CENTRE FOR
FORENSIC ACCOUNTING STUDIES
Biodata
Nama
: Hendi Yogi Prabowo
Tempat/Tgl Lahir
: Tegal/21 Agustus 1980
Pekerjaan
: Dosen Tetap FE-UII
Pendidikan
:
Sarjana Ekonomi - Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta (2002)
Master of Forensic Accounting School of Accounting and Finance, University of
Wollongong Australia (2006)
Doctor of Philosophy Centre for Transnational Crime Prevention, University of
Wollongong Australia (2010)
Fakta
Bribe Payers
Index 2011
Fakta
Corruption
Perceptions Index
2011
FRAUD
A material false statement (pernyataan yang tidak benar)
Knowledge that the statement was false when it was uttered
(pelaku tahu bahwa pernyataan tersebut tidak benar)
Reliance on the false statement by the victim (korban membuat
keputusan berdasarkan pernyataan yang salah tersebut)
Damages resulting from the victims reliance on the false statement
(timbulnya kerugian dari ketergantungan korban terhadap
pernyataan yang salah tersebut)
Contoh
Klasifikasi Kecurangan
Fraud Tree
Akuntansi Forensik
Definisi Sempit
Akuntansi forensik adalah aplikasi ilmu keuangan dan mental investigatif dalam upaya
pemecahan masalah dalam konteks rules of evidence. Sebagai sebuah displin ilmu,
akuntansi forensik mencakup keahlian tentang keuangan, pengetahuan tentang
kecurangan serta pemahaman terhadap realitas bisnis dan cara kerja dari sistem
hukum (Bologna & Lindquist, 1987).
Perluasan Definisi
Dalam prakteknya, banyak jasa yang dapat diberikan oleh seorang akuntan forensik
seperti misalnya saksi ahli, konsultan akuntansi dan keuangan, dan jasa arbitrasi
(Markman, et al., 2006).
Fraud Triangle
Opportunity
Pressure/Motivation
Rationalization
Fraud Triangle
Pertama kali diformulasikan oleh kriminolog Donald Ray Cressey melalui
penelitian doktoralnya. Desertasinya di Indiana University berjudul Criminal
Violation of Financial Trust (1950) menganalisa para pelaku penggelapan
(embezzlement).
Dalam desertasinya Cressey menggunakan istilah trust violator atau
penyalahguna kepercayaan
Kecurangan terjadi ketika seorang penerima kepercayaan menyalahgunakan
kepercayaan yang didapat dari orang lain
Fraud Triangle saat ini menjadi alat analisa utama dalam praktek audit forensik
di dunia
Fraud Triangle
Pressure/Motivation: tekanan/motivasi untuk melakukan
kecurangan (contoh: masalah keuangan, ambisi untuk menjadi
kaya)
Opportunity: kesempatan untuk melakukan kecurangan
(contoh: kurangnya internal control dalam organisasi)
Rationalization: pembenaran terhadap kecurangan yang
dilakukan (contoh: merasa pendapatannya kurang dari yang
seharusnya)
Sumber: ACFE, 2010 Report to the Nations on Occupational Fraud and Abuse
Sumber: ACFE, 2010 Report to the Nations on Occupational Fraud and Abuse
Merancang Strategi
Pencegahan Kecurangan
Strategi Pencegahan
Target: berkurangnya fraud di Indonesia terutama korupsi
Strategi:
Penindakan terhadap kasus yang telah terjadi
Pencegahan agar kasus yang belum terjadi tidak terjadi
Meminimalisir elemen-elemen dalam fraud triangle
Pendekatan
Situational Crime Prevention (SCP)
Mengintervensi situasi yang dapat menimbulkan kecurangan
Meminimalisir opportunity untuk melakukan kecurangan
Merubah persepsi pelaku tentang bahwa mereka dapat terhindar
dari konsekuensi kejahatan yang dilakukan
Menumbuhkan kesan bahwa satu kejahatan adalah sangat beresiko,
sangat sulit dilakukan, dan hasilnya tidak sepantar dengan
pengorbanan yang dilakukan
Dasar Teori
Rational Choice Theory
Pelaku kejahatan dalam melakukan aksinya mempertimbangkan
faktor untung rugi
Pendekatan
Situational Crime Prevention (SCP)
Increase the effort required (meningkatkan tingkat kesulitan untuk
melakukan kejahatan)
Increase the risk (meningkatkan resiko pelaku kejahatan)
Reduce the reward (mengurangi insentif kejahatan)
Reduce the provocation (mengurangi godaan untuk melakukan
kejahatan)
Remove excuses (menghilangkan pembenaran dalam melakukan
kejahatan)
Contoh
Increase the effort required
Contoh: prosedur yang ketat untuk pencairan dana
Remove excuses
Contoh: Menutup celah dalam peraturan yang multitafsir
Evaluasi
Outcome Evaluation
Contoh:
Experimental Method
Quasi-Experimental Design
Non-Experimental Method
Systematic Review
Process Evaluation
Tantangan
Crime Displacement
Tiga elemen, pressure/motivation, opportunity dan
rationalization sebaiknya ada pada prioritas yang sama dalam
pemberantasan kecurangan.
Jika hanya difokuskan pada opportunity saja maka akan sangat
mungkin terjadi fenomena crime displacement (perpindahan
kejahatan).
Crime Displacement
Menurut Felson dan Clarke (1998):
Kejahatan dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain (geographical
displacement)
Kejahatan dapat berpindah dari satu weaktu ke waktu yang lain (temporal
displacement)
Kejahatan dapat berpindah dari satu target ke target yang lain (target
displacement)
Kejahatan yang sama dilakukan dengan dengan metode yang berbeda (tactical
displacement)
Satu jenis kejahatan digantikan dengan jenis kejahatan yang lain (crime type
displacement).
TERIMA KASIH