Pd
Drs. Saiful
Huda,M.Pd.I
Muh. Hamdi Ihsan,Lc,
ILMU
KALAM
Untuk Pegangan Siswa kelas
XII
Peminatan Ilmu-ilmu Agama
MADRASAH ALIYAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala nikmat dan karunia-Nya,
sehingga buku hadis untuk pegangan siswa kelas XI peminatan Ilmu-ilmu Agama
Madrasah Aliyah dapat tersusun dengan baik. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, sahabat, keluarganya, serta orangorang yang mengikuti ajarannya hingga hari kiamat.
Buku ini disusun berdasarkan Standar Isi Madrasah Aliyah kurikulum 2013
untuk mata pelajaran Ilmu Kalam peminatan ilmu-ilmu agama kelas XI. Buku ini
disusun secara ringkas, padat, dan jelas, serta dilengkapi dengan kompetensi inti
dan kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, peta konsep
pembelajaran, yang dapat dijadikan pedoman siswa sehingga arah belajar siswa
bisa jelas dan sesuai tujuan. Selain itu buku ini juga disertai gambar-gambar di
setiap awal bab sehingga bisa mendatangkan kreatifitas siswa untuk berfikir
tentang materi sebelum melakukan eksplorasi materi pelajaran. Cara ini
ditempuh untuk memberi kenyamanan kepada peserta didik. Dengan demikian
buku ini diharapkan dapat menjadi mitra yang mengasikkan bagi peserta didik
dalam belajar.
Akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih ada
kekurangan, baik dari sisi metodologi maupun substansi maka saran dan kritik
yang konstruktif selalu kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga
buku ini bermanfaat dan mendapatkan ria dari Allah Swt. amin.
Bandung, Nopember 2013
Penulis
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
Kh
17
18
19
20
2. Vokal Pendek
= a
kaifa
= i
= u
3. Vokal Panjang
=
=
22
sy
23
24
25
26
27
28
29
su ila
yahabu
qla
qla
yaqlu
l
m
n
w
h
4. Diftong
kataba
= au
ai
aula
Gambargambar di
kolom
petunjuk
pengguna
buku ini
diganti
sesuai
dengan
tampilan
setelah
dilyout
Eksplorasi
merupakan
sajian
materi
bahasan
dalam
bab
sebagai
pancingan
agar
siswa
mencari
materi
dari
sumber-sumber yang lain.
Mengkomunikasikan
merupakan sajian yang
mendorong siswa untuk
berani mengungkapkan apa
yang ia fahami dari bab.
Pendalan Karakter
merupakan sajian untuk
mengatahui perubahan
sikap, pengetahuan dan
Hikmah,
sajian
terakhir dalam bab
yang
dapat
memberikan
hikmah
kepada
siswa.
2. Menghayati
dan
Mengamalkan perilaku jujur,
disiplin,
tanggungjawab,
peduli
(gotong
royong,
kerjasama, toleran, damai)
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara
efektif, sosial dan alam
serta dalam menempatkan
diri
sebagai
cerminan
bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami,
menerapkan,
menganalisis
dan
mengevaluasi pengetahuan
faktual,
konseptual,
procedural
,
dan
metakognitif
berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang
ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena
dan
kejadian,
serta
menerapkan
pengetahuan
Kompetensi dasar
Kompetensi inti
procedural
pada
bidang
kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya
untuk
memecahkan
masalah
4
Kompetensi dasar
4.5
4.6
2. Menghayati dan
Mengamalkan perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran, damai) santun,
responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi
atas berbagai
Kompetensi dasar
1.1. Menyadari pentingnya keyakinan yang
kuat dalam berakidah setelah memahami
pemikiran
kalam
Muhammad
Abduh,
Sayyid Ahmad Khan, Muhammad Iqbal,
1.2. Menyadari pentingnya keyakinan yang
kuat dalam berakidah setelah memahami
pemikiran
kalam
Hamzah
Fansuri,
Syamsuddin as-Sumatrani, Nuruddin arRaniri, Nawawi al-Bantani, dan Syekh
Ahmad Khatib as-Sambasi
2.1. Menunjukkan
perilaku
yang
positif
setelah
memahami
pemikiran
kalam
Muhammad Abduh, Sayyid Ahmad Khan,
Muhammad Iqbal,
2.2. Menunjukkan
perilaku
yang
positif
setelah
memahami
pemikiran
kalam
Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani,
Nuruddin ar-Raniri, Nawawi al-Bantani, dan
Syekh Ahmad Khatib as-Sambasi
Kompetensi inti
Kompetensi dasar
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif,
sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3.
Mem
ahami,
menerapkan,menganalisis
dan mengevaluasi
pengetahuan faktual,
konseptual, procedural ,
dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan
kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan masalah
4.
Meng
olah, menalar, menyaji, dan
mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak
terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, serta
bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
3.1. Mempresentasikan
peta
konsep
pemikiran
kalam
Muhammad
Abduh,
Sayyid Ahmad Khan,Muhammad Iqbal
3.2. Mempresentasikan
peta
konsep
pemikiran
kalam
Hamzah
Fansuri,
Syamsuddin as-Sumatrani, Nuruddin arRaniri, Nawawi al-Bantani, dan Syekh
Ahmad Khatib as-Sambas
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...... i
Kata Pengantar ...... ii
Daftar Isi iii
BAB I : PERSOALAN-PERSOALAN ILMU KALAM PERSPEKTIF
ALIRAN KALAM
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
Wahyu dan
Akal
..3
Iman dan
Kufur
5
Pelaku Dosa
Besar
.9
Perbuatan
Tuhan
.12
Uji
kompetensi
..15
Perbuatan
Manusia
..20
Kekuasaan dan Kehendak Mutlak
Tuhan.....................23
Kalam
Allah
27
Sifat-sifat
Allah
...27
Uji
Kompetensi
32
Fansury.54
4.2. Pemikiran Kalam Syamsuddin asSumatrani.55
4.3. Pemikiran Kalam Nuruddin arRaniri.55
4.4. Pemikiran Kalam Syekh Ahmad Khatib asSambasi.56
4.4. Uji Kompetensi
.59
GLOSARIUM..........................................................................
.........................75
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................
............76
BAB I
PERSOALAN-PERSOALAN POKOK ILMU
KALAM PERSPEKTIF ALIRAN KALAM
Sumber:
www.kpindo.com
Perbedaan itu indah dan penuh hikmah
3.
PETA KONSEP
1. Khawarij
2. Syiah
3. Murjiah
Aliran-aliran Kalam
4. Jabariyah
5. Mutazilah
6. Qadariyah
7. Asyariyah
8. Maturidiyah
Persoalan-persoalan
pokok ilmu kalam
ut
..
2.
.
Sumber: kaskus.co.id
Sumber: nu.or.id
B.
PENDALAMAN MATERI
1. Aliran Mutazilah
Kaum Mutazilah dikenal sebagai aliran yang paling banyak
menggunakan akal dalam pembahasan-pambahasan teologinya,
sehingga ia dijuluki sebagai kaum rasionalis Islam. Dalam
pandangannya mengenai peranan akal dan wahyu untuk
mengetahui keempat hal tersebut di atas, tokoh-tokoh aliran
Mutazilah sependapat, bahwa pokok-pokok pengetahuan (tentang
Tuhan serta baik dan buruk) dan mensyukuri nikmat adalah wajib,
sebelum turunnya wahyu. Hal ini berarti, bahwa mengetahui Tuhan;
mengetahui baik dan buruk; kewajiban bersyukur atas nikmat yang
diberikan Tuhan; serta mengetahui kewajiban mengerjakan yang
baik dan meninggalkan yang buruk dapat diketahui oleh akal
manusia. Sehingga, seandainya tidak ada wahyu pun, manusia tetap
dapat mengtahuinya. Dengan penalaran akalnya, manusia bisa
berkesimpulan bahwa berterimakasih kepada Tuhan adalah wajib
sebelum datangnya wahyu.
Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa Mutazilah
menafikan peranan wahyu. Wahyu menurut mereka tetap memiliki
peranan yang sangat penting dalam keempat masalah tersebut.
Dalam kaitan ini, wahyu memiliki fungsi konfirmasi dan informasi,
memperkuat apa yang telah diketahui akal dan menerangkan apa
yang belum diketahui oleh akal. Hanya saja, menurut Mutazilah,
wahyu tidak selamanya yang menentukan apa yang baik dan apa
yang buruk, karena akal, bagi Mutazilah dapat mengetahui sebagian
yang baik dan sebagian dari yang buruk. Dalam artian, akal dapat
mengetahui garis-garis besarnya, sedangkan rinciannya diperoleh
melalui wahyu. Misalnya, sungguhpun akal dapat mengetahui Tuhan,
akan tetapi akal tidak dapat menentukan jenis Tuhan yang
sesungguhnya, sehingga apa yang digambarkan oleh akal itu dapat
saja berubah-ubah. Demikian halnya tentang perbuatan baik dan
buruk, ada saja yang tidak dapat dijangkau oleh akal, misalnya,
penyembelihan binatang untuk keperluan tertentu.
Dalam kaitannya dengan perbuatan baik dan buruk ini, kaum
Mutazilah membedakan antara serta
perbuatan-perbuatan yang tidak baik menurut akal dan
Serta perbuatan-perbuatan yang tidak
baik menurut wahyu. Begitu pula dibedakan antara kewajibankewajiban yang ditentukan oleh akal serta
dengan kewajiban-kewajiban yang ditentukan oleh
wahyu serta . Dalam kaitan ini, akal
hanya dapat mengetahui garis-garis besarnya saja dari kewajibankewajiban manusia, sedangkan perinciannya - sebagaimana
pendapat Abdul Jabbar hanya dapat diketahui melalui wahyu.
Selanjutnya, fungsi lain dari wahyu, menurut al-Syahrastani
adalah untuk mengingatkan manusia tentang kewajibannya dan
mempercepat untuk mengetahuinya atau memperpendek jalan
untuk mengetahui Tuhan.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa meskipun aliran
Mutazilah memberikan peranan yang besar kepada akal, namun,
(62)
Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orangorang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara
mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian
dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan
mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula)
mereka bersedih hati. (Q.S. 2:62)
Dari ayat tersebut di atas dapat dipahami bahwa agama dan
kepercayaan apa saja yang dimiliki seseorang, asalkan ia termasuk
orang yang beriman dan beramal shaleh, maka ia berhak mendapat
pahala dari Tuhan dan memperoleh ganjaran atas pahalanya itu.
1. Pengertian Iman
Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan
menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati,
diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan
dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat
keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan
dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas.
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah,
tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal
perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin
yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan
satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
2. Pengertian Kufur
Kufur secara bahasa artinya menutupi, oleh karena itu malam
dalam bahasa arab dinamai kafir karena ia menutupi siang, dan
petani juga disebut kafir karena ia menutupi biji dengan tanah.
Adapun secara istilah, kufur ada dua macam: kufur akbar dan kufur
ashgar.
Kufur akbar adalah kufur yang mengeluarkan pelakunya dari
millatul Islam, dan kufur ini ada enam macam:
a. Kufur takdzib yaitu mendustakan Islam dengan hati dan lisan. Ia
meyakini bahwa Islam adalah dusta dan mengatakan dengan
lisannya. (Al Mulk: 9).
()
Mereka menjawab: "Benar ada", Sesungguhnya telah datang
kepada Kami seorang pemberi peringatan, Maka Kami
mendustakan(nya) dan Kami katakan: "Allah tidak menurunkan
sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang
besar".
b. Kufur juchud yaitu meyakini kebenaran Islam dengan hatinya
namun lisannya mendustakan bahkan memerangi dengan
anggota badan. Contohnya adalah kufurnya firaun dan kuffar
quraisy.
c. Kufur istikbar yaitu meyakini kebenaran Islam dengan hati dan
lisannya, namun ia bersombong diri dan tidak mau menerima
Islam dan melaksanakannya karena sombong dan menganggap
remeh. Dan kufur ini disebut juga dengan kufur ienad.
Contohnya kufur iblis lanatullah alaih.
d. Kufur Iradl yaitu berpaling dari Islam, tidak membenarkan dan
juga tidak mendustakan. (Thaha: 124).
()
Dan
Barangsiapa
berpaling
dari
peringatan-Ku,
Maka
Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".
( )
()
Artinya :
Nuh mendoa: Wahai Tuhanku! Jangan Engkau biarkan orangorang kafir itu bertempat tinggal dimuka bumi. Sesungguhnya jika
Engkau biarkan tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan
hamba-hamba Engkau, dan mereka hanya akan melahirkan anakanak yang jahat dan tidak tahu berterima kasih.
a.
b.
c.
d.
e.
5. Aliran Maturidiyah
Dalam masalah iman, aliran Maturidiyah berpendapat bahwa iman
adalah tashdiq bi al-qalb (meyakini dengan hati), bukan sematamata iqrar bi al-lisan (mengucapkan dengan lisan). Ia
berargumentasi dengan ayat al-Quran, surat al-Hujarat (49) ayat
14:
()
Artinya:
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman".
Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah
tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika
kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
()
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya
(ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu
diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan
pendeta-pendeta
mereka,
disebabkan
mereka
diperintahkan
memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.
karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga
yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
Secara umum, subsekte aliran khawarij berpendapat bahwa
pelaku dosa besar di anggap kafir, masing subsekte memilki
pendapat yang berbeda-beda tentang pelaku dosa besar yang di beri
predikat kafir. Subsekte Khawarij yang ekstrim menggunakan istilah
yang lebih mengerikan di bandingkan dengan kafir, yaitu musyrik.
Mereka memandang musyrik bagi siapa saja yang tidak mau
bergabung dengan mereka. Bahkan orang Islam yang sefaham
dengan mereka tetapi tidak mau hijrah ke dalam lingkungan mereka.
Subsekte Najdah tidak jauh berbeda Azariqoh, mereka menganggap
musyrik kepada siapapun yang secara terus menerus mengerjakan
dosa kecil. Adapun dengan dosa besar, apabila tidak dilakukan secara
terus menerus pelakunya tidak dipandang musyrik, hanya di anggap
kafir saja.
Semua pelaku dosa besar, menurut semua subsekte khawarij
adalah kafir dan akan disiksa di neraka selamanya.
a. Sekte Azariqah
4. Perbuatan Tuhan
()
Artinya:
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah
yang akan ditanyai.
()
Artinya:
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri
mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada
diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu
yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia
benar-benar ingkar akan Pertemuan dengan Tuhannya.
Seorang Mutazilah Qadi Abd Al Jabr, mengatakan bahwa ayat
pertama memberi petunjuk bahwa Tuhan hanya berbuat yang baik
dan Maha suci dari perbuatan buruk. Maka Tuhan tidak perlu di Tanya.
Sedangkan ayat yang kedua, menurut al-Jabr mengandung petunjuk
bahwa Tuhan tidak pernah dan tidak akan pernah melakukan
perbuatan-perbuatan buruk. Seandainya Tuhan melakukan perbuatan
buruk, maka pernyataan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi
serta segala isinya dengan hak, adalah tidak benar atau berita
bohong.
Faham kewajiban Tuhan berbuat baik, bahkan yang terbaik
mengharuskan Mutazilah melahirkan faham kewajiban Allah berikut
ini:
2. Aliran Asyariyah
3. Aliran Maturidiyah
C.KEGIATAN DISKUSI
Setelah Anda mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah
diskusi dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda,
D.
PENDALAMAN KARAKTER
UJI KOMPETENSI
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e, di depan
jawaban yang paling benar!
1. Akal memang dapat mengetahui adanya Tuhan, namun kewajiban
manusia hanya dapat diketahui melalui wahyu, ini adalah pendapat.
a. Mutazilah
b. Asyariyah
c. Murjiah moderat
d. Murjiah ekstrim
e. Maturidiyah
2. Aliran apakah yang menolak adanya kebangkitan dari kubur dan siksa
kubur?
a. Mutazilah
b. Khawarij
c. Murjiah moderat
d. Murjiah ekstrim
e. Maturidiyah
3. Aliran apakah yang berpendapat bahwa pelaku dosa besar berada di
manzilah baina al-manzilatain?
a. Mutazilah
b. Khawarij
c. Murjiah moderat
d. Murjiah ekstrim
e. Maturidiyah
4. Pendapat Khawarij tentang iman dan amal adalah.
a. Iman tidak ada kaitannya dengan amal manusia
b. Iman tidak dapat bertambah dan tidak pula dapat berkurang
c. Iman adalah cukup diucapkan dengan lisan dan ditakrirkan di dalam
hati
d. Iman tidak penting dibanding amal perbuatan manusia
e. Iman bukan merupakan pengakuan dalam hati dan ucapan dengan
lisan saja, akan tetapi amal ibadah menjadi rukun iman juga
5. Pendapat Maturidiyah tentang seorang muslim yang melakukan dosa
besar dan tidak sempat bertaubat di akhir hayatnya adalah..
a. Ia tidak kafir dan tidak kekal di neraka
b. Kekal berada di dalam neraka
c. Tidak di neraka dan tidak pula berada di surga melainkan di antara
keduanya
d. Wajib dibunuh
e. Kafir dan kekal di neraka
6. Tentang perbuatan Tuhan, aliran Mutazilah berpendapat bahwa..
a. Perbuatan baik dan buruk bukanlah perbuatan Tuhan melainkan
perbuatan manusia
b. Segala perbuatan diciptakan Tuhan termasuk perbuatan baik dan
buruk manusia
c. Tuhan maha sempurna dan tidak mungkin menciptakan perbuatan
buruk manusia
d. Perbuatan Tuhan hanya terbatas pada hal-hal yang dianggap baik
e. Tuhan tidak memiliki andil dalam hal perbuatan manusia
3.
4.
5.
Hikmah
Perhiasan ilmu itu adalah tawadlu (rendah diri) dan
adab (tata krama)
BAB II
PERSOALAN-PERSOALAN POKOK ILMU
KALAM PERSPEKTIF ALIRAN KALAM
(Lanjutan)
www.kpindo.com
Perbedaan itu indah dan penuh hikmah
Karena banyaknya persoalan yang menjadi perdebatan dan
terjadi khilaf diantara mutakallimin dan untuk bisa fokus dalam materi,
maka pada BAB II ini akan melanjutkan materi yang ada pada BAB I yaitu
Persoalan-Persoalan Pokok Ilmu Kalam Perspektif Aliran Kalam.
Kompetensi Inti (KI)
2. Mengembangkan
akhlak (adab) yang baik dalam beribadah dan
berinteraksi dengan diri sendiri, keluarga, teman, guru, masyarakat,
lingkungan sosial dan alamnya serta menunjukan sikap partisipatif atas
berbagai permasalahan bangsa serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar (KD)
2.1.Menunjukkan sikap positif setelah memahami persoalan-persoalan
pokok ilmu kalam menurut perspektif kalam.
3.5. Mendiskusikan kehendak, kekuasaan dan perbuatan manusia
menurut perspektif aliran kalam .
PETA KONSEP
1. Khawarij
2. Syiah
3. Murjiah
Aliran-aliran Kalam
4. Jabariyah
5. Mutazilah
6. Qadariyah
7. Asyariyah
8. Maturidiyah
1. Perbuatan Manusia
Persoalan-persoalan
pokok ilmu kalam
Sumber: kaskus.co.id
Sumber: kompasiana.com
B.
PENDALAMAN MATERI
A. Perbuatan Manusia
Masalah perbuatan manusia, bermula dari pembahasan sederhana yang
di lakukan oleh kelompok Jabariyah dan kelompok Qodariyah, yang
kemudian di lanjutkan lebih mendalam oleh aliran Mutazilah, Asyariyah
dan Maturidiyah.
1. Aliran Jabariyah
a. Aliran Jabariyah Ekstrim
Aliran ini berpendapat, bahwa segala perbuatan manusia bukanlah
merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, Tetapi
kemauan yang dipaksakan atas dirinya karena tidak mempunyai
daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak memunyai
pilihan.
b. Aliran Jabariyah Moderat
Aliran ini berpendapat, bahwa Tuhan menciptakan perbuatan
manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik, tetapi
manusia mempunyai peranan di dalamnya. Tenaga yang diciptakan
mempunyai
efek
untuk
mewujudkan
2. Aliran Qadariyah
Aliran Qodariyah menyatakan bahwa segala tingkah manusia
dilakukan
atas
kehendaknya
sendiri.
Manusia
mempunyai
kewenangan
untuk
melakukan
segala
perbuatannya
atas
kehendaknya sendiri, baik berbuat baik maupun berbuat jahat. Oleh
karena itu, ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan yang di
lalkukannya dan berhak mendapatkan hukuman atas kejahatan yang
di perbuatnya. Semua perbuatan manusia adalah pilihannya sendiri,
bukan oleh kehendak atau takdir Tuhan.
Aliran Qodariyah berpendapat bahwa tidak ada alasan yang
tepat menyandarkan segala perbuatan manusia kepada perbuatan
Tuhan. Banyak ayat yang mendukung pendapat ini, misalnya dalam
surat Al-Kahfi [18] ayat 29:
)
(
Artinya:
Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka
Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami
telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya
mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih
yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan
tempat istirahat yang paling jelek.
Dalam surat Ali Imran [3] ayat 165:
()
Artinya:
Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan
Uhud), Padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat
kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata:
"Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari
(kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Dalam surat Al-Rad [13] ayat 11:
()
Artinya:
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.
()
Artinya:
Barang siapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia
mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
3. Aliran Mutazilah
Aliran Mutazilah memandang manusia memiliki daya yang
besar dan bebas. Oleh karena itu, mereka sefaham dengan Qodariyah
dengan faham free will. Daya yang ada pada diri manusia adalah
tempat terciptanya perbuatan. Jadi, Tuhan tidak dilibatkan dalam
perbuatan manusia.
Dalam faham ini, Mutazilah mengakui Tuhan sebagai pencipta
awal, sedangkan manusia berperan sebagai fihak yang berkreasi
untuk merubah bentuknya. Untuk membela fahamnya, mereka
mengungkapkan firman Allah surat al-Sajdah (32) ayat:7:
()
Artinya:
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan
yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Yang dimaksud dengan ahsana pada ayat diatas adalah semua
perbuatan Tuhan adalah baik. Dengan demikian perbuatan manusia
bukan perbuatan Tuhan, karena di antara perbuatan manusia ada
perbuatan jahat.
4. Aliran Asyariyah
()
Artinya:
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu
perbuat itu".
Wa ma tamalun pada ayat di atas, di artikan Al Asyari dengan
apa yang kamu perbuat dan bukan apa yang kamu buat. Dengan
demikian ayat ini mengandung arti Allah menciptakan kamu dan
perbuatan-perbuatanmu. Dengan kata lain dalam Asyariyah yang
mewujudkan kasab atau perbuatan manusia adalah Tuhan.
5. Aliran Maturidiyah
Ada perbedaan antara Maturidiyah Samarkand dan Bukhara
mengenai perbuatan manusia:
a. Maturidiyah Samarkand
Kehendak dan daya buat pada diri manusia tapi posisinya lebih
kecil daripada daya yang terdapat dalam faham Mutazilah. Oleh
B.
1. Aliran Mutazilah
()
Artinya :
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat,
Maka Tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika
(amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan
(pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.
-
()
Artinya :
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan
kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.
- Q.S. Fushilat (41) ayat 54:
()
Artinya :
Ingatlah bahwa Sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan
tentang Pertemuan dengan Tuhan mereka. ingatlah bahwa
Sesungguhnya Dia Maha meliputi segala sesuatu.
-
()
Artinya :
Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar
zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan
melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang
besar.
- Q.S. al Kahfi (18) ayat 49:
Artinya :
Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang
bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan
mereka berkata: "Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak
meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia
mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka
kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang
juapun".
2. Aliran Asyariyah
()
Artinya :
Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.
- Q.S. Yunus (10) ayat 99:
()
Artinya :
Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang
yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak)
memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang
beriman semuanya?
-
(
Artinya :
Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada
tiap- tiap jiwa petunjuk, akan tetapi telah tetaplah Perkataan dari
padaKu: "Sesungguhnya akan aku penuhi neraka Jahannam itu
dengan jin dan manusia bersama-sama."
-
()
Artinya :
Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian
mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataanperkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau
Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka
tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
- Q.S. al Baqarah (2) ayat 253:
()
Artinya :
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian
yang lain. di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung
dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa
derajat. dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa
mukjizat serta Kami perkuat Dia dengan Ruhul Qudus. dan kalau Allah
menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang
datang) sesudah Rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka
beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, Maka
ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka
yang kafir. seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka
berbunuh-bunuhan. akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendakiNya.
Ayat-ayat tersebut di fahami Asyari sebagai pernyataan
tentang kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Kehendak Tuhan
pasti berlaku, apabila kehendak Tuhan tidak berlaku, berarti Tuhan
lupa, lalai dan lemah untuk melaksanakan kehendak-Nya. Padahal
sifat lalai, lupa dan lemah adalah sifat yang mustakhil (tidak mungkin)
bagi Allah. Tanpa dikehendaki Tuhan manusia tidak akan berkehendak
apa-apa.
Asyariyah memahami bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan
mutlak terhadap makhluk-Nya dan dapat berbuat sekehendak hatiNya. Dengan demikian, ketidakadilan difahami dalam arti Tuhan tidak
dapat berbuat sekehendak-Nya terhadap makhluk. Atau dengan kata
lain, dikatakan tidak adil apabila di fahami Tuhan tidak lagi berkuasa
mutlak terhadap milik-Nya.
3. Aliran Maturidiyah
kekuasaan mutlak Tuhan. Karena menganut faham free will dan free
act serta adanya batasan bagi kekuasaan mutlak Tuhan, kaum
Maturidiyah Samarkand mempunyai posisi yang lebih dekat dengan
Mutazilah, tetapi kekuatan akal dan batasan yang di berikan kepada
kekuasaan mutlak Tuhan lebih kecil daripada yang diberikan
Mutazilah.
a. Aliran Maturidiyah Samarkand
Tuhan memang memiliki kekuasaan mutlak, namun kekuasaan-Nya
dibatasi oleh batasan yang diciptakan-Nya sendiri.
1) Kemerdekaan dalam kemauan dan perbuatan yang menurut
pendapat mereka, ada pada manusia.
2) Keadaan Tuhan menjatuhkan hukuman bukan sewenang-wenang,
tetapi
berdasarkan
atas
kemerdekaan
manusia
dalam
mempergenukan daya yang diciptakan Tuhan dalam dirinya
untuk berbuat baik atau berbuat jahat.
3) Keadaan hukuman-hukuman Tuhan, sebagaimana kata alBazdawi, tak boleh tidak mesti terjadi.
b.Aliran Maturidiyah Bukhara
Tuhan tidak mungkin melanggar janji-janji-Nya, memberi pahala
kepada orang yang berbuat baik dan menghukum orang yang
berbuat jahat.
C.Kalamullah
1.
2.
Aliran Mutazilah
Mutazilah berpendapat, bahwa al-Quran yang disebut dalam kalam
atau sabda Tuhan yang tersusun dari huruf dan suara adalah makhluk
yang dijadikan oleh Tuhan. Kalamullah tersebut tidak ada pada Zat
Tuhan, melainkan berada di luar diri-Nya.
3.
Aliran Asariyah
Menurut aliran Asyariyah kalam Allah itu Esa dan Qadim. Adapun
mengenai
perintah
dan
larangan, waid dan
sebagainya
merupakan itibar-itibar dalam kalam-Nya dan bukan merupakan
jumlah berbilang di dalam kalam itu sendiri. Dari keterangan ini alAsyari melihat bahwa, kalam Allah itu ada dua bentuk, yaitu :
a. Sesuatu yang merupakan sifat Tuhan dan itulah yang qadim.
b. Lafadz yang menunjuk atas kalam yang qadim tersebut itulah yang
baru/hadis dan bersifat makhluk.
D. Sifat-Sifat Tuhan
Perdebatan antar aliran kalam tentang sifat-sifat Tuhan tidak terbatas
pada persoalan apakah Tuhan memiliki sifat atau tidak, tetapi juga
1. Aliran Mutazilah
()
Artinya:
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat
melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha
mengetahui.
-
Artinya:
Kepada Tuhannyalah mereka melihat.
()
()
()
Artinya:
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".
-
()
Artinya:
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkatakata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang
tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu
diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.
2.
Aliran Asyariyah
Menurut Asyariyah, Tuhan memiliki sifat karena perbuatanperbuatannya. Mereka juga mengatakan bahwa Tuhan mengetahui,
berkuasa, menghendaki dan sebagainya serta memiliki pengetahuan,
kemauan dan daya. Asyariyah berpendapat bahwa sifat-sifat Tuhan
itu unik sehingga tidak dapat dibandingkan dengan sifat-sifat manusia
Asyariyah memberi daya yang kecil pada akal dan menolak
faham Tuhan memiliki sifat-sifat jasmani, jika sifat jasmani dianggap
sama dengan sifat manusia. Tetapi ayat-ayat al-Quran yang
menggambarkan Tuhan memiliki sifat jasmani, tidak boleh ditawilkan
tetapi harus diterima sebagaimana makna harfiahnya. Oleh sebab itu,
Tuhan dalam pandangan Asyariyah mempunyai mata, wajah, tangan
serta bersemayam di singgasana. Tetapi, semua dikatakan la
yukayyaf wa la yuhadd (tanpa diketahui bagaimana cara dan
batasnya).
Tuhan dapat dilihat dengan mata kepala kelak di akhirat.
Asyary menjelaskan bahwa sesuatu yang dapat dilihat adalah
()
( )
()
Artinya:
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu
yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung)
kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri
Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan
berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah
ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala)
niscaya kamu dapat melihat-Ku". tatkala Tuhannya Menampakkan diri
kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa
pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata:
"Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang
yang pertama-tama beriman".
-
()
Artinya:
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga)
dan tambahannya. dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan
tidak (pula) kehinaan. mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal
di dalamnya.
3. Aliran Maturidiyah
C.KEGIATAN DISKUSI
Setelah Anda mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah
diskusi dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda,
kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi
tersebut di depan kelas.
Ambillah persoalan-persoalan berikut sebagai bahan diskusi:
1.
Hilwa adalah seorang anak yang rajin beribadah dalam
kesehariannya Hilwa beramal dengan sangat ikhlas dan tampak
tidak berharap hanya keridlaan Allah swt. sampai kedua orang
tuanya begitu terharu. Bagaimanakah Hilwa dapat seperti itu?
2.
Di sebuah sekolah, siswanya dianjurkan selalu membawa al-Quran
setiap pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah, al-Quran
dikumpulkan di rak khusus yang berada di kelas masing-masing.
Kenapa al-Quran harus ditempatkan di tempat yang khusus?
3.
Bakar adalah seorang petani yang hidupnya pas-pasan yang hidup di
sebuah desa yang jauh dari kota, dengan kemiskinannya tersirat
betapa percayanya dia dengan kekuasaan dan kehendak Allah.
D.
PENDALAMAN KARAKTER
UJI KOMPETENSI
I.
5.
Hikmah
SOAL SEMESTER I
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e, di depan
jawaban yang paling benar !
1. Tuhan memiliki sifat, tetapi tidak sama dengan makhluq-Nya adalah
pendapat..
a. Mutazilah
b. Asyariyah
c. Salafiyah
d. Qadariyah
e. Maturidiyah
2. Menurut Mutazilah, perbuatan baik dan buruk manusia harus
diganjar oleh Tuhan, karena merupakan konsekuensi dari prinsip..
a. Al-Tauhid
b. Al-Adl
c. Al-wadu wal waid
d. Al-Manzilah bainal Manzilatain
e. Amar maruf-nahi munkar
3. Pendapat Asyariyah tentang iman dan amal adalah.
a. Iman tidak ada kaitannya dengan amal manusia
b. Iman tidak dapat bertambah dan tidak pula dapat berkurang
c. Iman adalah cukup diucapkan dengan lisan dan ditakrirkan di
dalam hati
d. Iman tidak penting dibanding amal perbuatan manusia
e. Iman dan amal memiliki kaitan erat satu degan yang lainnya
4. Pendapat Asyariyah tentang seorang muslim yang melakukan dosa
besar dan tidak sempat bertobat di akhir hayatnya adalah..
a. Ia tidaklah kafir dan tetap muslim
b. Kekal berada di dalam neraka
c. Tidak di neraka dan tidak pula berada di surga melainkan di antara
keduanya
d. Wajib dibunuh
e. Kafir dan kekal di neraka
5. Tentang perbuatan Tuhan, aliran Jabariyah berpendapat bahwa..
a. Perbuatan baik dan buruk bukanlah perbuatan Tuhan melainkan
perbuatan manusia
b. Segala perbuatan diciptakan Tuhan termasuk perbuatan baik dan
buruk manusia
c. Tuhan maha sempurna dan tidak mungkin menciptakan perbuatan
buruk manusia
d. Tuhan hanya menciptakan perbuatan yang baik-baik saja
e. Tuhan tidak memiliki andil dalam hal perbuatan manusia
6. Aliran Kalam yang memiliki kesamaan pandangan tentang Tuhan
bersifat adil karena Ia mengganjar perbuatan baik/buruk hasil ikhtiar
manusia, adalah..
a. Asyariyah dan Maturidiyah
b. Jabariyah dan Qadariyah
c. Syiah dan Murjiah
d. Qadariyah dan Mutazilah
e. Salafiyah dan Wahabiyah
D. Khawarij
E. Asyariyah
14. Pembahsan tentang Tuhan dan pertaliannya dengan manusia pada
Ilmu Kalam disandarkan pada ..
A. Filsafat dan tasauf
B. Akal
C. Wahyu
D. Wahyu dan akal murni
E. Fiqh dan Ushul Fiqh
15. Berikut ini adalah pernyataan yang benar tentang Khawarij:
A. Pelaku dosa besar bukanlah kafir dan bukan pula mumin
B. Kelompok yang menganut paham al-Manzila bainal manzilatain
C. kelompok yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib
D. Abu Hudzail adalah pemimpin Khawarij pertama
E. Membagi wilayah kekuasaannya menjadi wliayah Islam dan wilayah
Yahudi
16. Golongan kalam yang dikelompokkan sebagai aliran rasional Islam
adalah.
A. 1 dan 2
B. 3 dan 4
C. 5 dan 6
D. 1 dan 3
E. 3 dan 6
17. Kewajiban mengetahui perbuatan baik dan buruk berdasarkan
wahyu adalah pendapat..
A. Mutazilah
B. Qadariyah
C. Jabbariyah
D. Khawarij
E. Asyariyah
18. Tuhan memiliki sifat tetapi tidak sama dengan sifat makhluqnya
adalah pendapat
A. Asyariyah
B. Khawarij
C. Qadariyah
D. Jabariyah
E. Salafiyah
19. Perbedaan antara Asyariyah dan Mutazilah dalam memposisikan
akal dapat dicermati melalui salah satu pernyataan yang benar
berikut ini:
A. Menurut Asyariyah kedudukan akal lebih tinggi dari wahyu
B. Menurut Mutazilah kedudukan wahyu lebih tinggi dari akal
C. Baik Asyariyah maupun Mutazilah sepakat meletakkan wahyu di
atas akal
D. Asyariyah memandang bahwa akal tanpa wahyu dapat mengenal
Tuhan
E. Akal menurut Mutazilah dapat mengantarkan kepada sumber
kebenaran meskipun tanpa agama
20. Alasan Mutazilah meniadakan sifat-sifat Tuhan karena..
B. Asyariyah
C. Salafiyah
D. Qadariyah
E. Maturidiyah
48. Kedudukan akal menurut aliran Mutazilah adalah..
A. Sejajar dengan wahyu
B. Beriringan dengan wahyu
C. Lebih tinggi dari wahyu
D. Di belakang wahyu
E. Lebih rendah dari wahyu
49. Kewajiban mengetahui Tuhan dengan akal adalah pendapat..
A. Asyariyah
B. Mutazilah
C. Jabbariyah
D. Khawarij
E. Syiah
50. Kewajiban mengetahui perbuatan baik dan buruk berdasarkan
wahyu adalah pendapat..
A. Asyariah
B. Mutazilah
C. Jabbariah
D. Khawarij
E. Syiah
BAB III
PEMIKIRAN KALAM ULAMA MODERN
Sumber: Sarkub.com
Orang alim itu akan selalu hidup sekalipun sudah meninggal
dunia
Sepeninggalan Nabi dan para sahabat bukan berarti hilang semua
ajaran kebenaran didunia ini, mereka tetap hidup diantara kita karena
sepeniggalan mereka tetap hidup generasi selanjutnya. Para pewaris Nabi
ini dikenang karena kontribusi mereka akan pemurnian tauhid. Merekalah
yang berjuang menghilangkan syirik, khurafat dan bidah yang menggejala
dalam umat Islam. Walaupun jalan yang ditempuh rumit, tidak meluluhkan
cita-cita mereka yang sebetulnya sederhana yaitu kembali ke tauhid Islam
dan tegaknya kalimatullah.
Kompetensi Inti (KI)
2. Mengembangkan akhlak (adab) yang baik
dalam beribadah dan
berinteraksi dengan diri sendiri, keluarga, teman, guru, masyarakat,
lingkungan sosial dan alamnya serta menunjukan sikap partisipatif atas
berbagai permasalahan bangsa serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural tentang al-Quran, hadis, fiqh, akidah, akhlak,
dan sejarah Islam dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
peradaban serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya dalam
memecahkan masalah
Kompetensi Dasar (KD)
3.1. Memahami pemikiran kalam yang dikembangkan
Abduh, Sayyid Ahmad Khan dan Muhammad Iqbal
Muhammad
PETA KONSEP
1.Muhammad Abduh
Persoalan-persoalan
pokok ilmu kalam
4. Perbuatan Tuhan
5. Perbuatan Manusia
6. Sifat-Sifat Tuhan
7. Kalam Allah
8. Kekuasaan dan Kehendak Allah
Sumber: www.blogspot.com
Sumber: fitripitli.blogspot.com
B.
PENDALAMAN MATERI
memungut pajak menyebabkan penduduk berpindahpindah tempat untk menghindarinya. Abduh sendiri
dilahirkan dalam kondisi yang penuh kecemasan ini.
Semua saudara Muhammad Abduh membantu ayahnya
mengelola usaha pertanian, kecuali Muhammad Abduh yang oleh
ayahnya ditugaskan untuk menuntut ilmu pengetahuan. Mula-mula
Abduh dikirim ayahnya ke Masjid Al-Ahmadi Tanta untuk mempelajari
Al-Quran ( belakangan tempat ini menjadi pusat kebudayaan selain AlAzhar ). Namun sistim pengajaran disana sangat menjengkelkannya
sehingga setelah dua tahun disana, ia memutuskan untuk kembali
kedesanya. Dan bertani seperti saudara-saudara serta kerabatnya.
Ketika kembali kedesa, ia dikawinkan. Pada saat itu ia berumur 16
tahun. Semula ia bersikeras untuk tidak melanjutkan studinya, tetapi ia
kembali belajar atas dorongan pamannya, Syekh Darwish, yang banyak
mempengaruhi kehidupan Abduh sebelum bertemu dengan Jamaludin
Al-Afghani. Atas jasanya itu, Abduh berkata:
,Ia telah membebaskanku dari penjara kebodohan (the prison
of ignorance) dan membimbingku menuju ilmu pengetahuan..
Setelah menyelesaikan studi dibawah bimbingan pamannya,
Abduh melanjutkan studi di Al-Azhar pada bulan pebruari 1866. Tahun
1871, Jamaludin Al-Afghani tiba di Mesir. Ketika itu Abduh masih
Mahasiswa Al-Azhar menyambut kedatangannya. Ia selalu menjadi
murid
kesayangan
Al-Afghani.
Hubungan
ini
mengalihkan
kecendrungan Muhamad Abduh dari tasawuf dalam arti yang sempit,
sebagai bentuk cara berpakaian dan dzikir, kepada tasawuf dalam arti
yang lain, yaitu perjuangan untuk melakukan perbaikan keadaan
masyarakat, membimbing mereka untuk maju dan membela ajaranajaran Islam. Setelah dua tahun sejak pertemuannya dengan Al-Afgani,
terjadilah perubahan yang sangat berarti pada kepribadian Abduh dan
mulai menulis kitab-kitab serta mengkritik pendapat-pendapat yang
dianggap salah. Al-Afghani pulalah yang mendorong Abduh aktif
dalam bidang sosial dan politik. Artikel-artikel pembaharuannya
banyak dimuat pada surat kabar Al-Ahram di kairo.
Setelah menyelesaikan studi di Al-Azhar pada tahun 1877
dengan gelar alim (sekarang Lc) , Abduh mulai mengajar di Al-Azhar
dengan mengajar manthiq (logika) dan ilmu kalam (teologi), di Dar AlUlum dan dirumahnya sendiri mengajar kitab Tahdzib al-Akhlaq
karangan Ibnu Maskawaih dan sejarah peradaban kerajaan-kerajaan
Eropa. Ketika Al-Afghani diusir dari Mesir pada tahun 1879 karena
dituduh melakukan gerakan perlawanan terhadap Khedewi Tufiq,
Abduh juga dituduh ikut campur didalamnya. Ia dubuang keluar kota
kairo. Namun, pada tahun 1880, ia diperbolehkan kembali ke ibu kota,
kemudian diangkat menjadi redaktur surat kabar resmi pemerintahan
Mesir, Al-Waqai Al-Mishiriyyah. Pada waktu itu kesadaran nasiaonal
Mesir mulai tampak dan dibawah pimpinan Abduh, surat kabar resmi
itu memuat artikel-artikel tentang urgenitas nasional Mesir, disamping
berita-berita resmi.
Setelah Revolusi Urabi 1882 (yang berakhir dengan kegagalan),
Abduh Ketika itu masih memimpin surat kabar Al-Waqai- dituduh
terlibat dalam revolusi besar tersebut sehingga pemerintah Mesir
konsep hukum alam, ia dianggap kafir oleh golongan Islam yang belum
dapat menerima idenya.
Bagi mereka percaya pada hokum alam akan membawa kepada
faham naturalism dan materialism yang pada akhirnya membawa
kepada keyakinan tidak adanya Tuhan. Khan mendapat julukan Nechari,
kata urdu yang berasal dari bahasa Inggris nature (law of nature).
Umat Islam yang berdomisili di India mengalami kemerosotan dan
kemunduran sebagaimana yang di kemukakan oleh Ahmad Khan yaitu
di karenakan mereka tidak mengikuti perkembangan zaman yang
sedang berlangsung mereka cenderung mengikuti pendahulu mereka,
tetapi bahwasannya ia menentang keras dengan faham taklid,
sebagaimana yang dianut dalam faham Qodariyah. Ia menolak faham
taklid dan tidak segan-segan menyerang faham ini. Sumber ajaran Islam
menrut pendapatnya hanyalah Al-Quran dan Hadits.
Sebab kemunduran Islam di India dikarenakan mereka terlena
dengan gaung peradapan Islam klasik sehingga mereka tidak menyadari
bahwa peradapan baru telah tumbuh dan bermunculan di Barat.
Timbulnya peradaban serta kemajuan ini di dasari oleh Ilmu
pengetahuan dan teknologi pada orang-orang Barat tersebut. Manusia
senantiasa berubah dan oleh karena itu perlu diadakan ijtihad baru
untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaran-ajaran Islam dengan keadaan
masyarakat yang telah berubah.
Khan mengemukakan bahwa Tuhan telah menentukan tabiat dan
Nature (sunnatullah) bagi setiap mahkluk-Nya yang tetap dan tidak
berubah. Menurutnya Islam adalah agama yang paling sesuai dengan
hukum alam dan Al-quran adalah firman-Nya.
Maka sudah barang tentu sejalan dan tidak ada pertentangan. Dia
tidak mau dalam suatu pemikirannya terganggu dan terbatasi oleh
orentasi Hadist dan Fiqih, di karenakan segala sesuatu diukur dengan
kritik rasional, serta menolak segala yang bertentangan dengan logika
dan hukum alam. Ia hanya mau mengambil Al-quran sebagai landasan
dan pedoman Islam, sedang yang lainnya hanyalah membantu dan
kurang begitu penting. Baginya tidak semua Hadits dapat diterima,
karena ada hadits-hadits buatan. Hadits yang dapat diterima sebagai
sumber hokum hanya setelah diadakan penelitian yang seksama akan
keasliannya. Contohnya, atas penolakan Hadist dikarenakan berisi
moralitas Masyarakat Islam pada abad pertama ataupun pada abad ke
dua, sewaktu Hadist dikumpulkan dan dikodifikasikan. Sedangkan
hukum Fiqih menurutnya berisi tentang moralitas masyarakat sampai
Kesimpulan
Bahwasanya faham dan pemikiran yang dianut Oleh Sayyid
Ahmad Khan ada kesamaan dengan faham yamg dianut oleh Qodariyah,
misalnya manusia di anugrahi Tuhan berbagai macam daya diantaranya
fikiran yang berupa akal dan daya fisik untuk merealisasikan kehendak.
Adapun penolakan taklid oleh Ahmad Khan dikarenakan dapat
mengurangi relevansi Quran dengan masyarakat baru pada zaman
tersebut, maka ia memandang perlu diadakannya ijtihad-ijtihad baru
(tajdid) untuk menyesuaikan ajaranajaran agama Islam dengan situasi,
kondisi dan perkembangan masyarakat yang terus menerus mengalami
perubahan ataupun tajdid dalam kehidupan mereka
Dan ia mengedepankan rasio ataupun pemikiran-pemikiran, dan
menolak semua yang bertentangan dengan logika dan hukum alam,
misalnya Hadist dan Fiqih dikarenakan itu semua adalah esensinya
moralitasmoralitas masyarakat pada zaman abad pertama dalam
pengumpulan Hadist tersebut dan adapun Fiqih yang esensinya tentang
moralitas masyarakat berikutnya sampai timbulnya mazhabmazhab.
Tetapi Sayyid Ahmad Khan tetap mengambil Al-quran sebagai
pedoman, rujukan dan landasan atas ajaranajaran agama Islam.
umat Islam yang ketika itu telah dibawa oleh kaum sufi semakin
jauh dari tujuan dan maksud Islam yang sebenarnya. Dengan
ajaran khudinya, ia mengemukakan pandangan yang dinamis
tentang kehidupan dunia.
F. Dosa
Iqbal secara tegas menyatakan dalam seluruh kuliahnya
bahwa Al-Quran menampilkan ajaran tentang kebebasan ego
manusia yang bersifat kreatif. Dalam hubungan ini, ia
mengembangkan cerita tentang kejatuhan adam (karena memakan
buah terlarang) sebagai kisah yang berisi pelajaran tentang
kebangkitan manusia dari kondisi primitive yang dikuasai hawa
nafsu naluriah kepada pemilikan kepribadian bebas yang
diperolehnya
secara
sadar,
sehingga
mampu
mengatasi
kebimbangan dan kecenderungan untuk membangkang dan
timbulnya ego terbatas yang memiliki kemampuan untuk
memilih. Allah telah menyerahkan tanggung jawab yang penuh
resiko ini, menunjukkan kepercayaan-Nya yang besar kepada
manusia. Maka kewajiban manusia adalah membenarkan adanya
kepercayan ini. Namun, pengakuan terhadap kemandirian
(manusia)
itu
melibatkan
pengakuan
terhadap
semua
ketidaksempurnaan yang timbul dari keterbatasan dan kemandirian
itu.
KESIMPULAN
1. Muhammad Abduh dalam perjalanan keilmuannya dibantu oleh
pamannya yang bernama Syekh Darwis.
2. Persoalan pokok yang menjadi focus utama pemikiran Muhammad
Abduh adalah :
a. Membebaskan pemikiran akal dari belenggu taqlid yang
menghambat perkembangan pengetahuan agama sebagaimana
haknya salafal ummah
b. Memperbaiki gaya bahasa.
3. Menurut Muhammad Abduh, wahyu adalah penolong akal untuk
mengetahui keadaan kehidupan alam akhirat.
4. Selain berfikir, menurut Muhammad Abduh manusia juga
mempunyai kebebasan berfikir.
5. Karya Sayyid Ahmad Khan yang paling bersejarah dan berpengaruh
dalam perkembangan Islam di India adalah didirikannya MAOC.
6. Muhammad
Iqbal
berpandangan
bahwa
dalam
al-Quran
menunjukkan ajaran tentang kebebasan ego manusia yang bersifat
kreatif.
C.KEGIATAN DISKUSI
Setelah Anda mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah
diskusi dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda,
D.
untuk
mempresentasikan
hasil
diskusi
PENDALAMAN KARAKTER
UJI KOMPETENSI
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e, di depan
jawaban yang paling benar!
1. Dalam pencapaian posisi keilmuan yang tinggi, Muhammad Abduh
dibimbing oleh pamannya yang bernama
a. Syekh Maulana
b. Syekh Yusuf
c. Syekh Darwis
d. Syekh Darwin
e. Syekh Maliki
2. Surat kabar yang diterbitkan oleh Muhammad Abduh bersama alAfghani di Paris
a. Al Urwah al Wutsqo
b. Al arwah wustqo
c. Mahadi
d. Al Wustqoy
e. Urwah
3. Fungsi wahyu menurut Muhammad Abduh adalah
a. Wahyu adalah yang utama
b. Wahyu sejajar dengan akal
c. Wahyu penolong akal
d. Wahyu dibawah akal
e. Wahyu tak berarti tanpa akal
4. Pemikiran Muhammad Abduh tentang kebebasan manusia, sejalan
dengan pemikiran faham
a. Mutazilah
b. Jabariyah
c. Qodariyah
d. Murjiah
e. Syiah
5. Sekolah yang didirikan oleh Sayyid Akhmad Khan di India memiliki
nama
a. COAM
b. MAOC
c. MOAC
d. CAOM
e. MOCA
6. Pemikiran Sayyid Akhmad Khan memiliki kemiripan dengan pemikiran
faham..
a. Mutazilah
b. Jabariyah
c. Qodariyah
d. Murjiah
e. Syiah
7. Buku berjudul The Recontruction of Religius Though in Islam karya
Muhammad Iqbal, merupakan kumpulan dari.
a. Catatan hariannya
b.
c.
d.
e.
8.
Karya sastranya
Ceramah-ceramahnya
Puisi-puisinya
Karya-karya ilmiahnya
Muhammad Iqbal menerima konsep pembuktian Tuhan yang
bersifat
a. Teologis
b. Imanen
c. Filosofis
d. Rasional
e. Teologis Imanen
9. Pandangan tentang jati diri manusia Muhammad Iqbal, dipengaruhi
oleh faham
a. Dinamisme
b. Animisme
c. Pholytheisme
d. Ateis
e. Fungsioanalisme
10. Menurut Sayyid Akhmad Khan, kemrosotan umat Islam di India di
sebabkan oleh.
a. Keengganan mereka mengikuti perkembangan
b. Keengganan mereka mengikuti warisan sejarah
c. Keengganan mereka mengikuti ajaran agama
d. Keengganana mereka melaksanakan ajaran
e. Keasyikan mereka menikmati hidup
II.
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
Hikmah
Balasan/pahala itu tergantung pada kadar
kecapaian
BAB IV
PEMIKIRAN KALAM ULAMA MODERN
Sumber: wordpress.com
Orang alim itu akan selalu hidup sekalipun sudah meninggal
dunia
Ulama memiliki peran penting dalam sejarah umat Islam. Ulama tampil menjadi
pendekar awal dalam suatu kekuasaan sosial-politik yang ikut menentukan arah perjalanan
bangsa. Sampai saat ini, ulama tetap eksis menghadapi pelbagai perubahan fundamental
akibat modernisasi kehidupan umat Islam. Diskursus tentang ulama di nusantara banyak
dikaji oleh beberapa peneliti asing dan juga sarjana muslim. Studi Clifford Geertz (1960)
tentang ulama Jawi menyatakan bahwa ulama adalah palang budaya nusantara. Hirokoshi
(1987) meneliti Ulama Sunda hingga menemukan peran akan keberadaan ulama dalam
masyarakat kontemporer. Mansur Noor (1980) juga meneliti ulama di Madura dan
menemukan peranannya dalam kehidupan keagamaan dan sosial-politik umat Islam.
menekankan sejarah sosial dan intelektual yang terabaikan dalam studi-studi tentang ulama
Indonesia.
Periode kerajaan Islam nusantara pada masa kolonial Belanda menjadi titik episentrum
awal mulanya peran ulama di Indonesia. Jatuhnya kerajaan-kerajaan Islam yang dihempaskan
oleh perusahaan Barat seperti Vereenidge Oost-Indischi Campaigne (VOC) dalam jaringan
nusantara, menjadi cikal bakal pangagungan posisi ulama dengan menempatkan diri dalam
transformasi jabatan. Ulama menjadi pemimpin lembaga pendidikan Islam, seperti pesantren
di Jawa, surau di Minangkabau dan dayah di Aceh.
Para ulama memainkan peran penting sebagai qadhi (hakim) dan
syaikhul Islam untuk memperkuat pelaksanaan Islam dalam kerajaan.
Dengan tumbuhnya beberapa lembaga ini, ulama memiliki fondasi
institusionalnya. Kemudian menjadi ahli tunggal yang berkontribusi dalam
praktek-praktek keagamaan.
Satu sisi, munculnya komunitas Jawi di Mekah juga turut intens
menguatkan nilai-nilai keIslaman di nusantara. Ulama Indonesia yang
belajar di Mekah kemudian mentransmisikan Islam ke nusantara. Ulama
yang terkenal di komunitas ini antar lain Syaikh Muhammad Nawawi alBantani (1813-1897) dan Mahfudz Termas (1868-1919). Dari merekalah
lahir ulama-ulama seperti Khalil Bangkalan (w. 1923) dan Hasyim Asyari
(1871-1947). Sepulangnya dari Mekah, mereka mendirikan institusiinstitusi pendidikan dan penyebaran Islam tradisional.
PETA KONSEP
1. Hamzah Fansury
2. Syamsuddin as-Sumatrani
3. Nuruddin ar-Raniri
4. Nawawi al-Bantani
5. Syekh Khatib as-Sambasi
1. Wahyu dan Akal
Persoalan-persoalan
pokok ilmu kalam
4. Perbuatan Tuhan
5. Perbuatan Manusia
Sifat-Sifat Tuhan
A. AMATI GAMBAR 6.BERIKUT
INI DAN BUATLAH
7. Kalam Allah
KOMENTAR ATAU PERTANYAAN!
Sumber: www.blogspot.com
Sumber: wartakampus-nu.blogspot.com
B.
PENDALAMAN MATERI
Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda
kembangkan dengan mencari materi
tambahan dari sumber belajar
lainnya
karena menjadi bacaan dan bahan materi serta acuan dalam berbagai
kelompok kajian.
5. Syekh Ahmad Khatib as-Sambasi
Syekh Ahmad Khatib Sambasi nama belakangnya sambasi yang
artinya adalah putral dari Sambas, Kalimantan. Ia adalah seorang ahli
tarekat dan mendirikan Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah yang
banyak kita jumpai dan tersebar di tanah Air. Ahmad Khatib lahir di
Kalimantan. Tanggal lahirnya tidak terlacak secara pasti. Masa
hidupnya lebih banyak dihabiskan di Mekah hingga wafatnya pada
tahun 1878 M. Ia mengabdikan hidup dan mendedikasikan ilmu
agama yang dikuasainya untuk menjadi guru hingga wafatnya.
Menurut Snouck Hurgronje, meskipun Nawawi al-Bantani tetap
menunjukkan sikap netralnya terhadap gerakan tarekat, namun ia
tetap mengakui sebagai pengikut atau murid guru besar Syekh Ahmad
Khatib as-Sambasi.
Hasil karya Syekh Ahmad Khatib Sambasi yang sangat terkenal
dan membawa pengaruh kuat terhadap praktik sufisme di daratan
tanah Melayu adalah kitab Fath al-Arifin (Kemengan Orang-orang
yang Makrifat). Kitab ini adalah panduan praktis berzikir dan berdoa,
serta pengamalan kata-kata tertentu tanpa putus. Menurut
pendapatnya, hal tersebut merupakan bagian utama dari aktivitas
tarekat.
Syekh Ahmad Khatib Sambasi mempunyai pengaruh yang luas.
Murid-muridnya berasal dari berbagai belahan penjuru dunia. Di
samping Nawawi al-Bantani, murid lainnya antara lain Haji Muhammad
Syah dan Haji Fadil (dari Malaysia). Pengaruh tarekat yang
dikembangkan oleh dua orang muridnya di Johor Malaysia ini berhasil
menghimpun kurang lebih 14.000 pengikut yang loyal sekitar tahun
1940-an.
C.KEGIATAN DISKUSI
Setelah Anda mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah
diskusi dengan teman sebangku Anda atau dengan kelompok Anda,
kemudian persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi
tersebut di depan kelas.
D.
PENDALAMAN KARAKTER
UJI KOMPETENSI
I.
b. Sulawesi
c. Kalimantan
d. Aceh
e. Banten
9. Nuruddin ar-Raniri lahir di Ranir daerah Gujarat India, kemudian
merantau ke nusantara dan bertempat tinggal di
a. Bali
b. Sulawesi
c. Kalimantan
d. Aceh
e. Banten
10. Diantara karya Syekh Ahmad Khatib as-Sambasi adalah kitab ..
a. Fath al-arifin
b. Fath al-qarib
c. Fath al-muin
d. Fath al-wahab
e. Fath al-jawwad
II.
2.
3.
4.
5.
Hikmah
SOAL SEMESTER II
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e, di depan
jawaban yang paling benar !
1.
A.
B.
C.
D.
E.
faham usfuriyah
faham assalafiyah
faham wadariyah
faham jabariyah
faham maturidiyah
8.
Tokoh ulama kalam modern yang masih ada garis keturunan dari
Nabi Muhammad dari garis Fatimah dan Ali bin Abi Tholib adalah ...
A.
Jamaluddin al Afghani
B.
Jamaluddin Ar Rumi
C.
M. Abduh
D.
Sayyid Ahmad Khan
E.
Sayyid Abdullah
9.
Ulama kalam modern yang hanya menerima al Quran sebagai
sumber pedoman umat Islam adalah..
A.
Mohamad Abduh
B.
Mohamad Ar Rumi
C.
Sayyid Ahmad Khan
D.
Jamaluddin
E.
Moh. Iqbal
10. Di bawah ini tujuan diturunkannya Al Quran menurut tokoh ulama
kalam Moh. Iqbal yaitu ...
A.
Mencerdaskan umat beragama dalam ilmu pengetahuan
B.
Mendasarkan pola pikir umat sesuai al Quran
C.
Membangkitkan kesadaran manusia sehingga mampu
menerjemahkan dan menjabarkan al Quran dalam kehidupan
sehari-hari
D.
Menyelaraskan pola kehidupan umat dalam satu petunjuk
E.
Menyadarkan pola pikir trinitas
11. Beberapa sebab kemunduran umat Islam menurut para tokoh ilmu
kalam modern karena, kecuali ...
A.
masyarakat saat itu beku dan kaku tidak mau bergerak untuk
mencapai kemajuan
B.
keyakinan pintu ijtihad sudah tertutup
C.
mengabaikan peranan akal dalam memahami syariat Allah
D.
kehidupan mereka dipengaruhi ada budaya yang abangan dan
kurofat
E.
keinginan untuk selalu hidup sesuai hukum dan kaidah agama
dengan menjabarkan ajaran pokok untuk dijabarkan dalam
kehidupan sehari-hari ...
12. Mengambil hukum baru berdasar hukum lama (al Quran) untuk
dijabarkan sesuai kehidupan soal ini adalah ...
A.
melakukan ijtihad hukum
B.
menutup ijtihad hukum
C.
membekukan hukum
D.
menyalahi hukum
E.
merusak hukum
13. Beberapa sebab kemunduran umat Islam menurut para tokoh ilmu
kalam modern karena, kecuali ...
A.
masyarakat saat itu beku dan kaku tidak mau bergerak untuk
mencapai kemajuan
B.
C.
D.
A. Jamaluddin al Afghani
B. Muhammad Abduh
C. Jamaluddin Ar Rumi
D. Sayyid Ahmad Khan
E. M. Iqbal
15. Akal dan wahyu mempunyai hubungan yang sangat erat, karena
akal memerlukan wahyu, tapi wahyu itu tidak mungkin berlawanan
dengan akal. Jika nampak pada lahirnya wahyu itu berlawanan dengan
akal, maka memberi kebebasan pada akal untuk memberi interpretasi.
Pernyataan tersebut adalah pemikiran kalam yang dikemukakan oleh
A. Muhammad Abduh
B. Jamaluddin Ar Rumi
C. Sayyid Ahmad Khan
D. M. Iqbal
E. Jamaluddin al Afghani
16. Walaupun manusia memiliki banyak kemauan namun semua itu
tidak bersifat absolut karena terbatasi oleh sifat prerogative Tuhan
atau kehendak mutlak-Nya. Pernyataan tersebut adalah pemikiran
kalam yang dikemukakan oleh ...
A. Muhammad Abduh
B. Jamaluddin Ar Rumi
C. Sayyid Ahmad Khan
D. M. Iqbal
E. Jamaluddin al Afghani
17. Kehendak Tuhan tidak selamanya bersifat mutlak. Karena Tuhan
telah membatasi kemutlakan-Nya dengan memberi kesempatan pada
manusia untuk berijtihad. Pernyataan tersebut adalah pemikiran kalam
yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh tentang
A. Kedudukan Akal dan Fungsi Wahyu
B. Kebebasan manusia
C. Sifat Tuhan
D. Keadilan Tuhan
E. Kehendak mutlak Tuhan
18. Memikirkan yang Maha segalanya akan membuat akal gagal
berfikir karena tidak akan sampai pada puncaknya, karena yang ada
pada Tuhan mustahil tersusun dari beberapa zat. Jika memaksakan
39. Disamping teolog M. Iqbal adalah penyair masyhur, diantara Karyakarya sastra yang membuatnya amat terkenal adalah syair-syair yang
ditulis dalam bahasa Persia dan Urdhu antara lain, kecuali
A. Asrar-I Khudi
B. Payam-I Masyriq
C. Pesan dari Timur
D. Navid Namah
E. Navad Numah
40. Membangkitkan
kesadaran
manusia
sehingga
mampu
menerjemahkan dan menajabarkan nas-nas Al-Quran yang masih
global dalam realita kehidupan manusia dan dinamika masyarakat
yang selalu berubah. Hal ini menurut M. Iqbql dinamakan ...
A. Prinsip Mobilisasi dalam Struktur Islam
B. Prinsip Perubahan dalam Struktur Islam
C. Prinsip Gerak dalam Sistem Islam
D. Prinsip Gerak dalam Struktur Islam
E. Prinsip Gerak dalam Kebudayaan Islam
41. Hamzah Fansury lahir di
a. Sumatera barat
b. Sumatera selatan
c. Sumatera utara
d. Jawa timur
e. Madura
42. Hamzah Fansury terkenal sebagai tokoh.
a. Fiqih
b. Hadis
c. Tafsir
d. Tasawuf
e. Sejarah
43. Faham wahdatul wujud dibawa oleh
a. Hamzah Fansury
b. Nuruddin ar-Raniri
c. Nawawi al-Bantani
d. Syamsuddin as-Sumatrani
e. Syekh Ahmad Khatib as-Sambasi
44. Asrar al-Ihsan fi Marifat al-Ruh wa al-Rahman adalah kitab ilmu
kalam, karangan
a. Hamzah Fansury
b. Nuruddin ar-Raniri
c. Nawawi al-Bantani
d. Syamsuddin as-Sumatrani
e. Syekh Ahmad Khatib as-Sambasi
45. Miratsul al-Mumin (Warisan orang beriman) adalah kitab ilmu kalam
karangan.
a. Hamzah Fansury
b. Nuruddin ar-Raniri
c. Nawawi al-Bantani
d. Syamsuddin as-Sumatrani
e. Syekh Ahmad Khatib as-Sambasi
46. Nawawi al-Bantani lahir di Banten pada tahun.
a. 1812
b. 1813
c. 1814
d. 1912
e. 1913
47. Makam Nawawi al-Bantani terletak di pemakaman...
a. Baqi
b. Haram
c. Nabawi
d. Arafah
e. Mala
48. Syekh Ahmad Khatib as-Sambasi lahir di
a. Sumatera
b. Sulawesi
c. Kalimantan
d. Aceh
e. Banten
49. Nuruddin ar-Raniri lahir di Ranir daerah Gujarat India, kemudian
merantau ke nusantara dan bertempat tinggal di
a. Bali
b. Sulawesi
c. Kalimantan
d. Aceh
e. Banten
50. Diantara karya Syekh Ahmad Khatib as-Sambasi adalah kitab ..
a. Fath al-arifin
b. Fath al-qarib
c. Fath al-muin
d. Fath al-wahab
e. Fath al-jawwad
GLOSARIUM
Al-istila wa al-ghalabah
Anarkis
Anomaly
Asyariyah
: Kekerasan
: Penyimpangan
:golongan Ahlus
Sunnah
Wal
Jamaah memberikan peranan yang
lebih besar kepada wahyu
Iqrar bi al-lisan
: Menyatakan dengan lisan.
Jumud
: Kebekuan akal
Kufr bi inkar al-nimah
: Mengingkari nikmat/rahmat Allah
Kufr bi inkar al-rububiyah/kafir millah : Mengingkari Tuhan
Kufur akbar
:kufur yang mengeluarkan pelakunya
dari millatul Islam
Kufur Iradl
:
berpaling
dari
Islam,
tidak
membenarkan
dan
juga
tidak
mendustakan
Kufur istikbar
Kufur juchud
Kufur nifaq
Kufur syakk,
Kufur takdzib
la yukayyaf wa la yuhadd
Mutazilah
Rasio
Rasional
Sunnatullah
Tanzih
: Akal
: Berdasarkan akal
: Ketentuan Allah
:Yakin tidak ada makhluk yang
menyerupai Allah
: Membenarkan/meyakini dengan hati.
: petunjuk dari Allah yang diturunkan
hanya kepada para Nabi dan Rasul
melalui mimpi dan sebagainya.
Tashdiq bi al-qalb
Wahyu
Daftar Pustaka
Abbas, Siradjudin. 2006. Itiqad Ahlissunnah wa al-jamaah, Jakarta :
CV. Pustaka Tarbiyah.
Al Bahiy, Muhammad. 1986. Pemikiran Islam Modern. Jakarta: Pustaka
Panjimas.
An-Nadawi, Abu Ali, 1995. PertentanganAlam Pikiran Islam
denganAlam Pikiran Barat, terjemahan Mahyudin Syaf, Bandung
: Al-Maarif,
Asmuni, Yusran. Ilmu Tauhid. 1998. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Bakir Yusuf Barmawi, Sistem Pemikiran Teologi Muhammad Abduh,
Makalah, t.k, tp., t.th.
_____________, Pembaharuan dalam Islam, cet. 5, Jakarta : Bulan
Bintang, 1987.
Firdaus A.N., 1992, Syeh Muhammad Abduh Risalah Tauhid, Jakarta,
Bulan Bintang.
Hasan, Ilyas. 1996. Pioneers of Islamic Revival. Bandung: Mizan
Ibrahim Madkour, Aliran dan teori Filsafat Islam, cet.1, Jakarta : Bumi
Aksara, 1995.
Imarah, Muhammad. 2007. 45 Tokoh Pengukir Sejarah (terj). Solo: Era
Intermedia
Ismail, Hasan Al-Asyari. 1998. Prinsip-prinsip Dasar Aliran Theologi
Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia.
Jauhari, Heri, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, CV Pustaka Setia,
Bandung
Jhon L. Esposito, 2001. Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern,
Bandung : Mizan.
JMS. Baljon,(ed). 1986. Ahmad Khan dalam Gibb, dkk ., The
Ensiklopedy of Islam, Leiden: EJ.Brill.
John J. Donohue dan John L. Esposito (penyunting), Islam
Pembaharuan dan Ensiklopedi Masalah-Masalah, Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 1993.
Mohammad, Herry. dkk. 2006. Tokoh-Tokoh Islam Yang Berpengaruh
Abad 20. Jakarta: Gema Insani
Nasution, Harun. 1975. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran
dan Gerakan. Jakarta: Bulan Bintang
______________. 1987. Muhammad Abduh dan teologi Rasional
Mutazilah, cet.1, Jakarta : UI Press.
______________. 1990. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran
Dan Gerakan. Jakarta: PT Bulan Bintang.
______________. 1998. Pembaharuan dalam Islam, Jakarta : Bulan
Bintang.
Rais, Amin, M, Dr. 1987. Cakrawala Islam Antara Cita Dan Fakta.
Bandung: Mizan.
Refonga, Rahman. 1996.
Sejarah
Pemikiran dalam
Islam
Theologi/Ilmu Kalam, Jakarta: PT. Pustaka Setia.
Rifai, Moh., Abdul Aziz, 1994. Pelajaran Ilmu Kalam, Semarang: CV
Wicaksana.