Anda di halaman 1dari 9

Episode 5

Siapakah Isa?
Pembawa acara: Para penonton yang saya kasihi, berjumpa kembali dalam program
kami Questions About Faith. / Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman. Adalah sebuah
kebahagian buat kami untuk bisa memenuhi semua pertanyaan dan permintaan anda.
Dan juga kebahagiaan dan kehormatan karena telah hadir bersama kita Bapak Pendeta
Zakaria Boutros. Selamat datang Pak Pendeta.
Bpk. Zakaria: Terima Kasih.
Pembawa acara: Para penonton yang terkasih, dalam episode-episode sebelumnya, kita
telah bahas bersama dengan Bp. Pendeta tentang Allah Tritunggal dalam Kekristenan.
Pak Pendeta telah menjelaskan dengan baik bahwa Kekeristenan tidak percaya pada
adanya tiga allah dan bahwa Kekristen tidaklah bersekutu dengan tuhan-tuhan lainnya,
tapi Kekristenan hanya percaya pada satu Allah. Kita juga telah membahas tentang sifatsifat pribadi Allah. Sifat Allah yang adalah: maha ada, berpengetahuan dan yang hidup.
Sifat maha ada kita sebut dengan Allah Bapa. Sifat berpengetahuan yang kita sebut
dengan Allah Putera / Anak. Dan sifat dari yang hidup adalah yang kita sebut dengan
Roh Kudus. Dalam episode ini kita akan mendiskusikan tentang sebuah bahan yang
sangat penting yaitu: Siapakah Isa itu dalam Kekristenan? Selamat datang Bpk.
Pendeta.
Pertanyaan yang seringkali diulang oleh orang-orang Islam adalah ini: Siapakah Isa
dalam Kekeristenan? Apakah kebenaran tentang seseorang yang bernama Isa? Apakh
Dia Allah, atau apakah dia adalah Anak Allah? Apakah dia seorang manusia atau
seorang anak manusia? Maukah Bapak untuk menjelaskan pada para pemirsa yang
terhormat tentang kebenaran itu? Sekarang mari kita membahas bagian pertama dari
pertanyaan ini. Apakah Isa adalah Allah, atau dia adalah Anak Allah?
Bpk. Zakaria: Baiklah, saya bersyukur karena adanya program ini. Saya juga merasa
senang dapat berjumpa dengan para penonton yang terkasih karena hal ini adalah
sebuah mata rantai hubungan dan sebuah dasar yang sama untuk kedua belah pihak.
Dan saya minta supaya Allah membuat hal yang sangat berharga ini tidak hanya
menjadi sebuah informasi belaka, tapi Allah bisa menggunakan informasi ini untuk
menerangi sebagai cahaya di hidup seseorang.
Bpk. Zakaria: Saya ingin memberikan komentar tentang apa yang pernah saya katakan
dalam episode sebelumnya tentang Musa yang berkulit hitam itu. Ketika saya katakan
saat dia sedang berusaha untuk menemukan suatu cara munuju pada Tuhan dan dia pergi
pada sekumpulan biarawan dan menanyai mereka. Seseorang mungkin bertanya:
Apakah aku harus pergi menemui biarawan juga untuk menanyai mereka? Dimana aku
bisa menemukan orang-orang seperti itu? Tetapi kita mengucap syukur karena di jaman
sekarang segalanya jauh lebih mudah dibanding jaman dulu. Saat ini, di internet penuh
dengan website yang membahas banyak hal tentang Isa, ditambah buku-buku, ditambah
sarana audio demikian juga dengan ruang untuk saling ngobrol di intenet The Paltalk.

Anda dapat masuk ke salah satu bagian itu dan bergabung dengan pembicaraan mereka
yang mungkin bisa membantu membuktikan. Anda hanya tinggal masuk dan
mendengarkan. Yang saya mau katakan di sini adalah saat ini sudah tidak ada lagi
kesulitan untuk mencoba menemukan para biarawan dan bertanya pada mereka. Di
Paltalk anda dapat mendengarkan segala sesuatunya. Dan sekarang mari kita kembali
pada pertanyaan anda, yaitu: Apakah Isa itu Allah atau Anak Allah? Hal ini mungkin
membuat orang menjadi bingung, tapi dalam episode sebelumnya saya telah berbicara
tentang konsep-konsep dan pengertian dari kata anak. Saya katakan bahwa ada
pengertian yang sesungguhnya kata anak yang artinya adalah keturunan atau anakanak, seorang pria menikah dengan seorang wanita dan mereka memiliki seorang anak.
Dan tentu saja itu bukan yang kita percayai tentang Isa yang sebenarnya, hal ini diluar
dari pertanyaan itu. Tapi ada lagi pengertian yang lainnya seperti dalam bahasa Arab
Ibn assabil Musafir dalam pengetian bahwa orang itu tetap berada di
jalanan; Anak Mesir; Anak sungai Nil; anak padang gurun semua itu adalah
pengertian-pengertian yang memiki arti tertentu. Tentang hal memungut anak dari siapa
dan lain sebagainya, disini mempunyai pengertian lainnya. Jadi pengertian-pengertian
apa saja yang dimilikinya?
Yang pertama adalah pengertian dari sebuah persamaan. Seperti : anak laki-laki 10
tahun. Disini maksudnya adalah usia anak itu sama dengan 10 tahun, hal ini mempunyai
pengertian sementara. Tapi hal ini juga mempunyai pengertian yang sesungguhnya. Jadi
seseorang bisa mengatakan bahwa laki-laki ini adalah seorang pria, anak laki-laki
seorang manusia, dan itu artinya adalah dia adalah seorang pria tulen.
Saat sedang membahas mengenai Isa, kita bahkan mengatakan Cahaya kebenaran dari
segala cahaya kebenaran, dan itu merupakan yang sesungguhnya disini. Isa adalah
Cahaya dari segala cahaya, jadi kata anak memiliki bermacam-macam pengertian.
Dan sebaiknya kita tidak mengkotak-kotakan hal ini secara jasmani, baik secara hal
menjadi bapak atau pun pengertian secara jenis kelamin. Hal ini lebih untuk membawa
pengertian lainnya bahwa anak Allah artinya adalah Seseorang yang mengambil tempat
Allah. Contohnya, ketika kita menggunakan ungkapan anak perempuan dari sebentuk
bibir , maksudnya adalah kata / kalimat yang seseorang dengar dari bibir itu. Begitu
juga dengan ungkapan anak pikiran Arti dari ungkapan ini adalah sebuah pikiran
yang keluar dari otak yang diungkapkan dalam kata-kata atau berupa imaginasi. Jadi
Anak Allah artinya adalah Allah yang dinyatakan dalam rupa manusia; sama halnya
seperti brain child itu yang dinyatakan ke dalam sebuah kata yang ditulis dengan tinta
di atas kertas; sebuah pikiran diwujudkan dengan tinta di atas kertas, bukan?
Pembawa acara: Ya, itu benar.
Bpk. Zakaria: Sama halnya, Allah telah menjelmakan diriNya dalam rupa seorang
manusia, bukankah benar begitu? Ada sebuah perbandingan yang bagus untuk
menerangkan konsep penjelmaan ini. Pengertian dari gambaran tentang Isa, pengertian
dari keadaan lahirian Allah dalam rupa seorang manusia. Pengertian itu: Siapakah
Bapaknya?
Pembawa acara: Allah tentu saja.
Bpk. Zakaria: Allah adalah Bapak dari pengertian ini.

Pembawa acara: Tentu saja.


Bpk. Zakaria: Jadi saat kita mengatakan Anak Allah, kita sedang membicarakan arti
yang serupa. Sama halnya saat kita berbicara anak pikiran dan lain sebagainya. Jadi
dalam penjelmaan, saat kita mengatakan bahwa Isa adalah Anak Allah maksudnya
adalah Dia sama dengan Allah, memiliki sifat yang sama dengan Allah.
Karena anak dari seekor burung adalah seekor burung, anak dari seekor ikan adalah
seekor ikan, maka anak dari seorang manusia adalah juga seorang manusia, jadi Anak
dari Allah pasti mempunyai keadaan yang sama dengan Allah.
Jadi itulah maksudnya. Tapi seperti yang anda ketahui bahwa pembahasan ini
membutuhkan pikiran yang terbuka selebar-lebarnya, rasa penerimaan dan pandangan
yang luas. Anda tidak dapat hanya memiliki pikiran yang sempit dan terbatas dalam
benak anda. Seorang Anak haruslah dihasilkan hanya oleh karena hasil pembuahan.
Itu adalah sebuah pikiran yang sudah kuno. Sesorang perlu untuk menjadi lebih maju
dalam pikirannya. Jadi kata Anak Allah artinya adalah Allah yang telah mewujudkan
diri dalam sosok manusia.
Dan bagian yang sungguh mengagetkan adalah yang membuat pertanyaan ini:
Bagaimana bisa anda mengatakan bahwa Allah itu adalah seorang manusia yang bisa
makan dan minum, dan bisa merasa lapar dan bisa tidur? Bagaimana mungkin anda bisa
mengatakan hal itu tentang Isa? Bagaimana mungkin anda bisa datang menyembah
pada seorang manusia?
Apa yang kita pertahanankan adalah bahwa Isa memiliki keadaan yang secara manusia
adalah sama seperti yang anda dan saya miliki. Benar-benar suatu keadaan yang sama
seperti yang anda dan saya miliki hanya Dia tidaklah berdosa. Dalam wujudNya sebagai
manusia, Dia diwujudkan dalam karakter Ke-Allahannya; Allah yang telah mewujudkan
diriNya dalam rupa Isa. Dan seperti yang dikatakan dalam Al Quran Allah telah
menyatakan diriNya dalam sebuah gunung. Gunung itu bukanlah Allah, tapi hanya
sebuah perwujudan akan hadirnya Allah. Allah mewujudkan dirinya dengan memakai
media pohon, lalu jadilah Allah mewujudkan diri-Nya dalam pohon-pohan. Jadi kalau
Allah dapat menampakkan diri-Nya dalam benda-benda mati seperti gunung dan
tanaman pohon, apakah ini jadi sebuah hal yang berlebihan bagi Allah untuk
mewujudkan dirinya dalam wujud manusia, yang adalah jauh lebih hebat dari pada
tanaman dan benda mati lainnya.
Anda tahu bahwa hal ini tidak mungkin bisa jadi lebih mudah; tapi pikiran yang sempit
dan prasangka buruk itulah yang membuat orang-orang takut untuk percaya pada halhal seperti di atas. Dan Dia meneriaki mereka, tidak, tidak, hal ini tidaklah mungkin
benar, tapi seseorang haruslah memiliki pikiran yang terbuka dan saat dia mulai
berpikir, dia akan menemukan bahwa tidak ada yang salah dengan hal itu.
Dengan kesaksian yang ada dalam Al Quran, Allah telah mewujudkan diri-Nya dalam
sebuah gunung, gunung adalah sebuah benda mati. Dan oleh kesaksian yang ada di Al
Quran, Allah mewujudkan diriNya dalam sebuah pohon, yang adalah jenis tumbuhan.
Baiklah, jadi apakah ini kemudian adalah sebuah penghinaan terhadap Allah untuk
mengatakan bahwa Allah sendiri telah mewujudkan diri-Nya dalam rupa manusia, yang
adalah seorang raja, yang paling tinggi dalam penciptaan? Ketika seseorang menerima
hal-hal dengan kesederhanaannya, orang tersebut akan mampu untuk mengerti maksudmaksud yang ada di dalamnya dengan baik.

Pembawa acara: Pak Pendeta, saudara-saudara kita yang beragama Islam bertanya
pada kita: Apakah ini Allah atau Anak Allah? Anda kadangkala mengatakan Dia adalah
Allah tapi di kala yang lain anda mengatakan Anak Allah. Tolong anda jelaskan akan hal
ini. Hingga kita dapat menjelaskan pada mereka bahwa tidak banyak perbedaan yang
perlu dikwatirkan.
Bpk. Zakaria: Baiklah, seperti yang dari tadi saya coba untuk katakan, kita memiliki
sebuah ayat yang akan menjelaskan tentang hal ini secara singkat. Dalam Surat pertama
Rasul Paulus pada Timotius pasal 3 ayat 16. Mari kita dengar apa yang dikatakan
disana: Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita, Allah yang telah menyatakan
dirinya dalam rupa manusia. Inilah adalah ajaran gereja yang menyatakan bahwa Allah
telah mewujudkan diri-Nya dalam rupa manusia.
Jadi Isa itu adalah Allah, dalam hal Ke-Allahannya. Dia adalah Putera Allah: itu adalah
Satu hal dimana Allah yang telah mewujudkan diriNya dalam rupa manusia, ini adalah
dalam hal menjadi manusia.
Dan sekali lagi dipandang dari sisi keAllahan, Dia adalah Anak Allah; yang memiliki
kepribadian yang sama dengan Allah. Kita telah membicarakan tentang perbandinganperbandingannya dan hal itu adalah merupakan kepribadiannya Allah. Jadi kita disini
mengambil kata Anak sebagai pengertian akan kepribadiannya Allah, kepribadian Allah
yang ada dalam kepribadian seorang manusia seutuhnya, dan kita mempertahankan
bahwa KeAllahan Isa tidak akan pernah dapat dipisahkan dari sisi manusianya
walaupun hanya sekejap saya. Keallahan-Nya bersatu dengan kemanusian-Nya tanpa
adanya percampuran, perpaduan atapun bergantian.
Keallahan-Nya tetap pada keallahan dan kemanusiaannya tetap pada kemanusiaannya.
Dalam episode sebelumnya, sebuah pemikiran muncul dalam benak saya ketika saya
sedang duduk. Saya masukkan tangan saya ke dalam kantong celana saya, lalu saya
keluarkan dua buah pena. Dan saya mengatakan, pena hitam itu adalah sebuah simbol
dari logam begitu khan yang saya bilang? Jika saya meletakkannya dalam api sampai
warnanya menjadi merah membara, dan sekali pena ini menjadi merah membara, pena
ini berubah bentuknya, berubah total dari yang sebelumnya. Pena ini masih logam tapi
logam yang bersatu dengan api, betul begitu? Apakah ini merupakah sebuah
penghinaan?
Pembawa acara: Bukan sama sekali.
Bpk. Zakaria: Ketika kita mengatakan bahwa logam dipersatukan dengan api kita
tidaklah sedang dihina. Ini bukanlah suatu penghinaan sama sekali, ini adalah sebuah
fakta ilmiah. Baiklah kalau begitu. Besi yang dipanaskan oleh api sekarang ini menjadi
dapat dibentuk; kita dapat membengkokkannya, memutarnya ke belakang dan
meluruskannya memukulnya ini adalah hal yang biasa. Ini adalah besi, tapi apakah
api telah mempengaruhinya atau tidak? Apinya masih berlaku, dan kalau api mengenai
seseorang, api ini akan membakar orang itu, iya kan? Tapi yang ini hanyalah besi; tidak
dapat membakar, tapi yang tadi itu telah bersatu dengan api dan yang kita katakan disini
adalah api ini tidak akan pernah berubah menjadi logam atau pun sebaliknya.
Api akan tetap seperti itu dan logam itu juga akan tetap seperti itu. Tapi yang tadi itu
adalah benar-benar suatu kesatuan.

Jadi itu adalah sama persis dengan besi tadi yang adalah melambangkan tubuh dari
Isa, dan api tadi melambangkan KeallahanNya; kepribadian dari sifat Keallahan, api itu
telah bersatu dengan besi. Jadi sekarang kita menyebut besi yang telah dibakar tadi
sebagai besi yang dibakar api. Disebut apa tadi? Besi saja. Dan sekarang disebut apa?
Besi yang telah dibakar oleh api. Anda mengerti apa yang saya maksud? Besi itu telah
bersatu dengan api dan besi itu telah menjadi besi yang telah dibakar oleh api.
Jadi Isa yang berasal dari tubuh Perawan Mariam hanyalah manusia, waktu di dalam
kandungan Dia hanyalah seorang manusia, dengan sifat Keallahan yang ada di dalamNya Dia telah menjadi seperti ini. Dan sama seperti Allah yang melalui Isa yang telah
menampilkan pekerjaan-pekerjaan keallahan yang terpisah dari kepribadianNya sebagai
manusia. Tapi dalam sifat-sifat manusia-Nya itu Dia adalah seperti besi tadi; dia bisa
makan, bisa minum, dia bisa merasa lapar dan melakukan segala sesuatu karena Dia
telah membagi kepribadiannya dengan kita, apakah jelas sekarang?
Pembawa acara: Ya, jadi jelas sekarang. Itu artinya saat orang mengatakan bahwa kita
mencampur-adukan antara Allah dan Anak Allah , itu tidaklah benar karena tidak ada
pertentangan atau pun ketidaksesuaian di dalamnya..
Bpk. Zakaria: Sama halnya dengan saat saya mengatakan: dia adalah seorang manusia,
anak seorang manusia. Kadang-kadang saya juga bisa mengatakan dia adalah seorang
manusia , dan di lain waktu saya dapat mengatakan dia adalah anak manusia. Betul
bukan? Apakah ada perbedaan antara keduanya?
Pembawa acara: Tidak. Ini adalah sebuah penjelasan dari sebuah pernyataan. Baiklah.
Sekarang kita masuk pada pertanyaan kedua: Apakah Dia seorang manusia atau Anak
manusia?
Bpk. Zakaria: Ini adalah hal masuk akal yang sama. Kata anak maksudnya dari
kepribadiannya yang sama seperti anak dari burung adalah seekor burung, anak dari
seekor ikan adalah seekor ikan, anak dari manusia adalah........, apa..... dari kepribadian
yang sama sebagai manusia memiliki kepribadian sama juga sebagai mahluk hidup.
Jadi dalam hal kemanusian-Nya, Isa adalah seorang manusia, anak manusia bahwa
Dia memiliki keadaan yang sama dengan manusia biasa. Tapi Dia mengambil wujud
manusia untuk Diri-Nya sendiri lewat Perawan Mariam, dan oleh karena itu kita dapat
menyebutnya manusia, dan juga Anak manusia, karena Dia adalah Anak Mariam, dan
oleh karena itu Dia disebut dalam Al Quran Isa Putera Mariam karena Mariam
adalah manusia jadi Isa adalah Anak manusia. Itulah mengapa Dia disebut dengan Anak
Manusia. Tapi dalam hal Ke-AllahanNya, dalam hal Ketuhanan, Dia memiliki sifat
Allah, tidak kurang. Jadi sebagai seorang manusia Dia anak seorang manusia biasa tidak
kurang, oleh karena itu ada keadaan sebagai manusia dan ada keadaan keallahan hal
dua ini menyatu membentuk suatu keadaan yang baru dari Isa yang adalah merupakan
sebuah keadaan lain yang khusus.
Pembawa acara: Tapi sering kali orang-orang Muslim mengatakan pada kita bahwa
Alkitab sendiri mengatakan bahwa Isa sendiri yang telah mengatakan bahwa Dia adalah
Anak manusia, dan hal ini diulang berkali-kali. Dan mereka percaya akan hal ini,
dengan mengatakan demikian artinya Isa telah menyangkal Ke-Allahannya sendiri?

Bpk. Zakaria: Tidak begitu. Saat Isa berbicara sebagai seorang manusia; Dia berbicara
sebagai Anak manusia; yaitu rekan anda yang adalah sebagai pribadi. Dia mendekati
dengan kasihNya, tapi Dia juga berbicara tentang DiriNya sendiri sebagai Anak Allah.
Ini adalah salah satu alasan mengapa Dia disalibkan karena Dia mengatakan tentang
DiriNya sendiri bahwa Dia adalah Anak Allah dan membuat DiriNya sendiri sama
dengan Allah, seperti yang dikatakan oleh Alkitab sendiri. Jadi Anak Allah maksudnya
adalah sama dengan Allah, bukan itu benar?
Pembawa Acara: Pertanyaan kedua adalah: kita akan menjawabnya satu persatu.
Dapatkah anda menjelaskan pada kami bagaimana Isa yang adalah Allah mewujudkan
diriNya dalam rupa manusia? Saya tahu bahwa anda telah menjelaskan hal ini secara
tidak langsung tapi tolong jelaskan tentang hal ini sedikit lagi. Silahkan
Bpk. Zakaria: Kita telah mengatakan bahwa Allah dapat mewujudkan diri dalam
benda-benda mati. Dalam Alkitab Allah telah menampakkan diri pada Musa di semak
berduri, di tengah pohon-pohon pendek. Allah telah menampakkan diri pada Musa dan
berbicara padanya. Hal yang sama telah disebutkan dalam Al Quran dalam Surat 28
dan Surat 20 dan Surat 27, yang mengatakan tatkala Musa telah menyelesaikan waktu
yang ditentukan Hal itu ada jauh dari hidupnya dan Musa waktu itu sedang
melakukan perjalanan jauh dengan keluarganya; Musa melihat nyala api di lereng
Gunung Sinai. Dia mengatkan pada keluarganyatinggallah kamu disini, aku telah
melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya atau aku akan
mendapat petunjuk dari tempat api itu.
Dan saat Musa mendatangi nyala api itu, seseorang memanggilnya dari balik pepohonan
di lembah yang suci di atas bukit itu. Allah memanggil Musa dari atas lembah bukan
dari surga. Dan untuk membuatnya lebih jelas, dia berkata di lembah yang suci. Itu
adalah sebuah tempat suci di atas bukit. Dan apakah yang Allah serukan? Musa,
Akulah Allah, Penguasa Alam semesta ini, lepaskanlah alas kakimu; kamu berada di
tanah yang suci Tuwa. Tuwa adalah nama dari lembah itu. Sampai sekarang tetap
disebut seperti itu. Dan dalam Surat 20 dia menambahkan, Aku ini adalah Allah Ini
adalah cerita yang sama. Aku adalah Allah
Dan dalam Surat 27 dia menambahkan hal berikut ini: Terberkatilah barangsiapa yang
ada dalam nyala api itu dan siapa saja yang ada di sekitarnya. Siapa yang bisa berada
di tengah nyala api itu juga orang yang ada di sekiarnya? Dia berkata: Aku adalah
Allah. Dan perhatikanlah hal berikut ini: Dia telah menggunakan semua elemenelemen yang pasti. Dalam bahasa Arab saat anda ingin menekankan suatu hal dan
memastikan akan hal itu, kita menggunakan penegasan Inna dan dalam ayat Allah
mengatakan, Inni Perhatikanlah, Aku adalah Allah, Allah semesta alam, Orang yang
berbicara padamu saat ini dari sini.
Masih ada lagi pola penekanan yang lainnya yang merupakan sebuah pengulangan dari
kata yang sama, pengulangan kata kerja, kata benda, atau kata ganti orang yang juga
digunakan dalam ayat Al Quran, yang mengatakan Inni ana. Ini merupakan sebuah
pengulangan dari kata ganti. Dia dapat mengatakan Ana rabbu Al-`alamin,
atau Inni rabbu Al-`alamin, tapi disini dia mengatakan Inni ana
rabbu al-`alamin, artinya, ini adalah sebuang fakta yang tidak dapat
dipertanyakan, sangatlah tegas.
Jadi Dia menggunakan penegasan dengan inna, lalu Dia menegaskan dengan
pengulangan, ini juga digunakan inni ana. Dalam pola ketiga dalam penekanan, , ada

yang namanya Qasr pembatasan; pola ini maksudnya adalah tidak mungkin
ada yang lainnya selain dari pada apa yang saya katakan. Untuk contoh saja, anda dapat
mengatakan: ini adalah sebuah gelas, janganlah berpikir lainnya selain gelas ini. Pola
ini juga telah dipakai dalam ayat tersebut. Tidak ada Allah lain selain Aku. Jangan
berpikir bahwa ada Allah yang lainnya selain Aku sendiri; itu adalah sebuah pola
pembatasan. Disini menggunakan penegasan Inna untuk menekankan bahwa itu adalah
Allah. Lalu menggunakan pengulangan dari kata gantinya untuk menyatakan bahwa ini
adalah Allah, jadi pola pembatasannya adalah: Jangan pernah berpikir bahwa ada yang
lainnya, bahwa ada Allah lain selain dari Aku. Dalam Surat 20. Jadi Allah itu
menyatakan diriNya dalam sebuah pohon dan bahkan berbicara melalui pohon itu. Para
Mu'atazalites memiliki pernyataan mengenai hal ini. Mereka berkata bahwa:
Kalimat / Firman Allah diwujudkan dalam pohon dan Allah berbicara melalui pohon itu.
Para Mu'atazalites berkata: diwujudkan dalam pohon dan Allah berbicara melalui pohon
itu sama seperti perubahan fungsi yang terjadi pada gunung dan berbicara dari pohon
itu. Lalu kalau Allah bisa mewujudkan DiriNya sendiri di dalam gunung yang adalah
benda mati seperti yang baru saja kita sebutkan dan juga mewujudkan diriNya di
dalam pohon seperti yang telah kita bahas lebih awal dan bahkan Dia berbicara dari
pohon itu, jadi apakah hal tersebut terlalu sulit? Apakah hal ini menjadi terlalu berat
bagi Allah?
Ada banyak kelompok Islam yang mengatakan bahwa ini bukanlah suatu penghinaan
terhadap Tuhan dan memang tidak ada Tuhan selain Allah. Siapa, sebagai contoh? Akan
saya katakan pada anda. Para pengikut seperti El Nasiriyya dan El Ishaqiyya
dalam sebuah buku yang berjudul Al-milal wa al-ahwa wa annihal
volume 2 di halaman25.
Pembawa acara: Tolong Bapak ulangi referensinya yang bisa membuat mereka
mengacu padanya?
Bpk. Zakaria: Para pengikut Nasiriyya dan Ishaqiyya dalam sebuah buku yang
berjudul Al-milal wa al-ahwa wa annihal di volume ke-2 halaman 25.
Mari kita dengar apa yang mereka katakan: Mereka mengatakan: Penampilan rohani
dalam keadaan fisik seseorang tidak dapat disangkal oleh orang sepandai apa pun. Ya
ampun, dari mana anda bisa mendapatkan tentang hal itu? Mereka menjelaskan hal ini
lebih jauh. Mereka katakan seperti contohnya pada penampilan dari Malaikat Jibril
secara rohani dalam rupa padang gurun Arab dan mengambil rupa persis seperti
manusia. Tahukah kamu menyerupai siapakah Malaikat Jibril biasanya muncul di
hadapam Muhamad? Dalam rupa Dahya Al-Kalbi. Dia adalah seorang pria muda yang
pintar dan ganteng, jadi Muhamad sendiri dan semua tradisi mengatakan bahwa
malaikat Jibril biasanya muncul di hadapan Mohammad dalam sosok Dahya Al-Kalbi
Pembawa acara: Jadi dalam sosok seorang pria yang sempurna
Bpk. Zakaria: Ya, dalam gambaran fisik yang sempurna dari seorang pria. Kamu
mengerti maksudnya? Jadi para pengikut dari Nasiriyya dan Ishaqiyya mengatakan
bahwa penampilan badan secara rohani dan jasmani adalah suatu hal mungkin saja, dan
tidak dapat disangkal oleh orang pandai sekalipun. Dan mereka melengkapi bukti-bukti
dari Al Quran bahwa Jibril biasanya menampakkan dirinya dalam sosok Dahya AlKalbi, dan Jibril adalah merupakan roh dan Dahya adalah seorang manusia sungguhan,
dan dengan demikian dia telah menampakkan dirinya pada Dahya Al-Kalbi. Jadi ini

hanyalah dari satu kelompok saja dan tentu saja ini ada ayatnya dalam Al Quran. Ini
bukan saja merupakan omongan orang-orang saja. Di Surat 19. Apa yang dikatakan
disini? Telah disebutkan dalam kitab suci bagaimana Maria menarik diri dari
lingkungan di mana ia tinggal ke suatu tempat di sebelah timur. Dia memilih untuk
terpisah dari mereka yaitu untuk bersembunyi Kami telah mengutus padanya Roh
kami. Lalu mereka mengatakan tentang roh ini bahwa sesungguhnya roh ini adalah
Jibril, seorang malaikat yang telah diutus, hal itu tidaklah menjadi masalah Kami telah
mengutus padanya Roh Kami. Perhatikan baik-baik pada bagian yang berikut ini: Yang
telah mempersembahkan dirinya sendiri pada dia sepenuhnya sebagai manusia dewasa.
Mempersembahkan dirinya sendiri artinya adalah dia telah mengambil atas dirinya
gambaran manusia dan bukan hanya sekedar gambaran sebagai manusia biasa. Bukan
sepenuhnya seorang manusia dewasa. Perhatikan dengan seksama yang berikut ini Dia
menampilkan dirinya sebagai pria dewasa. menampilkan diri disini artinya dia
mengambil rupa manusia seutuhnya dan bukan image sembarang manusia. Bukan
seorang manusia dewasa.
Pembawa acara: Roh Allah, Dia mampu untuk melakukan jauh lebih dari itu.
Bpk. Zakaria: Mereka tidak mengatakan itu adalah Roh Allah supaya firman itu tidak
ditaruh dalam mulut mereka.
Pembawa acara: Malaikat. Kami sebut itu sebagai malaikat
Bpk. Zakaria: Kami tidak ingin mereka mengatakan bahwa kita telah membelokkan
atau memutarbalikkan kebenaran itu. Jadi kita biarkan saja hal itu seperti apa adanya.
Apakah anda mengerti maksud saya? Jadi kita biarkan saja mereka berpikir bahwa itu
adalah malaikat.
Malaikat ini yang adalah mahluk roh telah mengambil wujud manusia, yang
sesungguhnya adalah para pengikut dari Nasiriyya and Ishaqiyya . Dan itulah
alasan mereka telah tiba pada kesimpulan bahwa Allah Yang paling tinggi
perhatikanlah pada hal ini: Bahwa Allah yang maha tinggi telah mewujudkan
diriNya dalam rupa manusia. Referensinya ada pada Al-milal wa al-ahwa wa annihal
volume 2 halaman 25.
Sebagai kesimpulan dari pernyataan sebelumnya yang berupa: Penampilan rohani
dalam tubuh jasmani seseorang tidak dapat disangkal oleh orang sepandai apa pun,
seperti penampilan Malaikat Jibril itu dalam rupa seorang manusia, dan mereka
melanjutkan Allah yang maha tinggi telah mewujudkan diriNya dalam rupa atau
serupa dengan manusia. Sheikh Abu AlFadl AlQurashi dalam
catatan kakinya memberikan komentar pada pernyataan dari Al Baidawi di
volume 2 dan halaman 143.
Sekali lagi saya ulangi referensinya supaya orang-orang dapat mengikutinya: Pada
catatan kaki yang ditulis oleh Al-Sheikh AlQurashi memberikan komentar pada tulisan
Imam Al-Baidawi di volume 2 pada halaman 143. Apa yang telah dikatakan? Beliau
mengatakan: Ke-Allahan itu telah mewujudkan dirinya dalam Isa. Sekali lagi KeAllahan itu telah mewujudkan dirinya dalam Isa dan hal ini bukanlah suatu penghinaan
pada Allah dan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Sheikh yang manakah itu? Sheikh

Abu Al-Fadl El-Qurashi dalam catatan kaki yang ditulisnya pada komentar yang dibuat
oleh Al-Baidawi volume 2 page 143.
Jadi Al Quran sendiri memberikan kesaksian bahwa kerohanian itu dapat muncul
dalam tubuh jasmani, bahkan pada orang-orang yang berpengetahuan, pengelihatan dan
pengertian pun memberikan kesaksian bahwa hal ini bukanlah suatu hal yang menghina
Allah, dan hal ini sungguh bisa saja terjadi.
Sekarang, saudara-saudara kita yang beragama Islam menganggap hal ini tidak seperti
itu? Anda tahu kenapa? Karena mereka tidak belajar, tidak membaca, dan tidak
meneliti. Ada tahu masalah itu dan masalahnya ada pada pikiran yang sempit. Orangorang Islam itu, sayangnya telah dibesarkan, tumbuh dewasa, dan diajarkan bahwa
semua itu telah ada bukti-buktinya dan tidak perla berpikir lagi tentang hal-hal itu;
bertanya adalah hal yang ada jauh dari benak mereka. Padahal ini dalah cara
bagaimana kita bisa menemukan banyak hal.
Saat kita anak-anak, kita diajarkan bahwa orang-orang Kristen itu menghina Allah,
bahwa orang Kristen itu menyembah Allah yang bisa makan dan minum dan
melakukan hal ini atau itu. Dan sekarang otak mereka telah ditutup rapat-rapat. Mereka
bilang orang Kristen adalah kafir. Dimanakah pikiran mereka? Saya tidak sedang
mengatakan untuk membaca Alkitab kami, tapi bacalah Al Quran itu dengan kesadaran,
bacalah bacaan-bacaan berbau Islam dengan pengertian, sama seperti yang telah Isa
katakan Selidikilah kitab suci kita sucimu karena di dalamnya kamu berpikir telah
mendapatkan hidup yang kekal, dan di dalam kitab suci itulah mereka bersaksi tentang
AKU.
Ini adalah sebuah undangan yang terbuka bagi semua saudara-saudara kita yang
beragama Islam. Saya katakan, tolong baca buku-buku anda sendiri, baca komentarkomentar yang diberikan, berpikirlah dengan cara berpikir abad 21, dan bukan dengan
cara kuno seperti cara berpikir Bedouin yang tidak bisa membaca dan menulis.
Bukankah ini yang kamu katakan? Bahkan nabi sendiri tidaklah berpendidikan. Apakah
kita harus meneruskan cara berpikir seperti orang-orang yang tidak berpendidikan itu?
Tidak, kita harus membuka mata kita
Pembawa acara:
Kami mengucapkan terima kasih kepada anda Pak Pendeta. Semoga Allah memberkati
anda dan memberkati pelayanan anda. Kita juga akan memiliki wawancara lainnya
untuk menyampaikan kebenaran itu kepada saudara-saudari kita yang beragama Islam.
Para pemirsa yang terkasih, Allah mengasihi anda. Allah ingin anda untuk diselamatkan
dan datang pada-Nya . Para pemirsa yang saya kasihi, Allah sungguh menyatakan diriNya dalam rupa manusia. Itu adalah sebuah kenyataan. Kami sungguh percaya bahwa
Allah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia. Dan kitab anda, silahkan untuk
mengacu pada kitab anda dan penjelasan-penjalasan yang ada dan anda akan
menemukan sebuah bukti nyata yang akan menarik perhatian anda. Allah menyatakan
diriNya dalam rupa manusia.
Para pemirsa yang saya kasihi, saya ulangi sekali lagi, adalah suatu kebahagiaan buat
kami untuk memenuhi pertanyaan apa saja atau permintaan yang anda kirimkan kepada
kami. Anda dapat menulis surat kepada kami ke alamat kami ini. Atau apabila anda
menginginkan sebuah alkitab, kami akan kirimkan kepada anda. Terima kasih. Sampai
jumpa lagi.

Anda mungkin juga menyukai