Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU 1

1. Masalah fisik pada lansia


Beberapa masalah fisik yang sering timbul pada lansia antara lain :

Perubahan pada kulit : kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih
kering dan keriput, kulit di bagian bawah mata membentuk seperti kantung
dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas, warna
merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.

Perubahan otot : pada umumnya otot orang berusia madya menjadi lembek
dan mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut

Sistem Kardiovaskuler

a. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.


b. Elastisitas dinding aorta menurun
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah
berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
d. Curah jantung menurun (isi semenit jantung menurun)
e. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
f. Kinerja jantung lebih rentan terhadap kondisi dehidrasi dan perdarahan
g. Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur keduduk (duduk ke berdiri ) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
( mengakibatkan pusing mendadak ).
h. Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer (normal 170/95 mmHg ).
Sistem Endokrin
a. Produksi hampir semua hormon menurun
b. Hipofisi : Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada
di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH
dan LH
c. Menurunnya aktivitas tiriod
d. Menurunnya produksi aldosteron.
e. Menurunnya sekresi hormon: progesteron, estrogen, testosteron.
f. Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari
sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa
(stess).
Sistem Muskuloskeletal
a. Tulang rapuh
b. Resiko terjadi fraktur.
c. Kyphosis.

d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

Persendian besar dan menjadi kaku.


Pada wanita lansia > resiko fraktur.
Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tinggi badan
berkurang).
Kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga rusak dan
aus.
Gangguan gaya berjalan.
Kekakuan jaringan penghubung.
Tedon mengerut dan mengalami sklerosis.
Atrofi serabut otot.
Komposisi otot berubah sepanjang waktu.
Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua.
Otot polos tidak begitu berpengaruh.

Perubahan pada gigi : gigi menjadi kering, patah, dan tanggal sehingga
kadang-kadang memakai gigi palsu

Perubahan pada mata : mata terlihat kurang bersinar dan cenderung


mengeluarkan kotoran yang menumpuk di susdut mata, kebanyakan
menderita presbiop atau kesulitan melihat jarak jauh, menurunnya
akomodasi karena menurunnya elastisitas mata

Perubahan pada telinga : fungsi pendengaran sudah mulai menurun,


sehingga tidak sedikit yang mempergunakan alat bantu pendengaran.

Perubahan pada sistem pernafasan : nafas menjadi lebih pendek dan sering
tersengal-sengal, hal ini akibat terjadinya penurunan kapasitas total paruparu, residu volume paru dan konsumsi oksigen basal, ini akan
menurunkan fleksibilitas dan elastisitas dari paru

Sistem Reproduksi
a. Vagina mengalami kontraktur dan mengecil.
b. Selaput lendir vagina menurun/kering.
c. Menciutnya ovarium dan uterus.
d. Atropi payudara.
e. Atrofi vulva.
f. Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara
berangsur -berangsur.
g. Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi
kesehatan baik.

2. Masalah Sosial Pada Lansia

Masalah sosial yang dihadapi lanjut usia (lansia) adalah bahwa keberadaan
lansia sering dipersepsikan negatif oleh masyarakat luas. Kaum lansia sering
dianggap tidak berdaya, sakit-sakitan, tidak produktif dan sebagainya. Tak
jarang mereka diperlakukan sebagai beban keluarga, masyarakat, hingga
Negara. Mereka seringkali tidak disukai serta sering dikucilkan di panti-panti
jompo. Perubahan perilaku ke arah negatif ini justru akan mengancam
keharmonisan dalam kehidupan lansia atau bahkan sering menimbulkan
masalah yang serius dalam kehidupannya.
3. Masalah Mental Pada Lansia
Masalah-masalah kesehatan mental pada usia lanjut :
1.
Menurut wahyudi nugroho, dalam keperawatan gerontology, gangguan
mental pada lansia sebagai berikut :
- Agresi
- Kemarahan
- Kecemasan
- Kekacauan mental
- Penolakan
- Ketergantungan
- Depresi
- Manipulasi
- Mengalami rasa sakit
- Kehilangan rasa sedih dan kecewa.
2. Menurut Anetta G.L. dalam gerontology nursing :
a) Depresi
Depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan
dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri
sendiri atau perasaan marah yang dalam.
Pengkajian pada pasien depresi akan diperoleh data sebagai berikut :
Pandangan kosong
Kurang/hilangnya perhatian diri, orang lain/lingkungannya.
Inisiatif menurun
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
Aktifitas menurun
Kurang minat nafsu makan
Mengeluh tidak enak badan dan kehilangan semangat, sedih atau
cepat capek disepanjang waktu, mungkin susah tidaur disiang hari.
b) Bunuh diri
Faktor resiko terjadinya bunuh diri pada usia lanjut :
Umur/usia yang terlalu tua (75 85 tahun)
Social ekonomi yang rendah

Laki-laki
Hidup sendiri
Sakit fisik
Nyeri kronis
Kematian pasangan
Kehilangan yang lain
Penyalahgunaan zat
Riwayat keluarga dengan bunuh diri
Ketakutan
Isolasi social
Gangguan tidur kronis
Depresi
c) Schizophrenia
d) Paranoid
Sering terjadi pada perempuan yang tidak diketahui sebabnya. Terjadi
gangguan keseimbangan penglihatan dan pendengaran isolasi, tidak
percaya, merasa tidak berdaya ketergantungan perawatan diri.
Ketidakseimbangan interaksi social
Kecemasan
Adalah perasaan yang tidak menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas
dan hebat. Ini terjadi reaksi terhadap suatu yang dialami oleh seseorang.
Kemungkinan data yang diperoleh pada pengkajian :
Bicara cepat
Meremas-remas tangannya
Berulang-ulang bertanya
Tidak mampu berkonsentrasi atau tidak mengerti penjelasan
penjelasan
Tidak mampu menyimpan informasi-informasi yang diberikan
Gelisah
Keluhan-keluhan badan
- Kedinginan dan telapak tangan lembab
e) Retardasi mental
f)
Alzeimer

TUGAS INDIVIDU 2
1. Konsep Perawatan Lansia
a. Pengertian
Keperawatan Gerontik adalah Praktek perawatan yang berkaitan dengan
penyakit pada proses menua (KOZIER, 1987). Menurut Lueckerotte (2000)
keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan
pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional,
perencanaan, implementasi serta evaluasi.
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari
proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh
manusia. Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang dimulai dengan adanya perubahan dalam hidup (Isawi, 2002)
b. Sasaran
DEPKES RI membagi Lansia sebagai berikut:
1. Kelompok menjelang usia lanjut (45 - 54 th) sebagai masa VIRILITAS
2. Kelompok usia lanjut (55 - 64 th) sebagai masa PRESENIUM
3. Kelompok usia lanjut (65 th > ) sebagai masa SENIUM
Sedangkan WHO membagi lansia menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Usia lanjut : 60 - 74 tahun
2. Usia Tua : 75 - 89 tahun
3. Usia sangat lanjut : > 90 tahun
Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Muhammad:
1. Masa setengah umur : 45-60 th
2. Masa lansia / senium : 65 th ke atas
Dra. Ny. Josmasdani dengan 4 fase:
1. Fase iuventus : 25-40 th
2. Fase verilitas : 40-50 th
Fase frasenium : 55-65 th
4. Fase senium : 65-tutup usia
3.

UU no.13 tahun 1998:


Lansia pada seseorang berusia 60 tahun ke atas

2. Konsep Penuaan
a. Teori Biologi
Teori Genetic Clock;
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program
jam genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu
tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka, akan menyebabkan
berhentinya proses mitosis. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian
Haiflick, (1980) dikutif Darmojo dan Martono (1999) dari teori itu
dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan membelah sel dalam
kultur dengan umur spesies Mutasisomatik (teori error catastrophe) hal
penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-aktor
penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang
menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui
bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori ini
terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan
menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.

Teori Error
Salah satu hipotesis yang yang berhubungan dengan mutasi sel somatik
adalah hipotesis Error Castastrophe (Darmojo dan Martono, 1999).
Menurut teori tersebut menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai
macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia. Akibat kesalahan
tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan
kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan.

Teori Autoimun
Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang
dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh
mengenali dirinya sendiri (Self recognition). Jika mutasi somatik
menyebabkan terjadinya kelainan pada permukaan sel, maka hal ini akan
mengakibatkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami
perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya
Goldstein(1989) dikutip dari Azis (1994). Hal ini dibuktikan dengan makin
bertambahnya prevalensi auto antibodi pada lansia (Brocklehurst,1987
dikutif dari Darmojo dan Martono, 1999). Dipihak lain sistem imun tubuh
sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua,
daya serangnya terhadap antigen menjadi menurun, sehingga sel-sel
patologis meningkat sesuai dengan menigkatnya umur (Suhana,1994
dikutif dari Nuryati, 1994)

b. Teori Psikologis
Teori Tugas Perkembangan
Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa
tua antara lain adalah :
a. Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya

penghasilan
c.

Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

d.

Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya

e.

Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan

f.

Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

1.
2.
3.

Selain tugas perkembangan diatas, terdapat pula tugas perkembangan


yang spesifik yang dapat muncul sebagai akibat tuntutan :
Kematangan fisik
Harapan dan kebudayaan masyarakat
Nilai-nilai pribadi individu dan aspirasi

Teori Delapan Tingkat Kehidupan


Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat adanya
kondisi dimana kondisi psikologis mencapai pada tahap-tahap
kehidupan tertentu. Ericson (1950) yang telah mengidentifikasi tahap
perubahan psikologis (depalan tingkat kehidupan) menyatakan bahwa
pada usia tua, tugas perkembangan yang harus dijalani adalah untuk
mencapai keeseimbangan hidup atau timbulnya perasaan putus asa.
Peck (1968) menguraikan lebih lanjut tentang teori perkembangan
erikson dengan mengidentifikasi tugas penyelarasan integritas diri
dapat dipilah dalam tiga tingkat yaitu : pada perbedaan ego terhadap
peran pekerjaan preokupasi, perubahan tubuh terhadap pola
preokupasi, dan perubahan ego terhadap ego preokupasi.
Pada tahap perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi,
tugas perkembangan yang harus dijalani oleh lansia adalah menerima
identitas diri sebagai orang tua dan mendapatkan dukungan yang
adekuat dari lingkungan untuk mengnhadapi adanya peran baru
sebagai orang tua (preokupasi). Adanya pensiun dan atau pelepasan
pekerjaan merupakan hal yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang

menyakitkan dan dapat menyebabkan perasaan penurunan harga diri


dari orang tua tersebut.
Perubahan fiisik dan pola fikir pada usia lanjut juga dapat menjadi
salah satu gangguan yang berarti bagi kehidupan lanjut usia. Kondisi
fisik/pola fikir yang menurun kadang tidak disadari oleh lanjut usia
dan hal ini dapat mengkibatkan konflik terhadap peran baru dari lanjut
usia yang harus dijalaninya
Tugas perkembangan terakhir yang harus diterima oleh lanjut usia
adalah bahwa mereka harus mampu menerima kematian yang bakal
terjadi pada dirinya dalam kesejaheraan. Pemanfaatan sisa keefektifan
tubuh untuk aktivitas sehari-hari dapat menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan moral individu dalam menerima perubahan ego menuju
keselarasan diri.

Teori Jung
Carl Jung merupakan psikolog swiss yang mengembangkan teori
bahwa perkembangan personal individu dilalui melalui tahapantahapan : masa kanak-kanak, masa remaja dan remaja akhir, usia
pertengahan, dan usia tua. Kepribadian personal ditentukan oleh
adanya ego yang dimiliki, ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran
kolektif. Teori ini mengungkapkan bahwa sejalan dengan
perkembangan kehidupan, pada masa usia petengahan maka seseorang
mulai mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan mengeksplorasi
nilai-nilai, kepercayaan dan meninggalkan khayalan. Pada masa ini
dapat
terjadi
krisis
usia
pertengahan
yang
dapat
mempengaruhi/menghambat proses ketuaan itu sendiri secara
psikologis. Adanya sikap ekstrovert maupun introvert sangat
berpengaruh sekali terhadap peran dan penyelesaian masalah
kehidupam saat usia pertengahan. Pencapaian keselarasan hidup
merupakan salah satu indikator telah tereksplorasinya nilai-nilai
kehidupan oleh individu dan pencapaian ini sangat dipengaruhi oleh
kepribadian (introvert maupun ekstrovert). Berdasar pada pemahaman
diatas, maka Jung menilai bahwa seseorang mampu dianggap sukses
dalam proses menua manakala individu mampu untuk menjadi orang
yang berfokus pada orang lain dan memiliki kepedulian yang penuh
terhadap kehidupan sosial.

c. Teori Radikal Bebas


Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dalam
tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), Radikal Hidroksil
(OH) dan Peroksida Hidrogen (H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena
sangat reaktif , sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak

jenuh. Menurut Oen (1993) yang dikutif dari Darmojo dan Martono (1999)
menyatakan bahwa makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas,
sehingga poses pengrusakan terus terjadi , kerusakan organel sel makin banyak
akhirnya sel mati.
d.

Teori Genetika
Teori genetika merupakan teori yang menjelaskan bahwa penuaan
merupakan suatu proses yang alami dimana hal ini telah diwariskan
secara turun-temurun (genetik) dan tanpa disadari untuk mengubah sel
dan struktur jaringan. Teori genetika terdiri dari teori DNA, teori
ketepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori glikogen.DNA
merupakan asam nukleat yang berisi pengkodean mengenai infornasi
aktivitassel, DNA berada pada tingkat molekuler dan bereplikasi sebelum
pembelahan sel dimulai, sehingga apabila terjadi kesalahan dalam
pengkodean DNA maka akan berdampak pada kesalahan tingkat seluler
dan mengakibatkan malfungsi organ. Pada manusia, berlaku program
genetik jam biologi di mana program maksimal yang diturunkan adalah
selama 110 tahun. Sel manusia normal akan membelah 50 kali dalam
beberapa tahun. Sel secara genetik diprogram untuk berhenti membelah
setelah mencapai 50 divisi sel, pada saat itu sel akanmulai kehilangan
fungsinya.Teori genetika dengan kata lain mengartikan bahwa proses
menua merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan akansemakin terlihat
bila usia semakin bertambah. Teori ini juga bergantung dari dampak
lingkungan pada tubuh yang dapatmempengaruhi susunan molekular.

e. Teori Wear And Tear (Dipakai dan Rusak)


Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi sampah metabolik atau
zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA.AugustWeissmann berpendapat
bahwa sel somatik nomal memilikikemampuan yang terbatas dalam
bereplikasi dan menjalankan fungsinya. Kematian sel terjadi karena
jaringan yang sudah tuatidak beregenerasi. Teori wear and tear
mengungkapkan bahwa organisme memiliki energi tetap yang tersedia
dan akan habis sesuai dengan waktu yang diprogramkan.
f. Teori Rantai Silang
Teori rantai silang mengatakan bahwa struktur molekular normal yang
dipisahkan mungkin terikat bersama-sama melalui reaksi kimia. Agen
rantai silang yang menghubungkan menempel pada rantai tunggal. dengan
bertambahnya usia, mekanisme pertahanan tubuh akan semakin melemah,
dan proses cross-link terus berlanjut sampai terjadi kerusakan. Hasil
akhirnya adalah akumulasi silang senyawa yang menyebabkan mutasi
pada sel, ketidakmampuan untuk menghilangkan sampah metabolik.

g. Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor yang ada dalam lingkungan dapat membawa
perubahan dalam proses penuaan. Faktor-faktor tersebut merupakan
karsinogen dari industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi.
h. Teori Imunitas
Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama
proses penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam
pertahanan terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh
sehingga pada lansia akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker.
Perubahan sistem imun ini diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid
sehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T untuk memproduksi
antibodi dan kekebalan tubuh menurun. Pada sistem imun akan terbentuk
autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan pengalihan integritas
sistem tubuh untuk melawan sistem imun itu sendiri.
i. Teori Neuroendokrin
Teori neuroendokrin merupakan teori yang mencoba menjelaskan
tentang terjadinya proses penuaan melalui hormon. Penuaan terjadi karena
adanya keterlambatan dalam sekresi hormon tertentu sehingga berakibat
pada sistem saraf. Hormon dalam tubuh berperan dalam mengorganisasi
organ-organ tubuh melaksanakan tugasnya dan menyeimbangkan fungsi
tubuh apabila terjadi gangguan dalam tubuh. Pengeluaran hormon diatur
oleh hipotalamus dan hipotalamus juga merespon tingkat hormon tubuh
sebagai panduan untuk aktivitas hormonal. Pada lansia, hipotalamus
kehilangan kemampuan dalam pengaturan dan sebagai reseptor yang
mendeteksi hormon individu menjadi kurang sensitif. Oleh karena itu,
pada lansia banyak hormon yang tidak dapat disekresi dan mengalami
penurunan keefektivitasan. Penerunan kemampuan hipotalamus dikaitkan
dengan hormon kortisol. Kortisol dihasilkan dari kelenjar adrenal (terletak
di ginjal) dan kortisol bertanggung jawab untuk stres. Hal ini dikenal
sebagai salah satu dari beberapa hormon yangmeningkat dengan usia. Jika
kerusakan kortisol hipotalamus, maka seiring waktu hipotalamus akan
mengalami kerusakan. Kerusakan ini kemudian dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon sebagai hipotalamus kehilangan kemampuan
untuk mengendalikan sistem.
j. Teori Organ Tubuh (Single Organ Theory)
Teori penuaan organ tunggal dilihat sebagai kegagalan penyakit yang
berhubungan dengan suatu organ tubuh vital orang meninggal karena
penyakit atau keausan, menyebabkan bagian penting dari tubuh berhenti

fungsi sedangkan sisanya tubuh masih mampu hidup. Teori ini berasumsi
bahwa jika tidak ada penyakit dan tidak ada kecelakaan, kematian tidak
akan terjadi.

k. Teori Umur Panjang dan Penuaan (Longevity and Senescence


Theories)
Palmore (1987) mengemukakan dari beberapa hasil studi, terdapat
faktor-faktor tambahan berikut yang dianggap berkontribusi untuk umur
panjang: tertawa; ambisi rendah, rutin setiap hari, percaya pada Tuhan;
hubungan keluarga baik, kebebasan dan kemerdekaan; terorganisir,
perilaku yangmemiliki tujuan, dan pandangan hidup positif. Wacana yang
timbul dari teori ini adalah sindrom penuaan merupakan sesuatu yang
universal, progresif, dan berakhir dengan kematian.
l. Teori Harapan Hidup Aktif dan Kesehatan Fungsional
Penyedia layanan kesehatan juga tertarik dalam masalah ini karena
kualitas hidup tergantung secara signifikan berkaitan dengan tingkat
fungsi. Pendekatan fungsional perawatan pada lansia menekankan pada
hubungan yang kompleks antara biologis, sosial, dan psikologis yang
mempengaruhi kemampuan fungsional seseorang dan kesejahteraannya.
m. Teori Medis (Medical Theories)
Teori medis geriatri mencoba menjelaskan bagaimana perubahan
biologis yang berhubungan dengan proses penuaan mempengaruhi fungsi
fisiologis tubuh manusia. Biogerontolog imerupakan subspesialisasi
terbaru yang bertujuan menentukan hubungan antara penyakit tertentu dan
proses penuaan. Metode penelitian yang lebih canggih telah digunakan
dan banyak datatelah dikumpulkan dari subjek sehat dalam studi
longitudinal, beberapa kesimpulan menarik dari penelitian tiap bagian
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta:
EGC.
Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed 2. Jakarta :
EGC.
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta: Salemba Medika.
Anderson, Elizabeth T. dan Judith McFarlane. Buku Ajar Keperawatan
Komunitas: Teori dan Praktik, Ed. 3. Jakarta: EGC.
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2006. Panduan Pengalaman Belajar Lapangan:
Keperawatan
Keluarga,
Keperawatan
Gerontik,
Keperawatan
Komunitas./Jakarta: EGC.
Smeltzer, Susan. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Volume 1 Brunner and
Suddarth. Jakarta : EGC
www.psikomedia.com/article/view/PsikologiPerkembangan/2145/PsikologiLansia/

Anda mungkin juga menyukai