M. Alat : LCD, Paper, Kertas angket, Laptop
N. Rencana Penilaian : Penilaian Jangka Pendek, Sedang dan Panjang
O. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/ kegiatan pendukung :
Sebagai titik tolak pelaksanaan BK selanjutnya sesuai dengan jenis layanan
yang ada.
P. Catatan Khusus : -

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Mengenai Saya
anna yuniarti
Lihat profil lengkapku

Materiku: WHO AM I

A. Memahami Diri
Diri pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang
untuk dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu
lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai
manusia ini, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu
berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa
kepribadian.
Menurut Hipoctrates dan Galenus tipe kepribadian kita dibagi menjadi
empat macam :
a. Sanguinis, dipengaruhi oleh darah, ciri-cirinya :
1. Dapat bergaul dengan wajar dan lincah.
2. Senang berada didalam keramaian.
3. Bersemangat.
4. Suka menarik perhatian.
5. Lucu dan tertawa.
6. Terlalu emosional.
7. Egois dan suka menang sendiri.
8. Mudah putus asa.
9. Tidak tepat janji.
10. Cepat bertindak tapi juga cepat berhenti.
11. Suka membesar-besarkan certita.
12. Ramah, periang dan penuh ekspresi.
13. Suasana perasaannya selalu penuh harapan.
b. Cholerik dipengaruhi oleh empedu kuning, ciri-cirinya :
1. Dapat menjadi pemimpin yang kuat.
2. Bertanggung jawab.
3. Optimis.
4. Berdikari dan hemat.
5. Tidak mudah goyang.
6. Tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
7. Suka bekerja.
8. Suka memaksakan kehendak kepada orang lain.
9. Suka dipuji.
10. Kurang mengerti perasaan orang lain.
11. Tidak dapat menempatkan diri.
12. Cenderung keras kepala dan pemarah, karena terlalu percaya diri.
c. Plegmatis, dipengaruhi oleh cairan limpha, ciri-cirinya :
1. Orangnya tenang dan lamban.
2. Kurang memperhatikan orang lain.
3. Suka menarik diri dari pergaulan.
4. Orangnya sabar.
5. Tidak mudah tersinggung.
6. Suka mendamaikan orang lain.
7. Tidak suka terburu-buru.
8. Setia.
9. Pendiam.
10. Emosinya cenderung tenang atau dingin.
11. Cenderung bersifat pasif.
d. Melakolis, dipengaruhi oleh empedu hitam, ciri-cirinya :
1. Perasaannya halus dan sensitif.
2. Mudah menempatkan diri.
3. Pesimis dan penakut.
4. Memiliki rasa malu untuk mendekati orang lain.
5. Orangnya hati-hati.
6. Ingin diperhatikan orang lain.
7. Suka memaafkan.

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Materiku: WHO AM I

8. Cepat bosan.
9. Cenderung setia, teliti dan cermat.
10. Pasif dan peragu.
11. Menyukai hal-hal indah atau seni.
Sedangkan berdasarkan cairan yang ada dalam tubuh manusia, sifat
manusia dibagi menjadi dua tipe :
1. Terbuka ( Ekstovert ) meliputi : sanguinis dan choleric.
2. Tertutup ( Introvert ) meliputi : plegmatis dan melankolis.
Pengalaman dalam kehidupan akan membentuk diri pribadi setiap
manusia, tetapi setiap orang juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan
apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi ini
pada dasarnya adalah suatu proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri.
Persepsi Terhadap Diri Pribadi (self-perception)
Proses psikologis diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian
makna terhadap orang atau objek tertentu, dikenal dengan persepsi. Menurut
Fisher, persepsi didefinisikan sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi
sebagai representasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah
pengetahuan yang dapat ditangkap oleh indera kita, karenanya persepsi
mensyaratkan :
1. Adanya objek eksternal yang dapat ditangkap oleh indera kita.
2. Adanya informasi untuk diinterpretasikan.
3. Menyangkut sifat representatif dari penginderaan.
Karenanya persepsi tidak lebih dari sekedar pengetahuan mengenai apa
yang tampak sebagai realitas bagi diri kita. Realitas yang kita persepsikan
seringkali adalah yang paling jelas, pribadi, penting dan terpercaya bagi kita.
Sementara indera kita punya keterbatasan, karenanya bisa jadi pengetahuan yang
kita simpulkan bukanlah suatu kenyataan yang sebenarnya.
Sifat-sifat persepsi
Persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan
didalam objek dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka
apa yang mudah menurut kita belum tentu mudah bagi orang lain, atau apa yang
jelas menurut orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita. Dalam
konteks inilah kita perlu memahami sifat-sifat persepsi:
1. Persepsi adalah pengalaman
Untuk
memaknai
seseorang,
objek
atau
peristiwa
kita
menginterpretasikannya
dengan
pengalaman
masa
lalu
yang
menyerupainya. Pengalaman menjadi pembanding untuk mempersepsikan
suatu makna.
2. Persepsi adalah selektif
Kita melakukan seleksi pada hal-hal yang kita inginkan saja, sehingga
mengabaikan yang lain. Kita mempersepsikan hanya yang kita inginkan atas
dasar sikap, nilai dan keyakinan yang ada dalam diri kita, dan mengabaikan
karakteristik yang berlawanan dengan keyakinan atau nilai yang kita miliki.
3. Persepsi adalah penyimpulan
Mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis.
Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi adalah penyimpulan atas
informasi yang tidak lengkap. Artinya mempersepsikan makna adalah
melompat pada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas
data sesungguhnya, tapi hanya berdasar penangkapan indra yang terbatas.
4. Persepsi tidak akurat
Setiap persepsi yang kita lakukan akan mengandung kesalahan dalam kadar
tertentu. Ini disebabkan oleh pengalaman masa lalu, selektivitas dan
penyimpulan. Semakin jauh jarak antara orang yang mempersepsi dengan
objeknya, maka semakin tidak akurat persepsinya.
5. Persepsi adalah evaluative
Persepsi tidak pernah objektif, karena kita melakukan interpretasi
berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai dan keyakinan
pribadi yang digunakan untuk memberi makna pada objek yang dipersepsi.
Kita cenderung mengingat hal-hal yang memiliki nilai tertentu bagi diri kita
(bisa sangat baik atau sangat buruk). Sementara yang biasa-biasa saja
cenderung kita lupakan dan tidak bisa diingat dengan baik.
http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Materiku: WHO AM I

Beberapa Elemen Persepsi


1. Sensasi/penginderaan dan interpretasi.
Ketika individu menangkap sesuatu melalui inderanya (melihat, mendengar,
mencicipi, membau dan meraba) maka secara simultan ia akan
menginterpretasikan makna dari hasil penginderaan.
2. Harapan.
Kita cenderung untuk mendengar apa yang kita harapkan untuk didengar
dan melihat apa yang kita harapkan untuk dilihat.
3. Bentuk dan latar belakang (figure & ground).
Persepsi mencakup pembedaan antara informasi yang menjadi figure
(informasi yang dianggap penting/relevan) dan informasi yang menjadi
background (informasi yang kurang penting/relevan).
4. Perbandingan.
Orang biasanya ingin meyakini kebenaran persepsinya. Caranya adalah
dengan melakukan perbandingan berdasarkan pengalaman yang pernah
dialaminya.
5. Konteks.
Seperangkat fenomena yang mendasari suatu objek untuk dimaknai.
Kesadaran Pribadi (self-awarness)
Identitas diri adalah cara-cara yang kita gunakan untuk membedakan
individu satu dengan individu-individu lainnya. Dengan demikian diri adalah
suatu pengertian yang mengacu pada identitas spesifik dari individu. Fisher
menyebutkan ada beberapa elemen dari kesadaran diri, yaitu konsep diri, selfesteem, dan multiple selves.
1. Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri. Umumnya
orang menggolongkan diri sendiri dalam tiga kategori;
a. Karakteristik atau sifat pribadi adalah sifat yang dimiliki, seperti fisik
(laki-laki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb).
Atau kemampuan tertentu (pandai, pendiam, rajin, cermat dsb).
b. Karakteristik atau sifat sosial, misalnya introvert atau ekstrovert, ramah
atau ketus, periang atau pendiam.
c. Peran sosial, contohnya ayah, ibu, guru, militer, polisi.
2. Self esteem, merupakan bagian yang inherent dari konsep diri. Self esteem
kita adalah bagian dari interpretasi atau penyimpulan dari persepsi diri.
Self-esteem berpengaruh pada perilaku komunikasi kita. Jika self-esteem
kita tinggi, biasanya kita lebih percaya diri, mandiri dan merasa kompeten.
3. Multiselves. Setiap kita kadang memiliki identitas yang berbeda dalam
berbagai situasi atau kondisi. Misalnya di kelas sebagai guru, di rumah
sebagai ayah.
Persepsi Terhadap Orang Lain
Proses mempersepsi orang lain mencakup persepsi terhadap karakteristik
fisik dan perilaku komunikasi orang tersebut. Steve Duck mengemukakan 3 hal
berkaitan dengan itu :
1. Perilaku tersebut mungkin terasa menyenangkan bagi kita, karena biasanya
kita suka dengan senyuman dan pujian.
2. Perilaku tersebut memberi informasi yang kita gunakan untuk membentuk
semacam kesan mengenai kondisi internal seseorang (kepribadian, nilai,
sikap, keyakinan).
3. Perilaku seseorang dapat memberikan perkiraan mengenai kelanjutan
hubungan di kemudian hari.
Perilaku Terhadap Orang Lain
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif, kita berharap untuk dapat
mempengaruhi persepsi orang lain terhadap diri kita. Kita menginginkan orang
lain memiliki penilaian yang baik terhadap diri kita, paling tidak memiliki kesan
bahwa kita konsisten dengan tujuan kita berkomunikasi dengannya. Kita dapat
berharap bahwa prang lain dapat menjadi teman, pimpinan, pasangan dan
berbagai peran sosial lainnya. Meskipun kita tidak bisa mengendalikan persepsi

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Materiku: WHO AM I

orang seperti yang kita mau, namun kita dapat mengarahkan persepsi mereka
sesuai yang kita harapkan.
Beberapa konsep yang menjelaskan itu antara lain :
1. Impression management.
Erving Gooffman mengemukakan bagaimana setiap orang dalam
kesehariannya memainkan macam-macam peran kepada orang lain. Tindakan
itu sesuatu yang alamiah dan wajar dalam melakukan interaksi sosial. Konsep
ini memandang KAP sebagai sebuah drama atau sandiwara. Sebagai
partisipan dalam komunikasi kita bukan saja aktor tapi juga penulis skenario
yang menulis naskah drama kehidupan nyata kita.
2. Rhetorical sensitivity.
Dikemukakan oleh Rod Hart dan Don Burks, yang mengacu pada kualitas
persepsi yang didasarkan atas kemungkinan-kemungkinan. Menerapkan
konsep ini berarti peka terhadap diri sendiri, peka terhadap situasi, dan
terutama peka terhadap orang lain. Tindakan ini mencakup pemilihan
perilaku komunikasi yang sesuai bagi kombinasi antara diri kita, orang lain,
dan situasi tertentu selama kegiatan KAP. Dengan kata lain konsep ini
melakukan adaptasi terhadap sejumlah kemungkinan.
Terdapat 5 karakteristik dari konsep ini:
a. Mampu menerima kompleksitas pribadi.
b. Menghindari sikap kaku/keras dalam berkomunikasi dengan orang lain.
c. Menyeimbangkan kepentingan pribadi dengan kepentingan orang lain.
d. Meyadari kapan harus berkomunikasi dalam berbagai situasi yang
berbeda.
e. Menyadarai pesan dapat disampaikan dalam berbagai cara untuk
menyampaikan suatu maksud
3. Atributional respons
Merupakan cara lain penggunaan proses atribusi melalui perilaku kita sebagai
reaksi atas tindakan orang lain. Setiap tindak komunikasi dalam percakapan
dapat menyertakan ekspresi atau pernyataan atributif.
4. Konfirmasi antar pribadi.

B. Proses Pengembangan Kesadaran Diri


Proses pengembangan kesadaran diri ini diperoleh melalui tiga cara, yaitu;

Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan
obyek diwaktu yang bersamaan, sebagai contoh orang yang memiliki
kepercayaan diri yang tinggi biasanya lebih mandiri.
Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain
sebagai kriteria untuk menilai konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita
berinteraksi. Dalam interaksi, reaksi orang lain merupakan informasi
mengenai diri kita, dan kemudian kita menggunakan informasi
tersebut untuk menyimpulkan, mengartikan, dan mengevaluasi konsep
diri kita. Menurut pakar psikologi Jane Piaglet, konstruksi pribadi
sosial terjadi saat seseorang beraktivitas pada lingkungannya dan
menyadari apa yang bisa dan apa yang tidak bisa ia lakukan.
Contoh: Seseorang yang optimis tidak melihat kekalahan sebagai
salahnya, bila ia mengalami kekalahan, ia akan berpikir bahwa ia
mengalami nasib sial saja saat itu, atau kekalahan itu adalah kesalahan
orang lain. Sementara seseorang yang pesimis akan melihat sebuah
kekalahan itu sebagai salahnya, menyalahkan diri sendiri dalam waktu
yang lama dan akan mempengaruhi apapun yang mereka lakukan
selanjutnya, karena itulah seseorang yang pesimis akan menyerah lebih

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Materiku: WHO AM I

mudah.
Perwujudan diri (becoming self). Dalam perwujudan diri (becoming
self) perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastis,
melainkan terjadi tahap demi tahap melalui aktivitas sehari hari kita.
Walaupun hidup kita senantiasa mengalami perubahan, tetapi begitu
konsep diri kita terbentuk, teori akan siapa kita akan menjadi lebih
stabil dan sulit untuk dirubah secara drastis.
Contoh: Bila kita mencoba merubah pendapat orang tua kita dengan
memberi tahu bahwa penilaian mereka itu harus dirubah - biasanya ini
merupakan usaha yang sulit. Pendapat pribadi kita akan 'siapa saya'
tumbuh menjadi lebih kuat dan lebih sulit untuk diubah sejalan dengan
waktu dengan anggapan bertambahnya umur maka bertambah bijak pula
kita.Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri,
biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat
pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial.

C. Percaya Diri (Self-Esteem)


A. Pengertian
Orang yang dikatakan memiliki kepercayaan diri ialah orang yang
merasa puas dengan dirinya (Gael Lindenfield dalam Kamil, 1998: 3). Adapun
gambaran merasa puas terhadap dirinya adalah orang yang merasa mengetahui
dan mengakui terhadap ketrampilan dan kemampuan yang dimilikinya, serta
mampu menunjukkan keberhasilan yang dicapai dalam kehidupan bersosial.
Untuk mencari atau menggali definisi yang akurat tentang percaya diri, maka
harus menganalisis tentang unsur-unsurnya yang khas. Hal ini dilakukan dengan
mendaftarkan sifatsifat dan ketrampilan-ketrampilan hasil pengamatan terhadap
orang yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Menurut Angelis (2000: 10) kepercayaan diri merupakan suatu
keyakinan dalam jiwa manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi
dengan berbuat sesuatu. Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika
memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukan.
Kepercayaan diri itu akan datang dari kesadaran seorang individu bahwa
individu tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang
ia inginkan tercapai.
Menurut Hakim (2005: 6), rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan
seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan
tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di
dalam hidupnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki
kepercayaan diri akan optimis di dalam melakukan semua aktivitasnya, dan
mempunyai tujuan yang realistik, artinya individu tersebut akan membuat tujuan
hidup yang mampu untuk dilakukan, sehingga apa yang direncanakan akan
dilakukan dengan keyakinan akan berhasil atau akan mencapai tujuan yang telah
ditetapkannya.
Siswa yang memiliki kepercayaan diri akan mampu mengetahui
kelebihan yang dimilikinya, karena siswa tersebut menyadari bahwa segala
kelebihan yang dimiliki, kalau tidak dikembangkan, maka tidak akan ada
artinya, akan tetapi kalau kelebihan yang dimilikinya mampu dikembangkan
dengan optimal maka akan mendatangkan kepuasan sehingga akan
menumbuhkan kepercayaan diri.
Individu yang percaya diri akan memandang kelemahan sebagai hal yang
wajar dimiliki oleh setiap individu, karena individu yang percaya diri akan
mengubah kelemahan yang dimiliki menjadi motivasi untuk mengembangkan
kelebihannya dan tidak akan membiarkan kelemahannya tersebut menjadi

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Materiku: WHO AM I

penghambat dalam mengaktualisasikan kelebihan yang dimilikinya.


Sebagai contoh, siswa yang selalu menjadi juara kelas mampu menguasai
materi pelajaran yang diajarkan di sekolah, sehingga ia merasa yakin dan tidak
takut jika disuruh gurunya untuk mengerjakan soal di depan kelas. Bahkan, di
dalam setiap mata pelajaran, jika guru bertanya atau meminta seseorang untuk
mengerjakan soal di depan kelas, siswa yang menjadi juara kelas dapat
mengajukan diri tanpa diperintah.
Sedangkan Luxori (2004: 4), menyatakan bahwa, percaya diri adalah
hasil dari percampuran antara pikiran dan perasaan yang melahirkan perasaan
rela terhadap diri sendiri. Dengan memiliki kepercayaan diri, seseorang akan
selalu merasa baik, rela dengan kondisi dirinya, akan berpikir bahwa dirinya
adalah manusia yang berkualitas dalam berbagai bidang kehidupan, pekerjaan,
kekeluargaan, dan kemasyarakatan, sehingga dengan sendirinya seseorang yang
percaya diri akan selalu merasakan bahwa dirinya adalah sosok yang berguna
dan memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dan bekerja sama dengan
masyarakat lainnya dalam berbagai bidang. Rasa percaya diri yang dimiliki
seseorang akan mendorongnya untuk menyelesaikan setiap aktivitas dengan
baik.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kepercayaan diri adalah kesadaran individu akan kekuatan dan
kemampuan yang dimilikinya, meyakini adanya rasa percaya dalam dirinya,
merasa puas terhadap dirinya baik yang bersifat batiniah maupun jasmaniah,
dapat bertindak sesuai dengan kapasitasnya serta mampu mengendalikannya.
B. Ciri-ciri Orang Yang Percaya Diri
Menurut Hakim (2005: 5-6) ciri-ciri orang yang percaya diri antara lain :
Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu.
Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.
Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai
situasi.
Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi.
Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang
penampilannya.
Memiliki kecerdasan yang cukup.
Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup.
Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang
kehidupannya, misalnya ketrampilan berbahasa asing.
Memiliki kemampuan bersosialisasi.
Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.
Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat
dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya
dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup.
C. Ciri-ciri Orang Yang Tidak Percaya Diri
Menurut Hakim (2005: 8-9) ciri-ciri orang yang tidak percaya diri antara
lain :
Mudah cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat kesulitan
tertentu.
Memiliki kelemahan atau kekurangan dari segi mental, fisik, sosial,
atau ekonomi.
Sulit menetralisasi timbulnya ketegangan di dalam suatu situasi.
Gugup dan kadang-kadang bicara gagap.
Memiliki latar belakang pendidikan keluarga kurang baik.
Memiliki perkembangan yang kurang baik sejak masa kecil.
Kurang memiliki kelebihan pada bidang tertentu dan tidak tahu
bagaimana cara mengembangkan diri untuk memiliki kelebihan

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Materiku: WHO AM I

tertentu.
Sering menyendiri dari kelompok yang dianggapnya lebih dari
dirinya.
Mudah putus asa.
Cenderung tergantung pada orang lain dalam mengatasi masalah.
Pernah mengalami trauma.
Sering bereaksi negatif dalam menghadapi masalah, misalnya dengan
menghindari tanggung jawab atau mengisolasi diri, yang
menyebabkan rasa tidak percaya dirinya semakin buruk.
D. Mengembangkan Kepercayaan Diri
Lindenfield (19: 14) menjelaskan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan percaya diri diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Cinta
Individu perlu terus merasa dicintai tanpa syarat. Untuk perkembangan
harga diri yang sehat dan langgeng, seseorang harus merasa bahwa dirinya
dihargai karena keadaannya yang sesungguhnya, bukan yang seharusnya
atau seperti yang diinginkan orang lain. Setiap orang hendaknya dicintai
tanpa syarat, namun yang terpenting, individu itu sendiri harus dapat
mencintai diri tanpa syarat.
Dengan merasa tenteram, percaya diri dan mencintai diri sendiri bila semua
keinginan terpenuhi, ini berarti seseorang telah menyayangi diri sendiri
secara bersyarat. Agar seseorang dapat menyayangi diri dengan tulus,
hendaknya individu dapat menyayangi dirinya sendiri karena telah
melakukan sesuatu, bukan karena telah berhasil mencapai sesuatu.
Dalam kegiatan kelompok seperti bimbingan kelompok, bentuk cinta pada
diri sendiri dapat ditunjukkan dengan menerima diri apa adanya, tidak
menyayangi diri secara bersyarat, memiliki rasa percaya diri dan selalu
merasa tenteram. Sedangkan bentuk cinta yang diberikan oleh orang lain
dalam kelompok yaitu mau mendengarkan pendapat anggota kelompok,
mau memberikan saran dan kritik yang membangun, saling memberi dan
menerima bantuan, berempati dengan tulus, anggota kelompok saling
memberi motivasi, serta suka rela memecahkan masalah bersama-sama.
2. Rasa aman
Bila individu merasa aman, mereka secara tidak langsung akan mencoba
mengembangkan kemampuan mereka dengan menjawab tantangan serta
berani mengambil resiko yang menarik. Di dalam kegiatan bimbingan
kelompok, rasa aman ditunjukkan anggota kelompok dengan saling
menjaga rahasia, masing-masing anggota mau terbuka, jujur, dan percaya
pada diri sendiri maupun orang lain, serta saling menghargai.
3. Model peran
Mengajar lewat contoh adalah cara paling efektif agar anak
mengembangkan sikap dan ketrampilan sosial yang diperlukan untuk
percaya diri. Dalam hal ini peran orang lain sangat dibutuhkan untuk
dijadikan contoh bagi individu untuk dapat mengembangkan rasa percaya
diri.
Di dalam kegiatan koneling kelompok, anggota kelompok dapat menjadikan
diri sendiri maupun orang lain sebagai model. Dengan menjadikan orang
lain sebagai model, individu dapat menjadikan model itu sebagai contoh/
teladan dan dapat menirunya untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
4. Hubungan
Untuk mengembangkan rasa percaya diri individu terhadap segala hal,
individu jelas perlu mengalami dan bereksperimen dengan beraneka
hubungan dari yang dekat dan akrab dirumah, teman sebaya maupun yang
lebih asing.
Hubungan dalam kegiatan kelompok menurut Hakim (2005:132), anggota
kelompok akan mendapatkan banyak manfaat antara lain sosialisasi atau
pergaulan dengan teman-teman sebaya, mendapatkan tambahan ketrampilan
tertentu, seperti kepemimpinan dan cara berhubungan dengan orang lain. Di

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Materiku: WHO AM I

dalam kelompok seseorang dapat menjalin kerja sama, melakukan


penyesuaian dan pendekatan kepada orang lain. Jika seseorang dapat
melakukan hubungan dengan baik maka perlahan-lahan seseorang akan
memiliki kepercayaan diri.
5. Kesehatan
Untuk bisa menggunakan sebaik- baiknya kekuatan dan bakat kita, kita
butuhkan energi. Jika mereka dalam keadaan sehat, dalam masyarakat bisa
dipastikan biasanya mendapatkan lebih banyak perhatian, dorongan moral,
dan bahkan kesempatan.
Menurut Hakim (2005: 162), dengan adanya kondisi kesehatan yang lebih
prima pada diri seseorang, akan timbul keyakinan dan rasa percaya diri
bahwa dalam diri individu memiliki kekuatan yang cukup untuk melakukan
banyak hal sesuai dengan keperluan hidupnya, termasuk mengikuti kegiatan
kelompok.
6. Sumber daya
Sumber daya memberikan dorongan yang kuat karena dengan
perkembangan kemampuan anak memungkinkan mereka memakai kekuatan
tersebut untuk menutupi kelemahan yang mereka miliki.
7. Dukungan
Individu membutuhkan dorongan dan pembinaan bagaimana menggunakan
sumber daya yang mereka miliki. Dukungan jua merupakan factor utama
dalam membantu individu sembuh dari pukulan terhadap rasa percaya diri
yang disebabkan oleh trauma, luka dan kekecewaan.
Dalam kegiatan kelompok, dukungan dapat ditunjukkan dengan mau
mendengarkan pendapat orang lain, dapat saling memotivasi, dan tidak
saling menyalahkan. Dengan motivasi dan dukungan, seseorang dapat
berkembang menjadi lebih kuat untuk berbuat lebih baik lagi dan penuh
percaya diri.
8. Upah dan hadiah
Upah dan hadiah ini merupakan suatu proses untuk mengembangkan
percaya diri agar menyenangkan dari suatu usaha yang telah dilakukan.
Hadiah tidak harus berwujud barang. Dalam kegiatan kelompok, hadiah
dapat ditunjukan dengan member penghargaan dalam bentuk pujian yang
disertai dengan saran-saran yang edukatif, serta anggota kelompok
mengusahakan agar seseorang berbuat baik karena kesadarannya bukan
karena ingin memperoleh penghargaan.

D. INSTRUMENT
Untuk mengetahui seberapa banyak siswa mengenali dan memahami
tentang dirinya sendiri, disini saya menggunakan Angket tentang Pemahaman
Diri sebagai instrumentnya. Diharapkan dengan menggunakan hasil uji coba
angket tersebut siswa mampu memahami tentang kekurangan dan kelebihannya
masing-masing dan dapat memperbaiki kekurangannya.
I. Definisi Konseptual
Menurut Santrock (2003:333) Pemahaman diri (self
Understanding) adalah gambaran kognitif remaja mengenai
dirinya, dasar, dan isi dari konsep diri remaja. Pemahaman
diri menjadi lebih introspektif tetapi tidak bersifat
menyeluruh dalam diri remaja, namun lebih merupakan
konstruksi kognisi sosialnya. Pada masa remaja
persinggungan antara pengalaman sosial, budaya dan
norma yang berlaku mempengaruhi pada kognisi sosial
remaja.

II. Definisi Operasional


Dari beberapa definisi tentang Pemahaman Diri dapat saya simpulkan

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Materiku: WHO AM I

bahwa Pemahaman diri adalah gambaran kognitif remaja mengenai


dirinya tentang persepsi, kesadaran pribadi, perilaku, proses
pengembangan kesadaran diri, dan kepercayaan yang ada pada
dirinya.
III. Aspek
a. Kesadaran Pribadi
b. Perilaku
c. Kesadaran Diri
d. Percaya Diri
IV. Indikator
a. Kesadaran Pribadi :
- Konsep diri
- Self esteem
- Multiselves
- Percaya diri
b. Perilaku :
- Tindakan
- Sikap
c. Kesadaran Diri :
- Cermin diri
- Pribadi sosial
- Perwujudan diri

V. Pertanyaan
ANGKET
1. Nama :
2. Kelas/ Semester :
3. Jenis Kelamin :
4. Hari/ Tanggal :
5. Sekolah :
Isilah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pribadi
kalian masing-masing. Berilah tanda () pada keterangan (ya atau
tidak) sesuai dengan jawaban kalian. Isilah semua pertanyaan
tersebut tanpa ada pertanyaan yang terlewati.
No.

Pertanyaan

1.
2.

Apakah saya seorang yang jujur?


Apakah saya berteman dengan mudah?
Apakah saya percaya pada kemampuan
saya?
Apakah tingkah laku saya baik?
Apakah saya optimis dengan hasil
yang telah saya capai?
Apakah saya memberikan jawaban dan
menanggapi permasalahan yang ada?
Apakah saya telah memiliki postur
tubuh yang ideal?
Apakah saya termasuk ekstrovet?

3.
4.
5.
6.
7.
8.

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Keterangan
Ya
Tidak

Materiku: WHO AM I

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Apakah saya orang yang mandiri?


Apakah
saya
senang
menjadi
pendengar jika ada teman yang
mengungkapkan pendapat?
Apakah saya pendiam?
Apakah saya keras kepala dalam
mempertahankan pendapat?
Apakah saya berani berterus terang?
Apakah saya lekas putus asa?
Apakah saya mudah tersinggung?
Apakah saya pemalu?
Apakah saya bijaksana?
Apakah saya bisa menahan diri?
Apakah saya sering bertanya?
Apakah
saya
bisa
memegang
komitmen yang telah saya buat?

DAFTAR PUSTAKA

a.

Komunikasi

intrapersonal.http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_intrapersonal,
diakses 16 Oktober 2010.
b. Mulyana, Ahmad.2008. Memahami Diri dan orang lain Dalam
komunikasi

Antar

pribadi.

http://kuliah.dagdigdug.com/2008/04/22/memahami-diri-dan-oranglain-dalam-komunikasi-antar-pribadi/, diakses 16 Oktober 2010.


c. Rahmawan, Tizar.2010.Contoh Proposal Penelitian Kuantitatif
KORELASI ANTARA PEMAHAMAN DIRI DAN RASA PERCAYA
DIRI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DI KOTA
MALANG.http://tizarrahmawan.wordpress.com/2010/03/19/contohproposal-penelitian-kuantitatif-korelasi-antara-pemahaman-diri-dan-

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Materiku: WHO AM I

rasa-percaya-diri-pada-remaja-yang-tinggal-di-panti-asuhan-di-kotamalang/, diakses 16 Oktober 2010.


Diposkan oleh
anna yuniarti
di
23.51

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Beranda
Langganan:
Poskan Komentar (Atom)

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]

Anda mungkin juga menyukai