Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TENTANG


OTONOMI DAERAH

DI
S
U
S
U
N

OLEH:
Nama :
KELAS : IX.

B. PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH


Agar lebih memahami tentang pelaksanaan otonomi daerah, kamu
perlu mengerti dahulu beberapa istilah yang berkaitan dengan
otonomi daerah. Berikut beberapa istilah dalam pelaksanaan
otonomi daerah.
1. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
2. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wikayah, yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI.
3. Pemerintah pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintah negara RI sebagaimana
dimaksud dalam UUD 1945.
4. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip NKRI
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
5. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota,
dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
6. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom unyuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
NKRI
7. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah pusat kepeda gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu.
8. Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat
kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi
kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
tertentu.

9. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga


perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintah daerah.
10.
Peraturan daerah (Perda) adalah peraturan daerah
provinsi dan/atau peraturan daerah kabupaten/kota.
11.
Peraturan kepada daerah adalah peraturan gubernur
dan/atau peraturan bupati/walikota.
12.
Perimbangan keuangan antar pemerintah pusat dan
pemerintah daerah adalah suatu sistem pembagian
keuangan yang adil, proposional, demokratis, transpaaran,
dan bertanggung jawab dalam rangka pendanaan
penyelenggaraan desentralisasi, dengan memperimbangkan
potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah serta besaran
pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan.
13.
Anggaran Pendapata dan Belanja Daerah (APBD) adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
ditetapkan dengan peraturan daerah.
14.
KPUD adalah Komisi Pemilihan Umum Daerah yang
bertugas untuk menyelenggarakan pemilihan umum di
daerah, baik untuk memilih badan legislatif, presiden,
maupun kepala daerah.
15.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahn NKRI.

1. Pelaksanaan Otonomi Daerah Berdasarkan UU


No. 32 Tahun 2004
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
otonomi daerah dilaksanakan sebagai berikut.
1) Hak dan Kewajiban Daerah dalam Otonomi Daerah
Pasal 21 menyebutkan bahwa dalam menyelenggarakan otonomi
daerah, daerah mempunyai hak:
1) Mengatur dan menggurus sendiri urusan pemerintahaannya,
2) Memilih pemimpin daerah,

3)
4)
5)
6)

Mengelola aparatur daerah,


Mengelola kekayaan daerah,
Memungut pajak daerah dan retribusi daerah,
Mendapatkan bagi hasil dari pengolaan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya yang berada di daerah,
7) Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah, dan
8) Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
Selanjutnya, dalam Pasal 22 disebutkan bahwa kewajiban daerah
yaitu:
1) Melindungi masyarakat menjaga persatuan dan kerukunan
nasional, serta keutuhan NKRI,
2) Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,
3) Mengembangkan kehidupan demokratis
4) Mewujudkan keadilan dan pemerataan
5) Meningkatkan fasilitas dasar pendidikan
6) Meningkatkan pelayanan kesehatan
7) Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak,
8) Mengembangkan sistem jaminan sosial
9) Mensusun perencanaan dan tata ruang daerah,
10)
Mengembangkan sumber daya profuktif di daerah,
11)
Melestarikan lingkungan hidup,
12)
Mengelola admnistrasi kependudukan,
13)
Melestarikan nilai sosial budaya,
14)
Membentuk dan menerapkan peraturan perundangundangan sesuai dengan kewenangannya, dan
15)
Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan peundangundangan.
2) Asas-Asas Otonomi Daerah
Otonomi daerah dilaksanakan dengan menggunakan asas-asas
berikut.
1) Desentralisasi, yaitu penyerahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem
NKRI.
2) Dekonstralisasi, yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat dan/atau kepada instasi vertikal di wilayah
tertentu.
3) Tugas Pembantuan, yaitu penugasan dari pemerintah pusat
kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi

kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari pemerintah


kabupaten/kota kepada desa untuk melasaknakantugas
tertentu.
3) Prinsip-Prinsip Otonomi Daerah
Berdasarkan bagian penjelasan UU No32 tahun2004, otonomi
daerah dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip berikut.
1) Otonomi seluas-luasnya, artinya daerah diberikan kewenangan
mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar
yang menjadi urusan pemerintah pusat yang ditetapkan
dalam undang-undang tersebut. Daerah memiliki kewenengan
membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan
peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan
rakyat.
2) Otonomi yang nyata, artinya bahwa untuk menangani urusan
pemerintah dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk
tumbuh, hidup, dan berkembang sesuai dengan potensi dan
kekhasan daerah.
3) Otonomi yang bertanggung jawab, artinya otonomi yang
dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan
tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya
untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari
tujuan nasional.
d.Orientasi Pelaksanaan Otonomi Daerah
Dijelaskan pula dalam bagian penjelasan undang-undang ini, bahwa
penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada
hal-hal berikut.
1) Peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu
memerhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam
masyarakat
2) Terjaminya keserasian hubungan antara daerah dengan
daerah lainnya. Artinya, mampu membangun kerjasama antar
daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan
mencegah ketimpangan antar daerah.
3) Terjaminya hubungan yang serasi antara daerah dengan
pemerintah pusat Artinya, harus mampu memelihara dan

menjaga keutuhan wilayah negara dan tetap tegaknya NKRI


(Negara Kesatuan Republik Indonesia) dalam rangka
mewujudkan tujuan negara.
a. Pembagian Urusan Pemerintahan dalam Pelaksanaan
Otonomi Daerah
Pembagian urusan pemerintahan dalam pelaksananaan otonomi
daerah berdasarkan undang-undang ini yaitu sebagai berikut.
1) Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah pusat
meliputi 6 hal.
a) Politik luar negeri.
b) Pertahanan.
c) Keamanan.
d) Yustisi.
e) Moneter dan fiskal nasional.
f) Agama
2) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
provinsi, meliputi 16 hal
a) Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
b) Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
c) Penyelengaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat.
d) Penyediaan sarana dan prasarana umum.
e) Penanganan bidang kesehatan.
f) Penyelengaraan pendidikan dan alokasi sumbsr daya
manusia potensial.
g) Penangulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota.
h) Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota.
i) Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan
menengah termasuk lintas kabupaten/kota.
j) Pengendalian lingkungan hidup.
k) Pelayanan pertahanan termasuklintas kabupaten/kota.
l) Pelayanan kependudukan dan catatan sipil.
m)Pelayanan administrasi umum pemerintahan.
n) Pelayanan adminstrasi penanaman modal termasuk lintas
kabupaten/kota.
o) Penyelenggaran pelayanan dasar lainnya yang belum dapat
dilaksanakan oleh kabupaten/kota.
p) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan
perundang-undangan`
3) Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
kabupaten/kota melputi 16 hal.
a) Perencanaan dan pengendalian pembangunaan.

b) Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.


c) Penyelenggaran ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat.
d) Penyediaan sarana dan prasarana umum.
e) Penanganan bidang kesehatan.
f) Penyelenggaran pendidikan
g) Penangulangan masalah sosial.
h) Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
i) Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan
menengah.
j) Pengendalian lungkungan hidup.
k) Pelayanan pertahanan.
l) Pelayanan kependudukan dan catatan sipil.
m)Pelayanan administrasi umum pemerintahan.
n) Pelayanan administrasi penanaman modal.
o) Penyelenggaran pelayanan dasar lainnya.
p) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan
perundang-undangan`

f. Penyelenggaraan Pemerintahan Dalam Otonomi Daerah


Penyelenggaran pemerintah di Indonesia dilaksanakan, baikdi pusat
maupun daerah, dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Penyelenggara pemerintahan pusat yaitu presiden dibantu
oleh seorang wakil presiden dan para mentri
2) Penyelenggara pemerintahan daerah yaitu pemerintah daerah
dan DPRD. Jadi, baik pemerintah daerah (kepala daerah dan
perangkat daerah) maupun DPRD, masing-masing merupakan
unsur penyelenggara negara.
F. Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi
Daerah
Telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pemerinth daerah
adalah gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintah daerah.
1) Kepala daerah dan wakil kepala daerah
a) Kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk daerah
provinsi adalah gubernur dan wakil gubernur, untuk daerah

kabupaten adalah bupati dan wakil bupati, dan untuk kota


adalah walikota dan wakil walikota.
b) Berdasarkan UU No.32 Tahun 2004, kepala daerah dan wakil
kepala daerah merupakan pasangan yang dipilih langsung
oleh rakyat, yang pemilihannya diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum Daerah (KPUD). Pemilihan langsung mulai
dilaksanakan tahun 2005
2) Tugas dan wewenang kepala daerah
a) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.
b) Mengajukan rancangan peraturan daerah (Perda)
c) Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan
bersama DPRD.
d) Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang
Anggaran Pendaatan dan Belanja Daerah (APBD) kepada
DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama
e) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah.
f) Mewakili daerahnya didalam dan diluar pengadilan, dan
dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
g) Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
3) Tugas wakil kepala daerah
a) Membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan
pemerintahan daerah.
b) Membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan
kegiatan instansi vertikal didaerah, menindaklanjuti laporan
dan/atau tmuan hasil pengawasan aparat pengawasan,
melaksanakan pemberdayaan perempuan dan pemuda,
serta mengupayakan pengembangan dan pelestarian sosial
budaya dan lingkungan hidup.
c) Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan
pemerintahan kabupaten dan kota bagi wakil kepala daerah
provinsi.
d) Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan
pemerintahan didi wilayah kecamatan, kelurahan dan/atau
desa bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota.
e) Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah
dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah
f) Melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya
yang diberika oleh kepala daerah.

g) Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila


kepala daerah berhalangan
4) Kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
a) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan UUD 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
b) Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
c) Memelihara ketentraman dan ketertban masyarakat.
d) Melaksanakan kehidupan demokrasi
e) Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundangundangan
f) Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah
g) Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah
h) Melaksanakn prinsip tata pemerintahan yang bersih dan
baik
i) Melaksanakan dan mempertanggung jawabkan pengelolaan
keuangan daerah
j) Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal
didaerah dan semua perangkat daerah
k) Menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan
pemerintahan daerah dihadapan rapat paripurna DPRD
l) Kepala daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
pemerintah pusat, dan memberikan laporan keterangan
pertanggungjawaban kepada DPRD,serta menginformasikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
masyarakat.
5) Tugas Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat
Disamping sebagai kepala daerah provinsi, gubernur berkedudukan
juga sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi yang
bersangkutan, dan bertanggung jawab kepada presiden. Sebagai
wakil pemerintah pusat, gubernur memiliki tugas dan wewenang
berikut.
a) Pembinaan dan pengawasan penyelenggaran pemerintah
daerah kabupaten/kota
b) Koordinasi penyelenggaran urusan pemerintah di daerah
provinsi dan kabupaten/kota
c) Koordinasi pembianaan dan pengawasan penyelenggaraan
tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota
6) Perangkat Daerah

Penjelasan undang-undang ini menguraikan bahwa didalam


penyelenggaraan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat
daerah. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa perangkat daerah
tersebut secara umum diwadahi dalam 3 lembaga , yaitu
sebagai berikut
a) Lembaga Sekretariat
Lembaga ini merupakan unsur staf yang membantu kepala
daerah dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi
b) Lembaga Teknis Daerah
Lembaga ini merupakan unsur pendukung tugas kepala
daerah dalam penyususunan dan pelaksanakan kebijakan
daerah yang bersifat spesifik
c) Lembaga Dinas Daerah
Lembaga ini merupakan unsur pelaksanaan urusan daerah.
G. DPRD (Dewan Perwakiln Rakyat Daerah)
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, DPRD mempunyai peranan
yang sangat penting. Oleh sebab itu, keberadaan DPRD akan sangat
menunjang terciptanya pelaksanaan otonomi daerah yang baik,
demokratis, dan adil.
1) Kedudukan DPRD
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan
berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan
daerah

2) Fungsi DPRD
DPRD memiliki 3 fungsi sebagai berikut
a) Fungsin legislasi, yaitu fungsi membentuk peraturan daerah
bersama pemerintah daerah.
b) Fungsi anggaran, yaitu fungsi menyusun dan menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) bersama
pemerintah daerah.
c) Fungsi Pengawasan, yaitu fungsi melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
3) Tugas dan Wewenang DPRD
DPRD mempunyai tugas dan wewenang berikut.
a) Membentuk Perda yang dibahas dengan kepala
daerah/pemerintah daerah untuk mendapat persetujuan
bersama
b) Membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD
bersama dengan kepala daerah/pemerintah daerah
c) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda
dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan
kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah dalam
melaksanakan program pembanguanan daerah, dan
kerjasama internasional didaerah.
d) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala
daerah/wakil kepala daerah kepada presiden melalui Mentri
Dalam Negeri bagi DPRD Provinsi, dan kepala Mentri Dalam
Negeri melalui gubernur bagi DPRD Kabupaten/kota
e) Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan
jabatan wakil kepala daerah.
f) Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada
pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian
internasional didaerah
g) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama
internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah
h) Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban kepala
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
i) Membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah
j) Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam
penyelenggaraan pemilihan kepala daerah
k) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antar
daerah dan dengan pihak ketiga yang membebani
masyarakat dan daerah.

l) Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam


peraturan perundang-undangan.

4) Hak DPRD
DPRD mempunyai HAK berikut
a) Hak interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan
kepada kepala daerah mengenai suatu kebijakan yang
dikeluarkan.
b) Hak angket, yaitu hak untuk melakukan penyelidikan
terhadap kebijakan tertentu yang dikeluarkan kepala
daerah.
c) Hak menyatakan pendapat, yaitu hak untuk menyatakan
pendapat terhadap kebijakan kepala daerah atau mengenai
kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan
rekomendasi penyelesaiannya, atau sebagai tindak lanjut
pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.
5) Hak Anggota DPRD
Anggota DPRD mempunyai hak berikut.
a) Mengajukan rancangan Perda
b) Mengajukan pertanyaan
c) Menyampaikan usul dan pendapat
d) Memilih dan dipilih
e) Membela diri
f) Imunitas, yaitu hak kekebalan hukum untuk tidak dapat
dituntut dimuka pengadilan karena pernyataan dan
pendapat yang disampaikan dalam rapat-rapat dewan.
g) Protokoler, yaitu hak untuk memperoleh kehormatan
berkenaan dengan jabatannya dalam acara-acara
kenegaraan atau acara resmi maupun dalam pelaksanaan
tugasnya.
h) Keuangan dan administratif
6) Kewajiban Anggota DPRD
Anggota DPRD mempunyai kewajiban berikut.
a) Mengamalkan pancasila, melaksanakan UUD 1945, dan
menaati segala peraturan perundang-undangan
b) Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
c) Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta
keutuhan NKRI
d) Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat
didaerah
e) Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat

f) Mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan


pribadi, kelompok, dan golongan
g) Memberikan pertanggung jawaban atas tugas dan
kinerjanya selaku anggota DPRD sebagai wujud tanggung
jawab moral dan politis terhadap daerah pemilihannya
h) Menaati peraturan tata tertib, kode etik, dan sumpah/janji
anggota DPRD
i) Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan
lembaga yang terkait

7) Alat Kelengkapan DPRD


DPRD memiliki alat kelengkapan yang terdiri dari:
a) Pimpinan
b) Komisi
c) Panitia musyawarah
d) Panitia anggaran
e) Badan kehormatan, dan
f) Alat kelengkapan lain yang diperlukan (misalnya panitia
legislasi)

8) Tugas Badan Kehormatan DPRD


Badan kehormatan DPRD mempunyai tugas berikut.
a) Mengamati,mengevaluasi disiplin, etika, dan moral para
anggota DPRD dalam rangka menjaga martabat dan
kehormatan sesuai dengan kode etik DPRD
b) Meneliti dugaan pelanggaraan yang dilakukan anggota
DPRD terhadap peraturan tata tertib dan kode etik DPRD
serta sumpah/janji
c) Melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas
pengaduan pimpinan DPRD, dan/atau memilih
d) Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan,
verifikasi dan klarifikasi sebagai mana dimaksud pada huruf
c sebagai rekomendasi untuk ditindak lanjuti oleh DPRD.

H. Sumber Pendapatan Daerah


Menurut UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bahwa pendapatan
daerah bersumber dari berikut ini.
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD bersumber dari :
a) Hasil pajak daerah
b) Hasil retribusi daerah
c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
d) Lain-lain PAD yang sah (antara lain jasa giro, pendapatan
bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing, komisi, potongan harga, dan sebagainya)
2) Dana Perimbangan
Dana perimbangan terdiri atas berikut ini.
a) Dana Bagi Hasil
Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Dana
Bagi Hasil yang bersumber dari pajak terdiri dari berikut.
1) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
2) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
3) Pajak Penghasilan (PPh)
Adapun dana bagi hasil yang bersumber dari sumber daya alam
yaitu berasal dari:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Kehutanan
Pertambangan
Perikanan
Pertambangan
Pertambangan
Pertambangan

umum
minyak bumi
gas bumi, dan
panas bumi

b) Dana Alokasi Umum (DAU)


DAU merupakan dana yang bersumber dari APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) yang di alokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi
c) Dana Alokasi Khusus (DAK)

DAK merupakan dana yang juga berasal dari APBN, tetapi


dipergunakan untuk membantu mendanai kegiatan khusus pada
daerah tertentu sesuai dengan prioritas nasional.
3) Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Maksud dari lain-lain pendapatan daerah yang sah yaitu
seluruh pendapatan daerah selain PAD dan Dana Perimbangan,
yang meliputi hibah, dana darurat, dan lain-lain pendapatan
yang ditetapkan oleh pemerintah
a) Hibah adalah bantuan berupa uang, barang, atau jasa yang
berasal dari pemerintah pusat, masyarakat, dan badan
usaha dalam negeri atau luar negeri
b) Pendapatan dana darurat adalah bantuan pemerintah pusat
dari APBN kepada pemerintah daerah untuk mendanai
kebutuhan mendesak yang diakibatkan oleh bencana alam
atau peristiwa tertentu yang luar biasa yang tidak dapat
ditamggulangi oleh daerah melalui dana APBD.
j) Desa
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, desa sangat penting
peranannya. Sebab desa merupakan satuan wilayah terkecil yang
mempunyai kewenangan untuk mengatur urusan rumah tangganya
sendiri.
1) Pengetian Desa
Berdasarkan pengertian dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah disebutkan bahwa yang dimaksud desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang miliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2) Pemerintah Desa
Pemerintah desa terdiri dari:
a) Pemerintah desa, dan
b) Badan Permusyawaratan Desa atau Badan Perwakilan Desa
(BPD)
3) Pemerintah Desa
Pemerintah desa terdiri dari :
a) Kepala desa, dan

b) Perangkat desa (yang terdiri dari sekertaris desa dan


perangkat desa lainnya)
4) BPD (Badan Permusyawaratan Desa/Badan Perwakilan Desa
menurut UU No.22 Tahun 1999)
Pada dasarnya, BPD merupakan lembaga perwakilan rakyat desa
yang berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat
serta bersama kepala desa menetapkan peraturan desa.
5) Sumber Pendapatan Desa
Pendapatan desa bersumber dari :
a) Pendapatan asli desa
b) Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota
c) Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah
yang terima oleh kabupaten/kota
d) Bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota, dan
e) Hibah atau sumbangan dari pihak ketiga

C. PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERUMUSAN PUBLIK DI


DAERAH
Partisipasi adalah keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Jadi,
keikutsertaan kamu dalam kegiatan sekolah dan rumah merupakan
wujud partisipasi kamu ditempat tersebut.
1. Pengertian, Tujuan, dan Contoh Kebijakan Publik
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik sangat
diperlukan. Sebab pembuatan kebijakan publik diperuntukkan bagi
masyarakat. Sehingga diharapkan tidak akan ada protes dari
masyarakat terhadap kebijakan publik tersebut.
a. Pengertian Kebijakan Publik
Pengumuman-pengumuman seperti Dilarang membuan sampah
sembarangan, Buanglah sampah pada tempatnya, Dilarang
merokok pada ruangan ber-AC, No smoking, dan sebagainya
merupakan bentuk peraturan yang harus dipatuhi. Peraturanperaturan tersebut merupakan wujud dari kebijakan yang
diberlakukan untuk masyarakat (publik).

Jadi, kebijakan yang diperuntukan bagi seluruh anggota


masyarakat dalam hal penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara disebut kebijakan publik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan adalah
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan
cara bertindak (terutama tentang pemerintahan, organisasi, dan
sebagainya). Sedangkan publik adalah banya orang.
Jadi kebijakan publik dapat diartikan sebagai segala
peraturan dan tindakan pemerintah yang disusun serta dilaksanakan
untuk kepentingan umum atau masyarakat. Singkatnya, kebijakan
publik adalah kebijakan yang menyangkut kepentingan orang
banyak atau kepentingan masyarakat umum.
b. Tujuan Kebijakan Publik
Setiap kebijakan yang dikeluarkan atau ditetapkan oleh pemerintah
pasti memiliki tujuan. Tujuan pembuatan kebijakan publik pada
dasarnya untuk :
1) Mewujudkan ketertiban dalam masyarakat
2) Melindungi hak-hak masyarakat
3) Mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat,
dan
4) Mewujudkan kesejahteraan masyarakat
c. Contoh Kebijakan Publik
Kebijakan publik yang berbentuk peraturan dan undang-undang ada
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan ada pula yang
ditetapkan pemerintah daerah.
Perturan dan undang-undang yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat antara lain UUD 1945, Tap MPR, undang-undang
(UU), peraturan pemerintah penganti undang-undang (Perpu),
peraturan pemerintah (PP), serta keputusan presiden (Kepres),
keputusan menteri, dsb. Adapun peraturan dan undang-undang
yang ditetapkan ole pemerintah daerah antra lain peraturan daerah
(Perda), keputusan gubernur, keputusan bupati/walikota, keputusan
kepala dinas/instansi daerah, dsb.

Melalui peraturan maupun keputusan-keputusan yang


ditetapkan oleh pemerintah tersebut, munculah berbagai macam
kebijakan publik. Berikut beberapa contoh kebijakan publik.
1) Penetapan pajak daerah yang meliputi pajak hotel, restoran,
hiburan, reklame penerangan jalan, parkir, dll.
2) Penetapan retribusi. Misalnya, retribusi jasa umum, jasa usaha,
dan perizinan tertentu.
3) Penetapa larangan pedagang kaki lima berjualan di trotoar.
4) Penetapan jalur bus dalam kota maupun antar kota
2. Proses Perumusan Kebijakan Publik
Untuk menyusun dan merumuskan suatu kebijakan publik harus
melalui serangkaian kegiatan yang panjang dan rumit. Selain itu,
perumusan kebijakan publik juga membutuhkan waktu, tenaga,
dana/biaya yang tak sedikit, dan pakar(ahli) dari berbagai cabang
ilmu yang berpengalaman.
Berikut tahap-tahap penyusunan dan perumusan kebijakan
publik.
a. Pengidentifikasikan Masalah dan Penyusunan Agenda
Tahapan pertama dari perumusan kebijakan publik yaitu
mengidentifikasi dan menyusun agenda permasalahan, keinginan,
tuntutan, aspirasi, dan kehendak yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat.
Jika permasalahan sudah teridentifikasi dan penyusunan
agenda permasalahan sudah disepakati, maka perumusan alternatif
pemecahan masalah dapat diagendakan untuk dijadikan kebijakan
publik
b. Penyusunan Skala Prioritas
Skala prioritas dapat ditentukan bila mengidentifikasi masalah
sudah dilakukan, sehingga dapat diketahui permasalahan apa yang
harus segera di atasi dengan kebijakan publik
c. Perumusan (Formulasi) Rancangan Kebijakan
Formulasi (perumusan) kebijakan dapat berbentuk undang-undang,
Perpu, Kepres, Perda, dan sebagainya. Bentuk-bentuk formulasi

kebijakan ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat


permasalahan.
d. Penetepan dan Pengesahan Kebijakan
Kebijakan yang sudah disahkan tersebut perlu disosialisasikan
terlebih dahulu kepada masyarakat sebelum diberlakukan. Hal ini
bertujuan agar masyarakat mengetahui kebijakan baru tersebut,
memahami maksud dan tujuan kebijakan, dan siap untuk
melaksanakannya.
e. Pelaksanaan Kebijakan
Pada tahap ini, semua kebijakan yang telah dirumuskan tadi diuji
secara nyata, sehingga dapat diketahui apakah kebijakan yang
dapat diambil itu dapat mengatasi permasalahan atau tidak
f. Evaluasi Kebijakan Publik
Pada tahap ini, pelaksanaan kebijakan publik dievaluasi untuk
mengetahui apakah sudah sesuai dengan harapan masyarakat dan
terbukti efektif memecahkan masalah atau tidak. Jika hasilnya baik
maka kebijakan tersebut dapat diteruskan.
3. Pentingnya Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan
Kebijakan Publik diDaerah
Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam perumusan
kebijakan publik karena beberapa alasan berikut.
a. Kebijakan publik pada dasarnya untuk kepentingan
masyarakat. Oleh sebab itu, kebijakan publik harus bertumpu
pada keinginan, harapan, tuntutan, dan kebutuhan
masyarakat.
b. Sebagai subjek dari suatu kebijakan publik, masyarakat
merupakan pelaksana dari kebijakan publik tersebut.
c. Tanpa dukungan dari masyarakat, suatu kebijakan publik tidak
akan dapat dilaksanakan dengan baik, bahkan akan
menimbulkan protes dan gejolak.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah sebagai
pelaksanaan roda pemerintahan di daerah sangat membutuhkan
partisipasi masyarakat. Terutama dalam membuat kebijakan untuk
kepentingan masyarakat. Peran serta masyarakat tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan masukan berupa usul, saran, atau

memberikan gambaran dampak negatif atau positif dari kebijakan


publik tersebut.
Kebijakan publik yang dirumuskan bersama-sama dengan
masyrakat akan menghasilkan kebijakn yang baik. Sebab kebijakan
tersebut akan dapat diterima dan dilaksanakan secara konsekuen
oleh masyarakat.
Dampak positifnya yaitu sebagai berikut.
a) Adanya perubahan tingkat kesadaran masyarakat akan hak
dan kewajiban dan peningkatan kapasitas kelembagaan
masyarakat dalam proses perumusan kebijakan publik.
b) Terbentuk dan berperannya forum stakeholder (pihak yang
terkait dan berkepentingan dengan kebijakan publik) didaerah
dalam rangka penyampaian aspirasi dan memperjuangkan
kepentingan masyarakat.
c) Berkembangnya nuansa kehidupan demokrasi dalam
pelaksanaan kegiatan pemerintah dan pembangunan.
d) Pengelolahan keuangan daerah lebih transparan sejak awal
pembahasan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD).
e) Adanya perubahan pola pikir dan prilaku dari aparat
pemerintah dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik.
f) Terbukanya ruang bagi masyarakat dalam melakukan
pengawasan sosial.
4. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan
Kebijakan Publik
Berikut bentuk-bentuk partisipasi masyarakat tersebut.
a. Pada Tahap Pengidentifikasian dan Pengagendaan
Masalah
Pada tahap ini, masyarakat dapat berpartisipasi dengan cara
menyampaikan kebutuhan dan masalah-masalah yang sedang
dihadapinya kepada pemerintah.
Penyampaian masalah maupun cara pemecahannya bisa
disampaikan langsung melalui media massa atau pada saat
kunjungan pejabat pemerintah ataupun anggota DPRD kedaerah
mereka. Berdasarkan opini dan masukan dari masyarakat tersebut,
pemerintah dapat menyusun skala prioritas tentang masalah dan
kebutuhan mana yang mendesak dan harus segera diatasi.

b. Pada Tahap Perumusan (Formasi) Rancangan Kebijakan


Pada tahap ini, masyarakat dapat memberikan opini, masukan,
maupun mengkritik rancangan kebijakan tersebut bila masih belum
memadai untuk menyelesaikan masalah mereka. Dengan adanya
masukan maupun kritikan dari masyarakat, hal-hal yang dapat
menimbulkan masalah dalam pelaksanaan kebijakan dapat segera
dicegah.
c. Pada Tahap Pelaksanaan Kebijakan
Pada tahap ini, bentuk partisipasi masyarakat dapat ditunjukan
dengan mendukung dan melaksanakan kebijakan dengan konsukuen
dan sepenuh hati. Sikap proaktif masyarakat daam pelaksanaan
kebijakan angat diharapkan agar masalah yang dihadapi dapat
segera dituntaskan.

d. Pada Tahap Evaluasi Kebijakan


Pada tahap ini, masyarakat dapat berpartisipasi dengan cara
memberikan masukan maupun kritik terhadap kebijakan yang sudah
dilaksanakan. Masukan dan kritikan sangat berguna bagi pemerintah
untuk mengetahui dampak yang dirasakan masyarakat dari
kebijakan tersebut.
Melalui masukan dan kritikan, pemerintah juga dapat
mempertimbangkan apakah kebijakan itu harus diperbaiki,
dibatalkan, atau membuat kebijakan baru lagi untuk mengatasi
masalah yang timbul.

TUGAS IPS
PENJELAJAH SAMUDERA

DI
S
U
S
U
N

OLEH:
MAULANI RIZKA ISMAIL
KELAS : VIII. F
Madrasah Tsanawiya Negeri (MTsN) Manado

Anda mungkin juga menyukai