Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH FRAKSI VOLUME TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT WIDURIPOLYESTER

1)2)3)

Safarudin Agil 1) Yeremias M. Pell 2) Wenseslaus Bunganaen 3)


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana.
Jl. Adisucipto-Penfui Kupang
Telp. (0380)8037977

ABSTRAK

Penggunaan dan pemanfaatan material komposit dewasa ini semakin berkembang, seiring dengan
meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang semakin meluas mulai dari yang sederhana seperti alat-alat rumah
tangga sampai sektor industri baik industri skala kecil maupun industri skala besar. Serat widuri merupakan salah
satu serat alam yang berpotensi sebagai penguat material komposit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh fraksi volum terhadap sifat mekanik komposit widuri-polyester yaitu kekuatan tarik, dan ketangguhan
impak, dengan menggunakan serat widuri tanpa perlakuan. Dari hasil pengujian tarik pada kondisi tanaman berbunga
kekuatan tarik yang tertinggi pada fraksi volum 40% yaitu 6,711 MPa, dan terendah pada fraksi volum 20% sebesar
2,139 MPa. Regangan yang tertinggi terdapat pada fraksi volum 30% yaitu 3,72 % dan yang terendah pada fraksi
volum 20%, yaitu 1,41 %. Hasil ketangguhan impak menunjukan bahwa pada fraksi volum 40% sebelum berbunga
memiliki ketangguhan impak yang tinggi yaitu 0,058 J/mm2 sedangkan yang terendah pada fraksi volum 20% pada
kondisi tanaman berbuah yaitu 0,015 J/mm2. Selanjutnya dilakukan analisa melalui foto SEM dan foto makro, pada
komposit yang diperkuat serat widuri tanpa perlakuan kegagalan lebih didominasi oleh lepasnya ikatan (debonding)
antara serat dengan matriks yang diakibatkan oleh tegangan geser dipermukaan serat yang rendah. Kegagalan ini
yang dikenal dengan istilah fiber pull-out.
Kata kunci : serat widuri, polyester, fraksi volume, sifat mekanik.
ABSTRACT
The use and utilization of composite materials today is growing, along with the increasing use of these
materials is widespread ranging from as simple as household appliances to industrial sectors both small-scale
industries and large scale industries. Widuri fiber is one of the natural fiber composite material has potential as
reinforcement. This study aimed to determine the effect of volume fraction to the mechanical properties of the
composites widuri-polyester tensile strength and impact toughness, using widuri fibers un treatment. From the
tensile test results on the condition of flowering plants of the highest tensile strength at 40% volume fraction is 6.711
MPa, and the lowest at 20% volume fraction of 2.139 MPa. Strain is highest at 30% volume fraction is 3.72 % and
the lowest at 20% volume fraction, ie 1.41 %. Results showed that the impact toughness on volume fraction of 40%
before flowering has a high impact toughness is 0,058 J/mm2 while the lowest at 20% volume fraction on the
condition of the 0,015 J/mm2 fruiting plants. Further analysis through SEM photograph and macro photos, the fiberreinforced composites widuri without treatment failure was dominated by the release of the bond (debonding)
between the fiber matrix shear stress caused by a low fiber surface. This failure is known as fiber pull-out.
Keywords: widuri fiber, polyester, volume fraction, mechanical properties

Teknik Mesin, FST, UNDANA

1.

Latar Belakang
Penggunaan dan pemanfaatan material
komposit dewasa ini semakin berkembang. Seiring
dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut
yang semakin meluas mulai dari yang sederhana
seperti alat-alat rumah tangga sampai sektor industri
baik industri skala kecil maupun industri skala besar.
Komposit
mempunyai
keunggulan
tersendiri
dibandingkan dengan bahan teknik alternatif lain
seperti kuat, ringan, tahan korosi, ekonomis, dsb.
Jenis komposit yang dikembangkan itu antara lain
komposit penguat serat, yang terdiri dari komposit
serat sintetis dan komposit serat alam.

2.
2.1

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Komposit
Komposit adalah penggabungan dari dua atau
lebih material kedalam satu unit struktur yang
mempunyai sifat-sifat yang tidak dapat dipenuhi
apabila material-material tersebut masih berdiri
sendiri atau sebelum digabung (Gibson 1994).
2.2 Sifat Mekanik Komposit
a.
Kekuatan Tarik komposit
Kekuatan tarik (tensile strength) adalah
tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh material
benda uji sebelum patah atau rusak, besarnya
maksimum dibagi luas penampang lintang awal
benda uji.

Kekuatan tarik dapat dihitung dengan


persamaan :

Salah satu contoh penggunaan serat alam


sebagai penguat komposit adalah produsen mobil
Daimler-Bens telah memanfaatkan serat alam (flax,
sisal, serat kelapa, kapas, dan hemp) untuk interior
kendaraan Daimler Chrysler. Penggunaan serat alam
mengurangi berat 10% dan energi yang dibutuhkan
lebih rendah untuk produksi sekitar 80% sementara
biaya komponen adalah 5% lebih rendah
dibandingkan dengan serat gelas (Flegel, 2000),
(Bakri, 2012). Selain itu serat Agave angustifolia
haw. Dapat juga digunakan sebagai penguat komposit
dimana sifat mekanis serat ini telah diteliti oleh
(Silva-Santos, dkk, 2009), (Bakri, 2012) dengan
kekuatan tarik sebesar 322,51 MPa, modulus
elastisitas 17,51 GPa dan regangan 1,99%.

Dimana :
= Engineering stress (Tegangan Teknik)
(MPa).
P = Beban yang diberikan dalam arah tegak
lurus terhadap spesimen (N)
A0 =Luas penampang awal sebelum spesimen
diberikan pembebanan (mm2).
Regangan komposit dapat dihitung dengan
persamaan :

Sebagian serat alam lain yang juga sudah


diteliti dan berpotensi baik untuk material komposit
adalah serat eceng gondok dengan matriks polyester
(Purboputro, 2006), serat batang pisang dengan
matriks polyester (Boimau, 2010) (Bakri, 2012), serat
kulit waru dengan matriks polyester. (Nurudin, dkk,
2007), dan serat widuri dengan matriks epoxy (Pell,
2012). Dan masih banyak lagi riset-riset yang sudah
dan sedang pula diteliti yang berkaitan dengan
komposit berpenguat serat alam.

P
.................................................(1)
A0

L
X 100% ........................................(2)
lo

Dimana:
= Enginerring Strain (Regangan Teknik)
(%)
L0 = Panjang mula-mula spesimen sebelum
diberikan pembebanan (mm)
L = Pertambahan panjang (mm)
Berdasarkan kurva hasil pengujian maka
modulus elastis, E (GPa) dapat dihitung
dengan persamaan :

E = ..........................................................(3)

Dimana :
E = Modulus elastisitas (GPa)
= Engineering stress (Tegangan Teknik)
(MPa).
= Enginerring Strain (Regangan Teknik) (%)
b.
Ketangguhan Impak Komposit
Ketangguhan Impak yaitu kemampuan bahan
menahan beban impak atau beban kejut yang diukur
dengan besarnya energi yang diperlukan untuk
mematahkan spesimen dengan palu ayun atau
pendulum.

Salah satu serat alam yang dapat dieksplorasi


menjadi bahan baku untuk komposit adalah serat kulit
batang widuri (calotropis gigantea), karena jenis serat
ini tergolong baru dan merupakan tanaman tropis
yang banyak tumbuh di Indonesia terutama diwilayah
NTT.
Berdasarkan berbagai informasi diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Pengaruh Fraksi Volum Terhadap Sifat
Mekanik Komposit Widuri-Polyester

Teknik Mesin, FST, UNDANA

Besarnya energi itu dapat dihitung dengan


persamaan :
W = G x R (cos cos ).........................(4)
Keterangan :
W = Energi patah (Joule)
G = Berat pendulum (N)
R = Jarak pendulum ke pusat rotasi (m)
= Sudut pendulum setelah mematahkan
spesimen ( 0 )
= Sudut pendulum sebelum mematahkan
spesimen ( 0 )

Setelah energi impak diperoleh, barulah dapat


dihitung ketangguhan impak
dengan persamaan :
Is = W / A ...................................................(5)
Keterangan :
IS = Kekuatan impak (J/mm2)
A = Luas penampang spesimen pada bagian
bertakik (mm2)
A = b x h (b = Lebar spesimen (mm) dan h =
Tebal spesimen (mm)
2.3
Fraksi Volum Komposit
Salah satu faktor penting yang menentukan
karakteristik
mekanik dari
komposit
yaitu
perbandingan serat dan matriknya. Umumnya
perbandingan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk
fraksi volume serat (f) atau fraksi berat serat (wf).
Namun formulasi kekuatan komposit lebih banyak
menggunakan fraksi volume serat. Menurut Gibson
(1994), fraksi volume serat dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan-persamaan berikut:
a)
Fraksi volume serat dan matriks :
f = Vf / Vc
m = Vm / Vc
v= Vv / Vc ..................................................(6)
Dimana :
f + m + v = 1
Vc = Vf + V m + V v
Keterangan :
vf = fraksi volume serat
vm = fraksi volume matriks
vv = fraksi volume void
b)
Fraksi berat serat
wf = Wf / Wc
wm = Wm / Wc ...............................................(7)
dimana:
Wc = Wf + Wm
Keterangan :
wf = fraksi berat serat
wm = fraksi berat matriks
wc = fraksi berat komposit
Jika diketahui densitas serat :
c V c = f V f + m V m
c = f f + m m ........................................(8)
Dalam bentuk fraksi berat :

=
=

= .

= .

=
1

............(9)

Dalam bentuk volume :

= .

.....................................................(10)

Analisis teoritis tentang karakteristik


mekanik komposit biasanya didasarkan pada asumsi
bahwa ikatan antara serat dan matriks terjadi secara
sempurna. Walaupun dalam kenyataannya tidak
demikian, karena pergeseran antara muka dan
deformasi pasti terjadi dalam komposit.
3.
3.1

METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah : Serat kulit batang
widuri, Wax, Katalis, Resin Polyester. Adapun
alat yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah : Oven, Pisau dan Cutter, Timbangan
Digital, Camera Digital (CANON EOS 550
D), SEM, Mal atau alat cetak, Mesin pengujian
yaitu mesin uji tarik tipe servopulser, mesin uji
ketangguhan impak tipe charpy. Peralatan
pendukung lainnya.

3.2

Prosedur Penelitian
Proses-proses yang dilakukan dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut
a.
Pemisahan Serat (Dekortikasi)
Proses pemisahan serat atau dekortikasi
dilakukan secara manual dengan cara sebagai
berikut :
1.
Batang widuri dibelah bagi dua kemudian
daging dengan kulitnya dipisahkan.
2.
Setelah daging dengan kulitnya sudah
dipisahkan, kemudian kulitnya diiris dengan
pisau lalu seratnya ditarik dari kulitnya.
3.
Serat dibiarkan mengering pada temperatur
ruangan selama 1-3 jam.
4.
Penguraian lebih lanjut untuk mendapatkan
serat yang benar-benar bersih.
b.
Pembuatan Komposit
dan Spesimen
Komposit WiduriPoliester
Komposit yang dibuat terdiri dari 2 bahan
utama yaitu serat kulit batang widuri sebagai penguat
dan resin poliester sebagai matriksnya. Serat yang
digunakan adalah serat tanpa perlakuan (green),
dengan terlebih dahulu dibuang kadar airnya dengan
cara serat dioven selama 3 jam pada temperature
1050C. Proses pembuatan komposit adalah sebagai
berikut :

Teknik Mesin, FST, UNDANA

1.
2.

3.

4.

5.

6.

7.
8.

9.

Serat terlebih dahulu susun dalam arah sejajar


0 o.
Pembuatan cetakan. Cetakan komposit dibuat
dalam berbagai ukuran yang disesuaikan
dengan jenis pengujian masing-masing yaitu
untuk pengujian tarik, impak dan sesuai
dengan fraksi volum yang sudah ditetapkan.
Pengolesan wax pada dinding cetakan untuk
memudahkan pengambilan spesimen dari
cetakannya.
Pembuatan komposit yang terdiri dari 1-2
lamina
(poliester-serat-poliester-seratpoliester) dengan metode cetak tekan.
Menuangkan resin polyester di dalam cetakan,
susunan seratnya dalam arah 0o kemudian
mengulanginya lagi sampai batas ketebalan
yang sudah ditentukan.
Tutup bagian atas cetakan dengan penutupnya
dan diberi tekanan atau pengepresan dengan
berat 10 kg.
Selanjutnya cetakan dibiarkan mengeras dan
kering pada temperatur ruang selama 8 jam.
Semua proses pembuatan komposit ini
dilakukan dengan metode dan peralatan yang
sama.
Pelepasan plat komposit dari cetakannya
dengan cutter
Pembentukan spesimen uji sesuai dengan
standar pengujian yang digunakan baik bentuk
maupun ukurannya. Pembentukan spesimen
dengan menggunakan gergaji besi dan gergaji
skrol.
Spesimen siap di uji.

d.

Pengujian Impak
Bentuk spesimen uji impak dan prosedur
pengujian impak menggunakan alat uji impak tipe
Chrapy seperti pada gambar 2 di bawah ini.

a
`
b
Gambar 2. (a) Spesimen uji impak komposit widuripolyester ASTM D256-02 (b) Prosedur pengujian
impak.
3.3

Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan yaitu
dengan
metode
matematik
yaitu
dengan
menggunakan rumus-rumus yang ada dan nilainya di
ambil nilai rata-rata. Untuk mendukung analisa
matematik ini, maka digunakan pula pendekatan
kualitatif melalui foto makro dan foto SEM.
4.
4.1

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengujian Tarik Komposit
Pengujian tarik komposit menggunakan mesin
servopulser dengan kapasitas pembebanan pengujian
maksimum seberat 4000 kg (4 ton), untuk mengetahui
kekuatan tarik material komposit. Dari hasil
pengujian ini diperoleh data dan gambar pada kertas
milimeter block. Berdasarkan data dan gambar
tersebut, selanjutnya dihitung tegangan tarik,
regangan, dan modulus elastisitas. Hasil perhitungan
ini dapat dilihat pada tabel 1. Berikut ini nilai-nilai
yang ada dalam tabel di bawah ini adalah nilai ratarata yaitu :

c.

Pengujian Tarik
Pengujian tarik komposit menggunakan mesin
servopulser untuk mengetahui kekuatan tarik material
komposit dan sifat mekanik lainnya. Bentuk spesimen
dan proses pengujian tarik seperti pada gambar 1.

Tabel 1 Sifat Mekanik, Resin Polyester, dan


Kompositnya Pada Kondisi Tanaman
Yang Diteliti.

Gambar 1. (a) Spesimen uji tarik komposit widuri


polyester standar ASTM D638-02 (b) Proses
pengujian tarik.

Teknik Mesin, FST, UNDANA

Menurut hasil penelitian Pell (2010) diperoleh


hasil kekuatan tarik serat tunggal widuri adalah
sebesar 392.72 122.68 MPa dan regangannya
adalah sebesar 4.26 1.33 %
Selanjutnya hasil-hasil perhitungan ini
diplotkan ke dalam diagram hubungan antara
tegangan tarik dengan regangan pada kondisi
tanaman sebelum berbunga, berbunga, dan berbuah
sebagai berikut :

Gambar 6 Diagram gabungan hubungan tegangan


tarik vs regangan, pada kondisi tanaman sebelum
berbunga, kekuatan tarik serat tunggal tanpa
perlakuan, matriks resin polyester dan kompositnya.
Dari hasil pengujian tarik dan diagram di atas
didapatkan kekuatan tarik, dan regangan pada kondisi
tanaman sebelum berbunga, berbunga, dan berbuah
dengan variasi fraksi volum 20%, 30%, dan 40%.
Yaitu pada gambar 3 dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatan kekuatan tarik dan regangan dimana
bertambahnya fraksi volum menyebabkan kekuatan
tarik, dan regangan pun bertambah. Kekuatan tarik
dan regangan yang tertinggi dengan kondisi tanaman
sebelum berbunga pada fraksi volum 40%, kekuatan
tarik yang tertinggi yaitu 6,642 MPa, dan regangan
yang tertinggi yaitu 3,19 % sedangkan yang terendah
dengan kondisi tanaman sebelum berbunga pada
fraksi volum 20%, kekuatan tarik yang terendah yaitu
2,922 MPa, dan regangan yang terendah yaitu 1,41
%. Pada gambar 4 yaitu pada kondisi tanaman
berbunga kekuatan tarik yang tertinggi pada fraksi
volum 40% yaitu 6,711 MPa, dan terendah pada
fraksi volum 20% sebesar 2,139 MPa. Regangan yang
tertinggi terdapat pada fraksi volum 30% yaitu 3,72
% dan yang terendah pada fraksi volum 20%, yaitu
1,59 %. Pada gambar 5 yaitu pada kondisi tanaman
berbuah kekuatan tarik dan regangan yang tertinggi
pada fraksi volum 40% berturut-turut yaitu 6,387
MPa, dan 2,74 % sedangkan kekuatan tarik dan
regangan yang terendah pada fraksi volum 20%
berturut-turut yaitu 3,471 MPa, dan 1,81 %. Pada
gambar 6 memperlihatkan diagram gabungan
hubungan kekuatan tarik dengan regangan, pada
kondisi tanaman sebelum berbunga, dari serat
tunggal, matriks dan komposit diperkuat serat widuri
tanpa perlakuan. Menurut (Gibson 1994) gambar ini
menunjukkan bahwa komposit yang diperkuat serat
widuri tanpa perlakuan, mempunyai regangan
kegagalan serat lebih besar daripada regangan
kegagalan matriks. Informasi yang didapat diperoleh
dari kondisi ini adalah bahwa pada material
kompositnya matriks akan mengalami kegagalan

Gambar 3 Diagram hubungan tegangan tarik vs


regangan pada kondisi tanaman sebelum berbunga

Gambar 4 Diagram hubungan tegangan tarik vs


regangan pada kondisi tanaman berbunga

Gambar 5 Diagram hubungan tegangan tarik vs


regangan pada kondisi tanaman berbuah

Teknik Mesin, FST, UNDANA

terlebih dahulu dari pada serat, pada saat komposit


menerima tegangan tarik. Dengan kata lain, pada saat
matriks, serat bellum patah atau putus sehingga beban
dapat segera diteruskan ke serat. Hal ini sudah dapat
membuktikan bahwa serat widuri dapat berfungsi
sebagai penguat komposit.

Dari hasil pengujian tarik dan diagram di atas


didapatkan kekuatan tarik dan regangan dengan
variasi fraksi volum 20%, 30%, dan 40% pada
kondisi tanaman sebelum berbunga, berbunga, dan
berbuah. Pada gambar 7 kekuatan tarik dan regangan
yang tertinggi pada fraksi volum 20% berturut-turut
terdapat pada kondisi tanaman berbuah yaitu 3,471
MPa, dan 1,81 %, sedangkan kekuatan tarik yang
terendah terdapat pada kondisi tanaman berbunga.
yaitu 2,139 MPa, dan regangan yang terendah
terdapat pada kondisi tanaman sebelum berbunga
yaitu 1,41 %. Pada gambar 8 untuk kekuatan tarik dan
regangan yang tertinggi pada fraksi volum 30%
terdapat pada kondisi tanaman sebelum berbunga
yaitu 5,246 MPa, dan regangan yang tertinggi
terdapat pada kondisi tanaman berbunga yaitu 3,72 %
sedangkan kekuatan tarik yang terendah terdapat pada
kondisi tanaman berbunga yaitu 3,026 MPa, dan
regangan yang terendah terdapat pada kondisi
tanaman berbuah yaitu 2,08 %. Pada gambar 9 untuk
kekuatan tarik dan regangan yang tertinggi pada
fraksi volum 40% terdapat pada kondisi tanaman
berbunga yaitu 6,711 MPa, dan regangan yang
tertinggi terdapat pada kondisi tanaman berbunga
yaitu 3,50 %, sedangkan kekuatan tarik yang terendah
terdapat pada kondisi tanaman berbuah yaitu 6,387
MPa, dan regangan yang terendah terdapat pada
kondisi tanaman berbuah yaitu 2,74 %.

Pada gambar 7, 8, dan 9 di bawah dapat dilihat


diagram hubungan antara tegangan tarik dengan
regangan pada fraksi volum yang berbeda yaitu
sebagai berikut :

Gambar 7 Diagram hubungan tegangan tarik vs


regangan Vf 20%

4.2

Hasil Pengujian Impak Komposit


Tabel 2 Data dan Hasil Pengujian Impak Pada
Kondisi Tanaman Sebelum Berbunga

Gambar 8 Diagram hubungan tegangan tarik vs


regangan Vf 30%

Tabel 3 Data dan Hasil Pengujian Impak Pada


Kondisi Tanaman Berbunga

Gambar 9 Diagram hubungan tegangan tarik vs


regangan Vf 40%

Teknik Mesin, FST, UNDANA

Tabel 4 Data dan Hasil Pengujian Impak Pada


Kondisi Tanaman Berbuah

matriks dan hal itu dapat dilihat bahwa tidak semua


seratnya patah atau putus.
4.3 Hasil Foto SEM Uji Tarik Komposit dan Foto
Makro
Model kegagalan berdasarkan hubungan
diagram tegangan dan regangan pada komposit
widuri dan matriks polyester, diketahui bahwa
komposit widuri-polyester mempunyai regangan
kegagalan serat lebih besar dari pada regangan
kegagalan matriks. Peristiwa kegagalan dalam
komposit ini ternyata lebih didominasi oleh lepasnya
ikatan (debonding) antara serat dengan matriks yang
diakibatkan oleh tegangan geser dipermukaan serat
yang rendah. Kegagalan ini yang dikenal dengan
istilah fiber pull-out yang dilihat dalam gambar 11
dan 12. Pada gambar 11 nomor 1 dapat dilihat bahwa
perilaku ikatan yang baik antara serat dan matriks
sehingga memberikan penguatan yang maksimal pada
komposit, dimana serat putus dan tidak tercabut.
Sedangkan pada gambar 12 dapat dilihat pada nomor
1 terjadi fiber pull-out dan pada nomor 2 terjadi
debonding yang tidak sempurna. Fonomena fiber
pull-out dengan debonding yang tidak sempurna ini
dapat terjadi karena kompositnya diperkuat oleh serat
tanpa perlakuan. Hal ini disebabkan oleh serat tanpa
perlakuan, pada permukaan seratnya masih terdapat
lignin, wax, dan pengotor lainya sehingga
menghambat proses ikatan antara serat dan matriks
(Pell, 2010).

Gambar 10 Diagram hubungan ketangguhan impak


(Is) rata-rata dengan fraksi volume
Berdasarkan hasil perhitungan ketangguhan
impak dan diagram pada gambar 10 di atas diperoleh
hasil ketangguhan impak dengan variasi fraksi volum
20%, 30%, dan 40% pada kondisi tanaman sebelum
berbunga yaitu 0,022 J/mm2, 0,024 J/mm2, 0,058
J/mm2, berbunga yaitu 0,019 J/mm2, 0,019 J/mm2,
0,035 J/mm2 dan berbuah yaitu 0,015 J/mm2, 0,028
J/mm2, dan 0,027 J/mm2. Seperti yang dapat dilihat
nilai-nilai ini menunjukan bahwa pada fraksi volum
40% sebelum berbunga memiliki ketangguhan impak
yang tertinggi yaitu 0,058 J/mm2 sedangkan yang
terendah pada fraksi volum 20% pada kondisi
tanaman berbuah yaitu 0,015 J/mm2 diperoleh nilai
ketangguhan impak lebih rendah. Hal ini disebabkan
karena pada fraksi volum yang rendah serat
sebenarnya masih dapat menahan pembebanan yang
diberikan tetapi karena ikatan yang lemah maka
ketika matriksnya gagal, pada saat yang bersamaan
serat juga mengalami kegagalan serupa. Sedangkan
pada fraksi volum yang lebih tinggi, ketika
matriksnya gagal, serat masih mempunyai
kesempatan untuk menerima transfer beban dari

Gambar 11 Hasil foto SEM material komposit


polyester diperkuat serat widuri tanpa perlakuan

Teknik Mesin, FST, UNDANA

Pada gambar 14 menunjukkan pula bahwa


baik pada fraksi volume yang rendah maupun
diperoleh
bentuk
patahan
tunggal,
yang
mengindikasikan bahwa material komposit bersifat
getas. Patahan tunggal juga terjadi pada fraksi
volume yang tinggi namun pada fraksi volume yang
lebih tinggi ternyata memberikan penjelasan yang
lebih rinci yaitu bahwa matriks memang bersifat
getas tetapi ikatan serat dan matriks berlangsung kuat
karena tidak semua serat putus atau patah.
Dari bukti-bukti yang diperoleh dari semua
pengujian ini, menunjukkan satu hal penting yaitu
bahwa jika serat widuri tanpa perlakuan saja sudah
memberikan nilai kuantitatif maupun kualitatif yang
baik untuk dijadikan penguat komposit, apalagi jika
serat widuri terlebih dahulu diberi perlakuan kimia.

Gambar 12 Hasil foto SEM material komposit


polyester diperkuat serat widuri tanpa perlakuan.

5.
5.1

1.

Gambar 13 Foto Makro bentuk patahan uji tarik


Pada gambar 13 memberi penjelasan bahwa
bentuk patahan pada komposit dengan fraksi volum
serat 20% adalah jenis patahan tunggal dimana
mempunyai kekuatan tarik yang rendah karena
didominasi oleh kondisi fiber pull-out. Sedangkan
pada fraksi volum 40% diperoleh jenis patahan
banyak (splitting in multiple area). Umumnya
komposit dengan jenis patahan ini memiliki kekuatan
tarik yang tinggi Diharjo (2006). Dan hal ini terbukti
bahwa pada komposit dengan fraksi folum 40% pada
kondisi tanaman berbunga diperoleh harga kekuatan
tarik rata-rata tertinggi sebesar 6,711 MPa.

2.

3.

4.

4.3.1 Foto Makro Penampang Patahan Uji Impak


Komposit

5.2

1.

2.

Gambar 14 Foto makro bentuk patahan uji impak

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
Kekuatan tarik yang tertinggi dengan kondisi
tanaman berbunga pada fraksi volum 40%
yaitu 6,711 MPa, sedangkan yang terendah
dengan kondisi tanaman berbunga dengan
fraksi volum 20% yaitu 2,139 MPa. Regangan
yang tertinggi terdapat pada fraksi volum 30%
yaitu 3,72 % dan yang terendah pada fraksi
volum 20%, yaitu 1,41 %.
Bentuk patahan pada komposit dengan fraksi
volum 20% adalah jenis patahan tunggal,
sedangkan pada fraksi volum 40% diperoleh
jenis patahan banyak (splitting in multiple
area). Yang berarti memiliki kekuatan tarik
yang tinggi.
Model kegagalan matriks adalah kegagalan
tipe 2 yaitu regangan kegagalan serat lebih
besar dari pada regangan kegagalan matrik.
Pada fraksi volum 40% sebelum berbunga
memiliki ketangguhan impak yang lebih tinggi
yaitu 0,058 J/mm2 sedangkan pada fraksi
volum 20% berbuah yaitu 0,015 J/mm2
diperoleh nilai ketangguhan impak lebih
rendah.
Saran
Dari penelitian ini penulis dapat
memberikan beberapa saran antara lain sebagai
berikut :
Proses pembuatan atau pencetakan spesimen
komposit harus benar-benar diperhatikan
sehingga dapat menghasilkan komposit dengan
kekuatan yang lebih tinggi.
Bagi mahasiswa yang berminat melakukan

Teknik Mesin, FST, UNDANA

penelitian lanjut sebaiknya memperhatikan


jumlah katalis yang akan di campur dengan
resin, jumlah katalis cukup menentukan
kekuatan komposit karena berdasarkan
pengalaman penulis selama melakukan
penelitian semakin banyak jumlah katalis
maka proses pengeringannya menjadi lebih
cepat sehingga spesimen mudah getas.

Jamasri., Prospek Pengembangan Komposit Serat


Alam Di Indonesia. Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada 2008.
Kartini, Ratni, H. Darmasetiawan, A. Karo Karo,
Sudirman., Pembuatan dan Karaterisasi
Komposit Polimer Berpenguat Serat Alam.
Jurnal Sains Materi Indonesia.2002 Vol3,No 3
Kusumastuti, Adhi., Aplikasi Serat Sisal sebagai
Komposit Polimer. Jurnal Kompetensi Teknik,
2009.
Lokantara, I. Putu, Suardana, P. G. N, Karohika,
G,M., Efek Fraksi Volume Serat Dan
Penyerapan Air Tawar Terhadap Kekuatan
Bending Komposit Tapis Kelapa/Polyester.
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 3
No.2. Oktober 2009.
Lokantara, I Putu., Analisa Kekuatan Impak
Komposit Polyester-Serat Tapis Kelapa
Dengan Variasi Panjang Dan Fraksi Volum
Serat Yang Diberi Perlakuan NaOH. Jurnal
Dinamika Teknik Mesin. Lokatara 2012.
Mohanty, Amar K. Manjusri Misra, Lawrence T.
Drzal., Natural Fibers, Biopolymers and
Byocomposites. Copyright 2005 by Taylor and
Francis.
Nurudin, Arif, Achmad Asad Sonief, Winarno
Yahdi Atmodjo., Karakterisasi Kekuatan
Mekanik Komposit Berpenguat Serat Kulit
Waru (Hibiscus Tiliaceus) Kontinyu Laminat
Dengan Perlakuan Alkali Bermatriks
Polyester. Jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No. 3
Tahun 2011 : 209-217.
Purboputro, Pramuko I., Pengaruh Panjang Serat
Terhadap Kekuatan Impak Komposit Enceng
Gondok Dengan Matriks Poliester. MEDIA
MESIN, Vol. 7, No. 2, Juli 2006, 70-76.
Pell, Yeremias. M., Karakterisasi Perlakuan
Permukaan Serat Kulit Batang Widuri
(Calotropis gigantea) terhadap Wettability
dan Mampu Rekat Serat Tunggal, dan Sifat
Mekanik Komposit dengan Matriks Resin
Epoksi. 2010, Tesis.
Subagyo, Asmanto., Strategi Pengembangan
Industri Serat Alam Daun Nanas Untuk
Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat.
Jurnal Inovasi Dan Kewirausahaan, 2012.
Setyawan, Paryanto Dwi, Nasmi Herlina Sari, Dewa
Gede Pertama Putra., Pengaruh Orientasi dan
Fraksi Volume Serat Daun Nanas (ANANAS
COMOSUS) Terhadap Kekuatan Tarik
Komposit Polyester Tak Jenuh (UP). Jurnal
Dinamika Teknik Mesin, volume 2 No 1
Januari 2012.

6.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM D256-02., Standard Test Methods for
Determining
Izod
Pendulum
Impact
Resistance of Plastics, Philadelphi. 2001.
ASTM D638-02., Standard Test Methods for Tensile
Strength of Plastic, Philadelphia. 2002.
Bakri, Mohammad Iqbal, Mohammad Rifki., Analisis
Variasi Panjang Serat Terhadap Kuat Tarik
dan Lentur pada Komposit yang Diperkuat
Serat Agave Angustifolia Haw. 2012 Jurnal
Mekanikal Vol 3.
Billmeyer, F. W., Textbook of Polymer Science, Ed3 New York: John Wiley & Sons, 1984.
Budijono, P. A., Pengaruh Panjang Serat Dan
Komposisi Volume Fiberglass Reinforced
Plastic (FRP) Terhadap Sifat Mekaniknya.
Teknik MesinFT UNESA 2005.
Carli, S. A. Widyanto, Ismoyo Haryanto., Analisis
Kekuatan Tarik Dan Lentur Komposit Serat
Gelas Jenis Woven Dengan Matriks Epoxy
Dan Polyester Berlapis Simetri Dengan
MetodaManufaktur Hand Lay-up. Jurnal
Teknis Vol 7, April 2012.
Diharjo, K., Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap
Sifat Tarik Bahan Komposit Serat RamiPolyester. Jurnal Teknik Mesin, 2006, vol. 8,
No. 1, hal. 8-13, Fak.Teknologi Industri,
Universitas Kristen Petra.
Emmy, Dyah S, Nasmi Herlina Sari, IGNK
Yudhyadi, Sinarep, Topan., Pengaruh
Panjang Serat Dan Fraksi Volume Terhadap
Kekuatan Impact Dan Bending Material
Komposit
Polyester-Fiber
Glass
Dan
Polyester-Pandan Wangi. Jurnal Dinamika
Teknik Mesin, Volume 2 No.1, Januari 2012.
Gibson, F. R., Principles Of Composite Material
Mechanics. McGraw-Hill Singapore 1994.
Hermawan., Pengaruh Kelembaban Terhadap Sifat
Fisik dan Mekanik Antarmuka Pada
Komposit Rami Poliester., Prosiding
Seminar Nasional Metalurgi dan Material
(SENAMM 1) Penyerapan Teknologi Material
untuk Meningkatkan Daya Saing Industri
Nasional, 2007.
Jones, M. R., Mechanic Of Composite Materials. Mc
Graww-Hill Kogakusha, Ltd 1975.

Teknik Mesin, FST, UNDANA

Sari, Nasmi Herlina, Achmad Zainuri, Fitratul


Wahyu., Pengaruh Panjang Serat Dan
Fraksi Volume Serat Pelepah Kelapa
STerhadap Ketangguhan Impact Komposit
Polyester ISSN 2088-088X Volume 1, No 2
Edisi Juli 2011.
Surdia, T., Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya
Paramita, Jakarta 1995.
7.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih di sampaikan kepada
Bapak Yeremias M. Pell, ST., M.Eng, dan
Bapak Wenseslaus Bunganaen, ST., MT
selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan kepada kami dalam
penelitian dan penulisan skripsi ini. Dan Juga
kepada semua pihak yang sudah membantu
demi terselesaikan skripsi ini.

10

Teknik Mesin, FST, UNDANA

Anda mungkin juga menyukai