BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Menurut International Headache Society (IHS) migren adalah nyeri kepala vaskular
berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya sesisi
(unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat, diperberat oleh
aktivitas, dan dapat disertai dengan mual dan atau muntah, fotofobia, dan fonofobia. Migrain
termasuk salah satu jenis nyeri kepala primer. 1
Menurut Blau, Migren di definisikan sebagai nyeri kepala yang berulang-ulang dan
berlangsung 2-72 jam dan bebas nyeri antara serangan nyeri kepalanya harus berhubungan
dengan gangguan visual atau gastrointestinal atau kedua-duanya. 2
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian migrain lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki,
kurang lebih tiga kali dibandingkan dengan laki-lakI. Pada perempuan lebih tinggi diduga
karena adanya faktor hormonal (hormonallydriven) yaitu hormon esterogen. Di Negara Barat
angka kejadian migrain berkisar antara 8-14 %, sedangkan di Asia lebih rendah yaitu 4-8%.
Penelitian di Eropa dan Amerika menunjukkan bahwa 15-18% perempuan, 6-8% laki-laki,
4% anak-anak mengalami migrain setiap tahun, sedangkan di Asia 10% pada perempuan dan
3% pada laki-laki (Cleveland Clinic). Data di Indonesia yaitu dari penelitian Zuraini dkk.
menunjukkan angka kejadian migrain di Medan sebesar 18,26 % pada perempuan dan 14,87
% pada laki-laki sedangkan di Jakarta sebesar 52,5 % pada perempuan dan 35,8 % pada lakilaki.1
ETIOLOGI
Beberapa faktor yang dianggap menjadi pencetus terjadinya migren sebagai berikut : 3
1. Riwayat penyakit migren dalam keluarga
2. Perubahan hormon (estrogen dan progesteron) pada wanita, khususnya pada fase
luteal siklus menstruasi.
3. Makanan yang bersifat vasodilator (anggur merah, natrium nitrat), vasokonstriktor
(keju, coklat), serta zat tambahan pada makanan.
4. Stres
5. Faktor fisik
A. Patofisiologi
Migren merupakan reaksi neurovaskular terhadap perubahan mendadak didalam
lingkungan eksternal maupun internal, serta setiap individu mempunyai ambang migren
berbeda.
Mekanisme migren dapat dibagi menjadi 3 fase.
Pertama pembangkit dibatang otak akibat faktor pencetus.
Kedua mungkin sebagai aktivasi vasomotor dimana arteri di dalam otak maupun di
3.
Cyclical vomiting
Deskripsi :
Cyclic vomiting adalah suatu serangan episodik yang berulang, biasanya stereotipik pada
seseorang berupa muntah dan mual terus-menerus. Serangan tersebut disertai dengan
kulit pucat dan lethargi. Di antara dua serangan didapatkan resolusi komplet dari gejala.
Kriteria Diagnostik :
A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B dan C.
B. Serangan episodik, stereotipik pada seseorang berupa mual terus-menerus, muntah
yang berlangsung 1 jam-5 hari.
C. Muntah selama serangan berlangsung sekurang-kurangnya 4x/jam selama 1 jam.
D. Di antara 2 serangan tidak terdapat gejala.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan lain.
Gejala-gejala yang biasanya menyertai cyclical vomiting :
Abdominal pain, diare, nyeri kepala, demam, social withdrawal, dehidrasi, fotofobia.
Terapi profilaksis :
Bete bloker, cyproheptadin, antidepresan trisiklij, Pizatifen, aspirin, diet tinggi serat,
antikonvulsan.
Benigna paroksismal vertigo pada anak
Deskripsi :
Suatu gangguan heterogen dengan karakteristik serangan vertigo episodik, rekuren yang
terjadi tanpa ada peringatan dan biasanya membaik secara spontan.
Kriteria diagnostik :
4.
Migren retinal
Deskripsi :
Serangan berulang dari gangguan visual monokuler termasuk skintilasi, skotoma, atau
kebutaan pada serangan migren.
Kriteria Diagnostik :
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan memenuhi kriteria B dan C.
B. Fenomena visual positif/negatif monokuler yang reversibel penuh (skintilasi,
skotoma, kebutaan) yang dibuktikan dengan pemeriksaan selama serangan atau
penderita menggambarkan adanya gambaran defek lapangan pandang monokuler
selama serangan.
C. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-D untuk migren tanpa aura dimulai selama
serangan atau sesudahnya selama < 60 menit.
D. Pemeriksaan oftalmologik di antara serangan adalah normal.
E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
Terapi :
Terapi profilaksis: calcium channel blocker, beta blocker.
5.
Komplikasi migren
Migren kronik
Deskripsi : sakit kepala yang terjadi 15 hari dalam 1 bulan selama lebih dari 3 bulan dan
tidak adanya penggunaan obat berlebihan.
Kriteria diagnostik :
A. Nyeri kepala yang memenuhi kriteria C dan D pada migren tanpa aura yang terjadi
15 hari / bulan selama > 3bulan.
B. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
Status migren
6.
Probable Migrain
Istilah sebelumnya: Migrainous disorder. Serangan dengan atau tanpa nyeri kepala yang
tidak mengandung salah satu kondisi gejala yang diperlukan dalam memenuhi kriteria
migren.
Probable migren tanpa aura
Kriteria diagnostik:
A. Serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria A s/d D dari migren tanpa
aura, kecuali ada salah satu yang tidak sama.
B. Tidak berkaitan dengan kelainan lainnya.
Probable migren dengan aura
Kriteria diagnostik:
A. Serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria A s/d D dari migren dengan
aura ataupun jenis-jenis dibawahnya, kecuali ada salah satu yang tidak sama.
B. Tidak berkaitan dengan kelainan lainnya.
Probable migren kronik
Kriteria diagnostik :
A. Serangan nyeri kepala memenuhi semua kriteria C dan D dari migren tanpa aura dalam
waktu > 15 hari/bulannya dan > 3 bulan.
B. Tidak berkaitan dengan kelainan lainnya yang terdaftar dalam grup 5-12, meskipun pada
penderita didapati pemakaian obat berlebihan dalam 2 bulan terakhir ini.