Anda di halaman 1dari 7

Babun Ilmu

Memanfaatkan Internet sebagai salah satu cara untuk mencari berbagai informasi..

o
o
o

o
o
o

o
o
o

o
o

HOME
ABOUT ME
Facebook
Twitter
Blogspot
CONTACT US
Pin : 52B847E9
IG: Muhammad_Syariyansah
Phone : 0853-8134-9096
DOWNLOADS
Software
Hadits
Kitab
Risalah
MATERI BELAJAR
Makalah
Ulumul Hadits
Sejarah Kebudayaan Islam
Filsafat
Ulumul Qur'an
Pendidikan Kewarganegaraan
Ilmu Akhlak
Materi Belajar
Metode Pembelajaran

Search

Babun Ilmu Kumpulan Makalah Makalah Tarekat Qadariyah

Makalah Tarekat Qadariyah


Muhammad Syariyansah Rabu, 27 Januari 2016 00.52 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Sesudah abad ke-2 Hijriyah muncul golongan sufi yang mengamalkan amalan-amalan
dengan tujuan kesucian jiwa untuk taqarrub kepada Allah. Para sufi kemudian membedakan
pengertian-pengertian syariah, thariqat, haqiqat, dan makrifat.
Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi barulah muncul tarekat sebagai kelanjutan
kegiatan kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap silsilah tarekat selalu
dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang lahir pada abad itu. Pelopor
adanya tarekat adalah Abd al-Qadir al-Jailani yang juga merupakan pendiri tarekat Qadiriyah.
Sehingga muncullah beberapa tarekat yang dihubungkan dengan nama pendiri tarekat tersebut,
diantaranya tarekat Naqsyabandiyah, dan Syadziliyah itu merupakan tarekat muktabarah yang
ada di Indonesia.

1.2 RumusanMasalah
A. PendiriTarekatQadiriyah
B. Ciri-ciriTarekatQadiriyah
C. AjaranTarekatQadiriyah
1.3 Tujuan
A. MengetahuitentangTarekatQadiriyah
B. PendiriAliranTarekatQadiriyah
C. MenyelesaikanTugas Mata KuliahTasawuf
PEMBAHASAN
2.1 Pendiri Tarekat Qadiriyah
Tarekat ini didirikan oleh Muhy Ad-Din Abd Al-Qadir al-Jailani (471 H/1078 M). Tarekat
Qadiriyah adalah nama sebuah tarekat yang didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani. Nama
lengkapnya adalah Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi salih Zangi Dost Al-Jailani
(470 H/1077M 561 H/1166 M) . Tarekat Qadiriyah berkembang dan berpusat di Irak dan siria
kemudian diikuti oleh jutaan umat muslim yang terbesar di Yaman, Turki, Mesir, india, Afrika,
dan Asia. Tarekat ini sudah berkembang sejak abad ke-13 M. Sekalipun demikian, tarekat ini
baru terkenal di dunia pada abad ke-15 M. Di Mekah, tarekat Qadiriyah sudah berdiri sejak 1180
H/1669M.[1]
Tarekat Qadiriyah dikenal luwes, yaitu apabila sudah mencapai derajat Syekh, murid
tidak mempunyai keharusan untuk terus mengikuti tarekat gurunya. Bahkan, dia berhak
melakukan modifikasi tarekat yang lain ke dalam tarekatnya. Hal tersebut tampak pada ungkapan
Abdul Qadir jailani, Bahwa murid yang sudah mencapai derajat gurunya, dia menjadi mandiri
sebagai Syekh dan Allah lah yang menjadi walinya untuk seterusnya.
Karena keluwesan tersebut, terdapat puluhan tarekat yang masuk ke dalam kategori
Qadiriyah di dunia Islam, seperti Banawa yang berkembang pada abad ke-19,ghawtsiyah (1517),
junaidiyah (1515 M), Kamaliyah (1584 M), dan lain-lain, semuanya dari India. Di Turki, terdapat
tarekat hindiyah, khulusyiyah, dll. Di yaman, ada tarekat ahdaliyah, asadiyah, musyariyah.
Adapun di afrika, diantaranya terdapat tarekat ammariyah, bakkaiyah, dan sebaginya.
Sejarah singkat pendiri Tarekat Qadiriyah Pendiri tarekat Qadiriyah adalah Abd alQadir Jailani, yang terkenal dengan sebutan Syaikh Abd al-Qadir Jailani al-ghawts. Beliau lahir
di desa Naif Kota Ghilan (470 H/1077 M) dan meninggal di Baghdad pada tahun 561/1166.
Menurut Triminghan sebagaiman yang dikutip oleh Martim Van Bruinessem, mengatakan bahwa
pada tahun 1300 M tarekat Qadiriyah sudah ada di Irak dan Suriah.
2.2 Ciri-ciri Tarekat Qadiriyah
1.

Dzikir bersama.

2.

Senantiasa membacakan sajak dan qasidah diiringi musik rebana.

3.

Melakukan dzikir Nafi wa itsbat, diiringi dengan rebana.

4.

Seluruh badan ikut berdzikir.

5.

Adanya adegan magic atau debus.

6.

Tunduk dibawah garis keturunan takdir dengan kesesuaian hati dan roh.

7.

Memisahkan diri dari kecenderungan nafsu.

2.3 Ajaran Tarekat Qadariyah


Ajaran syekh Abb al-Qadir selalu menekankan pada pensucian diri dari nafsu dunia.
Karena itu memberikan beberapa petunjuk untuk mencapai kesucian diri yang tertinggi. Adapun
ajaran-ajaran tersebut adalah :
1. Taubat
Taubat adalah kembali kepada Allah dengan mengurai ikatan dosa yang terus menerus dari
hati kemudian melaksanakan hak Tuhan.
Ibnu abas ra. Berkata: taubat al-nasuha adalah penyesalan dalam hatipermohonan ampun
dengan lisan, meninggalkan dengan anggota badan dan berniat tidak akan mengulangi lagi.
Menurut syekh Abd Qadir jailani, taubat ada dua macam, yaitu:

Taubat yang berkaitan dengan hak sesama manusia.Taubat ini tidak terealisasi kecuali
dengan menghindari kezaliman, memberikan hak kepada yang berhak, dan
mengembalikan kepada pemiliknya.

Taubat yang berkaitan dengan hak Allah. Taubat ini dilakukan dengan cara selalu
mengucapkan istighfar dengan lisan, menyesal dalam hati, dan bertekad untuk tidak
mengulanginya lagi di masa mendatang.

2. Zuhud
Zuhud secara bahasa berpaling darinya dan meninggalkannya karena menganggapnya
hina atau menjauhinya karena dosa. Sedangkan menurut istilah zuhud adalah merupakan
gambaran tentang menghindari dari mencintai sesuatu yang menuju kepada sesuatu yang lebih
baik darinya. Atau istilah lain, menghindari dunia karena tahu kehianaannya bila dibandingkan
dengan kemahalan akhirat. Menurut Abd al-Qadi jailani, zuhud ada dua macam, yaitu:

Zuhud hakiki yaitu mengeluarkan dunia dari hatinya. Hal ini bukan berarti bahwa
seseorang menolak rezeki yang diberikan Allah kepadanya, tetapi di mengambilnya lalu
digunakan untuk ketaatan kepada Allah.

Zuhud lahir yaitu mengeluarkan dunia dari hadapannya. Berarti bahwa harus menahan
hawa nafsu (sesuatu yang kita sayangi) serta menolak semua tuntutannya.

3. Tawakal
Tawakal artinya berserah diri. Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada
Allah dan membersihkan diri dari gelapnya pilihan, tunduk dan patuh terhadap hukum dan
takdir. Syekh Abd al-Qadir Jailani menekankan pentingnya tawakal dengan mengutip sebuah
sabda Nabi,bila seseorang menyerahkan dirinya secara penuh kepada Allah, maka Allah akan
mengaruniakan apa saja yang diminta. Begitu juga sebaliknya, bila dengan bulat ia mnyerahkan
dirinya kepada dunia, maka Allah akan membiarkan dirinya dikuasai oleh dunia. Semakin

banyak orang yang mengejar dunia, maka semakin lupa dia akan akhirat, sebagai mana
dinyatakan dalam sabda Nabi,Apabila ingatan manusia telah condong kepada dunia, maka
ingatannya kepada akhirat berkurang.
4. Syukur
Syukur adalah ungkapan rasa terima kasih atas nikmat yang diterima, baik lisan, tangan,
maupun hati. Menurut syekh Abd al-Qadir Jailani hakikat syukur adalah mengakui nikmat Allah
karena Dialah pemilik karunia dan pemberian sehingga hati mengakui bahwa segala nikmat
berasal dari Allah dan patuh pada syariat-Nya.
Syekh Abd al-Qadir Jailani membagi syukur menjadi tiga macam, yaitu:

Syukur dengan lisan, yaitu dengan mengakui adanya nikmat dan merasa tenang. Dalam hal ini si
penerima nikmat mengucapkan nikmat Tuhan dengan segala kerendahan hati dan ketundukkan.

Syukur dengan badan atau anggota badan, yaitu dengan cara melaksanakan dan
pengabdian serta melaksanakan ibadah sesuai dengan perintah Allah. Dalam hal ini, si
penerima nikmat selalu berusaha mnjalankan perintah Tuhan dan menjauhi segala
larangan-Nya.

Syukur dengan hati, yaitu beritikaf/berdian diri atas tikar Allah dengan senantiasa
menjaga hak Allah yang wajib dikerjakan. Dalam hal ini, si penerima nikmat mengakui
dari dalam hatinya bahwa semua nikmat itu berasal dari Allah SWT.

5. Sabar
Sabar adalah tidak mengeluh karena musibah yang menimpa kita kecuali mengeluh
kepada Allah. Menurut syekh Abd al-Qadir Jailani, sabar ada tiga macam, yaitu:

Bersabar kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Bersabar bersama Allah, yaitu bersabar terhadap ketetapan Allah dan perbuatan-Nya
terhadapmu dari berbagai macam kesuliatan dan musibah.

Bersabar atas Allah, yaitu bersabar terhadap rezeki, jaln keluar, kecukupan, pertolongan,
dan pahala yang dijanjikan Allah di kampung akhirat.

6. Ridha
Ridha adalah kebahagian hati dalam menerima ketetapan (takdir). Abd al-Qadir
mengutip ayat al-quran tentang perlunya sikap ridha, dengan mereka menggembirakan mereka
dengan memberikan rahmat darinya, keridhaan dan syurga. Mereka memperoleh didalamnya
kesenangan yang kekal.(AtTaubah:21).
7. Jujur
Jujur menurut bahasa adalah menetapkan hukum sesuai dengan kenyataan.
Menurut syekh Abd al-Qadir Jailani, jujur adalah mengatakan yang benar dalam kondisi
apapun, baik menguntukan maupun yang tiadak menguntungkan.
2.4 Tokoh Aliran Tariqat Qadiriyah
Beliau adalah Syaikh Muhiyuddin Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abu Saleh Jinki Dusat
bin Musa Al-Juun bin Abdullah Al-Mahdh bin Hasan Al-Mutsana bin Amirul Muminin Abu
Hasan bin Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalaib bin Hasyim bin Abdul

1.
2.

1.
2.
3.
a.
1.
2.
3.

Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Kaab bin Luat bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin
Madhr bin Nadzaar bin Maad bin Adann Al-Qurasy Al-Alawi Al-Hasani Al-Jiili Al-Hambali.[2]
Beliau adalah cucu dari Syaikh Abdullah Ash-Shaumai pemimpin para Zuhad (asketis)
dan salah seorang Syaikh kota Jilan serta yang di anugerahi berbagai karamah. Syaikh Abu
Abdullah Muhammad Al-Qazwaini berkata,Syaikh Abdullah Ash-Shaumai adalah seseorang
yang mustajab doanya. Apabila dia marah maka Allah Swt akan segera menghancurkan yang
dimurkainya dan apabila dia menyenangi sesuatu maka Allah Swt menjadikan sesuatu tersebut
sesuai yang di kehendakinya. dibalik kerapuhan badan kerentaan usianya, beliau masih
konsistennya melaksanakan amalan sunah dan berzikir. kekhusyuannya dapat dirasakan oleh
semua orang, sangat sabar dalam kekonsistenannya dan sangat menjaga waktunya. Beliau sering
mengabarkan tentang sesuatu yang belum terjadi dan kemudian terjadi seperti yang beliau
kabarkan.
Seorang sahabat Syaikh Muhammad bin Yahya At-Tadafi meriwayatkan,Suatu saat ketika
kami sedang melakukan perjalanan Niaga, segerombolan perampok menyerang kami di padang
pasir Samarkhan, saat itu ada yang berteriak memanggil Syaikh Abdullah Ash-Shaumai dan
berikutnya beliau muncul di tengah-tengah kami seraya mengucapkan Subbuhul Quddus
menjauhlah dari kami. Gerombolan perampok itu tercerai berai. Setelah selamat dari serangan itu
kami mancari sang Syaikh dan tidak menemukannya, dia raib begitu saja. Setibanya kami di
Jilan, kami menceritakan hal tersebut kepada orang-orang dan mereka berkata,Demi Allah, sang
Syaikh tidak pernah hilang dari tengah kami.
Ibu beliau adalah Fathimah binti Syaikh Abdullah Ash-Shaumai, meriwayatkan,Setelah
lahir Anakku Abdur Qodir Jilani tidak mau menyusu pada bulan Ramadhan. oleh karena itu, jika
orang-orang tidak dapat melihat Hilal penentuan bulan Ramadhan, mereka mendatangiku dan
menanyakan hal tersebut kepadaku. Jika aku menjawab, Hari ini anakku tidak menyusu maka
orang-orang di Jilan telah mengerti bahwa bulan ramadhan telah tiba. Bahwa beliau bayi yang
tidak menyusu pada bulan ramadhan adalah sesuatu yang Masyhur di Jilan.
2.5 IntiajarandasarTarekatQodiriyah
Ada 2 hal yang melandasiintiajarantarekatqodiriyahyaitu:
Berserahdiri (lahirbhatin) kepada Allah. Seorangmuslimwajibmenyerahkansegalahalkepada
Allah, mematuhiperintah-nyadanmenjauhilarangan-nya
Mengingatdanmenghadirkan Allah dalamkalbunya. Caranyadenganmenyebutasma Allah
dalamsetiapdetaknafasnya.
Bagaimana
pun,
dzikrullahadalahsuatuperbuatan
yang
mampumenghalau
karat
lupakepada
Allah,
menggerakankeikhlasanjiwa,
danmenghadirkanmanusiaduduk
Penerapandzikirdaritarekatqodiriyahadalahdenganlebihmengutamakanpadadzikir yang jelas
(dzikirjahr) dalammenyebutkankalimatnafyiwaalitsbat
Tarekatqodiriyahberdzikirdengancara:
nyaring
berdiridan
duduk
tahapmenjalanitarekatqodiriyah :
baiat
untukmemperoleh status keanggotaansecara formal denganmengikatperjanjiankesetiaan
pertemuanantaramursyiddan murid
wasiatmursyid (talqin)
pengesahanuntukditerimasecara formal

4. pembacaandoaolehmursyid
5. pemberianminumolehmursyid
2.6 TarekatQodiriyah di Indonesia
Sepertihalnyatarekat
di
Timur
Tengah.SejarahtarekatQodiriyah
di
Indonesia
jugaberasaldari Makkah al-Musyarrafah.TarekatQodiriyahmenyebarke Indonesia padaabad ke16, khususnya diseluruhJawa, seperti di PesantrenPegentongan Bogor Jawa Barat,
SuryalayaTasikmalayaJawa
Barat,
MranggenJawa
Tengah,
RejosoJombangJawaTimurdanPesantrenTebuirengJombangJawaTimur. Syeikh Abdul Karim
dariBantenadalah murid kesayanganSyeikhKhatib Sambas yang bermukim di Makkah,
merupakanulama paling berjasadalampenyebarantarekatQodiriyah.Murid-murid Sambas yang
berasaldariJawadan
Madura
setelahpulangke
Indonesia
menjadipenyebarTarekatQodiriyahtersebut.
Tarekatinimengalamiperkembanganpesatpadaabad
ke-19,
terutamaketikamenghadapipenjajahanBelanda.SebagaimanadiakuiolehAnnemerieSchimmeldala
mbukunya
Mystical
Dimensions
of
Islam
hal.236
yang
menyebutkanbahwatarekatbisadigalanguntukmenyusunkekuatanuntukmenandingikekuatan lain.
Juga di Indonesia, padaJuli 1888, wilayahAnyer di BantenJawa Barat dilandapemberontakan.
Pemberontakanpetani
yang
seringkalidisertaiharapan
yang
mesianistik,
memangsudahbiasaterjadi
di
Jawa,
terutamadalamabad
ke-19
danBantenmerupakansalahsatudaerah yang seringberontak.
Qodiriyahadalahorganisasitebrbesar Islam NahdlaltulUlama (NU) yang berdiri di Surabaya
padatahun
1926.Bahkantarekat
yang
dikenalsebagaiQadariyahNaqsabandiyahsudahmenjadiorganisasiresmi di Indonesia.
Jugapadaorganisasi Islam Al-Washliyahdan lain-lainnya.DalamkitabMiftahusShudur yang
ditulis KH Ahmad ShohibulwafaTadjulArifin (MbahAnom) di PimpinanPesantrenSuryalaya,
TasikmalayaJabardalamsilsilahtarekatnyamenempatiurutan ke-37, sampaimerujukpadaNabi
Muhammad saw, Sayyidina Ali ra, Abdul QadirJilanidanSyeikhKhatib Sambas ke-34.[3]

Penutup
3.1 Kesimpulan.
Tarekat ini didirikan oleh Muhy Ad-Din Abd Al-Qadir al-Jailani (471 H/1078 M). Tarekat
Qadiriyah adalah nama sebuah tarekat yang didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani. Nama
lengkapnya adalah Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi salih Zangi Dost Al-Jailani
(470 H/1077M 561 H/1166 M) . Tarekat Qadiriyah berkembang dan berpusat di Irak dan siria
kemudian diikuti oleh jutaan umat muslim yang terbesar di Yaman, Turki, Mesir, india, Afrika,
dan Asia. Tarekat ini sudah berkembang sejak abad ke-13 M.
Ada 2 hal yang melandasiintiajarantarekatqodiriyahyaitu:
1. Berserahdiri (lahirbhatin) kepada Allah. Seorangmuslimwajibmenyerahkansegalahalkepada
Allah, mematuhiperintah-nyadanmenjauhilarangan-nya

2. Mengingatdanmenghadirkan Allah dalamkalbunya. Caranyadenganmenyebutasma Allah


dalamsetiapdetaknafasnya.
Bagaimana
pun,
dzikrullahadalahsuatuperbuatan
yang
mampumenghalau
karat
lupakepada
Allah,
menggerakankeikhlasanjiwa,
danmenghadirkanmanusiaduduk

[1]TarekatQadiriyah, http://belajartasauf.blogspot.com/2012/04/tarekat-qodiriyah.html, di Akses 23-Mei-2015, 15:14 WIB.


[2]TarekatQadiriyah, https://putrifikriati.wordpress.com/2014/04/29/tarekat-qadiriyah-syadziliyah-dan-naqsyabandiyah/, diakses
23-Mei-2015, 13:23 WIB.

[3]TarekatQadiriyah, http://anharululum.blogspot.com/2011/03/tariqat-qadiriyah.html, di akses 23-Mei-2015, 15;22 WIB


Kumpulan Makalah

RELATED POST ON KUMPULAN MAKALAH

Anda mungkin juga menyukai