Anda di halaman 1dari 60

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Destilasi adalah pemisahan zat cair atau padat yang terdapat dalam dua atau lebih
campuran, berdasarkan perbedaan titik didihnya. Peralatan destilasi terbagi dua yaitu : 1.
Dertilasi basah
2. Destilasi kering
Destilasi dan retrifikasi sangat berhubungan, dimana pengertian destilasi dan retrifikasi
adalah proses pemisahan ternal yang digunakan secara luas dibidang teknik untuk memisahkan
campuran ( larutan ) dalam jumlah yang besar.
Destilasi banyak didapati pada proses destilasi dan penyulingan larutan untuk
mengurangi volume dan konsentrasi zat terlarut, pada deatilasi produk antara produk ahkir yang
di peroleh pada reaksi kimia, serta pada rektrifikasi pelarut organikyang telah tercemar agar
diperoleh cairan murni yang dapat dipakai kembali.
Kedua proses tersebut adalah serupa yaitu pemisahan yang terjadi oleh penguapan salah
satu komponen dari campuran, artinya dengan cara mengubah bagian bagian yang sama dari
keadaan cair menjadi berbentuk uap.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan percobaan dari pratikum destilasi adalah:
1) Untuk melakukan proses pemisahan antara dua komponen atau lebih dari campuran berdasarkan
perbedaan titik didih sehingga terjadi proses penguapan yang menghasilkan minyak atsiri.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

Penguapan dan destilasi umumnya merupakan proses pemisahan satu tahap. Proses ini
dapat dilakukan secara tidak kontinue atau kontinue, pada tekanan normal atau vakum. Pada
destilasi sederhana, yang paling sering dilakukan adlah operasi tidak kontinue. Dalam hal ini
campuran yang akan dipisahkan dimasukan dalam penguap ( Ummnya alat penguap labu ) dan
dididihkan. Hal khusus dari destilasi sderhana adalah destilasi kukus, destilasi molekuler dan
destilasi refluks ( Dr. Ir. Lienda Handojo, M. Eng, 1995 ).
Penguapan yang berlangsung juga tidak dapat dipisahkan oleh Air, jika material air tidak
dimasukkan kedalam ketel maka suatu kesalahan besar jika menganggap proses hidrodestilasi
dapat berlangsung karena air jika dimasukkan kedalam tabung yang dipanaskan pada
temperature tinggi akan menghasilkan

Uap panas, dan jika air tersebut dicampur dengan

senyawa hidro lainnya maka 80% kemungkinan uap yang ada akan menimbulkan bau dari
senyawa hidro tersebut (Harper, W J. 1986).
Minyak Atsiri adalah minyak yang bersifat mudah menguap dengan komposisi dan titik
didih yang berbeda beda setiap substitusi yang dapat menguap tentunya dapat menghasilkan Bau
dan memiliki titik didih tertentu hal ini dipengaruhi oleh suhu (Merson, R.L. 1979).
Pada campuran dua cairan yang tidak larut, tekanan uaptotal adalah penjumlahan tekanan
uap dari masing masing komponen dalam keadaan murni. Tekanan uap tersebut tidak
tergantung pada perbandinan antar komponen. Tekanan uap total dari campuran dapat menyamai
tekanan udara pada suhu yang lebih rendah dari pada suhu yang dicapai sehinggga titik didih
campuran selalu lebih rendah dari pada titik didih terendah dari komponen yang membentuknya
( Warren L. Mc Cabe, dkk, 1999 ).

2
B. Pembahasan
Destilasi adalah memisahkan komponen komponen yang mudah menguap dari
campuran cair dengan cara menguapkannya, yang diikuti dengan kondensasi uap yang terbentuk
dan menampung kondensat yang dihasilkan. Uap yang aka dikeluarkan dari campuran dapt
dikatakan sebagai uap bebas, dimana kondesat yang jatuh sebagai destilasi dan bagian yang tidak
menguap sebagai residu. Apabla yang di inginkan bagian campuran yang tidak teruapkan dan

bukan destilasi maka proses tersebut dapat dikataka sebagai pengentalan dengan evaporasi.
Dengan penguapan atau yang komponen kmponennya memiliki tekanan uap yang berbeda,
dalam campiran bahan padatdalam cairan maka prasyarat tadi praktis selalu terpenuhi yaitu
selalu pemisahan dapat dicapai dengan sempurna sedangkan dalam larutan cairan dalam cairan
biasanya pemisahan tidak terjadi dengan sempuran, karena pada komponen titik didih campuran
memiliki tekanan uap yang besar. Sedangkan destilasi murni hanya dapat diperoleh jika ciran
yang sukar menguap mempunyai tekanan uap yang kecil sehingga dapat diabaikan. Sering kali
destilasi digunakan semata mata sebagai tahap awal dari suatu proses rektifikasi. Dalam hal ini
campuran dipisahkan menjadi dua, yaitu bagian yang mudah menguap dan bagian yang sukar
menguap.
Setiap cairan mempunyai uap yang terbentuk karena terlepasnya sejumlah molekul yang
berenergi tinggi dari permukaan cairan ke sekelilingnya, sehingga sering disebut sebagai
penguapan. Dalam hal ini, jumlah molekul dalam ruang yang kembali kedalam cairan persatuan
waktu sama dengan jumlah molekul yang meninggalkan cairan persatunan waktu. Molekul
tersebut akan menimbulkan tekanan yang disebut sebagai tekanan uap. Tekanan cairan
tergantung pada suhu yaitu semakin tinggi suhu cairan semakin banyak energi molekulnya
sehingga dapat meningalkan permukaan cair persatuan waktu sehingga dapat titik nol tekanan
uapnya sama denga nol, selama tekanan uap ciran lebih kecil dari pada cairan
sekelilingnya,maka menjadi uap adalah molekul molekul yang berada pada permukaan.
7
V. PENUTUP

A. Kesimpulan.
Dari hasil analisa data dan pembahasan, maka dalam praktikum ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Pada proses destilasi terdapat kondesor yang berfungsi untuk mengubah fase gas menjadi fase
cair.

Pengeluaran uap yang terbentuk meleliu sebuah pipa uap yang kosong dan lebar, tanpa
perpindahan panas dan perpindahan massa yang dipaksakan, dapat mengakibatkan kondesat
mengalir kembali ke alat penguap.

Destilasi pada umumnya merupakan suatu proses pemisahan satu tahap, dimana proses ini
dilakukan secara kontinue atau tak kontinue, pada tekanan normal atau vakum.
Dalam proses penguapan atau destilasi pemisahan dua komponen campuran tergantung pada
tekanan uap atau titik didih komponen tersebut.
B. Saran
Sebaiknya kita punya alat sendiri jadi tidak perlu meminjam laboratorium orang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Cabe MC. L Warren, C. Smith Julian dan Harriot Peter, 1993, OPERASI
TEKNIKKIMIA jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Handoyo Lienda, 1995, TEKNIK KIMIA 2, Pradnya Paramita, Jakarta
Harper,1986, DAYRI TECHNOLOGY and ENGGINEERING, AVI, CoLtd,
Westport, Connectitut.
Merson, R L. 1979, Food Enggineering, Academic Press, New York.

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM DESTILASI 1

LAPORAN PRAKTIKUM
A. Judul Percobaan : Destilasi
B. Tujuan

: 1. Memisahkan dan memurnikan zat cair


2. Menentukan titik didih zat cair

C. Kajian Teori
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Dimana zat yang mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu,kemudian uap
tadi akan mengalami proses pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi proses
perubahan fasa, uap akan berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai distilat.
Titik didih air murni adalah 100 C
Pada proses destilasi terjadi perubahan wujud dari cair ke uap hasil pemanasan
berdasarkan titik didihnya. Kemudian uap tersebut di dinginkan dan terjadi proses pengembunan
sehingga memperoleh cairan murni ( destilat ). Metode ini merupakan termasuk unit operasi
kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu
larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Pada operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila campuran
cair ada dalam keadaan setimbang dengan uapnya,komposisi uap dan cairan berbeda. Uap akan
mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap, sedangkan cairan akan
mengandung lebih sedikit komponen yang mudah menguap. Bila uap dipisahkan dari cairan,
maka uap tersebut dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan cairan yang berbeda dari cairan
yang pertama,dengan lebih banyak komponen yang mudah menguap dibandingkan dengan
cairan yang tidak teruapkan. Bila kemudian cairan dari kondensasi uap tersebut diuapkan lagi
sebagian,akan didapatkan uap dengan kadar komponen yang lebih mudah menguap lebih tinggi.

Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan
terhadap

pemanasan,

dan

perbedaan

titik

didihnya

tidak

terlalu

dekat.

Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik
didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada
tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada
proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.
D. Rancangan Percobaan
1.

Gambar-gambar percobaan

Gambar 4.61 destilasi

Gambar 4.62 destilasi

Gambar 4.63 destilat + AgNO3

Gambar 4.64 aquades + AgNO3

Gambar 4.65 NaCl + AgNO3

2. Alat dan Bahan


a. Alat-alat

Labu distilasi 250 mL

Pendingin ( kondensor )

Termometer

Labu erlenmeyer 100 mL

Gelas kimia 400 mL

Batu didih

Pembakar dan kasa

Klem dan statif

b. Bahan

NaCl padat

AgNO3 0.1 M

Aquades
3..

Langkah-langkah percobaan

1. Menyiapkan alat destilasi dan memastikan alat dalam kondisi bersih dan terpasang denagan baik.
2. Memasukkan batu didih ke dalam labu destilasi.
3. Mencampur NaCl dengan aquades sampai terbentuk larutan homogen.

4. Menuangkan larutan NaCl ke labu destilasi yang telah berisis batu didih.
5. Menjalankan air melalui kondensor.
6. Menjalankan labu destilasi dan mengamati kenaikan temperatur.
7. Menghentikan percobaan jika suhu telah konstan dan telah mendapat destilat sebanyak 10 ml.
8. Menguji hasil destilat dengan menammbahkan AgNO3.
9. Menguji larutan NaCl dengan menambahkan AgNO3
10. Menambahkan AgNO3 pada Aquades

ALUR KERJA

1 gram NaCl + 100 mL aquades

Alat distilasi dipersiapkan


Alat-alat destilasi disusun seperti pada gambar 4.60
Batu didih dimasukan ke dalam labu distilasi
NaCl + H2O dicampur
Di masukkan larutan NaCl ke labu distilasi yang sudah ada batu didihnya

Air dijalankan melalui kondensor


Labu distilasi dipanaskan dan diamati kenaikan temperaturnya
Peraturan dihentikan jika shu telah konstan dan telah di dapatkan distilat sebanyal 10 mL

NaCl

H2O (air murni)

Pembuktian

Air murni + AgNO3

Diamati dan dicatat perubahannya


Air murni

NaCl + AgNO3

Diamati dan dicatat perubahannya


NaNO3 + AgCl

Aquades + AgNO3

Diamati dan dicatat perubahannya


AgNO3

E. Hasil pengamatan:
No

Zat / larutan

Warna zat / larutan


Sebelum diberi Setelah

AgNO3
Larutan NaCl 1 gr + Tidak berwarna

1.

Endapan
diberi

AgNO3
Putih keruh

Endapan putih

100 ml H2O
2.

Distilat

Tidak berwarna

Jernih,

agak Tidak ada endapan

keruh sedikit
3.

Aquades

Tidak berwarna

4.

AgNO3

Tidak berwarna

Tidak berwarna

Suhu awal larutan NaCl 1 gr + 100 ml H2O = 32 C

Suhu akhir ketika larutan NaCl mendidih = 100 C

Tidak ada endapan

REAKSI :

NaCl + AgNO3

NaCl (s) + H2O (l) NaCl (aq)

AgNO3(l)

AgCl + NaNO3

H2O (l) AgNO3 (aq)

F. ANALISIS DATA
Dalam percobaaan destilasi ini dilakukan pemisahan secara penguapan pada
larutan NaCl. Karena titik didih air lebih rendah daripada garam maka yang keluar sebagai
distilat adalah air ( H2O). Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum
Dalton. Hukum Raolut secara umum didefinisikan sebagai fugasitas dari tiap komponen dalam

larutan yang sama dengan hasil kali fugasitasnya dalam keadaan murni pada temperatur dan
tekanan yang sama serta fraksi molnya dalam larutan tersebut. Tekanan uap parsial dari sebuah
komponen di dalam campuran adalah sama dengan tekanan uap komponen tersebut dalam
keadaan murni pada suhu tertentu. Larutan NaCl, aqudes, dan distilat diuji kemurniannya dengan
AgNO3 maka warna aquades tetap jernih., warna larutan NaCl menjadi putih keruh dan terdapat
endapan berwarna putih, sedangkan distilat menjadi berwarna jernih tetapi agak sedikit keruh
tanpa adanya endapan. Berdasarkan teori distilat yang di uji dengan AgNO 3 warnanya tetap
jernih, tetapi pada percobaan kami distilat yang ditetesi dengan AgNO 3 warnanya berubah
menjadi sedikit keruh. Air yang mengalir pada pipa destilasi berfungsi untuk mendinginkan uap
air hasil destilasi yang keluar melalui pipa destilasi agar berubah menjadi embun dan dapat
menetes ke dalam gelas kimia.
G. DISKUSI
Pada saat percobaan, terjadi kesalahan pada hasil destilat dan aquades yang telah diberi
AgNO3. hasilnya jernih tetapi agak keruh sedikit, yang seharusnya hasilnya harus jernih. Ini di
karenakan alat yang kami gunakan kurang bersih.
H. KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan, kami memisahkan air (H 2O) dan NaCl dari larutan NaCl.
Maka dihasilkan larutan dengan kadar NaCl yang lebih rendah daripada sebelum destilasi. Titik
didih larutan NaCl adalah 100 C
I. JAWABAN PERTANYAAN
Apa sebab aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran destilat?
Arah aliran air dibuat berlawanan arah dengan aliran destilat supaya seluruh ruang di
selang kondensor penuh terisi oleh air. Apabila air diisi searah dengan aliran destilat, ruangan di
selang kondensor tidak akan terisi penuh karena air yang masuk bisa langsung keluar sebelum
selang terisi penuh. Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanannya juga
menjadi tinggi, sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan
berubah menjadi distilat. Jika uap yang dihasilkan banyak, maka jumlah distilat yang dihasilkan
pun juga banyak.

J. DAFTAR PUSTAKA
www.google.com//gambar-rangkaian-destilasi//
Tim kimia dasar.2009.penuntun pratikum kimia dasar 1
http://serbamurni.blogspot.com/2012/03/contoh-laporan-praktikum-destilasi-1.html

Laporan praktikum Destilasi


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Destilasi atau penyulingan adalah suatu proses pemisahan komponen yang berdasarkan pada
perbedaan titik didih dimana komponen yang mempunyai titik didih yang rendah duluan keluar
dibanding titik didih yang tinggi. pada proses ini terjadi proses penguapian yang diikuti
pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu caran dari campurannya apabila
komponen lain tidak ikut menguap (titk didih lain jauh lebih tinggi).Misalnya adalah pengolahan
air tawar dari air laut. Pada percobaan ini, menggunakan proses destilasi sederhana, dimana
menggunakan air sungai sebagai sampel yang akan dimurnikan.
Masalah yang timbul di Masyarakat sekarang ini, masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih.
Salah satu cara untuk memperoleh air bersih yang berasal dari air laut, yaitu melakukan proses
destilasi.
Untuk mengetahui cara memurnikan air sungai menjadi air bersih dengan menggunakan metode
destilasi sederhana, maka dilakukanlah percobaan ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini yaitu :
1. Bagaimana proses destilasi secara sederhana ?
2. Bagaimana cara memurnikan sampel air sungai ?

C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara sederhana

2. Untuk memurnikan sampel air sungai.


D. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara sederhana
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memurnikan sampel air sungai.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kehidupan kebutuhan akan air bersih adalah suatu hal yang pasti untuk keberlangsungan
hidup baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Tidak hanya dalam kehidupan saja melainkan
kebutuhan akan air bersih dibutuhkan juga dalam laboratorium. Air bersih dibutuhkan untuk
membuat suatu larutan atau melarutan suatu bahan, air bersih yang berasal dari logam lain atau
yang biasa disebut air destilat, atau di kenal dengan aquades.
Selain di laboratorium, air destilat ini juga di butuhan sebagai sumber air destilata. Misalnya kita
mengolah air laut untuk dijadikan air minum. Untuk mengolah air laut menjadi air minum
digunakan tehnik destilasi.
Dalam hal lain destilasi juga digunakan untuk mendapatkan air bersih di suatu Negara,
contohnya Arab Saudi,mereka mendestilasi air laut untuk mendapatkan air bersih. Jadi destilasi
adalah suatu proses yang sangat berguna dan tidak hanya untuk mendapatkan air bersih tapi juga
dalam proses pengolahan minyak bumi, produksi minyak wangi dan lain-lain.
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan mahluk
hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan
tergantikan dengan oleh senyawa lainnya. Hapir semua kegiatan yang dilakukan manusia
membutuhkan air.
Air yang digunakan manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni. Meningkatnya
kebutuhan air dengan bertambahnya jumlah penduduk didunia dan juga sebagai akibat dari

peningkatan kebutuhan air untuk rumah tangga, industri, rekreasi, pertanian dan sebagainya. Air
dibagi tiga golongan menurut pertukarannya yatu:
Golongan A : Air yang digunakan sebagai air minum tanpak pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan
keperluan rumah tangga
Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan, peternakan, pertanian,
Industri dan lain-lain.
Air yang dipergunakan untuk minum sebaiknya sebaiknya air yang tidak berwarna, tidak berbau,
jernih dengan suhu dibawa suhu udara sedemikian rupa sehingga minimbulkan rasa aman. Air
minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia atau kiniral
tertentu oleh zat-zat atau miiral-miniral yang berbahaya bagi kesehatan, diharapkan pula zat-zat
atau bahan kimia yang terdapat didalam air minum, sebaiknya zat ataupun bahan kimia dan
miniral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam kadar yang wajar dalam
sumber air tersebut.
Air yang keruh kurang dapat menjadi biomas cukup produktif, walaupun perairan itu mempunyai
zat-zat makanan yang cukup. Kekeruhan mengurangi intnsitas cahaya matahai masuk kedalam
air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang bervariasi dari ukuran
koloida sampai dispersi kasar, tergantung dari derajat tubelensinya. Pengukuran kekeruhan
membantu menrntukan jumlah bahan kimia yang dibutuhkan dalam pengolahan air.
Pada masa sekarang ini nampaknya sulit untuk memperoleh air yang betul-betul murni, aliran air
dari pegunungan yang diperjirakan paling bersih pun akan membawa mineral-mineral, gas-gas
terlarut dan zat organik dari tubuhan dan binatang yang hidup di dalam atau dekat aliran tersebut,
selain itu aktivitas manusia merupakan salah satu hal yang menyebabkan timbulnya masalahmasalah pencemaran air dalam ekosistem air.
Untuk mengetahui pencemaran air sungai digunakan kombinasi parameter fisika, kimia dan
biologi. Tetapi sering hanya digunakan paramerter fisika seperti temperatu, warna, bau, rasa dan
kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti: partikel terlarut, kebutuhan oksigen biokimia
(BOD), partikel tersuspensi (SS), amonia (NH3). Bahan-bahan polutan bagi pencemaran air
dalam bentuk pencemaran fisika, kimia dan biologi dibagi menjadi 8 kelompok yaitu:
1. Agen penyebab penyakit (bakteri, virus, protozoa, parasit).
2. Limbah penghabis oksida (limbah rumah tangga, kotoran hewan dan manusia, bahan organik
dan sebagainya).
3. Bahan kimia yang larut dalam air (asam, garam, logam beracun dan senyawa lainnya).
4. Pupuk anorganik (garam nitrat dan fosfat yang terlarut)
5. Bahan kimia organik (minyak, bensin, plastik, pestisida)
6. Bahan sedimen atau suspensi (parikel tanah, pasir dan bahan anorganik lainnya yag melayang
dalam air)
7. Bahan-bahan radioaktif
8. Panas.
Polutan biologis berasal dari kotoran manusia yang mengandung bakteri, virus, protozoa atau
parasit lainnya yang mencemari sungai atau sumur atau mata air.
Berdasarkan teori-teori tersebut ternyata kebutuhan air bersih bukan hanya sebatas dalam
kebutuhan manusia saja melainkan air bersih juga dibutuhkan dalam laboratorium khususnya
kimia yang digunakan untuk mmbuat larutan atau melarutkan suatu bahan, maka kita
membutuhkan air yang bersih dari logam. Untuk memurnikan air dari logam-logam digunakan
metode destilasi.

Pertama kali destilasi dikenalkan oleh seorang kimiawan Babilonia di Mesopotamia pad
millennium ke-2 sebelum masehi. Namun untuk industri dibawa
oleh kimiwan muslim dalam proses mengisolasi ester untuk membuat parfum. Pada abad ke-8
kimiawan muslim juga berhasil mendapatkan substan kimia yang benar-benar murni melalui
proses destilasi. Pada tahun 800-an ahli kimia Persia, Jabir ibnu Hayam menjadi insprasi dalam
destilasi skala mikro, karena penemuannya di bidang destilasi yang masih dipakai sampai
sekarang. Petroleum pertama kali didisetilasi oleh kimiawan muslim yang bernama Al-Razi pada
abad ke-9, untuk destilasi karosin/ minyak tanah pertama ditemukan oleh Avicenna pada awal
abad ke-11
Distilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali
menjadi cairan. Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada
distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Semua komponen tersebut
terdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan
(evaporasi) pada titik didihnya. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen
dengan cara distilasi adalah komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan dengan terjadi
keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap. Suhu
cairan yang mendidih merupakan titik didih cairan tersebut pada tekanan atmosfer yang
digunakan.
Destilasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu evaporasi adalah memindahkan pelarut sebagai uap
dari cairan yaitu pemisahan uap-cairan di dalam kolom dan untuk memisahkan komponen
dengan titik didih lebih rendah yang lebih mudah menguap dari komponen lain yang kurang
volatil dan kondenasasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.
Pada pemisahan campuran dari dua campuran yang menguap atau yang titik didihnya berdekatan
lebih banyak persoalannya, sehingga tidak dapat dilakukan dengan destilasi biasa. Suatu cara
yang digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat, yaitu proses
dimana komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan.
Dalam proses ini campuran didihkan pada kisaran suhu tertentu pada tekanan tetap. Uap yang
dilepaskan dalam cairan tidak murni berasal dari salah satu komponen tetapi masih mengandung
campuran kedua komponen dengan komposisi yang biasanya berbeda dengan komposisi cairan
yang mendidih. Kenyataan umum yang diperoleh adalah bahwa uap lebih banyak mengandung
komponen yang mudah menguap (atsiri). Bila sebagian cairan yang telah didihkan uapnya
diembunkan, maka campuran akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari uap
yang terembunkan disebut destilat, dan mengandung lebih banyak komponen yang atsiri
dibandingkan cairan aslinya. Bagian kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang
susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap. Bila destilat yang mula-mula
diperoleh dipanaskan lagi sampai mendidih, maka uap yang baru akan lebih banyak lagi
komponen yang lebih atsiri. Hal ini dapat diulangi lagi beberapa kali sampai akhirnya diperoleh
salah satu komponen murni yang mudah menguap.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses
ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap
pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada hokum Roult dan hokum Dalton.
Destilasi Skala Industri. Umumnya proses destilasi dalam skala industri dilakukan dalam
menara, oleh karena itu unit proses dari destilasi ini sering disebut sebagai menara destilasi
(MD). MD biasanya berukuran 2-5 meter dalam diameter dan tinggi berkisar antara 6-15 meter.

Masukan dari MD biasanya berupa cair jenuh (cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit
saja sudah akan terbentuk uap) dan memiliki dua arus keluaran, arus yang diatas adalah arus
yang lebih volatil (lebih ringan/mudah menguap) dan arus bawah yang terdiri dari komponen
berat.
Contoh proses destilasi minyak serei yaitu pada proses distilasi ini dilakukan dengan cara
distilasi bertingkat. Pada distilasi pertama bertujuan memisahkan senyawa organik dalam serai
yang kenudian larut dalam air(air sebagai pelarut) , kenudia air hasil distilasi pertama akan
didistilasi lagi. hal ini bertujuan memisahkan minyak serei dengan air. Disini minyak serei akan
dipanaskan sampai berubah fase menjadi uap sedangkan air tetap berwujud cair. Uap serei akan
didinginkan oleh air yang berasal dari luar tabung proses ini disebut kondensasio sehingga uap
serei akan mengembun dan berubah fase menjadi cair dan terbentuk rendemen.
Teori dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang mendidih memegang
peranan yang penting pada proses evaporasi dan distilasi atau juga pada
proses biologi dan proses kimia lain seperti proses petroleum, pengendalian temperatur suatu
reaksi kimia, evaporasi suatu bahan pangan dan sebagainya. Cairan yang sedang dididihnya
biasanya ditampung dalam bejana dengan panas yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang
horizontal atau vertikal. Pipa dan plat-plat tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan cairan
panas atau uap panas pada sisi yang lain.
Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan secara jelas jika
suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih. Sebagai contoh adalah cairan murni
didalam suatu tempat yang tertutup. Pada suhu tertentu molekul-molekul cairan tersebut
memiliki energi tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi
setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh
molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya diubah. Namun setiap molekul pada lapisan
permukaan yang bergerak ke arah atas akan meninggalkan permukaan cairan dan akan menjadi
molekul uap. Molekul-molekul uap tersebut akan tetap berada dalam gerakan yang konstan, dan
kecepatan molekulmolekul dipengaruhi oleh suhu pada saat itu.
Ada 5 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi fraksionasi,
distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan distilasi azeotropic
homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion, distilasi pressure-swing, serta distilasi
reaktif.
1. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua
atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat
dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa senyawa
yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing masing.
Gambar 1. Alat Destilasi Sederhana
Gambar di atas merupakan alat destilasi atau yang disebut destilator. Yang terdiri dari
thermometer, labu didih, steel head, pemanas, kondensor, dan labu penampung destilat.
Thermometer Biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama
proses destilasi berlangsung. Seringnya thermometer yang digunakan harus memenuhi syarat:
a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi.
b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE sejajar dengan
pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu campuran zat cair
yang akan didestilasi .

2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat)


Sama prinsipnya dengan dis.sederhana, hanya dis.bertingkat ini memiliki rangkaian alat
kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama sama
mudah menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat.Destilasi bertingkat sebenarnya
adalah suatu proses destilasi berulang.Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional.Kolom
fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan.Uap yang naik
plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap)
sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi
bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air (lihat gambar di bawah),titik didih alkohol
adalah 78oC dan titik didih air adalah 100oC.Campuran tersebut dicampurkan dalam labu
didih.Pada suhu sekitar 78oC alkohol mulai mendidih tetapi sebagian air juga ikut menguap.Oleh
karena alkohol lebih mudah menguap,kadar alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar
alkohol dalam campuran semula.Ketika mencapai kolom fraksionasi,uap mengembun dan
memanaskan kolom tersebut.Setelah suhu kolom mencapai 78oC,alkohol tak lagi mengembun
sehingga uap yang mengandung lebih banyak alkohol naik ke kolom di atasnya,sedangkan
sebagian air turun ke dalam labu didih.Proses seperti itu berulang beberapa kali (bergantung pada
banyaknya plat dalam kolom),sehingga akhirnya diperoleh alkohol yang lebih murni.Contoh lain
dari Destilasi bertingkat adalah pemurnian minyak bumi,yaitu memisahkan gas,bensin,minyak
tanah, dan sebagainya dari minyak mentah
Destilasi fraksionasi
3. Destilasi Azeotrop
memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah
ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Destilasi Uap
Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi,
sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi
atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat
dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi
dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi
campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air ke
dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur
yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi
senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat
destilasi uap). Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan,
dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran
lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya
Destilasi Uap
5. Destilasi vakum

Memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang
digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik
didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya
tidak perlu terlalu tinggi.

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakanya percobaan ini adalah sebagai berikut:
Hari/Tanggal : Jumat, 29 April 2011
Waktu : PukuL 08.00-11.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
Samata Gowa.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Labu destilasi 100 mL 1 buah
b. Kondensor 1 buah
c. Pemanas listrik 1 buah
d. Aerator 1 buah
e. Steel head 1 buah
f. Termometer 150oC 1 buah
g. Gelas ukur 100 mL 1 buah
h. Gelas kimia 250 mL 2 buah
i. Statif 2 buah
j. Klem 2 buah
k. Botol semprot 1 buah
l. Ember 1 buah
m. Selang 1 buah

n. Karet berlubang 1 buah


2. Bahan
a. Air (H2O)
b. Air sungai
c. Aquades
d. Batuh didih
C. Prosedur kerja
1. Memasang rangkaian alat desrilasi
2. Mengisi labu destilasi dengan air sungai sebanyak 350 mL, kemudian memasukkan beberapa
butir batu didih.
3. Menjalankan air melalui alat pendingin (kondensor)
4. Memanaskan labu destilasi sampai air mendidih, pada suhu 83oC dengan waktu 21,32 menit.
5. Melanjutkan pemanasan sampai pada suhu konstan dengan waktu selama 82 menit.
6. Mengamati kenaikan temperatur pada termometer, Sampai memperoleh volume destilat
sebanyak 50 mL.
7. Membaca titik didih destilasi, kemudian mengukur volume destilasi yang diperoleh.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Suhu oC Waktu (menit) Volume destilasi keterangan
83 21,32 - mendidih
94 35 - mendidih
94 82 50 mL destilat
B. Pembahasan
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali
menjadi cairan. Distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponenkomponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi
komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Semua komponen tersebut terdapat
dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan (evaporasi) pada
titik didihnya.
Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara distilasi adalah
komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan,
dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan yang mendidih merupakan
titik didih cairan tersebut pada tekanan atmosfer yang digunakan.
Rangkaian alat pada destilasi adalah sebagai berikut :

1. Labu destilasi, berfungsi sebagai wadah atau tempat suatu campuran zat cair yang akan di
destilasi yang terdiri dari :
a. Labu dasar bulat.
b. Labu erlenmeyer khusus untuk destilasi atau refluks.
2. Steel Head, berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin
(kondensor), dan biasanya labu destilasinya sudah dilengkapi dengan leher yang berfungsi
sebagai steel head.
3. Thermometer, biasanya digunkan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama
proses destilasi berlangsung, dan thermometer yang digunakan harus, berskala suhu tinggi yang
diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi, dan ditempatkan pada labu destilasi atau steel
head dengan ujung atas reservoir HE sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor.
4. Kondensor, memiliki 2 celah, yaitu celah masuk untuk aliran uap hasil reaksi dan celah keluar
untuk aliran air keran
5. Labu didih, biasanya selalu berasa atau keset, yang berfungsi untuk sebagai wadah sampel.
Contohnya untuk memisahkan alkohol dan air.
6. Pipa dalam = pipa destilasi
7. Aerator , berfungsi untuk menyalurkan air kedalam kondensor dan mengeluarkan air dari
dalam kondensor.
8 batu didih untuk, Berfungsi untuk menyimbangkan panas suatu sampel bahan di dalam nya
Sampel yang dianalisis yaitu air sungai, pertama tama memasukan air kedalam labu destilasi,
setelah itu dipanakan sampai menguap dan air didalam penampung dijalankan ke kondensor
menggunakan aerator, kemudian menunggu sampai mendapatkan destilat yang dihasilkan. Pada
saat suhu destilat mencapai 83oC dengan waktu 21,32 menit larutan sampel mulai mendidih.
Pada percobaan ini, suhu pada labu destilat konstant pada 94oC, hal ini dikarenakan perbedaan
sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan secara jelas jika suatu
cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih dan destilat yang didapat pada air 300 ml
adalah 50 mL pada suhu 94 oC dengan 82 menit.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun keimpulan dari percobaan ini yaitu hasil destilat dari air sungai 300 mL adalah 50 mL
pada suhu 94oC dengan 82 menit.
B. Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya, pemurnian air sungai dilakukan sampai 2 kali
penyulingan, agar memperoleh destilat yang lebih murni.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Macammacamdestilasi.http://ndarucs.blogspot.com/2010/02/distilasi.html. 11 02 2010
(25 April 2011)
Aditya, Riskian, Destilasi Uap, 8 Juni 2010, http://www. /destilasi uap/destilasi-uap.html (21
April 2011)
Bambang Irawan, Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan Destilasi
PadaBerbagaiKomposisiPelarut,19Juli2010,http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/184
4/1/06000441.pdf.
Destilasi. http://multiply.com/. Diakses pada 19 april 2011
Destilasi. http://adityabeyubay359.blogspot.com/2009/08/destilasi. html 08 Oktober 2009. (25
April 2011)
Estien Yazid, Kimia Fisika Untuk Paramedis. Andi Yogyakarta, 2005).
Nur Alimah, Kimia Lingkungan. Makassar: SMAK, 2006)
Rukaesih Acmad, Kimia Lingkungan. Jakarta: UNY, 2004)
Yulianto, Muhsin, Destilasi, 21 Oktober 2010, http:// www-chem-istry:org/sect=belajar&ext=destilation07-03. (21 April 2011)
http://wahyunijaris.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-destilasi.html

Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk campuran
yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung pada jenis komponen yang tergantung
didalamnya.
Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran merupakan gabungan
dua zat murni dengan komposisi sembarangan. Zat murni yang telah tercemar mengandung zatzat lain dalam bentuk gas, cair, atau padatan.
Dibumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk
campuran. Contohnya, air laut terdiri dari iar dan berbagai zat yang tercampur didalamnya,
misalnya garam. Tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair,
atau gas. Udara yang kita hirup setiap hari mengandung bermacam-macam unsur dan senyawa,
seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbon monoksida, dan sebagainya.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan pencemar
atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem pemisahan dan pemurnian.
Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. Hal tersebut
bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya, seperti
pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan zat padat dari larutan, pemisahan
campuran zat cair, pemisahan campuran dua jenis padatan.
Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling
bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercemar oleh zat lain.

1.2 Tujuan Percobaan


-

Untuk mendapatkan zat murni dari zat yang telah tercemar atau tercampur.

Mempelajari jenis-jenis pemisahan dan pemurnian.

Mengetahui cara-cara pemurnian suatu campuran.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur.
Campuran adalah setia contoh materi yang tidak murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah
senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran
dapat berupa homogen dan heterogen.
(Ralph H Ptrucci-Seminar, 1996, Kimia Dasar Jilid 1)
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan
atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sifat-sifat
aslinya. Sifat-sifat asli campuran :
-

Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.

mempunyai sifat zat asalnya

Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.

Komposisinya tidak tetap.


Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang
mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain itu
juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata
sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama
antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran
homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi
walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi
yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh cairan.

Campuran

heterogen

adalah

campuran

yang

komponen-komponennya

dapat

memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata

antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnyatidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen
jika antara komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa
menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase,
sehingga sifat-sifatnya tidak seragam.
(Ralph H Petrucci-Seminar, 1987. kimia dasar 1)
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika
tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih
direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat
komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair , misalnya
pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang
porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel.
Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi
permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya.
(Syukuri S. 1999, Kimia Dasar 1)
Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat mempengaruhi
metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka diadakan pembedaan :
a. Memisahkan zat padat dari suspensi
suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil (padat),
setengah padat, atau cairan tersebutr secara kurang lebih seragam dalam medium cair.
Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan sentrifugasi.
-

Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya adalah agar
endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan. Media yang digunakan
untuk penyaring adalah:

kertas saring

penyaring asbes murni atau platinum

lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari silika atau porselin.
- Sentrifugasi (pemusingan)

Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit.


Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya sentrifugal beberapa kali lebih
besar daripada gorsa berat, digunakan untuk mengendapkan partikel tersuspensi.
b. Memisahkan zat padat dari larutan
Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan dan
pemusingan (sentrifugasi). Zat padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan atau
kristalisasi.
-

Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan zat terlarut.
Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada
pelarutnya.

Kristalisasi
Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal
itu terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat,
dapat dipekatkan lebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan
pendinginan melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan
yang lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.

Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan perbedaan
titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan
dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu kamar. Contohnya garam dapat
dipisahkan dari air karena garam berupa padatan. Air garam bila dipanaskan perlahan dalam
bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan
tepat jenuh. Jika dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan. Setelah
pengkristalan sempurna garam dapat dipisahkan dengan penyaring.
(Syukri S. 1991. Kimia Dasar 1)
c. Memisahkan campuran zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi. Campuran dua jenis cairan
yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi dan coronh pisah.

Distilasi

Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika
canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat menguapkan dan kemudian mengembunkan
komponen demi komponen secara bertahap. Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap
ketabung pendingin. Contohnya memisahkan campuran air dan alkohol. Titik didih air dan
alkohol masing-masing 100C dan 78C. Jika campuran dipanaskan (dalam labu destilasi) dan
suhu diatur sekitar 78C, maka alkohol akan menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun
dalam pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol murni.
(Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1)
-

Dekantasi (pengendapan)
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya
dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis yang lebih kecil akan berada
pada lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan pasir. selain itu zat terlarut (yang
akan dipisahkan) diproses diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:
- suhu

ph

efek garam

kompleksasi

derajat supersaturasi

sifat pelarut
(Husein H. Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisaka)
- Corong Pisah
Untuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air, dapat digunakan corong pemisah yang
dimodifikasi, yang dirancang untuk menyederhanakan penyingkiran fase yang lebih ringan.
Setelah keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan (misalcter) dan lapisan air, didesak keatas
dengan memasukkan merkurium melalui kran pada dasar bulatan corong, dengan bantuan sebuah
bola pembantu pengatur permulaan merkurium.
- Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut

dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti eter
kloroform, karbon tetraklorida dan karbon disulfida.
Dalam industri, ekstraksi pelarut sering kali dilaksanakan, dimana tetesan pelarut yang
lebih ringan bergerak ke atas melewati arus ke bawah lambat-lambat dari pelarut yang lebih
berat. Penerapan teknik ini di tunjukan untuk mengekstrak DDT dan airke minyak. Ekstraksi arus
lawan semacam itu sangat efisien karan pada ujung bawah tabung, pelarut yang telah kehilangan
hamper semua zat terlarutnya di ekstrak oleh pelarut lain yang masih bersih.
Diantar berbagai metode pemisahan ekstraksi merupakan metode yang paling baik dan
paling popular, alas an utamanya karena metode ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro
maupun mikro. Pemisah tidak memerlukan alat khusus atau canggih, melainkan hanya
memerlukan corong pisah. Pemisahan yang dilakukan sangat sederhana, bersi, cepat dan mudah.
Sublimasi adalah diman suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan hanya
diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam keadaan padat.
Syarat sublimasi :
-

Padatan akan menyublin bila tekanan uapnya mencampai tekanan atmosfer di bawah titk
lelehnya.

Secara teoritis setiap zat yang dapat didestilasikan tanpa tanpa terurai, dapat di sublimasikan
pada suhu dan tewkanan yang cocok.
Penggunaan sublimasi :

Terbatas pada pemisahan senyawa-senyawa Kristal mengaup dari senyawa-senyawa yang sukar
menguap atau dari senyawa-senyawa yang menguap tapi tdak mengembun pada kondisi yang di
gunakan.

Senayawa-senyawa prgani seperti :


Naftalena, asam benzoate, asam salisilat, fosfor, sakarin, kafein, kinin dan lain-lain.

Senyawa-senyawa organic :
I2, S, AS, AS2O3 , klorida dari logam-logam Hg, Ag, Al dan sebagainya.
Sublimasi yang terjadi sebenarnya hanya dapat terjadi jika tekanan uap parsial dari senyawa itu
lebih rendah dari pada tekanan titik berkaki 3, misalnya pada naftalena yang mem[unyai titik
berkaki 3 790 dan tenana keseimbangan 179 mm hg, jia di panaskan perlahan-lahandi bawah 1790
naftalena akan menguap tanpa meleleh terlebih dahulu dengan demikian penguapan akan
berjalan terus sehingga padatan hilang.

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
- Sendok
- Gelas kimia 100 ml
- Corong gelas
- Tabung reaksi
- Corong pisah
- Cawan penguap
- Batang pengaduk
- Alat pemanas
- Neraca akalitik
3.1.2 Bahan-bahan
- Garam
- Norit

- Kapur tulis
- Sirup
- Naftalena
- Pasir
- Minyak goreng
- Aquades
- Kertas saring
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Dekantasi
- Dimasukkan satu sendok pasir kedalam gelas kimia yang telah diisi air, pasir dibiarkan
mengendap dan cairan yang ada dibagian atasnya dituang.
3.2.2 Filtrasi
- Dimasukkan kapur tulis kedalam gelas kimia yang telah diisi air, diaduk, disaring dengan
menggunakan kertas saring.
3.2.3 Kristalisasi
- Dilarutkan 5 gram norit kedalam 10 ml aquades ditabung reaksi kemudian uapkan larutan hingga
volumenya menjadi setengahnya, lalu dinginkan.
3.2.4 Sublimasi
- Dimasukkan 2 gram naftalena yang tercemar dalam cawan penguap. Tutup cawan penguap
dengan kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil dan tutup lagi dengan corong kaca dengan
posisi terbalik dan lehernya disumbat kertas.
3.2.5 Ekstraksi
- Dimasukkan air dan minyak goreng kedalam corong pisah, kocok dan biarkan hingga kedua
cairan tersebut memisah.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No.
1. Dekantasi

Perlakuan

Pengamatan

1 sendok pasir dimasukkan kedalam baker Mengendap, larutan keruh,


gelas ditambah aquades 100 ml.

campuran heterogen.

Di aduk.
Di tunggu sampai mengendap.
Kristalisasi
2.

2 gram NaCl ditambah 10 ml H2O, lalu di


aduk.

Terjadinya kristalisasi yang

Kemudian dipanaskan hingga terbentuk baru pada NaCl.


kristal-kristal.
Filtrasi
3.

Dimasukkan 1 sendok bubuk kapur tulis.


Masukkan H2O sebanyak 25 ml, lalu di Adanya
aduk kemudian disaring.

residu

didalam

kertas saring dan filtrat

Amati hasilnya.

pada hasil saringan (H2O).

Sublimasi
Dimasukkan 25 gram naftalena ditambah
4.

NaCl pada cawan penguap.


Dibalik

kertas

saring

Letakkan kertas saring diatas corong kaca, terdapat kristal-kristal dari


lalu corong kaca dibalik untuk menutup naftalena karena titik uap
cawan penguap.

naftalena lebih rendah dari

Dipanaskan dan di amati hasilnya.

NaCl, sehingga naftalena


lebih

Absorpsi

dulu

menguap

dibanding NaCl.

Dimasukkan sirup kedalam Baker gelas.


Disaring dengan kertas saring yang telah
diberi norit di atas corong kaca.
5.

Di amati hasilnya.
Sirup yang telah disaring
Ekstraksi

menghasilkan warna yang

Dimasukkan minyak kedalam corong lebih muda dari sirup yang


pisah.

belum disaring, karena zat

Kemudian dokocok dan di amati hasilnya.

warna diserap oleh norit


yang

berperan

sebagai

absorben.
6.
Larutan keruh, terjadi dua
fase pada larutan, larutan
bagian atas minyak dan
bagian bawah air. Karena
massa jenis air lebih besar
daripada

massa

jenis

minyak. Air bersifat polar

dan minyak bersifat non


polar.
4.2 Pembahasan
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling
bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercemar oleh zat lain.
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telag tercemar atau tercampur.
Ternik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau mengalami
percampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
-

Penyaringan adalah proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel.
Contohnya penyaringan suspensi kapur dalam air

Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya kembali.
Contohnya adalah pemurnian garam dapur.

Dekantasi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan zat lain,
didasarkan pada massa jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah.
Contohnya campuran pasir dan air.

Absorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dengan menggunakan teknik penyerapan.
Contohnya sirup yang disaring dengan menggunakan norit.

Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu partikel
atau zat yang bercampur. Contohnya adalah pemisahan naftalena dari campurannya dengan
garam.

Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran suatu
zat yang menggunakan corong pisah. Contohnya adalah pemisahan minyak goreng dari
campurannya.
Proses pemisahan campuran pasir dan air dilakukan dengan dekantasi. Pasir dilarutkan
kedalam air kemudian dibiarkan hingga pasir mengendap karena massa jenis pasir lebih besar
daripada massa jenis air.
Proses filtrasi pemisahan suspensi kapur tulis dalam air dilakukan dengan filtrasi
(penyaringan), kapur tulis yang dihaluskan dilarutkan dalam air dan campuran tampak keruh.

Kemudian campuran disaring dengan kertas saring, kapur tulis tertahan pada kertas saring karena
kapur memiliki ukuran partikel yang lebih besar daripada ukuran pori-pori kertas saring.
Proses pemurnian naftalena dilakukan dengan sublimasi. Naftalena yang tercemar oleh
garam pada cawan penguap ditutup oleh oleh kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil,
kemudian ditutup lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik dan lehernya disumbat oleh
tissue. Kemudian diuapkan hingga naftalena berubah menjadi gas dan dari wujud gas langsung
kepadat pada pendinginan tidak menjadi cairan dahulu.
Proses penyaringan sirup dengan kertas saring yang telah diberi norit diatasnya corong
kaca dengan menggunakan teknik absorpsi (penyerapan) menghasilkan warna yang lebih muda
dari sirup sebelumnya, karena zat warna diserap oleh norit yang berperan sebagai absorben.
Proses pemurnian minyak goreng dilakukan dengan teknik ekstraksi, air dan minyak
goreng dimasukkan kedalam corong pisah dan terbentuk dua fase karena air dan minyak goreng
merupakan larutan yang tidak saling melarutkan. Air bersifat polar, sedangkan minyak goreng
merupakan zat cair non polar. Setelah itu dikocok hingga minyak goreng larut dalam air dalam
bentuk gelembung-gelembung kecil. Kemudian kran corong pisah dibuka untuk mengeluarkan
air yang mengandung zat pengotor air dan minyak goreng dapat tercampur dengan
mencampurkan sabuntertentu yang mengandung surfaktan.
Minyak dan air tidak bercampur karena massa jenisnya dan sifat kepolarannya berbeda.
Air bersifat polar dan minyak bersifat non polar, dan massa jenis air lrbih besar daripada massa
jenis minyak. Massa jenis air adalah 1 gr/cm3 dan massa jenis minyak 0,8 gr/cm3. Sehingga
keduanya tidak bercampur.
Struktur Naftalena ( C10H8)

Titik Uap = 6,920C


H

atau

Referensai : Struktur Naftalena : Kimia SMA Jilid 3


Titik Uap Naftalena : Kimia Fisika, Ir Soekardjo

Minyak Nabati

Referensi : Struktur Minyak : Kimia Organik Jilid 2


Aplikasi proses pemisahan dan pemurnian dalam kehidupan sehari-hari adalah :

Pembuatan Garam ( kristalisasi)

Proses terjadinya awan (sublimasi)

Penjernihan air menggunakan tawas (dekantasi)

Pembuatan gula (kristalisasi)

Pembuatan minyak kayu putih (penyulingan)


Adapun fungsi dari pengadukan pada setiap percobaan ditujukan untuk mencampurkan
zat terlarut dan zat pelarut agar menjadi suatu campuran. Dan fungsi pengocokan pada percobaan
ekstraksi adalah untuk mencampurkan minyak dan air.
Mendiamkan campuran setalah diaduk pada percobaan dekantasi adalah untuk menunggu
zat terlarut pada campuran tersebut mengendap.
Pemanasan pada percobaan kristalisasi adalah untuk menguapkan zat terlarut pada
camouran tersebut hingga meninggalkan zat terlrutnya.
Penyaringan pada precibaan fitrasi afalah untuk menyaring padatan yang terdapat pada
campuran.
Pemanasan yang dilakukan pada pencampuran naftalena dan garam pada e\percobaan
sublimasi adalah untukmemisahkan kedua campuran padatan tersebut dengan menguapkan
dahulumzat yang mempunyai titik uap paling rendah.
Memberi norit pada kertas saring sebelum menyaring sirup pada percobaan adsopsi
adalah untuk menyaring zat pewarna pada sirup karena norit berperan sebagai adsorben, yaitu
penyerap, yang menyerap zat pewarna pada sirup.

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
-

Zat-zat yang telah tercampur dan tercemar dapat dipisahkan dengan menggunakan metode
pemisahan dan pemurnian. Pemisahan dilakukan untuk memisahkan campuran, sedangkan
pemurnian dilakukan untuk pemurnian suatu campuran.

Ada bermacam-macam jenis pemisahan dan pemurnian. Misalkan dekantasi, kristalisasi, filtrasi,
sublimasi, ekstraksi dan absorpsi.

Pemisahan dan pemurnian campuran dilakukan berdasarkan pada zat-zat yang tercampur
tersebut. Misalnya campuran air dan pasir dipisahkan dengan menggunakan pengendapan atau
dekantasi. Campuran air dan garam dipisahkan dengan menggunakan metode kristalisasi.
Campuran air dan kapur dipisahkan dengan menggunakan metode penyaringan atau filtrasi, dan
sebagainya.
5.2 Saran
Agar pada saat praktikum menggunakan teknik yang lain selain yang dipercobakan,
seperti teknik pemusingan (sentrifugal) dan distilasi.

DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H dan seminar. 1987. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta:
Petrucci. 1996. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Fakultas Farmasi UGM:

Yogyakarta.

S, Syukri. 1991. Kimia dasar 1. ITB: Bandung.


S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB: Bandung.
http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-dasar-ii-pemisahan-dan.html

DESTILASI BIASA (LAPORAN PRATIKUM)

Erlangga.

ABSTRAK

Prinsip pada destilasi biasa adalah pemisahan dua zat atau lebih yang mempunyai
perbedaan titik didih. Jika zat-zat yang dipisahkan mempunyai perbedaan titik didih yang jauh
berbeda, dapat digunakan metode isolasi biasa. Zat yang memiliki titik didih rendah akan cepat
terdestilasi daripada zat yang bertitik didih tinggi. Uap zat yang bersifat volatil dan memiliki titik
didih yang rendah akan masuk ke dalam pipa pada kondensator (terjadi proses pendinginan)
sehingga akan turun berupa tetesan-tetesan yang turun ke dalam penampung atau disebut juga
destilat. Dalam hal ini alkohol yakni etanol dan methanol yang masing-masingnya dicampur
dengan air, akan terdestilasi dahulu. Alat yang dipergunakan pada percobaan ini adalah
seperangkat alat destilasi biasa dengan pendingin Liebig, corong dan gelas ukur.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase, yakni gas menjadi fase cair
dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih dan tekanan uap membuat kedua
campuran ini berpisah. Semakin tinggi tekanan uap maka titik didih cairan tersebut semakin
tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan tersebut. Cairan yang memiliki titik didih
teredah, maka lebih cepat untuk mendidih.
Destilasi memiliki prinsip kerja utama dimana terjadi pemanasan dan salah satu
komponen campurannya akan menguap setelah mencapai titik didihnya, yang paling dahulu
menguap merupakan yang bersifat volatil atau mudah menguap. Uap tersebut akan masuk ke
dalam pipa pada kondensor (terjadi proses pendinginan) sehingga terjadi tetesan yang turun ke
Erlenmeyer yang disebut juga destilat.
Destilasi umumnya bisa diaplikasi bila zat yang akan dipisahkan memiliki perbedaan
yang jauh. Pengguaan batu didih adalah untuk menghilangkan gelembung pada saat pemanasan.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan yang berjudul Destilasi Biasa adalah mengetahui prinsip-prinsip
destilasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Banyak senyawa organic yang sebenarnya dapat dimurnikan dengan berbagai cara
diantaranya dengan destilasi, sublimasi atau ekstraksi. Destilasi adalah pemisahan campuran
cairan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Sublimasi merupakan pemisahan campuran zat
padat berdasakan tingginya kekekalan uap masing-masing zat di bawah temperature titik
leburnya ( Anonymous, 2005 ).

Destilasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan
cairan. Destilasi terdiri dari pmanasan cairan sampai pada titik didihnya, penghantaran uap pada
alat pendingin dimana terjadi kondensasi dan mengambil zat yang telah terkondensasi ( Harold,
1999 ).
Tinjaulah pemisahan dari sikloheksana dan toluene. Ketika di destilasi dalam alat
destilasi sederhana, pencampuran dari dua cairan ini mulai mengalami pemisahan seberapa mana
di atastitik didih dari sikloheksana dan berhenti mengalami destilasi seberapa mana di bawah
titik didih dari toluene seluruh bagian dari destilasi tercampur dan sedikit pemisahan dari dua
komponen didapat. Pemisahan dapat lebih baik didapatkan dengan mendestilasi ulang dari tiap
bagian. Jika pendestilasian ulang diulang sesering mungkin, dua komponen dari pencampuran
akan terpisah secara perlahan ( Louis, 1979 ).

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan adalah :

Methanol dengan air

Methanol dengan etanol


Alat yang digunakan adalah :

Seperangkat alat destilasi biasa mnggunakan pendingin Liebig

Corong

Gelas ukur
3.2 Konstanta fisik
Konstanta fisik terdapat pada lampiran.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Dirangkai alat destilasi biasa

2. Dimasukkan campuran pelarut etanol / air atau methanol / air dengan perbandingan 1:1
3. Dimasukkan beberapa butir batu didih
4. Dipanaskan pada temperature 70-80 C sampai filtrat habis ( amati pada kondensor
Liebig)
5. Ditentukan filtrat yang diperoleh
6. Ditentukan persentase hasil yang diperoleh

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Dari percobaan tersebut diperoleh hasil pengamatan :

Pada destilasi etanol dengan air ( 25 ml etanol+25 ml air ).


Suhu pada tetesan pertama adalah 83oC.Volume etanol hasil destilasi (destilat) adalah 16,5 ml

Pada destilasi methanol dengan air ( 25 ml methanol+25 ml air ).


Suhu pada tetesan pertama adalah 77oC.Volume methanol hasil destilasi (destilat) adalah 17,15
ml

4.2 Pembahasan
Destilasi merupakan pemisahan campuran yang melewati dua fase, yaitu gas menjadi
fase air. Destilasi merupakan proses pemisahn campuran berdasarkan perbedaan titik didih. Titik
didih pada zat dalam campuran yang lebih rendah akan lebih cepat terdestilasi. Pada percobaan
yang telah dilakukan etanol dan methanol lebih cepat terbentuk destilat, karena etanol dan
methanol bertitik didih lebih rendah dari titik didih air.
Teknik-teknik pemisahan ada beberapa cara :

Ekstraksi, yaitu proses pengambilan ekstrak/sari.

Evaporasi, yaitu proses penguapan untuk memisahkan campuran.

Sublimasi, yaitu pemisahan campuran dengan prinsip perbedaan fasa padat dan gas.

Kromatografi, yaitu pemisahan berdasarkan perbedaan warna yang dihasilkan.

Prinsip Kerja Alat Destilasi :


Campuran etanol dan air dicampurkan dalam labu destilasi, lalu didesstilasikan dengan
memanaskan campuran tersebut dengan hot plate. Uap yang dihasilkan adalah uap hasil dari zat
yang bertitik didih rendah, dalam hal ini adalah methanol dan etanol pada kedua percobaan..
Uap tersebut nantinya akan diembunkan dengan bantuan kondensor yang berfungsi
sebagai pendingi uap. Cairan tersebut nantinya akan menetes ke dalam labu elenmeyer.
Proses aliran air pada elenmeyer harus dari bawah (tempat rendah) menuju atas (tempat
tinggi) agar uap yang dihasilkan dapat didinginkan dengan baik dan optimal serta melawan arah
datangnya uap agar proses penyubliman berlangsung maksimal dan destilat yang dihasilkan lebih
murni.
Batu didih digunakan pada campuran yang dipanaskan. Batu didih berfungsi sebagai
pencegah letupan-letupan yang terjadi dan pendistribusi kalor.
Dari hasil data pengamatan, dapat dihitung persentase destilat

% Etanol = vol Etanol yang diperoleh x 100%


_____________
vol Etanol + air

% Etanol = 16,5 ml x 100% = 33%


______________________
50 ml
Sedangkan
% Metanol = 17,5 ml x 100% = 34,3%
___________

50 ml
Destilat yang terbentuk tidak mencapai angka 100%. Jadi, destilat yang dilakukan
kurang akurat. Hal ini bias disebabkan oleh campuran yang telah lebih dahulu menguap sebelum
terdestilasi. Karena alcohol bersifat volatile (mudah menguap). Ataupun belum menguapnya
seluruh alcohol, karena belum mencapai nilai ekstrim dari titik didih alcohol.
Titik didih pertama pada methanol pada percobaan adalah 77oC sedangkan pada
literature 64,7oC.
Titik didih pertama etanol pada percobaan 83oC sedangkan pada literature 78,44oC.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah destrilasi merupakan proses pemisahan campuran
berdasarkan perbedaan titik didih campuran. Pada percobaan ini titik didih menentukan
kecepatan terbentuknya destilat. Zat yang memiliki titik didih rendah akan cepat terdestilasi
daripada zat yang bertitik didih tinggi. Dalam hal ini alcohol yakni etanol dan methanol yang
masing-masingnya dicampur dengan air, akan terdestilasi dahulu. Karena titik didih etanol
78,44oC dan methanol 64,7oC lebih rendah dari titik didih air (100 oC), maka destilasi yang
dahulu terbentuk adalah alcohol.
Suhu tetes pertama pada methanol yang didapat pada percobaan adalah 77oC,
sedangkan etanol 83oC.
DAFTAR PUSTAKA
Hart,Harold. 1999.ORGANIC CHEMISTRY. Haughton Mifflin Company : New
York.
Louis F,Fieser. 1979. ORGANIC EXPERIMENT. O. C. Heath and Company :
Toronto.
http://www.file-edu.com/2011/04/kimia-destilasi-biasa-laporan-pratikum.html

Laporan Praktikum Destilasi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di bumi. Air
sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncakpuncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus
air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi
mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak
tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.[1]
Destilasi atau penyulingan adalah sutau proses pemurnian zat cair yang didasarkan atas
perbedaan titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat
murni. Kemudian uap ini didinginkan. Pada pendinginan ini uap mengembun menjadi cairan
murni yang disebut destilat.

Destilasi dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung zat
terlarut. Misalnya air sungai untuk memperoleh air murni.[2]

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka muncullah permasalahan sebagai berikut :
1.

Bagaimana prinsip dasar proses destilasi secara sederhana?

2.

Bagaimana cara memurnikan sampel air sungai?

C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :
1.

Untuk mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara sederhana.

2.

Untuk memurnikan sampel air sungai.

D. Manfaat percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu :
1.

Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar proses destilasi secara sederhana.


2.

Mahasiswa dapat mengetahui cara memurnikan sampel air sungai.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini

didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya.[3]
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan
kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan
tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa cair. Semua
komponen tersebut terdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui
penguapan (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponenkomponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan
dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat
menguap. Suhu cairan yang mendidih merupakan titik didih cairan tersebut pada tekanan
atmosfer yang digunakan.[4]
Teori dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang mendidih memegang
peranan yang penting pada proses evaporasi dan destilasi atau juga pada proses biologi dan
proses kimia lain seperti proses petroleum, pengendalian temperatur suatu reaksi kimia,
evaporasi suatu bahan pangan dan sebagainya. Cairan yang sedang dididihkan biasanya
ditampung dalam bejana dengan panas yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang horizontal atau
vertikal. Pipa dan plat-plat tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan cairan panas atau uap
panas pada sisi yang lain.[5]
Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan secara
jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih. Sebagai contoh adalah cairan
murni didalam suatu tempat yang tertutup. Pada suhu tertentu molekul-molekul cairan tersebut
memiliki energi tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi

setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh
molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya diubah. Namun setiap molekul pada lapisan
permukaan yang bergerak ke arah atas akan meninggalkan permukaan cairan dan akan menjadi
molekul uap. Molekul-molekul uap tersebut akan tetap berada dalam gerakan yang konstan, dan
kecepatan molekul-molekul dipengaruhi oleh suhu pada saat itu.[6]
Ada 6 jenis destilasi yang akan dibahas disini, yaitu destilasi sederhana, destilasi
fraksionasi, destilasi uap, destilasi vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik.[7]
1. Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang
titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini
dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol. [8]
Gambar 1. Rangkaian alat destilasi sederhana
2. Destilasi Fraksionasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan
untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada industri
minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah.[9]
Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.
Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap

platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian destilat yang lebih dari
plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.[10]
Gambar 2. Rangkaian alat destilasi fraksionasi

3. Destilasi Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang
konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak
maksimal. Komposisi dari azeotrop tetap konstan dalam pemberian atau penambahan tekanan,
akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah.
Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu konstan
dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang dihasilkan dari saling
mempengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan. Azeotrop dapat didestilasi dengan
menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena atau toluena untuk
memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap
tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi.
Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.[11]
Gambar 3. Rangkaian alat destilasi azeotrop
4. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran
yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut
dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen

yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.[12]
Gambar 4. Rangkaian alat destilasi vakum
5. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat
yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik
didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak
eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak
parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran
dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke
kondensor dan akhirnya masuk ke labu destilat.[13]
Gambar 5. Rangkaian alat destilasi uap

6. Destilasi kering
Destilasi kering merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan material
padat untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya digunakan untuk mengambil cairan
bahan bakar dari kayu atau batu bara.[14]

Gambar 6. Rangkaian alat destilasi kering


Dalam kehidupan kebutuhan akan air bersih adalah suatu hal yang pasti untuk
keberlangsungan hidup baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Bukan hanya dalam
kehidupan saja, melainkan kebutuhan akan air bersih di butuhkan juga dalam laboratorium.
Kebutuhan akan air bersih, sebut saja untuk membuat suatu larutan atau melarutan sesuatu
bahan, maka kita membutuhkan air yang bersih dari logam lain atau yang biasa disebut air
aquades. Selain di laboratorium, air destilasi ini juga di butuhkan sebagai sumber air. Misalnya
kita mengolah air laut untuk dijadikan air minum. Untuk mengolah air laut menjadi air minum
digunakan tehnik destilasi. Dalam hal lain destilasi juga digunakan untuk mendapatkan air bersih
di suatu Negara, contohnya Arab Saudi,mereka mendestilasi air laut untuk mendapatkan air
bersih. Jadi destilasi adalah suatu proses yang sangat berguna dan tidak hanya untuk
mendapatkan air bersih tapi juga dalam proses pengolahan minyak bumi, produksi minyak wangi
dan lain-lain. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia
dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak yang tergantikan
dengan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan
air.[15]
Air yang digunakan manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni.
Meningkatnya kebutuhan air dengan bertambahnya jumlah penduduk didunia dan juga sebagai
akibat dari peningkatan kebutuhan air untuk rumah tangga, industri, rekreasi, pertanian dan
sebagainya. Air dibagi tiga golongan menurut pertukarannya yatu:
Golongan A : Air yang digunakan sebagai air minum tanpak pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah
tangga

Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan, peternakan, pertanian, Industri dan lainlain.[16]
Air yang dipergunakan untuk minum sebaiknya air yang tidak berwarna, tidak berbau,
jernih dengan suhu dibawa suhu udara sedemikian rupa sehingga minimbulkan rasa aman. Air
minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia tertentu
oleh zat-zat atau mineral-mineral yang berbahaya bagi kesehatan, diharapkan pula zat-zat atau
bahan kimia yang terdapat didalam air minum, sebaiknya zat ataupun bahan kimia dan mineral
yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam kadar yang wajar dalam sumber air
tersebut.[17]
Air yang keruh kurang dapat menjadi biomassa cukup produktif, walaupun perairan itu
mempunyai zat-zat makanan yang cukup. Kekeruhan mengurangi intensitas cahaya matahari
masuk ke dalam air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang bervariasi
dari ukuran koloida sampai dispersi kasar, tergantung dari derajat tubelensinya. Pengukuran
kekeruhan membantu menentukan jumlah bahan kimia yang dibutuhkan dalam pengolahan air.
[18]
Untuk mengetahui pencemaran air sungai digunakan kombinasi parameter fisika, kimia
dan biologi. Tetapi sering digunakan hanya parameter fisika seperti temperatur, warna, bau, rasa
dan kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti: partikel terlarut, kebutuhan oksigen
biokimia (BOD), partikel tersuspensi (SS), amonia (NH 3). Bahan-bahan polutan bagi
pencemaran air dalam bentuk pencemaran fisika, kimia dan biologi dibagi menjadi 8 kelompok
yaitu:

1. Agen penyebab penyakit (bakteri, virus, protosoa, parasit).


2. Limbah penghabis oksida (limbah rumah tangga, kotoran hewan dan manusia, bahan organik
dan sebagainya).
3. Bahan kimia yang larut dalam air (asam, garam, logam beracun dan senyawa lainnya).
4. Pupuk anorganik (garam nitra dan fosfat yang terlarut).
5. Bahan kimia organik (minyak, bensi, plastik, pestisida).
6. Bahan sedimen atau suspensi (parikel tanah, pasir dan bahan anorganik lainnya yag melayang
dalam air).
7. Bahan-bahan radioaktif.
8. Panas.
Polutan biologis berasal dari kotoran manusia yang mengandung bakteri, virus, protozoa
atau parasit lainnya yang mencemari sungai, sumur atau mata air.[19]

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal

Jumat, 6 Mei 2011

Waktu

08.00 wita selesai

Tempat

Laboratorium Kimia Analitik


Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
a. Labu destilasi
b. Steel head
c. Aerator
d. Termometer
e. Pendingin/kondensor
f. Statif dan klem
g. Selang karet
h. Pemanas
i. Kasa asbes

j. Gelas kimia 250 mL


k. Gelas ukur 100 mL
l. Gelas kimia 300 mL
m. Gabus berlubang

2. Bahan
a. Sampel air sungai
b. Batu didih
c. Es batu
C. Prosedur Kerja
1. Memasang rangkaian alat destilasi.
2. Mengisi labu destilasi dengan sampel air sebanyak 300 mL. Memasukkan beberapa batu didih.
3. Menjalankan air melalui pendingin (kondensor), mengatur suhu dan waktu.
4. Memanaskan labu sampai air mendidih, mencatat suhu dan waktu.
5. Mengamati kenaikan temperatur pada suhu konstan.
6. Membaca suhu dan waktu pada saat diperoleh destilat sebanyak 50 mL.
7. Mengukur volume destilat yang diperoleh.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

Suhu (menit)
32oC

Waktu (detik)
0

Volume destilat
-

Keterangan
Mula-mula

83oC

21,32

Mendidih

94oC

35

Konstan

94oC

82

50 mL

Destilat

B. Pembahasan
Pada percobaan ini sampel yang akan dimurnikan yaitu air sungai, dalam percobaan ini
digunakan alat destilasi sederhana. Destilasi sederhana merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk pemurnian dan pemisahan suatu larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik
didih yang relatif jauh. Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan sampel air sungai
sebanyak 300 mL kedalam labu destilasi kemudian memasukkan beberapa butir batu didih, batu
didih berfungsi untuk mengurangi letupan pada saat pemanasan. pada percobaan ini jarak antara
labu destilasi dengan pemanas yaitu 3 cm, ini berpengaruh pada proses pemanasan, semakin
dekat jarak antara labu dengan pemanas maka akan

semakin cepat pula air yang ada dalam labu mendidih. Selanjutnya menjalankan aerator dan
pemanas serta menjalankan timer (stopwatch) untuk mengetahui waktu yang digunakan air untuk
mendidih serta waktu yang digunakan untuk memperoleh destilat. Air mendidih pada menit ke
21,32 dengan suhu uap 83oC. Pada selang waktu 30 menit diperoleh suhu konstan 94oC, ini
dipengaruhi oleh jarak antara labu dengan pemanas. Volume destilat diperoleh pada selang waktu
82 menit dengan volume destilat sebesar 50 mL. Waktu yang digunakan untuk memperoleh
volume destilat agak lama, ini disebabkan karena sampel yang digunakan mengandung banyak
pengotor dan juga dipengaruhi oleh jarak antara labu dengan pemanas.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu hasil destilat dari air sungai sebanyak 300
mL adalah 50 mL pada suhu 82 menit.
B. Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya pada
percobaan berikutnya menggunakan sampel yang mengandung alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Air. http://id.wikipedia.org/wiki/Air. (6 Mei 2011).


Anonim. Destilasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Destilasi. (6 Mei 2011).
Alimah, Nur. Kimia Lingkungan (Makassar: SMAK, 2006).
Anonim, Destilasi. http://adityabeyubay359.blogspot.com/2009/08/destilasi.html 08 Oktober 2009. (6
Mei 2011).
Anonin, Jenis-Jenis Destilasi, http://ndarucs.blogspot.com/2010/02/distilasi.html. (6 Mei 2011).

Irawan, Bambang, Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan Destilasi Pada Berbagai
Komposisi
Pelarut,
19
Juli
2010,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1844/1/06000441.pdf. (22 April 2011).
Muhsin,

Yulianto.
Destilasi,
21
Oktober
2010,
try:org/sect=belajar&ext=destilation07-03. (21 April 2011).

http://

www-chem-is-

Yazid, Estien. Kimia Fisika Untuk Paramedis, (Yogyakarta: Andi 2005).


Chadijah, Sitti, Wa ode Rustiah dan Anna Handayani. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. (Makassar:
UIN Alauddin Makassar, 2011).

[1]Air,

http://id.wikipedia.org/wiki/Air. (6 Mei 201).

[2]Sitti Chadijah, Wa ode Rustiah dan Anna Handayani. Penuntun Praktikum Kimia
Analitik. (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2011).
[3]Destilasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Destilasi. (6 Mei 2011).
[4]Bambang Irawan, Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan Destilasi Pada
Berbagai Komposisi Pelarut,19 Juli 2010, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1844/1/06000441.pdf.
(22 April 2011).
[5]Ibid
[6]Ibid
[7]Jenis-jenis

destilasi. http://wikipedia.org/wiki/Jenis-Jenis destilasi. (6 Mei 2011).

[8]Ibid.
[9]Ibid
[10]Ibid
[11]Ibid
[12]Ibid
[13]Ibid
[14]Ibid
[15] Rukaesih Acmad,
[16]Nur Alimah,
[17]Ibid, h. 24
[18]Ibid,
[19]Ibid.

Kimia Lingkungan . (Jakarta: UNY, 2004) h. 16

Kimia Lingkungan (Makassar: SMAK, 2006) h. 23

h. 27
h. 45-46

http://hafiyahaziz.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-destilasi.html

Anda mungkin juga menyukai