Anda di halaman 1dari 14

GAS IDEAL

1. Tujuan

Meneliti sifat-sifat gas ideal dengan menggunakan termometer leybold.

2. Alat dan Bahan

Thermometer Digital
Jangka Sorong
Pemanas Air atau Kompor Listrik
Gelas pemanas air atau gelas kimia
Air
Pipa tabung terbuka
Pompa hampa udara
Barometer analog
Thermometer gas

Landasan Teori
Teori kinetik muncul dengan anggapan bahwa partikel-partikel gas
selalu bergerak terus-menerus. Gas yang tersusun atas satu unsur atom disebut
gas monoatomik. Semua unsur gasmulia (golongan VIII) merupakan gas
monoatomik, yaitu helium (He), neon (Ne), radon (Rn),argon (Ar), kripton

(Kr), dan xenon (Xe).Helium dengan Ar = 4, digunakan dalam kapal, balon


udara, dan penyelam. Neon denganAr = 20, digunakan untuk papan reklame
neon dan cahaya fluoresen. Radon dengan Ar = 222, terbentuk dari hasil
peluruhan radioaktif radium. Argon dengan Ar = 40, digunakan pada
bohlamlistrik dan tabung fluoresen. Kripton dengan Ar = 84, digunakan pada
beberapa tabung laser,fluoresen, dan di dalam cahaya stroboskopik bandara.
Xenon dengan Ar = 131, digunakan untukmengisi tabung fluoresen dan
bohlam.
Teori kinetik gas (juga dikenal sebagai teori molekul kinetik) adalah
hukum yangmenjelaskan perilaku gas ideal. Menurut teori ini, gas yang terdiri
dari partikel-partikel kecilsecara acak, gerak garis lurus. Mereka bergerak cepat
dan terus menerus dan membuat tabrakandengan satu sama lain dan dinding.
Ini adalah teori pertama untuk menggambarkan tekanan gasdalam hal tabrakan
dengan dinding wadah, bukan dari kekuatan statis yang mendorong
molekulterpisah. Teori kinetik juga menjelaskan bagaimana ukuran yang
berbeda dari partikel dalam gasdapat memberi mereka berbeda, kecepatan
individu
Pada teori kinetik gas telah diberikan jembatan antara tinjauan gas
secara mikroskopik dan makrokospik. Hukum-hukum gas seperti hukum
Boyle, Charles, dan Gay Lussac, menunjukkan hubungan antara besaranbesaran mikrokospik dari berbagai macam proses serta perumusannya. Kata
kinetik berasal dari adanya anggapan bahwa molekul-molekul gas selalu
bergerak. Dalam teori kinetik gas, kita akan membahas tentang perilaku
partikel-partikel gas dalam ruang yg terbatas. Partikel-partikel gas ini kita
anggap sebagai sebuah bola yg selalu bergerak. Tiap-tiap partikel bergerak
dengan arah sembarang dan dimungkinkan terjadi tumbukan antar masingmasing partikel atau antara partikel dengan dinding ruang. Tumbukan yg
terjadi tersebut berupa tumbukan lenting sempurna.
Dengan sifat tumbukan yg demikian, maka tidak ada proses kehilangan
energi yg dimiliki partikel gas pada saat terjadi tumbukan. Gas yg tersusun atas
partikel-partikel dengan perilaku seperti anggapan di atas pada kenyataannya
tidak ada. Dalam bahasan teoritik, diperlukan objek gas yg sesuai dengan

anggapan tersebut. Objek gas ini disebut sebagai gas ideal. Sifat-sifat gas
ideal, antara lain, sebagai berikut.
1.

Gas terdiri atas partikel-partikel padat kecil yg bergerak dengan


kecepatan tetap dan dengan arah sembarang.

2.

Masing-masing partikel bergerak dalam garis lurus, gerakan partikel


hanya dipengaruhi oleh tumbukan antara masing-masing partikel atau antara
partikel dan dinding. Gaya tarik-menarik antarpartikel sangat kecil sekali dan
dianggap tidak ada (diabaikan).

3.

Tumbukan antara masing-masing partikel atau antara partikel dengan


dinding adalah tumbukan lenting sempurna.

4.

Waktu terjadinya tumbukan antarpartikel atau antara partikel dengan


dinding sangat singkat dan bisa diabaikan.

5.

Ukuran volume partikel sangat kecil dibandingkan ukuran volume


ruang tempat partikel tersebut bergerak. Berlaku hukum Newton tentang
gera

Prosedur Percobaan

Untuk Suhu Konstan


1. Ukur suhu dalam tabung pipa terbuka dengan termometer digital
sehingga suhunya tetap konstan yaitu pada suhu kamar.
P
2. Ukur tekanan luar tabung ( 0 ) denagn barometer analog.
3. Pastikan air raksa tidak pecah, lalu ukur ketinggian air raksa (
h Hg

) pada termomeer gas.

4. Masukan termometer gas ke dalam pipa tabung terbuka.


5. Berikan tekanan p dengan pompa hampa udara sehingga h
pada thermometer gas akan naik dari

h0

6. Catat tiap-tiap tekanan p yang diberikan dan ketinggian h pada


termometer.
Untuk Tekanan Konstan

1. Buka sambunga termometer gas dengan pompa hampa udara,


kemudian tutup termometer gas sehingga tekanannya tetap yaitu
tekanan atmosfir.
2. Panaskan air dengan alat pemanas sampai

70 C kemudian

masukkan air tersebut kedalam tabung pipa terbuka dengan hatihati.


3. Masukkan termometer gas kedalam tabung pipa terbuaka, kenaikan
suhu mengakibatkan ketinggian pada termometer gas berubah
meningkat dari

h0

4. Amti perubahan air raksa pada termometer gas sampai air raksa itu
turun.
5. Ketika suhu mulai turun catat perubahan ketinggian h dengan range
5 C dari mulai turun, catat sampai air berangsur-angsur

suhu
dingin.

Perhitungan

a. Untuk Temperatur Konstan


P0 = 1 atm = 76 cmHg
T = 320c
d = 1,2cm

r =

d
2

r =

1,2 cm
2

= 0,6

1. Diketahui : P0 = 76 cmHg
p = 0
h = 11,5 cmhg
r = 0,6 cm

Ditanya : V dan Ptotal ?


Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 11,5 cmHg
3

V 12,99 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal =76+0+

11,5 13,6 9,8

Ptotal=1.608,72 cmHg

2. Diketahui : P0 = 76 cmHg
p = 10
h = 13,2 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 13,2 cmHg
V=

14,921 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
P total=76+10+

13,2 13,6 9,8

Ptotal=1.845,29 cmHg
3. Diketahui : P0 = 76 cmHg
p = 20
h = 15,6 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?

Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 15,6 cmHg
3
V 17,634 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal=76+30+

15,6 13,6 9,8

Ptotal=2.185,16 cmHg

4. Diketahui : P0 = 76 cmHg
p = 30
h = 19,2 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 19,2 cmHg
V 21,70 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
P total=76+30+

19,2 13,6 9,8

Ptotal=2.658,97 cmHg
5. Diketahui : P0 = 76 cmHg
p = 40
h = 25 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?

Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 25 cmHg
3
V 27,12 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal=76+ 40+
25 13,6 9,8

Ptotal=3.442 cmHg

6. Diketahui : P0 = 76 cmHg
p = 50
h = 33 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 33 cmHg
3
V 37,30 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal=76+ 49+
33 13,6 9,8

Ptotal=4.524,24 cmHg
A. Pada Tekanan konstan
1. Diketahui : P0 = 76 cmHg
h = 13 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?

Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 13 cmHg
3
V 14,69 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal=76+76+
13 13,6 9,8

Ptotal=1.884,64 cmHg
2. Diketahui : P0 = 76 cmHg
h = 12,5 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
2

V = r h
V =3,14 0,36 cm 12,5 cmHg
3
V 14,13 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal =76+0+

12 ,5 13,6 9,8

Ptotal=1666 cmHg
3. Diketahui : P0 = 76 cmHg
h = 12,1 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
2

V = r h
V =3,14 0,36 cm 12,1 cmHg

V 13,677 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
P total=76+0+

12,1 13,6 9,8

Ptotal=1.688,68 cmHg

4. Diketahui : P0 = 76 cmHg
h = 11,9 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
2

V = r h
V =3,14 0,36 cm 11,9 cmHg

V 13,451cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal =76+0+

11,9 13,6 9,8

Ptotal=1.662,032 cmHg

5. Diketahui : P0 = 76 cmHg
h = 11,8 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 11,8 cmHg
3
V 13,3 38 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal =76+0+

11,8 13,6 9,8

Ptotal=1.648,704 cmHg

6. Diketahui : P0 = 76 cmHg
h = 11,8 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 11,8 cmHg
3

V 13,338 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal =76+0+

11,8 13,6 9,8

Ptotal=1.648, 704 cmHg

7. Diketahui : P0 = 76 cmHg
h = 11,8 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 12,3 cmHg
3

V 13,338 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g

m
s )
Ptotal =76+0+

11,8 13,6 9,8

Ptotal=1.648, 708 cmHg

8. Diketahui : P0 = 76 cmHg
h = 11,8 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 11,8 cmHg
3
V 13,338 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal =76+0+

11,8 13,6 9,8

Ptotal=1,648,708 cmHg
9. Diketahui : P0 = 76 cmHg
h = 11,8 cmhg
r = 0,6 cm
Ditanya : V dan Ptotal ?
Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 11,8 cmHg
3
V 13,338 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal =76+0+

11,8 13,6 9,8

Ptotal=1.648, 704 cmHg


10.

Diketahui : P0 = 76 cmHg
h = 11,8 cmhg
r = 0,6 cm

Ditanya : V dan Ptotal ?


Penyelesaian :
V = r 2 h
V =3,14 0,36 cm 11,8 cmHg
3
V 13,338 cm

Ptotal=P0 + P+ hHg Hg g
m
s )
Ptotal =76+0+

11,8 13,6 9,8

Ptotal=1.648, 704 cmHg

KESIMPULAN
Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada tekanan konstan, ketika suhu gas berkurang maka volume gas juga
berkurang. Jadi suhu berbanding lurus dengan volume gas. Grafik yang
dihasilkan berbentuk garis lurus mendatar karena pertambahan
ketinggian yang teratur.
2. Masing-masing partikel bergerak dalam garis lurus, gerakan partikel
hanya dipengaruhi oleh tumbukan antara masing-masing partikel atau
antara partikel dan dinding. Gaya tarik-menarik antarpartikel sangat kecil
sekali dan dianggap tidak ada (diabaikan).
3. Hukum-hukum gas seperti hukum Boyle, Charles, dan Gay Lussac,
menunjukkan hubungan antara besaran-besaran mikrokospik dari
berbagai macam proses serta perumusannya. Hukum ini digunakan pada
eksperimen sifat-sifat gas ideal.

DAFTAR PUSTAKA

Dogra, S dan Sk Dogra. 1990. Kimia Fisika Dan Soal-Soal.


UI Press: Jakarta.
Giancoli, Douglas. C. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi 5. Erlangga:
Jakarta.
Renreng, Abdullah. 1985. Asas-Asas Ilmu Alam Universitas
Jilid Dua, Badan.
Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri. Indonesia Bagian
Timur.
Sears dan zemasky. 1985. Fisika Untuk Universitas 1.
Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai