Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Nyeri kepala atau cephalgia adalah nyeri yang dirasakan di daerah kepala atau
merupakan suatu sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah kepala 1. Nyeri kepala
merupakan salah satu gangguan sistem saraf yang paling umum dialami oleh masyarakat.
Telah dilakukan penelitian sebelumnya bahwa dalam 1 tahun, 90% dari populasi dunia
mengalami paling sedikit 1 kali nyeri kepala. Menurut WHO dalam banyak kasus nyeri
kepala dirasakan berulang kali oleh penderitanya sepanjang hidupnya.1
Menurut International Headache Society (IHS) migren adalah nyeri kepala vaskular
berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya sesisi
(unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperberat oleh
aktivitas, dan dapat disertai dengan mual dan atau muntah, fotofobia, dan fonofobia. Migrain
termasuk salah satu jenis nyeri kepala primer. 1
Laporan WHO menunjukkan bahwa 3000 serangan migrain terjadi setiap hari untuk
setiap juta dari populasi di dunia Serangan migrain pertama kebanyakan dialami pasien pada
3 dekade pertama kehidupan dan angka kejadian tertinggi didapatkan pada usia produktif,
yaitu pada rentang usia rentang usia 25 - 55 tahun Biasanya penderita migrain juga memiliki
riwayat penyakit tersebut pada keluarganya. Angka kejadian migrain lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan dengan laki-laki, kurang lebih tiga kali dibandingkan dengan lakilaki1,5
Serangan migrain pertama kebanyakan dialami pasien pada 3 dekade pertama
kehidupan dan angka kejadian tertinggi didapatkan pada usia produktif, yaitu pada rentang
usia rentang usia 25 - 55 tahun Biasanya penderita migrain juga memiliki riwayat penyakit
tersebut pada keluarganya. Angka kejadian migrain lebih tinggi pada perempuan
dibandingkan dengan laki-laki, kurang lebih tiga kali dibandingkan dengan laki-laki
Penelitian sebelumnya juga melaporkan hal yang sama, bahwa penderita migrain mengalami
gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari saat serangan timbul. Berdasarkan hal-hal
yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa nyeri kepala migrain merupakan jenis
nyeri kepala yang cukup sering terjadi di masyarakat, dengan gejala klinis yang bervariasi
dan menimbulkan disabilitas

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Menurut International Headache Society (IHS) migren adalah nyeri kepala vaskular
berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya sesisi
(unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperberat oleh
aktivitas, dan dapat disertai dengan mual dan atau muntah, fotofobia, dan fonofobia. Migrain
termasuk salah satu jenis nyeri kepala primer. 1
Menurut Blau, Migren di definisikan sebagai nyeri kepala yang berulang-ulang dan
berlangsung 2-72 jam dan bebas nyeri antara serangan nyeri kepalanya harus berhubungan
dengan gangguan visual atau gastrointestinal atau kedua-duanya. 2

EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian migrain lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki,
kurang lebih tiga kali dibandingkan dengan laki-lakI. Pada perempuan lebih tinggi diduga
karena adanya faktor hormonal (hormonallydriven) yaitu hormon esterogen. Di Negara Barat
angka kejadian migrain berkisar antara 8-14 %, sedangkan di Asia lebih rendah yaitu 4-8%.
Penelitian di Eropa dan Amerika menunjukkan bahwa 15-18% perempuan, 6-8% laki-laki,
4% anak-anak mengalami migrain setiap tahun, sedangkan di Asia 10% pada perempuan dan
3% pada laki-laki (Cleveland Clinic). Data di Indonesia yaitu dari penelitian Zuraini dkk.
menunjukkan angka kejadian migrain di Medan sebesar 18,26 % pada perempuan dan 14,87
% pada laki-laki sedangkan di Jakarta sebesar 52,5 % pada perempuan dan 35,8 % pada lakilaki.1

ETIOLOGI
Beberapa faktor yang dianggap menjadi pencetus terjadinya migren sebagai berikut : 3
1. Riwayat penyakit migren dalam keluarga
2. Perubahan hormon (estrogen dan progesteron) pada wanita, khususnya pada fase
luteal siklus menstruasi.
3. Makanan yang bersifat vasodilator (anggur merah, natrium nitrat), vasokonstriktor
(keju, coklat), serta zat tambahan pada makanan.
4. Stres
5. Faktor fisik

6. Rangsang sensorik (seperti cahaya yang silau, bau menyengat)


7. Alkohol
8. Merokok
Pencetus (trigger) migren berasal dari: 3
1. Korteks serebri: sebagai respon terhadap emosi atau stress,
2. Talamus: sebagai respon terhadap stimulasi afferen yang berlebihan: cahaya yang
menyilaukan, suara bising, makanan,
3. Bau-bau yang tajam,
4. Hipotalamus sebagai respon terhadap 'jam internal" atau perubahan "lingkungan"
internal (perubahan hormonal),
5. Sirkulasi karotis interna atau karotis eksterna: sebagai respon terhadap vasodilator,
atau angiografi.

A. Patofisiologi
Migren merupakan reaksi neurovaskular terhadap perubahan mendadak didalam
lingkungan eksternal maupun internal, serta setiap individu mempunyai ambang migren
berbeda.
Mekanisme migren dapat dibagi menjadi 3 fase.
Pertama pembangkit dibatang otak akibat faktor pencetus.
Kedua mungkin sebagai aktivasi vasomotor dimana arteri di dalam otak maupun di

luar dapat berkontriksi atau melebar.


Ketiga refleks trigeminovaskular yaitu aktivasi sel nukleus kaudatus trigeminal
medular (mekanisme otak untuk memproses nyeri pada kepala dan wajah) dan
pelepasan neuropeptida yang vasoaktif pada akhiran vaskuler saraf trigeminal,fase

terakhir ini yang dapat menyebabkan nyeri. 1,4


Difus locus ceruleus ke korteks serebri dapat mengawali terjadinya oligemia kortikal dan
mungkin pula terjadinya depresi yang meluas. Aktivitas didalam sistem ini menjelaskan
terjadinya aura pada migren.4
Migrain sekali diperkirakan dimulai secara eksklusif oleh masalah dengan pembuluh
darah. Teori vaskular migrain sekarang dianggap sekunder untuk disfungsi otak dan mengaku
mendiskreditkan oleh orang lain. Pelatuk poin dapat setidaknya bagian dari penyebabnya, dan
melestarikan sebagian besar jenis sakit kepala. Efek migrain mungkin bertahan selama
beberapa hari setelah sakit kepala utama telah berakhir. Banyak penderita melaporkan
perasaan sakit di wilayah di mana migrain, dan beberapa melaporkan gangguan berpikir
selama beberapa hari setelah sakit kepala telah berlalu.
1. Teori depolarization

Sebuah fenomena yang dikenal sebagai kortikal menyebarkan depresi dapat


menyebabkan migrain. Di kortikal menyebarkan depresi, aktivitas saraf tertekan atas area
korteks otak. Situasi ini mengakibatkan rilis mediator inflamasi menyebabkan iritasi
saraf kranial akar, terutama trigeminal saraf, yang menyampaikan informasi sensorik
untuk wajah dan banyak kepala.
Pandangan ini didukung oleh neuroimaging teknik, yang tampaknya menunjukkan
bahwa migrain terutama gangguan otak (neurologis), tidak pembuluh darah (vaskular).
Menyebarkan depolarization (perubahan listrik) mungkin mulai 24 jam sebelum
serangan, dengan munculnya sakit kepala yang terjadi saat ketika wilayah otak
depolarized. Penelitian Perancis pada tahun 2007, menggunakan teknik Positron
Emission Tomography (PET) mengidentifikasi hipotalamus sebagai kritis terlibat dalam
tahap awal.
2. Teori vaskular
Migrain dapat mulai ketika pembuluh darah di otak kontrak dan memperluas tidak tepat.
Ini mungkin mulai di lobus oksipital, di back of otak, sebagai arteri kejang. Mengurangi
aliran darah dari lobus oksipital memicu aura yang beberapa individu yang memiliki
migrain alami karena korteks visual di wilayah oksipital.
3. Teori serotonin
Serotonin adalah jenis neurotransmiter, atau "komunikasi kimia" yang lewat pesan di
antara sel-sel saraf. Ini membantu untuk kontrol suasana hati, sensasi nyeri, perilaku
seksual, tidur, serta pelebaran dan penyempitan pembuluh darah antara lain. Tingkat
rendah serotonin dalam otak dapat mengakibatkan proses penyempitan dan pembesaran
pembuluh darah yang memicu migrain. Studi lain 10 pasien dengan sejarah panjang
kronis sakit kepala yang baru-baru ini telah memburuk atau kubunya perawatan
menemukan bahwa semua pasien 10 sensitif terhadap gluten. MRI scan ditentukan
bahwa masing-masing memiliki peradangan dalam sistem saraf tengah yang disebabkan
oleh gluten-kepekaan. Tujuh dari sembilan ini pasien yang berlangsung diet bebas gluten
berhenti having headaches sepenuhnya.
KLASIFIKASI
Menurut klasifikasi IHS (International Headache Society) tahun 2005, migren dibagi
menjadi : 1
1. Migren tanpa aura
2. Migren dengan aura
2.1 Nyeri kepala migren dengan aura tipikal
2.2 Nyeri kepala non migren dengan aura tipikal

2.3 Aura tipikal tanpa nyeri kepala


2.4 Familial hemiplegik migren (FHM)
2.5 Sporadik hemiplegik migren
2.6 Migren tipe basiler
3. Sindroma periodik pada anak yang sering menjadi prekursor migren
3.1 Cyclical vomiting
3.2 Migren abdominal
3.3 Benigna paroksismal vertigo pada anak
4. Migren retinal
5. Komplikasi migren
5.1 Migren kronik
5.4 Status migrenosus
5.2 Aura persisten tanpa infark
5.5 Migrenous infark
5.3 Migraine-trigerred seizures
6. Probable migren
6.1 Probable migren tanpa aura
6.2 Probable migren dengan aura
6.3 Probable migren kronik

1. Migren tanpa aura


Istilah sebelumnya: Common migren, Hemikrania simpleks.
KRITERIA DIAGNOSIS MIGREN TANPA AURA
A. Sekurang-kurangnya 5 kali serangan termasuk B-D
B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati atau
pengobatan tidak adekuat) dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala
C. Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya dua dari karakteristik
sebagai berikut:
1. Lokasi unilateral
2. Sifatnya berdenyut
3. Intensitas sedang sampai berat
4. Diperberat dengan kegiatan fisik
D. Selama serangan sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut
di bawah ini:
1. Mual atau dengan muntah
2. Fotofobia atau dengan fonofobia
E. Sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut di bawah ini:
1. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan
adanya kelainan organik
2. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya kelainan
organik, tetapi pemeriksaan neuro imaging dan pemeriksaan tambahan
lainnya tidak menunjukkan kelainan.

2. Migren dengan aura


Istilah sebelumnya: Migren klasik
Suatu serangan nyeri kepala berulang dimana didahului tanda neurologi fokal yang reversible
secara bertahap 5-20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit.

KRITERIA DIAGNOSIS MIGREN DENGAN AURA


A. Sekurang-kurangnya 2 serangan seperti tersebut dalam B
B. Sekurang-kurangnya terdapa 3 dari 4 karakteristik tersebut dibawah ini:
1. Satu atau lebih gejala aura yang reversible yang menunjukkan
disfungsi hemisfer dan/atau batang otak
2. Sekurang-kurangnya satu gejala aura berkembang lebih dari 4 menit,
atau 2 atau lebih gejala aura terjadi bersama-sama
3. Tidak ada gejala aura yang berlangsung lebih dari 60 menit; bila lebih
Dari satu gejala aura terjadi, durasinya lebih lama
Nyeri kepala mengikuti gejala aura dengan interval bebas nyeri kurang
Dari 60 menit, tetapai kadang-kadang dapat terjadi sebelum aura
C. Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang tersebut dibawah ini:
1. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan
adanya kelainan organik
2. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya kelainan
organik, tetapi pemeriksaan neuro imaging dan pemeriksaan tambahan
lainnya tidak menunjukkan kelainan

3.

Sindroma periodik pada anak yang sering menjadi prekursor migren

Cyclical vomiting
Deskripsi :
Cyclic vomiting adalah suatu serangan episodik yang berulang, biasanya stereotipik pada
seseorang berupa muntah dan mual terus-menerus. Serangan tersebut disertai dengan
kulit pucat dan lethargi. Di antara dua serangan didapatkan resolusi komplet dari gejala.
Kriteria Diagnostik :
A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B dan C.
B. Serangan episodik, stereotipik pada seseorang berupa mual terus-menerus, muntah
yang berlangsung 1 jam-5 hari.
C. Muntah selama serangan berlangsung sekurang-kurangnya 4x/jam selama 1 jam.
D. Di antara 2 serangan tidak terdapat gejala.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
Gejala-gejala yang biasanya menyertai cyclical vomiting :
Abdominal pain, diare, nyeri kepala, demam, social withdrawal, dehidrasi, fotofobia.

Trigger factor : stres, kelelahan, mabuk perjalanan.


Migren abdominal
Deskripsi :
Suatu gangguan idiopatik dan berulang terutama pada anak-anak yang ditandai dengan
nyeri abdomen bagian tengah, dan episodik berlangsung antara 1-72 jam dengan episode
bebas gejala di antara 2 serangan. Intensitas nyeri biasanya sedang sampai berat disertai
gejala vasomotor, mual, dan muntah.
Kriteria Diagnostik :
A. Sekurang-kurangnya 5 serangan memenuhi kriteria B-D.
B. Serangan nyeri abdominal berlangsung antara 1-72 jam (tanpa terapi / gagal terapi).
C. Nyeri abdominal mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Lokasi midline, periumbilikal, atau sulit dilokalisir
2. Nyeri tumpul
3. Intensitas sedang sampai berat
D. Selama serangan nyeri abdominal sekurang-kurangnya ada 2 gejal ayang menyertai
yaitu :
1. Anoreksia
2. Nausea
3. Muntah
4. Pucat
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
Terapi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Anti emetik : metoklopramid


Analgesik : parasetamol, diklofenak, kodein
Ergotamin
Triptans
Terapi cairan bila muntah berat
Hidroterapi
Abdominal castor oil

Terapi profilaksis :
Bete bloker, cyproheptadin, antidepresan trisiklij, Pizatifen, aspirin, diet tinggi serat,
antikonvulsan.
Benigna paroksismal vertigo pada anak
Deskripsi :
Suatu gangguan heterogen dengan karakteristik serangan vertigo episodik, rekuren yang
terjadi tanpa ada peringatan dan biasanya membaik secara spontan.
Kriteria diagnostik :

A. Sekurang-kurangnya 5 x serangan yang memenuhi kriteria B.


B. Episode multipel dari vertigo yang berat, terjadi tanpa peringatan dan membaik
spontan setelah beberapa menit sampai 1 jam.
C. Pada pemeriksaan neurologis audiometri dan fungsi vestibuler normal selama
serangan.
D. EEG normal.
Terapi :
Tidak ada terapi spesifik, biasanya sembuh spontan dengan istirahat.

4.

Migren retinal
Deskripsi :
Serangan berulang dari gangguan visual monokuler termasuk skintilasi, skotoma, atau
kebutaan pada serangan migren.
Kriteria Diagnostik :
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan memenuhi kriteria B dan C.
B. Fenomena visual positif/negatif monokuler yang reversibel penuh (skintilasi,
skotoma, kebutaan) yang dibuktikan dengan pemeriksaan selama serangan atau
penderita menggambarkan adanya gambaran defek lapangan pandang monokuler
selama serangan.
C. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D untuk migren tanpa aura dimulai selama
serangan atau sesudahnya selama < 60 menit.
D. Pemeriksaan oftalmologik di antara serangan adalah normal.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
Terapi :
Terapi profilaksis: calcium channel blocker, beta blocker.

5.

Komplikasi migren

Migren kronik
Deskripsi : sakit kepala yang terjadi 15 hari dalam 1 bulan selama lebih dari 3 bulan dan
tidak adanya penggunaan obat berlebihan.
Kriteria diagnostik :
A. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria C dan D pada migren tanpa aura yang terjadi
15 hari / bulan selama > 3bulan.
B. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
Status migren

Deskripsi : Suatu serangan migren berat yang berlangsung 72 jam.


Kriteria diagnostik :
A. Adanya serangan pada pasien migren tanpa aura yang khas seperti serangan
sebelumnya kecuali lama serangannya.
B. Gambaran nyeri kepala adalah 2 hal berikut ini :
1. Tidak hilang dalam 72 jam.
2. Intensitas berat
C. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
Aura persisten tanpa infark
Deskripsi : Tanda aura yang persisten lebih dari 1 minggu tanpa adanya gambaran infark
pada pemeriksaan radiologis.
Kriteria diagnostik :
A. Adanya serangan pada pasien migren dengan aura yang khas seperti serangan
sebelumnya kecuali satu atau lebih tanda-tanda aura yang berlangsung selama > 1
minggu.
B. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
Migrenous infark
Deskripsi : Satu atau lebih tanda-tanda aura migren sehubungan dengan lesi iskemia
otak pada teritori yang sesuai, dibuktikan dengan pemeriksaan neuroimaging.
Kriteria Diagnostik :
A. Adanya serangan pada pasien migren dengan aura yang khas seperti serangan
sebelumnya kecuali satu atau lebih tanda-tanda aura yang menetap > 60 menit.
B. Pemeriksaan neuroimaging menunjukkan infark iskemia dengan area yang sesuai.
C. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
Migraine triggered seizure
Deskripsi : Suatu bangkitan yang dicetuskan oleh migren aura.
Kriteria diagnostik :
A. Migren yang memenuhi kriteria migren aura.
B. Suatu bangkitan yang memenuhi kriteria diagnostik untuk satu tipe serangan epilepsi
yang terjadi selama/dalam 1 jam sesudah suatu aura migren.

6.

Probable Migrain
Istilah sebelumnya: Migrainous disorder. Serangan dengan atau tanpa nyeri kepala yang

tidak mengandung salah satu kondisi gejala yang diperlukan dalam memenuhi kriteria
migren.
Probable migren tanpa aura
Kriteria diagnostik:

A. Serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria A s/d D dari migren tanpa
aura, kecuali ada salah satu yang tidak sama.
B. Tidak berkaitan dengan kelainan lainnya.
Probable migren dengan aura
Kriteria diagnostik:
A. Serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria A s/d D dari migren dengan
aura ataupun jenis-jenis dibawahnya, kecuali ada salah satu yang tidak sama.
B. Tidak berkaitan dengan kelainan lainnya.
Probable migren kronik
Kriteria diagnostik :
A. Serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria C dan D dari migren tanpa aura dalam
waktu > 15 hari/bulannya dan > 3 bulan.
B. Tidak berkaitan dengan kelainan lainnya yang terdaftar dalam grup 5-12, meskipun pada
penderita didapati pemakaian obat berlebihan dalam 2 bulan terakhir ini.

Anda mungkin juga menyukai