Oleh:
Lina Nindyawati
(1411105021)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun paper ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam paper ini kami membahas mengenai nilai-nilai Pancasila
sebagai pedoman etika berpolitik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada paper
ini. Oleh karena itu kami menginginkan pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan paper selanjutnya.
Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi penulis,
pemerintah, pembaca, dan masyarakat.
Jim
baran, 22 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
2
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
19
19
Daftar Pustaka
Lampiran
21
22
7
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pancasila menjadi dasar negara baru disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Namun jauh sebelum di sahkan nilai-nilai pancasila sudah ada
pada kehidupan masyarakat indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa
indonesia menjadi sebuah negara dimana nilai-nilai tersebut berupa nilai-nilai
adat istiadat,kebudayaan serta relegius. Nilai-nilai yang ada kemudian diambil
dan dirumuskan oleh paa pendiri negara yang untuk nantinya dijadikan dasar
negara indonesia. Oleh karena itu untuk memahami pancasila secara utuh dan
kaitannya dengan jati diri bangsa indonesia ini diperlukan pemahaman sejarah
bangsa indonesia dalam membentuk suatu negara dan dijadikannya pacaila
sebagai dasar negara karena semua itu berhubungan dengan sejarah
perjuangan bangsa indonesia.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila
adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undangundang Dasar 1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila
Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan
Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
1.3
TUJUAN
1.
Agar para generasi muda mengetahui sejarah perjuangan para tokoh
dalam merumuskan pancasila untuk menyadarkan para generasi muda bahwa
1.4
MANFAAT PENULISAN
1.5
BATASAN PERMASALAHAN
Karena cakupan materi dari pancasila ini cukup luas dan meliputi berbagai aspek
sejarah yang lain, maka saya hanya membataskan pembahasan dari konsep dan
tema yang telah saya tentukan, yaitu berupa materi sejarah lahirnya pancasila
dan kesaktian pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Landasan Teori
Nilai-nilai Pancasila diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri
negara, dijadikan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Proses cara formal
tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, bidang panitia 9,
sidang BPUPKI kadua, serta akhirnya di sah kan secara yuridis sebagai dasar
negara RI. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk negara
sangat erat kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia. Ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan. Dalam kenyataannya secara
objektif telah dimiliki bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
Sebagai dasar Negara RI sebelum disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945, sebenarnya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sudah ada dan
dihayati dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup masyarakat.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka untuk memahami Pancasila secara
komprehensif dan integral terutama dalam kaitannya dengan Pembentukan
Watak Bangsa (National and Character Building), yang akhir-akhir ini
menunjukan adanya penurunan kadar nilai (dekadensi/degradasi) kebangsaan,
maka mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia guna
menumbuh kembangkan rasa nasionalisme, heroik dan patriotik. Proses
terjadinya bangsa dan negara melalui proses sejarah yang panjang yaitu sejak
zaman kerajaan telah mulai nampak dasar-dasar kebangsaan Indonesia,
walaupun masih bersifat lokal (kedaerahan). Dasar-dasar pembentukan
nasionalisme modern baru dirintis oleh para pejuang bangsa, yang dimulai
dengan pergerakan nasional yaitu kebangkitan nasional pada tahun 1908
(lahirnya Boedi Oetomo), kemudian diikrarkan melalui Sumpah Pemuda tanggal
28 Oktober 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia
terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia menyatakan diri merdeka
(proklamasi) dan tanggal 18 Agustus 1945 Indonesia telah resmi menjadi
Negara, baik secara defacto (factual) maupun dejure (yuridis).
2.2 Pembahasan
2.2.1 Perjuangan Para Tokoh Dalam Merumuskan Pancasila
Pada masa penjajahan, seluruh bangsa berjuang untuk meraih kemerdekaan.
Mereka berjuang dengan banyak cara. Ada yang berjuang dengan pertempuran
bersenjata. Ada pula yang berjuang dengan pikiran. Semuanya mengerahkan
segenap kemampuan untuk mencapai Indonesia merdeka.
Perjuangan melalui pemikiran banyak dilakukan oleh para pendiri bangsa. Salah
satunya dilakukan dalam perumusan Pancasila. Bagaimanakah perjuangan para
tokoh dalam merumuskan Pancasila? Mari kita simak proses perjuangan tersebut
dalam uraian berikut. Pada awal tahun 1945, Indonesia masih dijajah oleh
Jepang. Jepang menjajah Indonesia selama tiga tahun. Jepang menjajah
Indonesia sejak tahun 1942. Penjajahan itu dimulai setelah mereka berhasil
mengusir Belanda. Jepang juga berhasil menjajah beberapa negara di Asia
Tenggara. Beberapa negara tersebut antara lain Filipina, Burma (Myanmar), dan
Vietnam. Saat itu, tentara Jepang termasuk yang paling kuat di dunia.
Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk
Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat tentang
dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut
disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.KRT
Radjiman Wedyodiningrat mengagendakan rapat dengan pembahasan tunggal
melalui satu pertanyaan Negara Indonesia Merdeka, yang kita bangun itu apa
dasarnya?
i.
1.
2.
5.
peri kebangsaan;
peri kemanusiaan;
3.
peri ketuhanan;
4.
peri kerakyatan;
kesejahteraan rakyat.
Dan Beliau juga menuliskan usulannya tersebut seperti tercantum di bawah ini :
1.
2.
3.
4.
Bisa kita lihat bahwa usulan tertulis dari Muh. Yamin mirip dengan Pancasila
sekarang ini.Bahkan lebih dari itu, perumusan dan sistematik yang dikemukakan
oleh Mr. Muh Yamin pada tanggal 29 Mei 1945 itu sangat mirip dengan Pancasila
yang sekarang ini (Pembukaan UUD 1945). Tiga sila yakni : Sila pertama,
keempat, dan kelima baik perumusan maupun tempatnya sama dengan
Pancasila yang sekarang. Perbedaannya adalah pada sila kedua dan ketiga, yang
di dalam sistematik usul Muhammad Yamin berbalikan dengan sistematik yang
ada pada Pancasila sekarang. Selain itu perumusan kedua Sila itupun ada sedikit
Sidang itu diberi alokasi waktu 130 menit. Akan tetapi, yang cukup aneh, Yamin
disebut berpidato 120 menit. Padahal, saat itu ada lima pembicara lain yang juga
harus menyampaikan pidatonya.
G. Moedjanto, seorang sejarahwan, juga menemukan kejanggalan pada pidato
Yaminyang disebut tanggal 29 Mei 1945 itu. Pada alinea terakhir berbunyi:
Dua hari yang lampau tuan Ketua memberi kesempatan kepada kita sekalian
juga boleh mengeluarkan perasaan. Dua hari yang lampau itu berarti tanggal
27 Mei 1945, sedangkan sidang baru dibuka pada tanggal 29 Mei 1945. Artinya,
seperti dikatakan Bung Hatta, pidato Yamin itu memang disampaikan di Panitia
Kecilpasca Soekarno menyampaikan pidato tanggal 1 Juni 1945.
Mohammad Yamin sendiri mengakui Bung Karno sebagai penggali Pancasila. Itu
dapat dilihat di pidato Yamin pada 5 Januari 1958 : Untuk penjelasan ingatlah
beberapa tanggapan sebagai pegangan sejarah: 1 Juni 1945 diucapkan pidato
yang pertama tentang Pancasila ... tanggal 22 Juni 1945 segala ajaran itu
dirumuskan di dalam satu naskah politik yang bernama Piagam Jakarta dan
pada tanggal 18 Agustus 1945 disiarkanlah Konstitusi Republik Indonesia, sehari
sesudah permakluman kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam konstitusi itu
pada bagian pembukaan atau Mukadimahnya dituliskan hitam di atas putih
dengan resmi ajaran filsafat pancasila.
Roeslan Abdulgani, yang sempat menjadi Menteri Penerangan di era Bung Karno,
juga menyebut Bung Karno sebagai penggali Pancasila. Dua pemikiran besar di
dalam pancasila, yaitu Sosio-nasionalisme (penggabungan sila ke-2 dan ke-3)
dan Sosio-demokrasi (penggabungan sila ke-4 dan ke-5), sudah digarap oleh
Bung Karno sejak tahun 1920-an. Dalam konteks ini, Hatta juga punya peranan
ketika menaburkan ide-ide tentang demokrasi kerakyatan.
ii.
Persatuan Indonesia
2.
3.
Kekeluargaan;
Musyawarah;
Keadilan sosial.
iii.
Ir. Soekarno
Di dalam pidato tanpa teks Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945 itu antara lain
berbunyi : Saudara-saudara ! Dasar negara telah saya sebutkan, lima
bilangannya. Inikah Panca Dharma ? Bukan !Nama Panca Dharma tidak tepat di
sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar..Namanya
bukan Panca Dharma, tetapi.saya namakan ini dengan petunjuk seorang
teman kita ahli bahasa..namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar
dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan
abadi. Kelima sila tadi berurutan sebagai berikut:
1. Kebangsaan Idonesia;
2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;
3. Mufakat atau domokrasi;
4. Kesejahteraan sosial;
5. Ke-Tuhanan.
Kemudian Bung Karno menambahi lagi pidatonya, Atau barang kali ada saudarasaudara yang tidak senang atas bilangan itu ? Saya boleh peras sehingga tinggal
tiga saja. Saudara Tanya kepada saya apakah perasan tiga perasan itu ?
Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan dia, ialah dasar-dasarnya Indonesia,
Weltanschaung kita. Dua dasar yang pertama, kebangsaan dan
internasionalisme; kebangsaan dan peri kemanusiaan, saya peras menjadi satu :
itulah yang dahulu saya namakan socio-nationalisme. Dan demokrasi yang
bukan demokrasi barat, tetapi politiek economiche democratie, yaitu politiek
democratie dengan sociale rechtvaardigheid, demokrasi dengan kesejahteraan
saya peraskan pula menjadi satu. Inilah yang dulu saya namakan socio
democratie.
Tinggal lagi ketuhanan yang menghormati satu sama lain.
Jadi yang asalnya lima itu telah menjadi tiga: socionationalisme, sociodemocratie
dan ketuhanan. Kalau tuan senang dengan simbul tiga ambillah yang tiga ini.
Tetapi barangkali tidak semua tuan-tuan senang kepada trisila ini, dan minta satu
dasar saja ? Baiklah, saya jadikan satu, saya kumpulkan lagi menjadi satu.
Apakah yang satu ? Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga
menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu
perkataan gotong-royong ! alangkah hebatnya ! negara gotong-royong.
Dalam amanat presiden tanggal 24 September 1955 Bung Karno menegaskan
bahwa aku bukan pencipta pancasila, pancasila diciptakan oeh Bangsa
Indonesia sendiri.Aku hanya mengali pancasila dari buminya Indonesia
Apakah benar Soekarno menggali pancasila dari bumi Indonesia?,untuk
menyimpulkanya kita akan bahasa fakta fakta yang terjadi mengenai Beliau
sebelum sidang 1 BPUPKI
Dalam buku otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia,
Soekarno mengatakan: Di pulau Bunga (Ende) yang sepi tidak berkawan aku
telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya merenungkan di bawah pohon
kayu. Ketika itu datang ilham yang diturunkan oleh Tuhan mengenai lima dasar
falsafah hidup yang sekarang dikenal dengan Pancasila. Aku tidak mengatakan,
bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali
tradisi kami jauh sampai ke dasarnya dan keluarlah aku dengan lima butir
mutiara yang indah.. Dengan demikian, banyak yang menyebut Ende sebagai
tempat penyusunan gagasan-gagasan Pancasila
Fakta selanjutnya Beliau juga pernah mengatakan ,Saya mengakui, pada waktu
saya berumur 16 tahun, duduk di bangku sekolah H.B.S. di Surabaya, saya
dipengaruhi seorang sosialis yang bernama A. Baars, yang memberi pelajaran
kepada saya, katanya : jangan berpaham kebangsaan, tetapi berpahamlah rasa
kemanusiaan seluruh dunia (Internasionalisme), jangan mempunyai rasa
kebangsaan sedikitpun. Itu terjadi pada tahun 1917. akan tetapi pada tahun
1918, alhamdulillah, ada orang lain yang memperingatkan saya, ia adalah Dr.
Sun Yat Sen ! Di dalam tulisannya San Min Cu I atau The THREE peoples
Principles, saya mendapatkan pelajaran yang membongkar kosmopolitanisme
yang diajarkan oleh A. Baars itu. Dalam hati saya sejak itu tertanamlah rasa
kebangsaan, oleh pengaruhThe THREE peoples Principles (Nasionalisme,
Demokrasi, Sosialisme)beliau juga menanmbahi The THREE peoples
Principlesdengan Keadilan Sosial.
Hal ini dapat dibuktikan pada saat Konprensi Partai Indonesia (partindo) di
Mataram pada tahun 1933, bung Karno menyampaikan gagasan tentang
marhaennisme, yang pengertiannya ialah sebagai berikut ini :
(a) Sosio nasionalisme, yang terdiri dari Internasionalisme, Nasionalisme
(b) Sosio demokrasi yang terdiri dari Demokrasi, Keadilan sosial.
Setelah mengetahui hal-hal tersebut, mari kita cocokkan Kelima sila dari
Pancasila Bung Karno ini yang diusulkan saat sidang BPUPKI 1dengan
marhaenisme Bung Karno adalah persis sama, Cuma ditambah dengan Ke
Tuhanan. Untuk lebih jelasnya baiklah kita susun sebagai berikut:
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Perjuangan melalui pemikiran banyak dilakukan oleh para pendiri bangsa. Salah
satunya dilakukan dalam perumusan Pancasila. Jepang kemudian membentuk
BPUPKI. BPUPKI merupakan singkatan dari Badan Penyelidik Usaha - usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Badan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret
1945. Dalam bahasa Jepang, BPUPKI disebut Dokuritsu Zjunbi Tyoosakai. BPUPKI
bertugas menyelidiki kesiapan bangsa Indonesia dalam menyongsong
kemerdekaan dan membentuk pemerintahan sendiri. Setelah terbentuk, BPUPKI
segera mengadakan persidangan. Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai
pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945.digedung Chuo Sangi In di
Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila.
Pancasila 1 juni 1945, adalah bersumber dari : (1) Cina; (2) Belanda; dan (3)
Islam. Dengan begitu bahwa pendapat yang menyatakan Pancasila itu digali dari
bumi Indonesia sendiri atau dari peninggalan nenek moyang adalah tidak
sepenuhnya betul.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dibentuk sebelum proklamasi dan
mulai aktif bekerja mulai tanggal 9 Agustus 1945 dengan beranggotakan 29
orang. Dengan mempergunakan rancangan yang telah dipersiapkan oleh BPUPKI,
maka PPKI dapat menyelesaikan acara hari itu untuk melengkapi kelengkapan
suatu negara, yaitu:
a)
Dengan berpijak pada uraian diatas, maka beberapa saran yang diajukan adalah
sebagai berikut :
1.
Agar para generasi muda tidak melupakan sejarah perjuangan para tokoh
dalam merumuskan pancasila.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan Bangsa.
http://uniqpost.com/76630/pancasila-dalam-kontek-sejarah-perjuangan-bangsa/
(diakses tanggal 23 November 2014 pukul 18.00 Wita)
Anonim.2012.NILAI-NILAI PERJUANGAN DALAM PERUMUSAN PANCASILA.
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Nilainilai_Perjuangan_dalam_Perumusan_Pancasila_6.1_%28BAB_1%29 (diakses
tanggal 23 November 2014 pukul 18.15)
Djanarko,Indri.2011.PANCASILA DALAM KONTEKS PERJUANGAN BANGSA.
http://indridjanarko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Modul-Pancasila-2Pancasila-Dalam-Konteks-Perjuangan-Bangsa.pdf (diakses tanggal 23 November
2014 pukul 17.55 Wita)
Michio, RA. 2013. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa.
http://yanti41.blogspot.com/2013/11/pancasila-dalam-konteks-sejarah.html
(diakses tanggal 22 November 2014 pukul 15.00 Wita)
Rivaldi,Thoriq.Makalah PKN.
https://www.academia.edu/5626402/Makalah_pkn_fix (diakses tanggal 23
November 2014 pukul18.30 Wita)
LAMPIRAN:
Sejarah Kesaktian Pancasila
Senin,01 Oktober 2012
Setiap tanggal 1 Oktober kita memperingatI hari Kesaktian Pancasila. Sudah 45
tahun revolusi berdarah tanggal 30 September 1965 yang dilakukan oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI). Kudeta berdarah yang dilakukan oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI) ini menelan enam Jenderal TNI AD dan dua Perwira.
Tujuan kudeta tersebut adalah merebut pemerintahan yang sah dan mengganti
ideologi Pancasila dengan komunisme-sosialisme. Tetapi Tuhan berkehendak lain,
sehingga revolusi berdarah ini mengalami kegagalan dan Pancasila masih tegak
kuat menjadi dasar negara dan dasar sumber hukum bangsa Indonesia.
Setelah 45 tahun, saatnya kita menggali kembali makna hari Kesaktian Pancasila
ini agar bangsa Indonesia bisa belajar dari sejarah kelam dan bisa bangkit dari
krisis multidimensi. Peristiwa ini adalah puncak dari kerapuhan pemerintah Orde
Lama di bawah kendali Presiden Soekarno, yang kemudian dilengserkan oleh
MPRS pada tahun 1967.
Pada awal berdirinya pemerintahan Orde Baru, di bawah kendali Presiden
Soeharto, secara bulat dan meyakinkan tertulis di dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) akan melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara murni dan
konsukuen. Dasar negara Pancasila dijadikan sebagai landasan ideal dan hukum
Rencana Program Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan panjang. Sehingga
pemerintah Orde Baru memproklamirkan dan mensosialisasikan program
Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila (P4).
Pancasila dengan urutan tiap-tiap sila, yang telah menjadi kesepakatan bersama
Bangsa Indonesia. Tidak boleh di robah-robah baik isinya maupun urutannya
yaitu :
Sila Pertama
Sila Kedua
Sila Ketiga
: Persatuan Indonesia
PANCASILA juga sebagai Pandangan hidup dan kepribadian bangsa. Sikap ini
ditegaskan lagi dalam ketetapan MPR No. 11 / MPR /1978. Pancasila sebagai
pandangan hidup dan kepribadian bangsa adalah sumber kejiwaan masyarakat
dan bangsa indonesia karena itu wajib di cerminkan dalam kehidupan yang
seluruh anggota nya masyarakat terutama pimpinan masyarakat.
Padangan hidup pancasila :Surga adalah yang terbaik dari segalanya
dipaparkan oleh Drs. SUPARNO WIJOYO dalam acara Peringatan Hari Kesaktian
Pancasila di gedung BINA GRAHA PEMPROVSU. Drs. SUPARNO WIJOYO
memaparkan nilai-nilai luhurnya Pancasila, yaitu :
Jiwa nya pancasila
Palsafah Pancasila
Idiologi pancasila
Dra. HJ. NINA KARINA, M.SP menuturkan bahwa Pemuda Harapan bangsa harus
berkerjasama membangun dan mengejar ketertinggalan untuk mewujudkan
masyarakat yang lebih sejahtera,aman, dan berkeadilan, sehingga secara umum
akan dapat mengakselerasikan pembangunan bangsa dalam mewujudkan tujuan
dan cita-cita nasionalnya seperti yang di cantumkan dalam pembukaan undangundang dasar tahun 1945.
Dalam acara serasehan Drs. H. Muhammad TWH ( Tok Wan Harian ) memaparkan
kepada generasi muda kehidupan Berbangsa dan bernegara harus menumbuh
kembangkan jiwa dan semangat serta penanaman Nilai-nilai pancasila.
Rumusan Pertama
Rumusan Kedua
Rumusan Ketiga
Rumusan Keempat
Rumusan Kelima
: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan
Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
yang cepat ini, pemerintah Orde Baru menamakan 1 Oktober sebagai Hari
KesaktianPancasila.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober, harus dijadikan
sebagai kesempatan untuk merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan
kesaktian Pancasila itu sendiri. Hal ini penting khususnya bagi generasi muda
bangsa ini. Generasi baru tidak akan memiliki rasa percaya diri dan kebanggaan
atas bangsa ini tanpa mengenali sesungguhnya sejarahkehidupannya.
Di tengah terpaan pengaruh kekuatan global, kita seharusnyamenguatkan dan
memperlengkapi diri agar tidak terjerembab dalam lika-liku zaman sekarang ini.
Salah satunya adalah dengan menggali kembali nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila itu sendiri. Nilai-nilai itulah yang kemudian kita maknai sebagai
energi untuk membangun kembali jati diri bangsa ini. Bangsa ini bisa berdiri
tegak, hanya jika mau kembali menghidupkan dan sekaligus
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Pancasila adalah dasar
negara. Pancasila adalah asal tunggal dan menjadi sumber dari segala sumber
hukum yang mengatur masyarakat Indonesia, termasuk kehidupan berpolitik.
Karena itu, partai politik sebagai salah satu infrastruktur politik dan segala
sesuatu yang hadir dan lahir dinegara ini, harus tunduk dan taat pada Pancasila
Fakta sejarah yang hinga saat ini masih diperdebatkan mengenai peristiwa G 30
S PKI hendaknya tidak mengubah rasa memiliki kita terhadap pancasila yang
sudah jelas-jelas berperan sebagai simbol pemersatu bangsa. Berbagai peristiwa
yang pernah terjadi semenjak proklamasi 17 agustus 1945 hingga saat ini, yang
pada akhirnya tidak menggoyahkan pancasila sebagai dasar negara merupakan
hal yang disebut sebagai kesaktian pancasila.
Kesaktian disini bukan diartikan pancasila secara aktif mampu melakukan
sesuatu, melainkan pandangan serta nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila
mampu ditranformasikan oleh komponen bangsa dalam berkehidupan
kebangsaan dan bernegara.
Meletusnya pemberontakan G 30 S PKI, sampai di bubarkan dan dilarangnya
berkembang paham komunis di indonesia, terbitnya Supersemar, hingga
tumbangnya pemerintahan Presiden Soekarno merupakan tonggak berdirinya
pemerintahan baru yang di pimpin oleh presiden Soeharto yang disebut sebagai
pemerintahan orde baru. Orde baru berhasil memerintah indonesia selama 32
tahun lamanya sebelum di gantikan oleh gerakan reformasi.
Peristiwa 1 Oktober 1965 tersebut kemudian telah melahirkan suatu orde dalam
sejarah pasca kemerdekaan republik ini. Orde yang kemudian lebih dikenal
dengan Orde Baru itu menetapkan tanggal 1 Oktober setiap tahunnya sebagai
hari Kesaktian Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional. Penetapan itu
didasari oleh peristiwa yang terjadi pada hari dan bulan itu, dimana telah terjadi
suatu usaha perongrongan Pancasila, namun berhasil digagalkan. Belakangan
setelah orde baru jatuh dan digantikan oleh orde yang disebut Orde Reformasi,
peringatan hari Kesaktian Pancasila ini sepertinya mulai dilupakan. Terbukti
tanggal 1 Oktober tersebut tidak lagi ditetapkan sebagai hari libur nasional
sebagaimana sebelumnya.
Selama masa pemerintahan orde baru setiap tanggal 1 Oktober selalu di adakan
upacara peringatan hari kesaktian pancasila, begitu juga pada masa
pemerintahan berikutnya. Di masa Presiden Megawati Soekarnoputri kepala
negara tidak menghadiri upacara yang dipusatkan di Lubang Buaya. Pada masa
pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari bersejarah yang
dirayakan setiap tanggal 1 Oktober ini dimaknai secara lebih luas. Jika pada
perayaan-perayaan sebelumnya Kesaktian Pancasila selalu dikaitkan dengan
penumpasan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30-S/PKI),
maka kali ini sejarah Kesaktian Pancasila dimaknai sejak proklamasi
kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agsutus 1945. Demikian versi baru upacara
peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang berlangsung di Monumen Pancasila
Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Selain pemaknaan yang baru atas sejarah, hal baru lainnya adalah upacara
kembali dipimpin oleh presiden Republik Indonesia serta disertai dengan
pembacaan naskah ikrar yang menyebutkan bahwa sejak Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) diproklamasi pada 17 Agustus 1945 terjadi banyak
rongrongan terhadap Pancasila dan NKRI baik yang datang dari dalam negeri
maupun luar negeri. Namun, bangsa Indonesia mampu mempertahankan
Pancasila dan NKRI.
Makna Kesaktian Pancasila Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya
merupakan sumber derivasi peraturan perundang-undangan. Melainkan juga
Pancasila dapat dikatakan sebagai sumber moralitas terutama dalam hubungan
dengan legitimasi kekuasaan, hukum, serta berbagai kebijakan dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.
Pancasila mengandung berbagai makna dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Makna yang pertama Moralitas, sila pertama, Ketuhanan Yang Maha
Esa mengandung pengertian bahwa negara Indonesia bukanlah negara teokrasi
yang hanya berdasarkan kekuasaan negara dan penyelenggaraan negara pada
legitimasi religius. Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak berdasarkan
legitimasi religius, melainkan berdasarkan legitimasi hukum serta legitimasi
demokrasi. Oleh karenanya asas sila pertama Pancasila lebih berkaitan dengan
legitimasi moralitas. Para pejabat eksekutif, anggota legislatif, maupun yudikatif,
para pejabat negara, serta para penegak hukum, haruslah menyadari bahwa
selain legitimasi hukum dan legitimasi demokratis yang kita junjung, juga harus
diikutsertakan dengan legitimasi moral. Misalnya, suatu kebijakan sesuai hukum,
tapi belum tentu sesuai dengan moral. Salah satu contoh yang teranyar yakni
gaji para pejabat penyelenggara negara itu sesuai dengan hukum, namun
mengingat kondisi rakyat yang sangat menderita belum tentu layak secara moral
(legitimasi moral).
Hal inilah yang membedakan negara yang berketuhanan Yang Maha Esa dengan
negara teokrasi. Walaupun dalam negara Indonesia tidak mendasarkan pada
legitimasi religius, namun secara moralitas kehidupan negara harus sesuai
Makna kelima, Demokrasi. Negara adalah dari rakyat dan untuk rakyat, oleh
karena itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara. Sehingga
dalam sila kerakyatan terkandung makna demokrasi yang secara mutlak harus
dilaksanakan dalam kehidupan bernegara. Maka nilai-nilai demokrasi yang
terkandung dalam Pancasila adalah adanya kebebasan dalam memeluk agama
dan keyakinannya, adanya kebebasan berkelompok, adanya kebebasan
berpendapat dan menyuarakan opininya, serta kebebasan yang secara moral
dan etika harus sesuai dengan prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terlebih lagi hingga kini kita selaku bangsa tentulah malu terhadap para pendiri
negara yang telah bersusah payah meletakkan pondasi negara berupa Pancasila,
sedangkan kita kini seakan lupa dengan tidak melaksanakan nilai-nilai Pancasila
yang sangat sakti tersebut.
Perilaku KKN, kerusuhan antar sesama warga negara, ketidakadilan dan
ketimpangan sosial, berebut jabatan, perilaku asusila, serta berbagai perilaku
abmoral lainnya adalah segelintir perilaku yang hanya dapat merusak nilai
Pancasila itu sendiri. Kini, Marilah kita kembali junjung tinggi nilai-nilai Pancasila
agar kita tetap dipandang sebagai bangsa dan negara yang beradab, beragama,
beretika, dan bermoral (DP, berbagai sumber)
Alamat web: http://www.pusakaindonesia.org/makna-dibalik-kesaktian-pancasila/