Laporan Akhir
Laporan Akhir
Oleh
Nia Nurhayati
1206360
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. karena atas semua
karunianya laporan akhr berjudul ANALISIS HUBUNGAN TEKSTUR TANAH
DAN INFILTRASI SEBAGAI FAKTOR TERJADINYA PERGERAKAN
TANAH ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Laporan akhir ini berisi tentang analisis hubungan tekstur tanah dan infiltrasi
sebagai faktor terjadinya pergerakan tanah.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan akhir ini yaitu kepada :
1. Bapak Dr.Moh.Arifin,MSc.,Phd., Bapak Dr.Andhy Setiawan, MSi., Bapak
Agus Fany, MPd. selaku dosen pembimbing.
2. Teman-teman yang telah membantu dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian laporan akhir ini.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya
dalam memahami pergerakan tanah.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A.
Latar Belakang................................................................................1
B.
Rumusan Masalah............................................................................2
C.
Tujuan Penulisan.............................................................................2
D.
Batasan Masalah............................................................................. 2
E.
Metode Penulisan............................................................................ 2
Tanah........................................................................................... 3
B.
Tekstur tanah..................................................................................3
C.
Infiltrasi........................................................................................ 6
D.
Pergerakan Tanah............................................................................ 8
B.
Kesimpulan.................................................................................. 19
B.
Saran.......................................................................................... 19
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana tanah longsor dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, korban
terluka, harta benda, kerusakan lingkungan hidup, sarana prasarana, fasilitas
umum serta mengganggu tata kehidupan masyarakat. Indonesia merupakan
Negara yang wilayahnya sering terjadi bencana tanah longsor.
Faktor pengontrol merupakan factor tidak langsung penyebab terjadinya
pergerakan tanah (longsor) seperti kondisi alam,kondisi geologis sedangkan
factor pemicu merupakan penyebab lonsor seperti hujan, lereng terjal, jenis
tata lahan,dan getaran .
Peningkatan curah hujan yang dimulai pada musim penghujan, dapat
memicu ancaman tanah longsor. Pada musim kering yang panjang akan terjadi
penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan
munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya
tanah permukaan. Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak
sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan,
intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air
pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim
dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan
masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan
pergerakan tanah.
Oleh karena itu, hujan merupakan factor pemicu utama penyebab
pergerakan tanah, karena proses infiltrasi yang menyebabkan kandungan air di
dalam tanah meningkat. Infiltrasi adalah proses aliran air masuk ke dalam
tanah yang umumnya berasal dari curah hujan, sedangkan laju infiltrasi
merupakan jumlah air yang masuk ke dalam tanah per satuan waktu (Deni
Elfiati
2010).
Besarnya
kapasitas
infiltrasi
dapat
memperkecil
kandungan partikel-partikel tanah primer berupa fraksi liat, debu dan pasir
dalam suatu tanah. Tekstur tanah berkaitan erat dengan permeabilitas batuan.
Tekstur tanah yang semakin kasar memiliki pori yang lebih besar sehingga
tekstur tanah yang kasar akan memiliki sifat permebeabel yang lebih kuat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan ini adalah :
1. Bagaimana hubungan tekstur tanah dan laju infiltrasi ?
2. Bagaimana tekstur tanah dan infiltrasi dapat mengakibatkan terjadinya
longsor ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Menganalisis hubungan tekstur tanah dan laju infiltrasi
2. Mengetahui tekstur tanah yang dapat mengakibatkan longsor.
D. Batasan Masalah
Batasan masalah dari penulisan ini adalah :
1. Tekstur tanah sebagai sifat fisik tanah yang dapat mempengaruhi laju
infiltrasi.
2. Hujan merupakan factor utama terjadinya kenaikan muka air tanah.
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan pada penulisan ini adalah dengan metode
deskriptif dan teknik yang digunakan yaitu studi literatur
A. Tanah
Tanah merupakan hasil transformasi bahan mineral dan organik yang
berlangsung di muka daratan bumi yang di pengaruhi oleh factor lingkungan
dalam waktu geologi.
B. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (dalam bentuk persentase) fraksifraksi pasir, debu, dan liat. Pasir merupakan partikel batuan yang berukuran
0,074 mm sampai 5 mm (Bowles, Heni Dewi Saidah : 2015). Tanah pasir
merupakan tanah yang memiliki butiran tanah yang terpisah dalam keadaan
kering dan hanya melekat pada keadaan basah akibat gaya tarik. Sedangkan
tanah lempung merupakan partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari
0,002 mm.
Diameter (mm)
2.0 1.0
1.0 0.5
0.5 0.25
0.25 0.125
0.125 0.062
0.062 0.031
0.031 0.016
0.016 0.008
0.008 0.004
0.004 0.002
0.002 0.001
0.001 0.0005
0.0005 0.00024
Liat
<10
<15
Lanau
>70
<10
Lanau kepasiran
>80
<20
Lempung liat berpasir 45-80
<30
Lempung liat berdebu >20
40-70
Lempung berliat
20-45
15-52.5
Lempung berdebu
<47.5
50-87.5
Lempung
<20
>80
Liat berpasir
45-62.5
<20
Liat berdebu
<20
40-60
Liat
<45
<40
Sumber : Kemas Ali Hanafiah dalam Rahmaniah : 2013
<20
10-20
20-37.5
27.5 37.5
27.5 45
<27.5
<12.5
37.5 57.5
40 - 60
>40
Tekstur menunjukan sifat halus atau kasar butiran-butiran tanah lebih khas
lagi tekstur ditentukan oleh perimbangan kandungan antara pasir (sand) liat
(clay) dan debu (slit) yang terdapat dalam tanah, ciri masing-masing partikel
adalah sebagai berikut :
a. Pasir
1. Memiliki ciri terasa kasar jika dipegang
2. Berbutir
3. Tidak lengket
4. Tidak bisa dibentuk bola atau gulungan
5. Mengalirkan air (permeable)
b. Debu/Endapan
1. Terasa tidak kasar
2. Masih terasa berbutir
3. Agak melekat
4. Dapat dibentuk bola atau tegak
c. Liat
1. Terasa berat
2. Halus
3. Sangat lekat
4. Dapat dibentuk bola dengan baik
5. Mudah digulung
6. Sulit mengalirkan air (impermeable)
Berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat maka
tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur, yaitu sebagai
berikut :
a. Kasar
Tekstur kasar terdiri atas pasir dan pasir berlempung.
b. Agak Kasar
Tekstur agak kasar terdiri atas lempung berpasir dan lempung berpasir
halus.
c. Sedang
Tekstur sedang terdiri atas lempung berpasir sangat halus, lempung,
lempung berdebu dan debu.
d. Agak halus
Tekstur agak halus terdiri atas lempung liat, lempung liat berpasir, dan
lempung liat berdebu.
e. Halus
Tekstur halus terdiri atas liat berpasir, liat berdebu dan liat
Setiap fraksi tanah memiliki ciri-ciri yang berbeda, hal ini salah satunya
dikarenakan oleh pori-pori tanah. Secara umum, terdapat dua macam ukuran
pori yaitu pori mikro dan pori makro. Pori makro menstimulasi pergerakan
udara dan air, sedangkan pori mikro menghambat pergerakan udara dan air.
Sedangkan menurut Susanto Rahman (2005) ukuran pori dibagi menjadi 3
bagian, yaitu pori besar, pori sedang dan pori kecil. Pori besar mempengaruhi
perkolasi air . Perkolasi air adalah proses mengalirnya air ke bawah dari suatu
lapisan tanah ke lapisan bawah, sehingga mencapai permukaan air tanah pada
kondisi kedap air. Sedangkan pori sedang dan kecil mengakibatkan air terikat
diantara pori.
Pada tekstur pasir pergerakan udara dan air sangat cepat karena pasir
memiliki pori makro. Sedangkan tanah bertekstur halus melambatkan
pergerakan udara dan air karena didominasi oleh pori mikro (Soepardi: Sahroel
(2008)
C. Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses aliran air masuk ke dalam tanah yang umumnya
berasal dari curah hujan, sedangkan laju infiltrasi merupakan jumlah air yang
masuk ke dalam tanah per satuan waktu.
1. Proses Terjadinya Infiltrasi
Ketika air hujan menyentuh permukaan tanah, sebagian atau
seluruh air hujan tersebut masuk ke dalam tanah melalui pori-pori
permukaan tanah. Proses masuknya air hujan ke dalam tanah disebabkan
oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Laju air infiltrasi yang
5
Grafik 2.1
Hubungan Laju infiltrasi untuk tekstur tanah yang berbeda
terhadap waktu
6
Berdasarkan grafik diatas pasir memiliki laju infiltrasi yang lebih cepat
dibandingkan lempung dan liat. Menurut Morgan (1986) dalam Sahroel (2008)
berpendapat bahwa tanah dengan tekstur kasar seperti pasir atau lempung
berpasir memiliki laju infiltrasi lebih tinggi dari pada tanah bertekstur liat
karena ruang antara partikel tanah yang lebih besar.
D. Pergerakan Tanah
Pergerakan tanah atau tanah longsor merupakan gerakan massa batuan atau
tanah pada suatu lereng karena pengaruh gaya gravitasi ( Sutarno :2012).
Gerakan masa batuan atau tanah terjadi karena adanya gangguan terhadap
kesetimbangan gaya penahan (shear strength) dan gaya peluncur (shear stress)
yang bekerja pada suatu lereng. Ketidakseimbangan gaya tersebut diakibatkan
adanya gaya dari luar lereng yang menyebabkan besarnya gaya peluncur pada
suatu lereng menjadi lebih besar dari pada gaya penahannya (Naryanto 2011).
Gaya luar yang menjadi factor terjadinya longsor adalah infilrasi, laju infiltrasi
yang semakin menurun mengakibatkan adanya aliran permukaan, sehingga
terjadinya gangguan kesetimbangan lereng.
(1)
(2)
tersebut.
Sedangkan
volume
tanah
kering
Dimana
W kering
ditentukan
(3)
merupakan
sehingga
diperoleh
berat
tanah
kering
dengan
V keri ng
, sehingga
V pori
diperoleh dan
( )
v=
(4)
10
L
T
(5)
(6)
W kering
VT
(7)
11
Gambar 4.b
Gambar 4.a
Gambar 4.c
Gambar 4.d
Gambar 4.1
12
Grafik 4.1
Hubungan Laju infiltrasi untuk tekstur tanah yang berbeda
terhadap waktu
Berdasarkan grafik laju infiltrasi dari berbagai jenis fraksi tanah, pasir
memiliki laju infiltrasi yang lebih cepat dibandingkan dengan fraksi lempung
dan liat. Hal ini dikarenakan, berdasarkan literatur pasir memiliki diameter
pori yang lebih besar menyebabkan pasir lebih permeabel.
B. Laju infiltrasi dan kemungkinan terjadinya pergerakan tanah (longsor)
1) Pengukuran Infiltrasi
Pengukuran infiltrasi menggunakan double ring infiltrometer
10 % jari- jari 5-10
laju
infiltrasi
dilakukan
pada
tanah
yang
akan
13
(8)
Dengan :
f = Laju infiltrasi aktual (mmh-1);
fc = Laju infiltrasi tetap (mmh-1)
f 0= Laju infiltrasi awal (mmh-1)
t = waktu (hour).
k = konstanta Horton
e = bilangan natural = 2,718
konstanta Horton, dapat dirumuskan,
k=
1
0,4343 m
. Untuk
(10)
log
c
f f
log
(11)
(12)
14
e
k log
()[log ( f f c )log ( f 0f c ) ]
1
t=
(13)
e
k log
e
k log
() log ( f 0f c )
1
()lo g ( f f c ) +
1
t=
(14)
e
k log
1
m=
x=log ( f f c )
e
k log
1
c=
sehingga, nilai k
15
k=
1
1
1
=
m log e = mlog 2,718 0,4343 m
(15)
Grafik 4.2
Hubungan Laju infiltrasi terhadap waktu
Grafik 4.3
Hubungan Laju infiltrasi untuk tekstur tanah yang berbeda
terhadap waktu
16
Sifat
Fisik
2.2
2.4
Tanah
Porosit
62.3
62.0
58.2
59.0
59.03
as (%)
55
54
62
98
17
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan ini adalah tekstur tanah dengan diameter pori
besar (pori macro) memiliki kemampuan yang lebih besar untuk meloloskan
fluida dibandingkan dengan tekstur tanah dengan diameter pori kecil (pori
micro). Sehingga pasir memiliki sifat permeabel yang lebih kuat dibandingkan
lempung dan liat.
Laju infiltrasi untuk setiap tekstur tanah berbeda karena ukuran pori dan
kemampuan permeabel dari setiap tekstur tanah.
Tekstur tanah semakin kedalam memiliki kerapatan yang lebih besar
karena tekanan semakin besar, sehingga pori semakin rapat dan sifat permeabel
semakin berkurang, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Firman (2015). Perbedaan tekstur tanah ini mengakibatkan berkurangnya
laju infiltrasi. Karena semakin berkurangnya laju infiltrasi, maka jika musim
penghujan datang, dengan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan voume
tanah bertambah yang memungkinan akan terjadi aliran permukaan yang
mengakibatkan ikatan partikel tanah semakin berkurang sehingga terjadinya
gangguan kesetimbangan lereng yang akan memikcu kemungkinan pergerakan
tanah (longsor).
B. Saran
Agar didapatkan hasil analisis yang lebih baik, hal yang dapat dilakukan
adalah :
1. Menggunakan citra tanah hasil pengamatan sehingga diketahui sifat fisik
tanah yang sebenarnya .
2. Membuat model 3D tanah, sehingga dapat terlihat jelas citra tanah.
3. Membuat model laju aliran fluida, sehingga dapat terlihat laju aliran fluida
di dalam tanah.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Deni Elfiati dan Delvian1, (2010) laju infiltrasi pada berbagai tipe kelerengan
dibawah tegakan ekaliptus di areal hphti pt. Toba pulp lestari sektor aek
nauli J.Hidrolitan, 1:2:29-34, 2010 ISSN 2086-4825
Firmansyah , (2015) Karakterisasi Zona Potensi Longsoran Dengan Metode
Geofisika, Geologi Teknik, Dan Image Processing Skripsi
Ir. I Nyoman Puja, M.S , (2008) Penuntun Praktikum Fisika Tanah panduan
pelaksana praktikum
M. Selpan M (2011) Tekstur Tanah Artikel dasar dasar ilmu tanah [pdf]
Rahmaniah, dan Andi Armayani, (2013) Studi Sifat Fisis Batuan Pada Daerah
Rawan Longsor Jurnal Teknosains, Volume 7 Nomor 2, Juli 2013, hlm:
165-174
Sahroel
(2008)
Infiltrasi
Artikel
Tersedia
Saidah Heni Dewi,dkk (2015) Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap
Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT
(Electrical Resistivity Tomography) Jurnal
iii
iii
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel nilai kedalaman efektif (cm) berdasarkan pembacaan hidrometer
Lampiran 2