Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Mengingat
: a.
Bahwa
dalam
rangka
meningkatkan
ketepatan
pelayanan, maka perlu disusun kebijakan asesmen awal
pada populasi khusus di RS JIH Yogyakarta;
b. bahwa berdasarkan huruf a dan b tersebut diatas,
dipandang perlu Direktur Utama membuat Surat
Keputusannya.
: 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 29 Tentang Praktek Kedokteran
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2013 Tentang Keperawatan
5. PMK No 512/Menkes/PER/X/2007 Tentang Ijin Praktek dan
Pelaksanaan Preaktek Kedokteran
6. PMK No 17 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan No HK.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktek Perawat
7. PMK No 1464/Menkes/PER/X/2012 Tentang Ijin dan Penyelenggaraan
Praktek Bidan
8. PMK No 80 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktek Fisioterapis
9. PMK No 26 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktek Tenaga Gizi
10. PMK No 269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis
11. Surat Keputusan Kepala Badan Kerjasama dan Penanaman Modal
Prop.DI Yogyakarta Nomor: 445/650/GR.I/2013 tanggal 12 September
2013 tentang Surat Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit JIH
12. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. UNISIA MEDIKA
FARMA Nomor : 33 Tanggal 24 Februari 2005 yang
dibuat di hadapan Notaris Winahyu Erwiningsih, SH, M.
Hum yang berkedudukan
di Sleman dan telah
mendapatkan pengesahan Menteri Hukum dan Hak
Asasi
Manusia
Republik
Indonesia
berdasarkan
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. C-17298 HT.01.01.TH.2005
tanggal 22 Juni 2005 dan telah diumumkan dalam
lembaran Berita Negara No.84 Tahun 2005 pada
halaman
tambahan-tambahan
No.11273,
Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Nomor: 197 tanggal 24-02-
-2-
MEMUTUSKAN
Menetapka
n
Pertama
Kedua
Ketiga
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : .............20....
RUMAH SAKIT JIH
Direktur Utama,
Pengertian
Proses asesmen awal yang harus dijalankan pada populasi khusus. Selain data
yang dikumpulkan melalui proses asesmen awal, pada populasi ini diperlukan
data khusus sesuai dengan kondisi setiap populasi. Yang dimaksud populasi
khusus adalah:
a.
b.
c.
d.
Sakit terminal: pasien dengan kondisi sakit yang secara medis tidak
mungkin disembuhkan
e.
Pasien sakit kronis atau kesakitan: pasien yang menderita penyakit yang
memerlukan perawatan dalam waktu lama. Pada kondisi ini sebagian pasien
juga mengalami nyeri atau kesakitan
f.
g.
h.
i.
Pasien terlantar atau disakiti: pasien yang mendapatkan ruda paksa baik
fisik maupun mental
j.
k.
l.
II.
Tujuan
Menentukan asesmen awal untuk semua pasien dengan populasi khusus yang
telah ditentukan
III.
Kebijakan
1.
Asesmen awal pada populasi khusus mencakup masalah medis dan non medis,
yang mencakup fisik, psikologi, sosial, ekonomi, gizi, nyeri, risiko jatuh, status
fungsional, riwayat kesehatan,riwayat kesehatan, perencanaan pemulangan dan
kondisi khusus yang diperlukan pada masing-masing populasi
2.
Kondisi khusus pada masing-masing populasi yang harus dicakup pada asesmen
awal adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Pasien sakit kronis atau kesakitan: kondisi fisik maupun psikologis yang
dapat meringankan gejala
f.
g.
h.
i.
Pasien terlantar atau disakiti: status ruda paksa yang didapatkan pasien
j.
Pasien dengan penyakit infeksi atau penyakit menular: resiko penularan dan
kebutuhan ruang isolasi
k.
l.
3.
Asesman awal pada populasi khusus harus dilakukan dalam 24 jam pertama
setelah pasien dirawat inap
4.
Asesmen awal harus dilakukan di rawat inap dan rawat jalan oleh dokter,
perawat dan ahligizi yang kompeten
5.
Semua penilaian dan asesmen awal pada populasi khusus harus dicatat dalam
rekam medis
DIREKTUR UTAMA