Tugas Keselamatan Tambang1
Tugas Keselamatan Tambang1
Pertambagan
B3 K3 Semester4
Disusun oleh
Arifin Wibisono :
Abdi Wahyu Kresna :
12.11.106.701501.0599
12.11.106.701501.0594
Kata Pengantar
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kelompok
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam makalah yang kami buat, terdapat penjelasan tentang Dasar
Hukum K3 Pertambangan berikut juga dengan keterangan
berdasarkan
25 Maret 2014
Disusun
oleh,
Pasal 1
Penguasaan bahan galian
Segala bahan galian yang terdapat dalam wilayah hukum pertambangan
Indonesia
yang merupakan endapan-endapan alam sebagai karunia Tuhan yang Maha
Esa,
adalah kekayaan Nasional bangsa Indonesia dan oleh karenanya dikuasai
dan
dipergunakan oleh Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pasal 2
Istilah-istilah
a. bahan galian : unsur-unsur kimia mineral-mineral, bijih-bijih dan segala
macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan
endapan-endapan alam;
b. hak tanah : hak atas sebidang tanah pada permukaan bumi menurut
hukum Indonesia ;
c. penyelidikan umum: penyelidikan secara geologi umum atau geofisika,
didaratan,
perairan dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud
untuk membuat peta geologi umum atau untuk menetapkan
tanda-tanda adanya bahan galian pada umumnya;
d. eksplorasi: segala penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan
lebih teliti/seksama adanya dan sifat letakan bahan galian;
e. eksploitasi: usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan
bahan galian dan memanfaatkannya;
f. pengolahan dan
pemurnian:
pengerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian serta
untuk memanfaatkan dan memperoleh unsur-unsur yang
terdapat pada bahan galian itu;
g. pengangkuatan: segala usaha pemindahan bahan galian dan hasil
pengolahan
PENGAWASAN PERTAMBANGAN
Pasal 29.
(1) Tata Usaha, pengawasan pekerjaan usaha pertambangan dan
pengawasan hasil pertambangan
dipusatkan kepada Menteri dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
(2) Pengawasan yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini terutama meliputi
keselamatan kerja,
pengawasan produksi dan kegiatan lainnya dalam pertambangan yang
menyangkut
kepentingan umum.
PASAL 1.
Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan:
(1) tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki kerja untuk
keperluan
suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahan
sebagaimana
diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruang lapangan,
halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang
berhubungan
dengan tempat kerja tersebut;
(2) pengurus ialah orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung
sesuatu tempat
kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri;
(3) pengusaha ialah:
a. orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri
dan
untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja;
b. orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan suatu
usaha
bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja
c. orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum
termaksud pada (a) dan (b), jika kalau yang diwakili berkedudukan di wilayah
Indonesia.
(4) direktur ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan
Undang-undang ini
(5) pegawai pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dan
Departemen Tenaga
kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja;
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu
sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun
untuk masyarakat.
3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan
dalam bentuk lain.
4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau
badan-badan
lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam
bentuk lain.
5. Pengusaha adalah :
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan
suatu
perusahaan milik sendiri;
Pasal 78
Pasal 18.
Suatu wilayah Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum, Kuasa
Pertambangan Eksplorasi dan Kuasa Pertambangan Eksploitasi diberikan
dalam proyeksi tegaklurus dari sebidang tanah yang luasnya ditentukan
pada
pemberian Kuasa Pertambangan yang bersangkutan.
Pasal 19.
(1) Luas wilayah yang dapat diberikan untuk satu Kuasa Pertambangan
Penyelidikan Umum tidak boleh melebihi 5.000 (lima ribu) hektare.
(2) Luas wilayah yang dapat diberikan untuk satu Kuasa Pertambangan
Eksplorasi tidak boleh melebihi 2.000 (dua ribu) hektare.
(3) Luas wilayah yang dapat diberikan untuk satu Kuasa Pertambangan
Eksploitasi tidak boleh melebihi 1.000 (seribu) hektare.
Pasal 23.
(1) Kuasa Pertambangan dapat dipindahkan kepada badan/orang lain
dengan izin Menteri.
(2) Izin Menteri hanya dapat diberikan jika pihak yang akan menerima
Kuasa Pertambangan tersebut memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam Undang-undang Pokok Pertambangan dan
peraturan-peraturan pelaksanannya.
(3) Apabila perorangan yang memegang Kuasa Pertambangan meninggal
dan para ahli warisnya tidak memenuhi syarat-syarat termaksud pada
ayat (2) pasal ini, maka dengan izin Menteri, Kuasa Pertambangan
tersebut dapat dipindahkan kepada badan atau orang lain yang telah
memenuhi syarat-syarat tersebut.
Pasal 24.
Dalam pemindahan Kuasa Pertambangan dapat diperhitungkan harga dan
nilai dari modal, alat perusahaan, jasa usaha yang telah ditanamkan atau
yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan Kuasa Pertambangan tersebut.
Pasal 25.
(1) Pemegang Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum yang menemukan
suatu bahan galian dalam wilayah Kuasa Pertambangannya, mendapat
prioritas pertama untuk memperoleh Kuasa Pertambangan Eksplorasi
atas bahan galian tersebut.
(2) Pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi yang telah membuktikan
hasil baik eksplorasinya atas bahan galian yang disebutkan dalam
Kuasa Pertambangannya, mendapat hak tunggal untuk memperoleh
Kuasa Pertambangan Eksplorasi atas bahan galian tersebut.
(3) Apabila pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi dan atau Kuasa
Pertambangan Eksploitasi menemukan bahan galian lain yang tidak
disebutkan dalam Kuasa Pertambangannya, maka kepadanya
diberikan prioritas pertama untuk memperoleh Kuasa Pertambangan
Eksplorasi dan atau Kuasa Pertambangan Eksploitasi atas bahan galian
lain tersebut.
(4) Untuk memperoleh Kuasa Pertambangan dengan prioritas pertama
atau hak tunggal termaksud pada ayat-ayat (1), (2) dan (3) pasal ini,
maka:
a. Pemegang Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum harus
sudah mengajukan permintaan Kuasa Pertambangan Eksplorasi
sebelum berakhir jangka waktu Kuasa Pertambangan
Penyelidikan Umumnya;
b. Pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi harus sudah
mengajukan permintaan Kuasa Pertambangan Eksploitasi
sebelum berakhir jangka waktu Kuasa Pertambangan
Eksplorasinya;
c. Pemegang Kuasa Pertambangan Eksplorasi dan atau Kuasa
Pertambangan Eksploitasi harus sudah mengajukan permintaan
Pasal 46.
(1) Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sesudah
Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum berakhir, atau 6 (enam)
bulan sesudah Kuasa Pertambangan Eksplorasi berakhir, atau 1 (satu)
tahun sesudah Kuasa Pertambangan Eksploitasi berakhir, Menteri
menetapkan jangka waktu di mana kepada Pemegang Kuasa
Pertambangan yang bersangkutan diberikan kesempatan terakhir
untuk mengangkat ke luar segala sesuatu yang menjadi miliknya yang
masih terdapat dalam bekas wilayah Kuasa Pertambangannya, kecuali
benda-benda dan bangunan-bangunan yang telah dipergunakan untuk
kepentingan Umum sewaktu Kuasa Pertambangan yang bersangkutan
masih berlaku.
Segala sesuatu yang belum diangkat ke luar setelah lampaunya jangka
Pasal 3
(1). Untuk pengawasan keselamatan kerja dibidang pertambangan Menteri
langsung
dengan
penyelidikan
umum,
eksplorasi,
studi
Tambang
Permukaan
adalah
suatu
sistem
penambangan
untuk
Kepala
Tekhnik
bertanggung
jawab
Tambang
atas
adalah
seseorang
terlaksananya
serta
yang
memimpin
ditaatinya
dan
peraturan
Juru
ledak
adalah
seseorang
yang
diangkat
oleh
perusahaan
18. Pekerjaan Peledakan adalah pekerjaan yang terdiri dari meramu bahan
peledak, membuat primer, mengisi dan menyumbat lubang ledak, merangkai
dan menyambung suatu pola peledakan, menyambung suatu sirkit alat
penguji atau mesin peledak, menetapkan daerah bahaya, menyuruh orang
menyingkir, dan berlindung, menguji sirkit peledakan, meledakkan lubang
ledak,
menangani
kegagalan
peledakan,
dan
mengendalikan
akibat
25. Gudang bahan peledak utama adalah gudang yang digunakan sebagai
tempat penyimpan bahan peledak yang letaknya tidak terlalu jauh dari
tambang dan dari gudang ini bahan peledak dipakai untuk keperluan
peledakan.
26. Gudang bahan peledak transit adalah gudang yang dipergunakan
sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum diangkut/dipindahkan
kegudang bahan peledak utama.
27. Gudang bahan peledak sementara adalah gudang yang dipergunakan
untuk kegiatan pertambangan pada tahap eksplorasi atau persiapan
penambangan.
28. Kontener adalah gudang bahan peledak yang berbentuk peti kemas yang
terbuat dari plat logam.
29. Bahan mudah terbakar adalah sesuatu bahan yang apabila digunakan
akan menyala, membara, membantu pembakaran atau menghasilkan uap
yang menyala apabila menghasilkan api atau panas.
30. Gas mudah menyala adalah gas yang akan menyala pada kadar oksigen
yang normal di udara.
31. Titik nyala adalah temperatur minimum dari uap yang dihasilkan sesuatu
bahan cair, cukup untuk membentuk campuran uap dan udara yang mudah
menyala terdapat di atas permukaan bahan cair tersebut.
32. Derajat ketahanan api adalah waktu yang dinyatakan dalam menit atau
jam dari sesuatu benda akan tetapi bertahan pada sifat dan bentuknya bila
terkena api.
33. Pesawat angkat (crane) adalah setiap peralatan mesin atau alat yang
digerakkan tenaga mekanis, tenaga listrik atau tenaga hidrolis yang dapat
digunakan sebagai mesin pengangkat termasuk rel atau jalan rel atau alat
pembantu lainnya, tetapi tidak termasuk pemanjat lubang naik (raise
climber) yang dipasang pada sumuran tambang.
Tangki
balast
adalah
kompartemen
yang
dapat
diisi
air
untuk
55. Kabel fleksibel adalah kabel yang dirancang untuk dapat dipindahpinahkan pada waktu digunakan.
56. Metal pelindung kabel adalah besi atau kawat baja yang merupakan
pelapis kabel.
57. Tripping adalah alat pemutus arus listrik otomatis yang bekerja secara
mekanis ataupun elektris.
58.
Lubang
naik
(rise)
adalah
suatu
terowongan
yang
mempunyai
Sistem
angkutan
kawat
(Rope
Haulage
System)
adalah
sistem
73. Alat pemanjat lubang naik adalah semua alat yang mempunyai motor
penggerak atau alat yang menggunakan sistem jalur atau roda gigi sebagai
penariknya yang digunakan sibagai lantai kerja (perancah) pada waktu
melakukan penggalian tegak lurus atau lubang naik yang melereng. Alat
pemanjat luang naik sebagai yang dipasang sebagai alat angkut yang
permanen antara level dengan level didalam tambang tidak termasuk.
74. Lampu keselamatan adalah lampu yang terlindung atau tertutup rapat
sehingga tidak mungkin menyulut udara yang mengandung gas atau debu
yang mudah terbakar yang berada diluar lampu tersebut.
75. Gas metana adalah setiap campuran antara metana dengan udara yang
mudah terbakar yang dapat terjadi secara alami ditambang.
76. Debu mudah terbakar adalah debu yang apabila tersebar/terhambur
secara bebas di udara dapat membentuk bahan yang mudah terbakar.
77. Venturi ventelasi adalah alat yang digunakan untuk mengalirkan udara
melalui saluran penghantar dengan cara memancarkan udara atau air yang
dimampatkan adan termasuk semua jenis alat-alat penghembus (injector)
atau peniup kecuali alat-alat penghembus atau peniup yang digunakan
dalam sistem penirisan gas metana.
78. Detektor gas metana otomastis adalah alat yang sudah diakui dan
digunakan untuk mendeteksi secara terus menerus adanya gas metana dan
apabila disetel akan memberikan tanda peringatan berupa bunyi atau lampu
pada konsentrasi gas metana tertentu.
79. Sistem Pemantauan Gas mentana adalah sistem yang telah diakui yang
digunakan untuk mendeteksi secara terus menerus adanya gas ledak dan
mencatat
hasil
pemantauan.
Alat
pencatat
tersebut
ditempatkan
dipermukaan tanah atau tempat lain yang telah disetujui Pelaksana Inspeksi
Tambang.
80. Lubang Bor adalah lubang yang dibor untuk maksud mengalirkan gas
ledak dari lapisan batubara melalui suatu sistem penirisan gas metana.
81. Penirisan Gas Metana adalah kegiatan untuk mengumpulkan gas metana
didalam suatu tambang sebelum gas tersebut diencerkan dengan udara
secara dikeluarkan dari dalam tambang.
82. Sistem Penirisan Gas metana adalah sistem penirisan gas metana kecuali
untuk penirisan gas metana yang terakumulasi dibagian belakan Road Side
Pack yang menggunakan satu pipa.
83. Ruang Kalorimeter adalah suatu tempat dipermukaan yang digunakan
untuk memantau gas ledak atau kandungan panasnya.
84. Rantai Berjalan Lentur atau Armoured flexible conveyor (AFC) adalah alat
angkut jenis rantai berjalan lentur untuk mengangkut batubara dari pemuka
kerja yang digali dengan alat Drum shearer.
85. Palang (bar) adalah girder atau setiap penyangga melintang.
86. Penyangga batang (Prop) adalah termasuk penyangga gandeng dan
penyangga geser.
87. Penyangga Bertenaga (Powered Support) adalah penyangga yang
bekerja dengan menggunakan tenaga hidrolik atau tenaga pneumatik.
88. Lorong Lalulintas adalah setiap jalan yang digunakan untuk lalulintas
orang dari dan ke tempat kerja dan termasuk jalan yang digunakan sebagai
jalan keluar yang kedua dari dalam tambang.
89. Lorong adalah jalan di Tambang termasuk lubang maju, lubang
melintang, jalan antara dua pilar atau jalan pada sistem penambangan ruang
dan penyangga alami atau jalan untuk pengangkutan.
90. Permuka Kerja adalah ruangan antara garis batas penggalian dengan
deretan penyangga trdekat yang terpasang apabila penyangganya dilepas
secara sistematis dan atau ruangan antara garis batas penggalian sampai
dengan
garis
yang
sejajar
dengan
3,5
meter
dari
daerah
bekas
a. Bagi lulusam Sarjana Muda atau DIII telah memiliki sertifikat kursus Kepala
Teknik
Tambang,
dengan
pengalaman kerja
ditambang terbuka
atau
Pernah
menjabat
sebagai
Pelaksana
Inspeksi
tambang
sekurang-
b. Pernah menjabat sebagai Pelaksana Inspeksi Tambang sekurangkurangnya selama 15 tahun, atau
c. Bagi KepalaTeknik Tambang Kelas II dengan pengalaman 5 tahun menjabat
posisi tersebut.
2) Warga Negara Asing (tenaga ahli asing) bisa salah satu dari:
a. Memiliki mining manager sertifikat yang telah diakreditasi oleh Panitia
Pengesahan Kepala Kepla Teknik Tambang, atau
b. Membuat dan mempresentasikan makalah yang ditetapkan oleh Kepala
Pelaksana inspeksi Tambang.
Pasal 22
Penyimpanan Buku Tambang
(1) Buku Tambang harus selalu tersedia di Kantor Kepala Teknik Tambang dan
salinannya disimpan di Kantor Kepala Teknik Tambang dan salinannya
disimpan di Kantor Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
(2) Buku Tambang dapat dibaca dan dipelajari oleh para pekerja tambang.