Latar belakang
Target ketenagalistrikan Program Pemerintah:
35.000 MW pada tahun 2019. Pembangkit oleh IPP 30.000
MW, Pembangkit oleh EPC PLN 5.000 MW
Status saat ini:
Baru 3 proyek dengan total 440 MW yang mencapai Financial
Close (1%)
Untuk Pembangkit EPC PLN baru 15 proyek dengan total 3.400
MW yang sudah kontrak yang EPC (9%)
Sudah terdapat 44 proyek dengan total 14.000 MW (38%)
yang PPA. Ada beberapa yang status saat ini tidak jelas, ada
yang dibatalkan oleh PLN seperti kasus Sumsel 8,9,10.
Sisanya terdapat sekitar 20.000 MW masih pada tahapan
sedang atau bahkan belum dilelang (52%).
Isu utama PLN:
Organisasi: Program 35 GW tidak dikuti oleh perubahan
organisasi PLN. Organisasi PLN saat ini bukanlah organisasi
yang efektif dalam menyelesaikan program 35 GW.
Contohnya: keputusan daerah perlu melalui disetujui direksi
pusat. Dua hal yang dapat merugikan dari sistem ini adalah 1)
PLN pusat tidak mengetahui status real daerah sehingga
keputusan di pusat belum tentu keputusan terbaik 2)
Memperlambat pengambilan keputusan.
Minimnya kapasitas (teknis dan managerial) PLN: skala
program 35.000 MW adalah skala yang sangat besar yang
membutuhkan kemampuan kapasitas yang besar juga. PLN
menghadapi
tantangan
dari
aspek
kapasitas
untuk
menyelenggarakan keseluruhan proses, mulai dari melakukan
FEED (Front End Engineering Design), tender, tanda tangan
kontrak, pengerjaan proyek, hal ini terlihat dari lambatnya
proses pelelangan.
Tidak transparannya Proses pelelangan: Tata cara proses
tender
dan
kelengkapan
kriterianya
seringkali
membingungkan pengembang. Dalam beberapa kasus, proses
pelelangan tampak kriteria berpihak kepada pihak tertentu.
Surat di dari dewan komisaris telah dilayangkan kepada
direksi PLN untuk mempertimbangkan kembali kritera
pelelangan agar tidak berpihak.
Pembatalan Lelang oleh PLN: Beberapa paket mengalamai
proses lelang ulang atau pembatalan lelang. Hal ini Jelas
II.
Rekomendasi Kunci
Unit khusus 35 GW dalam PLN: PLN perlu memiliki
struktur khusus untuk mengelola Program 35 GW, baik dalam
sebuah direktorat Khusus, atau pejabat dengan kewenangan
khusus lintas direktorat.
Rapim terbatas 35 GW: Perlu dilakukan Rapat Kabinet
Terbatas untuk memutuskan hal-hal khusus 35 GW oleh
Presiden.
Pelelangan oleh Pihak ketiga: Lelang harus dipercepata
dan dibuat independen/professional. Dilakukan dengan
menyewa sejumlah procurement agencies untuk kerjakan.