Materiku
Sabtu, 25 Desember 2010
WHO AM I
Pengikut
Arsip Blog
2010
(1)
Desember
(1)
WHO AM I
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik Bahasan : Memahami Diri
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi
C. Jenis Layanan : Layanan Informasi
D. Fungsi Layanan : Pemahaman
E. Tujuan Layanan :
1. Siswa dapat memahami dirinya sendiri.
2. Siswa dapat mengembangkan kesadaran dirinya.
3. Siswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam dirinya.
F. Sasaran Layanan : Siswa SMA Kelas X
G. Materi Layanan :
1. Pengertian Memahami Diri
2. Proses Pengembangan Kesadaran Diri
3. Percaya Diri
H. Uraian Kegiatan :
ii. Pendahuluan
a. Presensi kehadiran siswa, pengecekan keadaan fisik kelas.
b. Pemberian Angket, siswa mengisi angket.
iii. Inti
Pemberian materi
iv. Penutup
Menyimpulkan materi yang telah diberikan.
I. Metode : Tugas, Ceramah, Tanya Jawab
J. Tempat : Ruang kelas aula
K. Waktu, Semester : 20 Okteber 2010, Semester 1 (satu)
L. Penyelenggara : Guru Bimbingan dan Konseling
M. Alat : LCD, Paper, Kertas angket, Laptop
N. Rencana Penilaian : Penilaian Jangka Pendek, Sedang dan Panjang
O. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/ kegiatan pendukung :
Sebagai titik tolak pelaksanaan BK selanjutnya sesuai dengan jenis layanan
yang ada.
P. Catatan Khusus : -
Mengenai Saya
anna yuniarti
Lihat profil lengkapku
Materiku: WHO AM I
A. Memahami Diri
Diri pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang
untuk dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu
lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai
manusia ini, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu
berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa
kepribadian.
Menurut Hipoctrates dan Galenus tipe kepribadian kita dibagi menjadi
empat macam :
a. Sanguinis, dipengaruhi oleh darah, ciri-cirinya :
1. Dapat bergaul dengan wajar dan lincah.
2. Senang berada didalam keramaian.
3. Bersemangat.
4. Suka menarik perhatian.
5. Lucu dan tertawa.
6. Terlalu emosional.
7. Egois dan suka menang sendiri.
8. Mudah putus asa.
9. Tidak tepat janji.
10. Cepat bertindak tapi juga cepat berhenti.
11. Suka membesar-besarkan certita.
12. Ramah, periang dan penuh ekspresi.
13. Suasana perasaannya selalu penuh harapan.
b. Cholerik dipengaruhi oleh empedu kuning, ciri-cirinya :
1. Dapat menjadi pemimpin yang kuat.
2. Bertanggung jawab.
3. Optimis.
4. Berdikari dan hemat.
5. Tidak mudah goyang.
6. Tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
7. Suka bekerja.
8. Suka memaksakan kehendak kepada orang lain.
9. Suka dipuji.
10. Kurang mengerti perasaan orang lain.
11. Tidak dapat menempatkan diri.
12. Cenderung keras kepala dan pemarah, karena terlalu percaya diri.
c. Plegmatis, dipengaruhi oleh cairan limpha, ciri-cirinya :
1. Orangnya tenang dan lamban.
2. Kurang memperhatikan orang lain.
3. Suka menarik diri dari pergaulan.
4. Orangnya sabar.
5. Tidak mudah tersinggung.
6. Suka mendamaikan orang lain.
7. Tidak suka terburu-buru.
8. Setia.
9. Pendiam.
10. Emosinya cenderung tenang atau dingin.
11. Cenderung bersifat pasif.
d. Melakolis, dipengaruhi oleh empedu hitam, ciri-cirinya :
1. Perasaannya halus dan sensitif.
2. Mudah menempatkan diri.
3. Pesimis dan penakut.
4. Memiliki rasa malu untuk mendekati orang lain.
5. Orangnya hati-hati.
6. Ingin diperhatikan orang lain.
7. Suka memaafkan.
Materiku: WHO AM I
8. Cepat bosan.
9. Cenderung setia, teliti dan cermat.
10. Pasif dan peragu.
11. Menyukai hal-hal indah atau seni.
Sedangkan berdasarkan cairan yang ada dalam tubuh manusia, sifat
manusia dibagi menjadi dua tipe :
1. Terbuka ( Ekstovert ) meliputi : sanguinis dan choleric.
2. Tertutup ( Introvert ) meliputi : plegmatis dan melankolis.
Pengalaman dalam kehidupan akan membentuk diri pribadi setiap
manusia, tetapi setiap orang juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan
apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi ini
pada dasarnya adalah suatu proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri.
Persepsi Terhadap Diri Pribadi (self-perception)
Proses psikologis diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian
makna terhadap orang atau objek tertentu, dikenal dengan persepsi. Menurut
Fisher, persepsi didefinisikan sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi
sebagai representasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah
pengetahuan yang dapat ditangkap oleh indera kita, karenanya persepsi
mensyaratkan :
1. Adanya objek eksternal yang dapat ditangkap oleh indera kita.
2. Adanya informasi untuk diinterpretasikan.
3. Menyangkut sifat representatif dari penginderaan.
Karenanya persepsi tidak lebih dari sekedar pengetahuan mengenai apa
yang tampak sebagai realitas bagi diri kita. Realitas yang kita persepsikan
seringkali adalah yang paling jelas, pribadi, penting dan terpercaya bagi kita.
Sementara indera kita punya keterbatasan, karenanya bisa jadi pengetahuan yang
kita simpulkan bukanlah suatu kenyataan yang sebenarnya.
Sifat-sifat persepsi
Persepsi terjadi di dalam benak individu yang mempersepsi, bukan
didalam objek dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka
apa yang mudah menurut kita belum tentu mudah bagi orang lain, atau apa yang
jelas menurut orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita. Dalam
konteks inilah kita perlu memahami sifat-sifat persepsi:
1. Persepsi adalah pengalaman
Untuk
memaknai
seseorang,
objek
atau
peristiwa
kita
menginterpretasikannya
dengan
pengalaman
masa
lalu
yang
menyerupainya. Pengalaman menjadi pembanding untuk mempersepsikan
suatu makna.
2. Persepsi adalah selektif
Kita melakukan seleksi pada hal-hal yang kita inginkan saja, sehingga
mengabaikan yang lain. Kita mempersepsikan hanya yang kita inginkan atas
dasar sikap, nilai dan keyakinan yang ada dalam diri kita, dan mengabaikan
karakteristik yang berlawanan dengan keyakinan atau nilai yang kita miliki.
3. Persepsi adalah penyimpulan
Mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis.
Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi adalah penyimpulan atas
informasi yang tidak lengkap. Artinya mempersepsikan makna adalah
melompat pada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas
data sesungguhnya, tapi hanya berdasar penangkapan indra yang terbatas.
4. Persepsi tidak akurat
Setiap persepsi yang kita lakukan akan mengandung kesalahan dalam kadar
tertentu. Ini disebabkan oleh pengalaman masa lalu, selektivitas dan
penyimpulan. Semakin jauh jarak antara orang yang mempersepsi dengan
objeknya, maka semakin tidak akurat persepsinya.
5. Persepsi adalah evaluative
Persepsi tidak pernah objektif, karena kita melakukan interpretasi
berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai dan keyakinan
pribadi yang digunakan untuk memberi makna pada objek yang dipersepsi.
Kita cenderung mengingat hal-hal yang memiliki nilai tertentu bagi diri kita
(bisa sangat baik atau sangat buruk). Sementara yang biasa-biasa saja
cenderung kita lupakan dan tidak bisa diingat dengan baik.
http://materianna.blogspot.co.id/2010/12/who-am-i.html[8/6/2016 2:01:29 AM]
Materiku: WHO AM I
Materiku: WHO AM I
orang seperti yang kita mau, namun kita dapat mengarahkan persepsi mereka
sesuai yang kita harapkan.
Beberapa konsep yang menjelaskan itu antara lain :
1. Impression management.
Erving Gooffman mengemukakan bagaimana setiap orang dalam
kesehariannya memainkan macam-macam peran kepada orang lain. Tindakan
itu sesuatu yang alamiah dan wajar dalam melakukan interaksi sosial. Konsep
ini memandang KAP sebagai sebuah drama atau sandiwara. Sebagai
partisipan dalam komunikasi kita bukan saja aktor tapi juga penulis skenario
yang menulis naskah drama kehidupan nyata kita.
2. Rhetorical sensitivity.
Dikemukakan oleh Rod Hart dan Don Burks, yang mengacu pada kualitas
persepsi yang didasarkan atas kemungkinan-kemungkinan. Menerapkan
konsep ini berarti peka terhadap diri sendiri, peka terhadap situasi, dan
terutama peka terhadap orang lain. Tindakan ini mencakup pemilihan
perilaku komunikasi yang sesuai bagi kombinasi antara diri kita, orang lain,
dan situasi tertentu selama kegiatan KAP. Dengan kata lain konsep ini
melakukan adaptasi terhadap sejumlah kemungkinan.
Terdapat 5 karakteristik dari konsep ini:
a. Mampu menerima kompleksitas pribadi.
b. Menghindari sikap kaku/keras dalam berkomunikasi dengan orang lain.
c. Menyeimbangkan kepentingan pribadi dengan kepentingan orang lain.
d. Meyadari kapan harus berkomunikasi dalam berbagai situasi yang
berbeda.
e. Menyadarai pesan dapat disampaikan dalam berbagai cara untuk
menyampaikan suatu maksud
3. Atributional respons
Merupakan cara lain penggunaan proses atribusi melalui perilaku kita sebagai
reaksi atas tindakan orang lain. Setiap tindak komunikasi dalam percakapan
dapat menyertakan ekspresi atau pernyataan atributif.
4. Konfirmasi antar pribadi.
Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan
obyek diwaktu yang bersamaan, sebagai contoh orang yang memiliki
kepercayaan diri yang tinggi biasanya lebih mandiri.
Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain
sebagai kriteria untuk menilai konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita
berinteraksi. Dalam interaksi, reaksi orang lain merupakan informasi
mengenai diri kita, dan kemudian kita menggunakan informasi
tersebut untuk menyimpulkan, mengartikan, dan mengevaluasi konsep
diri kita. Menurut pakar psikologi Jane Piaglet, konstruksi pribadi
sosial terjadi saat seseorang beraktivitas pada lingkungannya dan
menyadari apa yang bisa dan apa yang tidak bisa ia lakukan.
Contoh: Seseorang yang optimis tidak melihat kekalahan sebagai
salahnya, bila ia mengalami kekalahan, ia akan berpikir bahwa ia
mengalami nasib sial saja saat itu, atau kekalahan itu adalah kesalahan
orang lain. Sementara seseorang yang pesimis akan melihat sebuah
kekalahan itu sebagai salahnya, menyalahkan diri sendiri dalam waktu
yang lama dan akan mempengaruhi apapun yang mereka lakukan
selanjutnya, karena itulah seseorang yang pesimis akan menyerah lebih
Materiku: WHO AM I
mudah.
Perwujudan diri (becoming self). Dalam perwujudan diri (becoming
self) perubahan konsep diri tidak terjadi secara mendadak atau drastis,
melainkan terjadi tahap demi tahap melalui aktivitas sehari hari kita.
Walaupun hidup kita senantiasa mengalami perubahan, tetapi begitu
konsep diri kita terbentuk, teori akan siapa kita akan menjadi lebih
stabil dan sulit untuk dirubah secara drastis.
Contoh: Bila kita mencoba merubah pendapat orang tua kita dengan
memberi tahu bahwa penilaian mereka itu harus dirubah - biasanya ini
merupakan usaha yang sulit. Pendapat pribadi kita akan 'siapa saya'
tumbuh menjadi lebih kuat dan lebih sulit untuk diubah sejalan dengan
waktu dengan anggapan bertambahnya umur maka bertambah bijak pula
kita.Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri,
biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat
pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial.
Materiku: WHO AM I
Materiku: WHO AM I
tertentu.
Sering menyendiri dari kelompok yang dianggapnya lebih dari
dirinya.
Mudah putus asa.
Cenderung tergantung pada orang lain dalam mengatasi masalah.
Pernah mengalami trauma.
Sering bereaksi negatif dalam menghadapi masalah, misalnya dengan
menghindari tanggung jawab atau mengisolasi diri, yang
menyebabkan rasa tidak percaya dirinya semakin buruk.
D. Mengembangkan Kepercayaan Diri
Lindenfield (19: 14) menjelaskan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan percaya diri diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Cinta
Individu perlu terus merasa dicintai tanpa syarat. Untuk perkembangan
harga diri yang sehat dan langgeng, seseorang harus merasa bahwa dirinya
dihargai karena keadaannya yang sesungguhnya, bukan yang seharusnya
atau seperti yang diinginkan orang lain. Setiap orang hendaknya dicintai
tanpa syarat, namun yang terpenting, individu itu sendiri harus dapat
mencintai diri tanpa syarat.
Dengan merasa tenteram, percaya diri dan mencintai diri sendiri bila semua
keinginan terpenuhi, ini berarti seseorang telah menyayangi diri sendiri
secara bersyarat. Agar seseorang dapat menyayangi diri dengan tulus,
hendaknya individu dapat menyayangi dirinya sendiri karena telah
melakukan sesuatu, bukan karena telah berhasil mencapai sesuatu.
Dalam kegiatan kelompok seperti bimbingan kelompok, bentuk cinta pada
diri sendiri dapat ditunjukkan dengan menerima diri apa adanya, tidak
menyayangi diri secara bersyarat, memiliki rasa percaya diri dan selalu
merasa tenteram. Sedangkan bentuk cinta yang diberikan oleh orang lain
dalam kelompok yaitu mau mendengarkan pendapat anggota kelompok,
mau memberikan saran dan kritik yang membangun, saling memberi dan
menerima bantuan, berempati dengan tulus, anggota kelompok saling
memberi motivasi, serta suka rela memecahkan masalah bersama-sama.
2. Rasa aman
Bila individu merasa aman, mereka secara tidak langsung akan mencoba
mengembangkan kemampuan mereka dengan menjawab tantangan serta
berani mengambil resiko yang menarik. Di dalam kegiatan bimbingan
kelompok, rasa aman ditunjukkan anggota kelompok dengan saling
menjaga rahasia, masing-masing anggota mau terbuka, jujur, dan percaya
pada diri sendiri maupun orang lain, serta saling menghargai.
3. Model peran
Mengajar lewat contoh adalah cara paling efektif agar anak
mengembangkan sikap dan ketrampilan sosial yang diperlukan untuk
percaya diri. Dalam hal ini peran orang lain sangat dibutuhkan untuk
dijadikan contoh bagi individu untuk dapat mengembangkan rasa percaya
diri.
Di dalam kegiatan koneling kelompok, anggota kelompok dapat menjadikan
diri sendiri maupun orang lain sebagai model. Dengan menjadikan orang
lain sebagai model, individu dapat menjadikan model itu sebagai contoh/
teladan dan dapat menirunya untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
4. Hubungan
Untuk mengembangkan rasa percaya diri individu terhadap segala hal,
individu jelas perlu mengalami dan bereksperimen dengan beraneka
hubungan dari yang dekat dan akrab dirumah, teman sebaya maupun yang
lebih asing.
Hubungan dalam kegiatan kelompok menurut Hakim (2005:132), anggota
kelompok akan mendapatkan banyak manfaat antara lain sosialisasi atau
pergaulan dengan teman-teman sebaya, mendapatkan tambahan ketrampilan
tertentu, seperti kepemimpinan dan cara berhubungan dengan orang lain. Di
Materiku: WHO AM I
D. INSTRUMENT
Untuk mengetahui seberapa banyak siswa mengenali dan memahami
tentang dirinya sendiri, disini saya menggunakan Angket tentang Pemahaman
Diri sebagai instrumentnya. Diharapkan dengan menggunakan hasil uji coba
angket tersebut siswa mampu memahami tentang kekurangan dan kelebihannya
masing-masing dan dapat memperbaiki kekurangannya.
I. Definisi Konseptual
Menurut Santrock (2003:333) Pemahaman diri (self
Understanding) adalah gambaran kognitif remaja mengenai
dirinya, dasar, dan isi dari konsep diri remaja. Pemahaman
diri menjadi lebih introspektif tetapi tidak bersifat
menyeluruh dalam diri remaja, namun lebih merupakan
konstruksi kognisi sosialnya. Pada masa remaja
persinggungan antara pengalaman sosial, budaya dan
norma yang berlaku mempengaruhi pada kognisi sosial
remaja.
Materiku: WHO AM I
V. Pertanyaan
ANGKET
1. Nama :
2. Kelas/ Semester :
3. Jenis Kelamin :
4. Hari/ Tanggal :
5. Sekolah :
Isilah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pribadi
kalian masing-masing. Berilah tanda () pada keterangan (ya atau
tidak) sesuai dengan jawaban kalian. Isilah semua pertanyaan
tersebut tanpa ada pertanyaan yang terlewati.
No.
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keterangan
Ya
Tidak
Materiku: WHO AM I
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
DAFTAR PUSTAKA
a.
Komunikasi
intrapersonal.http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_intrapersonal,
diakses 16 Oktober 2010.
b. Mulyana, Ahmad.2008. Memahami Diri dan orang lain Dalam
komunikasi
Antar
pribadi.
Materiku: WHO AM I
Beranda
Langganan:
Poskan Komentar (Atom)