Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
indd i
04/02/2013 14:15:53
04/02/2013 14:16:12
iii
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:12
iv
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:12
v
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:13
04/02/2013 14:16:14
vii
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:14
viii
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:15
KATA PENGANTAR
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2012-2021 ini disusun untuk memenuhi amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang
menyatakan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dilaksanakan sesuai dengan
Rencana Umum Ketenagalistrikan dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
RUPTL ini memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 2682.K/21/MEM/2008 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 20082027 dan
draft Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 20122031 yang telah disusun oleh Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral.
RUPTL ini disusun untuk menjadi pedoman pengembangan sarana ketenagalistrikan di seluruh Indonesia
bagi PT PLN (Persero) pada kurun waktu 2012 2021, yang akan digunakan dalam penyusunan rencana
jangka panjang perusahaan dan penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan tahunan.
Sejalan dengan perkembangan dan perubahan kondisi industri kelistrikan di Indonesia, RUPTL ini akan
dievaluasi secara berkala dan diubah seperlunya agar rencana pengembangan sistem kelistrikan lebih
sesuai dengan kondisi terkini.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas kontribusi semua pihak sehingga RUPTL
ini dapat diselesaikan.
Jakarta, Desember 2012
DIREKTUR UTAMA
NUR PAMUDJI
ix
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:16
Daftar Isi
KEPUTUSAN MENTERI ESDM
KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
SINGKATAN DAN KOSAKATA
iii
vii
ix
x
xiii
xiv
xvi
xix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Visi dan Misi Perusahaan
1.4. Tujuan dan Sasaran Penyusunan RUPTL
1.5. Proses Penyusunan RUPTL dan Penanggungjawabnya
1.6. Ruang Lingkup dan Wilayah Usaha
1.7. Sistematika Dokumen RUPTL
1
2
3
3
3
4
6
7
9
10
10
13
14
14
15
.16
17
18
19
19
19
20
20
22
22
22
23
24
24
24
24
25
x
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:16
3.5.2. Masalah Mendesak Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur
3.5.3. Masalah Mendesak Sistem JawaBali
26
27
29
30
30
33
33
34
34
34
36
37
39
40
40
41
42
43
44
45
45
48
48
49
50
51
51
52
53
55
59
63
63
64
66
67
68
71
71
72
74
75
76
76
77
78
79
80
xi
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:16
83
84
85
86
87
88
91
92
93
94
BAB 8 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
95
97
xii
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:17
Daftar Gambar
GAMBAR BAB 1
Gambar 1.1. Proses Penyusunan RUPTL
Gambar 1.2. Peta Wilayah Usaha PT PLN (Persero)
5
7
GAMBAR BAB 5
Gambar 5.1. Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2012 dan 2021
Gambar 5.2. Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2012-2021
Gambar 5.3. Perbandingan Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik RUPTL dan RUKN
Gambar 5.4. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Gabungan Indonesia (GWh)
Gambar 5.5. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Sistem
Jawa-Bali
Gambar 5.6. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Wilayah Operasi Indonesia Barat (GWh)
Gambar 5.7. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Wilayah Operasi Indonesia Timur (GWh)
Gambar 5.8. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (Gabungan Indonesia)
Gambar 5.9. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Sistem Jawa-Bali
Gambar 5.10. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Barat
Gambar 5.11. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur
67
68
69
70
70
GAMBAR BAB 6
Gambar 6.1. Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)
Gambar 6.2. Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Sistem Jawa-Bali
Gambar 6.3. Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Barat
Gambar 6.4. Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur
Gambar 6.5. Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP
84
85
86
87
88
GAMBAR BAB 7
Gambar 7.1. Pemetaan Risiko Implementasi RUPTL
93
47
47
48
63
65
66
xiii
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:17
Daftar Tabel
TABEL BAB 1
Tabel 1.1.
Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL
TABEL BAB 3
Tabel 3.1.
Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh)
Tabel 3.2.
Perkembangan Jumlah Pelanggan (Ribu Unit)
Tabel 3.3.
Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%)
Tabel 3.4.
Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa-Bali 2007-2011
Tabel 3.5.
Kapasitas Terpasang Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur (MW) Tahun 2011
Tabel 3.6.
Daftar Sewa Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur Tahun 2011
Tabel 3.7.
Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa-Bali
Tabel 3.8.
Perkembangan Kapasitas Trafo GI Wilayah Operasi Indonesia Barat
dan Indonesia Timur (MVA)
Tabel 3.9.
Perkembangan Saluran Transmisi Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur (kms)
Tabel 3.10. Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa-Bali
Tabel 3.11. Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa Bali
Tabel 3.12. Kapasitas Pembangkit dan Interbus Transformer (IBT)
Tabel 3.13. Rugi Jaringan Distribusi (%)
Tabel 3.14. SAIDI dan SAIFI PLN
23
23
23
24
24
24
TABEL BAB 4
Tabel 4.1.
Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Jawa-Bali
Tabel 4.2.
Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Luar Jawa Bali
Tabel 4.3.
Potensi Proyek PLTA Berdasarkan Masterplan Of Hydro Power Development
Tabel 4.4.
Potensi dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan
31
32
35
37
TABEL BAB 5
Tabel 5.1.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tabel 5.2.
Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tabel 5.3.
Pertumbuhan Penduduk (%)
Tabel 5.4.
Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
dan Beban Puncak Periode 2011-2021
Tabel 5.5.
Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan
dan Rasio Elektrifikasi Periode 2011-2021
Tabel 5.6.
Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio Elektrifikasi
Tabel 5.7.
Asumsi Harga Bahan Bakar
Tabel 5.8.
Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW
(Peraturan Presiden No. 71/2000 jo Perpres No. 59/209)
Status September 2012
18
19
19
20
20
21
22
22
44
45
45
45
46
46
49
49
xiv
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:17
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Tabel 5.13
Tabel 5.14
Tabel 5.15
Tabel 5.16
Tabel 5.17
Tabel 5.18
Tabel 5.19
Tabel 5.20
Tabel 5.21
Tabel 5.22
Tabel 5.23
Tabel 5.24
Tabel 5.25
Tabel 5.26
Tabel 5.27
Tabel 5.28
Tabel 5.29
Tabel 5.30
Tabel 5.31
Tabel 5.32
Tabel 5.33
Tabel 5.34
Tabel 5.35
Tabel 5.36
Tabel 5.37
Tabel 5.38
Tabel 5.39
Tabel 5.40
Tabel 5.41
Tabel 5.42
Tabel 5.43
Tabel 5.44
TABEL BAB 6
Tabel 6.1
Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)
Tabel 6.2
Kebutuhan Dana Investasi untuk Sistem JawaBali
Tabel 6.3
Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Barat
Tabel 6.4
Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur
Tabel 6.5
Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP
50
51
52
53
54
56
58
59
61
62
63
64
64
66
66
67
67
68
71
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
80
80
80
82
84
85
86
87
88
xv
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:17
Daftar Lampiran
LAMPIRAN A WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT
101
103
105
107
113
115
147
173
183
193
195
197
199
207
209
211
215
217
221
225
227
235
237
239
241
247
249
257
269
277
283
291
301
307
315
321
329
xvi
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:17
A14.
A14.1.
A14.2.
A14.3.
A14.4.
A14.5.
A14.6.
337
339
349
351
359
367
371
381
B1.
383
385
389
393
395
403
411
415
421
423
425
427
B2.
435
437
441
447
451
469
479
487
497
499
501
503
519
521
531
541
553
565
573
581
591
599
xvii
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:17
B12.
B13.
B14.
B15.
B16.
B17.
B18.
B18.1.
B18.2.
B18.3.
B18.4.
B18.5.
B18.6.
B18.7.
B18.8.
B18.9.
B18.10.
B18.11.
B18.12.
B18.13.
PROVINSI MALUKU
PROVINSI MALUKU UTARA
PROVINSI PAPUA
PROVINSI PAPUA BARAT
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)
NERACA DAYA SISTEM-SISTEM ISOLATED WILAYAH OPERASI
INDONESIA TIMUR
Sistem Isolated Provinsi Kalimantan Selatan
Sistem Isolated Provinsi Kalimantan Tengah
Sistem Isolated Provinsi Kalimantan Timur
Sistem Isolated Provinsi Sulawesi Utara
Sistem Isolated Provinsi Sulawesi Tengah
Sistem Isolated Provinsi Sulawesi Selatan
Sistem Isolated Provinsi Sulawesi Tenggara
Sistem Isolated Provinsi Maluku
Sistem Isolated Provinsi Maluku Utara
Sistem Isolated Provinsi Papua
Sistem Isolated Provinsi Papua Barat
Neraca Daya Sistem Isolated Provinsi NTB
Neraca Daya Sistem Isolated Provinsi NTT
605
613
621
631
639
649
659
661
665
677
693
699
709
711
717
725
731
739
743
757
769
771
773
781
795
799
861
921
933
959
963
967
978
1001
1003
1017
1027
1049
1061
1067
1081
1089
xviii
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:17
Air Dried Basis, merupakan nilai kalori batubara yang memperhitungkan inherent moisture saja
Aturan Distribusi
Aturan Jaringan
Beban
Sering disebut sebagai demand, merupakan besaran kebutuhan tenaga listrik yang dinyatakan dengan MWh, MW atau MVA tergantung kepada konteksnya
Beban puncak
Atau peak load / peak demand, adalah nilai tertinggi dari langgam beban suatu sistem kelistrikan dinyatakan dengan MW
bcf
BPP
:
:
BTU
Capacity balance
Captive power
CCS
CCT
CDM
CNG
COD
Daya mampu
Daya terpasang
DAS
DMO
EBITDA
ERPA
Excess power
Kelebihan energi listrik dari suatu captive power yang dapat dibeli oleh
PLN
FSRU
xix
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:17
GAR
Gross As Received, merupakan nilai kalori batubara yang memperhitungkan total moisture
GRK
HRSG
HSD
HVDC
IBT
IGCC
IPP
JTM
JTR
kmr
kms
Life Extension
Program rehabilitasi suatu unit pembangkit yang umur teknisnya mendekati akhir
LNG
LOLP
Loadfactor
MFO
MMBTU
Million Metric BTU, satuan yang biasa digunakan untuk mengukur kalori gas
Mothballed
Pembangkit yang tidak dioperasikan namun tetap dipelihara, tidak diperhitungkan dalam reserve margin
MP3EI
MMSCF
Million Metric Standard Cubic Foot, satuan yang biasa digunakan untuk
mengukur volume gas pada tekanan dan suhu tertentu
MMSCFD
Neraca daya
Jumlah beban puncak sistem-sistem tidak terinterkoneksi tanpa melihat waktu terjadinya beban puncak
Peaking
Prakiraan beban
Reserve margin
xx
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:17
Bab
Pendahuluan
1
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:17
1.1.
Latar Belakang
PT PLN (Persero), selanjutnya disebut PLN, sebagai sebuah perusahaan listrik merencanakan dan
melaksanakan proyek-proyek kelistrikan yang leadtime-nya relatif panjang, sehingga PLN secara alamiah
perlu mempunyai sebuah rencana pengembangan sistem kelistrikan yang berjangka panjang1. Dengan
demikian rencana pengembangan sistem kelistrikan yang diperlukan PLN harus berjangka cukup panjang,
yaitu 10 tahun, agar dapat mengakomodasi leadtime yang panjang dari proyek-proyek kelistrikan.
Perlunya PLN mempunyai rencana pengembangan sistem kelistrikan jangka panjang juga didorong oleh
keinginan PLN untuk mempunyai rencana investasi yang efisien, dalam arti PLN tidak melaksanakan
sebuah proyek kelistrikan tanpa didasarkan pada perencanaan yang baik. Hal ini penting dilakukan
karena keputusan investasi di industri kelistrikan akan dituntut manfaatnya dalam jangka panjang2. Untuk
mencapai hal tersebut PLN menyusun sebuah dokumen perencanaan sepuluh tahunan ke depan yang
disebut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, atau RUPTL.
RUPTL merupakan sebuah pedoman pengembangan sistem kelistrikan bagi PLN sepuluh tahun mendatang
yang optimal, disusun untuk mencapai tujuan tertentu serta berdasarkan pada kebijakan dan kriteria
perencanaan tertentu. Dengan demikian pelaksanaan proyek-proyek kelistrikan di luar RUPTL yang dapat
menurunkan efisiensi investasi perusahaan dapat dihindarkan.
Selain didorong oleh kebutuhan internal PLN sendiri untuk mempunyai RUPTL, dokumen perencanaan ini
juga dibuat oleh PLN untuk memenuhi peraturan dan perundangan yang ada di sekor ketenagalistrikan.
Penyusunan RUPTL tahun 2012-2021 ini untuk memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun
2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan didorong oleh timbulnya kebutuhan untuk
memperbaharui RUPTL 2011-2020 setelah memperhatikan adanya keterlambatan beberapa proyek
pembangkit tenaga listrik seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi, beberapa pembangkit listrik
tenaga air dan pembangkit listrik tenaga uap batubara, baik proyek PLN maupun proyek listrik swasta
atau IPP (independent power producer).
Selanjutnya sejalan dengan UU No.30/2009 dimana pemerintah provinsi (dan juga pemerintah kabupaten/
kota) wajib membuat Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah atau RUKD, maka dalam RUPTL 20122021 ini juga terdapat perencanaan sistem kelistrikan per provinsi. Namun demikian proses optimisasi
perencanaan tetap dilakukan per sistem kelistrikan apabila telah ada jaringan interkoneksi untuk
mengoptimalkan pemanfaatan dan alokasi sumber daya. RUPTL per provinsi tersebut akan bermanfaat
untuk memperlihatkan apa yang telah direncanakan oleh PLN pada setiap provinsi.
Dalam RUPTL ini terdapat beberapa proyek pembangkit yang telah committed akan dilaksanakan oleh
PLN dan beberapa proyek yang telah committed akan dilaksanakan oleh swasta sebagai IPP. Kebutuhan
tambahan kapasitas yang belum committed akan disebut sebagai tambahan kapasitas yang belum
dialokasikan sebagai proyek PLN atau IPP.
Proyek transmisi dan distribusi pada dasarnya akan dilaksanakan oleh PLN. Namun khusus untuk beberapa
ruas transmisi yang menghubungkan suatu pembangkit IPP ke jaringan terdekat dapat dibangun oleh
pengembang IPP.
1
2
Sebagai contoh, diperlukan waktu 8-9 tahun untuk mewujudkan sebuah PLTU batubara kelas 1.000 MW sejak dari rencana awal
hingga beroperasi
Sebuah PLTU batubara diharapkan beroperasi komersial selama 25 30 tahun.
2
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:18
Sesuai dengan regulasi yang ada, RUPTL akan selalu dievaluasi secara berkala untuk disesuaikan dengan
perubahan beberapa parameter kunci yang menjadi dasar penyusunan rencana pengembangan sistem
kelistrikan. Dengan demikian RUPTL selalu dapat menyajikan rencana pengembangan sistem yang
mutakhir dan dapat dijadikan sebagai pedoman implementasi proyek-proyek kelistrikan.
1.2.
Landasan Hukum
1.3.
Pada Anggaran Dasar PLN Tahun 2008 Pasal 3 disebutkan bahwa tujuan dan lapangan usaha PLN
adalah menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan
mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang
ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan
terbatas.
Berkenaan dengan tujuan dan lapangan usaha PLN tersebut di atas, maka visi PLN adalah sebagai berikut:
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan
bertumpu pada Potensi Insani.
Selain visi tersebut, saat ini PLN tengah bercita-cita untuk berubah menjadi perusahaan kelas dunia, bebas
subsidi, menguntungkan, ramah lingkungan dan dicintai pelanggan.
Untuk melaksanakan penugasan Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan mengacu
kepada visi tersebut, maka PLN akan:
1.4.
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan, dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
Pada dasarnya tujuan penyusunan RUPTL adalah memberikan pedoman dan acuan pengembangan sarana
kelistrikan PLN dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik di wilayah usahanya secara lebih efisien dan
lebih terencana, sehingga dapat dihindari ketidak-efisienan perusahaan sejak tahap perencanaan.
3
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:18
Sasaran RUPTL yang ingin dicapai sepuluh tahun ke depan secara nasional adalah pemenuhan kebutuhan
kapasitas dan energi listrik, peningkatan efisiensi dan kinerja sistem kelistrikan sejak dari tahap
perencanaan yang meliputi:
1.5.
3
4
5
RUKN 2008-2027 dan draft RUKN 2012-2031 digunakan sebagai pertimbangan, khususnya mengenai
kebijakan Pemerintah tentang perencanaan ketenagalistrikan, kebijakan pemanfaatan energi primer
untuk pembangkit tenaga listrik, kebijakan perlindungan lingkungan, kebijakan tingkat cadangan
(reserve margin), asumsi pertumbuhan ekonomi dan prakiraan kebutuhan tenaga listrik.
PLN Kantor Pusat menetapkan kebijakan dan asumsi dasar setelah memperhatikan RUKN dan
kebijakan Pemerintah lainnya, seperti pengembangan panas bumi yang semakin besar.
Dilakukan evaluasi terhadap asumsi dasar tersebut dan realisasinya dalam RUPTL perioda
sebelumnya dalam Forum Perencanaan, yaitu sebuah forum pertemuan antara Unit-Unit Bisnis
PLN dan PLN Kantor Pusat untuk membahas dan menyepakati parameter kunci untuk menyusun
prakiraan pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik.
Dengan memperhatikan asumsi-asumsi dasar, terutama pertumbuhan ekonomi, selanjutnya disusun
prakiraan beban (demand forecast), rencana pembangkitan, rencana transmisi dan gardu induk
(GI), rencana distribusi dan rencana pengembangan sistem kelistrikan yang isolated. Penyusunan
ini dilakukan oleh Unit-unit Bisnis dan PLN Kantor Pusat sesuai tanggung-jawab masing-masing.
Demand forecast, perencanaan GI dan perencanaan distribusi dibuat oleh PLN Distribusi/ Wilayah.
Perencanaan transmisi dibuat oleh PLNPenyaluran dan Pusat Pengatur Beban (PLN P3B) atau oleh
PLN Wilayah yang mengelola transmisi. Rencana pembangkitan pada sistem-sistem interkoneksi
yang cukup besar dilakukan oleh PLN Kantor Pusat.
Penyusunan demand forecast oleh PLN Wilayah/Distribusi dibuat dengan metoda regresi ekonometrik menggunakan data historis penjualan energi listrik, pertumbuhan ekonomi, daya
tersambung dan jumlah pelanggan. Selanjutnya dengan memperhatikan proyeksi pertumbuhan
ekonomi dan populasi, dibentuk model yang valid4.
Workshop perencanaan yang melibatkan Unit-Unit Bisnis PLN dan PLN Kantor Pusat dilaksanakan
minimal 1 kali dalam setahun, dimaksudkan untuk memverifikasi dan menyepakati demand forecast,
capacity balance dan rencana gardu induk, rencana transmisi dan rencana pembangkit sistem isolated
yang dihasilkan oleh Unit-unit Bisnis PLN. Pada workshop perencanaan juga dilakukan verifikasi
jadwal COD5 proyek-proyek pembangkit PLN dan IPP, estimasi pasokan gas alam dan LNG/CNG, serta
kebutuhan dan pogram pembangkit sewa untuk mengatasi kekurangan tenaga listrik jangka pendek.
4
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:18
Konsolidasi produk perencanaan sistem dalam seluruh wilayah usaha PLN menjadi draft RUPTL
dan pengusulan pengesahan RUPTL oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dilakukan oleh
PLN Kantor Pusat. RUPTL ini selanjutnya akan menjadi referensi untuk pembuatan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RJPP) lima tahunan, serta menjadi pedoman keputusan investasi tahunan PLN
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
RUPTL
RUKN
Workshop
Perencanaan
Pada workshop demand forecast, PLN Kantor Pusat dan PLN Distribusi/Wilayah membahas dan menyepakati
asumsi-asumsi dasar untuk pembuatan demand forecast di setiap wilayah, dilanjutkan dengan menyusun
demand forecast secara agregat, namun belum dibuat secara spasial6. Berbekal hasil kerja pada workshop
demand forecast tersebut, setiap unit PLN Distribusi/Wilayah kembali ke tempat masing-masing dan
membuat capacity balance atau penjabaran demand forecast secara spasial untuk memperkirakan
kenaikan pembebanan setiap gardu induk dan sinyal penambahan trafo atau gardu induk baru, yang harus
diselesaikan dalam waktu dua bulan.
Pada saat yang sama, PLN Kantor Pusat membuat rencana pengembangan pembangkit pada sistem
interkoneksi dan perencanaan transmisi tegangan tinggi bersama dengan PLN P3B/Wilayah.
Pembagian tanggung jawab penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Tabel1.1.
P3B
Kitlur
Wilayah
Kit
Distr
Pusat
E
E
P, E*)
P
P
P
Demand forecasting
Perencanaan Pembangkitan
Perencanaan Transmisi
Perencanaan Distribusi
Perencanaan GI
Perencanaan Pembangkitan
Isolated
Konsolidasi
E
S
E
S
E
S
E
E
E
E
Keterangan:
E: Pelaksana (Executor); P: Pembinaan (Parenting); U: Pengguna (User); S: Pendukung (Supporting),*)
untuk Sistem Besar
6
Demand forecast spasial menunjukkan bagaimana pertumbuhan demand kelistrikan terdistribusi pada daerah-daerah/locality.
5
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:18
1.6.
Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN telah ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral sesuai Surat Keputusan No. 634-12/20/600.3/2011 tanggal 30 September 2011. Surat keputusan
tersebut menetapkan Wilayah Usaha PLN yang meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia, kecuali yang
ditetapkan oleh Pemerintah sebagai Wilayah Usaha bagi Badan Usaha Milik Negara lainnya, Badan Usaha
Milik Daerah, Badan Usaha Swasta atau Koperasi.
Ruang Lingkup RUPTL 2012-2021 ini mencakup seluruh Wilayah Usaha PLN yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Menteri ESDM tersebut, yaitu tidak termasuk wilayah usaha PT Pelayanan Listrik Nasional
Batam dan PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan, walaupun keduanya merupakan anak perusahaan PLN.
Sejalan dengan organisasi PLN dimana wilayah usaha PLN dibagi menjadi tiga wilayah operasi, yaitu
Indonesia Barat, Indonesia Timur dan Jawa-Bali, maka RUPTL ini akan menjelaskan rencana pengembangan
sistem pada tiga wilayah operasi tersebut. Selain itu RUPTL ini juga menampilkan rencana pengembangan
sistem per provinsi.
Berikut adalah penjelasan mengenai Wilayah Usaha PLN saat ini.
6
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:18
Nusa Tenggara
Pelayanan kelistrikan di Kepulauan Nusa Tenggara dilaksanakan oleh PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat
dan PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur.
Maluku dan Maluku Utara serta Papua
Wilayah usaha PLN di Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara dilayani oleh PLN Wilayah Maluku &
Maluku Utara, dan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dilayani oleh PLN Wilayah Papua.
1.7.
Dokumen RUPTL ini disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bab I menjelaskan latar belakang,
landasan hukum, visi dan misi perusahaan, tujuan dan sasaran, dan sistematika dokumen. Bab II
menjelaskan kebijakan umum pengembangan sarana yang meliputi kebijakan-kebijakan pengembangan
sistem. Bab III menjelaskan kondisi kelistrikan saat ini, Bab IV menjelaskan ketersediaan energi primer. Bab
V menjelaskan rencana penyediaan tenaga listrik, meliputi kriteria dan kebijakan perencanaan, asumsi
dasar, prakiraan kebutuhan listrik dan rencana pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi, serta
neraca energi dan kebutuhan bahan bakar. BabVImenjelaskan kebutuhan investasi. Bab VII menjelaskan
analisis risiko dan langkah mitigasinya. Bab VIII memberikan kesimpulan.
Selanjutnya rencana pengembangan sistem yang rinci diberikan dalam lampiranlampiran yang
menjelaskan rencana kelistrikan setiap sistem kelistrikan dan setiap provinsi.
7
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:18
04/02/2013 14:16:18
9
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:19
Pengembangan sarana kelistrikan dalam RUPTL 2012-2021 ini dibuat dengan memperhatikan RUKN
2008-2027 dan draft RUKN 2012-2031 serta kebijakan perusahaan dalam merencanakan pertumbuhan
penjualan, pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi. Bab II ini menjelaskan kebijakan dimaksud.
2.1.
Sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia pada pertemuan dengan PLN yang juga dihadiri oleh
anggota Kabinet Indonesia Bersatu di Mataram pada tanggal 27 Juli 2010, PLN diminta mempertahankan
bebas pemadaman listrik. Konsekuensi dari arahan tersebut adalah PLN harus menyediakan tenaga listrik
dalam jumlah yang cukup kepada masyarakat di seluruh Indonesia secara terus menerus, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian PLN pada dasarnya bermaksud melayani kebutuhan
tenaga listrik masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam jangka pendek dimana kapasitas pembangkit PLN masih terbatas karena proyek-proyek
pembangkit belum sepenuhnya selesai, PLN telah dan akan memenuhi permintaan tenaga listrik dengan
menyewa pembangkit sebagai solusi interim. Pada tahun-tahun berikutnya dimana penambahan kapasitas
pembangkit dan transmisi diharapkan telah selesai7 dan reserve margin telah mencukupi, maka penjualan
akan dipacu untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembangkit listrik.
RUPTL ini disusun dengan berdasar pada proyeksi kebutuhan tenaga listrik dalam RUKN 2008-2027 yang
diperbaharui dengan draft RUKN 2012-2031 yang telah disusun oleh Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral pada tahun 2012.
RUPTL ini juga disusun untuk mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi secara signifikan dengan
menyambung konsumen residensial baru dalam jumlah yang cukup tinggi setiap tahun, dan melayani semua
daftar tunggu yang ada. Pada daerah-daerah tertentu RUPTL ini telah mempertimbangkan permintaan
listrik yang tinggi karena pelaksanaan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara.
Kebijakan lain yang dianut dalam RUPTL 2012-2021 ini adalah belum diperhitungkannya dampak program
demand side management (DSM) dan program energy eciency dalam membuat prakiraan demand.
Kebijakan ini diambil untuk memperoleh perencanaan pembangkitan yang lebih aman, disamping karena
implementasi kedua program tersebut memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi efektif.
Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik dalam RUPTL ini telah direncanakan cukup tinggi sehingga
diperkirakan akan cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi pada setiap koridor pertumbuhan
ekonomi sebagaimana direncanakan dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI).
2.2.
Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik diarahkan untuk memenuhi pertumbuhan beban yang
direncanakan, dan pada beberapa wilayah tertentu diutamakan untuk memenuhi kekurangan pasokan
tenaga listrik. Pengembangan kapasitas pembangkit juga dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan
pasokan yang diinginkan, dengan mengutamakan pemanfaatan sumber energi setempat, terutama energi
terbarukan.
Proyek-proyek percepatan pembangkit tahap 1 dan 2, proyek pembangkit PLN dan IPP lainnya
10
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:20
Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik sejauh mungkin dilakukan secara optimal dengan
prinsip biaya penyediaan listrik terendah (least cost), dengan tetap memenuhi tingkat keandalan yang
wajar dalam industri tenaga listrik. Biaya penyediaan terendah dicapai dengan meminimalkan net present
value semua biaya penyediaan listrik yang terdiri dari biaya investasi, biaya bahan bakar, biaya operasi
dan pemeliharaan, dan biaya energy not served8. Tingkat keandalan sistem pembangkitan diukur dengan
kriteria Loss of Load Probability (LOLP) dan cadangan daya (reserve margin)9. Pembangkit sewa dan excess
power tidak diperhitungkan dalam membuat rencana pengembangan kapasitas jangka panjang, namun
dalam jangka pendek diperhitungkan untuk menggambarkan upaya PLN dalam mengatasi kondisi krisis
kelistrikan.
Namun demikian, sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk lebih banyak mengembangkan dan
memanfaatkan energi terbarukan, pengembangan panas bumi dan tenaga air tidak mengikuti kriteria
least cost, sehingga dalam proses perencanaan mereka diperlakukan sebagai fixed plant10. Namun
demikian perencanaan pembangkit panas bumi dan tenaga air tetap memperhatikan keseimbangan
supply demand dan besar cadangan yang tidak berlebihan, serta status kesiapan pengembangannya.
Pada beberapa daerah yang merupakan sumber utama energi primer nasional namun telah lama
menderita kekurangan pasokan tenaga listrik, yaitu Sumatera dan Kalimantan, PLN mempunyai kebijakan
untuk membolehkan rencana reserve margin yang tinggi. Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan
pelaksanaan proyek-proyek pembangkit di Kalimantan dan Sumatera seringkali mengalami keterlambatan,
pembangkit existing telah mengalami derating yang cukup besar dan adanya keyakinan bahwa tersedianya
tenaga listrik yang banyak di Sumatera dan Kalimantan akan memicu tumbuhnya demand listrik yang jauh
lebih cepat11.
Untuk mengantisipasi terjadinya kelebihan pasokan pada sistem kelistrikan tertentu yang reserve marginnya direncanakan sangat tinggi, PLN akan memonitor progres implementasi proyek pembangkit dari
tahun ke tahun. Apabila progres fisik proyek pembangkit berjalan baik, maka PLN akan mengimbanginya
dengan mitigasi tertentu. Mitigasi tersebut misalnya pemasaran agresif untuk menyeimbangkan penjualan
dengan pasokan, memastikan interkoneksi dengan sistem kelistrikan lain sehingga dapat dilakukan power
exchange, dan menunda jadwal proyek-proyek pembangkitan berikutnya.
Pemilihan lokasi pembangkit dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber energi primer
setempat atau kemudahan pasokan energi primer, kedekatan dengan pusat beban, prinsip regional
balance topologi jaringan transmisi yang dikehendaki, kendala pada sistem transmisi12, dan kendalakendala teknis, lingkungan dan sosial13.
Untuk memenuhi kebutuhan beban puncak, pembangkit berbahan bakar BBM tidak direncanakan lagi.
Untuk selanjutnya PLN hanya merencanakan pembangkit beban puncak yang beroperasi dengan gas
(LNG, mini LNG, CNG). Apabila ada potensi, PLN lebih mengutamakan pembangkit hidro, seperti pumped
storage, PLTA peaking dengan reservoir.
Proyek PLTGU berbahan bakar gas lapangan (gas pipa) hanya direncanakan apabila terdapat kepastian
pasokan gas.
8
9
10
11
12
13
Biaya energy not served adalah nilai penalti ekonomi yang dikenakan pada objective function untuk setiap kWh yang tidak dapat
dinikmati konsumen akibat padam listrik
LOLP dan reserve margin akan dijelaskan pada Bab IV.
Fixed plant adalah kandidat pembangkit yang langsung dijadwalkan pada tahun tertentu tanpa menjalani proses optimisasi keekonomian.
PLN meyakini bahwa demand listrik di daerah yang telah lama mengalami pemadaman merupakan demand yang tertekan (suppressed demand) dan tidak dapat diproyeksi hanya dengan metoda regresi berdasar data historis.
Pembebanan lebih, tegangan rendah, arus hubung singkat terlalu tinggi, stabilitas tidak baik.
Antara lain kondisi tanah, bathymetry, hutan lindung, pemukiman.
11
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:20
Dalam hal tidak tersedia pasokan gas lapangan, maka PLTGU sebagai pembangkit medium (pemikul beban
menengah) menjadi tidak dapat direncanakan. Konsekuensinya sebagian pembangkit beban dasar, yaitu
PLTU batubara, dapat dioperasikan sebagai pemikul beban menengah dengan capacity factor yang relatif
rendah, walaupun untuk fungsi tersebut PLTU batubara perlu dibantu oleh pembangkit jenis lain yang
mempunyai ramping rate14 tinggi seperti PLTG.
Pengembangan PLTU batubara skala kecil dan PLTGB (pembangkit listrik tenaga gasifikasi batubara) skala
kecil merupakan program untuk menggantikan pembangkit listrik berbahan-bakar BBM pada sistem
kelistrikan skala kecil yang belum dapat dilayani melalui grid extension dalam waktu cukup dekat.
Untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali, PLN telah merencanakan PLTU batubara kelas 1.000 MW dengan
teknologi ultra super critical15 untuk memperoleh efisiensi yang lebih baik dan emisi CO2 yang lebih
rendah. Penggunaan ukuran unit sebesar ini dimotivasi oleh manfaat economies of scale dan didorong
oleh semakin sulitnya memperoleh lahan untuk membangun pusat pembangkit skala besar di Pulau Jawa.
Pertimbangan lainnya adalah ukuran sistem Jawa Bali telah cukup besar untuk mengakomodasi unit
pembangkit kelas 1.000 MW.
Secara umum pemilihan lokasi pembangkit diupayakan untuk memenuhi prinsip regional balance. Regional
balance adalah situasi dimana kebutuhan listrik suatu region dipenuhi sebagian besar oleh pembangkit
yang berada di region tersebut dan tidak banyak tergantung pada transfer daya dari region lain melalui
saluran transmisi interkoneksi. Dengan prinsip ini, kebutuhan transmisi interkoneksi antar region akan
minimal.
Namun demikian kebijakan regional balance ini tidak membatasi PLN dalam mengembangkan pembangkit
di suatu lokasi dan mengirim energinya ke pusat beban melalui transmisi, sepanjang hal tersebut layak
secara teknis dan ekonomis. Hal ini tercermin dari adanya rencana untuk mengembangkan PLTU mulut
tambang skala besar di Sumatera Selatan dan menyalurkan sebagian besar energi listriknya ke pulau Jawa
melalui transmisi arus searah tegangan tinggi (high voltage direct current transmission atau HVDC)16. Situasi
yang sama juga terjadi di sistem Sumatera, dimana sumber daya energi (batubara, panas bumi dan gas)
lebih banyak tersedia di Sumbagsel, sehingga di wilayah ini banyak direncanakan PLTU batubara dan PLTP
yang sebagian energinya akan ditransfer ke Sumbagut melalui sistem transmisi tegangan ekstra tinggi.
Kepemilikan proyek-proyek pembangkitan yang direncanakan dalam RUPTL disesuaikan dengan
kemampuan pendanaan PLN. Mengingat kebutuhan investasi sektor ketenagalistrikan yang sangat besar,
PLN tidak dapat secara sendirian membangun seluruh kebutuhan pembangkit baru. Dengan demikian
sebagian proyek pembangkit akan dilakukan oleh listrik swasta sebagai independent power producer (IPP).
Berikut ini kebijakan PLN dalam mengalokasikan ownership proyek kelistrikan:
Proyek pembangkit direncanakan sebagai proyek PLN apabila PLN telah mendapat pendanaan dari
lender, telah mempunyai kontrak EPC/penunjukan pemenang lelang EPC, atau ditugaskan oleh
pemerintah untuk melaksanakan sebuah proyek pembangkit.
Proyek pembangkit direncanakan sebagai proyek IPP apabila PLN telah menandatangani PPA/Letter
of Intent, PLN telah menyampaikan usulan kepada pemerintah bahwa suatu proyek dikerjakan oleh
IPP, atau pengembang swasta telah memperoleh IUPTL dari Pemerintah.
Proyek pembangkit yang belum direncanakan sebagai proyek PLN atau IPP dimasukkan dalam
kelompok proyek unallocated.
PLTP: Sesuai dengan peraturan dan perundangan di sektor panas bumi, pengembangan PLTP pada
umumnya didorong untuk dikembangkan oleh swasta dengan proses pemenangan WKP melalui
14 Ramping rate adalah kemampuan pembangkit dalam mengubah output-nya, dinyatakan dalam % per menit, atau MW per menit.
15 PLTU ultra super critical merupakan jenis clean coal technology (CCT) yang telah matang secara komersial. Jenis CCT lainnya, yaitu
Integrated Gassification Combined Cycle (IGCC) diperkirakan baru akan matang secara komersial setelah tahun 2024.
16 Persyaratan untuk melaksanakan proyek interkoneksi Sumatera Jawa ini adalah kebutuhan listrik di seluruh wilayah Sumatera
telah terpenuhi dengan cukup.
12
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:20
tender oleh Pemda sebagai total project 17. Sedangkan potensi panas bumi yang WKP-nya dimiliki oleh
Pertamina berdasar regulasi terdahulu, Pertamina dan PLN dapat bekerja sama mengembangkan
PLTP 18. Beberapa WKP PLTP di Indonesia Timur yang dimiliki PLN akan dikembangkan sepenuhnya
sebagai proyek PLN.
2.3.
Pengembangan saluran transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya keseimbangan antara
kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien dengan memenuhi
kriteria keandalan tertentu. Disamping itu pengembangan saluran transmisi juga dimaksudkan sebagai
usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan fleksibilitas operasi.
Proyek transmisi pada dasarnya dilaksanakan oleh PLN, kecuali beberapa transmisi terkait dengan
pembangkit milik IPP yang sesuai kontrak PPA dilaksanakan oleh pengembang IPP. Namun demikian,
terbuka opsi proyek transmisi untuk juga dapat dilaksanakan oleh swasta dengan skema bisnis tertentu,
misalnya build lease transfer (BLT)19. Opsi tersebut dibuka atas dasar pertimbangan keterbatasan
kemampuan pendanaan investasi PLN dan pertimbangan perusahaan swasta dapat lebih fleksibel dalam
hal mengurus perizinan dan pembebasan lahan.
Sejalan dengan kebijakan pengembangan pembangkitan untuk mentransfer energi listrik dari wilayah yang
mempunyai sumber energi primer tinggi ke wilayah lain yang mempunyai sumber energi primer terbatas,
maka sistem Sumatera yang pada saat ini tengah berkembang pesat memerlukan jaringan interkoneksi
utama (backbone) yang kuat mengingat jarak geografis yang sangat luas. Sebagai dampak dari kebijakan
tersebut, dalam RUPTL ini direncanakan pembangunan jaringan interkoneksi dengan tegangan 275 kV AC
pada tahap awal di koridor barat Sumatera dan tegangan 500 kV AC pada saat diperlukan di koridor timur
Sumatera.
Pembangunan interkoneksi point-to-point jarak jauh, melalui laut dan berkapasitas besar memerlukan
teknologi transmisi daya arus searah (HVDC). Kebijakan PLN dalam memilih tegangan transmisi HVDC
adalah mengadopsi tegangan yang banyak digunakan di negara lain, yaitu 500 kV DC dan 250 kV DC20.
Kebijakan utama lainnya adalah pembangunan sistem transmisi dilaksanakan dengan mempertimbangkan
pertumbuhan beban hingga 10 tahun ke depan.
Pada jaringan yang memasok ibukota negara direncanakan looping antar sub-sistem dengan pola operasi
terpisah untuk meningkatkan keandalan pasokan.
Pada saluran transmisi yang tidak memenuhi kriteria keandalan N1 akan dilaksanakan reconductoring dan
uprating.
Perluasan jaringan transmisi dari grid yang telah ada untuk menjangkau sistem isolated yang masih dilayani
PLTD BBM (grid extension) dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan teknis.
17 Total project PLTP adalah proyek dimana sisi hulu (uap) dan hilir (pembangkit listrik) dikerjakan oleh pengembang dan PLN hanya
membeli listrik.
18 Yaitu Pertamina mengembangkan sisi hulu dan PLN membangun power plant, atau Pertamina mengembangkan PLTP sebagai total
project dan PLN membeli listriknya.
19 Skema BLT (build lease transfer) adalah transmisi dibangun dan didanai oleh swasta, termasuk pembebasan lahan dan perizinan
ROW, dan PLN mengoperasikan serta membayar sewa sesuai tarif yang disepakati dan setelah periode waktu tertentu aset transmisi akan ditransfer menjadi milik PLN.
20 Berbeda dengan teknologi HVAC yang mempunyai standar tegangan internasional dan nasional, teknologi HVDC tidak mempunyai
standar tegangan. Pemilihan tegangan HVDC disesuaikan dengan kapasitas daya yang akan disalurkan dan kelas kabel (kabel laut)
yang banyak digunakan di dunia, misalnya 500 kV DC (India, Kanada), 250 kV DC (Jepang, Swedia).
13
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:20
2.4.
Fokus pengembangan dan investasi sistem distribusi secara umum diarahkan pada 4 hal, yaitu: perbaikan
tegangan pelayanan, perbaikan SAIDI dan SAIFI, penurunan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan
yang tua. Kegiatan berikutnya adalah investasi perluasan jaringan untuk melayani pertumbuhan dan
perbaikan sarana pelayanan.
Pemilihan teknologi seperti jenis tiang (beton, besi atau kayu), jenis saluran (saluran udara, kabel bawah
tanah), sistem jaringan (radial, loop atau spindle), perlengkapan (menggunakan recloser atau tidak),
termasuk penggunaan tegangan 70 kV sebagai saluran distribusi ke pelanggan besar, ditentukan oleh
manajemen unit melalui analisis dan pertimbangan keekonomian jangka panjang dan pencapaian tingkat
mutu pelayanan yang lebih baik, dengan tetap memenuhi standard SNI atau SPLN yang berlaku.
2.5.
Pembangunan listrik perdesaan merupakan penugasan Pemerintah kepada PLN untuk melistriki
masyarakat perdesaan yang pendanaannya diperoleh dari APBN, dan diutamakan pada provinsi dengan
rasio elektrifikasi yang masih rendah. Kebijakan yang diambil oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
(DJK) dan PLN dalam pembangunan listrik desa untuk menunjang rasio elektrifikasi 80% dan desa berlistrik
98,9% di tahun 2014 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Departemen ESDM 20102014 adalah:
14
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:21
2.6.
Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi daya dari proyek GI Baru
atau Extension Trafo GI yang pendanaannya diperoleh dari APBN.
Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi daya dari proyek PLTU
skala kecil tersebar dan pembangkit mikro/mini tenaga air yang pendanaannya diperoleh dari
APBN.
Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi daya dari proyek PLTU
skala kecil tersebar yang pendanaannya dari APLN, dengan catatan jalur keluar jaringan distribusi
tersebut belum disediakan dari APLN.
Melistriki desa baru maupun desa lama yang sebagian dari dusun tersebut belum berlistrik, daerah
terpencil dan daerah perbatasan.
Dimungkinkan pemasangan load break switch untuk menunjang perbaikan keandalan jaringan
tegangan menengah dan tiang 14 meter serta konduktor 240 mm2 untuk mengantisipasi kebutuhan
pengembangan sistem.
Dimungkinkan pengadaan hybrid PLTS dan hybrid PLTB21 yang sistemnya terhubung dengan grid
PLN.
Melaksanakan program Listrik Murah dan Hemat dengan target masyarakat nelayan, daerah
tertinggal dan akselerasi rasio elektrifikasi.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk lebih optimal lagi dalam memanfaatkan energi baru dan
terbarukan (EBT) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2010 mengenai penugasan
Pemerintah kepada PLN untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan energi terbarukan, batubara dan gas serta Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No. 02/2010 jo Peraturan Menteri ESDM No. 15/2010 jo Peraturan Menteri ESDM No. 01/2012,
maka PLN akan memprioritaskan pengembangan panas bumi dan tenaga air. Kedua jenis energi baru ini
dapat masuk ke sistem tenaga listrik kapan saja mereka siap, walaupun dengan tetap memperhatikan
kebutuhan demand dan adanya rencana pembangkit yang lain.
Kebijakan ini tidak membatasi PLN untuk merencanakan sebuah proyek PLTA tanpa menganut prinsip
demand driven22 demi mencapai suatu tujuan khusus tertentu, walaupun hal ini hanya dilakukan
secara sangat terbatas dan selektif. Dalam konteks ini PLN merencanakan pembangunan PLTA Baliem
berkapasitas 50 MW23 untuk melistriki 7 kabupaten baru di dataran tinggi Pegunungan Tengah yang sama
sekali belum memiliki listrik. Proyek ini diharapkan akan mendorong kegiatan ekonomi di daerah tersebut
untuk pengolahan sumber daya alam sejalan dengan tujuan MP3EI di koridor Papua Maluku.
Berdasar kebijakan tersebut PLN dalam RUPTL ini merencanakan pengembangan panas bumi yang sangat
besar, pembangkit tenaga air skala besar, menengah dan kecil serta EBT skala kecil tersebar berupa
PLTS, PLTB, biomasa, biofuel dan gasifikasi batubara (energi baru). PLN juga mendorong penelitian dan
pengembangan EBT lain seperti thermal solar power, arus laut, OTEC (ocean thermal energy conversion),
dan fuel cell.
Khusus mengenai PLTS, PLN mempunyai kebijakan untuk mengembangkan centralized PV untuk melistriki
banyak komunitas terpencil yang jauh dari grid pada daerah tertinggal, pulau-pulau terdepan yang
berbatasan dengan negara tetangga dan pulau-pulau terluar lainnya. Hal ini didorong oleh semangat PLN
untuk memberi akses ke tenaga listrik yang lebih cepat kepada masyarakat di daerah terpencil. Lokasi
centralized PV/PLTS komunal dipilih setelah mempertimbangkan faktor tekno-ekonomi seperti biaya
21 PLTS: Pembangkit Listrik Tenaga Surya, PLTB: Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
22 Demand driven adalah sebuah pendekatan perencanaan yang mensyaratkan adanya jaminan demand listrik yang cukup untuk menjustifikasi kelayakan sebuah proyek pembangkit.
23 Dapat dikembangkan menjadi 100 MW.
15
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:21
transportasi BBM ke lokasi dan mengoperasikan PV secara hybrid dengan PLTD yang telah ada sehinggga
mengurangi pemakaian BBM. Selain itu PLN juga memperhatikan, alternatif sumber energi primer/EBT
yang tersedia setempat dan tingkat pelayanan24 yang akan disediakan pada lokasi tersebut.
2.7.
Sesuai misi PLN menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan, dan sejalan dengan komitmen
nasional tentang pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), PLN akan melakukan upaya pengurangan
emisi GRK dari semua kegiatan ketenagalistrikan.
Kebijakan PLN untuk mitigasi perubahan iklim adalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
16
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:21
17
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:21
3.1.
Penjualan tenaga listrik pada lima tahun terakhir tumbuh rata-rata 8,5% per tahun sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh)
Wilayah
2007
2008
2009
2010
2011
120,0
127,6
133,1
145,7
158
7,6
6,4
9,4
10,7
8,5
95,6
100,8
104,1
113,4
120,8
7,4
5,4
3,3
8,9
6,5
14,7
16,4
17,6
19,7
21,5
7,9
11,9
7,2
11,6
9,3
3,9
4,2
4,7
5,1
5,7
7,6
8,2
9,6
10,3
10,1
3,9
4,2
4,6
5,1
5,6
10,2
7,3
8,8
10,7
11,0
1,8
2,0
2,2
2,4
2,7
12,3
8,3
9,9
10,7
13,0
Indonesia
Pertumbuhan (%)
Jawa - Bali
%
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
%
Maluku, Papua dan Nusa Tenggara
%
Rata-rata
8,5
6,3
9,6
9,2
9,6
10,8
Pada Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata penjualan listrik di Jawa Bali (6,3% per tahun)
relatif lebih rendah daripada pertumbuhan rata-rata di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua
dan Nusa Tenggara.
Pertumbuhan penjualan yang rendah di Jawa Bali pada tahun 2007 disebabkan oleh adanya pengendalian
penjualan akibat keterbatasan kapasitas pembangkit pada tahun tersebut26. Selanjutnya pada tahun 2008
mulai terjadi krisis finansial global hingga akhir tahun 2009 yang menyebabkan penjualan tenaga listrik
tahun 2009 hanya tumbuh 3,3%. Pertumbuhan di Jawa pulih kembali dari dampak krisis keuangan global
mulai tahun 2010.
Penjualan tenaga listrik di Sumatera tumbuh jauh lebih tinggi, yaitu rata-rata 9,6% per tahun. Pertumbuhan
ini tidak seimbang dengan penambahan kapasitas pembangkit yang hanya tumbuh rata-rata 5,2% per
tahun, sehingga di banyak daerah terjadi krisis daya yang kronis hingga tahun 2009 dan diatasi dengan
sewa pembangkit sepanjang tahun 2010.
Penjualan tenaga listrik di Kalimantan tumbuh rata-rata 9,2% per tahun, sedangkan penambahan kapasitas
pembangkit rata-rata hanya 1% per tahun, sehingga di banyak daerah terjadi krisis daya dan penjualan
dibatasi.
Penjualan tenaga listrik di Sulawesi tumbuh rata-rata 9,6% per tahun, sementara penambahan kapasitas
pembangkit rata-rata hanya 2,7% per tahun. Hal ini telah mengakibatkan krisis penyediaan tenaga listrik
yang cukup parah hingga tahun 2009 khususnya di Sulawesi Selatan, dan pada tahun 2010 diatasi dengan
sewa pembangkit.
Hal yang sama terjadi di daerah Indonesia Timur lainnya, yaitu Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.
Pertumbuhan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur diperkirakan masih berpotensi
untuk meningkat lebih tinggi karena daftar tunggu yang tinggi akibat keterbatasan pasokan dan rasio
elektrifikasi yang akan terus ditingkatkan.
18
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:22
3.1.1
Jumlah Pelanggan
Realisasi jumlah pelanggan selama tahun 20072011 mengalami peningkatan dari 37,2 juta menjadi 45,6
juta atau bertambah rata-rata 1,68 juta tiap tahunnya. Penambahan pelanggan terbesar masih terjadi
pada sektor rumah tangga, yaitu rata-rata 1,6 juta per tahun, diikuti sektor bisnis dengan rata-rata 87 ribu
pelanggan per tahun, sektor publik rata-rata 45 ribu pelanggan per tahun, dan terakhir sektor industri
rata-rata 700 pelanggan per tahun. Tabel 3.2 menunjukkan perkembangan jumlah pelanggan PLN menurut
sektor pelanggan dalam lima tahun terakhir.
Tabel 3.2. Perkembangan Jumlah Pelanggan (Ribu Unit)
Jenis Pelanggan
Rumah Tangga
Komersial
Publik
Industri
Total
3.1.2
2007
2008
34.508,1
35.835,1
2009
2010
36.897
39.108,5
2011
42.348,312
1.585,1
1.687,3
1.770,4
1.877,6
2.019,03
988,8
1.052,2
1.164,7
1.147,8
1.213,69
46,6
46,3
38.620,9
47,6
39.879,7
48,4
42.182,4
50,027
45.631,059
37.128,6
Rasio Elektrifikasi
Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibagi dengan jumlah
rumah tangga yang ada. Perkembangan rasio elektrifikasi secara nasional dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan, yaitu dari 60,8% pada tahun 2007 menjadi 71,2% pada tahun 2011.
Pada periode tersebut kenaikan rasio elektrifikasi pada wilayah-wilayah Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan pulau lainnya diperlihatkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%)
Wilayah
Indonesia
2007
60,8
2008
2009
62,3
2010
65
2011
67,5
71,23
Jawa-Bali
66,3
68
69,8
71,4
72,325
Sumatera
56,8
60,2
60,9
67,1
69,38
Kalimantan
Sulawesi
Indonesia Bagian Timur
54,5
53,6
30,6
53,9
54,1
30,6
55,1
54,4
31,8
62,3
62,7
35,7
64,25
66,63
44,24
Pada Tabel tersebut terlihat bahwa terjadi pertumbuhan rasio elektrifikasi yang tidak merata pada masingmasing daerah, dengan rincian sebagai berikut:
Sumatera: rasio elektrifikasi mengalami pertumbuhan sekitar 2,5% per tahun.
Sulawesi: pertumbuhan rasio elektrifikasinya sekitar 2,6% per tahun. Rasio elektrifikasi naik cukup
tajam pada tahun 2010 karena adanya pembangkit sewa.
Jawa Bali: rasio elektrifikasi mengalami pertumbuhan sekitar 1,2% per tahun.
Kalimantan: rasio elektrifikasi mengalami kenaikan cukup signifikan mulai tahun 2009 karena
teratasinya masalah pembangkitan dengan adanya beberapa pembangkit sewa.
Indonesia bagian Timur: rasio elektrifikasi mengalami pertumbuhan 2,7% per tahun. Kesulitan utama
adalah keterbatasan kemampuan pembangkit dan situasi geografis yang tersebar.
3.1.3
Pertumbuhan beban puncak sistem Jawa Bali dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.4. Dari
Tabel tersebut dapat dilihat bahwa beban puncak tumbuh relatif rendah, yaitu rata-rata 5,2%, dengan
loadfactor cenderung meningkat, hal ini dicerminkan juga oleh pertumbuhan energi yang relatif tinggi,
19
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:22
yaitu rata-rata 8,5% (lihat Tabel 3.1). Perbaikan loadfactor terjadi karena adanya kebijakan pembatasan
penggunaan daya pada saat beban puncak pada konsumen besar dan penerapan tarif multiguna untuk
mengendalikan pelanggan baru27.
Tabel 3.4. Pertumbuhan Beban Puncak Sistem JawaBali 20062010
Deskripsi
Satuan
2007
2008
2009
2010
2011
26.664
Kapasitas Pembangkit
MW
22.236
22.296
22.906
23.206
Daya Mampu
MW
20.309
20.369
21.784
21.596
23.865
MW
16.840
16.892
17.835
18.756
20.439
MW
%
16.251
5,6
16.301
0,3
17.211
5,6
18.100
5,2
19.739
9,05
76
78,7
77,7
79,5
77,76
Faktor Beban
Informasi mengenai pertumbuhan beban puncak 5 tahun terakhir untuk sistem kelistrikan di luar Jawa Bali
tidak dapat disajikan seperti di atas karena sistem kelistrikan di luar Jawa Bali masih terdiri dari beberapa
subsistem yang beban puncaknya noncoincident.
3.2.
Pada tahun 2011 kapasitas terpasang pembangkit PLN dan IPP di Indonesia adalah 34.329 MW yang terdiri
dari 26.664 MW di sistem Jawa-Bali dan 7.665MW di sistem-sistem kelistrikan Wilayah Operasi Indonesia
Barat dan Indonesia Timur. Pembangkit sewa tidak termasuk dalam angka tersebut.
Provinsi
PLTD
Aceh
Sumatera Utara
PLTG
PLTGU
PLTU
PLTA/M
PLTP
Jumlah
PLN
217,5
0,0
0,0
0,0
1,8
0,0
219,0
37,6
203,5
203,5
0,0
490,0
140,0
871,0
IPP (MW)
PLTD
PLTG
PLTGU
Jumlah
IPP
PLTU
Jumlah
PLTP
183,0
0,0
219,0
11,0
1.065,0
0,0
1.359,0
Sumatera Barat
32,8
54,0
817,9
200,0
254,2
0,0
1.359,0
Riau
86,7
59,7
59,7
0,0
0,0
114,0
260,0
Kep. Riau
81,6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
82,0
82,0
Bengkulu
21,6
0,0
0,0
0,0
0,0
233,9
256,0
256,0
Sumatera Selatan
30,9
175,5
175,5
40,0
285,0
0,0
531,0
Jambi
49,4
78,0
78,0
0,0
0,0
0,0
127,0
127,0
Bangka Belitung
91,8
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
92,0
92,0
Lampung
260,0
230,0
227,0
988,0
65,8
18,0
18,0
0,0
200,0
119,6
403,0
403,0
Kalimantan Barat
194,8
34,0
34,0
0,0
0,0
1,6
230,0
230,0
Kalimantan
Selatan
125,8
21,0
21,0
0,0
130,0
30,0
307,0
307,0
20
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:22
Tabel 3.5. Kapasitas Terpasang Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur (MW) Tahun 2011
PLN (MW)
Provinsi
PLTD
Kalimantan
Tengah
Kalimantan Timur
PLTG
PLTGU
PLTU
78,1
0,0
0,0
0,0
PLTA/M
0,0
PLTP
0,0
Jumlah
PLN
PLTGU
PLTU
38,4
60,0
0,0
0,0
322,0
0,0
0,0
0,0
10,0
55,4
199,0
Gorontalo
31,7
0,0
0,0
0,0
0,0
1,5
33,0
Sulawesi Tengah
110,2
0,0
0,0
0,0
30,0
8,6
149,0
Sulawesi Selatan
72,7
122,72
122,7
0,0
12,5
151,1
359,0
6,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
6,0
11,0
3,0
27,0
60,0
60,0
Jumlah
PLTP
45,0
38,4
73,3
Maluku
PLTG
11,0
223,9
Sulawesi Tenggara
PLTD
Jumlah
IPP
78,0
Sulawesi Utara
Sulawesi Barat
IPP (MW)
Lanjutan
135,0
89,0
45,0
367,0
3,0
202,0
0,0
33,0
3,0
30,0
179,0
12,0
267,0
626,0
6,0
89,7
0,0
0,0
0,0
0,0
1,6
91,0
91,0
134,6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
135,0
135,0
62,0
Maluku Utara
62,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
62,0
Papua
89,6
0,0
0,0
0,0
0,0
2,0
92,0
Papua Barat
53,7
0,0
0,0
0,0
2,0
0,0
56,0
0,0
56,0
144,8
0,0
0,0
0,0
0,9
0,0
146,0
0,0
146,0
NTB
NTT
TOTAL
137,5
0,0
0,0
0,0
1,1
0,0
139,0
2.344,5
804,9
917,9
1.357,5
1.119,2
60,0
6.604,0
92,0
60,0
365,0
310,0
201,0
11,0
0,0
139,0
1.007,0
7.611,0
Beban puncak sistem kelistrikan Indonesia Barat dan Indonesia Timur mencapai 6.620 MW pada tahun
2011. Jika beban puncak dibandingkan dengan daya mampu pembangkit pada saat ini dan apabila
menerapkan kriteria cadangan 40%, maka diperkirakan terjadi kekurangan sekitar 2.000 MW.
Untuk menanggulangi kekurangan pembangkit tersebut, hampir seluruh unit usaha PLN di Indonesia barat
dan Timur telah melakukan sewa pembangkit. Kapasitas pembangkit sewa yang ada di Wilayah Operasi
Indonesia Barat dan Indonesia Timur pada tahun 2011 mencapai 3.031 MW sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Daftar Sewa Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat
dan Indonesia Timur (MW) Tahun 2011
No
PLN Wilayah
PLTD
PLTG
PLTMG
Kapasitas (MW)
Aceh
Sumut
12
12
Sumbar
29
29
4
5
113
77
113
77
S2JB
22
22
Kit Sumbagsel
135
424
Kit Sumbagut
407
46
Kalbar
235
235
10
Kalselteng
205
205
11
Kaltim
138
12
Sulselrabar
352
352
13
Sulutenggo
184
184
14
Maluku
80
80
15
Papua
90
90
16
NTB
147
147
17
NTT
59
59
Jumlah
194
2.477
194
20
490
51
610
453
13
64
171
3.031
21
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:22
Jumlah
No
Jenis Pembangkit
IPP
PLTA
2.392
150
2.542
10%
PLTU
107
3.012
137
51%
MW
PLTG
2.035
300
2.335
9%
4
5
PLTGU
PLTP
6.916
375
0
685
6.916
1.060
26%
4%
PLTD
Jumlah
3.3.
105
105
0%
22.517
4.147
26.664
100%
2007
2008
2009
2010
2011
Sumatera
275/150 kV
160
160
160
160
410
150/20 kV
4.474
4.804
5.170
5.920
6.215
70/20 kV
360
360
350
335
395
150/20 kV
1.174
1.174
1.383
1.453
1.553
70/20 kV
157
157
153
187
148
Kalimantan
22
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:22
2007
2008
2009
lanjutan
2011
2010
Sulawesi
150/20 kV
1.045
1.074
1.064
1.064
1.267
70/20 kV
546
606
546
560
514
Sub-Total
275/150 kV
160
160
160
160
410
150/20 kV
6.693
7.052
7.617
8.437
9.035
70/20 kV
1.063
1.123
1.049
1.082
1.057
2007
2008
2009
2010
2011
275 kV
150 kV
70 kV
781
7.739
334
781
8.423
334
1.011
8.221
334
1.011
8.224
331
1.028
8.439
332
150 kV
70 kV
1.305
123
1.429
123
1.429
123
1.567
123
1.680
123
150 kV
70 kV
1.839
505
1.957
505
1.957
519
2.304
528
2.988
528
275 kV
150 kV
70 kV
781
1.0883
962
781
1.1809
962
1.011
11.607
976
1.011
12.095
982
1.028
13.107
983
Kalimantan
Sulawesi
Sub-Total
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa pembangunan sarana transmisi meningkat rata-rata 3,9% per tahun dalam
kurun waktu 2007-2011, dimana panjang saluran transmisi pada tahun 2007 sekitar 12.626 kms meningkat
menjadi 15.118 kms pada tahun 2011.
Unit
2007
2008
2009
2010
2011
150/20 kV
MVA
26.070
26.150
27.080
28.440
33.720
70/20 kV
MVA
2.800
2.750
2.740
2.750
2.727
Jumlah
MVA
28.870
28.900
29.820
31.190
36.447
Beban Puncak
MW
16.260
16.310
17.210
18.100
19.739
Unit
2007
2008
2009
2010
2011
500 kV
kms
5.050
5.090
5.110
5.050
5.052
150 kV
kms
11.610
11.850
11.970
12.370
12.906
70 kV
kms
3.580
3.610
3.610
3.610
3.474
32 Sumber: Statistik PT PLN (Persero) tahun 2011 untuk kapasitas pembangkit PLN.
33 Sumber: Statistik PT PLN (Persero) tahun 2011 untuk kapasitas pembangkit PLN.
34 Sumber: Statistik PT PLN (Persero) tahun 2011 untuk kapasitas pembangkit PLN.
23
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:22
Dari Tabel 3.11 dapat dilihat bahwa panjang saluran transmisi 70 kV tidak bertambah, bahkan sedikit
berkurang karena ditingkatkan (uprated) menjadi 150 kV guna meningkatkan kapasitas, keandalan dan
perbaikan kualitas pelayanan ke konsumen.
Keseimbangan kapasitas pembangkit dengan kapasitas trafo interbus (IBT) dan trafo GI per sistem
tegangan 500 kV, 150 kV dan 70 kV dalam kurun waktu 5tahun terakhir diperlihatkan oleh Tabel 3.12.
Tabel 3.12. Kapasitas Pembangkit dan Interbus Transformer (IBT)35
Level Tegangan
Satuan
2007
2008
2009
2010
2011
MW
12.970
12.970
12.970
12.970
Trf. 500/150 kV
MVA
17.000
17.000
17.500
19.500
14.221
24.000
MW
8.990
9.010
10.110
10.410
11.480
Trf. 150/70 kV
MVA
3.580
3.580
3.820
3.820
3.820
Kit. Sistem 70 kV
MW
270
270
270
270
270
Trf. 150/20 kV
MVA
26.070
26.150
26.330
28.440
29.660
Trf. 70/20 kV
MVA
2.800
2.750
2.740
2.750
2.750
3.4.
Berikut ini diberikan perbaikan susut jaringan dan keandalan sistem distribusi pada lima tahun terakhir.
2007
2008
8,84
2009
8,29
7,93
2010
7,09
2011
7,34
2007
2008
2009
2010
2011
SAIDI (jam/pelanggan/tahun)
28,94
80,90
16,70
7,00
4,71
SAIFI (kali/pelanggan/tahun)
12,77
13,33
10,78
6,85
4,90
Gambaran mengenai kondisi kelistrikan saat ini yang lebih detail dapat dilihat pada Lampiran A, B dan C
yang menampilkan kondisi kelistrikan per provinsi.
3.5.
Masalah mendesak yang saat ini dihadapi PLN antara lain upaya memenuhi daerah-daerah yang kekurangan
pasokan listrik dan mengganti pembangkit berbahan bakar minyak dengan bahan bakar non minyak serta
melistriki daerah yang belum mendapatkan pasokan listrik, termasuk daerah-daerah perbatasan dan
terpencil, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
35 Sumber : Laporan Evaluasi Operasi Tahunan P3B Jawa Bali tahun 2011
36 SAIDI adalah System Average Interruption Duration Index, SAIFI adalah System Average Interruption Frequency Index
24
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:22
Pada tahun 2011 sistem kelistrikan Sumatera pada dasarnya mengalami kekurangan pasokan daya.
Sistem Sumbagut hampir sepanjang tahun tidak mempunyai cadangan operasi, sering mengalami defisit
dan mengoperasikan banyak pembangkit berbahanbakar BBM (lebih dari 60%). Sistem Sumbagsel juga
mengalami hal yang sama, yaitu hampir sepanjang tahun tidak mempunyai cadangan operasi yang
cukup, bahkan kira-kira 4 bulan dalam setahun dalam kondisi defisit daya. Gas, batubara dan hidro sudah
mengambil peran besar dalam pembangkitan di Sumbagsel.
Pada saat ini hampir 100% pasokan listrik di Kalimantan Barat bersumber dari pembangkit berbahan
BBM. Kecukupan dan keandalan pasokan masih relatif rendah dengan cadangan pembangkitan yang tidak
memadai. Kebutuhan listrik untuk daerah perdesaan di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Sarawak
juga masih belum tercukupi.
Sistem kelistrikan di wilayah operasi Indonesia Timur tahun 2011 banyak yang dalam kondisi krisis termasuk
pada sistem-sistem yang melayani ibukota Provinsi yaitu sistem Barito dan Mahakam di Kalimantan, sistem
Sulsel, Kendari, Minahasa-Gorontalo dan Palu di Sulawesi, sistem Lombok, Ambon, Ternate dan sistem
Jayapura. Sistem-sistem tersebut beroperasi dalam kondisi tanpa cadangan yang cukup sehingga apabila
terjadi gangguan pada salah satu pembangkit akan mengakibatkan pemadaman.
Demikian juga dengan kondisi sistem kecil yang melayani ibukota kabupaten, beberapa diantaranya
mengalami krisis dan bahkan sebagian diantaranya sudah mengalami defisit daya sehingga sering terjadi
pemadaman.
Realisasi operasi sistem kelistrikan Jawa Bali sepanjang tahun 2011 pada umumnya berjalan normal dan
aman, namun selama perioda beban puncak mengalami defisit daya sebanyak 165 kali sehingga dilakukan
load curtailment, dan 104 kali dalam kondisi kurang cadangan operasi. Hidrologi waduk kaskade Citarum
selama tahun 2011 termasuk kategori kering, sehingga hanya berpoduksi 75% dari rencana. Transfer
listrik dari region timur/tengah ke region barat masih dalam batas termal dan stabilitas. Sebagian besar
GITET 500 kV mengalami tegangan di bawah standar37, demikian juga dengan GI 150 kV. Namun demikian
masih terdapat banyak ruas transmisi 150 kV yang pembebannya telah melampaui kriteria keadalan N-1,
terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pembebanan sebagian besar trafo IBT 500/150 kV telah sangat
tinggi, yaitu mendekati 80%-100%, demikian pula halnya dengan pembebanan trafo 150/20kV.
25
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:22
Sewa pembangkit tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut: (i) memenuhi
kekurangan pasokan listrik dalam waktu cepat dan bersifat sementara sebelum pembangkit utama nonBBM beroperasi; (ii) menggantikan pembangkit BBM eksisting yang tidak efisien dengan PLTD yang
mempunyai sfc (specific fuel consumption) lebih baik; (iii) menaikkan rasio elektrifikasi secara cepat pada
daerah yang elektrifikasinya tertinggal dan tidak tersedia sumber daya EBT lainnya. Sewa pembangkit
tersebut meliputi sewa PLTD MFO/HSD, PLTG gas, PLTMG (gas engine) dan PLTGB.
3.5.2. Masalah Mendesak Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur
Hal hal yang mendesak pada wilayah operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur adalah sebagai berikut.
Pembangkitan
Mempercepat pembangunan gardu induk dan IBT 275/150 kV pada sistem transmisi 275kV di jalur
barat Sumatera (Lahat - Lubuk Linggau Bangko - Muara Bungo Kiliranjao).
Mempercepat pembangunan transmisi 275 kV Kiliranjao Payakumbuh Padang Sidempuan dan
Payakumbuh - Garuda Sakti.
Mempercepat penyelesaian konstruksi transmisi 275 kV Simangkok Galang dan IBT 275/150 kV di
Galang.
Mempercepat konstruksi transmisi 275 kV PLTU Pangkalan Susu Binjai dan IBT 275/150 kV di Binjai
yang harus dapat beroperasi seiring dengan beroperasinya PLTU Pangkalan Susu pada tahun 2014.
Mempercepat pembangunan transmisi 275 kV jalur timur Sumatera dari Betung New Aur Dur.
26
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:22
Mempercepat proyek transmisi 275 kV interkoneksi Kalbar-Serawak agar dapat beroperasi pada
akhir tahun 2014 untuk memenuhi kebutuhan sistem Kalbar, mengurangi ketidak-pastian kecukupan
daya, menurunkan biaya produksi dan meningkatkan keandalan.
Mempercepat interkoneksi 150 kV Batam-Bintan melalui kabel laut untuk memenuhi kebutuhan
sistem Bintan dan menurunkan biaya produksi di pulau Bintan.
Mempercepat interkoneksi 150 kV Sumatera-Bangka melalui kabel laut. Tujuan interkoneksi adalah
untuk memenuhi kebutuhan listrik di pulau Bangka karena ketidak-pastian penyelesaian proyek PLTU
disana, menurunkan biaya produksi dan meningkatkan keandalam sistem kelistrikan di pulau Bangka.
Interkoneksi dengan kabel laut ini diharapkan dapat beroperasi pada 2015.
Mempercepat penyelesaian konstruksi interkoneksi 150 kV Kalselteng - Kaltim dan sistem
interkoneksi 150 kV Sulut Gorontalo.
Mempercepat penyelesaian konstruksi transmisi 150 kV PLTA Poso Palu, transmisi 70 kV sistem
Ambon, sistem Ende, sistem Kupang dan sistem Jayapura, serta mempercepat penyelesaian kabel
bawah tanah 150 kV Tanjung Bunga Bontoala.
Mempercepat pembangunan transmisi 150 kV Bangkanai Muara Teweh Buntok Tanjung.
27
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:22
04/02/2013 14:16:22
29
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:23
4.1.
Batubara
Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM pada tahun 2010, sumber daya batubara Indonesia adalah
104,8 milyar ton yang tersebar terutama di Kalimantan (51.9 milyar ton) dan Sumatera (52,5 milyar ton),
namun cadangan batubara dilaporkan hanya 21,1 milyar ton (Kalimantan 9,9 milyar ton, Sumatera 11,2
milyar ton).
Sekitar 22% dari batubara Indonesia berkualitas rendah (low rank) dengan kandungan panas kurang dari
5100 kkal/kg, sebagian besar (66%) berkualitas medium (antara 5100 dan 6100 kkal/kg) dan hanya sedikit
(12%) yang berkualitas tinggi (61007100 kkal/kg). Angka ini dalam adb (ash dried basis)39. Walaupun
cadangan batubara Indonesia tidak terlalu besar, namun tingkat produksi batubara sangat tinggi, yaitu
mencapai 370 juta ton pada tahun 201140. Sebagian besar dari produksi batubara tersebut diekspor ke
China, India, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan dan negara lain41. Produksi pada tahun-tahun mendatang
diperkirakan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan domestik dan semakin menariknya
pasar batubara internasional. Jika tingkat produksi tahunan adalah 400 juta ton, maka seluruh cadangan
batubara Indonesia yang 21,1 milyar ton diatas akan habis dalam waktu sekitar 50 tahun apabila tidak
dilakukan eksplorasi baru. Untuk menjamin pasokan kebutuhan domestik yang terus meningkat,
Pemerintah telah menerapkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) yang mewajibkan produsen
batubara untuk menjual sebagian produksinya ke pemakai dalam negeri.
PLN pada saat ini telah dapat mengelola pasokan batubara dengan lebih baik dari aspek kecukupan
dan kualitas. Harga batubara di pasar internasional yang cenderung turun sepanjang tahun 2012 akibat
melemahnya demand batubara global telah membuat ketersediaan batubara untuk pasar domestik
meningkat.
Dalam RUPTL tahun 2012-2021 ini terdapat rencana pengembangan beberapa PLTU mulut tambang di
Sumatera. Definisi PLTU mulut tambang di sini adalah PLTU batubara yang berlokasi di dekat tambang
batubara low rank yang tidak mempunyai infrastruktur transportasi yang memungkinkan batubara
diangkut ke pasar secara besar-besaran, sehingga batubara low rank di tambang tersebut pada dasarnya
menjadi tidak tradable. Dengan definisi seperti itu, harga batubara untuk PLTU mulut tambang diharapkan
ditetapkan dengan formula cost plus.
PLTU batubara dirancang untuk memikul beban dasar sejalan dengan harga batubara yang relatif
rendah dibandingkan harga bahan bakar fosil lainnya. Namun pembakaran batubara menghasilkan emisi
karbon dioksida yang menimbulkan efek pemanasan global, disamping menghasilkan polusi partikel dan
limbah kimia yang dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan lokal. Dengan demikian
pengembangan pembangkit listrik berbahanbakar batubara memperhatikan dampak lingkungan yang
ditimbulkannya. Penggunaan teknologi ultra-supercritical pada PLTU menjadi perhatian PLN dalam
merencanakan PLTU skala besar di pulau Jawa. Teknologi batubara bersih (clean coal technology) lainnya,
yaitu IGCC (integrated gasification combined cycle) dan CCS (carbon capture & storage) belum direncanakan
dalam RUPTL ini karena teknologi ini belum matang secara teknis dan komersial.
30
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:24
Namun pada kenyataannya kebutuhan gas alam untuk pembangkitan tenaga listrik di Indonesia tidak selalu
tercukupi. PLN menghadapi persoalan kecukupan pasokan gas di hampir seluruh pembangkitnya yang
berbahan bakar gas. Pasokan gas ke pusat pembangkit PLN pada kenyataannya mengalami penurunan,
ketidakpastian bahkan kelangkaan pasokan dalam beberapa tahun terakhir ini sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Disamping cadangan gas lapangan terus mengalami depletion, PLN juga
menghadapi kesulitan dalam memperoleh akses ke sumber-sumber gas alam yang besar, karena sumbersumber gas yang besar tersebut pada umumnya telah terikat dengan kontrak jangka panjang dengan
pembeli luar negeri. Namun demikian PLN terus berupaya untuk memperoleh pasokan gas dari sumbersumber tersebut dan mulai menunjukkan hasil. Sebagai contoh, PLN telah memperoleh pasokan LNG dari
Bontang untuk FSRU Jakarta yang memasok Muara Karang dan Priok, dan PLN telah memperoleh indikasi
pasokan LNG dari Tangguh untuk dikirim ke Arun.
Tabel 4.1 Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di JawaBali
No
Pembangkit
Pemasok
PHE ONWJ (GSA)
Muara Karang
dan Priok
2 Muara Tawar
2012
100
20
27
2013
100
2014
80
100
167
167
167
133
133
247
267
247
217
174
133
25
25
25
25
25
PGN (GSA)
79
79
79
79
79
20
20
20
33
25
Jumlah
PGN (GSA)
Jumlah
Kodeco (GSA)*
Hess (GSA)
2019
2020
2021
133
133
133
133
133
133
133
133
79
15
15
15
15
149
131
126
126
101
22
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
116
111
116
116
116
116
116
116
25
50
50
50
50
50
50
50
50
25
161
166
166
166
166
166
166
166
110
110
SPP (GSA-IP)
Jumlah
2018
157
5 Gresik
2017
41
Jumlah
CNOOC (GSA)
4 Tambaklorok
2016
50
PHE ONWJ
3 Cilegon
2015
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
KEI (GSA)
110
130
130
60
60
60
60
60
60
60
MKS (GSA)
22
22
100
100
100
100
100
100
100
100
292
312
280
210
210
210
210
210
210
210
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
20
20
20
20
17
17
17
17
17
17
17
WNE (GSA)
Petronas-Bukit Tua (potensi-PJB)
Ext Kodeco
Jumlah
6 Grati
80
80
80
80
50
50
40
20
20
20
886
943
1.009
909
836
770
681
639
639
639
Berikut ini situasi pasokan gas untuk pembangkit utama PLN di sistem Jawa Bali.
Muara Karang dan Priok
Dibandingkan dengan RUPTL tahun sebelumnya, pasokan gas untuk Muara Karang dan Priok pada RUPTL
2012-2021 mengalami penurunan menjadi sebagai berikut.
31
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:24
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
RUPTL 2011-2020
295
295
295
240
140
140
140
140
RUPTL 2012-2020
267
247
217
174
133
133
133
133
Mengingat peran Muara Karang dan Priok sangat strategis dalam memasok kota Jakarta dan peran
tersebut tidak dapat digantikan oleh pembangkit lain di luar area Jakarta, maka hingga tahun 2021 kedua
pembangkit tersebut harus senantiasa dioperasikan dengan output yang tinggi (bersifat must run). Untuk
mengoperasikan kedua pusat pembangkit tersebut akan dibutuhkan gas dalam jumlah yang lebih besar
daripada yang ditunjukkan dalam Tabel 4.1. Defisit pasokan gas ini akan dijelaskan lebih lanjut pada
Lampiran C1.4 mengenai Neraca Energi.
Muara Tawar
Pasokan gas untuk Muara Tawar dalam RUPTL ini diperkirakan lebih tinggi dari RUPTL sebelumnya karena
diharapkan akan tersedia tambahan pasokan gas dari perpanjangan kontrak yang sudah ada. Pembangkit
Muara Tawar ini juga bersifat must run dengan tingkat produksi yang tinggi, sehingga diperkirakan akan
terjadi defisit gas sebagaimana akan dijelaskan pada Lampiran C1.4.
Tambak Lorok
Pada tahun 2013 akan ada pasokan gas untuk Tambak Lorok dari lapangan Gundih sebesar 50 bbtud.
PLN sangat berharap untuk mendapatkan tambahan pasokan dari lapangan Kepodang (116 bbtud) yang
telah sangat lama menunggu dibangunnya pipa transmisi dari Kepodang ke Tambak Lorok oleh sebuah
perusahaan swasta.
Tabel 4.2 Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Luar Jawa Bali
No
1
Power Plants
Aceh Timur
Belawan, P. Pasir,
Gas Supplier
Medco Blok A
Kambuna
P. Brandan dan
3
4
5
6
Arun
Teluk Lembu
PLTG sewa Bentu
PLTG sewa Melibur
PLTG sewa Jabung
Sungai Gelam
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
2012
13,0
2013
5,0
2014
15,0
-
2015 2016
15,0
15,0
-
2017
15,0
-
2018
15,0
-
2019
15,0
-
2020 2021
15,0 15,0
-
110,0
110,0
110,0
110,0
110,0
110,0 110,0
40,0
30,0
3,0
0,6
30,0
2,0
2,5
3,0
18,0
25,0
3,0
8,0
15,0
25,0
10,0
5,0
5,0
7,0
18,0
2,5
0,5
2,0
54,0
20,0
5,0
40,0
30,0
3,0
0,6
30,0
2,0
2,5
3,0
18,0
25,0
3,0
8,0
15,0
25,0
10,0
5,0
5,0
7,0
18,0
2,5
0,5
2,0
54,0
20,0
5,0
40,0
30,0
3,0
40,0
30,0
40,0
30,0
40,0
30,0
40,0
30,0
2,0
3,0
18,0
25,0
3,0
8,0
25,0
10,0
5,0
5,0
2,0
5,0
-
25,0
3,0
25,0
10,0
5,0
5,0
2,0
5,0
-
2,0
5,0
-
2,0
5,0
-
2,5
2,5
2,0
54,0
20,0
41,5
352,6
500,6
41,5
8,0
3,0
511,6
2,0
54,0
20,0
5,0
20,0
41,5
8,0
3,0
431,0
2,0
54,0
20,0
41,5
2,0
54,0
20,0
5,0
20,0
41,5
8,0
3,0
462,0
Anggor (Potensi)
Kalila
9,0
Kalila Bentu (Potensi)
3,0
Kondur (Potensi)
0,6
Petro China (Potensi)
30,0
EMP Sungai Gelam
2,0
PEP - TAC Sungai Gelam
2,5
Simpang Tuan
Perusda Jambi
Payo Selincah
Energasindo
18,0
Jambi Merang
25,0
Jakabaring (CNG)
PDPDE Sumsel
3,0
Indralaya
Medco E&P Indonesia
24,0
Talang Duku
PGN
8,0
Borang
Medco E&P Indonesia
15,0
Keramasan
Medco E&P Indonesia
22,0
Pertamina EP
15,0
Jambi Merang
PLTMG Duri
PLTG Duri Relokasi Jambi Merang
10,0
Rengat
Jambi Merang
5,0
Bangka Peaker
PLN Batam (mini LNG)
5,0
Kalbar
PLN Batam (mini LNG)
Kalbar
PLN Batam (mini LNG)
Tanjung Batu
TAC Semco
7,0
Sambera
TAC Semco
Tarakan
Lap Bangkudulis (Potensi)
18,0
Nunukan
Medco
2,5
CBM Sangata
VICO
0,5
PLTG Kolonedale
Job PTM-Medco Tiaka (Potensi)
Sengkang
EEES
39,0
Bangkanai
Salamander
Luwuk
Job PTM-Medco Senoro (Potensi)
Gas Tersebar
Pertamina EP Matindok (Potensi)
KTI Tersebar
Bontang (Potensi)
Makassar Peaker
Sengkang (Wasambo)
Minahasa Peaker
Senoro (Potensi)
Jumlah
277,1
30,0
3,0
0,6
30,0
2,0
2,5
3,0
18,0
25,0
3,0
8,0
15,0
22,0
15,0
25,0
10,0
5,0
5,0
7,0
18,0
2,5
0,5
2,0
54,0
110,0
40,0
30,0
3,0
30,0
2,0
2,5
3,0
18,0
25,0
3,0
8,0
25,0
10,0
5,0
5,0
18,0
2,5
30,0
2,0
2,5
3,0
18,0
25,0
3,0
8,0
25,0
10,0
5,0
5,0
2,0
5,0
18,0
2,5
2,0
54,0
20,0
5,0
20,0
41,5
8,0
3,0
508,5
2,0
54,0
20,0
5,0
20,0
41,5
8,0
3,0
510,5
20,0 20,0
41,5 41,5
8,0
8,0
3,0
3,0
350,5 350,5
32
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:24
Pada Tabel 4.1 dan 4.2 diberikan perkiraan pasokan gas yang tersedia untuk pembangkit PLN di Jawa Bali
dan di luar Jawa Bali.
Pada tahun 2012 telah mulai beroperasi FSRU Jakarta untuk memasok pembangkit Muara Karang dan
Priok. Rencana FSRU Belawan telah dibatalkan oleh Pemerintah dan sebagai gantinya Pemerintah akan
merevitalisasi fasilitas LNG Arun sebagai storage dan regasifikasi LNG. Sumber LNG untuk FSRU Jakarta
pada saat ini berasal dari Bontang, dan sumber LNG untuk Arun direncanakan dari Tangguh. Pada saat ini
terdapat rencana Pemerintah cq PGN untuk membangun FSRU Lampung, namun PLN belum memperoleh
informasi yang cukup mengenai rencana tersebut.
PLN berupaya mengurangi pemakaian BBM yang dipakai pada pembangkit beban puncak dengan beralih
ke CNG atau LNG/ mini-LNG. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
Arun: Sejalan dengan rencana pemerintah untuk merevitalisasi Arun, maka akan tersedia fasilitas
storage dan regasifikasi LNG di Arun. PLN bermaksud memanfaatkan gas dari Arun untuk pembangkit
peaker di Arun sebesar 200 MW dan di Pangkalan Brandan sebesar 200 MW. Gas dari Arun juga
akan disalurkan ke Belawan melalui pipa untuk mengoperasikan PLTGU Belawan yang telah ada dan
beberapa PLTG di Paya Pasir. Kebutuhan gas tersebut adalah sebanyak 12,5 bbtud untuk Arun, 12,5
bbtud untuk Pangkalan Brandan, 75 bbtud untuk Belawan dan 10 bbtud untuk Paya Pasir, sehingga
total gas yang dibutuhkan adalah 110 bbtud.
Gas Jabung (Jambi): Terdapat potensi gas sebesar 20-30 bbtud dari lapangan Jabung untuk jangka
waktu 7 tahun. PLN menginginkan gas tersebut dapat dikonversi menjadi mini LNG untuk memenuhi
kebutuhan pembangkit beban puncak tersebar di Sumbagsel sebesar 500 MW pada tahun 2015.
Simenggaris: PLN akan mengambil gas dari Simenggaris yang dijadikan LNG untuk memasok
pembangkit peaker di Kalimantan Timur, yaitu Tanjung Batu, Sambera dan Batakan.
Untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit peaker di Indonesia Timur lainnya, PLN
memerlukan gas dalam bentuk miniLNG dari lapangan Sengkang (Wasambo) atau Pagerungan
atau KEI (Kangean) untuk dikirim ke pembangkit peaking di Makasar 150 MW, Manado 50 MW dan
Pesanggaran Bali 250 MW.
33
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:24
Rencana pemanfaatan CNG lainnya di Indonesia Barat adalah: (i) CNG Sungai Gelam dengan kapasitas
sebesar 4,5 bbtud akan digunakan untuk pembangkit peaker 104 MW. (ii) CNG dari gas Jambi Merang
sebesar 15 bbtud akan dialokasikan untuk pembangkit peaker di Duri dengan kapasitas sekitar 312 MW.
(iii) CNG untuk pembangkit peaker di Jambi dengan kapasitas sebesar 100 MW. (iv) CNG untuk pembangkit
peaker di Lampung dengan kapasitas sebesar 200 MW.
Rencana pemanfaatan CNG di Indonesia Timur adalah pembangkit peaker Bangkanai di Kalimantan Tengah
(CNG stationary) dan Lombok (CNG marine).
Untuk pulau Jawa, kebutuhan gas dalam bentuk CNG adalah sebagai berikut: i) Grati sebanyak 30 bbtud
untuk PLTG peaking Grati, (ii) Tambak Lorok sebanyak 16 bbtud untuk mengoperasikan sebagian dari
PLTGU sebagai pembangkit peaking, (iii) Gresik sebanyak 20 bbtud untuk mengoperasikan pembangkit
peaking dan sebagian CNG untuk dikirim ke Lombok, (iv) Muara Tawar sebanyak 30 bbtud untuk memenuhi
kebutuhan operasi peaking.
34
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:24
Tabel 4.3. Potensi Proyek PLTA Berdasarkan Masterplan of Hydro Power Development
NO
NAMA
TIPE
PROVINSI
KAP. (MW)
COD
PLN/ IPP
Peusangan 1-2
ROR
Aceh
86
2015
PLN
Jambo Papeun-3
ROR
Aceh
25
2019
PLN
Kluet-1
ROR
Aceh
41
2019
PLN
Meulaboh-5
ROR
Aceh
43
2019
PLN
Peusangan-4
ROR
Aceh
31
2019
PLN
Kluet-3
ROR
Aceh
24
2021
PLN
Sibubung-1
ROR
Aceh
32
2021
PLN
Seunangan-3
ROR
Aceh
31
2021
PLN
Teunom-1
RES
Aceh
24
2023
PLN
10
Woyla-2
RES
Aceh
242
2024
PLN
11
Ramasan-1
RES
Aceh
119
2024
PLN
12
Teripa-4
RES
Aceh
185
2024
PLN
13
Teunom-3
RES
Aceh
102
2024
PLN
14
Tampur-1
RES
Aceh
330
2025
PLN
15
Teunom-2
RES
Aceh
230
2026
PLN
16
Padang Guci-2
ROR
Bengkulu
21
2020
PLN
17
Warsamson
RES
Irian Jaya
49
2019
PLN
18
Jatigede
RES
Jabar
175
2014
PLN
19
Upper Cisokan-PS
PST
Jabar
1.000
2015
PLN
20
Matenggeng
PST
Jabar
887
2020
PLN
21
Merangin-2
ROR
Jambi
350
2016
PLN
22
Merangin-5
RES
Jambi
24
2024
PLN
23
Maung
RES
Jateng
360
2028
PLN
24
Kalikonto-2
Jatim
62
2016
PLN
25
Karangkates Ext.
RES
Jatim
100
2018
PLN
26
Grindulu-PS-3
PST
Jatim
1.000
2021
PLN
27
K. Konto-PS
PST
Jatim
1.000
2027
PLN
28
Pinoh
RES
Kalbar
198
2020
PLN
29
Kelai-2
RES
Kaltim
168
2020
PLN
30
Besai-2
ROR
Lampung
44
2020
PLN
31
Semung-3
ROR
Lampung
21
2020
PLN
32
Isal-2
RES
Maluku
60
2019
PLN
33
Tina
ROR
Maluku
12
2020
PLN
34
Tala
RES
Maluku
54
2021
PLN
35
Wai Rantjang
ROR
NTT
11
2020
PLN
36
Bakaru (2nd)
ROR
Sulsel
126
2016
PLN
37
Poko
RES
Sulsel
233
2020
PLN
38
Masuni
RES
Sulsel
400
2023
PLN
39
Mong
RES
Sulsel
256
2024
PLN
40
Batu
RES
Sulsel
271
2027
PLN
41
Poso-2
ROR
Sulteng
133
2018
PLN
42
Lariang-6
RES
Sulteng
209
2024
PLN
43
Konaweha-3
RES
Sulteng
24
2026
PLN
44
Lasolo-4
RES
Sulteng
100
2026
PLN
45
Watunohu-1
ROR
Sultra
57
2020
PLN
46
Tamboli
ROR
Sultra
26
2020
PLN
47
Sawangan
ROR
Sulut
16
2014
PLN
48
Poigar-3
ROR
Sulut
14
2018
PLN
49
Masang-2
ROR
Sumbar
40
2018
PLN
35
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:24
Tabel 4.3. Potensi Proyek PLTA Berdasarkan Masterplan Of Hydro Power Development
lanjutan
NO
NAMA
TIPE
PROVINSI
KAP. (MW)
COD
PLN/ IPP
50
Sinamar-2
ROR
Sumbar
26
2020
PLN
51
Sinamar-1
ROR
Sumbar
37
2020
PLN
52
Anai-1
ROR
Sumbar
19
2020
PLN
53
Batang Hari-4
RES
Sumbar
216
2027
PLN
54
Kuantan-2
RES
Sumbar
272
2028
PLN
55
Endikat-2
ROR
Sumsel
22
2019
PLN
56
Asahan 3
ROR
Sumut
174
2015
PLN
57
Asahan 4-5
RES
Sumut
60
2017
PLN
58
Simanggo-2
ROR
Sumut
59
2018
PLN
59
Kumbih-3
ROR
Sumut
42
2019
PLN
60
Sibundong-4
ROR
Sumut
32
2019
PLN
61
Bila-2
ROR
Sumut
42
2019
PLN
62
Raisan-1
ROR
Sumut
26
2020
PLN
63
Toru-2
ROR
Sumut
34
2020
PLN
64
Ordi-5
ROR
Sumut
27
2020
PLN
65
Ordi-3
ROR
Sumut
18
2020
PLN
66
Siria
ROR
Sumut
17
2020
PLN
67
Lake Toba
PST
Sumut
400
2020
PLN
68
Toru-3
RES
Sumut
228
2026
PLN
69
Lawe Mamas
ROR
Aceh
50
2016
IPP
70
Simpang Aur
ROR
Bengkulu
29
2014
IPP
71
Rajamandala
ROR
Jabar
58
2014
IPP
72
Cibareno-1
ROR
Jabar
18
2020
IPP
73
Mala-2
ROR
Maluku
30
2020
IPP
74
Malea
ROR
Sulsel
182
2017
IPP
75
Bonto Batu
ROR
Sulsel
100
2017
IPP
76
Karama-1
RES
Sulsel
800
2022
IPP
77
Poso-1
ROR
Sulteng
204
2011
IPP
78
Gumanti-1
ROR
Sumbar
16
2020
IPP
79
Wampu
ROR
Sumut
84
2016
IPP
COD yang dimaksud pada Tabel 4.3 adalah COD tercepat menurut master plan namun dapat diubah sesuai
kebutuhan.
PLN bermaksud akan mengembangkan sebagian besar dari potensi tenaga air tersebut sebagai proyek
PLN.
36
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:24
Terbarukan
1
Mini/Mikrohidro
Biomass
Sumber Daya
Kapasitas Terpasang
Rasio
(%)
4 = 3/2
500 MWe
86,1 MWe
17,22
49.810 Mwe
445,0 MWe
0,89
Tenaga Surya
12,1 MWe
Tenaga Angin
9.290 MWe
1,1 MWe
0,01
Kelautan
240 GWe
1,1 MWe
0,01
4.6.
Nuklir
Dalam RUPTL ini tidak terdapat program pengembangan tenaga nuklir untuk kelistrikan. Hal ini
terjadi karena dalam RUKN 2008-2027 dan draft RUKN 2012-2031 tidak diindikasikan adanya rencana
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Selain itu perencanaan sistem
pembangkit yang dilakukan oleh PLN menunjukkan keekonomian PLTN tidak dapat bersaing dengan jenis
pembangkit baseload lainnya, yaitu PLTU batubara kelas 1.000 MW ultra super-critical44.
Kesulitan terbesar dalam merencanakan PLTN adalah tidak jelasnya biaya kapital, biaya radioactive waste
management & decommisioning serta biaya terkait nuclear liability45. Untuk biaya kapital misalnya, sebuah
studi bersama antara PLN dan sebuah perusahaan listrik dari luar negeri pada tahun 2006 mengindikasikan
biaya pembangunan PLTN sebesar $ 1.700/kW (EPC saja) atau $ 2.300/kW (setelah memperhitungkan
biaya bunga pinjaman selama konstruksi). Angka tersebut kini dipandang terlalu rendah, karena menurut
berbagai laporan yang lebih baru, biaya pembangunan PLTN pada beberapa negara telah mencapai angka
yang jauh lebih tinggi.
Dengan semakin mahalnya harga BBM yang juga diikuti oleh kenaikan harga energi fosil lainnya dan
dengan semakin nyatanya ancaman perubahan iklim global sebagai akibat dari emisi karbon dioksida
dari pembakaran batubara atau energi fosil lainnya, sebetulnya telah membuat PLTN menjadi sebuah
opsi sumber energi yang sangat menarik untuk ikut berperan dalam memenuhi kebutuhan listrik di masa
depan. Apalagi apabila biaya proyek, biaya pengelolaan waste dan biaya decommisioning telah menjadi
semakin jelas.
Disadari bahwa pengambilan keputusan untuk membangun PLTN tidak semata-mata didasarkan pada
pertimbangan keekonomian dan profitability, namun juga pertimbangan lain seperti aspek politik,
kebijakan energi, keselamatan nuklir, penerimaan sosial, budaya, perubahan iklim dan perlindungan
lingkungan. Dengan adanya berbagai aspek yang multi dimensional tersebut, program pembangunan
PLTN hanya dapat diputuskan oleh Pemerintah.
37
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:24
04/02/2013 14:16:24
39
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:24
5.1.
Kriteria Perencanaan
46 LOLP 0,274% adalah ekivalen dengan probabilitas 1 hari dalam setahun beban puncak tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas sistem
pembangkit yang ada.
47 Unit tenaga air yang outputnya sangat dipengaruhi oleh variasi musim akan mempunyai nilai EAF (equivalent availability factor) yang
berdampak besar pada LOLP dan ketercukupan energi.
48 Reserve margin (RM) didefinisikan sebagai kapasitas pembangkit (G) dibagi beban puncak (D) sesuai persamaan RM = (G/D -1) x
100%.
49 Dengan asumsi derating pembangkit sekitar 5%.
50 Yang dimaksud dengan proyek committed adalah proyek PLN yang telah jelas alokasi pendanaannya, dan proyek IPP yang telah
mempunyai Power Purchase Agreement (PPA) atau paling tidak telah ada Head of Agreement (HOA).
40
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:25
Untuk kepentingan perhitungan proyeksi BPP jangka panjang, simulasi produksi dilakukan dengan
menggunakan neraca daya yang telah dimodifikasi dengan mengeluarkan proyek-proyek pembangkit
yang realisasinya diperkirakan tidak pasti.
41
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:25
T) namun dapat terus dikembangkan hingga menjadi sebuah GI yang lengkap/sempurna. Penerapan GI
minimalis hanya dilakukan pada daerah yang sudah dilalui transmisi 150 kV eksisting. Tujuan pembangunan
GI minimalis ini adalah untuk dapat mengambil alih beban sistem isolated secara lebih cepat dari timing
normal kebutuhan GI, pada sistem yang selama ini masih dioperasikan dengan PLTD. GI minimalis juga
dapat diterapkan untuk memasok lokasi yang sebelumya dipasok dari jaringan 20 kV yang sangat panjang
dan mengalami drop tegangan yang besar.
Membatasi panjang maksimum saluran distribusi (JTM dan JTR) untuk menjaga agar tegangan
pelayanan sesuai standar SPLN 72:1987.
Konfigurasi JTM untuk kota-kota besar dapat berupa topologi jaringan yang lebih andal seperti
spindle, sementara konfigurasi untuk kawasan luar kota minimal berupa saluran radial yang dapat
dipasok dari 2 sumber.
Mengendalikan susut teknis jaringan distribusi pada tingkat yang optimal.
Program listrik desa dilaksanakan dalam kerangka perencanaan sistem kelistrikan secara menyeluruh
dan tidak memperburuk kinerja jaringan dan biaya pokok penyediaan.
Selain itu perencanaan sistem distribusi juga diarahkan untuk meningkatkan kontinuitas pasokan kepada
pelanggan (menekan SAIDI dan SAIFI) dengan upaya:
Membangun SCADA Distribusi untuk ibukota propinsi dan kota-kota lain yang minimal dipasok oleh 2
Gardu Induk dan 15 feeder.
Mengoptimalkan pemanfaatan recloser atau AVS yang terpasang di SUTM, dikoordinasikan dengan
reclosing relay penyulang di GI. Memonitor pengoperasian recloser atau AVS, dan menyempurnakan
metode pemeliharaan-periodiknya.
Dimungkinkan menggunakan DAS (Distribution Automation System) pada daerah yang sangat padat
beban dan potensi pendapatan tinggi.
Sasaran perencanaan sistem distribusi adalah menyediakan sarana pendistribusian tenaga listrik yang
cukup, andal, berkualitas, efisien, dan susut teknis wajar.
Perencanaan kebutuhan fisik jaringan distribusi dikelompokkan dalam dua kegiatan, yaitu penyambungan
pelanggan dan perkuatan distribusi dengan perincian sebagai berikut:
Kebutuhan fisik yang diperlukan untuk perluasan sistem distribusi dalam rangka mengantisipasi
pertumbuhan beban puncak sebagai akibat pertumbuhan penjualan energi merupakan fungsi dari
beberapa variabel yaitu antara lain:
42
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:25
Beban puncak di sisi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah (TR),
Luas area yang dilayani,
Distribusi beban (tersebar merata, terkonsentrasi, dsb),
Jatuh tegangan maksimum yang diperbolehkan pada jaringan,
Ukuran penampang konduktor yang dipergunakan,
Fasilitas sistem distribusi terpasang (jaringan tegangan menengah/JTM, gardu distribusi/GD, jaringan
tegangan rendah/JTR, automatic voltage regulator/AVR dsb).
Dengan didorongnya pengembangan energi terbarukan oleh pemerintah seperti dimaksud dalam
Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 tahun 2009, maka pembangkit energi terbarukan sampai dengan
10 MW dapat tersambung langsung ke jaringan distribusi. Penyambungan pembangkit tersebut harus
memenuhi ketentuan Aturan Distribusi (Distribution Code).
5.2.
Merujuk pada Pasal 28 dan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan,
PLN selaku Pemegang Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umum wajib menyediakan
tenaga listrik secara terus-menerus, dalam jumlah yang cukup dan dengan mutu dan keandalan yang baik.
Dengan demikian PLN harus mampu melayani kebutuhan tenaga listrik saat ini maupun di masa yang
akan datang agar PLN dapat memenuhi kewajiban yang diminta oleh Undang-Undang tersebut. Sebagai
langkah awal PLN harus dapat memperkirakan kebutuhan tenaga listrik paling tidak hingga 10 tahun ke
depan.
Kebutuhan tenaga listrik pada suatu daerah didorong oleh tiga faktor utama, yaitu pertumbuhan ekonomi,
program elektrifikasi dan pengalihan captive power ke jaringan PLN.
Pertumbuhan ekonomi dalam pengertian yang sederhana adalah proses meningkatkan output barang dan
jasa. Proses tersebut memerlukan tenaga listrik sebagai salah satu input untuk menunjangnya, disamping
input-input barang dan jasa lainnya. Disamping itu hasil dari pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan
pendapatan masyarakat yang mendorong peningkatan permintaan barang-barang/peralatan listrik seperti
televisi, pendingin ruangan, lemari es dan lainnya. Akibatnya permintaan tenaga listrik akan meningkat.
Faktor kedua adalah program elektrifikasi. Sebagai upaya PLN untuk mendukung program pemerintah
dalam meningkatkan rasio elektrifikasi maka PLN perlu melistriki semua masyarakat yang ada dalam
wilayah usahanya. Hal ini secara langsung akan menjaga eksistensi wilayah usaha PLN dan sekaligus
meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia, khususnya pada daerah-daerah yang telah menjadi wilayah
usaha PLN.
PLN dalam RUPTL ini berencana untuk menambah pelanggan baru yang besar, yaitu rata-rata 2,5 juta per
tahun, sehingga rasio elektrifikasi akan mencapai 92,3% pada tahun 2021. Penambahan pelanggan baru
tersebut tidak hanya mencakup mereka yang berada di wilayah usaha PLN saat ini tetapi juga mencakup
mereka yang berada di luar wilayah usaha.
Faktor ketiga yang menjadi pendorong pertumbuhan permintaan tenaga listrik PLN adalah pengalihan
dari captive power (penggunaan pembangkit sendiri berbahan bakar minyak) menjadi pelanggan PLN.
Captive power ini timbul sebagai akibat dari ketidakmampuan PLN memenuhi permintaan pelanggan
di suatu daerah, terutama pelanggan industri dan bisnis. Bilamana kemampuan PLN untuk melayani di
daerah tersebut telah meningkat, maka captive power ini dengan berbagai pertimbangannya akan beralih
menjadi pelanggan PLN. Pengalihan captive power ke PLN juga didorong oleh tingginya harga BBM untuk
membangkitkan tenaga listrik milik konsumen industri/bisnis, sementara harga jual listrik PLN relatif lebih
43
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:25
murah. Faktor ketiga ini sangat bergantung kepada kemampuan pasokan PLN di suatu daerah/sistem
kelistrikan dan skema bisnis jual beli listrik PLN dengan captive power, jadi tidak berlaku umum.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kebutuhan listrik adalah kemampuan finansial
perusahaan untuk melakukan investasi dalam rangka melayani pertumbuhan kebutuhan pelanggan dan
masyarakat untuk mendapatkan pasokan listrik yang cukup dan andal. Penyambungan pelanggan baru
tergantung dari ketersediaan pendanaan.
Penyusunan prakiraan kebutuhan listrik dibuat dengan menggunakan sebuah model prakiraan beban
yang disebut Simple-E. Model ini menggunakan metoda regresi yang menggunakan data historis dari
penjualan energi listrik, daya tersambung, jumlah pelanggan, pertumbuhan ekonomi, dan populasi
untuk membentuk persamaan yang fit. Kemudian untuk memproyeksikan kebutuhan listrik ke depan
dipilih variabel bebas yang mempunyai pengaruh besar (korelasi yang kuat) terhadap permintaan listrik,
yaitu pertumbuhan ekonomi dan populasi. Dalam hal terdapat daftar tunggu yang cukup besar, maka
digunakan juga daya tersambung sebagai variabel. Aplikasi ini dilengkapi juga dengan fasilitas melihat
tingkat ketelitian dari model yang dibentuk seperti parameter tingkat korelasi, dan uji statistik.
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
1,39
1,44
1,50
1,57
1,66
1,75
1,85 1,96
2,08
2,17
2,22
2,46
4,90
3,83
4,31
4,78
5,05
5,67
5,50 6,32
6,06
4,50
6,08
6,50
Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 yang relatif rendah (4,5%) sebagaimana terlihat pada Tabel 5.1
disebabkan oleh imbas krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008 dan berlanjut ke 2009.
Perekonomian Indonesia kembali pulih pada tahun 2010 dengan pertumbuhan 6,1% dan menguat pada
tahun 2011 dengan pertumbuhan 6,5%. Pemerintah memandang pertumbuhan ekonomi akan semakin
membaik sebagaimana dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN,
Perpres No.5 tahun 2010) 2010-2014.
Memperhatikan pertumbuhan ekonomi tersebut diatas, maka RUPTL ini untuk perioda tahun 2011-2014
mengadopsi angka pertumbuhan ekonomi nasional dari RPJMN 2010-2014, yaitu antara 6,37%.
Untuk periode tahun 2015 2021, RUPTL ini mengadopsi angka pertumbuhan ekonomi yang ada pada
draft RUKN 2010-2029, yaitu rata-rata 6,9% per tahun, walaupun draft RUKN 2012-2031 mengasumsikan
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Adanya perbedaan asumsi pertumbuhan ekonomi ini akan
membuat proyeksi demand listrik dalam RUPTL sedikit lebih rendah dari pada proyeksi demand dalam
draft RUKN 2012-2031, khsusnya setalah tahun 2016. Hal ini adalah sesuatu yang wajar, karena penyediaan
tenaga listrik di Indonesia selain dipenuhi oleh PLN juga akan dipenuhi oleh entitas lain51 dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan demikian asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam RUPTL ini diperlihatkan pada
Tabel 5.2.
51 Entitas lain tersebut misalnya sektor industri yang mempunyai pembangkit sendiri, atau sebuah pembangkit swasta yang memasok suatu kawasan industri eksklusif.
44
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:25
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Indonesia
6,5
6,5
7,0
7,0
6,9
6,9
6,9
6,9
6,9
6,9
6,9
Jawa Bali
6,1
6,3
7,0
7,2
6,7
6,7
6,7
6,7
6,7
6,7,
6,7
6,8
6,9
7,4
7,7
7,3
7,3
7,3
7,3
7,3
7,3
7,3
Indonesia
Jawa - Bali
2011
1,6
1,3
2,0
2012
1,6
1,3
2,0
2013
1,6
1,3
2,0
2014
1,6
1,3
2,0
2015
1,6
1,3
2,0
2016
1,6
1,3
2,1
2017
1,6
1,3
2,1
2018
1,6
1,3
2,1
2019
1,6
1,3
2,1
2020
1,6
1,3
2,1
2021
1,7
1,3
2,1
5.3.
Menunjuk asumsi-asumsi pada butir 5.2, kebutuhan tenaga listrik selanjutnya diproyeksikan dan hasilnya
diberikan pada Tabel 5.4. Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan energi listrik pada tahun
2021 akan menjadi 358 TWh, atau tumbuh rata-rata 8,65% per tahun. Sedangkan beban puncak non
coincident pada tahun 2020 akan menjadi 61.750 MW atau tumbuh rata-rata 8,5% per tahun.
Tabel 5.4 Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan
Beban Puncak Periode 20122021
Tahun
Pertumbuhan
Ekonomi
%
Sales
TWh
2012
6,5
172,3
30.237
2013
7,2
187,8
32.770
2014
7,4
205,8
35.872
2015
6,9
225,1
39.209
2016
6,9
246,2
42.796
2017
6,9
266,8
46.291
2018
6,9
287,3
49.891
2019
6,9
309,4
53.611
45
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:25
Tahun
lanjutan
Jumlah Beban Puncak
(non-coincident)
MW
Sales
TWh
2020
6,9
333,0
57.606
2021
6,9
358,3
61.752
Jumlah pelanggan pada tahun 2012 sebesar 48,2 juta akan bertambah menjadi 70,6 juta pada tahun 2021
atau bertambah rata-rata 2,5 juta per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio
elektrifikasi dari 74,4% pada tahun 2012 menjadi 92,3% pada tahun 2021. Proyeksi jumlah penduduk,
pertumbuhan pelanggan dan rasio elektrifikasi diperlihatkan pada Tabel 5.5.
Tabel 5. 5 Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan
Rasio Elektrifikasi Periode 20122021
Tahun
Penduduk Juta
Pelanggan Juta
RE (%)
RE RUKN
08-27 (%)
RE Draft RUKN
12-31 (%)
2011
241,4
45,6
71,8
73,0
2012
245,1
48,2
74,4
75,3
2013
249,0
51,3
77,7
77,7
2014
253,0
54,3
80,7
2015
257,0
57,1
83,3
2016
261,1
59,6
85,3
86,4
2017
265,4
62,0
87,1
89,6
2018
269,7
64,3
88,6
92,8
2019
274,1
66,5
90,0
2020
278,6
68,7
91,2
2021
283,2
70,6
92,3
80,0
79,2
83,2
96,0
90,4
99,2
99,3
Dibandingkan dengan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah dalam RUKN tahun 2008-2027, rasio
elektrifikasi dalam RUPTL ini pada tahun 2015 diproyeksikan akan sedikit lebih tinggi daripada RUKN
(0,3%) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio Elektrifikasi
URAIAN
1. Energi Demand
Satuan
2011*
2012**
2014**
2016
2018
2020
2021
Twh
- Indonesia
156,3
172,3
205,8
246,2
287,3
333,0
358,3
- Jawa Bali
120,8
132,4
156,4
185,8
212,6
242,9
259,4
- Indonesia Timur
12,5
14,2
18,1
22,4
28,4
33,7
36,7
- Indonesia Barat
22,9
25,7
31,3
38,1
46,3
56,4
62,2
- Indonesia
7,3
10,2
9,6
9,4
7,7
7,6
7,6
- Jawa Bali
6,5
9,6
9,0
9,0
7,0
6,8
6,8
- Indonesia Timur
11,0
13,3
12,9
11,3
8,9
8,8
8,9
- Indonesia Barat
9,4
12,0
10,4
10,3
10,3
10,1
10,2
2. Pertumbuhan
3. Rasio Elektrifikasi
- Indonesia
71,8
74,4
85,3
88,6
88,6
91,2
92,3
- Jawa Bali
74,0
75,9
80,4
86,6
86,6
89,5
90,9
- Indonesia Timur
61,2
65,5
78,1
89,9
89,9
92,5
93,6
- Indonesia Barat
73,5
76,6
83,6
93,0
93,0
94,8
95,2
* Realisasi
** Estimasi
46
Proyeksi prakiraan kebutuhan listrik periode 20122021 ditunjukkan pada Tabel 5.6 dan Gambar5.1. Pada
periode 2012-2021 kebutuhan listrik sistem Jawa Bali diperkirakan akan meningkat dari 132,4 TWh pada
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:25
tahun 2012 menjadi 259,4 TWh pada tahun 2021, atau tumbuh rata-rata 7,9% per tahun. Untuk Indonesia
Timur pada periode yang sama, kebutuhan listrik akan meningkat dari 14,2 TWh menjadi 36,7 TWh atau
tumbuh rata-rata 11,4% per tahun. Wilayah Indonesia Barat tumbuh dari 25,7 TWh pada tahun 2012
menjadi 62,2TWh pada tahun 2021 atau tumbuh rata-rata 10,5% per tahun.
62
26 TWh
TWh
2012 2021
IB : 10,5%
37
14 TWh
TWh
IT : 11,4%
132 259
TWh TWh
JB : 7,9%
Gambar 5.1 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2012 dan 2021
Proyeksi penjualan tenaga listrik per kelompok pelanggan dapat dilihat pada Gambar 5.2. Gambar
tersebut memperlihatkan bahwa pada sistem Jawa Bali kelompok pelanggan industri mempunyai porsi
yang sangat besar, yaitu 39% dari total penjualan. Sedangkan di Indonesia Timur dan Indonesia Barat porsi
pelanggan industri adalah cukup kecil, yaitu masing-masing hanya 15% dan 17%. Pelanggan residensial
masih mendominasi penjualan hingga tahun 2021, yaitu 55% untuk Indonesia Timur dan 56% untuk
Indonesia Barat.
400,0
300,0
Indonesia
350,0
Jawa Bali
250,0
300,0
200,0
250,0
Industri
Publik
Komersial
200,0
150,0
150,0
Industri
Publik
Komersial
100,0
100,0
Residensial
Residensial
50,0
50,0
-
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
70,0
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2020
2021
40,0
Indonesia Barat
Indonesia Timur
35,0
60,0
30,0
50,0
25,0
40,0
Industri
Publik
Komersial
30,0
Industri
Publik
Komersial
20,0
15,0
20,0
10,0
10,0
Residensial
Residensial
5,0
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
47
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:25
Hingga tahun 2017 proyeksi penjualan pada RUPTL 2012-2021 hampir sama dengan proyeksi pada draft
RUKN 2012-2031 dan mulai tahun 2018 hingga 2021 RUPTL 2012-2021 lebih rendah dari Draft RUKN
2012-2031, dan juga lebih rendah daripada RUKN 2008-2027 seperti terlihat pada Gambar 5.3.
500
TWh
450
400
350
300
250
200
150
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 5.3. Perbandingan Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik RUPTL dan RUKN
5.4.
Sistem Jawa-Bali
Pada sistem Jawa-Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan untuk rencana pengembangan adalah
PLTU batubara ultra supercritical kelas 1.000 MW dan supercritical 600 MW, PLTGU LNG/gas alam 750
MW, PLTG BBM pemikul beban puncak 200 MW dan PLTA Pumped Storage 250 MW52. Selain itu terdapat
beberapa PLTP kelas 55 MW dan 110MW, serta PLTA. PLTN jenis pressurised water reactor kelas 1.000 MW
juga disertakan sebagai kandidat dalam model optimisasi perencanaan pembangkitan.
Pemilihan ukuran unit PLTU batubara untuk sistem Jawa-Bali sebesar 1.000 MW per unit didasarkan
pada pertimbangan efisiensi53 dan kesesuaian dengan ukuran sistem tenaga listrik Jawa-Bali yang beban
puncaknya sudah akan melampaui 25.000 MW.
48
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:25
Harga
Nilai Kalor
USD 80/Ton
5.100 kcal/kg
Batubara - Lignite
USD 50/Ton
4.200 kcal/kg
USD 35/Ton
4.200 kcal/kg
Gas Alam
USD 6/MMBTU
252.000 kcal/Mscf
LNG
USD 16/MMBTU
252.000 kcal/Mscf
HSD*)
USD 0,78/Liter
9.070 kcal/l
MFO*)
USD 0,62/Liter
9.370 kcal/l
(tidak mempengaruhi hasil simulasi perencanaan karena diperlakukan sebagai fixed plant)
USD 1400/kg
5.4.2. Program Percepatan Pembangkit Berbahan Bakar Batubara (Perpres No. 71/2006 jo
Perpres No.59/2009)
Dengan Peraturan Presiden No.71 tahun 2006 yang direvisi dengan Peraturan Presiden No. 59 tahun
2009, Pemerintah telah menugaskan PT PLN (Persero) untuk membangun pembangkit listrik berbahan
bakar batubara sebanyak kurang lebih 10.000 MW untuk memperbaiki fuel mix dan sekaligus juga
memenuhi kebutuhan demand listrik di seluruh Indonesia. Program ini dikenal sebagai Proyek Percepatan
Pembangkit 10.000 MW. Berdasar penugasan tersebut PLN pada saat ini tengah membangun sejumlah
proyek pembangkit dengan kapasitas dan perkiraan tahun operasi diperlihatkan pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW
(Peraturan Presiden No.71/2006 jo Perpres No.59/2009) Status September 2012
Nama Pembangkit
Kapasitas (MW)
COD
2x300
2009-2010
3x330
2011
1x625
2011
3x315
2011-2012
3x350
2013
2x315
2011
1x660
2014
2x315
2012-2013
1x660
2012
2x350
2013
2x110
2013
2x220
2014
2x10
Batal
2x110
2014
2x7
2012-2013
2x16,5
2013
2x30
2013
2x7
Batal
2x27,5
2014
2x112
2013
2x100
2012
2x50
2014
49
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
lanjutan
Kapasitas (MW)
COD
2x110
2014
2x60
2014
2x65
2013
2x25
2012
PLTU di Gorontalo
2x25
2014
2x7
2013
2x10
2013
2x7
Batal
2x15
2013-2014
2x10
2012
2x50
2012-2013
2x25
2013
2x7
2013
2x16,5
2013
2x10
2014
PLTU 1 Sulut
2x25
2014
PLTU 2 di Kalteng
2x7
Batal
Sampai dengan September 2012 pembangunan Proyek PerPres 71 yang telah selesai dan beroperasi
komersial adalah PLTU Labuan (2x300 MW), Suralaya Unit 8 (625 MW), Indramayu (3x330 MW), Lontar
(3x315 MW), Rembang (2x315 MW) dan Paiton Unit 9 (660MW). Untuk Indonesia Barat dan Timur belum
ada proyek PLTU batubara yang beroperasi komersial per September 2012.
Satuan
MW
PLTA
1.269
PLTG
280
PLTGB
PLTP
PLTU
Jumlah
64
340
1.804
3.757
IPP
MW
484
4.585
1.221
6.290
Jumlah
MW
1.753
280
64
4.925
3.025
10.047
Proyek-proyek berikut telah dibatalkan dari FTP2: PLTGU Muara Tawar add-on Blok 3-4, PLTU Bali Timur,
PLTP Darajat, PLTP Salak, PLTGU Senoro, PLTU Masohi, PLTU Waingapu, PLTU Moutong. Selain itu juga
terdapat proyek yang dikeluarkan dari FTP2 karena telah didanai dengan APBN yaitu PLTU Sampit, PLTU
Kotabaru, PLTU Tidore dan PLTG Kaltim (peaking).
Di samping itu juga terdapat beberapa proyek yang telah berubah status, yaitu PLTGU Bangkanai (IPP)
menjadi PLTG/PLTMG Bangkanai (PLN), dan beberapa PLTU kecil menjadi PLTGB.
50
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
Beberapa proyek pembangkit EBT khususnya PLTA dan PLTP telah ditambahkan dalam FTP2, yaitu
PLTA Rajamandala, PLTA Bonto Batu, PLTA Malea, PLTA Wampu, PLTA Semangka, PLTA Hasang dan PLTA
Peusangan-4. Sedangkan proyek PLTP tambahan adalah PLTP Gunung Endut, PLTP Gunung Ciremai, PLTP
Suoh Sekincau, PLTP Wai Ratai, PLTP Danau Ranau, PLTP Simbolon Samosir, PLTP Sipoholon Ria-Ria, PLTP
Bonjol dan PLTP Mataloko.
Porsi pembangkit EBT (PLTP dan PLTA) dalam FTP2 sesuai Tabel 5.9 akan menjadi 66%. Pengembangan
ini merupakan bagian dari rencana yang lebih besar lagi dalam RUPTL yang mencapai 12.126 MW hingga
tahun 2020. Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Tahap 2 sebesar 10.047 MW tersebut terdiri
atas 3.757 MW sebagai proyek PLN dan 6.290 MW sebagai proyek IPP.
5.4.4. Program Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) berdasarkan PerPres No. 67/2005
jo Perpres No. 13/2010
Pada saat ini terdapat 7 proyek kelistrikan dalam buku KPS 2012 yang diterbitkan oleh Bappenas seperti
ditunjukkan pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Proyek yang terdapat dalam Buku KPS 2012 Bappenas
No
Nama Proyek
Kapasitas
Provinsi
Status
Keterangan
PLTU Jateng
2x1000 MW
Jateng
Sudah PPA
PLTU Jambi
2x400 MW
Jambi
Prioritas
PLTU Sumsel-9
2x600 MW
Sumsel
Prioritas
Solicited
PLTU Sumsel-10
1x600 MW
Sumsel
Prioritas
Solicited
PLTA Karama
450 MW
Sulbar
Prioritas
Unsolicited
PLTA Batang
Toru - Tapsel
510 MW
Sumut
Potensial
Unsolicited
PLTA Merangin
350 MW
Jambi
Potensial
Solicited
Khusus untuk proyek PLTA Batang Toru di Tapanuli Selatan, PLN telah mengusulkan kepada Bappenas
pada akhir Oktober 2012 untuk mengeluarkannya dari Buku KPS tahun 2013.
54 PLTU mulut tambang lebih mahal karena dimensi boiler lebih besar dan sistem pendingin membutuhkan cooling tower.
51
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021 Jumlah
PLTU
2.617
3.050
2.262
1.425
1.004
1.227
3.303
1.130
1.110
2.000
19.128
PLTP
110
57
75
110
40
300
710
PLTGU
740
70
40
500
250
750
2.350
PLTG /MG
244
330
652
1.963
138
125
181
180
30
85
3.928
PLTD
49
PLTM
17
35
4.5
5.4
86
PLTA
20
10
443
454
77
126
482
183
1.795
PLN
PS
1040
450
450
1.940
PLT lain
20
55
17
13
15
132
Jumlah
3.719
3.516
3.055
3.988
1.929
2.974
3.595
1.494
2.379
3.471
30.119
PLTU
1.687
48
443
774
3.703
4.425
3.910
1.500
1.840
240
18.569
PLTP
55
130
585
1.265
1.255
1.548
745
55
5.638
IPP
PLTGU
90
50
50
190
PLTG /MG
60
82
148
PLTD
PLTM
14
141
114
194
23
489
PLTA
130
65
68
103
240
583
810
1.999
PS
PLT lain
90
98
Jumlah
1.891
431
7.521
1.216
4.414
5.940
5.749
3.858
2.585
295
27.131
4.304
3.098
2.705
2.199
4.706
5.652
7.213
2.630
2.950
2.240
37.697
PLN+IPP
PLTU
PLTP
110
63
188
660
1.375
1.260
1.588
1.045
55
6.348
PLTGU
740
160
90
550
250
750
2.540
PLTG /MG
304
412
652
1.963
138
131
181
180
30
85
4076
10
49
PLTM
18
158
150
201
32
575
PLTA
130
85
78
546
694
660
936
482
183
3.795
PLTD
PS
1.040
450
450
1.940
PLT lain
25
145
17
15
15
230
Jumlah
5.610
3.947
3.807
5.203
6.342
8.914
9.344
5.352
4.964
3.766
57.250
Tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun mendatang (periode 20122021) untuk seluruh
Indonesia adalah 57,3 GW atau pertambahan kapasitas rata-rata mencapai 5,7 GW per tahun.
Dari kapasitas tersebut PLN akan membangun sebanyak 29,5 GW atau 51,5% dari tambahan kapasitas
keseluruhan. Partisipasi swasta direncanakan sebesar 27,8 GW atau 48,4%.
PLTU batubara akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu mencapai 37,7 GW
atau 65,9%, sementara PLTGU gas dengan kapasitas 2,5 GW atau 4,4%. Untuk energi terbarukan,
yang terbesar adalah panas bumi sebesar 6,3 GW atau 11,1% dari kapasitas total, disusul oleh PLTA
sebesar 5,7 GW atau 10,0%.
52
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
5.4.7. Penambahan Kapasitas Pembangkit Pada Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur
Sistem PLN di wilayah operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur terdiri dari 5 sistem interkoneksi, yaitu:
(1) Sistem Sumatera, (2) Sistem Kalimantan Barat, (3) Sistem Kalimatan Selatan-Tengah-Timur, (4) Sistem
Sulawesi Utara dan (5) Sistem Sulawesi Selatan.
Di luar sistem interkoneksi tersebut pada saat ini terdapat 4 sistem isolated yang cukup besar dengan
beban puncak di atas 50 MW, yaitu Bangka, Lombok, Tanjung Pinang dan Palu, dan terdapat beberapa
sistem isolated dengan beban puncak di atas 10 MW, yaitu Jayapura, Sorong, Ambon, Ternate, Kupang,
Sumbawa, Bima, Luwuk, Gorontalo, Kendari, Kolaka, Bau-Bau, Bontang, Sampit, Pangkalan Bun, Sintang,
Ketapang, Belitung, Rengat, Tanjung Balai Karimun, Sungai Penuh, Takengon, Meulaboh.
Garis besar Penambahan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2021 diperlukan tambahan kapasitas
pembangkit sebesar 15.299 MW di Indonesia Barat dan 9.364 MW di Indonesia Timur, termasuk committed
dan ongoing projects seperti ditunjukkan pada Tabel 5.12 dan Tabel 5.13.
Dari Tabel 5.12 dapat dilihat bahwa pengembangan pembangkit hingga tahun 2021 di Indonesia Barat
yang dilakukan oleh PLN adalah sebanyak 7,4 GW (48,1%). Selebihnya akan dibangun sebagai proyek IPP
sebanyak 7,9 GW (51,8%). Sedangkan pada Tabel 5.13 dapat dilihat bahwa pengembangan pembangkit
hingga tahun 2021 di Indonesia Timur yang dilakukan oleh PLN adalah sebanyak 5,3 GW (57,0%). Selebihnya
akan dibangun sebagai proyek IPP sebanyak 4,0 GW (42,0%), lebih kecil dibandingkan pembangkit yang
dibangun oleh PLN.
Pengembangan pembangkit di Indonesia Barat dan Timur untuk PLTP diproyeksikan cukup besar,
yaitu 3.523 MW dan juga PLTA sebesar 3.845 MW. Hal ini selaras dengan kebijakan pemerintah untuk
mengembangkan energi terbarukan.
Energi terbarukan lainnya yang juga direncanakan akan dikembangkan dalam RUPTL 2012-2021 ini adalah
PLT Bayu dan PLT Surya (photovoltaic) dalam skala relatif kecil.
PLTA Batang Toru dengan total kapasitas 510 MW merupakan proyek unsolicited yang diusulkan oleh
investor swasta dan telah dapat dimasukkan dalam neraca daya sistem Sumatera karena investor telah
menyampaikan laporan feasibility study walaupun masih memerlukan penyempurnaan. PLTA Batang Toru
didisain sebagai pembangkit peaking untuk memenuhi kebutuhan pembangkit peaking di Sumatera.
Tabel 5.12. Kebutuhan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat (MW)
Tahun
2012
2013
2014
PLTU
207
581
889
PLTP
110
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021 Jumlah
1.079
415
917
917
50
60
5.115
55
55
110
220
550
PLN
PLTGU
70
40
110
244
204
470
520
10
120
10
1.578
PLTD
PLTM
PLTA
0.2
262
141
61
98
562
PLT lain
20
25
67
Jumlah
56
875
1.424
1.660
732
1.174
931
237
388
7.982
PLTG /MG
53
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021 Jumlah
12
28
44
527
562
1.200
400
465
65
3.304
IPP
PLTU
PLTP
110
275
825
570
415
330
2.525
PLTGU
30
50
50
130
PLTG /MG
PLTD
PLTM
4.2
45
54
91
195
PLTA
68
56
40
433
510
1.107
PLT lain
Jumlah
16
108
148
847
893
865
220
132
795
65
7266
PLN+IPP
PLTU
219
609
933
1.606
977
917
2.117
450
525
65
8.419
PLTP
110
165
330
935
570
415
550
3.075
100
90
50
240
244
204
470
520
10
120
10
1.578
PLTGU
PLTG /MG
PLTD
PLTM
45
55
91
195
PLTA
0.2
68
318
181
433
571
98
1.670
PLT lain
25
25
72
Jumlah
577
983
1.572
2.507
1.625
2.039
3.134
1.562
1.183
65
15.248
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Jumlah
PLTU
145
404
713
346
274
310
386
80
50
2.708
PLTP
20
40
80
160
PLN
PLTGU
PLTG /MG
126
182
443
138
125
171
60
20
85
1.350
PLTD
10
49
PLTM
17
35
86
PLTA
20
10
71
114
77
65
384
183
924
PLT lain
27
11
59
Jumlah
152
576
968
825
522
561
664
257
541
271
5.337
IPP
PLTU
200
20
19
246
915
265
250
100
375
175
2.565
PLTP
20
15
50
60
78
30
253
PLTGU
60
60
60
82
148
PLTG /MG
PLTD
PLTM
10
38
29
23
11
113
PLTA
845
130
65
200
150
300
PLT lain
40
43
Jumlah
400
266
88
289
941
525
461
478
405
175
4.027
PLN+IPP
PLTU
345
424
732
592
1.189
575
636
180
425
175
5.273
PLTP
23
35
50
65
118
110
413
PLTGU
60
60
60
208
182
443
138
131
171
60
20
85
1.498
PLTG /MG
54
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
PLTD
10
Jumlah
49
PLTM
14
56
65
30
20
200
PLTA
130
85
10
71
314
227
365
384
183
1.769
PLT lain
67
10
11
102
Jumlah
553
842
1.056
1.113
1.463
1.086
1.125
735
946
446
9.364
Neraca Daya
Neraca daya kelima sistem interkoneksi dan sistem-sistem isolated dapat dilihat pada Lampiran A dan
Lampiran B.
Proyek pembangkit PerPres 71 mengingat banyaknya daerah yang mengalami kekurangan pasokan
tenaga listrik dan untuk mengurangi pemakaian BBM.
Proyek-proyek pembangkit IPP yang telah berstatus PPA dan konstruksi.
Proyek-proyek pembangkit panas bumi dan atau tenaga air di Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Papua
yang menjadi andalan pasokan listrik setempat.
PLTG Bangkanai 280 MW yang dilengkapi CNG storage untuk dapat dioperasikan sebagai pembangkit
peaking, pembangunan PLTG peaking di Kaltim dan Sulsel.
PLTA Baliem 50 MW di Wamena untuk melistriki Kabupaten Wamena dan tujuh Kabupaten Baru di
Pegunungan Puncak Papua yang selama ini belum dilayani listrik PLN.
Mini LNG/CNG untuk memenuhi kebutuhan pembangkit peaking dan pembangkit kecil tersebar di
wilayah operasi Indonesia Timur.
PLTA Asahan III berkapasitas 174 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2016, sangat strategis
untuk memperbaiki fuel mix di Sumatera Utara.
PLTA Merangin 350 MW di Provinsi Jambi akan memenuhi kebutuhan sistem Sumatera dan sekaligus
menurunkan BPP.
PLTU batubara mulut tambang di Sumatera Selatan skala besar yang listriknya juga akan disalurkan ke
sistem interkoneksi Sumatera disamping ditransfer ke Jawa melalui transmisi 500 kV HVDC.
Pembangkit peaker di Sumatera yang akan memanfaatkan potensi bahan bakar gas yang ada.
Tambahan kapasitas pembangkit tahun 2012-2021 adalah 32,6 GW atau penambahan kapasitas ratarata 3,3 GW per tahun, termasuk PLTM skala kecil tersebar sebesar 180 MW dan PLT Bayu 50 MW.
Dari kapasitas tersebut PLN akan membangun sebanyak 16,8 GW atau 51% dari tambahan kapasitas
keseluruhan. Partisipasi swasta direncanakan sebesar 15,8 GW atau 49%.
PLTU batubara akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu mencapai 24,0 GW
atau 73,6%, disusul oleh PLTGU gas dengan kapasitas 2,2 GW atau 6,9% dan PLTG 1 GW atau 3,1%.
Sementara untuk energi terbarukan khususnya panas bumi sebesar 2,9 GW atau 8,8%, PLTA/PLTM/
pumped storage sebesar 2,5 GW atau 7,6%, dan pembangkit lainnya 0,05 GW atau 0,2%.
55
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
2012
2013
2014
2.265
2.065
660
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021 Jumlah
2.000
1.000
1.000
2.000
11.305
750
2.240
PLN
PLTU
315
PLTP
PLTGU
740
500
PLTG /MG
250
1.000
1.000
PLTM
PLTA
110
PS
309
1.040
PLT lain
Jumlah
199
3.005
2.065
663
1.503
450
450
1.940
3.200
16.800
6
675
1.239
2.000
1.000
1.450
380
2.225
4.160
2.460
1.000
1.000
55
295
390
625
1.055
385
IPP
PLTU
0
1.475
PLTP
12.700
55
2.860
PLTGU
PLTG /MG
PLTM
57
31
80
PLTA
12
180.354
47
47
PS
PLT lain
Jumlah
50
50
1.475
57
516
80.034
2.579
4.550
3.085
2.055
1.385
55 15.837.354
PLTU
3.740
2.065
1.040
2.540
4.160
4.460
2.000
2.000
2.000
24.005
PLTP
55
295
390
625
1.055
385
55
2.860
PLN+IPP
PLTGU
740
500
250
750
2.240
PLTG /MG
1.000
1.000
PLTM
57
31
80.034
12
180
PLTA
157
199
356
PS
1.040
450
450
1.940
PLT lain
53
56
Jumlah
4.480
2.122
1.179
1.583.034
3.254
5.789
5.085
3055
2.835
3.255
32.637
Neraca Daya
Neraca daya sistem Jawa-Bali dapat dilihat pada Lampiran C.
Pada tahun 2015 reserve margin akan turun menjadi 20% karena beberapa proyek pembangkit skala besar
yang dalam RUPTL direncanakan beroperasi pada tahun 2015 diperkirakan akan terlambat. Pembangkit
dimaksud adalah PLTA Pumped Storage Upper Cisokan 1.000 MW dan PLTU Lontar unit-4 660 MW yang
merupakan proyek PLN, serta proyek PLTU IPP Cirebon unit-2 660 MW, Cilacap unit-3 600 MW, Madura
2x200 MW dan PLTP Kamojang, Wayang Windu, Karaha, Dieng, Tangkuban Perahu sebesar 350 MW.
Untuk memperbaiki reserve margin menjadi minimum 25% pada tahun 2015, PLN berupaya untuk menambah
kapasitas pembangkit tenaga listrik sekitar 1.500 MW secara cepat. Mengingat jenis pembangkit yang
dapat diimplementasikan secara cepat adalah pembangkit listrik berbahan bakar gas seperti PLTG dan
PLTGU, maka PLN akan mempercepat pembangunan PLTG 800 MW dan PLTGU 750 MW yang memang
telah direncanakan dalam RUPTL 2011-202055. PLTG tersebut akan dipasang di Muara Karang 400 MW dan
Pesanggaran 150 MW yang akan dioperasikan dengan LNG, serta di Grati 300MW yang akan dioperasikan
dengan CNG. PLN mempunyai opsi PLTG Grati dapat diganti dengan PLTG di lokasi lain yang mempunyai
pasokan gas lebih secure. PLN juga sedang meninjau kembali kelayakan proyek Muara Tawar add-on blok
55 Namun dijadwalkan pada tahun 2017-2019
56
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
3-4 yang menambahkan HRSG dan ST 2x250 MW sehubungan dengan adanya rencana pembangunan pipa
yang menghubungkan FSRU Jakarta dengan pipa SSWJ II untuk memasok Muara Tawar.
Sedangkan 1 blok PLTGU 750 MW akan dibangun di Gresik untuk dioperasikan dengan gas lapangan yang
ada, namun dengan capacity factor rendah sehingga diperlukan tambahan pasokan gas baru. PLN berharap
akan mendapatkan alokasi gas dari blok Cepu.
Dalam RUPTL ini terdapat beberapa proyek yang mengalami perubahan unit size, yaitu:
-
PLTU Jawa-1 semula 1x660 MW menjadi 1x1.000 MW. PLTU ini dapat dilaksanakan sebagai proyek
IPP atau PLN. Apabila akan dilaksanakan sebagai proyek IPP, proyek ini dapat berupa ekspansi PLTU
IPP yag telah beroperasi. Hal ini dimungkinkan oleh adanya Peraturan Dirjen Ketenagalistrikan No.
50/2012 yang menyebutkan penambahan kapasitas pembangkit ekspansi boleh lebih besar daripada
kapasitas pembangkit yang telah beroperasi, apabila menggunakan teknologi yang lebih efisien,
lebih ramah lingkungan dan sesuai dengan kebutuhan sistem penyediaan tenaga listrik setempat.
Dengan adanya perubahan unit size ini, diperkirakan COD akan mundur ke tahun 2017.
PLTU Jawa Tengah semula 2x1.000 MW menjadi 2x950 MW, kapasitas ini sesuai dengan kontrak PPA.
Financial closing diperkirakan mundur 12 bulan dari rencana semula, sehingga COD diperkirakan
mundur ke tahun 2017-2018.
PLTU Banten semua 1x660 MW menjadi 1x625 MW, kapasitas ini sesuai dengan kontrak PPA.
PLTU Lontar Unit 4 semula 1x660 MW menjadi 1x315 MW. Perubahan kapasitas ini dilakukan agar
proyek dapat dieksekusi dengan lebih cepat. Proyek EPC PLN ini apabila tetap berkapasitas 660
MW akan terhambat oleh masalah teknis56, memerlukan tambahan lahan yang cukup luas (38 Ha)
dan memerlukan pembangunan beberapa fasilitas baru seperti coal yard, jetty, intake & discharge
channels. Perubahan kapasitas menjadi kelas 315 MW dapat menggunakan lahan dan semua fasilitas
yag telah ada, sehinggga dapat mempercepat penyelesaian proyek ini, walaupun penyelesaiannya
akan tetap meluncur ke tahun 2016.
PLTGU Jawa-5 semula 2 blok @750 MW menjadi hanya 1 blok karena keterbatasan pasokan gas.
Pada awal beroperasinya PLTGU tersebut, yaitu tahun 2015/2016, pembangkit baru tersebut akan
dioperasikan dengan gas eksisting di Gresik. PLN berharap akan memperoleh alokasi gas dari blok
Cepu untuk mengoperasikan PLTGU tersebut mulai tahun 2017. Berdasarkan informasi yang diperoleh
PLN blok Cepu dapat menghasilkan gas sekitar 190 mmscfd, namun tidak semua gas tersebut dapat
dialokasikan ke sektor listrik. Lokasi semula direncanakan di daerah Tuban/Cepu, namun dipindah ke
komplek pembangkitan Gresik sesuai dengan rencana Pertamina/ExxonMobil untuk mengalirkan gas
ke konsumen gas lainnya di daerah Gresik/Surabaya.
PLTP Patuha semula 3x60 MW menjadi 3x55 MW, kapasitas ini sesuai dengan kontrak PPA.
Selain proyek-proyek yang mengalami perubahan unit size, dalam RUPTL ini juga terdapat proyek baru
yang belum ada di RUPTL sebelumnya, yaitu:
-
PLTU Jawa-4 berkapasitas 2x1.000 MW dapat dilaksanaan sebagai proyek PLN atau IPP untuk
memenuhi kebutuhan listrik di tahun 2019-2020. Apabila dilaksanakan sebagai proyek IPP, PLTU ini
dapat berupa ekspansi dari IPP yang telah beroperasi atau BLT (Build Lease Transfer) atau PPP (Public
Private Partnership).
PLTU Jawa-6 berkapasitas 2x1.000 MW tahun 2021.
PLTGU Jawa-7 berkapasitas 1x750 MW untuk memenuhi kebutuhan pembangkit pemikul beban
menengah tahun 2021 apabila dapat disediakan pasokan gas lapangan (bukan LNG).
PLT Bayu Samas (50 MW), berlokasi di Yogyakarta, merupakan proposal unsolicited dari sebuah
perusahaan swasta.
56 PLTU klas 600 MW memerlukan cerobong asap yang tinggi, dan karena proyek berlokasi dalam koridor penerbangan bandara Sukarno Hatta maka tidak diperkenankan.
57
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
Sebuah proyek PLTU yang juga telah direncanakan pada RUPTL 2011-2020 adalah PLTU Jawa-3. PLTU
ini dapat dialokasikan sebagai PLTU IPP Tanjung Jati A yang akan dikembangkan oleh PT TJPC, atau
dikembangkan sebagai PLTU baru oleh IPP atau PLN.
Pembangkit yang dikeluarkan dari RUPTL adalah PLTA Grindulu (pumped storage) unit 1-2 500 MW, karena
penyelesaian proyek diperkirakan setelah tahun 2021.
Proyek-Proyek Strategis
Beberapa proyek strategis pada sistem Jawa-Bali ini adalah sebagai berikut:
-
PLTU IPP Jawa Tengah (2x950 MW). Proyek ini sangat strategis karena dibutuhkan sistem pada tahun
2017 dan 2018, serta merupakan proyek kelistrikan pertama yang menggunakan skema Kerjasama
PemerintahdanSwasta (KPS) dengan PerPres No. 67/2005 jo PerPres No. 13/2010.
PLTU Indramayu (2x1.000 MW). Proyek ini sangat strategis karena dibutuhkan sistem pada tahun
2018/2020, dan berlokasi relatif dekat dengan pusat beban di Jabodetabek. Karena proyek ini
menghadapi ketidakpastian perizinan dari Pemda, PLN mempunyai opsi untuk memajukan jadwal
PLTU Jawa-6 yang berlokasi di Bojonegara dari tahun 2021 menjadi 2018. Keputusan untuk melakukan
opsi tersebut akan diambil PLN setelah ada kepastian perizinan dari Pemda.
PLTA Pompa Upper Cisokan (1.040 MW). Proyek ini sangat strategis karena dapat meminimalkan
biaya operasi sistem serta memberikan banyak benefit dalam operasi sistem tenaga listrik, antara
lain berfungsi sebagai pembangkit beban puncak, pengatur frekuensi, sebagai spinning reserve
(cadangan putar), memperbaiki faktor utilitas pembangkit beban dasar dan memperbaiki load factor
sistem.
PLTU mulut tambang Sumatera Selatan dan transmisi 500kV HVDC SumateraJawa dengan kapasitas
3.000 MW. Proyek ini sangat strategis karena merupakan solusi yang ekonomis dalam memenuhi
kebutuhan tenaga listrik di Jawa dengan memanfaatkan cadangan low rank coal di Sumatra Selatan.
Proyek ini hanya dilaksanakan setelah kebutuhan listrik Sumatera tercukupi sepenuhnya dengan
cadangan yang cukup banyak. Pilihan proyek ini juga didorong oleh semakin sulitnya mendapatkan
lokasi baru untuk membangun PLTU batubara skala besar di pulau Jawa.
PLTU Bekasi 2x1000 MW (2018/2019) sangat strategis karena lokasinya berada dekat Jakarta dan
dapat memasok langsung pusat beban Jakarta melalui transmisi SUTET yang pendek, sehingga dapat
mendukung tegangan sistem 500 kV di Jakarta, dan pada akhirnya dapat mengurangi pemakaian
BBM/LNG di Muara Karang, Priok dan Muara Tawar.
Jawa Tengah
14.661
4.810
6.901
12.638
16,0
3.021
59,2
4.758
45,0
Kandidat lokasi untuk membangun pembangkit baru tersebut adalah Bekasi, Indramayu, Cirebon, Banten,
Lontar dan Muara Karang.
Neraca daya dan rincian pengembangan pembangkitan di sistem Jawa Bali dapat dilihat pada Lampiran
C1.2.
58
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
Kapasitas (MW)
COD
2x100
1x60
2012
2012
3x65
2012-2013
PLTG Senipah
2x41
2013
1x4
2013
PLTM Wawopada
1x4
2013
PLTM Taludaa 2
1x2
2013
PLTU Molotabu
2x10
2013
2x7
2014
PLTM Taludaa 1
1x3
2014
2x10
2014-2015
2x10
2015-2016
2x7
2016
2x7
2016
2x7
2016
2x7
2016
2x6
2015
2x2,75
2015
1x35
2015
1x50
2015
PLTU Bau-Bau
2x7
2015
2x25
2015
2x15
2015
2x20
2015-2017
2x100
2016-2017
2x100
2016
2x15
2016
2x25
2016
PLTU Kolaka
2x10
2016
59
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
Tabel 5.16. Daftar Proyek IPP dan Proyek yang Diasumsikan Akan Dilaksanakan oleh IPP
di Wilayah Operasi Indonesia Timur
Lanjutan
Nama Pembangkit
Kapasitas (MW)
COD
PLTU Mamuju
2x25
2016
2x15
2016
PLTU Jeneponto 2
2x100
2016
2x5
2016
1x5
2016
1x5
2018
PLTU Kupang
2x15
2016-2017
2x45
2017
110
2017
3x5
2017-2019
1x20
2017
1x5
2017
1x20
2018
1x5
2018
14
2012-2016
13
2012-2013
25
2013-2014
28
2013-2015
19
2014-2017
2014-2015
2014
1x5
2014
PLTU Merauke 2
2x7
2016
2x25
2016
PLTU Kalselteng 3
2x50
2016
PLTU Kalselteng 1
2x100
2017-2018
PLTU Sulut 3
2x55
2017-2018
3x150
2018-2019
PLTP Huu 2
2x20
2018-2019
PLTP Mataloko 3
1x5
2018
PLTU Kaltim 3
2x100
2018-2019
PLTP Borapulu
2x20
2019-2020
PLTP Mataloko 4
1x5
2019
PLTP Lainea
2x10
2019
PLTP Ulumbu 3
1x5
2019
1x3
2019
PLTU Lombok 3
2x25
2020-2021
2x100
2020
PLTP Sokoria 4
1x5
2020
PLTP Jailolo 2
1x5
2020
PLTU Kaltim 4
2x150
2020-2021
60
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
Tabel 5.17. Daftar Proyek IPP dan Proyek yang Diasumsikan Akan Dilaksanakan oleh IPP
di Wilayah Operasi Indonesia Barat
Nama Pembangkit
Kapasitas (MW)
COD
2x6
2012
PLTMTersebar Sumut
195
2012-2015
1x30
2013
PLTU Baturaja
2x10
2013
2x7
2016
PLTU Muko-muko
2x4
2013
3x7
2014-2015
45
2015
23
2015
56
2016
2x115
2015
PLT Banjarsari
PLTP Lumut Balai (fTP 2)
4x55
2015-2016
PLTU Sumsel 5
2x150
2015-2016
2x113
2015-2016
PLTU Sumsel 7
2x150
2016
3x110
2106-2017
2x55
2016-2017
2x110
2016-2017
2x110
2017
1x110
2017
40
2017
83
2018
1200
2018
2x55
2018
240
2018
2x110
2018-2019
2x110
2018-2019
510
2019
1x20
2019
2019
1x55
2019
1x55
2019
2x55
2019-2020
2x400
2019-2020
165
2020
1x110
2020
2x65
2020-2021
2014
2x15
2014
PLTGU Duri
100
2014-2015
2x7
2015
PLTA Merangin
350
2018
61
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
Tabel 5.18. Daftar Proyek IPP dan Proyek yang Diasumsikan Akan Dilaksanakan oleh IPP
di Wilayah Operasi Jawa Bali
Nama Pembangkit
Kapasitas (MW)
COD
1x815
2012
PLTU Cirebon
1x660
2012
1x130 + 2x125
2014
PLTU Banten
1x625
2016
1x600
2016
2x200
2016
PLTU MT Sumsel 8
2x600
2016-2017
2x950
2017-2018
PLTU MT Sumsel 9
2x600
2018
PLTU MT Sumsel 10
1x600
2018
2x55
2014-2017
1x30 + 1x60
2016-2019
1x30 + 2x55
2016-2017
1x47
2016
10
2016
1x55 + 1x60
2016
1x55
2018
1x110
2018
2x55
2018
2x30
2018-2019
1x55
2019
2x110
2016-2017
1x55
2019
2x55
2019
3x55
2018-2019
2x55
2019
1x55
2019
2x110
2018-2019
1x55
2019
1x45
2018
1x50
2017
1x1000
2017
PLTU Jawa 3
2x660
2017-2018
PLTU Jawa 4
2x100
2019-2020
PLTP Dieng
2x55
2018-2019
PLTP Ungaran
1x30 + 1x55
2019
PLTP Ungaran
1x55
2021
50
2014
1x55
2018
1x10
2017
PLTP G. Lawu
3x55
2019-2021
2x55
2019-2020
2x110
2020
PLTP Cisolok-Cisukarame
2x55
2018-2019
62
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:26
5.5.
Tabel 5.19. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Gabungan Indonesia (GWh)
No.
Fuel Type
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
HSD
22.040
17.126
7.035
3.295
3.455
2.184
2.431
2.819
3.141
3.419
MFO
7.082
6.347
5.340
1.226
16
26
40
61
42
42
Gas
43.359
46.540
60.558
59.767
54.648
39.113
38.328
37.367
36.891
41.491
LNG
5.636
7.065
16.956
19.914
23.079
32.241
31.233
31.691
35.368
35.604
Batubara
101.414
118.595
125.394
150.927
170.923
190.494
205.247
218.890
236.196
258.022
Hydro
10.586
10.865
11.133
11.733
13.930
16.818
19.671
22.706
24.988
26.689
Surya/Hybrid
Biomass
Impor
10
Geothermal
Total
93
93
93
94
94
94
94
94
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
733
727
737
738
227
142
317
8.946
9.357
9.920
10.940
16.015
24.473
32.252
41.521
45.402
45.421
199.130
215.962
236.492
258.693
282.950
306.244
330.097
355.439
382.345
411.162
450.000
400.000
350.000
300.000
GWh
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
2012
Impor
Biomass
2013
2014
Surya/Hybrid
2015
HSD
2016
MFO
LNG
2017
Gas
2018
Batubara
2019
Geothermal
2020
2021
Hydro
Gambar 5.4. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Gabungan Indonesia (GWh)
63
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:27
Kebutuhan bahan bakar gabungan Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 diberikan pada
Tabel 5.20.
Tabel 5.20. Kebutuhan Bahan Bakar Gabungan Indonesia
No.
Fuel Type
2012
2013
2014
2015
957,7
2016
1.041,0
2017
2018
6.268,9
4.784,5
1.986,9
2.787,8
2.826,4
2.347,7
376,9
12,9
22,0
36,1
56,7
37,3
37,3
Gas (bcf)
388,0
406,7
533,6
515,5
465,0
321,1
311,8
303,7
299,1
333,6
LNG (bcf)
46,0
52,9
92,8
121,4
146,1
236,5
229,5
232,2
263,5
265,1
49,0
49,0
49,0
817,4
2021
49,0
703,5
2020
625,2
2019
898,3
973,3
49,0
49,0
49,0
49,0
49,0
49.,0
Fuel Type
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
HSD
7.655
5.590
1.828
1.004
1.813
419
428
539
650
650
MFO
1.864
1.482
1.482
Gas
33.537
35.422
48.227
49.109
43.843
28.829
28.947
28.116
27.638
31.901
LNG
Batubara
Hydro
Surya/Bayu/
Hybrid
Geothermal
Total
5.636
7.065
12.929
15.041
17.982
27.088
26.435
27.002
30.442
30,.442
89.601
100.868
100.425
115.322
130.919
148.060
157.044
167.204
179.779
193.795
5.273
5.273
5.273
5.273
5.807
7.000
7.891
7.734
8.425
9.162
88
88
88
88
88
88
88
88
7.953
7.950
8.401
8.886
11.651
15,.172
21.948
29.027
30.371
30.371
151,.519
163.649
178.652
194.723
212.102
226.655
242.781
259.710
277.393
296.408
64
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:27
300,000
250,000
GWh
200,000
150,000
100,000
50,000
2012
HSD
2013
MFO
2014
2015
LNG
2016
Gas
2017
Batubara
2018
Geothermal
2019
2020
2021
Hydro
Gambar 5. 5 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Sistem Jawa-Bali (GWh)
Pada Tabel 5.21 terlihat bahwa batubara mendominasi energi primer lainnya, yaitu 194 TWh dari total
produksi 296 TWh (66%) pada tahun 2021. Panas bumi mengalami peningkatan secara signifikan dari 7,9
TWh pada tahun 2012 menjadi 30,4 TWh pada tahun 2021, atau meningkat hampir 4 kali lipat. Sedangkan
pangsa tenaga air relatif tidak berubah karena potensi tenaga air di sistem Jawa Bali sudah sulit untuk
dikembangkan. Produksi listrik dari gas alam (termasuk LNG) mengalami peningkatan sejak tahun 2012
menjadi hampir 1,5 kali lipat pada tahun 2021.
Neraca energi pada Gambar 5.5 merefleksikan produksi energi setiap pembangkit, termasuk pembangkit
Muara Karang, Priok dan Muara Tawar yang menggunakan gas. Situasi pada gambar 5.5. tersebut adalah
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan operasi sistem tenaga listrik dimana ketiga pembangkit berbahan
bakar gas tersebut harus beroperasi dengan output yang tinggi (must run) sebagaimana dijelaskan pada
butir 4.2 dan lampiran C1.4.
Sebagai dampak dari produksi yang tinggi pada ketiga pembangkit tersebut, akan diperlukan pasokan gas
yang cukup besar yang pada saat ini masih belum terpenuhi, sehingga diperkirakan akan terjadi defisit
pasokan gas seperti ditunjukkan pada Tabel C1.4.2. Apabila kebutuhan gas tersebut tidak dapat dipenuhi
secukupnya, maka kebutuhan ini harus disubstitusi dengan bahan bakar lain, yaitu BBM.
Proyeksi kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit milik PLN dan IPP dapat dilihat pada Tabel 5.22.
Volume kebutuhan batubara terus meningkat sampai tahun 2021. Hal ini merupakan konsekuensi dari
rencana pengembangan pembangkit yang mengandalkan PLTU batubara sebagai pemikul beban dasar.
65
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:27
Fuel Type
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2.184,4
1.600,5
535,4
281,3
575,7
117,5
126,7
159,9
192,7
192,7
462,4
367,6
367,5
Gas (bcf)
295,1
308,4
424,3
429,9
378,2
239,2
240,2
234,0
229,7
261,7
LNG (bcf)
46,0
52,9
60,9
82,9
105,9
195,9
191,5
195,6
225,6
225,6
43.857,5
49.797,1
49.888,3
56.919,7
65.630,7
73.345,3
77.755,7
82.160,7
88.088,6
94.677,1
Fuel Type
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
HSD
8.242
6.837
1.109
795
715
760
881
967
1.015
1.108
MFO
2.699
2.868
1.732
43
12
21
35
55
35
35
Gas
7.966
8.322
8.786
6.646
6.781
6.376
5.458
5.290
5.258
5.434
LNG
4.027
3.946
4.116
4.203
3.709
3.565
3.720
3.857
Batubara
8.363
11.351
16.798
23.158
24.051
23.867
28.841
31.728
36.004
42.131
Hydro
3.436
3.576
3.743
4.261
5.348
5.928
6.949
8.503
8.503
8.503
Biomass
63
63
63
63
63
63
63
63
63
63
Impor
Geothermal
Total
733
727
737
738
227
142
317
547
801
815
1.206
3.178
7.685
8.072
9.960
11.806
11.806
31.317
33.818
37.073
40.851
44.991
49.640
54.745
60.358
66.548
73.255
80,000
70,000
60,000
GWh
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
2012
2013
Impor
2014
Biomass
2015
HSD
MFO
2016
LNG
2017
Gas
2018
Batubara
2019
Geothermal
2020
2021
Hydro
Gambar 5.6 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Barat (GWh)
57 IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), 2006 IPCC Guideliness for National Greenhouse Gas Inventories.
66
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:27
Kebutuhan bahan bakar di Indonesia Barat dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 diberikan pada
Tabel 5.24.
Tabel 5.24. Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Barat
No.
Fuel Type
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2.424,8
1.914,1
344,2
269,0
214,9
236,1
273,5
303,0
307,0
331,8
1.614,5
1.895,1
1.380,3
43,1
11,5
20,6
34,6
55,0
35,5
35,5
Gas (bcf)
86,6
88,8
97,3
72,0
73,2
68,6
58,3
56,3
55,9
57,9
LNG (bcf)
31,9
31,3
32,6
33,2
29,5
27,9
28,4
29,4
5.142,2
6.920,5
10.506,5
14.500,1
15.055,6
15.598,6
17.531,1
19.319,0
21.989,9
25.464,0
49,1
49,1
49,1
49,1
49,1
49,1
49,1
49,1
49,1
49,1
Fuel Type
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
HSD
6.142
4.700
4.098
1.496
927
1.005
1.122
1.312
1.475
1.661
MFO
2.519
1.998
2.126
1.183
Gas
1.857
2.795
3.545
4.012
4.023
3.908
3.923
3.962
3.994
4.156
LNG
927
982
950
1.089
1.124
1.224
1.305
Batubara
3.450
6.376
8.170
12.447
15.953
18.568
19.362
19.957
20.413
22.097
Hydro
1.876
2.016
2.118
2.200
2.775
3.890
4.830
6.469
8.060
9.024
Surya/Hybrid
Geothermal
Total
445
606
704
848
1.186
1.617
2.232
2.534
3.224
3.244
16.293
18.495
20.766
23.119
25.857
29.949
32.571
35.371
38.404
41.499
45.000
40.000
35.000
30.000
GWh
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
2012
2013
Surya/Hybrid
2014
HSD
2015
MFO
2016
LNG
2017
Gas
2018
Batubara
2019
Geothermal
2020
2021
Hydro
Gambar 5.7. Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur (GWh)
67
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:27
Kebutuhan bahan bakar di Indonesia Timur dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 diberikan pada
Tabel 5.26.
Tabel 5.26. Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur
No.
Fuel Type
2012
2013
2014
2015
2016
2017
1.269,9
1.107,4
404,4
710,9
563,6
599,8
333,8
1,3
1,4
1,5
1,7
1,9
1,9
Gas (bcf)
6,3
9,4
12,0
13,6
13,6
13,2
13,3
13,4
13,5
14,0
LNG (bcf)
7,2
7,6
7,4
8,5
8,7
9,5
10,1
5.6.
5,.272,4
354,6
2021
1.659,7
4.114,7
303,3
2020
271,5
2019
2.226.,6
250,5
2018
398,7
448,8
Proses perencanaan sistem pada RUPTL 2012-2021 belum memperhitungkan biaya emisi CO2 sebagai
salah satu variabel biaya. Namun demikian RUPTL ini tidak mengabaikan upaya pengurangan emisi CO2. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya kandidat PLTP dan PLTA yang ditetapkan masuk dalam sistem kelistrikan
walaupun mereka bukan merupakan solusi biaya terendah. Penggunaan teknologi boiler supercritical dan
ultra-supercritical di pulau Jawa juga membuktikan bahwa PLN peduli dengan upaya pengurangan emisi
CO2 dari pembangkitan tenaga listrik.
Banyaknya emisi dihitung dari jumlah bahan bakar yang digunakan dan dikonversi menjadi emisi CO2
(dalam ton CO2) dengan menggunakan faktor pengali (emission factor) yang diterbitkan oleh IPCC57.
Pemerintah telah menetapkan Perpres No. 4 tahun 2010 dan Permen ESDM No. 15 tahun 2010 mengenai
Program Percepatan Pembangkit Tahap 2. Program tersebut didominasi oleh pembangkit dengan
menggunakan energi terbarukan, khususnya panas bumi. Dengan adanya intervensi kebijakan pemerintah
mengenai pengembangan PLTP dan energi terbarukan lainnya akan menghasilkan rencana pengembangan
pembangkit yang sedikit berbeda dibandingkan dengan baseline serta dapat menurunkan emisi CO2. Emisi
CO2 Indonesia
Juta
CO2
Juta tCO2
300
275
250
225
200
175
150
125
100
75
50
25
0
2012
2013
2014
Biomass
2015
2016
2017
2018
2019
HSD
MFO
LNG
Gas
Batubara
2020
2021
Gambar 5.8. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (Gabungan Indonesia)
68
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:27
Gambar 5.8 memperlihatkan emisi CO2 yang akan dihasilkan apabila produksi listrik Indonesia dilakukan
dengan fuel mix seperti pada Gambar 5.4. Dari Gambar 5.8 dapat dilihat bahwa emisi CO2 se-Indonesia
akan meningkat dari 151 juta ton pada 2012 menjadi 283 juta ton pada tahun 2021. Dari 284 juta ton emisi
tersebut, 247 juta ton (87%) berasal dari pembakaran batubara.
Average grid emission factor58 untuk Indonesia pada tahun 2012 adalah 0,762kgCO2/kWh, akan menurun
sampai dengan tahun 2015 namun meningkat menjadi 0,763kgCO2/kWh pada 2016 dan selanjutnya akan
menurun karena beroperasinya proyek-proyek PLTP dan PLTA sehingga average grid emission factor pada
tahun 2021 menjadi 0,724 kgCO2/kWh.
225
200
175
150
125
100
75
50
25
0
2012
2013
2014
Biomass
2015
2016
2017
2018
HSD
MFO
LNG
Gas
2019
2020
2021
Batubara
Gambar 5.9. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Sistem Jawa-Bali
58 Grid emission factor didefinisikan sebagai jumlah CO2 [kg] per produksi listrik [kWh]
69
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:27
Juta
Juta CO
tCO2
2
60
50
40
30
20
10
0
2012
2013
2014
Biomass
2015
HSD
2016
MFO
2017
LNG
2018
2019
Gas
2020
2021
Batubara
Gambar 5.10. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Wilayah Operasi Indonesia Barat
2013
2014
Biomass
2015
HSD
2016
MFO
2017
LNG
2018
Gas
2019
2020
2021
Batubara
Gambar 5.11. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur
57 IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change), 2006 IPCC Guideliness for National Greenhouse Gias Inventories
70
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:27
5.7.
PLN akan memanfaatkan peluang pendanaan karbon baik melalui kerangka UNFCCC maupun diluar
kerangka UNFCCC. Implementasi proyek pendanaan karbon akan diterapkan untuk semua kegiatan di
lingkungan PLN yang berpotensi untuk memperoleh pendanaan karbon.
Sejak tahun 2002 PLN sudah menyadari akan peluang pendanaan karbon melalui Clean Development
Mechanism (CDM) dan melakukan pengkajian beberapa potensi proyek CDM, dan hasilnya hingga saat ini
PLN telah menandatangani bebarapa ERPA (Emission Reduction Purchase Agreements). Selain itu PLN juga
mengembangkan proyek melalui mekanisme VCM (Voluntary Carbon Mechanism).
Berkenaan dengan akan berakhirnya komitmen pertama Protokol Kyoto pada akhir tahun 2012, maka
pemanfaatan pendanaan karbon akan disesuaikan dengan mekanisme baru pendanaan karbon, baik
dalam kerangka UNFCCC maupun di luar kerangka UNFCCC.
5.8.
Pada periode 2012-2021 pengembangan sistem penyaluran berupa pengembangan sistem transmisi
dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali serta tegangan 500 kV, 275kV, 150kV dan 70kV
di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan
kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir
secara efisien. Disamping itu juga sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan
tegangan pelayanan.
Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari
pembangkit-pembangkit baru maupun ekspansi dan untuk menjaga kriteria security N-1, baik statik
maupun dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi 150 kV dimaksudkan untuk menjaga kriteria
security N-1 dan sebagai transmisi yang terkait dengan gardu induk 150 kV baru.
Pengembangan transmisi 500 kV di Sumatera dimaksudkan untuk membentuk transmisi back-bone yang
menyatukan sistem interkoneksi Sumatera pada koridor timur. Pusat-pusat pembangkit skala besar dan
pusat-pusat beban yang besar di Sumatera akan tersambung ke sistem transmmisi 500 kV ini. Transmisi
ini juga akan mentransfer tenaga listrik dari pembangkit listrik di daerah yang kaya sumber energi primer
murah (Sumbagsel dan Riau) ke daerah yang kurang memiliki sumber energi primer murah (Sumbagut).
Selain itu transmisi 500 kV juga dikembangkan di Sumatera Selatan sebagai feeder pemasok listrik dari
PLTU mulut tambang ke stasiun konverter transmisi HVDC yang akan menghubungkan pulau Sumatera
dan pulau Jawa.
Rencana pengembangan sistem penyaluran di Indonesia hingga tahun 2021 diproyeksikan sebesar
122.331 MVA untuk pengembangan gardu induk serta 55.234 kms pengembangan jaringan transmisi
dengan perincian pada Tabel 5.27 dan Tabel 5.28.
Tabel 5.27. Kebutuhan Fasilitas Transmisi Indonesia
Transmisi
500 kV AC
500 kV DC
275 kV
250 kV DC
150 kV
70 kV
Jumlah
2012
2013
2
2014
352
2015
224
2016
2017
711
1.712
2018
818
2019
2020
2021
Jumlah
762
20
640
5.241
1.100
1.100
482
160
2.271
1.012
812
580
890
6.207
462
462
2.918
7.867
7.230
6.961
4.495
4.616
1.529
1.306
1.542
200
38.665
493
812
1.189
516
217,8
332
38.665
3.895
9.191
1.0915
9.200
8.337
6.808
3.181
1.326
2.182
200
55.234
71
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
5
Trafo
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Jumlah
500/275 kV
1.500
1.000
1.000
3.500
500/150 kV
6.336
4.836
4.503
4.000
7.500
3.500
2.500
1.000
1.000
35.175
3.000
3.000
270
590
6.500
750
1.250
1.250
500
250
11.360
600
600
500 kV DC
275/150 kV
250 kV DC
150/70 kV
60
220
150
60
30
520
150/20 kV
9.686
10.680
7.650
4.830
7.895
4.920
4.890
4.720
5.120
4.320
64.711
70/20 kV
Jumlah
635
840
360
300
90
160
330
280
150
300
3.445
16.987
17.166
19.013
10.030
21.235
11.490
9.250
6.000
6.520
4620
12.2311
Transmisi back-bone 500 kV Sumatera dengan prioritas pertama segmen New Aur DuriRengat
New Garuda Sakti yang diharapkan dapat beroperasi pada 2016 sehingga dapat mulai berfungsi
untuk menyalurkan listrik dari PLTU mulut tambang seperti PLTU Sumsel-5 dan Sumsel-7.
Interkoneksi Batam Bintan dengan kabel laut 150 kV dimaksudkan untuk memenuhi sebagian kebutuhan tenaga listrik pulau Bintan dengan tenaga listrik dari Batam59 dengan mempertimbangkan
rencana pengembangan pembangkit di Batam yang akan mencukupi kebutuhan Batam dan sebagian Bintan60. Adanya interkoneksi 150 kV tersebut tidak ada hubungannya dengan perluasan wilayah
usaha PLN Batam.
Interkoneksi 150 kV SumateraBangka dengan kapasitas 200 MW pada kondisi N-1 dengan perkiraan
COD tahun 2015. Dengan adanya interkoneksi tersebut, maka di Bangka dapat dibangun PLTU dengan kelas yang lebih besar dibandingkan jika seandainya tidak ada interkoneksi, yaitu kelas 65 MW.
59 Biaya produksi listrik di Batam lebih rendah dari pada biaya produksi di Bintan yang masih banyak menggunakan pembangkit BBM.
60 Kecukupan pembangkit di Batam sampai dengan tahun 2020 telah dikonfirmasi ke PLN Batam.
72
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
Rencana pengembangan transmisi juga mencakup program interkoneksi dengan sistem tenaga listrik dari negara tetangga, meliputi interkoneksi Sumatera-Malaysia (HVDC 250 kV) dan Kalimantan
Barat-Sarawak (275kV HVAC). Tujuan interkoneksi tersebut antara lain untuk mewujudkan ASEAN
Power Grid sebagaimana dimaksud dalam MOU on the ASEAN Power Grid yang telah diratifikasi oleh
pemerintah Indonesia dengan Perpres No. 77/2008.
1.
2.
2012
500 kV AC
2013
0
2014
0
2015
0
2016
0
2017
2018
860
350
2019
2020
2021
Jumlah
722
600
2.532
500 kV DC
800
800
275 kV
160
2.271
1.012
812
300
4.555
250 kV DC
150 kV
462
462
1.042
2.175
4.311
3.556
968
1.738
279
382
740
140
15.331
70 kV
Jumlah
170
387
557
1.042
2.505
6.969
4.568
3.440
2.550
1.301
382
1340
140
24.237
Tabel 5.30. Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Wilayah Operasi Indonesia Barat
Trafo
500/275 kV
2012
2013
0
2014
0
2015
0
2016
0
2017
1.500
2018
2019
1.000
1.000
2020
0
2021
0
Jumlah
0
3.500
500/150 kV
500
1.000
1.500
500 kV DC
3.000
3.000
275/150 kV
500
6.500
750
1.250
250
500
250
10.000
250 kV DC
600
600
150/20 kV
2.110
2.200
2.480
1.320
1.200
1.050
810
660
990
1.200
14.020
30
340
80
30
30
30
540
2.140
3.040
9.060
2.070
7.480
2.900
3.340
690
1.240
1.200
33.160
70/20 kV
Jumlah
73
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
2012
2013
275 kV
482
150 kV
1.262
70 kV
Jumlah
2014
3.010
2015
1.124
488
638
620
2.232
3.648
1.744
2016
2017
2018
2019
2020
580
590
2.474
618
522
1.208
522
2.264
2.564
516
168
332
2.780 2.731,64
3.386
2021
Jumlah
0
1.652
696
14.534
2.762
696
18.947
2021
Jumlah
2012
2013
270
90
150/70 kV
60
150/20 kV
580
70/20 kV
Jumlah
2014
2015
2016
2017
0
1.000
2018
2019
0
2020
430
120
150
60
30
420
860
1.750
810
875
540
450
760
620
240
7.485
75
390
250
300
60
130
210
100
90
210
1.815
985
1.460
2.000
1.260
935
1.730
690
860
710
450
11.080
Sebagaimana diperlihatkan didalam Tabel 5.31 dan 5.32 terdapat rencana pembangunan transmisi 275 kV
di Sulawesi dan merupakan proyek yang strategis. Transmisi 275 kV antara PosoPalopo adalah merupakan
transmisi yang dibangun dan dimiliki oleh PT Poso Energi yang diperuntukkan untuk menyalurkan daya
dari PLTA Poso ke pusat beban.
Selain itu telah direncanakan pula pembangunan transmisi 275 kV dari PLTA Karama ke pusat beban
di Makassar melalui Mamuju, Enrekang dan Sidrap untuk menyalurkan daya dari PLTA Karama. Sejalan
dengan rencana pembangunan transmisi tersebut, dibangun pula GITET 275/150 kV di Mamuju, Enrekang,
Sidrap dan Daya Baru (Makassar). Proyek-proyek tersebut dijadwalkan dapat beroperasi pada tahun 2018
seiring dengan pelaksanaan proyek PLTA Karama. Sebagai antisipasi bila di masa yang akan datang PLTA
Poso akan dikembangkan, direncanakan pula pembangunan transmisi 275 kV EnrekangPalopo untuk
menghubungkan transmisi 275 kV eksisting milik PT Poso Energi di Palopo dengan transmisi 275 kV jalur
barat KaramaMamujuEnrekangMakassar. Hubungan antara kedua transmisi 275 kV tersebut juga
bermanfaat untuk meningkatkan stabilitas sistem serta menambah fleksibilitas operasi.
Keberadaan GITET 275/150 kV Enrekang selain sebagai titik koneksi transmisi 275 kV jalur Barat dengan
transmisi 275 kV milik PT Poso Energi, juga dimaksudkan untuk menyalurkan daya dari PLTA Bonto Batu,
Poko dan PLTA lainnya ke pusat beban.
Proyek transmisi strategis lain yang perlu mendapatkan perhatian khusus agar dapat diselesaikan tepat
waktu adalah :
74
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Jumlah
500 kV AC
352
224
710,8
852
468
40
20
40
2.709
500 kV DC
300
300
614
2.683
1.795
1.141
963
404
632
402
106
60
8.800
182
50
241
621
3.039
2.201
1.852
2.165
872
672
422
146
60
12.050
150 kV
70 kV
Jumlah
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Jumlah
500/150 kV
6.336
4.836
4.503
4.000
7.000
3.500
1.500
1.000
1.000
33.675
150/20 kV
6.996
7.620
3.420
2.700
5.820
3.330
3.630
3.300
3.510
2.880
43.206
70/20 kV
Jumlah
530
110
30
30
90
150
60
90
1.090
13.862
12.666
7.953
6.700
12.820
6.860
5.220
4.450
4.570
2.970
78.071
Dari Tabel 5.33 terlihat bahwa sampai dengan tahun 2021 akan dibangun transmisi 500 kV AC sepanjang 2.709 kms. Transmisi tersebut dimaksudkan untuk mengimbangi program percepatan pembangkit
PLTU Suralaya Baru, PLTU Adipala, PLTU Paiton Unit 3, PLTU IPP Tanjung Jati Unit 3 dan 4, PLTU IPP Jawa
Tengah, PLTU Indramayu Unit 4 dan 5, Jawa-Bali Crossing dari Paiton hingga ke pusat beban di Bali, PLTA
pumped storage Upper Cisokan dan Matenggeng, dan beberapa PLTU baru lainnya. Selain itu dibangun
juga transmisi 500kV yang berkaitan dengan perkuatan pasokan Jakarta, yaitu Balaraja-Kembangan dan
Kembangan-Durikosambi-Muara Karang-Priok-Muara Tawar.
Trafo interbus 500/150 kV yang direncanakan pada Tabel 5.34 merupakan perkuatan grid yang tersebar di
Jawa, utamanya seputar Jabotabek.
Transmisi 500 kV DC pada Tabel 5.33 adalah transmisi HVDC interkoneksi SumateraJawa, di sini hanya
diperhitungkan bagian kabel laut dan overhead line yang berada di pulau Jawa, selebihnya diperhitungkan
sebagai pengembangan sistem transmisi Sumatera.
Sistem transmisi 70 kV pada dasarnya sudah tidak dikembangkan lagi, bahkan di sistem 70 kV di Jawa
Barat banyak yang ditingkatkan menjadi 150 kV terkait dengan proyek percepatan pembangkit 10.000
MW. Rencana pada Tabel 5.33 hanya menunjukkan proyek reconducturing SUTT 70 kV yang memasok
konsumen besar dan saluran distribusi khusus. Program pemasangan trafo-trafo 150/70 kV dan 70/20kV
pada Tabel tersebut juga hanya merupakan relokasi trafo-trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur.
Beberapa proyek transmisi strategis di Jawa-Bali antara lain:
61 Transmisi 500 kV ini tidak connect ke GITET Mandirancan, hanya melintas di dekatnya.
75
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
Pembangunan SUTET 500 kV PaitonNew Kapal termasuk overhead line 500kV menyeberangi Selat
Bali (Jawa Bali Crossing) sebagai solusi jangka panjang pasokan listrik ke pulau Bali. Tahap pertama
pada tahun 2015 akan beroperasi dengan tegangan 150 kV dulu, kemudian mulai tahun 2016 akan
beroperasi penuh dengan tegangan 500 kV.
Pembangunan kabel laut Jawa-Bali 150 kV sirkit 3-4 dimaksudkan untuk dapat menekan pemakaian
BBM di Bali dalam jangka pendek.
SUTET 500 kV Kembangan-DurikosambiMuara KarangPriokMuara Tawar.
5.9.
Rencana pengembangan sistem distribusi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 5.35. Kebutuhan fisik
sistem distribusi Indonesia hingga tahun 2021 adalah sebesar 208 ribu kms jaringan tegangan menengah,
218 ribu kms jaringan tegangan rendah, 34 ribu MVA tambahan kebutuhan trafo distribusi. Kebutuhan
fisik tersebut diperlukan untuk mempertahankan keandalan serta untuk menampung tambahan sekitar
25 juta pelanggan.
Tabel 5.35. Kebutuhan Fasilitas Distribusi di Indonesia
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Jumlah
Indonesia
Jaringan TM
kms
16.633
15.900
17.355
17.495
19.562
20.979
22.158
23.964
25.634
27.859 207.540
Jaringan TR
kms
18.273
18.844
20.390
19.227
20.443
21.384
22.685
24.140
25.376
27.493 218.255
Trafo Distribusi
MVA
2.883
2.804
2.828
2.934
3.246
3.342
3.596
3.848
4.183
4.317
33.948
ribu plgn
2.533
3.152
2.947
2.811
2.572
2.327
2.312
2.237
2.202
2.199
25.290
Tambahan
Pelanggan
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Jumlah
Indonesia Barat
Jaringan TM
kms
4.468
4.530
4.804
4.729
5.183
5.356
5.801
6.178
6.526
7.193
54.768
Jaringan TR
kms
4.415
4.567
4.852
4.870
5.269
5.308
5.697
5.915
6.130
6.747
53.770
Trafo Distribusi
MVA
842
884
874
914
951
996
1.037
1.103
1.240
1.302
10.141
ribu plgn
681
764
786
816
717
647
594
528
472
422
6.427
Tambahan
Pelanggan
Rencana pengembangan sistem distribusi untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur dapat dilihat pada Tabel
5.37. Kebutuhan fisik sistem distribusi Wilayah Operasi Indonesia Timur hingga tahun 2021 adalah sebesar
81 ribu kms jaringan tegangan menengah 70 ribu kms jaringan tegangan rendah 8 ribu MVA tambahan
kebutuhan trafo distribusi. Kebutuhan fisik tersebut diperlukan untuk mempertahankan keandalan serta
untuk menampung tambahan sekitar 6,4 juta pelanggan.
76
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Jumlah
Indonesia Timur
Jaringan TM
kms
5.227
6.042
6.932
6.607
7.042
8.021
8.607
9.837
11.034
12.042
81.389
Jaringan TR
kms
5.469
6.789
7.701
5.876
5.936
6.538
6.935
7.631
8.087
8.825
69.785
Trafo Distribusi
MVA
564
720
726
702
721
774
823
885
1.011
1.030
7.958
ribu plgn
628
1.002
805
739
690
506
518
505
493
575
6.462
Tambahan
Pelanggan
Interkoneksi Antarpulau
Untuk mengembangkan sistem kelistrikan di pulau-pulau yang dekat dengan daratan pulau besar dan
sekaligus untuk menurunkan penggunaan BBM, direncanakan interkoneksi antar pulau melalui kabel laut
20 kV atau 70 kV, yaitu:
Pelaksanaan interkoneksi kabel laut tersebut akan didahului dengan kajian kelayakan meliputi
keekonomian, enjiniring dan studi dasar laut (seabed study) meliputi: route, peletakan kabel, lingkungan,
struktur dasar laut, dan lain sebagainya.
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Jumlah
Jawa-Bali
Jaringan TM
kms
6.939
5.327
5.619
6.159
7.338
7.602
7.751
7.950
8.074
8.625
71.382
Jaringan TR
kms
8.389
7.488
7.837
8.481
9.238
9.537
10.053
10.594
11.160
11.921
94.700
Trafo Distribusi
MVA
1.477
1.202
1.228
1.318
1.574
1.571
1.736
1.861
1.932
1.985
15.884
ribu plgn
1.223
1.386
1.355
1.255
1.165
1.174
1.200
1.203
1.237
1.201
12.401
Tambahan
Pelanggan
Dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dari tahun 2012 sampai dengan 2021 untuk sistem Jawa Bali
diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah sebanyak 71 ribu kms, jaringan tegangan rendah 95
ribu kms, kapasitas trafo distribusi 16 ribu MVA dan jumlah pelanggan 12,4 juta.
77
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
5.10.
Untuk saat ini pembangunan listrik desa di seluruh Indonesia dilaksanakan oleh 31 Satuan Kerja Listrik
Desa/Satker Lisdes, dimana untuk 30 Satker Lisdes tersebut berada pada masing-masing provinsi, kecuali
untuk 1 Satker Lisdes merupakan gabungan dua provinsi yaitu Jateng dan DIY.
Sasaran kuantitatif pembangunan listrik desa adalah bertujuan meningkatkan rasio elektrifikasi dan rasio
desa berlistrik. Rekap program listrik perdesaan 2012-2021 dan investasinya dapat dilihat pada Tabel 5.39
dan Tabel 5.40.
Tujuan pembangunan listrik desa seperti yang disebutkan diatas, juga bertujuan untuk:
JTM
kms
Trafo
JTR
kms
MVA
Unit
Jumlah
pelanggan PLN
2012*
4.168
4.465
226
3.349
236.788
83.478
2013
6.345
4.736
398
3.446
220.170
95.227
2014
6.659
5.373
545
3.848
243.957
95.227
2015
6.863
4.964
632
3.576
223.404
2016
7.177
5.056
690
3.611
228.000
2017
7.417
5.112
729
3.635
230.493
2018
7.340
5.080
762
3.563
227.966
2019
7.532
5.143
807
3.524
230.679
2020
7.644
5.161
851
3.444
226.182
2021
7.303
4.481
882
2.979
170.617
Total
68.449
49.571
6.522
34.973
2.238.257
273.932
*) DIPA
Catatan: Pada tahun 2012 ada program listrik Murah dan Hemat untuk masyarakat daerah tertinggal dan nelayan sekitar 83.500
RTS (rumah tangga sasaran).
Tabel 5.40. Rekap Kebutuhan Investasi Program Listrik Perdesaan Indonesia 2012-2021 (Juta Rp)
Tahun
JTM
JTR
Trafo
Lisdes
Reguler
Listrik Murah
& Hemat
Total Biaya
2012*
1.242.285
636.569
381.346
2.260.199
288.000
2.629.448
2013
1.514.989
769.606
418.384
2.702.976
200.010
2.902.986
2014
1.598.368
833.676
437.955
2.870.000
200.010
3.070.010
2015
1.514.129
776.319
409.553
2.700.000
2.700.000
2016
1.501.356
788.920
409.724
2.700.000
2.700.000
2017
1.497.996
793.068
408.936
2.700.000
2.700.000
2018
1.479.102
806.870
414.028
2.700.000
2.700.000
2019
1.462.869
821.825
415.306
2.700.000
2.700.000
2020
1.446.037
835.161
418.802
2.700.000
2.700.000
2021
1.420.269
859.389
420.342
2.700.000
2.700.000
Total
14.677.400
7.921.403
4.134.372
26.733.175
688.020
27.502.444
78
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
5.11.
Energi baru dan terbarukan (EBT) skala besar seperti panas bumi dan PLTA telah dibahas dalam
pengembangan kapasitas pembangkit pada butir 5.4. Butir ini hanya membahas pengembangan EBT skala
kecil.
PLTMH: PLN mendorong pengembangan PLTMH terutama oleh swasta atau masyarakat untuk melistriki
kebutuhan setempat dan juga untuk disalurkan ke grid atau sistem kelistrikan PLN.
PLTB: Karena potensi energi angin di Indonesia sangat terbatas, maka pengembangannya akan terbatas
di daerah yang memiliki potensi.
Biomassa: PLN bermaksud untuk membangun pembangkit listrik tenaga biomassa apabila PLN dapat
mempunyai kendali atas pasokan biomassanya. Karena itu PLN sedang menjalin kerjasama dengan
bebeapa Pemerintah Kabupaten untuk merintis industri biomasa.
Energi kelautan: walaupun potensi energi kelautan diduga sangat besar, namun mengingat teknologi dan
keekonomiannya masih belum diketahui, PLN baru akan melakukan uji coba skala kecil sebagai proyek
penelitian dan pengembangan.
Biofuel: tergantung kepada kesiapan pasar biofuel, PLN siap untuk memanfaatkan biofuel apabila tersedia.
Gasifikasi batubara (PLTGB): PLN memandang jenis energi ini sebagai energi baru yang dapat diterapkan
pada sistem kelistrikan isolated skala kecil.
Rencana pengembangan pembangkit EBT skala kecil dan perkiraan biayanya ditunjukkan pada Tabel 5.41
dan Tabel 5.42.
Pembangunan PLTS
Mempertimbangkan sebaran penduduk pada geografi yang sangat luas dan sulitnya menjangkau daerah
terpencil, PLN merencanakan untuk membangun PLTS sebagai berikut:
PLTS terpusat/komunal (mode operasi mandiri & hybrid) dengan kapasitas diberikan pada Tabel 5.41.
SHS (panel surya + lampu LED dengan baterai di dalamnya) skala kecil tersebar, namun terbatas di
provinsi-provinsi yang RE nya masih sangat rendah dan di daerah yang dalam waktu 5 tahun belum
akan mendapatkan listrik konvensional.
Pengembangan PLTS tersebut dimaksudkan untuk melistriki daerah terpencil secepatnya, mencegah
penambahan penggunaan BBM kalau seandainya dilayani dengan diesel, dan menurunkan BPP pada
daerah tertentu yang ongkos angkut BBM sangat mahal, seperti daerah sekitar puncak pegunungan
Jayawijaya Papua.
Program elektrifikasi dengan SHS atau lentera super hemat energi (SEHEN) bukan merupakan program
pengembangan kapasitas sistem kelistrikan. Dengan demikian program elektrifikasi dengan SEHEN lebih
bersifat sementara dan hanya diterapkan secara terbatas di provinsi-provinsi yang rasio elektrifikasinya
masih rendah, yaitu NTB, NTT dan Papua dengan terlebih daulu dibuat kajian kelayakannya. Program
SEHEN juga dapat diganti dengan PLTS terpusat/komunal (centralized PV).
Pembangunan PLTS dan pemasangan SHS tersebut akan didahului dengan kajian kelayakan proyek.
79
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
Pembangkit Ebt
Tahun
Satuan
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Total
PLTMH
MW
40
99
113
112
101
185
188
201
189
260
1.488
PLT SURYA
MWp*)
84
125
150
100
75
75
80
80
80
855
PLT BAYU
MW
10
50
50
15
15
20
20
25
25
230
PLT BIOMASS
MW
22
40
90
35
40
40
45
45
50
40
447
PLT KELAUTAN
PLT BIO-FUEL
PLT GAS-BATUBARA
Total
MW
27
54
MW**)
10
15
15
14
101
MW
32
81
43
22
22
14
10
10
247
MW
110
331
436
383
276
349
354
365
368
450
3.422
*) Rencana PLTS sd 2015 adalah program 1.000 pulau, sedangkan tahun selanjutnya masih indikasi
**) Kapasitas ekuivalen dari pembangkitan eksisting yang beroperasi dengan bahan bakar biofuel
Pembangkit EBT
Tahun
Satuan
Total
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
MW
99
245
279
277
250
457
465
497
467
643
3.678
PLTMH
PLT SURYA
MWp*)
31
433
644
779
515
386
386
412
412
412
4.403
PLT BAYU
MW
31
155
155
46
46
62
62
77
77
711
PLT BIOMASS
MW
57
103
232
90
103
103
116
116
129
103
1.151
PLT KELAUTAN
MW
12
31
21
31
31
31
167
334
PLT BIO-FUEL
26
39
39
37
21
18
18
21
24
21
266
PLT GAS-BATUBARA
MW**)
Total
MW
66
167
89
45
14
45
29
12
21
21
509
MW
279
1.030
1.437
1.376
980
1.088
1.107
1.151
1.160
1.443
11.052
Nama Proyek
Kapasitas (MW)
COD Estimasi
2 x 10
2015
I. Indonesia Barat
a. FTP-2
- IPP
1
3x7
2014-15
2 x 15
2014
2x3
2013
2x7
2014
2x7
2014
3x7
2014
b. Reguler
- PLN
80
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
Tabel 5.43. Proyek PLTU Skala Kecil di Indonesia Barat dan Indonesia Timur
Lanjutan
No
Nama Proyek
Kapasitas (MW)
COD Estimasi
2x7
2014
2x7
2014
10
2x7
2013
11
2x7
2013
12
2x4
2014
13
2x3
2013-2014
14
2 x 10
2013
15
2x4
2013
16
2x7
2013
17
2x7
2015
18
2x6
2013
- IPP
2 x 10
2014
20
2 x 10
2014-2015
21
2 x 10
2015-2016
22
2x7
2015
23
2x7
2014
24
2x7
2014
25
2x7
2014
26
2x7
2014
27
2 x 10
2016
28
2 x 15
2016
29
2 x 15
2016
2013
- IPP
b. Reguler
- PLN
30
2x3
31
1 x 10
2013
32
2x3
2013
33
2x7
2014
34
2x3
2014
35
2x7
2014
36
2x7
2014
37
2x3
2014
38
2x3
2014
39
2x3
2014
40
2x3
2014
41
2x3
2014
42
2x7
2014-2015
43
3 x 15
2014-2015
44
2x3
2014-2015
45
2x7
2014-2015
46
2 x 15
2015
47
2x7
2015
48
4x7
2015
81
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
Tabel 5.43. Proyek PLTU Skala Kecil di Indonesia Barat dan Indonesia Timur
Lanjutan
No
Nama Proyek
Kapasitas (MW)
COD Estimasi
49
2 x 10
2015-2016
50
2x7
2016
51
1 x 15
2016
52
2x3
2017
53
2x3
2018
54
2 x 15
2018
55
2 x 15
2018-2019
56
2 x 15
2015
57
2x7
2015
58
1x5
2015
59
1x7
2016
60
2 x 15
2016-2017
- IPP
Nama Proyek
Kapasitas (MW)
Pemilik
COD Estimasi
PLN
2014
2014
Jawa-Bali
- Reguler
1
Indonesia Barat
- FTP-2
1
PLN
PLN
2014
PLN
2013
PLN
2013
PLN
2013
PLN
2014
IPP
2013
PLN
2014
- Reguler
Indonesia Timur
- FTP-2
9
PLN
2014
10
PLN
2014
11
PLN
2014
12
PLN
2014
13
PLN
2014
14
PLN
2014
15
2x3
PLN
2014-2015
16
PLN
2014
17
PLTGB Timika
PLN
2014
18
2x5
PLN
2015-2016
19
2x6
PLN
2017-2018
- Reguler
82
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:28
83
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:29
6.1.
Untuk membangun sarana pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik sebagaimana diuraikan
pada Bab 5 diperlukan dana investasi sebesar US$64,9 miliar dengan disbursement tahunan sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 6.1 dan Gambar 6.1. Dana sebesar itu hanya mencakup proyek-proyek PLN saja
dan belum mencakup dana investasi untuk proyek listrik yang diasumsikan akan dilaksanakan oleh swasta/
IPP.
Tabel 6.1. Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)
Item
Juta US$
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Fc
1206,38
2010,418
2927,56
2518,979
2855,989
3041,581
2306,031
1979,042
1888,739
2243,195
Pembangkit Lc
1342,197
1771,213
1344,97
1015,611
1384,263
1409,105
1049,449
939,2513
938,1241
1035,617
12229,8
Total
2548,577
3781,631
4272,53
3534,59
4240,252
4450,686
3355,48
2918,294
2826,864
3278,811
35207,71
Fc
1953,023
1977,171
2106,532
2810,05
1797,272
955,179
564,6848
489,7843
235,9742
37,57712
12927,25
Penyaluran
Distribusi
Total
2021 Total
22977,91
Lc
517,7202
550,2153
561,3482
530,5412
385,1881
221,4965
138,833
106,7337
32,60538
3,058721
3047,74
Total
2470,743
2527,387
2667,881
3340,591
2182,46
1176,676
703,5178
596,5181
268,5796
40,63584
15974,99
Fc
Lc
1214,924
1158,929
1194,127
1206,478
1337,145
1384,823
1452,011
1529,156
1594,208
1694,654
13766,45
Total
1214,924
1158,929
1194,127
1206,478
1337,145
1384,823
1452,011
1529,156
1594,208
1694,654
13766,45
Fc
3159,403
3987,589
5034,093
5329,029
4653,261
3996,76
2870,716
2468,827
2124,714
2280,772
35905,16
Lc
3074,842
3480,357
3100,445
2752,63
3106,596
3015,424
2640,293
2575,141
2564,937
2733,329
29043,99
Total
6234,245
7467,946
8134,538
8081,659
7759,857
7012,184
5511,009
5043,968
4689,651
5014,101
64949,16
Melihat kebutuhan dana yang sangat besar tersebut, maka disadari adanya tantangan yang sangat besar
dalam menyediakan dana tersebut.
Selama ini sumber pembiayaan proyek-proyek PLN banyak diperoleh dari penerusan pinjaman dari
luar negeri (two step loan), namun setelah tahun 2006 peranan pinjaman semacam ini mulai berkurang
dan sebaliknya pendanaan dengan obligasi terus meningkat, baik obligasi lokal maupun global. Proyek
percepatan pembangkit 10.000 MW dibiayai dari pinjaman luar dan dalam negeri yang diusahakan sendiri
oleh PLN dengan garansi Pemerintah. Akhir-akhir ini PLN kembali berupaya memperoleh pinjaman dari
lembaga keuangan multilateral (IBRD, ADB) dan bilateral (JICA, AFD) untuk mendanai proyek-proyek
kelistrikan yang besar seperti Upper Cisokan pumped storage dan transmisi HVDC SumateraJawa dengan
skema two step loan.
Juta USD
9000
8000
7000
6000
Total Investasi
5000
Pembangkit
4000
Penyaluran
3000
Distribusi
2000
1000
0
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Gambar 6.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)
84
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:29
6.2.
Pengembangan pembangkitan, transmisi dan distribusi oleh PLN sampai dengan tahun 2021 di sistem Jawa
Bali membutuhkan dana investasi sebesar US$ 34,7 miliar dengan disbrusement tahunan sebagaimana
deiperlihatkan pada Tabel 6.2 dan Gambar 6.2.
Kebutuhan investasi untuk proyek pembangkitan sampai tahun 2021 adalah sebesar US$ 20,2 miliar atau
sekitar US$ 2,0 miliar per tahun.
Tabel 6.2. Kebutuhan Dana Investasi untuk Sistem JawaBali
Item
2012
Fc
Pembangkit Lc
Penyaluran
992,1
975,1
1170,7
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
1.433,0
1.602,3
1.444,6
1.553,1
1.532,3
1.318,3
1.743,2 12.612,8
607,0
653,1
734,5
670,6
700,3
698,8
627,4
1.445,2
1.728,4 1.582,0
2.086,1
2.336,8
2,115,2
2.253,4
2.231,1
1.945,7
Fc
1.159,3
893,4 1.007,7
Lc
206,2
1.365,4
Total
782,2
7.636,5
2.525,4 20.249,2
1.556,8
871,3
423,2
319,7
269,5
140,1
26,2
6.667,3
192,2
185,3
117,0
68,2
52,8
39,0
15,1
2,0
1.052,9
1.068,6 1.200,0
1.742,2
988,3
491,4
372,5
308,5
155,2
28,2
7.720,2
175,2
Fc
Lc
663,7
533,8
538,5
582,4
688,3
706,9
731,5
756,6
765,9
801,7
6.769,2
533,8
801,7
6.769,2
Total
Total
2014
557,7
Total
Total
Distribusi
2013
453,1
538,5
582,4
688,3
706,9
731,5
756,6
765,9
Fc
1.612,4
663,7
1.451,1 1.982,8
2.989,8
2.473,6
1.867,9
1.872,8
1.801,9
1.458,4
1.769,4 19.280,1
Lc
1.862,0
1.879,8 1.337,7
1.420,8
1.539,7
1.445,6
1.484,6
1.494,4
1.408,4
1.585,8 15.458,6
Total
3.474,3
3.330,8 3.320,5
4.410,6
4.013,3
3.313,4
3.357,4
3.296,2
2.866,8
3.355,2 34,738,6
Juta USD
5,000.0
Total Investasi
4,500.0
Pembangkit
4,000.0
3,500.0
3,000.0
2,500.0
Penyaluran
2,000.0
1,500.0
1,000.0
Distribusi
500.0
-
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Pembiayaan proyek pembangkitan PLN berasal dari beberapa sumber. Proyek percepatan pembangkit
Perpres No.71/2006 didanai dengan pinjamanan luar negeri (Cina) yang diusahakan oleh PLN dengan
jaminan Pemerintah. Proyek pumped storage Upper Cisokan senilai US$ 800 juta telah diusulkan
pendanaannya ke lender multilateral, sedangkan PLTU Indramayu 1x1.000 MW senilai US$ 2.000 juta
diusulkan pendanaannya ke lender bilateral.
Kebutuhan dana investasi untuk penyaluran dan distribusi masing-masing sebesar US$ 7,7 miliar dan US$
6,7 miliar. Proyek penyaluran pada tahun 2012-2013 didominasi oleh transmisi yang terkait dengan proyek
percepatan pembangkit. Proyek tersebut menurut rencana akan didanai dari APLN, APBN, pinjaman luar
negeri (two step loan) dan kredit ekspor.
85
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:29
6.3.
Proyeksi Kebutuhan Investasi Wilayah Operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur
Proyeksi kebutuhan investasi pembangkit, sistem penyaluran dan distribusi dalam kurun waktu 20122021 untuk Wilayah Operasi Indonesia Barat adalah sebesar US$17,8 miliar atau rata-rata US$ 1,8 miliar
per tahun dan untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur adalah sebesar US$ 12,4 miliar atau rata-rata US$
1,2 miliar, tidak termasuk proyek IPP, dengan disbursement tahunan seperti pada Tabel 6.3 dan Tabel 6.4.
Tabel 6.3. Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Barat
Item
2012
Fc
Pembangkit Lc
Total
Penyaluran
Total
2014
848,2
2015
1.150,1
2016
415,7
2017
723,6
2018
1.075,1
2019
292,0
2020
159,1
2021
397,8
Total
445,9
5.872,4
147,5
322,2
430,9
120,9
394,3
504,0
122,4
74,0
200,9
225,6
2.542,8
512,5
1.170,4
1.581,0
536,6
1.117,9
1.579,1
414,4
233,1
598,8
671,5
8.415,2
Fc
459,1
811,9
834,4
934,4
564,9
322,9
152,0
158,7
68,8
7,1
4.314,2
Lc
217,6
300,5
288,7
235,3
153,5
91,6
60,9
54,5
13,8
0,7
1.417,0
Total
676,7
1.112,4
1.123,1
1.169,7
718,4
414,5
212,9
213,2
82,5
7,8
5.731,2
Fc
Distribusi
2013
364,9
Lc
307,5
317,4
333,5
334,8
354,3
362,6
386,4
403,3
424,3
457,4
3.681,4
Total
307,5
317,4
333,5
334,8
354,3
362,6
386,4
403,3
424,3
457,4
3.681,4
Fc
824,1
1.660,1
1.984,5
1.350,1
1.288,4
1.398,0
444,0
317,8
466,6
453,0 10.186,6
Lc
Total
672,6
940,1
1.053,0
391,0
902,2
958,2
569,7
531,7
639,0
683,7
1.496,7
2.600,2
3.037,5
2.041,1
2.190,6
2.356,2
1.013,7
849,6
1.105,6
1.136,7
7.641,2
Juta USD
3,250.0
3,000.0
2,750.0
2,500.0
Total Investasi
2,250.0
Pembangkit
2,000.0
1,750.0
1,500.0
1,250.0
Penyaluran
1,000.0
750.0
Distribusi
500.0
250.0
-
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Gambar 6.3. Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Barat
86
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:29
Tabel 6.4. Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur
Item
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Total
Fc
388,3
604,6
802,4
670,3
530,1
521,9
460,9
287,6
172,6
54,1
4.492,8
Pembangkit Lc
202,6
278,3
307,1
241,6
255,5
234,5
226,8
166,5
109,8
27,8
2.050,5
Total
590,9
882,9
1.109,5
911,9
785,6
756,4
687,7
454,1
282,4
81,9
6.543,3
Fc
334,7
271,8
264,4
318,8
361,1
209,0
92,9
61,5
27,1
4,3
1.945,7
Lc
94,0
74,6
80,5
109,9
114,7
61,8
25,2
13,2
3,8
0,4
577,9
428,6
346,4
344,9
428,8
475,8
270,8
118,1
74,7
30,9
4,7
2.523,6
Penyaluran
Total
Distribusi
Total
Fc
Lc
243,7
307,7
322,1
289,3
294,6
315,4
334,1
369,3
404,0
435,6
3.315,9
Total
243,7
307,7
322,1
289,3
294,6
315,4
334,1
369,3
404,0
435,6
3.315,9
Fc
723,0
876,4
1.066,8
989,1
891,2
730,9
553,8
349,1
199,7
58,4
6.438,5
5.944,3
Lc
Total
540,3
660,5
709,7
640,8
664,8
611,6
586,1
549,0
517,6
463,8
1.263,2
1.537,0
1.776,5
1.630,0
1.556,0
1.342,6
1.139,9
898,1
717,3
522,5 12.382,8
Juta USD
2100
1800
Total
Investasi
1500
1200
900
Pembangkit
600
Penyaluran
Distribusi
300
0
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Gambar 6.4 .Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur
Kebutuhan investasi Wilayah Operasi Indonesia Barat untuk proyek pembangkitan sampai tahun 2021
adalah sebesar US$ 8,4 miliar, sedangkan untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur adalah sebesar
US$ 6,3 miliar. Disbursement proyek pembangkitan mencapai puncaknya pada tahun 2012-2014 dan
2015 yang merupakan proyek percepatan pembangkit Perpres No. 71/2006. Sedangkan disbursement
proyek pembangkitan pada tahun berikutnya terus menurun karena proyek-proyek IPP akan semakin
mendominasi sistem-sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat, terutama di sistem Sumatera. Proyek
transmisi di Indonesia Timur dan Indonesia Barat didominasi oleh pengembangan transmisi 275kV untuk
interkoneksi seluruh Sumatera, di samping pengembangan transmisi 150kV di Sumatera, Sulawesi dan
Kalimantan serta beberapa wilayah lain seperti NTT dan NTB.
6.4.
Total dana investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem kelistrikan Indonesia secara
keseluruhan, termasuk proyek-proyek kelistrikan yang diasumsikan akan dibangun oleh swasta/IPP, adalah
US$ 107,1 miliar selama tahun 2012-2021. Disbursement dana tersebut diperlihatkan pada Tabel 6.5.
87
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:30
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Total
52.045,3
Fc
2.042,9
3.502,9
6.407,3
7.530,3
8.510,1
8.125,6
6.265,8
4.225,8
2.895,5
2.539,0
Pembangkit Lc
1.788,7
2.637,7
3.086,6
3.159,1
3.740,7
3.645,0
2.847,0
1.959,9
1.335,0
1.137,8
25.330,5
Total 3.831,6
6.140,6
9.493,8
9.112,8
6.178,7
4.230,6
3.676,7
77.375,8
Fc
1.953,0
1.977,2
2.106,5
564,7
489,8
236,0
37,6
12.927,2
Lc
517,7
550,2
561,3
530,5
385,2
221,5
138,8
106,7
32,6
3,1
3.047,7
Total 2.470,7
2.527,4
2.667,9
3.340,6
2.182,5
1.176,7
703,5
596,5
268,6
40,6
15.975,0
Penyaluran
Distribusi
Total
2810,0
1.797,3
955,2
Fc
Lc
1.214,9
1.158,9
1.194,1
1.206,5
1.337,1
1.384,8
1.452,0
1.529,2
1.594,2
1.694,7
13.766,5
Total 1.214,9
1.158,9
1.194,1
1.206,5
1.337,1
1.384,8
1.452,0
1.529,2
1.594,2
1.694,7
13.766,5
Fc
3.995,9
5.480,1
8.513,8
10.340,4 10.307,4
9.080,8
6.830,5
4.715,6
3.13,5
2.576,5
64.972,6
Lc
3.521,4
4.346,8
4.842,0
5.251,3
4.437,9
3.588,8
2.961,8
2.835,5
42.144,7
11.268,3
8.304,4
6.093,4
5.412,0
107.117,3
Total 7.517,3
9.826,9 13.355,8
4.896,2
5.463,0
Juta USD
16000
Total Investasi
14000
12000
10000
Pembangkit
8000
6000
4000
Penyaluiran
Distribusi
2000
0
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Tabel 6.5 menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan Indonesia setiap tahunnya membutuhkan dana
investasi yang sangat besar, yaitu rata-rata hampir US$ 10,7 miliar per tahun.
6.5.
Butir 6.5 ini menjelaskan bagaimana kebutuhan investasi yang diindikasikan dalam RUPTL ini akan
dipenuhi, dan juga menjelaskan dampak dari rencana investasi ini terhadap keuangan PT PLN (Persero).
Rencana Investasi dan Sumber Pendanaan.
Kebutuhan investasi PLN sebesar US$ 64,7 miliar62 sampai dengan tahun 2021 akan dipenuhi dari berbagai
sumber pendanaan, yaitu APBN sebagai penyertaan modal pemerintah (ekuiti), pinjaman baru, dan dana
internal. Sumber dana internal berasal dari laba usaha dan penyusutan aktiva tetap, sedangkan dana
pinjaman dapat berupa pinjaman luar negeri (SLA, sub-loan agreement), pinjaman pemerintah melalui
rekening dana investasi, obligasi nasional maupun internasional, pinjaman komersial perbankan lainnya
serta hibah luar negeri.
62 Hanya mencakup base cost, tidak termasuk financing cost.
88
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:30
89
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:30
04/02/2013 14:16:30
91
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:30
Analisis risiko RUPTL 2012-2021 ini dibuat untuk mengidentifikasi potensi kerawanan atau kelemahan
yang dapat terjadi sebagai akibat adanya exposure atas peristiwa tertentu yang mungkin terjadi di masa
yang akan datang yang dapat berpengaruh kepada implementasi RUPTL.
Analisis risiko mencakup identifikasi risiko, pemetaan risiko, dan rekomendasi program mitigasi untuk
risiko-risiko tersebut. Bab ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan hasil identifikasi dan
pemetaan risiko dominan yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan implementasi RUPTL. Bagian
kedua menjelaskan hasil pemetaan risiko. Bagian ketiga menjelaskan berbagai program mitigasi risiko
yang perlu dijalankan dalam rangka mengelola risiko tersebut.
Sejalan dengan struktur RUPTL itu sendiri, uraian analisis risiko pada bab ini akan dilakukan berdasarkan
isu-isu utama RUPTL, yaitu proyeksi kebutuhan/permintaan tenaga listrik, pengembangan pembangkit,
transmisi dan distribusi, serta proyeksi pasokan energi primer dan kebutuhan investasi, baik oleh PLN
maupun oleh swasta.
7.1.
Identifikasi Risiko
Risiko yang diidentifikasi dapat mempengaruhi implementasi RUPTL meliputi aspek sebagai berikut:
A. Risiko Regulasi
Risiko terkait perubahan regulasi Pemerintah, diantaranya meliputi risiko tarif listrik, risiko kepastian
subsidi dan risiko perubahan tatanan sektor ketenagalistrikan.
2.
3.
C. Risiko Keuangan
1.
2.
Risiko Pendanaan, yaitu risiko terkait penyediaan sumber pendanaan untuk membiayai proyek/investasi pembangunan infrastruktur kelistrikan.
Risiko likuiditas, meliputi risiko likuiditas kas yaitu kelancaran penerimaan subsidi, risiko pencairan
dana pinjaman untuk investasi dan risiko likuiditas aset.
D. Risiko Operasional
1.
2.
3.
Risiko produksi/operasi, seperti kerusakan peralatan/fasilitas operasi, kehilangan peralatan/fasilitas operasi/kebocoran informasi rahasia perusahaan, risiko akibat kesalahan manusia.
Risiko bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat manusia (a.l. sabotase).
Risiko lingkungan, berupa tuntutan masyarakat terhadap transmisi karena pengaruhnya pada kesehatan, juga limbah, polusi dan kebisingan.
92
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:30
2.
7.2.
Pemetaan Risiko
Berdasarkan tingkat probabilitas dan dampak bila risiko tersebut terjadi, kesembilan risiko tersebut
memiliki karakteristik seperti ditunjukkan dalam peta berikut. Penetapan probabilitas dan dampak
dilakukan dengan metoda kualitatif berdasarkan pengalaman PLN dalam menjalankan program sejenis di
masa lalu, dan pengalaman PLN menangani risiko tersebut di masa lalu.
Penetapan dampak risiko didasarkan atas dampak pada arus kas perusahaan dan dampak pada kelancaran
operasional perusahaan.
6. Risiko likuiditas
7. Risiko produksi/operasi
8. Risiko bencana
9. Risiko lingkungan dan sosial
10.Risiko regulasi
11. Risiko Pendanaan
93
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:30
Berdasarkan pemetaan risiko di atas, risiko dapat dikelompokkan dalam empat area berdasarkan tingkat
probabilitas dan dampaknya, yaitu:
-
7.3.
Risiko pada level EKSTREM meliputi risiko keterlambatan proyek-proyek PLN, keterlambatan
proyek-proyek IPP, risiko Pendanaan dan risiko likuiditas.
Risiko pada level TINGGI meliputi ketersediaan dan harga energi primer, risiko permintaan tenaga
listrik, risiko pendanaan serta risiko bencana.
Risiko pada level MODERAT adalah risiko produksi/operasi, merencanakan reserve margin terlalu
tinggi, risiko regulasi dan risiko lingkungan.
Pada dasarnya mitigasi risiko akan dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan guna menurunkan
level risiko secara jangka panjang.
Program mitigasi risiko selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D.
94
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:31
95
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:31
Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun mendatang rata-rata 6,9% per tahun
dan bergerak dari realisasi kebutuhan tenaga listrik tahun 2011, proyeksi penjualan tenaga listrik pada
tahun 2021 diperkirakan akan mencapai 358 TWh, atau mengalami pertumbuhan rata-rata 8,7% selama
10tahun mendatang. Beban puncak pada tahun 2021 diproyeksikan akan mencapai 62 ribuMW. Untuk
memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, diprogramkan pembangunan pembangkit listrik baru untuk
periode 2012-2021 sebesar 57 ribu MW.
Sejalan dengan pengembangan pembangkit ini, diperlukan pengembangan transmisi sepanjang 55 ribu
kms, yang terdiri atas 5.241 kms SUTET 500 kV AC, 1.100 kms transmisi 500 kV HVDC, 462 kms transmisi
250 kV HVDC, 6.207 kms transmisi 275kV AC, 38.665 kms SUTT 150 kV, 3.560 kms SUTT 70 kV. Penambahan
trafo yang diperlukan adalah sebesar 122 ribu MVA yang terdiri atas 64.631 MVA trafo 150/20 kV, 5.353
MVA 70/20 kV dan 35.175 MVA trafo interbus IBT 500/150 kV, 11.360 MVA IBT 275/150 kV, IBT 460 MVA
IBT 150/70 kV, 3.500 MVA IBT 500/275 kV dan 600 MVA 250 kV DC. Untuk mengantisipasi pertumbuhan
penjualan energi listrik untuk periode 2012-2021 diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah
71.382 kms, tegangan rendah 94.700 kms dan kapasitas trafo distribusi 15.884 MVA.
Kebutuhan investasi pembangkit, penyaluran dan distribusi selama periode 20122021 untuk memenuhi
kebutuhan sarana kelistrikan di Indonesia secara keseluruhan adalah sebesar US$ 107,1 milyar yang terdiri
dari investasi pembangkit (termasuk IPP) sebesar US$ 77,4 milyar, investasi penyaluran sebesar US$ 16,0
milyar dan investasi distribusi sebesar US$ 13,7 milyar.
Kebutuhan investasi PLN akan dipenuhi dari APBN sebagai penyertaan modal pemerintah (ekuiti),
pinjaman baru, dan dana internal. Kemampuan pendanaan internal PLN sangat rendah sehingga seluruh
investasi didanai dengan hutang. Kebutuhan investasi PLN harus ditunjang dengan meningkatnya
kemampuan Pendanaan Sendiri, dan menjaga rasio hutang terhadap aset PLN agar dapat secara terus
menerus mendukung perkembangan penyediaan listrik. Peran APBN setiap tahun menjadi sangat penting
karena secara politis sangat sulit menaikkan tarif ke tingkat yang lebih tinggi daripada BPP dalam waktu
dekat.
96
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:31
Daftar Pustaka
97
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:31
1.
2.
Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
3.
4.
Peraturan Presiden No. 71/2006 jo No. 59/2009 tentang Penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk
Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Batubara
5.
Peraturan Presiden No. 77/2008 tentang Pengesahan Memorandum of Understanding on the ASEAN
Power Grid (Memorandum Saling Pengertian Mengenai Jaringan Transmisi Tenaga Listrik ASEAN)
6.
Peraturan Presiden No. 4/2010 jo No. 48/2011 tentang Perubahan atas Penugasan kepada PT PLN
(Persero) untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan
Energi Terbarukan, Batubara dan Gas
7.
Peraturan Menteri ESDM No. 2/2010 jo No. 15/2010 tentang Daftar Proyek-proyek Percepatan
Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas
Serta Transmisi Terkait
8.
Peraturan Menteri ESDM No. 1/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri ESDM No.
15/2010 tentang Daftar Proyek-proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang
Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas Serta Transmisi Terkait
9.
Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU-46951.AH.01.02.Tahun 2008 tentang Persetujuan
Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan
10. Keputusan Menteri ESDM No. 634-12/20/600.3/2011 tentang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
PT PLN (Persero)
11. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025,
Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta 2011
12. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 20082027, Departemen Energi Dan Sumber
Daya Mineral, 2008
13. Draft Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 20102029, Departemen Energi Dan
Sumber Daya Mineral, 2011
14. Draft Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 20122031, Departemen Energi Dan
Sumber Daya Mineral, 2012
15. Pidato Sambutan Presiden Republik Indonesia pada Acara Gerakan Menuju Bebas Pemadaman Listrik
Bergilir, Mataram, 27 Juli 2010
16. Draft Laporan Studi Penghematan Listrik dan Load Forecasting, Konsorsium LEMTEK UI dan Tim
Nano UI, November 2012
17. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 2025, Bappenas, BPS, UN Population Fund, 2005
18. Pendapatan Nasional Indonesia 20012005, BPS, 2008 dan update dari website BPS
19. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2009 2018, PT PLN (Persero), 2009
20. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2010 2019, PT PLN (Persero), 2010
21. Draft Energy Outlook 2008, Pusdatin Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 2008
22. Statistik 2007, PT PLN (Persero), 2008
98
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:32
99
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:16:32
04/02/2013 14:16:32
04/02/2013 14:17:08
04/02/2013 14:18:24
A1
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
A1.1
A1.2
NERACA DAYA
A1.3
NERACA ENERGI
A1.4
A1.5
A1.6
A1.7
A1.8
A1.9
04/02/2013 14:18:24
04/02/2013 14:18:24
Lampiran A1.1
PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
04/02/2013 14:18:24
106
04/02/2013 14:18:24
Tahun
78,9
-- Industrial
1.478
0,10
72,0
4.464
14,5%
D Losses (%)
PS GI&Dis (%)
4,74
3,70
T Losses (%)
26.813
28.153
242.347
-- Public
6.433
439.435
-- Industrial
8.417.594
-- Commercial
9.105.809
-- Residential
Number of Customer
729
1.855
-- Public
6.786
-- Commercial
4.758
4.374
10.848
-- Industrial
-- Residential
2.230
2.046
-- Public
4.798
72,0
0,10
11,9%
3,70
5,40
28.629
30.261
6.867
261.793
477.505
8.990.213
9.736.378
1.561
778
1.987
7.312
11.638
4.495
4.047
-- Commercial
10
13.733
12.449
12
25.216
82,1
73,2
-- Residential
22.916
69,8
7,2
1,8
1,8
6,6
50.340
2013
49.451
2012
5.319
71,0
0,10
10,6%
3,39
6,04
31.095
33.082
7.309
281.228
515.528
9.584.066
10.388.131
1.646
827
2.118
7.931
12.522
5.207
2.445
4.943
15.203
10
27.799
85,4
76,7
7,5
1,8
51.248
2014
5.938
70,0
0,10
10,2%
3,39
6,35
34.105
36.414
7.774
301.588
554.653
10.210.816
11.074.831
1.744
884
2.256
8.374
13.257
5.703
2.686
5.454
16.768
10
30.611
88,8
80,2
7,0
1,8
52.176
2015
6.533
70,0
0,10
10,2%
3,39
6,19
37.584
40.060
8.238
321.883
593.644
10.760.119
11.683.884
1.868
951
2.433
8.853
14.105
6.287
2.967
6.077
18.402
10
33.733
91,5
83,0
7,0
1,8
53.124
2016
7.210
70,0
0,10
10,2%
3,39
6,25
41.455
44.213
8.680
341.597
631.488
11.259.440
12.241.205
1.997
1.022
2.614
9.324
14.957
6.933
3.279
6.736
20.259
10
37.208
93,6
85,3
7,0
1,8
54.093
2017
7.955
70,0
0,10
10,2%
3,39
6,28
45.725
48.783
9.122
361.311
669.331
11.694.862
12.734.627
2.140
1.100
2.810
9.821
15.871
7.647
3.628
7.479
22.286
10
41.040
95,2
87,0
7,0
1,8
55.084
2018
8.768
70,0
0,10
10,2%
3,39
6,12
50.480
53.768
9.564
381.026
707.175
12.080.453
13.178.218
2.296
1.184
3.011
10.329
16.821
8.434
4.015
8.318
24.541
10
45.308
96,3
88,3
7,0
1,8
56.096
2019
9.674
70,0
0,10
10,2%
3,39
5,98
55.781
59.324
10.006
400.740
745.018
12.441.785
13.597.550
2.470
1.276
3.241
10.853
17.839
9.306
4.445
9.252
27.062
11
50.066
97,2
89,3
7,0
1,8
57.130
2020
10.516
71,0
0,10
10,2%
3,39
5,43
61.582
65.405
10.310
417.230
777.951
12.749.974
13.955.465
2.592
1.341
3.408
11.370
18.711
10.269
4.906
10.212
29.868
10
55.272
97,6
89,9
7,0
1,9
58.188
2021
Lampiran A1.2
NERACA DAYA
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
04/02/2013 14:18:24
108
04/02/2013 14:18:24
MW
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
2012
2013
2014
2015
2016
2017
PLTU IPP
PLTU
PLTU PLN
PLTP
PLTA PLN
PLTA IPP
PLTGU
PLTA
PLTG/MG
2018
2019
2020
2021
Tahun
PLTU PLN
PLTU IPP
PLTU
PLTP
PLTA
PLTG/MG
109
04/02/2013 14:18:24
No.
MW
MW
MW
MW
MW
MW
PLTMH
PLTU
PLTG
PLTGU
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
IPP
PLTA
PLTMH
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTMG
PLTP
Sewa
Swasta
MW
87
MW
PLTA
PLTD
831
MW
114
10
12
150
80
227
16
180
674
1.135
608
1.012
847
3.393
MW
PLN
5.202
4.464
72
28.153
2012
Kapasitas Terpasang
Pasokan
GWh
Satuan
Faktor Beban
Produksi
Kebutuhan
18
10
12
150
80
227
16
180
674
1.135
87
831
590
1.012
847
3.375
5.184
4.800
72
30.275
2013
36
10
12
150
80
227
16
180
674
617
51
831
590
1.012
847
3.339
4.630
5.322
71
33.098
2014
232
10
12
150
80
227
16
180
674
72
51
831
317
780
847
2.834
3.580
5.968
70
36.414
2015
60
10
12
150
80
227
16
180
674
72
831
317
780
847
2.783
3.529
6.603
69
40.060
2016
130
10
12
150
80
227
16
180
674
831
317
660
847
2.663
3.337
7.310
69
44.213
2017
10
12
150
80
227
16
180
674
831
317
660
847
2.663
3.337
8.105
69
48.783
2018
10
12
150
80
227
16
180
674
831
317
660
847
2.663
3.337
8.968
68
53.768
2019
10
12
150
80
227
16
180
674
831
317
660
847
2.663
3.337
9.874
69
59.324
2020
10
12
150
80
227
16
180
674
831
317
660
847
2.663
3.337
10.716
70
65.405
2021
110
04/02/2013 14:18:24
No.
PLTMG
PLTMG
Duri
PLTGU
PLTGU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTA
PLTA
Batanghari
Keramasan
Ulubelu #1,2
Hululais (FTP2)
Peusangan 1-2
Masang-2 (FTP2)
PLTG/MG
PLTMG
Arun
PLTG
PLTG/MG
PLTU
P. Brandan
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
Satuan
Tarahan (FTP1)
Tambahan Kapasitas
110
50
12
32
200
2012
40
30
112
92
224
220
2013
40
200
200
220
440
2014
2015
88
110
400
2016
55
110
2017
2018
2019
2020
2021
Lanjutan
111
04/02/2013 14:18:24
No.
PLTU
PLTU
Tarahan #5,6
Dumai
Sumbagut
PLTP
PLTP
PLTP
Bonjol (FTP2)
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
Sarulla II (FTP2)
PLTP
PLTP
PLTP
Rajabasa (FTP2)
PLTGU
Jambi KPS
PLTP
PLTU
PLTP
PLTU
Sumsel - 7
Sarulla I (FTP2)
PLTU
Sumsel - 5
PLTU
PLTU
Keban Agung
PLTU
Banjarsari
PLTG
PLTU
Payo Selincah
PLTG
PLTA
Satuan
Borang
SEWA
100
30
2012
30
2013
2014
110
150
113
230
360
240
240
2015
110
110
55
110
300
150
113
174
2016
110
110
220
220
55
2017
110
240
110
110
1.200
-30
2018
55
55
55
110
110
400
*)
2019
165
110
55
400
2020
2021
Lanjutan
112
04/02/2013 14:18:24
No.
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTM
PLTA
Hasang (FTP2)
Peusangan-4 (FTP2)
Merangin (PPP)
Wampu (FTP2)
PLTP
PLTA
PLTA
Kepahiyang
Simonggo-2
Ketahun-3
MW
PLTP
G. Talang
Jumlah Pasokan
PLTGU
PLTG/MG
Riau Peaker
Duri
PLTG/MG
PLTG
Aceh Timur
PLTG/MG
PLTU
Sumsel - 6
Jambi Peaker
PLTU
Lampung Peaker
PLTU
PLTA
Semangka (FTP2)
Satuan
5.740
2012
6.515
45
2013
7.236
50
70
55
2014
8.237
50
200
100
100
91
45
23
2015
9.962
56
2016
11.576
86
600
200
40
2017
13.949
600
200
350
83
2018
15.325
61
20
510
2019
16.275
220
2020
16.275
2021
Lanjutan
Lampiran A1.3
NERACA ENERGI
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
04/02/2013 14:18:24
114
04/02/2013 14:18:24
1.413
MFO
28.045
Total
10^3 kl
bcf
bcf
Gas
LNG
10^3 ton
10^3 kl
MFO
Satuan
HSD
Batubara
2013
30.324
3.549
801
1.303
5.644
8.322
10.706
2014
33.248
3.715
815
456
236
4.027
8.786
15.212
2015
36.414
4.233
1.206
236
3.946
6.557
20.235
2016
40.060
5.321
3.178
237
4.116
6.678
20.531
2017
44.213
5.900
7.685
236
4.203
6.258
19.930
2018
48.783
6.922
8.072
236
3.709
5.323
24.521
2019
53.768
8.176
9.960
4.955
87
404
1.717
2012
6.496
89
371
1.389
2013
9.213
32
97
136
63
2014
12.129
31
71
63
2015
12.196
33
72
63
2016
11.460
33
67
63
2017
14.100
30
57
63
2018
236
3.478
5.133
26.786
15.402
28
54
63
2019
Neraca Energi
Proyeksi Kebutuhan Energi Primer Sistem Interkoneksi Sumatera
3.409
Hydro
JENIS
6.606
HSD
547
LNG
Geothermal
7.966
Gas
2012
8.105
JENIS
Batubara
Neraca Energi
Sistem Interkoneksi Sumatera
2020
17.525
28
54
63
2020
59.324
8.176
11.806
236
3.545
5.082
30.478
20.847
29
56
63
2021
65.405
8.176
11.806
236
3.682
5.249
36.255
2021
(GWh)
Lampiran A1.4
CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
04/02/2013 14:18:25
116
04/02/2013 14:18:25
GI LHOKSEUMAWE
GI ALUE
BATEE/ IDI
PLTD SEWA
GI SIGLI
PLTD SEWA
GI BIREUEN
PLTD SEWA
GI TUALANG
CUT
PLTD SEWA
GI ALUE DUA/
LANGSA
SISTEM ACEH
Gardu Induk
No.
1x20
150/20
Total
1x10
150/20
30
20
10
60
Total
30
30
30
2x30
150/20
150/20
60
Total
30
30
30
30
30
30
30
MVA
30
2x30
1x30
3x10
1x30
JML
150/20
150/20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
TEG
Trafo MVA
Kapasitas
35%
28,2
36%
38,0
47%
20
30
57%
34,0
57%
44,0
46%
47,1
62%
65%
42,8
15,8
16,5
25,2
74%
72%
22,2
40
10
18,5
(MW)
60
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
65%
51%
18,2
(MVA)
Add
Trafo
2012
(MW)
Peak
Load
64%
38,0
55%
41,7
51%
51,8
68%
17,4
55%
27,8
39%
19,9
(MW)
Peak
Load
20
UP
30-10
30
(MVA)
Add
Trafo
2014
43%
43,5
62%
47,5
46%
46,9
38%
19,5
62%
31,4
43%
21,9
(MW)
Peak
Load
50
UP
60-10
30
(MVA)
Add
Trafo
2015
48%
48,6
52%
53,0
51%
51,6
42%
21,5
68%
34,8
47%
23,7
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2016
53%
54,1
58%
58,8
55%
56,4
46%
23,5
75%
38,3
50%
25,6
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
59%
59,8
64%
64,9
60%
61,4
50%
25,7
62%
42,0
36%
27,4
(MW)
20
UP
30-10
30
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
66%
67,6
72%
73,1
67%
68,4
56%
28,7
69%
47,0
39%
30,1
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
72%
73,9
63%
79,9
72%
73,8
61%
31,0
60%
51,0
42%
32,1
(MW)
30
UP
60-30
20
UP
30-10
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
63%
80,9
68%
87,2
63%
79,7
66%
33,5
65%
55,4
45%
34,2
(MW)
30
UP
60-30
30
UP
60-30
(MVA)
Add
Trafo
2021
Peak
Load
117
04/02/2013 14:18:25
GI KRUENG
RAYA
GI BLANG
PIDIE
17
GI KUTA CANE
13
16
GI MEULABOH
12
GI PANTONLABU
GI SUBULUSSALAM
11
15
GI TAKENGON
10
GI JANTHO
LAM PISANG/
LHOKNGA
14
ULEE KARENG
PLTD SEWA
GI BANDA
ACEH I /
LAMBAROE
Gardu Induk
No.
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
150/20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
TEG
1x30
2x30
1x30
1x30
1x30
2x30
1x30
2x30
2x60
2x60
60
1x60
120
60
MVA
2x30
JML
Trafo MVA
Kapasitas
32%
8,1
37%
9,5
53%
26,8
43%
88,0
30
30
60
50
(MVA)
Add
Trafo
2012
(MW)
Peak
Load
37%
9,4
43%
10,9
54%
13,7
45%
11,4
63%
32,2
53%
13,6
39%
19,8
70%
106,6
(MW)
30
30
30
60
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
38%
9,8
28%
14,3
47%
12,0
62%
15,8
47%
12,0
66%
33,6
57%
14,4
41%
20,7
30%
31,0
51%
78,2
(MW)
Peak
Load
60
120
(MVA)
Add
Trafo
2014
40%
10,1
33%
16,8
53%
13,4
73%
18,5
49%
12,6
69%
34,9
60%
15,3
42%
21,7
44%
45
49%
87,9
(MW)
Peak
Load
30
UP
60-30
(MVA)
Add
Trafo
2015
41%
10,5
38%
19,3
58%
14,7
42%
21,2
51%
13,1
71%
36,3
63%
16,1
44%
22,6
49%
50
57%
102,2
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2016
43%
10,9
43%
21,9
63%
16,1
47%
24,1
54%
13,7
49%
37,7
67%
17,0
46%
23,5
54%
55
66%
117,8
(MW)
30
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
44%
11,2
48%
24,7
69%
17,5
53%
27,1
56%
14,3
51%
39,1
70%
17,8
48%
24,4
29%
30
60%
61
58%
103,8
(MW)
120
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
45%
11,6
57%
29,0
38%
19,5
63%
32,0
58%
14,8
53%
40,4
73%
18,6
50%
25,3
34%
35
64%
65
68%
122,3
(MW)
30
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
47%
12,0
69%
35,0
41%
21,1
69%
35,0
60%
15,4
55%
41,8
38%
19,5
51%
26,2
49%
50
69%
70
70%
124,8
(MW)
30
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
48%
12,3
83%
42,2
45%
22,8
50%
38,3
63%
16,0
57%
43,2
40%
20,3
53%
27,2
70%
71
49%
75
71%
127,3
(MW)
Peak
Load
30,0
60
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
118
04/02/2013 14:18:25
GI TAPAK
TUAN
GI COT
TRUENG
GI BLANG
KJEREN
GI SAMALANGA
18
19
20
21
1,07
DIVERSITY FACTOR
298
(MW)
278
360
MVA
TOTAL PEAK
SISTEM
1x30
1x30
2x30
1x30
JML
Peak
Load
298
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
Total
150/20
TEG
Trafo MVA
270
(MVA)
Add
Trafo
2012
TOTAL PEAK GI
Konsumen Besar
Total Beban GI
Gardu Induk
No.
Kapasitas
1,07
381
409
409
25%
6,4
(MW)
Peak
Load
240
30
(MVA)
Add
Trafo
2013
1,07
431
461
461
46%
11,8
18%
4,6
26%
6,6
(MW)
Peak
Load
290
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2014
1,07
489
526
526
53%
13,4
19%
4,9
53%
13,4
27%
6,9
(MW)
Peak
Load
140
30
(MVA)
Add
Trafo
2015
1,06
549
581
581
59%
15,0
20%
5,1
58%
14,7
28%
7,1
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2016
1,04
612
640
640
65%
16,6
21%
5,4
63%
16,1
29%
7,4
(MW)
30
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
1,03
681
701
701
72%
18,3
22%
5,6
69%
17,5
30%
7,6
(MW)
Peak
Load
170
(MVA)
Add
Trafo
2018
1,04
755
782
782
40%
20,6
23%
5,8
38%
19,5
31%
7,8
(MW)
Peak
Load
90
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2019
1,02
833
850
850
44%
22,5
24%
6,1
41%
21,1
32%
8,1
(MW)
Peak
Load
80
(MVA)
Add
Trafo
2020
1,01
920
929
929
48%
24,6
25%
6,3
45%
22,8
33%
8,3
(MW)
Peak
Load
150
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
119
04/02/2013 14:18:25
MABAR
TITI KUNING
PAYA PASIR
GIS LISTRIK
GLUGUR
SISTEM SUMUT
Gardu Induk
No.
87,5 *
60 *
60
120,0
150/20
150/20
150/20
Total
60
180
Total
Total
60
150/20
60
60
150/20
150/20
60
120
Total
150/20
60
150/20
120.0
Total
60
60
150/20
150/20
60
150/20
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
33,68
33%
42%
40%
42,43
40,93
75%
65%
75%
38,25
99,86
114,48
60%
63%
62%
95,43
(MW)
Peak
Load
61,67
60
ADD
(MVA)
Add
Trafo
60
ADD
(MVA)
Add
Trafo
2013
64,72
64%
97,77
(MW)
Peak
Load
2012
35%
35,71
43%
43,80
69%
105,86
65%
65,99
66%
101,15
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
37%
37,85
46%
46,86
73%
112,21
69%
70,61
70%
107,22
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
39%
40,12
49%
50,14
78%
118,94
74%
75,55
59%
90,92
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
42%
42,53
53%
53,65
62%
126,08
53%
80,84
63%
96,38
(MW)
60
GI
60
ADD
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
44%
45,08
56%
57,41
66%
133,64
57%
86,49
67%
102,16
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2018
47%
47,78
60%
61,43
69%
141,66
60%
92,55
71%
108,29
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
50%
50,65
64%
65,73
74%
150,16
65%
99,03
75%
114,79
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2020
53%
53,69
69%
70,33
78%
159,17
69%
105,96
60%
91,26
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2021
120
04/02/2013 14:18:25
KIM
LABUHAN
LAMHOTMA
DENAI
NAMURAMBE
SEI ROTAN
10
11
Gardu Induk
No.
60
31.5
150/20
60
Total
150/20
60
60
150/20
60
Total
20
Total
150/20
20
91.5
Total
150/20
60
180
Total
31.5
60
150/20
150/20
60
150/20
150/20
60
150/20
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
48%
48,53
UAI
60
UAI
37%
37,65
38%
45%
42%
21,22
39,13
ADD
40
20%
20,73
45,85
29%
14,68
UAI
19%
UP &
30
49%
19,93
75,62
(MW)
Peak
Load
53%
UP
(MVA)
Add
Trafo
(MVA)
Add
Trafo
2013
81,05
(MW)
Peak
Load
2012
39%
39,91
41%
41,87
32%
16,50
21%
21,56
52%
80,16
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
41%
42,30
44%
44,80
34%
17,49
22%
22,42
56%
84,97
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
44%
44,84
47%
47,93
36%
18,53
23%
23,32
59%
90,06
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
47%
47,53
50%
51,29
39%
19,65
23%
24,25
62%
95,47
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
49%
50,38
54%
54,88
41%
20,83
24%
25,22
66%
101,19
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2018
52%
53,40
58%
58,72
43%
22,07
25%
26,23
70%
107,27
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
55%
56,61
62%
62,83
46%
23,40
26%
27,28
74%
113,70
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2020
59%
60,01
66%
67,23
49%
24,80
27%
28,37
79%
120,52
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
121
04/02/2013 14:18:25
TEBING TINGGI
PERBAUNGAN
15
17
P. BRANDAN
14
T. MORAWA
BINJAI
13
16
PAYA GELI
Gardu Induk
12
No.
60
60
150/20
60
150/20
60
Total
61.5
Total
150/20
30
150/20
Total
31.5
30
60
150/20
150/20
30
120
Total
150/20
60
180
Total
60
60
150/20
150/20
60
150/20
150/20
60
91.5
150/20
Total
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
13,12
13%
39%
33%
34,09
40,11
31%
60
41%
49%
32,37
20,98
55%
59%
25,14
83,42
64%
89,51
97,86
42%
54,68
(MW)
Peak
Load
64%
ADD
60
(MVA)
Add
Trafo
(MVA)
Add
Trafo
2013
98,26
60,00
48%
61,98
(MW)
Peak
Load
2012
34%
35,08
35%
35,90
44%
22,24
58%
88,26
68%
104,71
45%
57,97
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
36%
37,18
37%
37,80
46%
23,57
61%
93,38
73%
112,04
48%
61,44
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
39%
39,42
39%
39,80
49%
24,98
58%
88,92
78%
119,88
51%
65,13
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
41%
41,78
41%
41,91
52%
26,48
61%
94,07
84%
128,28
54%
69,04
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
43%
44,29
43%
44,13
55%
28,07
65%
99,53
67%
137,26
57%
73,18
(MW)
Peak
Load
60
GI
(MVA)
Add
Trafo
2018
46%
46,94
45%
46,47
58%
29,76
69%
105,30
72%
146,86
60%
77,57
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
49%
49,76
47%
48,93
62%
31,54
73%
111,41
77%
157,14
64%
82,22
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2020
52%
52,75
50%
51,53
66%
33,43
69%
106,08
66%
168,14
68%
87,16
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
122
04/02/2013 14:18:26
Gardu Induk
KUALA TANJUNG
PEMATANG
SIANTAR
GUNUNG PARA
KISARAN
AEK KANOPAN
R, PRAPAT
No.
18
19
20
21
22
23
150/20
30
20
Total
122
Total
20
30,0
150/20
150/20
60
31,5
150/20
10
Total
150/20
10
90
Total
150/20
60
150/20
Total
30
60
120
150/20
150/20
60
120
150/20
Total
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
30%
12,74
49%
30
ADD
30,0
31%
13,12
51%
65,69
49%
62,56
12,58
61%
77,82
47%
UP
60
11,98
58%
74,47
46%
44%
37%
57,18
(MW)
47,06
UAI
60
UAI
(MVA)
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
44,82
36%
55,31
(MW)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
32%
13,51
54%
68,98
52%
13,21
52%
66,93
42%
43,06
40%
61,18
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
33%
13,92
56%
72,43
54%
13,87
55%
69,94
44%
45,21
43%
65,46
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
34%
14,34
59%
76,05
57%
14,56
57%
73,09
47%
47,47
46%
70,05
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
35%
14,77
62%
79,85
60%
15,29
60%
76,37
49%
49,84
49%
74,95
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
36%
15,21
65%
83,84
63%
16,05
63%
79,81
51%
52,34
52%
80,20
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
37%
15,67
68%
88,03
66%
16,85
65%
83,40
54%
54,95
56%
85,81
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
38%
16,14
72%
92,44
69%
17,70
68%
87,16
57%
57,70
60%
91,82
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
39%
16,62
54%
97,06
73%
18,58
71%
91,08
59%
60,59
64%
98,24
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
123
04/02/2013 14:18:26
PORSEA
28
SIDIKALANG
26
TELE
BRASTAGI
25
27
KOTA PINANG
Gardu Induk
24
No.
50
Total
20
20
Total
10
150/20
10
Total
20
150/20
Total
20
20
150/20
150/20
30
150/20
30
Total
Total
30
61,5
150/20
150/20
31,5
150/20
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
UAI
43%
14,48
20
44%
14,91
9%
9%
37%
15,53
2,41
ADD
30
UAI
52%
39,52
2,32
42%
17,65
49%
40
83%
79%
37,28
21,22
47%
48,36
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2013
20,02
UP
28,5
45%
UP
(MVA)
Add
Trafo
45,63
(MW)
Peak
Load
2012
45%
15,36
10%
2,51
38%
16,31
55%
41,89
44%
22,50
50%
51,26
(MW)
Peak
Load
30
ADD
(MVA)
Add
Trafo
2014
47%
15,82
10%
2,61
40%
17,12
58%
44,40
47%
23,85
53%
54,34
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
48%
16,30
11%
2,71
42%
17,98
62%
47,06
50%
25,28
56%
57,60
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
49%
16,79
11%
2,82
44%
18,88
65%
49,89
53%
26,79
60%
61,06
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
51%
17,29
12%
2,94
47%
19,82
69%
52,88
56%
28,40
63%
64,72
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2018
52%
17,81
12%
3,05
49%
20,81
73%
56,05
59%
30,10
67%
68,60
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
54%
18,34
12%
3,18
51%
21,85
78%
59,42
63%
31,91
71%
72,72
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2020
56%
18,89
13%
3,30
54%
22,95
49%
62,98
66%
33,83
50%
77,08
(MW)
Peak
Load
60
60
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
124
04/02/2013 14:18:26
P. SIDIMPUAN
GUNUNG TUA
TANJUNG PURA
31
32
33
34
SIBOLGA
30
PANYABUNGAN
COD 2013
TARUTUNG
Gardu Induk
29
No.
30
30
150/20
150/20
30
150/20
Total
30
150/20
10
Total
62
Total
10
31.5
150/20
150/20
30
40
Total
150/20
10
150/20
20
Total
30
10
150/20
150/20
10
150/20
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
26%
8,85
10
71%
67%
29%
9,76
31%
24,42
37%
31,43
37%
15,82
(MW)
Peak
Load
18,19
(MVA)
Add
Trafo
(MVA)
Add
Trafo
2014
17,0
27%
9,29
30%
48%
35%
29,93
36%
15,36
(MW)
Peak
Load
23,71
ADD
60
ADD
30
ADD
(MVA)
Add
Trafo
2013
37,69
34%
28,51
35%
14,91
(MW)
Peak
Load
2012
76%
19,46
30%
10,25
32%
25,15
39%
33,00
38%
16,29
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
82%
20,83
32%
10,76
33%
25,91
41%
34,65
39%
16,78
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
44%
22,28
33%
11,30
34%
26,68
43%
36,38
41%
17,28
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2017
47%
23,84
35%
11,86
35%
27,49
45%
38,20
42%
17,80
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2018
50%
25,51
37%
12,46
36%
28,31
47%
40,11
43%
18,34
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
54%
27,30
38%
13,08
37%
29,16
50%
42,12
44%
18,89
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2020
57%
29,21
40%
13,73
39%
30,03
52%
44,22
46%
19,45
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
125
04/02/2013 14:18:26
PANGURURAN
39
NEGERI DOLOK
(Untuk menyerap
energi PLTM)
COD 2013
37
KUALA NAMU
COD 2013
SALAK
(Untuk menyerap
energi PLTM)
COD 2013
36
38
PARLILITAN
COD 2012
COD 2013
Gardu Induk
35
No.
30
30
60
Total
Total
30
150/20
30
150/20
60
Total
150/20
60
60
Total
150/20
60
10
Total
150/20
10
60
150/20
Total
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
2,00
8%
6%
8%
2,08
67%
63%
1,50
34,25
4%
32,31
2,06
4%
6%
6%
2,00
3,12
18%
3,00
18%
18%
1,56
31%
30%
(MW)
16,01
(MVA)
(MVA)
Add
Trafo
2014
Peak
Load
15,10
(MW)
1,53
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
1,50
(MW)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
8%
2,16
71%
36,30
4%
2,12
6%
3,24
19%
1,59
33%
16,97
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
9%
2,25
38%
38,48
4%
2,19
7%
3,37
19%
1,62
35%
17,98
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2016
9%
2,34
40%
40,79
4%
2,25
7%
3,51
19%
1,66
37%
19,06
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
10%
2,43
42%
43,24
5%
2,32
7%
3,65
20%
1,69
40%
20,21
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
10%
2,53
45%
45,83
5%
2,39
7%
3,80
20%
1,72
42%
21,42
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
10%
2,63
48%
48,58
5%
2,46
8%
3,95
21%
1,76
45%
22,70
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
11%
2,74
50%
51,50
5%
2,53
8%
4,11
21%
1,79
47%
24,07
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
126
04/02/2013 14:18:26
LABUHAN BILIK
KIM 2
SELAYANG
PANCING
GI/GIS KOTA
MEDAN
40
41
42
43
44
30
60
Total
1.473
1.014
TOTAL PEAK
DIVERSITY
TOTAL PEAK GI
150/20
- PT Gunung
34,0
44,0
150/20
- PT Grouth
1.494
1.001
1.482
34,0
44,0
78
1.484
18%
17%
(MW)
9,33
(MVA)
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
8,8
(MW)
78
2.519
30
150/20
60
150/20
60
60
Total
Total
30
150/20
30
150/20
60
Total
150/20
60
60
Total
150/20
60
150/20
MVA
Trafo MVA
Add
Trafo
2012
Peak
Load
TOTAL PEAK GI
Gardu Induk
No.
Kapasitas
1.012
1.541
34,0
44,0
78
1.560
19%
9,89
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
1.012
1.646
34,0
44,0
78
1.666
21%
10,48
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
1.011
1.766
34,0
44,0
78
1.012
1.866
34,0
44,0
78
1.888
64%
1.785
32,82
57%
47%
45%
29,31
24,09
63%
22,73
32,07
59%
54%
29,97
27,65
23%
11,78
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
51%
(MVA)
Add
Trafo
26,08
22%
11,11
(MW)
Peak
Load
2016
1.011
1.978
34,0
44,0
78
1.999
72%
36,76
50%
25,54
67%
34,31
57%
29,31
24%
12,48
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
1.011
2.092
34,0
44,0
78
2.116
40%
41,17
53%
27,07
72%
36,72
61%
31,07
26%
13,23
(MW)
60
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
1.017
2.206
34,0
44,0
78
2.242
45%
46,12
56%
28,70
39%
39,29
65%
32,93
28%
14,03
(MW)
60
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
1.003
2.327
34,0
44,0
78
2.335
51%
51,65
60%
30,42
41%
42,04
68%
34,91
29%
14,87
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
127
04/02/2013 14:18:27
BUNGUS (NEW)
PARIAMAN (NEW)
KAMBANG (NEW)
INDARUNG
SIMPANG HARU
LUBUK ALUNG
PAUH LIMO
PIP
CABANG PADANG
Gardu Induk
No.
84
Total
50
Total
150/20
150/20
30
30
30
30
150/20
150/20
20
150/20
150
42
Total
42
150/20
90
Total
150/20
30
150/20
50
Total
60
30
150/20
150/20
20
150/20
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
13,5
53%
12,2
48%
10,3
40%
9,3
36%
12,5
49%
11,1
50%
45%
44%
21,3
64%
64%
19,3
82,0
82,0
44,8
63%
57%
58,3
48%
32,8
(MW)
40,7
30
UP
30
(MVA)
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
57%
52%
52,8
44%
29,7
(MW)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
59%
15,1
45%
11,4
55%
14,0
55%
23,6
64%
82,0
69%
49,3
63%
64,5
53%
36,4
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
66%
16,7
50%
12,7
62%
15,7
61%
26,1
64%
82,0
76%
54,3
70%
71,1
59%
40,2
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
74%
18,8
56%
14,3
70%
17,9
69%
29,2
64%
82,0
51%
36,6
51%
52,2
51%
34,8
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
41%
20,9
62%
15,8
39%
20,0
76%
32,2
64%
82,0
56%
40,1
56%
57,4
56%
38,3
(MW)
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
45%
23,0
69%
17,5
44%
22,3
52%
35,3
64%
82,0
61%
43,8
62%
62,9
62%
42,1
(MW)
30
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
50%
25,4
38%
19,3
49%
24,8
57%
38,7
64%
82,0
67%
47,8
67%
68,8
68%
46,2
(MW)
30
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
55%
27,9
42%
21,2
54%
27,6
62%
42,4
64%
82,0
73%
52,0
74%
75,1
42%
50,5
(MW)
60
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
60%
30,6
46%
23,3
60%
30,6
68%
46,3
64%
82,0
73%
52,0
54%
81,9
46%
55,2
(MW)
60
(MVA)
Add
Trafo
2021
Peak
Load
128
04/02/2013 14:18:27
10
PADANG LUAR
SIMPANG EMPAT
BATANG AGAM
GI PADANG PANJANG
(NEW)
12
13
14
15
SOLOK
SALAK
KILIRAN JAO
16
17
18
CABANG SOLOK
MANINJAU
11
Gardu Induk
No.
Total
40
Total
150/20
20
20
20
150/20
150/20
20
10
20
150/20
150/20
0,4/20
30
30
50
150/20
150/20
20
20
30
120
MVA
150/20
150/20
150/20
150/20
Trafo MVA
Kapasitas
36%
81%
52%
35,4
32%
11,0
52%
26,5
37%
15,4
40
UP
30
30
NEW
28,1
13,8
47%
32,2
29%
9,9
47%
24,0
33%
40
70%
63%
25,3
11,9
10,7
18,6
73%
(MW)
Peak
Load
16,9
UP
(MVA)
Add
Trafo
30
(MVA)
Add
Trafo
2013
66%
(MW)
Peak
Load
2012
40%
17,1
57%
39,0
36%
12,2
58%
29,4
41%
31,3
31%
13,2
40%
20,5
(MW)
Peak
Load
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2014
45%
19,0
63%
42,9
40%
13,6
64%
32,5
45%
34,7
35%
14,7
44%
22,6
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
50%
21,4
70%
47,8
45%
15,3
71%
36,3
51%
39,1
39%
16,5
49%
25,2
56%
23,7
56%
52,4
50%
16,9
39%
40,1
57%
43,3
43%
18,3
54%
27,6
57%
52%
(MW)
Peak
Load
58,0
(MVA)
Add
Trafo
30
60
(MVA)
Add
Trafo
2017
52,9
(MW)
Peak
Load
2016
62%
26,1
61%
57,3
55%
18,7
43%
44,0
62%
47,8
48%
20,2
59%
30,3
62%
63,5
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2018
68%
28,8
67%
62,5
61%
20,6
47%
48,2
69%
52,6
52%
22,3
65%
33,0
68%
69,3
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
74%
31,6
73%
68,0
66%
22,6
52%
52,7
57%
57,8
58%
24,5
71%
36,0
49%
75,4
(MW)
Peak
Load
30
60
(MVA)
Add
Trafo
2020
37%
34,8
79%
73,9
73%
24,8
57%
57,7
62%
63,5
63%
26,9
51%
39,2
54%
82,1
(MW)
Peak
Load
60
30
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
129
04/02/2013 14:18:27
GI S.RUMBAI/GNG.
MEDAN (NEW)
19
MUARA LABUH
22
30
1,03
DIVERSITY FACTOR
1,03
472,7
486,9
41%
37%
434,8
10,4
55%
28,1
9,4
50%
25,5
1,03
515,4
530,8
45%
11,5
61%
31,0
14,0
55%
61%
15,4
(MW)
Peak
Load
12,6
(MVA)
Add
Trafo
(MVA)
Add
Trafo
2014
50%
13,6
53%
(MW)
Peak
Load
23,1
447,8
30
30
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2013
91%
(MW)
Peak
Load
150/20
150/20
150/20
150/20
30
30
Total
150/20
10
150/20
MVA
Trafo MVA
2012
TOTAL PEAK GI
PASAMAN
BATUSANGKAR
21
22
PAYAKUMBUH
20
CABANG PAYAKUMBUH
Gardu Induk
No.
Kapasitas
1,03
561,5
578,4
50%
12,6
67%
34,1
61%
15,5
69%
17,5
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
1,03
611,5
629,8
55%
14,1
50%
38,1
68%
17,3
39%
20,1
(MW)
Peak
Load
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2016
1,03
680,5
701,0
8,0
7,0
61%
15,5
55%
41,8
75%
19,1
44%
22,7
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
1,03
724,4
746,1
8,8
7,7
66%
16,9
60%
45,7
41%
21,0
50%
25,5
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2018
1,03
804,4
828,6
9,7
8,5
72%
18,5
65%
49,9
45%
23,0
56%
28,7
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
1,03
853,3
878,9
10,6
9,3
39%
20,1
71%
54,3
49%
25,1
63%
32,1
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2020
1,03
947,5
971,3
11,7
10,2
43%
21,9
77%
59,2
54%
27,5
71%
36,0
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
130
04/02/2013 14:18:27
KIJANG
TANJUNG UBAN
SRI BINTAN
DIVERSITY FACTOR
TOTAL PEAK GI
Gardu Induk
No.
150/20
150/20
150/20
150/20
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2012
1,01
54,5
55,0
57%
14,49
42%
21,23
28%
14,49
38%
19,32
(MW)
Peak
Load
180
30
60
60
60
(MVA)
Add
Trafo
2013
1,00
71,5
71,9
59%
15,14
43%
22,07
30%
15,14
40%
20,19
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
1,00
103,9
103,9
62%
15,87
50%
51,05
31%
15,87
41%
21,16
(MW)
Peak
Load
60
60
(MVA)
Add
Trafo
2015
1,00
107,6
107,6
65%
16,63
51%
52,15
33%
16,63
43%
22,18
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
1,00
111,5
111,5
68%
17,44
52%
53,38
34%
17,44
46%
23,25
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2017
Peak
Load
1,00
115,7
115,7
72%
18,28
54%
54,77
36%
18,28
48%
24,37
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2018
1,00
120,2
120,2
75%
19,17
55%
56,33
38%
19,17
50%
25,56
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
1,00
125,2
125,2
39%
20,13
57%
58,09
39%
20,13
53%
26,83
(MW)
Peak
Load
30,00
(MVA)
Add
Trafo
2020
1,00
130,3
130,3
41%
21,13
59%
59,90
41%
21,13
55%
28,17
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2021
131
04/02/2013 14:18:27
BUNGARAN
PTM di
2012
SUNGAI
JUARO
SEDUDUK
PUTIH
PTM 2012
BOOM
BARU 70
kV
TALANG
RATU
PTM 2012
BUKITSIGUNTANG
PTM 2012
Gardu
Induk
No.
30
Total
30
Total
15
10
35
70/12
70/20
70/20
Total
30
70/20
70/12
15
35
Total
70/20
20
70/20
45
Total
15
30
70/12
15
30
Total
70/20
10
70/20
70/12
10
70/20
70/12
10
15
70/20
70/12
15
70/12
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
73%
21,79
67%
33,97
86%
14,67
64%
27,32
40%
16,95
59%
30,13
(MW)
Peak
Load
30
-15
20
15
(MVA)
Add
Trafo
2012
19%
11,26
38%
19,16
12%
5,20
41%
21,13
37%
15,61
46%
29,27
(MW)
Peak
Load
Add
Trafo
35
30
10
15
(MVA)
2013
22%
13,05
45%
23,09
13%
5,49
25%
12,83
28%
11,87
42%
26,92
(MW)
Peak
Load
2014
(MVA)
Add
Trafo
24%
14,54
53%
26,80
13%
5,66
31%
15,81
31%
13,29
47%
30,03
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
27%
15,90
60%
30,52
14%
5,75
37%
18,81
35%
14,69
52%
33,25
(MW)
Peak
Load
2016
(MVA)
Add
Trafo
30%
17,73
69%
35,07
14%
5,87
41%
20,89
39%
16,44
58%
37,10
(MW)
Peak
Load
2017
(MVA)
Add
Trafo
33%
19,77
79%
40,11
14%
5,96
46%
23,21
43%
18,39
65%
41,39
(MW)
Peak
Load
2018
(MVA)
Add
Trafo
38%
22,47
59%
30,08
14%
6,06
38%
19,53
30%
12,72
56%
35,79
(MW)
Peak
Load
2019
(MVA)
Add
Trafo
43%
25,54
69%
35,02
14%
6,12
43%
21,92
34%
14,45
63%
40,22
(MW)
Peak
Load
2020
(MVA)
Add
Trafo
48%
28,75
79%
40,31
14%
6,09
48%
24,47
38%
16,31
71%
45,05
(MW)
Peak
Load
2021
(MVA)
Add
Trafo
132
04/02/2013 14:18:27
BORANG
MARIANA
SIMPANG
TIGA
10
11
12
16
32
150/20
150/20
60
60
150/20
Total
150/20
16
30
120
60
60
150/20
Total
150/20
150/20
85
Total
TALANG
KELAPA
60
150/20
PTM di
2012
10
70/12
15
25
15
Sudah
Total
70/12
70/20
(Step up :
Pertamina)
10
KERAMASAN
70/12
Trafo
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
SUNGAI
No.
Gardu
Induk
63,17
62%
51,14
50%
50%
82%
82%
29,24
34%
51,78
67%
34,25
52%
13,18
(MW)
26,34
12
20
(25)
(MVA)
Add
Trafo
30
Add
40
(MVA)
2013
Peak
Load
22,26
61%
21,94
41%
49,03
40%
20,50
61%
15,66
(MW)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
2014
57%
58,42
56%
29,75
44%
33,81
39%
59,25
76%
38,56
28%
14,49
(MW)
Peak
Load
48
30
(MVA)
Add
Trafo
63%
64,70
63%
33,33
52%
39,48
43%
66,22
42%
42,57
31%
15,58
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2015
69%
70,79
71%
37,25
61%
47,03
48%
73,16
46%
46,53
33%
16,58
(MW)
Peak
Load
2016
(MVA)
Add
Trafo
77%
78,40
54%
41,91
72%
55,20
53%
81,74
50%
51,37
35%
17,83
(MW)
Peak
Load
2017
30
(MVA)
Add
Trafo
2018
57%
86,94
60%
47,24
85%
64,79
60%
91,31
56%
56,70
38%
19,17
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2019
64%
97,54
69%
53,57
54%
41,37
51%
103,11
62%
63,22
41%
20,84
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2020
72%
109,40
78%
60,86
60%
45,97
57%
116,41
69%
70,48
44%
22,65
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
79%
120,20
79%
62,00
67%
51,08
51%
130,65
77%
78,19
45%
23,14
(MW)
Peak
Load
2021
60
(MVA)
Add
Trafo
(lanjutan)
133
04/02/2013 14:18:28
LUBUKLINGGAU
LAHAT
16
18
BATURAJA
15
PAGAR
ALAM
BUKIT
ASAM
14
17
PRABUMULIH
13
No.
Gardu
Induk
25
Total
50
20
30
15
150/20
10
30
Total
150/20
20
150/20
10
Total
150/20
30
60
150/20
150/20
30
Total
150/20
60
120
150/20
45
Total
60
30
150/20
150/20
15
150/20
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
20
65%
27,83
Uprate 10->30
50%
76,97
75%
61%
49%
18,57
57,64
20
46,95
40%
15,43
54%
23,00
63%
30
60
60
Add
(MVA)
Add
Trafo
33%
27%
64,32
33,66
27,97
44%
84%
(MW)
39,17
(MVA)
2013
Peak
Load
32,10
(MW)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
2014
44%
56,30
42%
16,13
57%
24,34
50%
76,34
36%
36,93
49%
43,57
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
49%
62,46
46%
17,42
39%
16,48
46%
70,18
39%
39,72
53%
47,53
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
54%
68,45
49%
18,57
43%
18,43
49%
74,92
41%
42,30
58%
51,33
(MW)
Peak
Load
2016
(MVA)
Add
Trafo
49%
62,76
52%
20,05
49%
20,91
53%
80,91
45%
45,50
63%
55,99
(MW)
Peak
Load
2017
(MVA)
Add
Trafo
2018
55%
69,94
42%
21,65
Uprate
56%
23,60
57%
87,36
48%
48,95
68%
61,08
(MW)
Peak
Load
15
(MVA)
Add
Trafo
2019
62%
78,87
46%
23,66
63%
26,96
62%
95,42
52%
53,17
75%
67,28
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2020
70%
88,81
51%
25,85
72%
30,65
67%
102,81
57%
57,76
53%
74,12
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
78%
99,27
55%
28,07
76%
32,44
72%
110,89
61%
62,44
58%
81,25
(MW)
Peak
Load
2021
(MVA)
Add
Trafo
(lanjutan)
134
04/02/2013 14:18:28
Gardu
Induk
BETUNG
GUMAWANG
GUNUNG
MEGANG
GI Kenten
GIS KOTA
Usulan
Terbaru
JAKABARING
KAYU
AGUNG
TANJUNG
API-API
No.
19
20
21
30
30
60
150/20
Total
30
30
120
60
60
150/20
150/20
150/20
150/20
60
45,53
89%
37,66
74%
63%
76%
(MW)
31,96
(MVA)
Add
Trafo
(MVA)
2013
Peak
Load
38,91
(MW)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
0%
0%
0%
0%
22%
11,45
0%
49%
12,59
0%
27%
0%
33%
16,89
27,1
30
0,0
27%
13,97
120
60
150/20
30
60
30
30
150/20
150/20
150/20
30
150/20
50
20
150/20
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
2014
24%
12,25
50%
12,69
54%
13,85
0%
43%
44,3
37%
18,62
56%
42,65
65%
32,96
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
26%
13,11
54%
13,81
60%
15,23
0%
48%
49,3
39%
20,12
60%
46,09
38%
39,10
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2015
28%
14,03
59%
15,01
66%
16,75
0%
53%
54,2
23%
11,53
46%
34,81
45%
45,94
(MW)
Peak
Load
2016
(MVA)
Add
Trafo
29%
15,01
64%
16,32
36%
18,43
0%
59%
60,2
18%
9,22
49%
37,62
53%
54,28
(MW)
Peak
Load
2017
30
(MVA)
Add
Trafo
2018
31%
16,06
69%
17,63
40%
20,27
0%
66%
66,9
18%
9,22
53%
40,66
63%
64,01
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
34%
17,18
37%
19,04
44%
22,30
61%
61,91
59%
60,0
19%
9,90
58%
44,38
59%
75,82
(MW)
Peak
Load
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2020
36%
18,38
40%
20,56
48%
24,53
67%
68,83
66%
67,4
21%
10,81
63%
48,43
70%
89,62
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
39%
19,67
47%
23,99
53%
26,98
75%
76,26
74%
75,2
23%
11,86
69%
52,72
69%
105,86
(MW)
Peak
Load
2021
30
(MVA)
Add
Trafo
(lanjutan)
135
04/02/2013 14:18:28
MVA
MW
30
30
30
120
60
60
30
30
30
30
30
TOTAL PEAK GI
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
MVA
Trafo MVA
Total Kap.
TUGU
MULYO
(LUBUK
GANDUS
11
14
TEBING
TINGGI
10
PENDOPO
SEKAYU
13
MUARA
RUPIT
MARTAPURA
MUARA
DUA
12
SUNGAI
LILIN
Gardu
Induk
No.
Kapasitas
625,65
1.304
0%
0%
0%
752,85
1.914
0%
0%
0%
19%
0%
0%
59%
15,0
0%
0%
0%
(MW)
Peak
Load
18,9
167
(MVA)
Add
Trafo
Add
Trafo
610
(MVA)
2013
0,0
0%
0%
0%
0%
0%
(MW)
Peak
Load
2012
(MVA)
Add
Trafo
34%
35,1
53%
13,5
67%
17,2
0%
43%
10,98
62%
15,75
(MW)
Peak
Load
16,1
849,84
2.202
0%
0%
63%
288
17,4
928,37
2.352
0%
0%
68%
150
(MVA)
Add
Trafo
2015
31%
31,5
50%
12,7
63%
16,1
0%
0%
59%
15,00
(MW)
Peak
Load
2014
1.019,62
2.412
57%
14,5
39%
10,0
73%
18,6
38%
38,7
56%
14,3
72%
18,4
0%
47%
12,08
65%
16,54
(MW)
Peak
Load
2016
60
(MVA)
Add
Trafo
1.128,15
2.562
61%
15,7
55%
14,0
39%
20,1
42%
43,0
59%
15,1
77%
19,7
51%
13,05
52%
13,29
34%
17,36
(MW)
Peak
Load
2017
150
30,0
30
(MVA)
Add
Trafo
1.248,72
2.637
66%
16,9
62%
15,9
43%
21,7
47%
47,9
63%
16,1
83%
21,0
55%
13,97
57%
14,62
36%
18,23
(MW)
Peak
Load
2018
75
(MVA)
Add
Trafo
1.360,12
2.877
73%
18,5
69%
17,5
47%
23,7
47%
48,4
67%
17,0
88%
22,5
59%
14,94
63%
16,08
38%
19,14
(MW)
Peak
Load
2019
240
(MVA)
Add
Trafo
1.513,06
3.057
40%
20,2
38%
19,1
51%
25,9
53%
54,4
35%
18,0
47%
24,1
63%
15,99
69%
17,68
39%
20,10
(MW)
Peak
Load
2020
180
30
30
30
30
(MVA)
Add
Trafo
1.673,14
3.207
43%
22,0
41%
20,7
69%
35,0
60%
60,8
25%
19,1
34%
25,8
67%
17,11
76%
19,45
39%
20,10
(MW)
Peak
Load
2021
150
30
30
(MVA)
Add
Trafo
(lanjutan)
136
04/02/2013 14:18:28
TES
MANNA/
MASSOD
GI ARGA
MAKMUR
Menunggu GI
Pulau
PULAU
BAAI
Ditarik
MukoMuko
RENCANA
PEKALO
NGAN
OPERASI
SUKA MERINDU
No.
Gardu
Induk
30
75
70/20
Total
30
Total
Total
30
60
120
150/20
150/20
60
30
30
150/20
150/20
150/20
15
30
70/20
10
70/20
150/20
30
70/20
70/20
15
70/20
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
0%
0%
0%
47%
12,00
30
(MVA)
Add
Trafo
0%
0%
Beban dari GI
0%
57%
14,49
8,3
65%
6,9
54%
48%
78%
73%
74,82
(MW)
24,60
45,00
(MVA)
2013
Peak
Load
19,99
62%
63,06
(MW)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
0%
57%
58,15
0%
61%
15,67
70%
9,0
53%
27,11
24%
24,92
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
61%
15,47
7%
0,84
53%
27,27
17%
17,43
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2015
Peak
Load
34%
8,71
60%
60,99
30%
7,60
2014
Peak
Load
36%
9,09
62%
63,61
32%
8,13
59%
15,10
5%
0,64
53%
27,14
18%
18,17
(MW)
Peak
Load
2016
(MVA)
Add
Trafo
60
(MVA)
Add
Trafo
Beban dari GI
41%
10,38
47%
72,66
34%
8,70
67%
17,13
14%
1,79
61%
31,36
20%
20,76
(MW)
Peak
Load
2017
44%
11,17
51%
78,22
36%
9,31
69%
17,62
16%
2,08
64%
32,88
22%
22,35
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
47%
11,96
55%
83,69
39%
9,96
70%
17,95
18%
2,26
67%
34,13
23%
23,91
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2020
50%
12,80
59%
89,57
42%
10,65
72%
18,28
19%
2,45
69%
35,42
25%
25,59
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
53%
13,53
62%
94,71
45%
11,40
72%
18,24
19%
2,43
47%
36,01
31%
31,12
(MW)
Peak
Load
2021
30
(MVA)
Add
Trafo
(lanjutan)
137
04/02/2013 14:18:28
GI SABAK
USULAN
GI BARU
150/20
MUARA
BULIAN
MUARA
BUNGO
BANGKO
PAYO
SELINCAH
AUR DURI
150/20
150/20
150/20
30
30
30
60
30
30
120
Total
150/20
60
60
Total
150/20
30
150/20
60
30
150/20
150/20
30
150/20
MW
MW
TOTAL PEAK GI
30
Total Kap.
150/20
MVA
GI BINTUHAN
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
Total Kap.
No.
Gardu
Induk
31%
8,00
31%
0%
23,38
76%
39%
19,50
32%
29,81
55%
24,70
56,21
53%
80,99
47%
47,88
122,19
235
0%
(MW)
91%
60
60
60
75
(MVA)
Add
Trafo
60
60
30
(MVA)
2013
Peak
Load
46,59
45%
69,58
45%
45,76
101,91
205
0%
(MW)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
2014
34%
8,64
35%
26,51
37%
28,02
63%
64,15
58%
88,62
55%
55,90
134,82
355
0%
(MW)
Peak
Load
120
(MVA)
Add
Trafo
37%
9,33
37%
28,63
36%
27,60
68%
69,74
64%
97,83
60%
61,66
138,30
415
0%
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2015
40%
10,08
41%
31,23
35%
27,15
75%
76,56
71%
109,11
67%
68,79
141,88
415
0%
(MW)
Peak
Load
2016
(MVA)
Add
Trafo
43%
10,88
45%
34,40
35%
26,67
55%
84,89
60%
122,92
76%
77,61
172,68
505
39%
9,90
(MW)
Peak
Load
2017
60
60
90
(MVA)
Add
Trafo
2018
46%
11,75
50%
38,27
34%
26,16
62%
95,04
69%
139,87
58%
88,51
184,23
505
42%
10,60
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2019
50%
12,69
54%
41,33
25%
25,61
68%
103,31
76%
154,29
64%
97,59
195,20
505
44%
11,34
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2020
54%
13,71
58%
44,19
25%
25,02
73%
111,17
69%
175,92
70%
106,39
206,90
505
48%
12,13
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
58%
14,81
63%
48,20
24%
24,39
68%
122,05
64%
194,70
78%
118,63
220,41
535
51%
12,98
(MW)
Peak
Load
2021
30
60
30
(MVA)
Add
Trafo
(lanjutan)
138
04/02/2013 14:18:28
MVA
MW
MW
Kapasitas terpasang GI
PEAK GI WS2JB
PEAK SISTEM
PLN S2JB
MW
30
TOTAL PEAK GI
150/20
30
MVA
GI KUALA
TUNGKAL
150/20
MVA
Trafo MVA
Kapasitas
GI SARO
LANGUN
No.
Gardu
Induk
996,3
998,7
1.311
206,1
480
0%
1.116,9
1.121,3
2.779
246,3
630
0%
0
0%
(MW)
180
(MVA)
Add
Trafo
150
(MVA)
2013
Peak
Load
0%
(MW)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
2014
1.252,3
1.268,5
3.217
283,8
660
0%
47%
12,00
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
1.360,9
1.374,3
3.427
307,6
660
0%
50%
12,84
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
1.480,0
1.498,1
3.487
336,7
660
0%
54%
13,74
(MW)
Peak
Load
2016
(MVA)
Add
Trafo
1.637,8
1.672,9
3.847
372,1
780
0%
58%
14,70
(MW)
Peak
Load
2017
120
(MVA)
Add
Trafo
2018
(MVA)
Add
Trafo
2019
66%
16,83
(MW)
Peak
Load
1.812
1.860
4.012
427,1
870
46%
11,77
90
1.991
2.020
4.282
464,4
900
50%
12,71
62%
15,73
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2020
2.191
2.228,1
4.552
508,1
990
54%
13,73
35%
18,00
(MW)
Peak
Load
90
30
(MVA)
Add
Trafo
2.433
2.450
4.822
556,9
1,080
58%
14,82
38%
19,26
(MW)
Peak
Load
2021
90
(MVA)
Add
Trafo
(lanjutan)
139
04/02/2013 14:18:28
No.
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
MW
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
Terpasang
MW
Beban Puncak
Total
MW
Terpasang
GI TEGINENENG
150/20
KALIANDA
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
SUTAMI
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
NATAR
MW
Terpasang
150/20
MW
TELUK BETUNG
150/20
Terpasang
(1x30)
(2x20)
70
(1x30)
30
(2x30)
60
(2x30)
60
(1x60)
(1x60)
120
(2x30)
60
MVA
Trafo MVA
TARAHAN
Gardu Induk
Kapasitas
2012
92,1%
54,79
59,5
70
52,3%
26,67
51,0
60
66,8%
34,06
51,0
60
48,1%
49,06
102,0
120
84,5%
86,18
102,0
120
82,1%
41,88
51,0
60
(MW)
Peak
Load
30
60
(MVA)
Add
Trafo
99,3%
59,08
59,5
70
56,3%
28,73
51,0
60
71,6%
36,53
51,0
60
51,8%
52,87
102,0
120
84,7%
86,40
102,0
120
84,91%
43,30
51,0
60
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
68,0%
63,56
93,5
110
60,6%
30,89
51,0
60
76,7%
39,10
51,0
60
55,7%
56,86
102,0
120
87,6%
89,32
102,0
120
80,5%
41,04
51,0
60
(MW)
Peak
Load
*2)
40
(MVA)
Add
Trafo
2014
72,4%
67,71
93,5
110
43,4%
22,15
51,0
60
81,4%
41,49
51,0
60
48,8%
49,79
102,0
120
75,9%
77,38
102,0
120
81,1%
41,37
51,0
60
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
76,5%
71,49
93,5
110
45,8%
23,38
51,0
60
57,1%
43,66
76,5
90
39,1%
39,91
102,0
120
79,8%
81,37
102,0
120
80,6%
41,09
51,0
60
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2016
80,5%
75,31
93,5
110
57,0%
29,09
51,0
60
59,9%
45,86
76,5
90
39,0%
39,74
102,0
120
65,8%
67,07
102,0
120
79,2%
40,41
51,0
60
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
62,1%
79,16
127,5
150
59,9%
30,57
51,0
60
62,8%
48,08
76,5
90
40,1%
40,87
102,0
120
68,9%
70,26
102,0
120
77,0%
39,27
51,0
60
(MW)
*2)
40
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
65,2%
83,13
127,5
150
62,9%
32,09
51,0
60
65,8%
50,36
76,5
90
41,4%
42,26
102,0
120
72,1%
73,56
102,0
120
73,8%
37,65
51,0
60
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
68,3%
87,12
127,5
150
65,9%
33,61
51,0
60
68,8%
52,65
76,5
90
42,9%
43,74
102,0
120
75,4%
76,86
102,0
120
69,5%
35,43
51,0
60
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
71,6%
91,29
127,5
150
69,0%
35,21
51,0
60
72,0%
55,05
76,5
90
44,4%
45,27
102,0
120
75,4%
76,86
102,0
120
75,2%
38,34
51,0
60
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2021
Peak
Load
140
04/02/2013 14:18:29
12
11
10
No.
Pembebanan Trafo
MW
MW
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
Total
MW
PAGELARAN
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
Terpasang
MW
Beban Puncak
Total
MW
KOTABUMI
Total
Pembebanan Trafo
Terpasang
MW
Beban Puncak
BUKIT KEMUNING
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
GI SRIBAWONO
MW
Pembebanan Trafo
Total
MW
Beban Puncak
Terpasang
MW
Terpasang
GI MENGGALA
Total
(1x30)
(1x20)
50
(2x20)
40
(1x30)
30
(1x30)
(1x20)
50
(1x30)
(1x20)
50
(1x30)
30
MVA
Trafo MVA
GI ADIJAYA
Gardu Induk
Kapasitas
58,8%
44,95
76,5
90
100,3%
68,20
68,0
80
53,1%
40,65
76,5
90
97,2%
41,30
42,5
50
67,0%
28,49
42,5
50
67,4%
34,37
51,0
60
(MW)
Peak
Load
2012
*2)
40
60
30
(MVA)
Add
Trafo
63,1%
48,25
76,5
90
104,6%
71,13
68,0
80
63,9%
48,86
76,5
90
58,9%
45,07
76,5
90
74,1%
31,50
42,5
50
73,0%
37,23
51,0
60
(MW)
Peak
Load
*2)
40
(MVA)
Add
Trafo
2013
53,6%
41,01
76,5
90
72,2%
73,61
102,0
120
53,6%
40,98
76,5
90
64,1%
49,00
76,5
90
81,5%
34,66
42,5
50
78,8%
40,21
51,0
60
(MW)
Peak
Load
*2)
40
(MVA)
Add
Trafo
2014
50,6%
38,67
76,5
90
78,6%
80,14
102,0
120
57,5%
43,99
76,5
90
64,9%
49,66
76,5
90
88,4%
37,58
42,5
50
56,2%
42,98
76,5
90
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2015
53,2%
40,72
76,5
90
67,7%
69,09
102,0
120
60,5%
46,26
76,5
90
69,0%
52,80
76,5
90
52,1%
39,88
76,5
90
59,5%
45,50
76,5
90
(MW)
Peak
Load
*2)
40
(MVA)
Add
Trafo
2016
55,9%
42,79
76,5
90
72,5%
73,93
102,0
120
64,1%
49,00
76,5
90
73,2%
55,96
76,5
90
55,6%
42,54
76,5
90
62,8%
48,05
76,5
90
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
58,7%
44,88
76,5
90
77,3%
78,81
102,0
120
67,7%
51,76
76,5
90
77,3%
59,15
76,5
90
59,1%
45,23
76,5
90
66,2%
50,62
76,5
90
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2018
61,5%
47,04
76,5
90
82,2%
83,85
102,0
120
71,4%
54,62
76,5
90
81,6%
62,45
76,5
90
62,7%
48,00
76,5
90
69,6%
53,27
76,5
90
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2019
64,3%
49,20
76,5
90
58,1%
88,90
153,0
180
75,1%
57,48
76,5
90
64,5%
65,75
102,0
120
66,4%
50,78
76,5
90
73,1%
55,92
76,5
90
(MW)
Peak
Load
60
*3)
30
(MVA)
Add
Trafo
2020
67,3%
51,46
76,5
90
61,6%
94,25
153,0
180
47,4%
60,49
127,5
150
67,9%
69,23
102,0
120
70,2%
53,72
76,5
90
46,0%
58,71
127,5
150
(MW)
Peak
Load
60,00
60,00
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
141
04/02/2013 14:18:29
19
18
17
16
15
14
13
No.
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
Terpasang
MW
150/20
MW
Beban Puncak
GI LIWA
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
GI KOTA AGUNG
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
GI SEPUTIH BANYAK
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
GI BLAMBANGAN
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
GI SUKARAME
MW
Terpasang
150/20
MW
GI NEW TARAHAN
Total
Terpasang
30
30
30
(1x30)
30
(1x30)
30
(1x30)
30
(1x20)
(1x30)
50
MVA
Trafo MVA
GI METRO
Gardu Induk
Kapasitas
2012
92,0%
23,47
25,5
30
32,8%
8,37
25,5
30
98,6%
25,14
25,5
30
45,9%
23,39
51,0
60
75,4%
32,07
42,5
50
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
99,8%
25,45
25,5
30
35,8%
9,12
25,5
30
66,3%
33,82
51,0
60
50,2%
25,63
51,0
60
43,9%
33,56
76,5
90
(MW)
30
*2)
40
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
25,5
30
41,9%
10,69
25,5
30
54,0%
27,53
51,0
60
38,9%
9,91
25,5
30
79,2%
40,39
51,0
60
71,9%
36,67
51,0
60
45,9%
35,13
76,5
90
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2014
25,5
30
44,5%
11,36
25,5
30
57,7%
29,45
51,0
60
41,7%
10,63
25,5
30
86,6%
44,16
51,0
60
41,7%
42,49
102,0
120
47,8%
36,58
76,5
90
(MW)
Peak
Load
60
(MVA)
Add
Trafo
2015
25,5
30
46,9%
11,96
25,5
30
61,2%
31,20
51,0
60
44,3%
11,30
25,5
30
85,4%
43,53
51,0
60
46,8%
47,70
102,0
120
49,5%
37,90
76,5
90
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
25,5
30
49,3%
12,57
25,5
30
64,6%
32,96
51,0
60
46,9%
11,97
25,5
30
67,7%
34,51
51,0
60
52,0%
53,07
102,0
120
51,3%
39,23
76,5
90
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
25,5
30
51,7%
13,18
25,5
30
68,1%
34,74
51,0
60
49,6%
12,64
25,5
30
74,9%
38,20
51,0
60
57,4%
58,59
102,0
120
53,0%
40,58
76,5
90
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
25,5
30
54,2%
13,81
25,5
30
71,7%
36,58
51,0
60
52,3%
13,34
25,5
30
41,5%
42,36
102,0
120
63,1%
64,37
102,0
120
54,9%
41,97
76,5
90
(MW)
60
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
25,5
30
56,7%
14,45
25,5
30
75,3%
38,43
51,0
60
55,0%
14,04
25,5
30
46,1%
46,99
102,0
120
68,9%
70,29
102,0
120
56,7%
43,36
76,5
90
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
25,5
30
59,3%
15,11
25,5
30
39,6%
40,36
102,0
120
57,9%
14,77
25,5
30
51,1%
52,13
102,0
120
75,3%
76,76
102,0
120
58,6%
44,80
76,5
90
(MW)
Peak
Load
60,00
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
142
04/02/2013 14:18:29
25
24
23
22
21
20
No.
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
MW
MW
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
150/20
MW
Beban Puncak
GI JATI AGUNG
MW
Terpasang
Pembebanan Trafo
150/20
MW
Beban Puncak
GI MESUJI
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
GI KETAPANG
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
GI TELUK RATAI
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
GI GEDONG TATAAN
MW
Terpasang
150/20
Pembebanan Trafo
GI ULU BELU
MW
30
30
30
30
60
20
MVA
Trafo MVA
Beban Puncak
Gardu Induk
Kapasitas
33,3%
8,49
25,5
30
(MW)
Peak
Load
2012
(MVA)
Add
Trafo
35,7%
9,11
25,5
30
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2013
38,3%
9,76
25,5
30
66,8%
17,03
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
66,1%
16,84
25,5
30
53,8%
13,72
25,5
30
50,6%
12,91
25,5
30
45,7%
23,30
51,0
60
40,6%
10,36
25,5
30
71,7%
18,29
(MW)
Peak
Load
2 x 30
(MVA)
Add
Trafo
2015
67,1%
17,11
25,5
30
70,7%
18,04
25,5
30
62,5%
15,95
25,5
30
53,2%
13,58
25,5
30
48,1%
24,55
51,0
60
42,8%
10,91
25,5
30
76,2%
19,43
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
73,7%
18,80
25,5
30
75,5%
19,24
25,5
30
70,8%
18,04
25,5
30
55,9%
14,25
25,5
30
50,6%
25,82
51,0
60
45,0%
11,47
25,5
30
80,7%
20,58
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
80,9%
20,63
25,5
30
40,1%
20,46
51,0
60
78,9%
20,11
25,5
30
58,6%
14,94
25,5
30
53,1%
27,09
51,0
60
47,2%
12,03
25,5
30
85,2%
21,74
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2018
43,7%
22,31
51,0
60
42,6%
21,71
51,0
60
43,1%
21,98
51,0
60
61,3%
15,64
25,5
30
55,7%
28,41
51,0
60
49,4%
12,61
25,5
30
46,4%
11,82
(MW)
Peak
Load
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2019
46,9%
23,90
51,0
60
45,0%
22,97
51,0
60
45,2%
23,05
51,0
60
64,1%
16,35
25,5
30
58,3%
29,73
51,0
60
51,7%
13,19
25,5
30
48,8%
12,44
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2020
50,2%
25,60
51,0
60
47,6%
24,30
51,0
60
47,4%
24,18
51,0
60
67,0%
17,09
25,5
30
61,0%
31,11
51,0
60
54,1%
13,79
25,5
30
51,3%
13,09
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
143
04/02/2013 14:18:29
Pembebanan Trafo
DIVERSITY FACTOR
MW
Pembebanan Trafo
MW
MW
Beban Puncak
PEAK SYSTEM
MW
Terpasang
150/20
Pembebanan Trafo
GI DIPASENA
MW
MW
Beban Puncak
Terpasang
Pembebanan Trafo
70/20
MW
Beban Puncak
GI DIPASENA
MW
Terpasang
150/20
MW
Beban Puncak
GI BENGKUNAT
MW
150/20
Terpasang
GI PAKUAN RATU
Pembebanan Trafo
PEAK GI
28
28
27
MW
Beban Puncak
150/20
MW
GI LANGKAPURA
26
120
90
30
60
60
MVA
Trafo MVA
Terpasang
Gardu Induk
No.
Kapasitas
2012
1,05
693
727
73,1%
55,95
76,5
90
(MW)
Peak
Load
3 x 30
(MVA)
Add
Trafo
1,04
749
782
74,2%
56,79
76,5
90
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
1,04
809
845
75,4%
57,67
76,5
90
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
1,06
931
989
65,9%
67,22
102,0
120
76,4%
58,48
76,5
90
(MW)
Peak
Load
2X60
(MVA)
Add
Trafo
2015
1,06
981
1.035
65,9%
67,22
102,0
120
68,0%
52,00
76,5
90
69,9%
17,82
25,5
30
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
1,06
1.033
1.097
66,6%
67,97
102,0
120
68,0%
52,00
76,5
90
74,6%
19,03
25,5
30
70,0%
35,69
51,0
60
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
1,06
1.084
1.152
67,4%
68,73
102,0
120
68,0%
52,00
76,5
90
79,4%
20,26
25,5
30
73,4%
37,44
51,0
60
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
1,06
1.138
1.209
68,1%
69,51
102,0
120
68,0%
52,00
76,5
90
43,6%
11,12
25,5
30
42,2%
21,52
51,0
60
77,0%
39,25
51,0
60
(MW)
30
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
1,06
1.192
1.264
68,9%
70,29
102,0
120
68,0%
52,00
76,5
90
45,9%
11,70
25,5
30
44,7%
22,79
51,0
60
40,3%
41,06
102,0
120
(MW)
60
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
1,01
1.189
1.202
69,7%
71,08
102,0
120
68,0%
52,00
76,5
90
48,3%
12,31
25,5
30
47,3%
24,14
51,0
60
42,1%
42,96
102,0
120
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
144
04/02/2013 14:18:29
No.
MW
Pembebanan Trafo
MW
MW
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
Pembebanan Trafo
MW
MW
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
KOBA
150/20
MW
Beban Puncak
Supply 20 kV
MW
Terpasang
KELAPA
150/20
MW
Terpasang
Supply 20 kV
150/20
AIR ANYIR
Supply 20 kV
150/20
SUNGAILIAT
Supply 20 kV
MW
Beban Puncak
150/20
(1x30)
30
(1x30)
30
(1x20)
20
(1X30)
30
(2x30)
MVA
Trafo MVA
Terpasang
PANGKALPINANG
Gardu Induk
Kapasitas
39,4%
10,04
61,3%
15,62
15
52,4%
26,74
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2012
10
26,7%
6,80
10
52,0%
13,27
20
41,0%
20,90
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2013
61,2%
52%
15,60
35,6%
9,07
10
38,4%
9,80
10
35,3%
18,02
20
64,4%
32,85
(MW)
Peak
Load
49%
30
30
(MVA)
Add
Trafo
30
(MVA)
Add
Trafo
2015
57,3%
14,62
33,1%
8,44
10
33,6%
8,56
10
62,7%
15,99
20
53,6%
27,33
(MW)
Peak
Load
2014
56%
66,1%
16,85
38,8%
9,88
10
44,6%
11,37
10
40,3%
20,58
20
77,8%
39,68
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2016
61%
72,3%
18,43
42,8%
10,90
15
32,7%
8,35
15
36,8%
18,79
30
74,9%
38,20
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
34%
40,1%
20,46
47,9%
12,22
15
42,7%
10,90
15
44,9%
22,92
30
48,1%
49,08
(MW)
Peak
Load
30
60
(MVA)
Add
Trafo
2018
38%
45,2%
23,03
54,5%
13,89
15
27,7%
14,12
15
55,2%
28,16
30
61,7%
62,93
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2019
35%
41,7%
21,29
62,7%
15,99
15
35,7%
18,21
15
68,3%
34,81
30
79,1%
80,69
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2020
51%
59,8%
30,50
51,0
60
72,2%
18,41
25,5
30
54,4%
27,73
51,0
60
56,3%
43,04
76,5
90
63,4%
97,04
153,0
180
(MW)
Peak
Load
30
60
(MVA)
Add
Trafo
2021
145
04/02/2013 14:18:29
No.
MW
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
MW
MW
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
MW
PEAK SYSTEM
DIVERSITY FACTOR
MW
PEAK GI
Suplai 20 kV
150/20
TOBOALI
Suplai 20 kV
150/20
MENTOK
(1x30)
30
(1x30)
30
MVA
Trafo MVA
Terpasang
Gardu Induk
Kapasitas
1,00
52,4
52,4
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
1,00
41,0
41,0
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
1,00
74,9
74,9
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
1,00
85,3
85,3
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
1,00
102,0
102,0
14,4%
3,68
30,3%
7,74
(MW)
Peak
Load
30
30
(MVA)
Add
Trafo
2016
1,00
99,4
99,4
18,3%
4,67
35,2%
8,97
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
1,00
121,5
121,5
23,3%
5,95
41,5%
10,57
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
1,00
149,7
149,7
29,7%
7,56
49,4%
12,59
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
1,00
180,6
180,6
37,7%
9,60
59,4%
15,14
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
1,00
246,0
246,0
43,5%
11,09
25,5
30
71,4%
18,20
25,5
30
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2021
(lanjutan)
146
04/02/2013 14:18:29
MW
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
MW
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
MW
DIVERSITY FACTOR
MW
PEAK SYSTEM
Supply 20 kV
MW
Pembebanan Trafo
70/20
MW
Beban Puncak
Terpasang
MW
Terpasang
SUGE
70/20
MANGGAR
Supply 20 kV
70/20
(1x30)
(1x20)
(1x30)
22,4
22,4
15,5%
3,96
25,5
30
29,8%
5,06
17,0
20
10
52,5%
13,37
25,5
30
MVA
Terpasang
(MW)
Trafo MVA
DUKONG
Gardu Induk
PEAK GI
No.
30
20
30
(MVA)
Add
Trafo
2012
Peak
Load
Kapasitas
22,3
22,3
17,5%
4,45
25,5
30
36,7%
6,24
17,0
20
15
45,6%
11,62
25,5
30
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2013
Peak
Load
27,4
27,4
19,4%
4,95
25,5
30
43,8%
7,45
17,0
20
15
58,9%
15,01
25,5
30
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2014
31,3
31,3
20,8%
5,31
25,5
30
49,2%
8,36
17,0
20
15
69,3%
17,66
25,5
30
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2015
36,3
36,3
22,6%
5,77
25,5
30
55,9%
9,51
17,0
20
15
41,1%
20,98
51,0
60
(MW)
Peak
Load
30
(MVA)
Add
Trafo
2016
42,4
42,4
24,9%
6,35
25,5
30
64,4%
10,95
17,0
20
15
49,3%
25,14
51,0
60
(MW)
Peak
Load
(MVA)
Add
Trafo
2017
50,4
50,4
27,8%
7,09
25,5
30
30,1%
12,80
42,5
50
15
59,8%
30,48
51,0
60
(MW)
30
(MVA)
Add
Trafo
2018
Peak
Load
60,4
60,4
31,5%
8,03
25,5
30
35,6%
15,15
42,5
50
15
48,7%
37,25
76,5
90
(MW)
30
(MVA)
Add
Trafo
2019
Peak
Load
73,2
73,2
36,2%
9,22
25,5
30
42,7%
18,14
42,5
50
15
60,0%
45,88
76,5
90
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2020
Peak
Load
37
37
55,8%
14,23
25,5
30
33,5%
14,23
42,5
50
48,4%
36,99
76,5
90
(MW)
(MVA)
Add
Trafo
2021
Peak
Load
Lampiran A1.5
RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
04/02/2013 14:18:30
148
04/02/2013 14:18:30
250 kV DC
1.002
Total
1.960
500 kV DC
275/150 kV
250 kV DC
150/20 kV
Total
1.990
30
500/150 kV
70/20 kV
500/275 kV
2012
70 kV
Trafo
275 kV
1.002
150 kV
500 kV DC
2012
500 kV AC
Transmisi
-
6.639
387
3.561
2.691
2014
-
3.968
3.556
412
2015
3.080
608
812
800
860
2016
1.690
878
462
350
2017
1.241
2.950
340
2.110
500
2013
8.540
80
2.210
6.250
2014
2.040
1.290
750
2015
7.300
30
1.020
1.250
3.000
500
1.500
2016
2.120
870
250
1.000
2017
279
300
662
2018
3.910
30
780
600
500
1.000
1.000
2018
2.003
170
1.673
160
2013
630
30
600
2019
442
382
60
2019
1.180
930
250
2020
440
440
2020
1.200
1.200
2021
600
600
2021
31.860
540
12.970
600
9.750
3.000
1.500
3.500
Total
21.105
557
12.379
462
4.375
800
2.532
Total
149
04/02/2013 14:18:30
PLTU Meulaboh
Blang Pidie
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tele
Sidikalang
Galang
Padang Sidempuan
Rantau prapat
Dolok Sanggul/Parlilitan
Tanjung Morawa
Lamhotma
Galang
Galang
Banda Aceh
Takengon
PLTP Seulawah
Subulussalam
Takengon
Samalanga
Cot Trueng
PLTA Peusangan-1
PLTA Peusangan-2
Krueng Raya
Ulee Kareng
Brastagi
Sidikalang
Bireun
Panton Labu
Meulaboh
Jantho
Aceh
Dari
Sigli
Provinsi
Aceh
No
Ke
Pangururan
Salak
Negeri Dolok
Penyabungan
Labuhan Bilik
Inc. 1 Pi (Tele-Tarutung)
Kuala Namu
Belawan
Tanjung Morawa
Namurambe
Lam Pisang
PLTA Peusangan-4
Singkil
Blang Kjeren
Inc. 1 Pi (Bireun-Sigli)
Inc. 2 Pi (Bireun-Lhokseumawe)
PLTA Peusangan-2
Takengon
Ulee Kareng
Banda Aceh
Tapak Tuan
Blang Pidie
Kutacane
Subulussalam
Takengon
Inc. 1 Pi (Idi-Lhokseumawe)
PLTU Meulaboh
PLTU Meulaboh
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Tegangan
Konduktor
cct, 2 Zebra
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Zebra
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
4 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
26
60
66
140
130
76
34
20
80
30
20
32
120
174
14
22
60
40
130
190
290
111
126
60
333
kms
1,44
3,32
3,66
7,76
7,20
4,21
2,60
0,28
4,50
18,01
2,29
1,11
3,55
6,65
9,64
0,22
0,33
1,07
1,68
4,58
9,00
7,20
10,53
16,07
6,16
9,62
0,11
3,32
0,06
74,95
Juta USD
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2012
2012
2012
2018
2018
2018
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2013
2012
COD
150
04/02/2013 14:18:30
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Riau
Riau
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Provinsi
31
No
Teluk Kuantan
GI PLTMH 2
Tarutung
PLTA Hasang
Penyabungan
Tele (uprate)
Porsea (uprate)
GI PLTMH 2
GI PLTMH 1
Selayang
Pancing
KIM 2
Simangkok
Pangkalan Susu
Tele (uprate)
Tarutung (uprate)
Perdagangan
GIS Listrik
GIS Mabar
PLTA Wampu
Sibolga (uprate)
Sibolga (uprate)
PLTG P. Brandan
PLTU Nias
Teluk Dalam
Tanjung Pura
Dari
Rengat
Singkil
Inc. 2 Pi (Tarutung-Porsea)
Sidikalan (uprate)
P. Siantar (uprate)
Sibolga
Dolok Sanggul
Paya Geli
KIM 2
Pangkalan Brandan
Tarutung (uprate)
Porsea (uprate)
GIS Glugur
KIM
Brastagi
Sibolga
Tarutung (uprate)
P. Sidempuan (uprate)
Pangkalan Brandan
Gunung Sitoli
PLTU Nias
Inc. 1 Pi (P.Brandan-Binjai)
Ke
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
70 kV
70 kV
150 kV
Tegangan
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, CU 1000 mm
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Zebra
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
2 cct, 1 Hawk
Konduktor
110
194
230
140
50
50
46
80
150
14,81
30,77
10,69
0,44
2,77
2,77
2,55
10,70
20,07
8,40
3,88
22,20
10
70
0,28
3,36
0,84
1,68
4,95
20
22
22
21,41
16,59
124
160
2,22
11,10
11,10
4,43
2,29
13,38
19,00
0,76
1,11
12,19
1,66
Juta USD
40
80
30
100
142
10
20
220
30
kms
Lanjutan
2014
2013
2021
2019
2018
2017
2017
2017
2017
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2014
COD
151
04/02/2013 14:18:30
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Kepri
Kepri
Kepri
Kepri
Kepri
Kepri
Kepri
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Provinsi
Riau
61
No
Dari
Padang Luar
Maninjau
Kiliranjao
Bungus
Indarung
Air Raja
Sri Bintan
Tanjung Uban
Tanjung Taluk
Pulau Ngenang
Tanjung Sauh
Tanjung Kasam
Bangkinang
Kandis
Rengat
Tenayan/PLTU Riau
Pasir Putih
Garuda Sakti
Rengat
Pasir Putih
Dumai
Dumai
Pasir Putih
Bangkinang
Payakumbuh
Padang Luar
Teluk Kuantan
Kambang
Inc. 2 Pi (Bungus-Kambang)
Bungus
Kijang
Air Raja
Sri Bintan
Tanjung Uban
Tanjung Taluk
Pulau Ngenang
Tanjung Sauh
Lipat Kain
Tembilahan
Teluk Lembu
Pangkalan Kerinci
Dumai
Perawang
Pangkalan Kerinci
KID Dumai
Pasir Putih
Garuda Sakti
Pasir Pangarayan
Ke
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Tegangan
Konduktor
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
32
42
52
180
20
35
40
70
60
60
12
10
70
10
120
100
40
14
118
220
14
50
12
134
228
56
35
55
220
kms
1,04
1,36
1,69
13,74
0,76
2,67
2,22
3,88
3,32
3,32
4,84
1,11
2,42
3,88
2,68
6,65
5,54
3,05
31,08
15,79
16,79
1,07
2,77
1,61
10,23
12,63
3,10
7,88
12,38
12,19
Juta USD
2014
2014
2014
2013
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
COD
Lanjutan
152
04/02/2013 14:18:30
Payakumbuh
Bangko
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Sumsel
Sumsel
Sumsel
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
Tanjung Api-Api
Lahat
PLTP Kepahiyang
Muko-muko/Bantal/Ipoh
Manna
PLTA Ketahun
Pekalongan
Kambang
Pulau Baai
Pekalongan
Pagar Alam
Muara Sabak
Sarolangun
Muara Bulian
Muara Sabak
PLTA Merangin
Solok
Pasaman
Simpang Empat
Sungai Rumbai
Sumbar
Dari
93
Singkarak
92
Provinsi
Sumbar
91
No
Ke
Lahat
Pagar Alam
Arga Makmur
Bintuhan
Arga Makmur
PLTP Hululais
Muko-muko/Bantal/Ipoh
Arga Makmur
Pulo Baai
Manna
Kuala Tungkal
Muara Rupit
Sungai Penuh
Sarolangun
Aur Duri
Sungai Penuh
PLTA Merangin
PLTP Bonjol
Simpang Empat
Masang-2
Batusangkar
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Tegangan
Konduktor
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
2 cct, 2 x 330 mm
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
40
120
95
80
360
140
60
120
220
180
12
20
90
96
109
80
84
130
122
60
110
136
104
20
60
30
60
160
16
25
kms
3,62
10,86
5,24
6,11
27,48
7,76
4,58
9,16
16,79
13,74
0,66
1,53
6,87
5,32
6,03
4,43
4,65
7,20
3,64
3,32
24,76
30,61
7,94
1,11
3,32
1,66
4,58
12,21
0,89
0,81
Juta USD
2013
2012
2012
2020
2020
2017
2017
2016
2015
2015
2015
2015
2013
2012
2018
2015
2015
2014
2013
2013
2013
2013
2019
2019
2017
2017
2017
2017
2016
2014
COD
Lanjutan
153
04/02/2013 14:18:30
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
Provinsi
Sumsel
No
121
Dari
Kalianda
Gedon Tataan
Pagelaran
Bukit Kemuning
Pagelaran
Menggala
Sutami (uprate)
Seputih Banyak
Ulubelu
Muara Dua
Martapura
Lahat
Lahat
Muara Dua
Lubuk Linggau
Sungai Lilin
Tugumulyo
Baturaja (uprate)
Kayu Agung
Mariana
Jakabaring
Borang (uprate)
Gandus
Betung
Betung
Kenten
Ketapang
Teluk Ratai
Gedong Tataan
Ulubelu
Liwa
Kota Agung
Seputih Banyak
Natar (uprate)
Dipasena
Kotabumi (uprate)
Martapura
Tebing Tinggi
Betung
Gumawang
Kayu Agung
Baturaja (uprate)
Talang Kelapa
Sekayu
Ke
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Tegangan
Konduktor
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Zebra
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Zebra
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Zebra
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 2 x 330 mm
2 cct, ACCC
0,09
90
40
96
90
60
60
20
80
80
120
60
120
68
40
90
120
70
40
92
150
6,87
3,32
4,58
1,11
4,43
4,43
27,01
8,08
9,16
9,04
3,05
0,23
6,87
6,65
15,76
3,62
7,02
8,31
6,65
9,00
12,84
20,26
13,50
1
60
0,70
10,44
44,40
8,43
3,88
0,09
Juta USD
78
20
55
70
120
kms
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2013
2013
2013
2012
2012
2019
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2013
2013
COD
Lanjutan
154
04/02/2013 14:18:30
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Aceh
Aceh
Aceh
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
10
Lampung
155
Lampung
153
154
Lampung
152
Provinsi
151
No
Padang Sidempuan
Sumut-4 (Sarulla)
Sumut-3 (Galang)
Simangkok
Pangkalan Susu
Sigli
Pangkalan Susu
Sigli
Tanjung Api-Api
Koba
Kelapa
Pangkal Pinang
Pangkal Pinang
Dukong
Suge
Air Anyir
Air Anyir
Teluk Ratai
Liwa
Besai
Kalianda
Langkapura
Pakuan Ratu
Sukarame
PLTA Semangka
Mesuji
Gumawang
Dari
Sumut-4 (Sarulla)
Sumut-4 (Sarulla)
Sumut-4 (Sarulla)
Simangkok
Binjai
Sumut-3 (Galang)
Binjai
Ulee Kareng
Lhokseumawe
Lhokseumawe
Mentok
Toboali
Mentok
Koba
Kelapa
Manggar
Dukong
Sungai Liat
Pangkal Pinang
Bengkunat
PLTP Rajabasa
Blambangan Umpu
Jatiagung
Kota Agung
Dipasena
Mesuji
Ke
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
70 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Tegangan
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Zebra
cct, CU 1000 mm
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
Konduktor
40
220
138
194
160
318
160
130
360
322
120
120
140
120
120
140
50
112
44
40
120
38
40
30
16
60
152
160
kms
9,00
49,52
31,06
43,67
36,01
71,57
36,01
0,99
81,03
72,47
126,32
6,65
10,69
6,65
6,65
7,76
2,77
6,20
2,44
2,22
6,65
2,11
3,05
0,11
6,75
35,52
3,32
11,60
12,21
Juta USD
Lanjutan
2018
2018
2014
2014
2014
2014
2013
2016
2016
2016
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2013
2012
2012
2019
2019
2018
2017
2017
2016
2016
2016
2015
2015
COD
155
04/02/2013 14:18:30
Lampung
Sumsel
26
Sumsel
Jambi
25
34
Jambi
24
33
Jambi
23
Sumsel
Sumbar
22
Sumsel
Sumbar
21
32
Sumbar
20
Sumsel
Riau
19
31
Riau
18
30
Riau
17
Sumsel
Riau
16
Sumsel
Riau
15
29
Riau
14
28
Riau
13
Sumsel
Sumut
27
Sumut
12
Provinsi
11
No
Ketapang
Muara Enim
Muara Enim
Muara Enim
Lumut Balai
Lahat
Muara Enim
Sungai Rumbai
Padang Sidempuan
Kiliranjao
P. Rupat Selatan
Border
Rengat
Rengat
Payakumbuh
Dari
perbatasan Sumsel/Lampung
Lumut Balai
perbatasan Sumsel/Lampung
Betung
Gumawang
Lumut Balai
Rengat
Payakumbuh
Payakumbuh
Pulau Rupat
Ke
500 kV DC
500 kV
275 kV
500 kV DC
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
500 kV
500 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
250 kV DC
250 kV DC
250 kV DC
250 kV DC
500 kV
500 kV
275 kV
500 kV
500 kV
Tegangan
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 4 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 4 Zebra
cct, 4 Zebra
cct, 2 Zebra
cct 4 Falcon
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct 4 Falcon
4 cct, 4 Zebra
2 cct, 2 Zebra
2 cct, 2 Zebra
2 cct, 4 Zebra
2 cct, 2 Zebra
2 cct, 4 Zebra
Konduktor
600
60
40
200
350
60
124
405
50
240
420
120
600
282
340
10
60
52
110
440
300
600
662
kms
6,23
24,00
9,00
2,50
78,78
13,50
27,91
91,16
11,25
21,60
168,00
27,01
0,15
135,05
63,47
5,80
1,50
1,97
0,39
44,00
176,00
67,52
240,00
264,80
Juta USD
2016
2018
2018
2016
2015
2015
2014
2014
2014
2017
2016
2014
2015
2015
2014
2017
2017
2017
2017
2017
2016
2014
2020
2018
COD
Lanjutan
156
04/02/2013 14:18:30
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
Aceh
No
Jantho
Bireuen
Singkil
Takengon
Banda Aceh
Sigli
Blang Kjeren
Samalanga
Bireun
PLTA Peusangan
Ulee Kareng
Banda Aceh
Blang Pidie
PLTU Meulaboh
Ulee Kareng
Lhokseumawe
Krueng Raya
Takengon
Idi
Cot Trueng
Langsa
Tapak Tuan
Blang Pidie
Kutacane
Subulussalam
PLTU Meulaboh
Meulaboh
Tualang Cut
Panton Labu
Jantho
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
New, 4 LB, 1 BC
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Scope Proyek
30
30
30
2 LB
60
60
30
30
2 LB
4 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
120
60
60
60
30
30
30
30
30
30
30
2 LB
60
30
30
30
MVA/LB
1,27
1,27
3,06
1,23
1,37
1,37
3,06
3,06
1,23
3,03
1,23
1,23
1,23
1,23
4,54
1,37
4,33
4,33
1,27
5,53
1,27
3,06
3,06
3,06
3,06
1,23
4,33
1,27
3,06
3,06
Juta USD
2016
2016
2016
2015
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2013
2013
2013
COD
Keterangan
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
Uprating 30 MVA
GI baru
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
Arah Meulaboh
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
157
04/02/2013 14:18:30
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Provinsi
Aceh
31
No
Glugur
Sei Rotan
Pematang Siantar
Denai
Binjai
Tanjung Morawa
Kuala Namu
Labuhan
Lamhotma
Aek Kanopan
Tarutung
Sidikalang
Padang Sidempuan
Gunung Tua
Porsea
Ulee Kareng
Sigli
Lhokseumawe
Jantho
Subulussalam
Bireun
Tualang Cut
Samalanga
Cot Trueng
Panton labu
Banda Aceh
Lam Pisang
Tualang Cut
Meulaboh
Subulussalam
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 2 TB
Ext, 2 LB
Scope Proyek
60
60
60
60
60
60
60
30
30
30
30
30
30
30
20
60
60
60
30
30
30
30
30
30
30
2 TB
120
30
30
2 LB
MVA/LB
1,37
1,37
1,37
1,37
1,37
1,37
4,33
1,27
1,27
1,27
1,27
1,27
1,27
1,27
1,02
1,37
1,37
1,37
1,27
1,27
1,27
1,27
1,27
1,27
3,06
1,04
4,54
1,27
1,27
1,23
Juta USD
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2021
2021
2021
2021
2020
2020
2020
2019
2019
2019
2018
2018
2018
2017
2016
COD
Keterangan
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Arah Singkil
Lanjutan
158
04/02/2013 14:18:30
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Provinsi
61
No
Padang Sidempuan
Labuhan Bilik
Negeri Dolok
Salak
Penyabungan
Teluk Dalam
Gunung Sitoli
Kota Pinang
Tanjung Pura
Pangururan
Brastagi
Sidikalang
Tanjung Marowa
Galang
Dolok Sanggul/Parlilitan
Paya Pasir
Kisaran
Lamhotma
Tele
Gunung Para
Denai
Namurambe
Belawan
Lamhotma
Tebing Tinggi
Namurambe
Perbaungan
Sibolga
Brastagi
Rantau Prapat
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
New, 4 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 1 LB
Ext, 1 LB
Scope Proyek
2 LB
60
60
60
60
30
30
30
30
30
2 LB
2 LB
2 LB
4 LB
90
60
60
30
30
30
2 LB
2 LB
1 LB
1 LB
120
60
60
60
60
60
MVA/LB
1,23
3,17
4,33
4,33
4,33
2,41
2,41
1,27
3,06
3,06
1,23
1,23
1,23
2,47
5,59
1,37
1,37
1,27
1,27
1,27
1,23
1,23
0,62
0,62
2,75
1,37
1,37
1,37
1,37
1,37
Juta USD
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
COD
Lanjutan
Arah Penyabungan
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
ke Kuta Cane
ke Subulussalam
GI baru
Ekstensien trafo
Arah Galang
Arah Galang
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Keterangan
159
04/02/2013 14:18:30
Mabar
GIS Listrik
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
Selayang
Tarutung
Perdagangan
Penyabungan
Paya Geli
Sei Rotan
Rantauprapat
GIS Listrik
Titi Kuning
Tanjung Pura
Simangkok
GI PLTMH 2
GI PLTMH 1
Selayang
Pancing
KIM 2
Rantau Prapat
Brastagi
Glugur
KIM
Pangkalan Susu
Pangkalan Brandan
Perdagangan
Tele
Galang
Sumut
93
Sidikalang
92
Provinsi
Sumut
91
No
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 TB
Ext, 2 TB
Ext, 2 LB
New, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 1 LB
Ext, 1 LB
Ext, 1 LB
Ext, 1 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Scope Proyek
60
2 LB
60
60
2 LB
60
2 TB
2 TB
60
60
30
2 LB
120
60
60
60
60
60
2 LB
2 LB
1 LB
1 LB
1 LB
1 LB
2 LB
2 LB
60
2 LB
2 LB
2 LB
MVA/LB
1,37
1,23
1,37
1,37
1,23
1,37
1,04
1,04
1,37
1,37
1,27
1,23
5,77
4,33
4,33
4,40
3,17
3,17
1,23
1,23
0,62
0,62
0,62
0,62
2,31
1,23
5,56
1,23
1,23
1,23
Juta USD
2020
2019
2019
2019
2018
2018
2018
2018
2017
2017
2017
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2014
COD
Keterangan
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
Arah Glugur
Arah KIM
Arah Mabar
GI baru
Arah Pangururan
Arah Salak
Lanjutan
160
04/02/2013 14:18:31
Sumut
Sumut
Sumut
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
Provinsi
Sumut
No
121
Kandis
Tembilahan
Pasir Putih
Dumai
Dumai
Teluk Kuantan
Bangkinang
Garuda Sakti
Teluk Kuantan
Garuda Sakti
Rengat
Pasir Putih
Perawang
Pangkalan Kerinci
Bagan Siapiapi
Pasir Pangaraian
Dumai
Teluk Lembu
Duri
PLTG Duri
Bagan Batu
Bangkinang
Brastagi
Paya Geli
Rantau Prapat
Kisaran
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 1 LB
Scope Proyek
30
30
30
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
1 LB
120
80
60
60
30
30
30
30
30
30
60
60
60
60
30
30
60
60
60
60
MVA/LB
4,29
3.06
3,06
1,23
1,23
1,23
1,23
1,23
1,23
0,62
5,77
2,75
4,33
5,56
3,06
3,06
3,06
3,06
3,06
3,06
1,37
1,37
1,37
4,40
1,27
1,27
1,37
1,37
1,37
1,37
Juta USD
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2012
2012
2012
2012
2012
2021
2021
2021
2021
COD
GI baru
GI baru
GI baru
Arah Rengat
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Keterangan
Lanjutan
161
04/02/2013 14:18:31
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Kepri
Kepri
Kepri
Kepri
Kepri
Kepri
Kepri
Sumbar
Sumbar
Sumbar
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
Provinsi
Riau
No
151
Pauh Limo
Bungus
Simpang Empat
Sri Bintan
Tanjung Uban
Tanjung Uban
Kijang
Air Raja
Sri Bintan
Pulau Ngenang
KIT Tenayan
Bangkinang
Teluk Kuantan
Bagan Batu
KID Dumai
Tembilahan
Duri
KIT Tenayan
Teluk Kuantan
Pasir Putih
Bangkinang
Bangkinang
Tenayan
Rengat
Tenayan
Pasir Putih
Teluk Lembu
Garuda Sakti
Lipat Kain
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 1 TB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Scope Proyek
60
30
20
60
60
60
60
60
30
10
60
60
30
30
30
30
60
30
30
120
60
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
60
30
MVA/LB
1,37
4,29
0,52
1,37
1,37
4,40
4,33
5,56
4,29
4,05
1,37
1,37
1,27
1,27
1,27
1,27
1,37
1,27
1,27
2,75
1,37
1,23
1,23
1,23
1,23
1,23
1,23
1,23
3,17
3,06
Juta USD
2012
2012
2012
2021
2015
2013
2013
2013
2013
2013
2021
2021
2021
2020
2019
2019
2017
2017
2017
2016
2016
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
COD
Keterangan
GI baru
Relokasi trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Arah Tembilahan
Arah Perawang
GI baru
GI baru
Lanjutan
162
04/02/2013 14:18:31
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
Provinsi
Sumbar
No
181
Lubuk Alung
Simpang Empat
Sungai Rumbai
Simpang Empat
Pasaman
Solok
Kambang
Bungus
PIP
Payakumbuh
Kiliranjao
Kambang
Sungai Rumbai
Singkarak
Batusangkar
Payakumbuh
Padang Luar
Maninjau
Kiliranjao
Padang Luar
Maninjau
Payakumbuh
Salak
Padang Panjang
Simpang Empat
Kambang
Solok
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 1 LB
Ext, 1 LB
Ext, 1 LB
Ext, 2 LB
Ext, 1 LB
Ext, 1 LB
Scope Proyek
30
2 LB
2 LB
2 LB
60
60
60
30
30
30
2 LB
120
30
30
2 LB
30
1 LB
1 LB
1 LB
2 LB
1 LB
1 LB
60
30
30
30
30
30
30
60
MVA/LB
1,27
1,23
1,23
1,23
1,37
4,33
4,33
1,27
1,27
1,27
1,23
4,54
1,27
1,27
1,23
2,35
0,62
0,62
0,62
1,23
0,62
0,62
1,37
1,27
1,27
1,27
1,27
1,27
3,06
1,37
Juta USD
2018
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2016
2016
2016
2016
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2013
2013
2012
COD
Keterangan
Ekstensien trafo
Arah Pasaman
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Arah Muko-Muko/Bantal/Ipuh
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
Lanjutan
163
04/02/2013 14:18:31
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
Provinsi
Sumbar
No
211
Muara Sabak
PLTA Merangin
Muaro Bungo
Aurduri
Kuala Tungkal
Payoselincah
Sungai Penuh
Sarolangun
Sungai Penuh
Muara Bulian
Bangko
Muaro Bungo
Sarolangun
Sungai Penuh
Muaro Bulian
Bangko
Payoselincah
Muara Sabak
Payoselincah
Aurduri
Pauh Limo
Salak
Indarung
PIP
Batusangkar
Padang Luar
Pariaman
Sungai Rumbai
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 2 LB
Ext, 4 LB, 1 BC
Ext, 2 LB
New, 2 LB, 1 BC
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 4 LB
Scope Proyek
2 LB
4 LB
60
60
30
60
2 LB
2 LB
2 LB
30
2 LB
2 LB
60
30
30
60
60
60
30
4 LB
60
60
60
30
60
60
30
30
30
30
MVA/LB
1,23
3,03
1,37
1,37
3,06
1,37
1,23
1,79
1,23
1,27
1,23
1,23
1,37
3,06
3,06
1,37
1,37
1,37
3,06
2,47
1,37
1,37
1,37
1,27
1,37
1,37
1,27
1,27
1,27
1,27
Juta USD
2018
2018
2018
2018
2018
2017
2016
2016
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2013
2013
2012
2012
2021
2021
2021
2020
2020
2020
2019
2019
2018
COD
Keterangan
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Arah Sarolangun
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Lanjutan
164
04/02/2013 14:18:31
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
Provinsi
Jambi
No
241
Kenten
Lubuk Linggau
Baturaja
Talang Kelapa
Tanjung Api-Api
Bukit Siguntang
Sekayu
Bungaran
Bungaran
Pagar Alam
Lubuk Linggau
Bukit Siguntang
Muko-muko/Bantal/Ipuh
Manna
Pulau Baai
Bintuhan
Pekalongan
Pulau Baai
Argamakmur
Muko-muko/Bantal/Ipuh
Manna
Pekalongan
Pulau Baai
Pekalongan
Manna
Sungai Penuh
Payoselincah
Sarolangun
Bangko
Muara Sabak
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Scope Proyek
120
60
60
60
60
30
30
30
30
2 LB
60
30
2 LB
2 LB
60
30
2 LB
2 LB
30
30
30
2 LB
120
30
30
30
60
30
30
30
MVA/LB
7,01
1,37
1,37
1,37
4,33
1,05
3,06
1,05
1,05
1,23
1,37
1,05
1,23
1,23
1,37
3,06
1,23
1,23
3,06
3,06
1,27
1,23
4,54
1,27
3,06
1,27
1,37
1,27
1,27
1,27
Juta USD
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2012
2012
2012
2020
2017
2017
2017
2016
2015
2015
2015
2015
2013
2013
2013
2012
2021
2020
2020
2020
2019
COD
Keterangan
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
Arah Manna
Arah Argamakmur
Arah Bintuhan
Ekstensien trafo
GI baru
Arah Hululais
Arah Argamakmur
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Lanjutan
165
04/02/2013 14:18:31
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
Provinsi
Sumsel
No
271
Sungai Lilin
Prabumulih
Pendopo
Lahat
Martapura
Betung
Lubuk Linggau
Tugumulyo
Muara Rupit
Martapura
Mariana
Muara dua
Sungai Lilin
Tebing Tinggi
Gumawang
Keramasan
Gumawang
Mariana
Bukit Asam
Keramasan
Jakabaring
Baturaja
Prabumulih
Kayu Agung
Pagar Alam
Lahat
Betung
Pagar Alam
Lahat
Gandus
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 2 LB
Ext, 4 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 1 LB
Ext, 1 LB
Scope Proyek
30
2 LB
30
4 LB
2 LB
2 LB
2 LB
30
30
30
30
30
30
30
30
2 LB
2 LB
2 LB
60
60
60
60
60
30
30
30
2 LB
1 LB
1 LB
120
MVA/LB
1,27
1,23
3,06
2,47
1,23
1,23
1,23
4,29
3,06
4,29
1,27
3,06
3,06
3,06
1,27
1,23
1,23
1,23
1,37
1,37
4,40
1,37
1,37
4,29
1,27
1,27
1,23
0,62
0,62
5,77
Juta USD
2017
2016
2016
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2013
2013
COD
Keterangan
Ekstensien trafo
Arah Prabumulih
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
Arah Sekayu
GI baru
Lanjutan
166
04/02/2013 14:18:31
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
Provinsi
Sumsel
No
301
Dipasena
Sribawono
Metro
New Tarahan
Pagelaran
Natar
Menggala
Sukarame
New Tarahan
Bukit Kemuning
Kotabumi
Adijaya
Kalianda
Ulubelu
Talang Kelapa
Tebing Tinggi
Sekayu
Betung
Simpang Tiga
Gandus
Pendopo
Tebing Tinggi
Sekayu
Kayu Agung
Betung
Bukit Asam
Talang Kelapa
Kenten
Pagar Alam
Keramasan
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Scope Proyek
90
60
60
60
60
60
30
30
30
60
60
30
30
30
60
30
30
30
60
60
30
30
30
30
30
60
60
60
30
60
MVA/LB
4,51
1,37
1,37
1,37
1,37
1,37
1,27
1,27
1,27
1,37
1,37
1,27
1,27
3,06
1,37
1,27
1,27
1,27
1,37
1,37
1,27
1,27
1,27
1,27
1,27
1,37
1,37
1,37
1,27
1,37
Juta USD
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2012
2012
2012
2012
2012
2021
2021
2021
2021
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2019
2018
2018
2018
2018
2017
COD
Keterangan
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Lanjutan
167
04/02/2013 14:18:31
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
Provinsi
Lampung
No
331
Kalianda
Langkapura
Sukarame
Menggala
New Tarahan
Jati Agung
Pakuan Ratu
Sutami
Adijaya
Blambangan Umpu
Mesuji
Gedong Tataan
Gumawang
Pagelaran
Kalianda
Dipasena
Gedong Tataan
Teluk Ratai
Mesuji
Ketapang
Bukit Kemuning
Pagelaran
Kotabumi
Tegineneng
Seputih Banyak
Liwa
Kota Agung
Menggala
Sribawono
Seputih Banyak
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
Tegangan
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Scope Proyek
2 LB
60
2 LB
60
60
30
30
30
30
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
120
60
30
30
30
2 LB
2 LB
60
60
30
30
30
2 LB
2 LB
100
MVA/LB
1,23
3,17
1,23
1,37
1,37
3,06
3,06
1,27
1,27
1,23
1,23
1,23
1,23
1,23
1,23
4,54
4,33
3,06
3,06
3,06
1,23
1,23
1,37
1,37
1,27
3,06
3,06
1,23
1,23
2,41
Juta USD
2017
2017
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2013
COD
Keterangan
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Arah Dipasena
Arah Mesuji
Arah Ketapang
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
Arah Liwa
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
GI baru
Lanjutan
168
04/02/2013 14:18:31
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
Provinsi
361
No
Kelapa
Koba
Toboali
Mentok
Sungai Liat
Koba
Kelapa
Manggar
Pangkal Pinang
Suge
Dukong
Pangkal Pinang
Air Anyir
Sungai Liat
Adijaya
Bukit Kemuning
Seputih Banyak
Langkapura
Sribawono
Kotabumi
Teluk Ratai
Liwa
Sukarame
Ketapang
Jati Agung
Pakuan Ratu
Bengkunat
Besai
Tegineneng
Mesuji
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
Ext, 2 LB
Ext, 4 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Scope Proyek
2 LB
30
30
30
30
30
30
20
4 LB
30
30
60
30
30
60
60
60
60
60
60
2 LB
2 LB
60
30
30
30
30
2 LB
60
30
MVA/LB
1,23
3,06
3,06
3,06
1,27
3,06
3,06
2,18
2,47
2,41
3,34
4,33
4,29
3,06
1,37
1,37
1,37
1,37
1,37
1,37
1,23
1,23
1,37
1,27
1,27
1,27
3,06
1,23
1,37
1,27
Juta USD
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2013
2013
2013
2012
2012
2012
2021
2021
2021
2020
2020
2020
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2018
2018
2018
COD
Arah Mentok
Arah Toboali
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Arah Bengkunat
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
Ekstensien trafo
Keterangan
Lanjutan
169
04/02/2013 14:18:31
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
392
393
394
395
396
397
398
Provinsi
Babel
No
391
Sungai Liat
Pangkal Pinang
Dukong
Air Anyir
Manggar
Koba
Pangkal Pinang
Dukong
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
Tegangan
Scope Proyek
30
60
30
30
30
30
30
30
MVA/LB
1,27
1,37
1,05
1,27
1,05
1,27
1,27
1,05
Juta USD
2021
2020
2019
2019
2018
2018
2018
2016
COD
Keterangan
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Lanjutan
170
04/02/2013 14:18:31
Sumut-3
Sumut-4
Aceh
Aceh
Aceh
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
PLTU Jambi
Muara Bungo
Bangko
Sungai Rumbai
Payakumbuh
Kiliranjao
Rengat
Rengat
Sumut-1
Sumut-2
Sumut-4
Pangkalan Susu
Padang Sidempuan
Pangkalan Susu
Binjai
Sigli
PLTU Meulaboh
Ulee Kareng
Lhokseumawe
Aceh
Sigli
Provinsi
Aceh
No
500 kV
500/275 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
250 kV DC
250 kV DC
500 kV
500 kV
500/150 kV
500/275 kV
275/150 kV
500/150 kV
500/275 kV
275 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
Tegangan
New
New
Ext
New
New
New
New
New
New
New
New
New
Ext
New
New
New
New
New
Ext
Ext
New
New
New
New
New
Ext
New
New
New
New
Scope Proyek
500
500
250
250
250
250
250
600
500
1000
500
1000
1000
250
500
500
1000
500
250
500
250
250
MVA/LB
9,82
25,77
7,45
25,98
20,08
21,08
20,17
20,17
19,66
16,68
19,95
9,82
3,12
25,77
36,22
24,28
40,54
40,54
4,32
21,03
21,88
24,00
35,13
9,11
31,83
7,45
20,08
25,98
20,08
25,98
Juta USD
2018
2016
2016
2014
2014
2014
2015
2014
2014
2017
2017
2017
2017
2016
2016
2014
2018
2018
2018
2016
2014
2014
2014
2013
2013
2017
2017
2016
2016
2016
COD
Keterangan
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
Ekstensien trafo
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
Lanjutan
171
04/02/2013 14:18:31
Jambi
Jambi
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Lampung
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Provinsi
31
No
Lubuk Linggau
Muara Enim
Muara Enim
Betung
Muara Enim
Lumut Balai
Gumawang
Lubuk Linggau
Lahat
Bangko
500 kV DC
275/150 kV
500/275 kV
500 kV DC
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
275/150 kV
500 kV
Tegangan
New
Ext
Ext
New
New
New
New
New
New
New
New
New
Ext
Ext
Scope Proyek
250
1000
3000
500
500
500
250
1000
500
MVA/LB
1,47
7,45
54,31
324,00
12,08
12,08
24,00
12,21
24,28
21,03
20,32
35,50
17,92
9,82
Juta USD
2016
2020
2017
2016
2015
2015
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2018
2018
COD
Ekstensien trafo
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
GITET baru
Ekstensien trafo
Keterangan
Lanjutan
04/02/2013 14:18:31
Lampiran A1.6
PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
04/02/2013 14:18:31
174
04/02/2013 14:18:31
Lawe Mamas
HEPP
Lawe Mamas
HEPP
Tapak Tuan
Tapak Tuan
Kisaran
G.Tua
G.Tua
PLTP
PLTP
S. Merapi
S. Merapi
Pauh
Pauh
Limo
Limo
Pd. Panjang
Pd. Panjang
Batusangkar
Batusangkar
Ombilin
Ombilin
T. Kuantan
T. Kuantan
Teluk
Teluk
Lembu
Lembu
Pasir Putih
Pasir Putih
Indra Pura
P. Kerinci
P. Kerinci
Kulim
Kulim
Tenayan
Tenayan
Rengat
Rengat
S.Haru
S.Haru
GIS Kota
GIS Kota
Mukomuko
Mukomuko
P.Baai
P.Baai
Musi
MusiHEPP
HEPP
Manna
Manna
Pagar
Pagar
Alam
Alam
Lahat
Lahat
Besai
BesaiHEPP
HEPP
44
66
55
Menggala
Menggala
Kotabumi
Kotabumi
Mesuji
Mesuji
Mariana
Mariana
Kayu
Kayu
Agung
Agung
77
Sp.Banyak
Sp.Banyak
Dipasena
Dipasena
11 .. PLTG
PLTG Apung
Apung
2.
2. PLTG
PLTG Ex
Ex Pulo
Pulo Gadung
Gadung
33 .. IPP
IPP Palembang
Palembang Timur
Timur
Borang
Borang
PLTP
PLTP Wai
Wai
Ratai
Ratai
Tlk.
Tlk. Ratai
Ratai
PLTP
PLTP
Rajabasa
Rajabasa
Tarahan
Tarahan
Kalianda
Metro
Metro
Sribawono
Adijaya
Adijaya
Tegineneng
Tegineneng
B.
Natar
B. Tegi
Tegi
Gd.
Tataan
Gd.
Tataan
PLTP
PLTP
HEPP
HEPP
SS. .Sekincau
Sekincau
Sutami
Langkapura
Pagelaran
Pagelaran Langkapura
Liwa
Liwa
PLTP
PLTP
Suka
Suka
UluBelu
UluBelu
New
Tlk
Tlk.. rame
rame
Tarahan
K.
Betung
K. Agung
Agung
Betung
Bengkunat
Bengkunat
PLTP
PLTP
D.D. Ranau
Ranau
Bukit
Bukit
Kemuning
Kemuning
P.
P. Ratu
Ratu
Gumawang
Gumawang
Simpang
Simpang33
Prabumulih
Prabumulih
21
1
GIS Kota I
GIS Kota2 I
33
T.Api-api
T.Api-api
Tl.
Tl.Kelapa
Kelapa
PLTG
PLTG Kaji
Kaji
Keramasan
Keramasan
PLTG
PLTG
G.
G.Megang
Megang
..
Baturaja
Baturaja
PLTP
PLTP
R.R.Dedap
Dedap
Muara
Muara
Dua
BB..Umpu
Umpu
Dua
PLTP
PLTP
L.L.Balai
Balai
M
. .ENIM
M
ENIM
Bukit
Bukit
Asam
Asam
Betung
Betung
S.
Lilin
S. Lilin
B. Lincir
B. Lincir
Payo
Selincah
Payo
Selincah
Sekayu
Sekayu
PLTU
PLTU
S.S.Belimbing
Belimbing
PLTU
PLTU
Banjarsari
Banjarsari
PLTU
PLTU
K.K.Agung
Agung
T.T.Tinggi
Tinggi
Lubuk
Lubuk
Linggau
Linggau
Pekalongan
Pekalongan
Sukamerindu
Sukamerindu
Argamakmur
Argamakmur
Tes
Tes HEPP
HEPP
PLTP
PLTP
Hulu
HuluLais
Lais
PLTU
PLTU
Jambi
Jambi
(KPS)
(KPS)
Aur Duri
Aur Duri
K. Tungkal
K. Tungkal
Tembilahan
Tembilahan
PLTU Riau
PLTU Riau
Salak
Kiliranjao Kemitraan
Salak
Kiliranjao Kemitraan
Indarung Solok
Indarung Solok
PLTP
PLTP
G. Talang
Bungus
G. Talang
Bungus
PLTP
PLTP
Muara Bulian
M. Laboh
Muara Bulian
M. Laboh
Muara
Sumbar Pessel
Muara
Sarolangun
Sumbar Pessel
Bungo
Sarolangun
Bungo
Kambang
Kambang
PLTU
PLTU
S. Penuh
Bangko
S. Penuh
Bangko
Sumbar-1
Sumbar-1
Muara
Muara
Merangin
Merangin
Rupit
Rupit
HEPP
HEPP
PIP
PIP
Singkarak
Singkarak
HEPP
HEPP
Kt. Panjang
Kt. Panjang
HEPP
HEPP
KID
KID
TNB
TNB
Malaysia
Malaysia
Malaka
Malaka
New
New
G.Sakti
Perawang Siak Sri
G.Sakti Perawang Indra
Siak
Sri
Pura
Dumai
Dumai
Kandis
Kandis
Minas
Garuda
Minas
Duri
Duri
Bagan
Bagan
Siapiapi
Siapi- api
Garuda
Sakti
Sakti
Bangkinang
Bangkinang
Payakumbuh
Payakumbuh
P. Pangarayan
P. Pangarayan
Bagan Batu
Bagan Batu
K. Pinang
K. Pinang
Pd. Luar
Pd. Luar
Lubuk
Alung
Alung
Pariaman
Pariaman
Lubuk
Maninjau
Maninjau
HEPP
HEPP
Simpang4
Simpang4
Panyabungan
Panyabungan
Pd. Sidempuan
Pd. Sidempuan
PLTA
PLTA
B. Toru
B. Toru
Sibolga
Sibolga
PLTP
Sarulla
&
Sarulla&
Sipaholon
Sipaholon
Aek Kanopan
Aek Kanopan
Asahan I R. Prapat
Asahan I R. Prapat
HEPP
HEPP
Asahan III
Asahan III
HEPP
HEPP
Asahan
Asahan
IV&V
IV&V
HEPP
HEPP
Porsea
Porsea
G.Para
G.Para
P. Siantar
P. Siantar
Tarutung
TarutungSimangkok
Simangkok
PLTP
Tele
Tele
PLTA
PLTA
Sipan
Sipan
PLTU
PLTU
L. Angin
L. Angin
PLTP
PLTP
P. Bukit
P. Bukit
D. Sanggul
D. Sanggul
Galang
Mabar
Belawan
Mabar
P. Pasir
P. Geli
Labuhan
P. Pasir
P. Geli
KIM
Lamhotma
PLTU
Labuhan
Namorambe Glugur
Wampu
KIM
Sei
Lamhotma
PLTU
Sei.
Sumut
-2
Namorambe Glugur
HEPP
WampuP. Batu
Rotan
Sei
Denai Sei.
Sumut-2
HEPP P. Batu
Titi Kuning
RotanDenai
K. Namu Perbaungan
Titi Kuning
Perbaungan K. Tanjung
K. Namu
T. Tinggi
K. Tanjung
T . Morawa
T. Tinggi
Kisaran
T . Morawa
Galang
Brastagi
Brastagi
Renun HEPP
Renun HEPP
Sidikalang
Sidikalang
Sabulusalam
Sabulusalam
Kuta Cane
Kuta Cane
Tualang Cut
Tualang Cut PLTU
PLTU
Langsa
LangsaP. Brandan P. Susu
P.
Brandan P. Susu
T. Pura
PLTU/GU
Binjai T. Pura
PLTU/GU
Belawan
Binjai
Idie
Idie
Eksisting 70 kV
Eksisting 150 kV
Eksisting 275 kV (Operasi 150 kV)
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV AC
Rencana 250 kV DC
Rencana 500 kV AC
Rencana 500 kV DC
Blang Pidie
Blang Pidie
Blangkjeren
Blangkjeren
Takengon
Takengon
C. Trueng
Bireun C. Trueng
Lhokseumawe
Bireun
Lhokseumawe
P. Labu
P. Labu
Peusangan1-2
HEPP
Peusangan
1-2
HEPP
Samalanga
Sigli
SigliSamalanga
Meulaboh
U
Meulaboh
PLTU U
PLTU
Meulaboh
Meulaboh
P
Seulawah
Seulawah
Jantho
Ulee
Kareng
Ulee
Kareng
Banda Aceh
Banda Aceh
Jantho
Sistem
Sistem
JAWA
JAWA
175
04/02/2013 14:18:33
Kit Rencana
Kit Eksisting
GU
U
G
PLTU
PLTGU
PLTG
P
Sigli
PLTP
PLTA
PLTD
GI Eksisting
150/70 kV
GI Eksisting
70 kV
150 kV
GI Rencana
150/70 kV
GI Rencana
275/150 kV
GI Rencana
500/275/150 kV
Tapaktuan
Idie
Rekonduktoring
ACCC 1 x 310 mm2
128,5 km 2015
Singkil
Sabulussalam
Kuta Cane
ke
GI Pangkalan Brandan
(Sumatera Utara)
ke
GI Brastagi
(Sumatera Utara)
ke
GI Sidikalang
(Sumatera Utara)
Tualang
Cut
ke
GI PLTU
Pangkalan Susu
(Sumatera Utara)
Langsa
Blang Kejeren
Blangpidie
Panton
Labu
ACSR 1 x 240 mm2
8 km 2013
Lhokseumawe
PLTG Arun
60 MW 2014
Takengon
PLTA
Peusangan 4
83 MW 2018
(Sumatera GIBarat)
Rencana
GI Eksisting
150 kV
mm2
Bireun
Cot
Trueng
Samalanga
ACSR 2 x 430
161 km 2016
R1x
240
mm 2
99,2
km
PERENCANAAN
GI SISTEM
Kiliranjao
BIDANG PERENCANAAN
Edit
Oktober 2012
ke
Meulaboh
ACS
Jantho
PETA JARINGAN
PROPINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV
Ulee
Kareng
PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
Krueng
Raya
Banda Aceh
Lam Pisang
Sistem Aceh
Kit Rencana
GU
Kit Eksisting
U
G
PLTG
PLTU
PLTP
PLTA
PLTD
GI Eksisting
150/70 kV
GI Eksisting
70 kV
GI Eksisting
150 kV
150 kV
GI Rencana
150/70 kV
GI Rencana
275/150 kV
GI Rencana
500/275/150 kV
ke
PERENCANAAN
GI SISTEM
Kiliranjao
BIDANG PERENCANAAN
(Sumatera GIBarat)
Rencana
Edit
Oktober 2012
PLTU Sewa
Sumbagut
3x120 MW 2015
Sibolga
A
Padang
Sidempuan
m
m
0 8
24 1
x 20
2
SR k m
AC 23
Panyabungan
PLTP Sipaholon
55 MW 2019
PLTP Sarulla 2
110 MW 2017
PLTP Sarulla 1
110 MW 2016
220 MW 2017
Kota
Pinang
ke
GI Payakumbuh
(Sumatera Barat)
m2
2m
28 020
4x 2
SR km
AC 175
Gunung
Tua
Labuhan
Bilik
Rantau
Prapat
Aek
Kanopan
ke
GI Rantau Prapat
ke
GI Tebing Tinggi
ke
GI New Garuda Sakti
(Riau)
Kuala
Namu
Perbaungan
PLTU Belawan
4 x 65 MW
T.Morawa
Denai
Galang
Titi
D Kuning
Sei Rotan
Lamhotma
GIS Listrik
KI
M
Paya Pasir
Labuhan
Mabar
GU
Belawan
ke
GI Bagan Batu
(Riau)
Namurambe
Paya Geli
Glugur
CU 1000
10 km 2015
Binjai
PLTA Hasang
38 MW 2017
Sarulla
Simangkok
Asahan III
Tarutung
Agincourt
Asahan I
PLTA Sipan
17 MW & 33 MW
Labuhan
Angin
Parlilitan
13 km 2014
Perdagangan
ACSR 1 x 240 mm2
30 km - 2015
Kisaran
PLTA Asahan I
180 MW
Pematang
Siantar
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV
PLTA Simonggo 2
86 MW 2017
PLTMH Tersebar I
54,5 MW 2013
Salak
G.Para
Kualatanjung
PLTG Glugur
19,85 MW & 12,85 MW
PLTMH
Tersebar III
32,2 MW
2014
Tebing
Tinggi
Negeri
Dolok
Perbaungan
Sidikalang
Pangururan
Porsea
Tele
ACSR 1 x 240 mm
Renun
mm2
ACSR 1 x 240
33 km - 2014
Brastagi
15
5 6
Galang
12
11
PLTGU Belawan
395,3 MW & 422,5 MW
m
0m
24 14
2 x 20
SR m
AC 7 0 k
PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA UTARA
PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
DPM
mm2
ACSR 1 x 240
40 km 2015
PLTP Sibayak
10 MW
PLTMH Tersebar II
28 MW 2014
to
GI Sabussalam
(NAD)
PLTA Renun
2 x 41 MW
PLTA Wampu
45 MW 2015
PLTU P.SUSU
2 x 220 MW 2014
2 x 200 MW 2016
ACSR 2 x 430 mm2
70 km 2013
T. Pura
Binjai 13
P. Brandan
to
GI Kuta Cane
(NAD)
PLTG P. Brandan
(Peaker)
200 MW 2014
ke
GI Langsa
(NAD)
ke
GI Lhokseumawe
(NAD)
m2
0m
43 018
4x 2
SR km
A C 2 48
176
04/02/2013 14:18:34
PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV
Kit Rencana
Kit Eksisting
GU
U
G
PLTU
PLTGU
PLTG
ACSR 1 x 240 mm
0.5 km 2013
ke
PLTP
A PLTA
GI Eksisting
150/70 kV
GI Eksisting
70 kV
GI Eksisting
150 kV
150 kV
GI Rencana
150/70 kV
GI Rencana
275/150 kV
GI Rencana
500/275/150 kV
(Sumatera GIBarat)
Rencana
PERENCANAAN
GI SISTEM
Kiliranjao
BIDANG PERENCANAAN
Teluk
Lembu
Rengat
MALAYSIA
Tembilahan
JAMBI
ke
GI Aur Duri
(Jambi)
40 MW
Pangkalan
Kerinci
PLTU Riau
2x110 MW 2014
Tenayan
PLTG/MG Peaker
Riau
200 MW 2015
Pasir
Putih
GIS
Perawang
KID
Sistem Riau
Teluk
Kuantan
Lipat Kain
Edit
Desember 2012
Koto Panjang
D PLTD
CU 1000
7 km - 2015
Garuda
Sakti
New
Garuda
Sakti
Bangkinang
Duri
Dumai
ke
GI Payakumbuh
(Sumatera Barat)
PETA JARINGAN
PROPINSI RIAU
ACSR 1 x 240 mm
110 km 2014
PLTG Duri
2x20 MW
(Ex Gili Timur &
Sunyaragi)
PLTMG Duri
112 MW 2013
GU
Bagan
Siapi - Api
PLTGU Duri
2 x 50 MW 2014/2015
Bagan
Batu
Pasir
Pangaraian
SUMATERA
BARAT
SUMATERA
UTARA
ke
GI Rantau Prapat
(Sumatera Utara)
ke
GI Kota Pinang
(Sumatera Utara)
mm
430 14
2 x 20
SR
AC 28 km
177
04/02/2013 14:18:35
SINGAPURA
178
04/02/2013 14:18:35
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV
Kit Rencana
Kit Eksisting
GU
U
G
PLTG
PLTU
40 MW
PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
- Pauh Limo :
PLTP
A PLTA
D PLTD
GI Eksisting
150/70 kV
GI Eksisting
70 kV
GI Eksisting
150 kV
150 kV
GI Rencana
150/70 kV
GI Rencana
275/150 kV
GI Rencana
500/275/150 kV
(Sumatera GIBarat)
Rencana
PERENCANAAN
GI SISTEM
Kiliranjao
BIDANG PERENCANAAN
ke
Kiliranjao
S.Rumbai
BENGKULU
ke
GI Muko-muko
(Bengkulu)
Sungai
Penuh
RIAU
ke
GI Bangko
(JAMBI)
ke
GI Muara Bungo
(Jambi)
ke
GI Teluk Kuantan
(Riau)
PLTP G.Talang
20 MW 2019
Muara
Laboh
Kambang
Solok
Salak
Pauh Limo
Ombilin
Batusangkar
ke
GI Koto Panjang
(Riau)
Koto
Panjang
PLTU Ombilin
2 x 100 MW
Payakumbuh
ACSR 1 x 240 mm2
22 km, 2nd cct 2014
Indarung
Bungus
Simpang
Haru
Bingkuang
PIP
Singkarak
Padang
Luar
Padang
Panjang
Lubuk Alung
Pariaman
New
Garuda
Sakti
Ke
GI New Garuda Sakti
(Riau)
ACSR 2 x 430 mm2
150 km 2014
PLTP Bonjol
165 MW 2020
Maninjau
PLTA Singkarak
4 x 43,75 MW
PLTA Maninjau
4 x 17 MW
Simpang
Empat
Pasaman
ke
GI Padang Sidempuan
(Sumatera Utara)
PLTA Masang 2
55 MW 2017
SUMATERA
UTARA
JAMBI
179
04/02/2013 14:18:35
BENGKULU
Sungai
Penuh
ACSR 2 x 430 mm
55 km 2013
SUMATERA
BARAT
Ke
GI Kiliran Jao
(Sumatera Barat)
PLTA Merangin
2 x 175 MW 2018
Bangko
Sarolangun
GU
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV
Kit Rencana
GU
PETA JARINGAN
PROPINSI JAMBI
PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTP
A PLTA
D PLTD
GI Eksisting
150/70 kV
GI Eksisting
70 kV
GI Eksisting
150 kV
PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
GI Rencana
150 kV
GI Rencana
150/70 kV
GI Rencana
275/150 kV
GI Rencana
500/275/150 kV
Edit
Desember 2012
SUMATERA
SELATAN
PLTGU Batanghari
30 MW 2013
ke
GI Bayung Lincir
(Sumatera Selatan)
Payo Selincah
C
S
60 R 2
km x
4
2
ACSR 1 x 240 mm
- 2 30
30 km 2013
01 m
4 m
New
Aur Duri
Sabak
PLTG/MG Peaker
Jambi
100 MW 2015
PLTMG Sungai Gelam
Peaker CNG
12 MW -2012
92 MW 2013
ke
GI Muara Enim
(Sumatera Selatan)
Aur Duri
Kuala Tungkal
m
0m
43 19
4 x 20
R
S m
A C 80 k
Muara Bulian
ke
GI Rengat
(Riau)
ke
GI Lubuk Linggau
(Sumatera Selatan)
Muara Rupit
Muarabungo
RIAU
Sistem Bengkulu
04/02/2013 14:18:36
50 MW
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV
G
Kit Rencana
GU
Kit Eksisting
PETA JARINGAN
PROPINSI LAMPUNG
PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
BENGKULU
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTP
A PLTA
GI Eksisting
150/70 kV
GI Eksisting
70 kV
GI Eksisting
150 kV
PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
GI Rencana
150 kV
GI Rencana
150/70 kV
GI Rencana
275/150 kV
GI Rencana
500/275/150 kV
Edit
Desember 2012
D PLTD
ACSR 1 x 240 mm
60 km - 2019
Liwa
ke
GI Gumawang
(Sumatera Selatan)
P
ACSR 1 x 240 mm2
10 km - 2015
Ulubelu
Bengkunat
Metro
Teluk
Betung
Sutami
CU 1000 mm2
8 km - 2016
Dipasena
1 km - 2012
PLTP Rajabasa
2 x 110 MW 2017
Ketapang
Kalianda
Sribawono
Seputih
Banyak
UACSR 2 x 430 mm
Sebalang
PLTD Metro
3,75 MW (Total)
Adijaya
Menggala
D Sukarame
Langka
G
pura
New
Tarahan
Tarahan
U
Teluk
D
Ratai
U
ACSR 1 x 240 mm2
30 km - 2015
Gedong
Tataan
Mesuji
Natar
ACSR 2 x 240 mm2
30 km - 2015
Kota
Agung
Pagelaran
Tegineneng
PLTG/MG Peaker Lampung
100 MW 2015
PLTA Semangka
56 MW 2016
Batutegi
Kotabumi
PLTD Tegineneng
3 x 9,4 MW
PLTA Besai
2 x 45 MW
Besai
PLTA Batutegi
2 x 14,8 MW
Bukit
Kemuning
Blambangan
Umpu
Pakuan Ratu
SUMATERA
SELATAN
ACSR 1 x 240 mm
40 km - 2014
ke
GI Muara Enim
(Sumatera Selatan)
Baturaja
ke
GI Bukit Asam
(Sumatera Selatan)
Sistem Lampung
181
04/02/2013 14:18:39
04/02/2013 14:18:39
Lampiran A1.7
ANALISA ALIRAN DAYA
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
04/02/2013 14:18:39
04/02/2013 14:18:39
185
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:18:39
04/02/2013 14:18:39
187
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:18:40
04/02/2013 14:18:40
189
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:18:40
04/02/2013 14:18:40
191
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:18:40
04/02/2013 14:18:40
Lampiran A1.8
KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
04/02/2013 14:18:40
194
04/02/2013 14:18:40
5.398
5.958
4.406
4.393
4.816
4.986
5.429
5.818
6.166
6.806
51.101
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2012-2021
959
926
867
831
791
761
733
725
685
8.287
1.011
Trafo MVA
5.439.713
360.280
419.332
443.592
493.422
557.321
609.053
686.700
651.753
630.569
587.692
Pelanggan
101,5
112,0
127,5
127,1
139,7
145,0
158,0
169,6
180,1
198,8
1.485,2
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2012-2021
883,5
97,9
94,0
87,3
86,7
80,4
78,6
74,2
120,3
70,9
119,1
JTR
2013
JTM
2012
Tahun
700,7
88,2
83,9
77,8
72,7
68,3
64,1
63,0
63,2
61,0
58,6
Trafo
253,8
16,9
19,9
21,8
25,1
26,6
28,6
30,8
29,6
28,4
26,1
Pelanggan
3.323,1
415,9
385,3
367,2
349,8
327,2
319,0
301,4
299,0
283,8
274,7
Total
47.039
5.203
4.987
4.621
4.604
4.273
4.207
3.969
4.161
2013
3.819
JTR kms
4.119
JTM kms
2012
Tahun
Lampiran A1.9
PROGRAM LISTRIK PERDESAAN
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
04/02/2013 14:18:40
196
04/02/2013 14:18:40
1.622
1.068
1.006
966
878
833
676
14
10.231
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Total
11.205
14
843
974
1.001
1.052
1.105
1.156
1.796
1.704
366
28
32
34
36
37
38
60
57
44
453
541
586
622
648
678
747
Unit
Trafo
MVA
683.287
727
58.809
66.473
66.158
67.985
70.519
71.191
101.644
100.298
79.484
PLG
Jumlah Pelanggan
14.744
14.744
16.440
45.928
RTS
JTM
370.420
431.720
446.882
295.949
278.724
267.329
262.059
252.508
234.441
217.599
3.057.630
Tahun
2012*
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Total
1.665.764
126.759
129.190
140.731
143.240
144.023
153.759
162.116
246.550
242.602
176.795
JTR
822.281
62.995
65.826
68.644
71.882
71.895
75.639
79.315
124.160
122.419
79.507
Trafo
5.545.675
407.354
429.456
461.882
477.181
483.246
508.122
537.380
817.592
796.741
626.721
Lisdes Reguler
118.668
30.975
30.975
56.718
Listrik Murah
& Hemat
5.598.481
407.354
429.456
461.882
477.181
483.246
508.122
537.380
848.567
827.716
617.577
Total Biaya
Juta Rupiah
1.551
2013
1.560
kms
1.617
JTR
kms
JTM
2012*
Tahun
Lampiran A1.10
PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI
SITEM INTERKONEKSI SUMATERA
04/02/2013 14:18:41
198
04/02/2013 14:18:41
310
43
1.534
1.752
2.627
3.325
3.474
2.424
1.806
878
19.678
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Total
5.320
55
534
321
1.228
892
1.272
446
1.310
2014
218
548
T/L dan GI
2013
Pembangkit
2012
Tahun
Investasi
3.648
456
423
399
383
359
350
331
330
314
304
Distribusi
28.645
1.376
2.539
2.879
4.391
4.005
4.206
2.975
3.136
2.070
1.070
Total
(Juta US$)
PENJELASAN LAMPIRAN A1
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
A1.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Produksi listrik pada sistem Sumatera diperkirakan meningkat rata-rata 9,8% per tahun antara tahun 2012
hingga 2021, yaitu meningkat dari 28,2 TWh pada tahun 2012 menjadi 65,4 TWh pada tahun 2021. Sekitar
40% dari produksi tersebut adalah untuk memenuhi demand di sistem Sumatera bagian Utara (Aceh dan
Sumut) dan selebihnya untuk Sumatera bagian Selatan. Faktor beban diperkirakan antara 70% sampai
72%.
Beban puncak sistem Sumatera pada tahun 2012 diperkirakan 4.460 MW dan akan tumbuh rata-rata 10,0%
per tahun, sehingga menjadi 10.520 MW pada tahun 2021. Dengan adanya interkoneksi Sumatera-Bangka
mulai 2015 yang mentransfer pembangkit base load ke Bangka sebesar 200 MW secara bertahap maka
beban puncak sistem Sumatera akan menjadi 10.720 MW pada 2021.
Proyeksi kebutuhan listrik sistem Sumatera tahun 2012-2021 ditunjukkan pada Lampiran A1.1.
199
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:18:41
b.
c.
d.
e.
f.
Peranan minyak (HSD dan MFO) yang pada tahun 2012 masih tinggi, yaitu sekitar 8,0 TWh, akan sangat berkurang menjadi sekitar 236 GWh pada tahun 2021. Hal ini terjadi karena penggunaan BBM
untuk pembangkit peaker diganti dengan LNG/CNG.
Peranan LNG akan mulai dirasakan pada tahun 2014, yaitu sekitar 4.027 GWh dan cenderung konstan
berdasarkan sumber pasokan LNG Arun.
Peranan pembangkit gas yang semula 7,9 TWh pada tahun 2012 akan naik menjadi 8,7 TWh pada
tahun 2014, dan secara bertahap akan menurun kembali menjadi 5.249 GWh pada tahun 2021. Hal ini
karena pengoperasian pembangkit gas disesuaikan dengan ketersediaan gas dari kontrak yang ada.
Peranan pembangkit batubara akan semakin dominan. Pada tahun 2012 hanya 8,1 TWh akan naik 4
kali lipat menjadi 36,3 TWh pada tahun 2021.
Peranan pembangkit hidro pada tahun 2011 semula 4,6 TWh dan akan semakin besar dengan masuknya PLTA Asahan 3, PLTA Peusangan 1-2 pada tahun 2016 dan PLTA Merangin pada tahun 2018
serta PLTA Simonggo-2 dan PLTA Masang-2 pada tahun 2017, PLTA Ketahun-3 dan PLTA Batang Toru
pada tahun 2019. Peranan hydro pada tahun 2021 akan mencapai 8,2 TWh.
Kontribusi pembangkit panas bumi akan meningkat luar biasa besar pada tahun 2021 dengan
produksi 11,8 TWh, atau 18% dari produksi total. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTP yang pada tahun 2009 hanya 10 MW akan meningkat menjadi hampir 2.500 MW pada tahun
2021. Banyaknya kandidat proyek PLTP di Sumatera akan menyebabkan capacity factor pembangkit
beban dasar lainnya, yaitu PLTU batubara, menjadi rendah jika semua proyek PLTU dan PLTP tersebut terlaksana tepat waktu sesuai jadwal. Namun banyaknya kandidat proyek PLTP yang kepastian
implementasinya masih rendah2 akan membuat situasi yang cukup rawan bagi Sumatera mengingat
ketidakpastian pelaksanaan beberapa PLTU IPP lain juga tinggi.
Karena banyak lokasi PLTP yang potensinya belum dibuktikan dengan eksplorasi.
200
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:18:41
3
4
Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTA,
PLTU IPP dan PLTP IPP.
Pembangunan transmisi baru 275 kV terkait proyek pembangkit PLTU percepatan dan IPP.
Pengembangan transmisi 150 kV tersebar di sistem Sumatera dalam rangka memenuhi kriteria
keandalan (N-1) dan untuk mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan
fleksibilitas operasi.
Pembangunan transmisi 275 kV dan 500 kV sebagai tulang punggung transmisi interkoneksi Sumatera yang akan memudahkan pengiriman daya dari Sumatera bagian selatan yang kaya akan sumber
energi primer ke demand di Sumatera bagian utara.
Pembangunan transmisi dan kabel laut 250 kV HVDC Sumatera - Peninsular Malaysia yang bertujuan untuk mengoptimalkan operasi kedua sistem dengan memanfaatkan perbedaan waktu terjadinya beban puncak pada kedua sistem tersebut.
Rencana pengembangan transmisi 275 kV dan 500 kV yang mengalami perubahan dari RUPTL 20112020 adalah sebagai berikut
Topologi transmisi 275 kV Lahat - Gumawang diubah menjadi Lumut Balai - Gumawang, karena rute
transmisi Lahat - Gumawang banyak melewati WKP batubara. Setelah dilakukan survei ulang untuk
menghindari WKP-WKP tersebut, ternyata jalur baru lebih mendekati GI 275 kV Lumut Balai.
Transmisi 275 kV New Aur Duri - Rengat diubah menjadi transmisi 500 kV New Aur Duri - Rengat
karena diperlukan untuk membentuk transmisi back-bone 500 kV Sumatera yang akan menyalurkan
tenaga listrik dari pembangkit listrik di Sumbasel ke pusat-pusat beban. Ruas New Aur Duri - Rengat juga dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari PLTU Sumsel-5, Sumsel-7 dan PLTU Jambi
KPS.
Transmisi 275 kV Rengat - New Garuda Sakti diubah menjadi transmisi 500 kV Rengat - New Garuda
Sakti karena diperlukan untuk membentuk transmisi back- bone 500 kV Sumatera. Transmisi ini juga
akan menyalurkan tenaga listrik dari PLTU Sumsel-5, Sumsel-7, PLTU Jambi KPS dan PLTU Riau Kemitraan.
Transmisi 500 kV dari GITET 500kV Sumut-2 (Rantau Prapat3 ) - GITET 500kV Sumut-1 Sei Rotan4)
adalah bagian dari transmis back-bone Sumatera.
Transmisi 275 kV Sumut-4 - Sumut-2 diperlukan untuk mengevakuasi daya dari pembangkit-pembangkit skala besar di Tapsel ke pusat beban.
201
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:18:41
Transmisi 500 kV Muara Enim - Jambi (KPS) untuk membentuk back bone 500 kV Sumatera dan menjemput daya dari pembangkit mulut tambang di Muara Enim untuk disalurkan menuju Sumbagteng
dan Sumbagut.
Transmisi 275 kV Pangkalan Susu-Lhokseumawe untuk membentuk back bone 275 kV Sumatera bagian utara, yaitu menghubungkan sistem 275 kV Sumatera Utara dan Aceh.
Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan sistem Sumatera selengkapnya diberikan pada Lampiran
A1.5.
202
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:18:41
203
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:18:41
Pada simulasi aliran daya diketahui bahwa dengan beroperasinya pembangkit-pembangkit besar di jalur
back bone, maka daya dapat disebarkan dengan optimum. Arah aliran daya pada tahun 2017 sama seperti
tahun sebelumnya, yaitu dari selatan ke utara. Transfer terbesar adalah sekitar 390 MW pada transmisi
Payakumbuh - Padang Sidempuan.
Pada tahun 2017 meskipun sudah dioperasikan kapasitor 2x25 MVar di Kisaran, tetapi diperkirakan masih
terdapat beberapa GI yang bertegangan rendah di sisi timur Sumatera Utara. Untuk mengantisipasi hal
tersebut perlu dipasang tambahan kapasitor 2x25 MVar di GI Aek Kanopan.
04/02/2013 14:18:41
Proyeksi kebutuhan fisik distribusi wilayah Sumatera seperti pada Lampiran A1.8.
Dari tabel perkiraan kebutuhan distribusi regional sumatera tahun 2012-2021 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
-
Selama kurun waktu tahun 2012-2021 direncanakan pembangunan jaringan tegangan menengah 51
ribu kms, jaringan tegangan rendah 47 ribu kms, gardu distribusi 8.287 MVA untuk menunjang penyambungan pelanggan sejumlah 5,4 juta.
Pengembangan sistem distribusi tersebut membutuhkan biaya total USD 3.323 juta atau USD 330
juta per tahun.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari 78,9% pada tahun 2012 menjadi
97,6% pada tahun 2021 untuk regional Sumatera.
Selama kurun waktu tahun 2012-2021 direncanakan membangun JTM 10.231 kms, JTR 11.205 kms,
Kapasitas gardu distribusi 366 MVA.
Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut, untuk menunjang kegiatan listrik perdesaan
tersebut sebesar Rp 5,6 triliun (JTM Rp 3,1 triliun, JTR Rp 1,7 triliun, gardu Rp 0,8 triliun, pembangkit
dan pelanggan Rp 5,7 triliun
205
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:18:41
04/02/2013 14:18:41
A2
Sistem Interkoneksi Kalimantan Barat
A2.1. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
A2.2. Neraca Daya
A2.3. Neraca Energi
A2.4. Capacity Balance Gardu Induk
A2.5. Rencana Pengembangan Penyaluran
A2.6. Peta Pengembangan Penyaluran
A2.7. Analisis Aliran Daya
A2.8. Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi
A2.9. Program Listrik Perdesaan
A2.10. Program Energi Baru dan Terbarukan
A2.11. Proyeksi Kebutuhan Investasi
04/02/2013 14:19:18
04/02/2013 14:19:36
Lampiran A2.1
PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:36
210
04/02/2013 14:19:36
Tahun
853
62,8
335,0
- D Losses (%)
- T Losses (%)
9,98
+)
4,34
1.764
362
1.844
20.645
-- Public
-- Industrial
49.140
-- Commercial
636.277
-- Residential
706.424
361,5
63,0
8,36
0,29
8,63
4,34
1.910
1.996
388
22.730
52.643
688.317
764.078
36.973
40.543
Number of Customer
49
47
-- Industrial
83
78
206
568
907
144
150
431
1.020
10
1.745
73,6
65,5
-- Public
194
114
-- Industrial
-- Commercial
137
-- Public
535
411
-- Commercial
-- Residential
926
11
-- Residential
1.588
69.3
61.1
6,5
0,91
0.91
6.0
4.517,1
2013
4.476,4
2012
397,3
63,2
7,73
0,29
8,00
6,00
2.069
2.201
414
24.873
56.117
743.138
824.541
38.980
52
87
216
597
953
164
165
451
1.124
1.904
78,1
70,1
6,7
0,91
4.558,2
2014
429,1
63,4
7,46
0,29
7,73
6,00
2.242
2.385
438
26.984
59.426
794.075
880.923
41.105
54
91
226
624
996
179
181
471
1.237
2.068
82,2
74,2
6,4
0,91
4.599,7
2015
463,9
63,6
7,31
0,29
7,59
6,00
2.431
2.586
466
29.463
63.190
846.317
939.436
46.655
57
96
238
655
1.046
195
198
491
1.362
2.246
86,3
78,3
6,4
0,91
4.641,5
2016
501,8
63,8
7,26
0,29
7,55
6,00
2.638
2.806
493
32.009
66.922
898.559
997.983
49.419
60
101
250
688
1.099
213
215
512
1.499
2.439
90,3
82,4
6,4
0,91
4.683,8
2017
542,7
64,0
7,21
0,29
7,50
6,00
2.862
3.044
520
34.620
70.624
950.801
1.056.565
52.353
63
106
262
724
1.155
231
234
533
1.650
2.647
94,2
86,4
6,4
0,91
4.726,4
2018
586,8
64,2
7,16
0,29
7,45
6,00
3.104
3.302
548
37.296
74.297
1.003.043
1.115.183
55.467
66
111
276
761
1.214
250
254
554
1.815
2.873
98,1
90,4
6,4
0,91
4.769,4
2019
634,4
64,4
7,11
0,29
7,40
6,00
3.366
3.581
574
40.036
77.941
1.022.087
1.140.639
58.773
70
117
290
800
1.276
271
275
575
1.996
3.117
98,9
91,2
6,4
0,91
4.812,8
2020
686,1
64,6
7,06
0,29
7,38
6,00
3.652
3.885
601
42.841
81.556
1.043.514
1.168.512
71
120
297
819
1.307
294
298
624
2.166
3.382
99,9
92,3
6,4
0,91
4.856,6
2021
Lampiran A2.2
NERACA DAYA
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:36
212
04/02/2013 14:19:36
MW
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1.000
2012
2013
2014
2015
Pembangkit Eksisting
Pembangkit Sewa
Beban Puncak
PLTA
PLTG/MG
PLTU
PLTU IPP
PLTU PLN
Pembangkit Sewa
2016
2017
2018
PLTA
2019
PLTU PLN
PLTU IPP
PLTU
2020
PLTG/MG
Tahun
2021
213
04/02/2013 14:19:36
No
MW
Beban Puncak
MW
MW
MW
MW
PLN
Sewa
PLTU
MW
275 KV
Jumlah Pasokan
275 KV
PLTA
PLTG/MG
Nanga Pinoh
Pontianak Peaker *)
Kalbar-1
PLTU
PLTU
Tambahan Kapasitas
MW
Pasokan
GWh
Satuan
Faktor Beban
Produksi
Kebutuhan
252
200
52
252
219
72
1.374
2012
339
275
12
52
339
262
75
1.725
2013
439
100
55
185
47
52
284
346
66
1.993
2014
519
50
120
100
153
42
52
94
371
67
2.176
2015
527
50
52
102
405
66
2.525
2016
600
100
75
75
472
65
2.707
2017
686
100
61
61
501
66
2.879
2018
736
-50
100
61
61
532
66
3.060
2019
842
98
69
69
564
67
3.304
2020
892
50
69
69
609
67
3.567
2021
04/02/2013 14:19:36
Lampiran A2.3
NERACA ENERGI
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:36
216
04/02/2013 14:19:36
GWh
GWh
Hydro
SESCO
bcf
10^3 kl
10^3 kl
HSD
MFO
10^3 ton
LNG
Batubara
Satuan
GWh
MFO
Jenis
GWh
HSD
Total
GWh
LNG
Satuan
GWh
Jenis
Batubara
1.725
1.494
231
2013
1.993
1.234
12
747
2014
2015
2.176
733
43
1.395
2016
2.525
727
12
1.779
2017
2.707
737
21
1.943
2018
2.879
738
35
10
2.097
2019
3.060
227
300
280
91
2012
-
374
83
2013
309
456
2014
11
851
2015
1.085
2016
1.185
2017
1.279
2018
55
14
88
2.377
14
1.450
2019
1.374
1.121
252
2012
1.611
2020
3.304
142
300
35
10
175
2.641
1.665
2021
3.567
317
300
35
10
175
2.729
2021
GWh
Lampiran A2.4
CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:36
218
04/02/2013 14:19:36
16
15
14
13
12
11
10
No.
GI KETAPANG
GI
NANGA
GI SINTANG
GI SEKADAU
GI NGABANG
GI BENGKAYANG
GI TAYAN
GI SANGGAU
GI SAMBAS
GI PLTU
KURA-
GI. KOTA
BARU
GI. SINGKAWANG
GI. MEMPAWAH
GI. PARIT
BARU
GI SEI
RAYA
GI SIANTAN
NAMA GI
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
MVA
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
(KV)
TEG.
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
MVA
CAPACITY
60
30
60
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
60
60
MVA
8,04
30,98
60,74%
44,46%
11,34
51,69%
26,36
36,09%
9,20
54,22%
13,83
38,73%
9,88
41,04%
10,46
46,17%
23,55
46,33%
23,63
69,54%
17,73
62,01%
15,81
56,32%
28,72
56,94%
29,04
64,08%
32,68
34,44%
52,69
55,05%
56,15
Peak
MW
2018
28,53
30
Add
Trf
MVA
55,95%
10,34
40,56%
9,43
36,99%
23,82
46,70%
32,93%
8,40
49,46%
12,61
35,33%
9,01
37,08%
9,45
42,12%
21,48
67,29%
17,16
64,70%
16,50
59,97%
15,29
42,85%
21,85
66,17%
33,75
44,22%
22,55
34,39%
52,62
52,59%
53,64
Peak
MW
2017
21,51
30
Add
Trf
MVA
42,18%
7,66
30,03%
45,10%
11,50
32,22%
8,21
33,48%
8,54
38,41%
19,59
61,96%
15,80
60,17%
15,34
54,40%
13,87
39,45%
20,12
60,06%
30,63
61,40%
15,66
32,75%
50,10
50,81%
51,82
Peak
MW
2016
10,28
30
Add
Trf
MVA
40,33%
10,94
42,91%
10,01
30,65%
7,82
31,55%
39,24%
7,15
28,03%
6,48
25,41%
7,29
28,57%
15,63
61,31%
59,53%
15,18
58,37%
14,88
52,19%
13,31
37,90%
19,33
46,40%
23,66
67,98%
17,33
30,07%
46,01
47,10%
48,04
Peak
MW
2015
17,04
30
60
Add
Trf
MVA
66,82%
62,81%
16,02
54,44%
13,88
66,96%
17,07
62,16%
15,85
42,84%
21,85
62,19%
15,86
26,73%
40,90
39,34%
40,13
Peak
MW
2014
6,54
Add
Trf
MVA
25,66%
12,83
50,33%
12,02
47,13%
12,83
50,33%
12,14
47,60%
15,79
61,91%
16,93
66,39%
16,34
64,09%
15,30
60,01%
15,00
58,84%
17,55
68,84%
67,98%
61,17%
25,49%
39,00
17,34
120
15,60
23,37%
35,75
34,04
66,75%
Peak
MW
2013
29,33
Add
Trf
MVA
57,50%
Peak
MW
2012
30
Add
Trf
MVA
65,92%
33,62
36,97%
9,43
63,08%
32,17
39,56%
10,09
59,42%
15,15
42,44%
10,82
45,41%
11,58
50,60%
25,80
33,76%
17,22
55,13%
14,06
68,40%
17,44
66,17%
33,74
61,79%
31,51
64,83%
33,06
45,17%
69,12
60,61%
61,82
Peak
MW
2019
30
Add
Trf
MVA
65,01%
33,15
52,92%
13,49
62,72%
31,99
42,96%
10,95
64,53%
16,45
46,09%
11,75
49,79%
12,70
54,95%
28,02
42,63%
21,74
59,98%
15,29
48,95%
24,96
64,09%
32,69
66,45%
33,89
69,24%
35,31
45,36%
69,40
65,82%
67,13
Peak
MW
2020
30
Add
Trf
MVA
64,11%
32,70
67,92%
17,32
62,36%
31,80
46,65%
11,90
70,07%
17,87
50,05%
12,76
54,60%
13,92
59,67%
30,43
53,83%
27,46
65,25%
16,64
70,05%
35,73
62,08%
31,66
71,47%
36,45
73,95%
37,71
45,55%
69,69
71,47%
72,90
Peak
MW
2021
Add
Trf
MVA
219
04/02/2013 14:19:36
GI PUTUSIBAU
GI SUKADANA
GI KOTA
BARU 2
GI SANDAI
NAMA GI
150/20
150/20
150/20
150/20
(KV)
154,61
Peak
MW
1,01
192,33
Diversity Factor
194,61
20,00
720
30
30
30
30
MVA
20,00
30
30
30
30
MVA
2012
MVA
CAPACITY
20
19
18
17
No.
TEG.
120
Add
Trf
MVA
1,00
215,20
216,20
20,00
20,00
176,20
Peak
MW
2013
Add
Trf
MVA
1,00
262,04
263,04
20,00
20,00
223,04
Peak
MW
2014
90
Add
Trf
MVA
1,00
289,47
290,47
20,00
20,00
250,47
Peak
MW
2015
30
Add
Trf
MVA
30
1,00
361,08
361,91
20,00
20,00
30
10,73
1,03
410,28
421,61
20,00
20,00
381,61
1,03
445,11
459,11
20,00
20,00
419,11
12,30
48,22%
11,22
42,10%
44,00%
9,70
38,03%
8,76
10,12
39,70%
15,83%
4,04
Peak
MW
9,42
34,35%
321,91
Add
Trf
MVA
2018
36,93%
3,68
14,44%
Peak
MW
3,36
Add
Trf
MVA
2017
13,17%
Peak
MW
2016
30
Add
Trf
MVA
1,03
482,82
496,41
20,00
20,00
456,41
52,85%
13,48
46,58%
11,88
42,67%
10,88
17,35%
4,42
Peak
MW
2019
30
Add
Trf
MVA
1,00
533,53
534,54
20,00
20,00
494,54
57,92%
14,77
51,08%
13,02
45,43%
11,59
30,60%
7,80
Peak
MW
2020
30
Add
Trf
MVA
1,01
574,01
581,17
20,00
20,00
541,17
63,47%
16,19
56,01%
14,28
48,38%
12,34
53,99%
13,77
Peak
MW
2021
Add
Trf
MVA
Lanjutan
04/02/2013 14:19:37
Lampiran A2.5
RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:37
222
04/02/2013 14:19:37
502
2013
40
2012
150
150
Total
Trafo
275/150 kV
150/20 kV
Total
90
90
502
40
150 kV
2013
275 kV
2012
Transmisi
520
270
250
2014
930
750
180
2014
30
30
2015
2015
60
60
2016
180
180
2016
180
180
2017
860
860
2017
30
30
2018
2018
60
60
2019
2019
60
60
2020
300
300
2020
2021
2021
1,180
930
250
Total
2,812
2,632
180
Total
223
04/02/2013 14:19:37
Bengkayang
Ngabang
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Bengkayang
Nanga Pinoh
Sandai
Sukadana
Ketapang
Sintang
Sintang
Sintang
Sanggau
Tayan
Singkawang
Siantan
Singkawang
Sei Raya
Parit Baru
Kalbar
Dari
Kalbar
Provinsi
No
Perbatasan
Kota Baru 2
Tayan
Sandai
Sukadana
Putusibau
Nanga Pinoh
Sekadau
Sekadau
Tayan
Ngabang
Sanggau
Bengkayang
Tayan
Sambas
Kota Baru
Kota Baru
Inc. 2 pi (Singkawang-Mempawah)
Ke
275 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Tegangan
2 cct, 2 Zebra
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 2 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
2 cct, 1 Hawk
Konduktor
180
180
300
180
200
300
180
180
100
110
180
180
120
184
126
32
40
40
kms
28,36
9,97
22,90
13,74
15,27
22,90
9,97
9,97
5,54
6,09
9,97
9,97
6,65
10,19
6,98
1,77
2,22
2,22
Juta USD
2014
2017
2017
2017
2017
2017
2016
2016
2015
2014
2014
2014
2013
2013
2013
2013
2013
2012
COD
224
04/02/2013 14:19:37
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Provinsi
No
Bengkayang
Kota Baru
Siantan
Sambas
Nanga Pinoh
Sintang
Putussibau
Ketapang
Parit Baru
Kota Baru 2
Sandai
Sukadana
Sintang
Sanggau
Nanga Pinoh
Sintang
Singkawang
Sekadau
Tayan
Tayan
Siantan
Mempawah
Sanggau
Bengkayang
Ngabang
Siantan
Singkawang
Tayan
Sambas
Sei Raya
Parit Baru
Sei Raya
Kota Baru
275/150 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Tegangan
New
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 4 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Ext, 2 LB
Scope Proyek
250
30
60
30
2 LB
2 LB
30
60
30
30
30
30
2 LB
30
30
60
30
30
2 LB
4 LB
60
30
30
30
30
2 LB
2 LB
30
30
30
2 LB
2 LB
120
30
MVA/LB
25.98
1.27
1.37
1.27
1,23
1,23
3,06
5,56
1,27
3,06
4,29
4,29
1,23
1,27
3,06
4,33
1,27
4,29
1,23
2,47
1,37
1,27
4,29
5,33
4,29
1,23
1,23
3,06
3,06
4,29
1,23
1,23
2,75
3,06
Juta USD
2014
2020
2019
2018
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2017
2016
2016
2016
2016
2015
2015
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2013
2013
2013
2013
2013
2012
2012
2012
2012
COD
GITET baru
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
Arah Putussibau
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
GI baru
Arah Sanggau
Ekstensien trafo
Ekstensien trafo
GI baru
GI baru
Arah Tayan
Arah Sambas
GI baru
GI baru
GI baru
Ekstensien trafo
Keterangan
Lampiran A2.6
PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:37
226
04/02/2013 14:19:37
KETERANGAN :
PLTU Rencana
PLTMH Rencana
GI. SANDAI
Thn 2017
GI. KETAPANG
Thn2017
GI. SUKADANA
Thn2017
GI. K0TA
BARU22017
GI. PUTUSIBAU
Thn 2017
GI.GI
KUALA
KURUN
Kuala
Kurun
BADAU
BATU KAYA
GI. SINTANG
Thn 2016
GI. SEKADAU
Thn2015
GI SANGGAU
Thn 2014
GI. NGABANG
Thn2014
55 km
GI. SIANTAN
TEBEDU
ENTIKONG
GI & GITET. BENGKAYANG
Thn 2014
GI TAYAN
GI.
GI. SEI RAYA Thn2013
GI. KOTA BARU
Thn 2011
PLTG/MG PONTIANAK
0 9)
00 MW ((2019)
100
KUCHING
GI MAMBONG (MATANG)
SERIKIN
BIAWAK
The image cannot be displayed. Your computer may not have enough
RENCANA
PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN
memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart
your computer,
and then open theBARAT
file again. If 2011
the red x still
appears, you
KALIMANTAN
- 2020
JAGOI BABANG
ARUK
GI. SAMBAS
Thn2013
GI. SINGKAWANG
Thn 2009
Lampiran A2.7
ANALISIS ALIRAN DAYA
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:37
04/02/2013 14:19:37
229
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:38
04/02/2013 14:19:38
231
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:38
04/02/2013 14:19:38
233
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:38
04/02/2013 14:19:38
Lampiran A2.8
KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:38
236
04/02/2013 14:19:38
111
117
124
141
149
158
167
177
192
1.458
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2012-2021
JTR
kms
4.166
549
506
477
451
425
401
354
335
318
349
Trafo
MVA
643
75
74
70
67
64
62
59
52
56
65
515,129
27.873
25.456
58.618
58.582
58.547
58.512
56.382
60.464
57.653
53.041
Pelanggan
2,9
2,6
2,7
2,9
3,3
3,5
3,7
3,9
4,1
4,5
34,1
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2012-2021
JTM
2012
Tahun
9,9
9,4
8,9
8,4
7,4
7,0
6,6
7,3
86,7
11,4
10,5
JTR
7,9
7,7
7,4
7,0
6,7
6,5
6,1
5,4
5,8
6,8
67,3
Trafo
33,6
1,8
1,7
3,8
3,8
3,8
3,8
3,7
3,9
3,8
3,5
Pelanggan
221,8
25,6
24,0
25,0
23,9
22,9
21,9
20,1
19,1
18,8
20,3
Total
122
2013
JTM
kms
2012
Tahun
Lampiran A2.9
PROGRAM LISTRIK PERDESAAN
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:38
238
04/02/2013 14:19:38
211
202
190
158
111
44
30
4
1.263
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Total
929
22
32
81
116
139
148
155
110
124
2.462
295
73.625
70.382
66.173
55.026
38.552
15.191
10.344
1.238
437.125
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Total
107.545
3.616
9.176
13.096
15.749
16.751
17.523
12.456
52.334
2014
16.421
2013
JTR
54.259
JTM
2012*
Tahun
150
JTR
kms
MVA
23
Trafo
Unit
423
10
15
37
53
63
67
70
50
57
62.778
177
1.482
2.177
5.525
7.886
9.483
10.086
10.551
7.500
7.910
Jumlah Pelanggan
PLG
140
1.173
1.723
4.373
6.241
7.506
7.983
8.351
5.936
5.712
49.139
Trafo
593.808
1.673
13.980
20.529
52.101
74.364
89.428
95.117
99.499
70.726
76.392
Lisdes Reguler
18.227
6.195
6.195
5.837
612.036
1.673
13.980
20.529
52.101
74.364
89.428
95.117
105.694
76.921
82.229
Total Biaya
Juta Rupiah
7.592
2.950
2.950
1.692
163
2013
JTM
kms
2012*
Tahun
Lampiran A2.11
PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:38
240
04/02/2013 14:19:38
1.120
2020
34
147
2019
82
50
2018
305
140
2017
1
16
2021
140
2016
Total
88
2015
125
150
2014
Distribusi
28
85
320
2013
41
T/L dan GI
10
Pembangkit
Investasi
2012
Tahun
Total
1.459
177
55
145
225
107
155
449
129
14
(Juta US$)
PENJELASAN LAMPIRAN A2
SISTEM KALIMANTAN BARAT
04/02/2013 14:19:38
242
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:38
Proyek-proyek strategis:
Proyek PLTU Percepatan Tahap 1 (PLTU Parit Baru dan PLTU Pantai Kura-Kura) merupakan proyek
strategis karena selain proyek-proyek ini akan dapat mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini
sudah terjadi, juga sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting.
PLTU Parit Baru dengan pendanaan dari Pemerintah China (FTP2) 2x50MW dan PLTU Kalbar-1 diharapkan dapat beroperasi tepat waktu karena diperlukan oleh sistem Kalbar sebagai pembangkit
base load.
PLTG/MG Pontianak Peaker dan PLTA Nanga Pinoh diharapkan dapat beroperasi tahun 2019 dan
2020 untuk memenuhi kebutuhan pembangkit peaker di Sistem Kalbar.
Pada tahun 2012 karena belum adanya pengoperasian pembangkit baru berbahan bakar selain BBM,
maka produksi dengan BBM untuk sistem interkoneksi akan mencapai 1.374 GWh.
b.
Sejalan dengan rencana pengoperasian PLTU batubara dan impor lstrik dari
Sarawak, maka penggunaan BBM sebagai bahan bakar utama pada sistem kelistrikan Kalbar dapat
jauh dikurangi.
c.
Sumber energi air terdapat di daerah Nanga Pinoh sehingga direncanakan PLTA Nanga Pinoh 98 MW
yang direncanakan beroperasi pada tahun 2019.
d.
Terdapat rencana pengiriman LNG dari Batam ke Kalbar yang akan dimanfaatkan untk pembangkit peaker 100 MW dengan kebutuhan gas 5 bbtud.
e.
Peranan HSD hingga tahun 2021 tetap penting namun dalam volume yang lebih kecil untuk melistriki
sistem-sistem kecil terisolasi.
243
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:38
Pembangunan transmisi 150 kV baru terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU IPP
dan PLTA.
Pembangunan transmisi 150 kV baru terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU IPP
dan PLTA.
Pengembangan transmisi 150 kV yang ada di lokasi tersebar di sistem Kalbar dalam rangka memenuhi kriteria keandalan (N-1) dan untuk mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan
pelayanan dan fleksibilitas operasi
Pembangunan transmisi 275 kV interkoneksi Kalbar - Sarawak untuk mendapatkan benefit ekonomi
dari energy exchange pada saat terjadi perbedaan marginal cost antara kedua sistem. Interkoneksi
ini juga bermanfat sebagai contingency apabila konstruksi penbangkit baru terlambat.
Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan sistem Kalimantan Barat diberikan pada Lampiran A2.5.
Tahun 2012
Pada tahun 2012 belum ada tambahan pembangkit baru. Tegangan terendah terjadi di GI Sintang
namun masih baik (148,5 kV). Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1.
2.
Tahun 2014
PLTU Parit Baru (FTP1) 100 MW dan PLTU Pantai Kura-Kura (FTP1) 55 MW sudah beroperasi dan bisa
mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit BBM. Beberapa sistem isolated juga sudah mu-
244
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
lai bergabung dengan grid Kalbar seiring dengan selesainya pembangunan transmisi terkait. Profil
tegangan di sistem Kalbar di semua GI adalah baik. Semua ruas transmisi masih memenuhi kriteria N-1.
3.
Tahun 2015
Transmisi 275 kV Bengkayang - Jagoi Babang (Serawak) sudah beroperasi sehingga sistem Kalbar
terinterkoneksi dengan Serawak. Sistem Kalbar akan mengimpor dari Serawak sebesar minimal 50
MW untuk memikul beban dasar dan pada saat beban puncak dapat ditingkatkan hingga 230 MW.
Aliran daya menunjukkan bahwa impor dari Serawak pada beban puncak dapat mencapai 200 MW.
Pada saat kondisi beban rendah, impor dari Serawak hanya sebesar 50 MW. Kebutuhan listrik di
Kalbar sebagian besar dapat dipasok dari PLTU FTP1 155 MW dan PLTU skala kecil 35 MW (total).
Profil tegangan di sistem Kalbar baik di semua GI. Semua ruas transmisi masih memenuhi kriteria
N-1.
4.
Tahun 2016
Tambahan di tahun 2016 adalah bergabungnya sistem isolated Sintang dan Nanga Pinoh ke grid
Kalbar. Pada kondisi beban puncak dan pembangkitan di Kalbar yang normal, impor dari Serawak
adalah sekitar 120 MW. Profil tegangan masih memenuhi standar dan semua transmisi memenuhi
kriteria N-1.
Pada waktu beban puncak dan pembangkitan di Kalbar minimal, impor dari Serawak bisa mencapai
220-230 MW. Pada kondisi ini, pembangkit yang beroperasi adalah PLTU FTP1 155 MW, PLTU Sanggau 14 MW dan PLTU Sintang 21 MW. Profil tegangan masih memenuhi standar. Tegangan GI terendah akan terjadi di kota Pontianak (135 kV). Sedangkan pada luar waktu beban puncak, impor dari
Sesco adalah sekitar 70 MW. Profil tegangan pada kondisi ini jauh lebih baik. Semua ruas transmisi
masih memenuhi kriteria N-1.
5.
Tahun 2018
Tambahan di tahun 2018 adalah beroperasinya PLTU Kalbar-1 2x100 MW dan bergabungnya sistem
isolated Sandai, Sukadana, Ketapang, Putussibau dan Kota Baru-2 ke grid Kalbar. Impor dari Serawak
pada waktu beban puncak sebesar 190 MW. Sedangkan pada waktu luar beban puncak impor dari
Serawak hanya 50 MW atau sama dengan impor minimal. Profil tegangan pada waktu beban puncak
di semua GI adalah baik. Semua ruas transmisi masih memenuhi kriteria N-1.
6.
Tahun 2020/2021
Tambahan di tahun 2020/2021 adalah beroperasinya PLTG/MG Pontianak Peaker 100 MW (yang siap
beroperasi pada tahun 2019) dan PLTA Nanga Pinoh 98 MW. Perjanjian impor energi dari Serawak
di tahun ini berakhir namun dapat diperpanjang. Impor dari Serawak hanya selama beban puncak
yaitu sekitar 100 MW. Profil tegangan pada kondisi beban puncak dan beban rendah adalah lebih
dari 140 kV di semua GI. Semua ruas transmisi masih memenuhi kriteria N-1.
245
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
Dari tabel perkiraan kebutuhan distribusi regional Kalimantan Barat tahun 20122021 dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Selama tahun 2012-2021 direncanakan membangun jaringan tegangan menengah 1.458 kms, jaringan tegangan rendah 4.166 kms, gardu distribusi 643 MVA untuk menunjang penyambungan sejumlah 515 ribu pelanggan.
Untuk menunjang pengembangan sistem distribusi tersebut dibutuhkan biaya sebesar USD 222
juta atau USD 22 juta per tahun.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi dari 69,3% tahun 2012, menjadi 99,9% di tahun 2021.
Selama kurun waktu tahun 2012-2021 direncanakan membangun JTM 1.263 kms, JTR 929 kms,
Kapasitas gardu distribusi 23 MVA.
Perkiraan biaya total selama kurun waktu tersebut, untuk menunjang kegiatan listrik perdesaan
tersebut sebesar Rp 612 milyar (dengan rincian JTM Rp 437 milyar, JTR Rp 108 milyar, gardu distribusi Rp 49 milyar, pembangkit dan sambungan pelanggan Rp 593 milyar).
246
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
A3.
Provinsi Aceh
A4.
A5.
Provinsi Riau
A6.
A7.
A8.
A9.
Provinsi Jambi
A10.
A11.
Provinsi Bengkulu
A12.
Provinsi Lampung
A13.
04/02/2013 14:19:39
04/02/2013 14:19:39
LAMPIRAN A.3
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI ACEH
A3.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini
Sistem kelistrikan di Aceh terdiri dari sistem interkoneksi 150 kV Sumut-Aceh dan sub-sistem isolated dengan tegangan distribusi 20 kV. Sekitar 71% dari sistem kelistrikan Aceh dipasok oleh sistem interkoneksi
150 kV Sumbagut dan sisanya 29% dilayani oleh pembangkit PLTD isolated tersebar. Saat ini daerah yang
sudah dipasok sistem interkoneksi 150 kV meliputi pantai timur Provinsi Aceh melalui 7 gardu induk
yang terletak di Kabupaten/Kota: Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Lhokseumawe, Bireuen, Pidie dan Pidie
Jaya, Banda Aceh dan Aceh Besar, dengan posisi pembangkit sebagian besar berada di Sumut. Peta sistem kelistrikan Provinsi Aceh ditunjukkan pada Gambar A3.1.
SISTEM SABANG
Beban Puncak: 3.5 MW
Genset Sewa: 2 MW
SISTEM CALANG
Beban Puncak: 4,2 MW
Genset Sewa: 4 MW
SISTEM TAKENGON
BebanPuncak: 13.8 MW
Genset Sewa: 10 MW
SISTEM MEULABOH
Beban Puncak: 25.3 MW
Genset Sewa: 15 MW
SISTEM BLANGKEJEREN
BebanPuncak: 3,1 MW
Genset Sewa: 2 MW
SISTEM BLANGPIDIE
Beban Puncak: 9.8 MW
Genset Sewa: 4 MW
SISTEM KUTACANE
BebanPuncak: 9.7MW
Genset Sewa: 6 MW
SISTEM TAPAKTUAN
Beban Puncak: 4.5 MW
Genset Sewa: 2 MW
SISTEM KutaFajar
Beban Puncak: 4.2 MW
Genset Sewa: 2 MW
SISTEM SUBULUSSALAM
(RIMO)
Beban Puncak: 9.7 MW
Genset Sewa: 10MW
SISTEM SINABANG
Beban Puncak: 3.7 MW
Genset Sewa: 3 MW
Seluruh wilayah pantai barat dan tengah Aceh serta kepulauannya masih dipasok oleh PLTD berbahan
bakar HSD dengan sistem kelistrikan 20 kV
Daerah yang dilayani dari sistem interkoneksi masih dalam kondisi rawan pemadaman karena jumlah
kapasitas pembangkit yang masuk grid tidak mempunyai cadangan daya yang cukup. Pemadaman dalam
skala besar bisa terjadi apabila ada gangguan pada jaringan transmisi atau ganggguan (atau pemeliharaan) pada unit pembangkit berkapasitas besar. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan sewa
genset sebesar 150 MW di 9 lokasi.
Pada sistem isolated 20 kV yang meliputi Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya,
Aceh Selatan, Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Kota Sabang dan Simeulu terdapat sewa genset dengan kapasitas total 59 MW untuk mengatasi defisit pada sistem isolated tersebut.
249
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
Kapasitas terpasang ketujuh GI di Provinsi Aceh adalah 390 MVA. Rincian kapasitas pembangkit dan GI
Provinsi Aceh masing-masing seperti ditunjukkan pada Tabel A3.1 dan Tabel A3.2.
Nama Pembangkit
Banda Aceh
Jenis
Bahan Bakar
PLTD
HSD
Genset Sewa
2
Lhokseumawe
PLTD
HSD
Genset Sewa
3
Sigli
PLTD
HSD
Genset Sewa
4
Langsa
PLTD
HSD
Genset Sewa
Daya Mampu
(MW)
Pemilik
PLN
22
Swasta
45
PLN
14
Swasta
70
PLN
Swasta
20
PLN
Swasta
15
Total A
Beban Puncak
(MW)
86
81
28
44
194
240
PLN
13
13
PLN
PLN
14
PLN
HSD
PLN
46
23
HSD
PLN
HSD
PLN
HSD
PLN
16
Sistem Isolated
Takengon
PLTD
HSD
Sabang
PLTD
HSD
Kutacane
PLTD,
PLTM
HSD, Air
Blangkejeren
PLTD
HSD
Meulaboh
PLTD
Calang
PLTD
Sinabang
PLTD
Blang Pidie
PLTD
Tapaktuan
PLTD
HSD
PLN
Subulussalam
PLTD
HSD
PLN
19
12
10
Isolated Kepulauan
PLTD
HSD
PLN
Total B
282
172
30
60
30
10
20
a. Bayu
30
30
b. Juli Bireun
30
30
Sigli
a. Tijue
#3
Banda Aceh
a. Lambaro
#2
Lhokseumawe
Langsa
a. Alur Dua
30
b. Tualang Cut
10
30
Jumlah
10
390
Peak Load
(MW)
Keterangan
85,9
28,4
KIT-PLTD // 20 KV= 20 MW
81,2
KIT-PLTD // 20 KV= 70 MW
44,2
KIT-PLTD // 20 KV= 15 MW
10
239,7
Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Aceh yang telah mencapai sekitar 325 MW sebagian besar
dipasok dari pembangkit-pembangkit yang berada di provinsi Sumut melalui transmisi 150 kV Pangkalan
Brandan - Langsa - Idie - hingga ke Banda Aceh dengan transfer daya rata-rata 233 MW dan sistem isolated tersebar rata-rata 92 MW.
250
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
Biaya Pokok Penyediaan listrik di Provinsi Aceh masih tinggi, yaitu Rp 2.197/kWh karena masih dioperasikannya banyak PLTD, baik di sistem interkoneksi maupun sistem isolated.
Tabel A3.3. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada Tahun 2011
No
Kelompok Tarif
Porsi (%)
Rumah Tangga
1.016,07
64,32
2
3
Komersil
278,50
17,63
Publik
231,33
Industri
53,87
14,64
3,41
Jumlah
1.579,77
100,0
Dari realisasi pengusahaan lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2012 - 2021 diberikan pada Tabel A3.4.
Sales
(Gwh)
Produksi
(Gwh)
Beban Puncak
(MW)
Pelanggan
2012
1.784
2.035
369
1.092.463
2013
1.962
2.197
397
1.144.466
2014
2.160
2.400
434
1.198.567
2015
2.375
2.632
475
1.248.541
2016
2.616
2.894
521
1.299.897
2017
2.884
3.187
573
1.350.753
2018
3.180
3.511
630
1.401.609
2019
3.511
3.872
694
1.450.941
2020
3.882
4.276
765
1.488.990
2021
4.285
4.716
843
1.527.038
Growth
11,2%
10,1%
11,0%
4,5%
251
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
252
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
Proyek
Sabang (FTP2)
Aceh Timur
Arun
5
6
Asumsi
Pengembang
Jenis
Kapasitas
(MW)
COD
PLTU
PLN
220
2013
PLTGB
PLN
2013
PLTG
PLN
70
2014
PLTG/MG
PLN
200
2014
PLTU
PLN
14
2014
Peusangan 1-2
PLTA
PLN
88
2016
Meulaboh #3,4
PLTU
PLN
400
2017/18
Peusangan-4 (FTP2)
PLTA
Swasta
83
2018
2018
Seulawah
PLTP
Swasta
55
10
Seulawah (FTP2)
PLTP
Swasta
55
2018
11
Jaboi (FTP2)
PLTP
Swasta
10
2019
Jumlah
1.203
Beroperasinya PLTA Peusangan 83 MW, dan PLTU Meulaboh/Nagan Raya 200 MW sangat penting untuk
memperbaiki sistem kelistrikan Aceh, mengingat saat ini daya pembangkit dari Sumut yang memasok
demand di Aceh masih sangat terbatas. Untuk mengatasi defisit kelistrikan saat ini, sampai dengan beroperasinya PLTU Nagan Raya 2x110 MW telah dilakukan tambahan sewa pembangkit diesel pada sejumlah subsistem 150 KV dan Isolated 20 KV.
Untuk penyediaan listrik jangka panjang dan sekaligus memperbaiki biaya pokok penyediaan listrik baik
di sistem interkoneksi maupun sistem isolated akan dibangun PLTU Meulaboh #3 dan 4 (400 MW) serta
beberapa PLTU skala kecil di Sinabang 2 x 7 MW, Sabang 8 MW dan PLTP Jaboi 10 MW.
Gardu Induk
Tegangan
New/Extension
Kapasitas
(MvA/Bay)
Juta USD
COD
Jantho
150/20 kV
New
30
3 ,06
2013
Meulaboh
150/20 kV
New
60
4 ,33
2013
Panton Labu
150/20 kV
New
30
3 ,06
2013
PLTU Meulaboh
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2013
Tualang Cut
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2013
Banda Aceh
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2014
Bireun
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2014
Blang Pidie
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2014
Blang Pidie
150/20 kV
New
30
3 ,06
2014
10
Cot Trueng
150/20 kV
New
30
5 ,53
2014
11
Idi
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2014
253
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
Gardu Induk
Tegangan
New/Extension
Kapasitas
(Mva/Bay)
Juta USD
COD
12
Krueng Raya
150/20 kV
New
60
4 ,33
2014
13
Kutacane
150/20 kV
New
30
3 ,06
2014
14
Langsa
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2014
15
Lhokseumawe
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2014
16
PLTA Peusangan
150/20 kV
New
4 LB
3 ,03
2014
17
PLTU Meulaboh
150/20 kV
Extension
2 LB
18
Subulussalam
150/20 kV
New
30
3 ,06
2014
19
Takengon
150/20 kV
New
60
4 ,33
2014
20
Tapak Tuan
150/20 kV
New
30
3 ,06
2014
21
Ulee Kareng
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2014
22
Ulee Kareng
150/20 kV
New
120
4 ,54
2014
23
Banda Aceh
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2015
24
Blang Kjeren
150/20 kV
New
30
3 ,06
2015
25
Samalanga
150/20 kV
New
30
3 ,06
2015
26
Sigli
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2015
27
Takengon
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2015
28
Bireuen
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2016
29
Jantho
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2016
30
Singkil
150/20 kV
New
30
3 ,06
2016
31
Subulussalam
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2016
32
Meulaboh
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2017
33
Banda Aceh
150/20 kV
Extension
2 TB
1 ,04
2018
34
Lam Pisang
150/20 kV
New
120
4 ,54
2018
35
Tualang Cut
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2018
36
Cot Trueng
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2019
37
Panton Labu
150/20 kV
Extension
30
3 ,06
2019
38
Samalanga
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2019
39
Bireun
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2020
40
Subulussalam
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2020
41
Tualang Cut
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2020
42
Jantho
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2021
43
Lhokseumawe
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2021
44
Sigli
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2021
45
Ulee Kareng
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2021
1.500
56 ,04
Jumlah
2014
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA)
Juta
USD
COD
Lhokseumawe
275/150 kV
New
250
20,08
2016
Sigli
275/150 kV
New
250
25,98
2016
Ulee Kareng
275/150 kV
New
500
25,98
2016
PLTU Meulaboh
275/150 kV
New
250
20,08
2017
Sigli
275/150 kV
Extension
7,45
2017
1.203
99,56
Jumlah
254
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
Pengembangan Transmisi
Rencana pembangunan transmisi sampai dengan tahun 2021 adalah 1.765 kms (150 kV) dan 812 kms
(275 kV) dengan kebutuhan dana sekitar US$ 323 juta seperti yang ditampilkan dalam Tabel A3.8 dan
Tabel A3.9.
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
Juta
USD
Kms
COD
Sigli
PLTU Meulaboh
150 kV
2 cct, 2 Zebra
333
74,95
2012
Jantho
150 kV
2 cct, 1 Hawk
0,06
2013
Meulaboh
PLTU Meulaboh
150 kV
2 cct, 1 Hawk
60
3,32
2013
Panton Labu
Inc. 1 Pi (Idi-Lhokseumawe)
150 kV
2 cct, 1 Hawk
0,11
2013
Bireun
Takengon
150 kV
2 cct, 2 Hawk
126
9,62
2014
Blang Pidie
Tapak Tuan
150 kV
2 cct, 1 Hawk
130
7,20
2014
Brastagi
Kutacane
150 kV
2 cct, 1 Hawk
290
16,07
2014
Cot Trueng
Inc. 2 Pi (Bireun-Lhokseumawe)
150 kV
4 cct, 1 Hawk
0,33
2014
2014
Krueng Raya
Ulee Kareng
150 kV
2 cct, 2 Hawk
60
4,58
10
PLTA Peusangan-1
PLTA Peusangan-2
150 kV
2 cct, 2 Hawk
14
1,07
2014
11
PLTA Peusangan-2
Takengon
150 kV
2 cct, 2 Hawk
22
1,68
2014
12
PLTU Meulaboh
Blang Pidie
150 kV
2 cct, 1 Hawk
190
10,53
2014
13
Sidikalang
Subulussalam
150 kV
2 cct, 1 Hawk
111
6,16
2014
14
Ulee Kareng
Banda Aceh
150 kV
2 cct, 2 Zebra
40
9,00
2014
15
Samalanga
Inc. 1 Pi (Bireun-Sigli)
150 kV
2 cct, 1 Hawk
0,22
2015
16
Subulussalam
Singkil
150 kV
2 cct, 1 Hawk
120
6,65
2015
17
Takengon
Blang Kjeren
150 kV
2 cct, 1 Hawk
174
9,64
2015
18
Banda Aceh
Lam Pisang
150 kV
2 cct, 2 Hawk
30
2,29
2018
19
PLTP Seulawah
150 kV
4 cct, 1 Hawk
32
3,55
2018
20
Takengon
PLTA Peusangan-4
150 kV
2 cct, 1 Hawk
20
1,11
2018
1.765
168,13
Jumlah
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
Kms
Juta
USD
COD
Pangkalan Susu
Lhokseumawe
275 kV
2 cct, 2 Zebra
360
81,03
2016
Sigli
Lhokseumawe
275 kV
2 cct, 2 Zebra
322
72,47
2016
Sigli
Ulee Kareng
275 kV
2 cct, 2 Zebra
130
0,99
2016
812
154,49
Jumlah
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan listrik pada butir 3.2 di atas, diperlukan tambahan pelanggan baru
477 ribu pelanggan atau rata-rata 47.700 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan jaringan tegangan menengah 10.458 kms, jaringan tegangan rendah
sekitar 11.837 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 727 MVA, seperti ditampilkan dalam
Tabel A3.10.
255
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
Tahun
JTR
kms
Trafo
MVA
Pelanggan
2012
864
978
52
42.324
2013
890
1.007
56
52.003
2014
920
1.041
59
54.101
2015
952
1.078
63
49.974
2016
991
1.122
68
51.356
2017
1.037
1.174
72
50.856
2018
1.089
1.233
77
50.856
2019
1.150
1.301
82
49.332
2020
1.219
1.380
95
38.049
2021
1.346
1.523
102
38.049
2012-2021
10.458
11.837
727
476.899
A3.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
sampai dengan tahun 2021 adalah seperti tersebut dalam Tabel A3.11.
Produksi
Energi
(Gwh)
Beban
Puncak
(MW)
2012
1.784
2.035
369
333
118
2013
1.962
2.197
397
228
150
63
378
2014
2.160
2.400
434
284
510
989
323
2015
2.375
2.632
475
180
298
78
2016
2.616
2.894
521
88
1.090
812
419
2017
2.884
3.187
573
200
280
346
2018
3.180
3.511
630
393
150
82
723
2019
3.511
3.872
694
10
90
90
2020
3.882
4.276
765
90
73
2021
4.285
4.716
843
210
79
Growth/
Jumlah
11,2%
10,1%
11,0%
1.203
2.750
2.577
2.628
Tahun
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
Investasi
(juta US$)
256
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:39
LAMPIRAN A.4
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
A4.1. Kondisi Saat Ini
Sistem kelistrikan di Provinsi Sumatera Utara dipasok dengan menggunakan sistem transmisi 150 kV
(tidak termasuk Pulau Nias/Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Pulau Tello dan Pulau Sembilan yang masih
beroperasi secara isolated). Saat ini beban puncak terlayani sekitar 1.270 MW dan dipasok oleh Sektor
Pembangkitan Belawan, Sektor Pembangkitan Medan, Sektor Pembangkitan Pandan dan Sektor Pembangkitan Labuhan Angin. Pada saat ini PLN juga melakukan swap energi dengan PT Inalum untuk ikut
membantu memenuhi kebutuhan beban puncak.
Disamping pusat-pusat pembangkit di atas, ada beberapa PLTMH yang memasok listrik langsung ke sistem distribusi (20 kV) dan IPP PLTP Sibayak sebesar 10 MW.
Sehubungan dengan kurangnya pasokan listrik di Sumatera Utara sebagai akibat dari tidak seimbangnya penambahan pembangkit dan pertumbuhan beban, maka pada saat beban puncak diberlakukan pemadaman bergilir. Untuk menanggulangi pemadaman yang berkepanjangan, PLN Wilayah Sumatera
Utara melakukan demand side management dengan cara mengurangi laju pertumbuhan beban, yaitu
membuat kuota (pembatasan) jumlah sambungan baru.
Jumlah GI di Sumatera Utara adalah 32 buah dengan kapasitas trafo 2.146 MVA. Peta kelistrikan sistem
Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar A4.1.
257
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:40
Penjualan tenaga listrik di provinsi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan sejalan dengan pertumbuhan ekonominya. Namun pasokan tenaga listrik (pembangkitan) mengalami penurunan daya mampu
(derating capacity) karena umur pembangkit yang semakin tua dan penambahan kapasitas pembangkit
baru yang relatif kecil. Secara lebih rinci, kapasitas pembangkit dapat dilihat pada Tabel A4.1.
Kota Medan merupakan pusat beban terbesar di Sumatera Utara (hampir 60% dari seluruh demand di
provinsi ini) dengan tingkat pertumbuhan beban yang tinggi. Di Sumatera Utara masih terdapat beberapa daerah pelayanan listrik yang bertegangan rendah akibat dipasok oleh jaringan yang terlalu panjang. Situasi ini telah direncanakan penanggulangannya dalam RUPTL.
Pembangkit
1.183
1.033
PLTU Belawan
260
195
PLTGU Belawan
818
733
105
105
300
213
PLTG Glugur
33
12
11
90
49
56
52
25
18
20
18
65
65
139,5
136,3
1
8
7,5
6,3
0,8
0,7
PLTA Sipansihaporas
50,0
50,0
10
82,0
80,0
230
210
230
210
IPP
206
205
PLTP Sibayak
11
10
PLTA Asahan I
180
180
PLTMH Parlilitan
PLTMH Silau II
Excess Power
25
25
PT Growt Sum.#1
PT Growt Sum.#2
PT Growt Asia
TOTAL
10
10
2.084
1.822
Kapasitas pembangkit PLTD isolated yang beroperasi di Gunung Sitoli, Teluk Dalam (Pulau Nias), Pulau
Sembilan (Kabupaten Langkat) dan Pulau Tello (Kabupaten Nias Selatan) ditunjukkan pada Tabel A4.2.
258
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:40
Lokasi PLTD
Terpasang
(kW)
Gunung Sitoli
- PLTD PLN
12.178
4.650
- PLTD Sewa
5.920
4.700
- PLTD Sewa
6.500
4.650
24.598
14.000
- PLTD PLN
3.380
1.850
- PLTD Sewa
5.225
4.070
8.605
5.920
700
400
Mampu
(kW)
Teluk Dalam
Pulau Tello
- PLTD PLN
Total PLTD Pulau Tello
Total PLTD Cabang Nias
700
400
33.903
20.320
Sales
(GWh)
2012
7.749
2013
2014
Produksi
(GWh)
Beban Puncak
(MW)
Pelanggan
8.859
1.508
2.678.497
8.530
9.232
1.566
2.772.051
9.393
10.130
1.714
2.870.261
2015
10.329
11.109
1.874
2.976.607
2016
11.374
12.214
2.054
3.088.945
2017
12.540
13.465
2.258
3.203.020
2018
13.828
14.847
2.482
3.316.345
2019
15.268
16.391
2.732
3.429.670
2020
16.879
18.119
3.011
3.509.769
2021
18.635
20.001
3.315
3.576.753
Growth
10,9%
10,4%
10,4%
3,4%
259
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:40
Nama
Perkiraan
COD
Asumsi
Pengembang
Kapasitas
(MW)
PLN
174
84
Asahan 3
2015
Wampu
2016
IPP
Asahan 4-5
2017
PLN
60
Hasang
2017
IPP
40
Simanggo-2
2018
PLN
59
Bila-2
2019
PLN
42
Kumbih-3
2019
PLN
42
Sibundong-4
2019
PLN
32
2019
IPP
510
10
Lake Toba
2020
PLN
400
11
Ordi-3
2020
PLN
18
12
Ordi-5
2020
PLN
27
13
Raisan-1
2020
PLN
26
14
Siria
2020
PLN
17
15
2020
PLN
34
16
2026
PLN
228
Nama Pembangkit
Daya
(MW)
Lokasi
Cod
IPP
Parluasan
4,2
Tobasa
2012
Huta Raja
5,0
Humbahas
2012
Pakkat 1
10,0
Humbahas
2012
Lau Gunung
10,0
Dairi
2013
Lae Ordi
10,0
Pakpak Barat
2013
Lae Kombih 3
8,0
Pakpak Barat
2013
Batang Toru
7,5
Taput
2013
Karai 1
10,0
Simalungun
2013
Karai 7
6,7
Simalungun
2013
10
Karai 12
6,0
Simalungun
2013
11
Karai 13
8,3
Simalungun
2013
12
Lae Ordi 2
10,0
Pakpak Barat
2013
13
Tara Bintang
10,0
Humbahas
2013
14
7,0
Tapteng
2014
15
7,0
Tapteng
2014
16
Sei Wampu 1
9,0
Langkat
2014
17
Rahu 1
9,2
Humbahas
2014
18
Rahu 2
5,0
Humbahas
2014
19
Sidikalang 1
8,6
Dairi
2014
260
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:40
Lanjutan
No
Nama Pembangkit
20
Sidikalang 1
21
Sidikalang 2
22
Daya
(Mw)
Lokasi
Cod
8,6
Dairi
2014
7,4
Dairi
2014
Simbelin 1
6,0
Dairi
2014
23
Simonggo
7,0
Humbahas
2015
24
Sei Wampu 2
9,0
Langkat
2015
25
Lae Kombih 4
10,0
Pakpak Barat
2015
26
Aek Sisiran
7,0
Humbahas
2015
25
Lae Kombih 4
10,0
Pakpak Barat
2015
26
Aek Sisiran
7,0
Humbahas
2015
28
Batang Toru 3
10,0
Taput
2015
29
Batang Toru 4
10,0
Taput
2015
II
EXCESS POWER
2,0
Deli Serdang
2012
3,5
Simalungun
2012
PT Nubika Jaya
15,0
Labuhan Batu
2012
8,0
Padang Lawas
2012
PLTU Nias
31,0
Gunung Sitoli
2014
Total IPP
78,0
59,5
Total
137,5
Berdasarkan Master Plan Study for Power Development in the Republic of Indonesia oleh WestJEC/Direktorat Jendral Minerbapabum tahun 2007, potensi panas bumi yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara
adalah seperti ditunjukkan pada Tabel A4.6.
Keterangan
Dibatasi oleh
Potensi
(MW)
Taman Nasional
(MW)
Demand
(MW)
Existing / Expansion
660
630
Sibayak/Lau Debuk-Debuk
Existing / Expansion
160
40
630
40
Sorik Merapi
High Possibility
500
100
100
Sipaholon
Low Possibility
50
50
50
G. Sinabung
Pusuk Bukit
Simbolon
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Utara hingga tahun 2021 diperlukan pembangunan pembangkit sebagaimana diperlihatkan pada Tabel A4.7.
261
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:41
Proyek
Jenis
Asumsi
Pengembang
Kapasitas
(MW)
195
COD
PLTM
Swasta
Nias
PLTGB
PLN
2012-15
2014
Nias
PLTS
PLN
2014
P. Brandan
PLTG/MG
PLN
200
2014
PLTU
PLN
440
2014
Nias (FTP2)
PLTU
Swasta
21
2014/15
Sumbagut
PLTU
Sewa
360
2015
Wampu
PLTA
Swasta
45
2015
2016
PLTA
PLN
174
10
PLTU
PLN
400
2016
11
Sarulla I (FTP2)
PLTP
Swasta
330
2016/17
12
Hasang (FTP2)
PLTA
Swasta
40
2017
13
Sarulla II (FTP2)
PLTP
Swasta
110
2017
14
Simonggo-2
PLTA
PLN
86
2017
15
PLTP
Swasta
240
2018
16
PLTA
Swasta
510
2019
17
Sipoholon Ria-Ria
PLTP
Swasta
55
2019
18
Simbolon Samosir
PLTP
Swasta
110
2019/20
19
Nias-2
PLTU
PLN
10
2020
Jumlah
3.335
Pengembangan Transmisi
Dalam waktu dekat sistem Sumatera akan mengoperasikan transmisi 275 kV sebagai tulang punggung
sistem interkoneksi Sumatera 1. Transmisi 275 kV ini dapat menyalurkan energi listrik antar provinsi di
Sumatera yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit utama seperti PLTU batubara, PLTP dan PLTA skala besar. Disamping itu direncanakan pula pengembangan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
500 kV sebagai tulang punggung utama system interkoneksi Sumatera yang akan memasok energi listrik
dalam jumlah yang besar dari Sumatera bagian Selatan yang kaya akan sumber energy (khususnya batu
bara) ke Sumatera bagian Utara yang merupakan pusat beban terbesar di Sumatera. Transmisi 150 kV
yang merupakan jaringan regional juga dikembangkan untuk menyalurkan tenaga listrik dalam kawasan
yang lebih terbatas.
Sampai dengan tahun 2021 diperlukan pengembangan transmisi sepanjang 4.882 kms guna mendukung program penyaluran dan target target yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengatasi bottleneck
penyaluran daya, mengevakuasi daya dari pusat pembangkit, mendapatkan tegangan pelayanan yang
baik dengan membatasi panjang JTM, menurunkan losses transmisi dan distribusi, serta meningkatkan
keandalan sistem tenaga listrik.
Rencana pembangunan transmisi di Provinsi Sumut diberikan pada Tabel A4.8 dan Tabel A4.9.
Di Sumatera juga direncanakan pembangunan transmisi 500 kV sebagai tulang punggung sistem kelistrikan Sumatera pada koridor
timur. Transmisi 500 kV tersebut direncanakan masuk Sumatera Utara setelah tahun 2020.
262
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:41
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
Pangkalan Susu
Binjai
275 kV
2 cct, 2 Zebra
160
36,01
2013
Sumut-3 (Galang)
Binjai
275 kV
2 cct, 2 Zebra
160
36,01
2014
Padang Sidempuan
Sumut-4 (Sarulla)
275 kV
2 cct, 2 Zebra
138
31,06
2014
Sumut-4 (Sarulla)
Simangkok
275 kV
2 cct, 2 Zebra
194
43,67
2014
Simangkok
Sumut-3 (Galang)
275 kV
2 cct, 2 Zebra
318
71,57
2014
Sumut-4 (Sarulla)
275 kV
2 cct, 2 Zebra
40
9,00
2018
Sumut-4 (Sarulla)
275 kV
2 cct, 2 Zebra
220
49,52
2018
Sumut-1 (Sei
Rotan)
500 kV
2 cct, 4 Zebra
662
264,80
2018
500 kV
2 cct, 4 Zebra
240,00
2020
8
9
Jumlah
600
2.492
781,65
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
Galang
Namurambe
150 kV
2 cct, 2 Zebra
80
18 ,01
2012
Galang
Tanjung Morawa
150 kV
2 cct, 2 Zebra
20
4 ,50
2012
Lamhotma
Belawan
150 kV
0 ,28
2012
Dolok Sanggul/
Parlilitan
Inc. 1 Pi (Tele-Tarutung)
150 kV
2 cct, 1 Hawk
76
4 ,21
2013
Tanjung Morawa
Kuala Namu
150 kV
2 cct, 2 Hawk
34
2 ,60
2013
Galang
Negeri Dolok
150 kV
2 cct, 1 Hawk
66
3 ,66
2014
Padang Sidempuan
Penyabungan
150 kV
2 cct, 1 Hawk
140
7 ,76
2014
PLTG P. Brandan
Pangkalan Brandan
150 kV
2 cct, 2 Hawk
10
0 ,76
2014
PLTU Nias
Gunung Sitoli
70 kV
2 cct, 1 Hawk
20
1 ,11
2014
10
Rantau prapat
Labuhan Bilik
150 kV
2 cct, 1 Hawk
130
7 ,20
2014
11
Sidikalang
Salak
150 kV
2 cct, 1 Hawk
60
3 ,32
2014
Tanjung Pura
Inc. 1 Pi (P.BrandanBinjai)
150 kV
2 cct, 1 Hawk
30
1 ,66
2014
13
Tele
Pangururan
150 kV
2 cct, 1 Hawk
26
1 ,44
2014
14
Teluk Dalam
PLTU Nias
70 kV
2 cct, 1 Hawk
220
12 ,19
2014
11 ,10
2015
12
15
GIS Listrik
GIS Glugur
150 kV
2 cct, CU 1000
mm2
GIS Mabar
KIM
150 kV
1 cct, CU 1000
mm2
11 ,10
2015
Perdagangan
150 kV
4 cct, 1 Hawk
40
2 ,22
2015
18
PLTA Wampu
Brastagi
150 kV
2 cct, 1 Hawk
80
4 ,43
2015
19
Sibolga
150 kV
2 cct, 2 Hawk
30
2 ,29
2015
Sibolga (uprate)
P. Sidempuan (uprate)
150 kV
142
19 ,00
2015
Sibolga (uprate)
Tarutung (uprate)
150 kV
100
13 ,38
2015
22
GI PLTMH 1
Dolok Sanggul
150 kV
2 cct, 1 Hawk
70
3 ,88
2016
23
GI PLTMH 2
Labuhan Angin
150 kV
2 cct, 2 Hawk
110
8 ,40
2016
Paya Geli
150 kV
2 cct, CU 1000
mm2
10
22 ,20
2016
KIM 2
Inc. 2 Pi (KIM-Sei
Rotan)
150 kV
0 ,84
2016
16
17
20
21
24
25
263
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:41
Dari
KMS
Juta
USD
Tegangan
Konduktor
KIM 2
150 kV
20
3 ,36
2016
Pangkalan Susu
Pangkalan Brandan
150 kV
2 cct, 2 Zebra
22
4 ,95
2016
Selayang
150 kV
0 ,28
2016
Simangkok
150 kV
2 cct, 2 Hawk
22
1 ,68
2016
124
16 ,59
2016
160
21 ,41
2016
Pancing
Ke
COD
Tarutung (uprate)
Porsea (uprate)
150 kV
Tele (uprate)
Tarutung (uprate)
150 kV
Penyabungan
150 kV
2 cct, 1 Hawk
46
2 ,55
2017
PLTA Hasang
150 kV
2 cct, 1 Hawk
50
2 ,77
2017
Porsea (uprate)
P. Siantar (uprate)
150 kV
150
20 ,07
2017
Tele (uprate)
Sidikalan (uprate)
150 kV
80
10 ,70
2017
Tarutung
PLTP Simbolon
Samosir
150 kV
2 cct, 1 Hawk
50
2 ,77
2018
37
PLTP Sipoholon
Ria-Ria
Inc. 2 Pi (TarutungPorsea)
150 kV
4 cct, 1 Hawk
0 ,44
2019
38
GI PLTMH 2
Singkil
150 kV
2 cct, 2 Hawk
140
10 ,69
2021
2.390
265 ,78
31
32
33
34
35
36
Jumlah
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA/BAY
Juta
USD
COD
Aek Kanopan
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
Belawan
150/20 kV
Extension
1 LB
0,62
2012
Binjai
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
Brastagi
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
Denai
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
Denai
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2012
Glugur
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
Gunung Tua
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
Kuala Namu
150/20 kV
New
60
4,33
2012
10
Labuhan
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
11
Lamhotma
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
12
Lamhotma
150/20 kV
Extension
1 LB
0,62
2012
13
Namurambe
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
14
Namurambe
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2012
264
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:41
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA/BAY
Juta
USD
COD
15
Padang Sidempuan
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
16
Pematang Siantar
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
17
Perbaungan
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
18
Porsea
150/20 kV
Extension
20
1,02
2012
19
Rantau Prapat
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
20
Sei Rotan
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
21
Sibolga
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
22
Sidikalang
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
23
Tanjung Morawa
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
24
Tarutung
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
25
Tebing Tinggi
150/20 kV
Extension
120
2,75
2012
26
Brastagi
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2013
27
Dolok Sanggul/Parlilitan
150/20 kV
New
90
5,59
2013
28
Galang
150/20 kV
New
4 LB
2,47
2013
29
Gunung Para
150/20 kV
Extension
30
1,27
2013
30
Kisaran
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
31
Lamhotma
150/20 kV
Extension
30
1,27
2013
32
Paya Pasir
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
33
Sidikalang
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2013
34
Tanjung Marowa
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2013
35
Tele
150/20 kV
Extension
30
1,27
2013
36
Galang
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
37
Gunung Sitoli
70/20 kV
New
30
2,41
2014
38
Kota Pinang
150/20 kV
Extension
30
1,27
2014
39
Labuhan Bilik
150/20 kV
New
60
3,17
2014
40
Negeri Dolok
150/20 kV
New
60
4,33
2014
41
Padang Sidempuan
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2014
42
Pangururan
150/20 kV
New
30
3 ,06
2014
43
Penyabungan
150/20 kV
New
60
4 ,33
2014
44
Salak
150/20 kV
New
60
4 ,33
2014
45
Sidikalang
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2014
46
Tanjung Pura
150/20 kV
New
30
3 ,06
2014
47
Tele
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2014
48
Teluk Dalam
70/20 kV
New
30
2 ,41
2014
49
Brastagi
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2015
50
GIS Listrik
150/20 kV
Extension
1 LB
0 ,62
2015
51
Glugur
150/20 kV
Extension
1 LB
0 ,62
2015
52
KIM
150/20 kV
Extension
1 LB
0 ,62
2015
53
Mabar
150/20 kV
Extension
1 LB
0 ,62
2015
54
Pangkalan Brandan
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2015
55
Pangkalan Susu
150/20 kV
Extension
2 LB
2 ,31
2015
56
Perdagangan
150/20 kV
New
60
5 ,56
2015
57
Rantau Prapat
150/20 kV
New
2 LB
1 ,23
2015
58
150/20 kV
Extension
120
5 ,77
2016
59
KIM 2
150/20 kV
Extension
60
3 ,17
2016
60
Pancing
150/20 kV
Extension
60
3 ,17
2016
61
Selayang
150/20 kV
Extension
60
4 ,40
2016
62
Simangkok
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2016
265
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:41
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA/BAY
Juta
USD
COD
63
GI PLTMH 1
150/20 kV
New
60
4 ,33
2016
64
GI PLTMH 2
150/20 kV
New
60
4 ,33
2016
65
GIS Listrik
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2017
66
Tanjung Pura
150/20 kV
Extension
30
1 ,27
2017
67
Titi Kuning
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2017
68
Paya Geli
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2018
69
Penyabungan
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2018
70
Rantauprapat
150/20 kV
Extension
2 TB
1 ,04
2018
71
Sei Rotan
150/20 kV
Extension
2 TB
1 ,04
2018
72
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2019
73
Perdagangan
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2019
74
Tarutung
150/20 kV
Extension
2 LB
1 ,23
2019
75
Selayang
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2020
76
Brastagi
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2021
77
Kisaran
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2021
78
Paya Geli
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2021
79
Rantau Prapat
150/20 kV
Extension
60
1 ,37
2021
2.870
147 ,35
Jumlah
Rencana pembangunan GI 275 kV yang berada di provinsi Sumatera Utara diberikan pada Tabel A4.11.
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA)
Juta
USD
COD
Binjai
275/150 kV
New
500
31 ,83
Pangkalan Susu
275/150 kV
New
9 ,11
2013
Sumut-3 (Galang)
275/150 kV
New
1.000
35 ,13
2014
Padang Sidempuan
275/150 kV
New
500
21 ,88
2014
Sumut-4 (Sarulla)
275/150 kV
New
500
24 ,00
2014
Pangkalan Susu
275/150 kV
Extension
250
21 ,03
2016
500/275 kV
New
1.000
40 ,54
2018
Sumut-4 (Sarulla)
275 kV
Extension
4 ,32
2018
500/150 kV
New
1000
40 ,54
2018
4.750
228 ,37
Jumlah
2013
Pengembangan Distribusi
Tambahan pelanggan baru sampai dengan tahun 2021 adalah sekitar 940 ribu pelanggan atau rata-rata
94.000 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 19.634 kms, JTR sekitar 12.608 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 2.344
MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A4.12.
266
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:41
Tahun
JTR
kms
2012
1.429
2013
2014
Trafo
MVA
Pelanggan
898
153
93.554
1.419
983
166
98.210
1.533
1.075
180
106.346
2015
1.548
1.166
193
112.338
2016
1.743
1.236
220
114.075
2017
1.948
1.290
240
113.325
2018
2.144
1.383
263
113.325
2019
2.391
1.439
287
80.099
2020
2.604
1.492
314
66.984
2021
2.874
1.647
329
42.251
2012-2021
19.634
12.608
2.344
940.507
A4.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
adalah untuk membangun sistem kelistrikan sampai dengan tahun 2021 adalah seperti Tabel A4.13 berikut:
Energy
Sales
(Gwh)
2012
7.749
2013
2014
Produksi
Energi
(Gwh)
Beban
Puncak
(MW)
Pembangkit
(MW)
4
GI
(MVA)
1.070
Transmisi
(kms)
106
Investasi
(juta US$)
8.859
1.508
118
8.530
9.232
1.566
45
800
270
259
9.393
10.130
1.714
718
2.390
1.512
1.230
2015
10.329
11.109
1.874
503
60
402
431
2016
11.374
12.214
2.054
684
670
546
1.206
2017
12.540
13.465
2.258
456
150
326
1.012
2018
13.828
14.847
2.482
240
2.060
972
720
2019
15.268
16.391
2.732
620
120
1.100
2020
16.879
18.119
3.011
65
60
225
2021
18.635
20.001
3.315
240
600
322
Growth/Jumlah
10,9%
10,4%
10,4%
3.335
7.620
4.742
6.622
267
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:41
04/02/2013 14:19:41
LAMPIRAN A.5
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI RIAU
A5.1. Kondisi Saat Ini
Sistem Interkoneksi
Sistem kelistrikan Provinsi Riau saat ini memiliki 8 gardu induk (GI) 150 kV, yaitu Koto Panjang, Bangkinang, Garuda Sakti, Teluk Lembu, Duri, Dumai, Bagan Batu dan Taluk Kuantan. Sebagian GI tersebut
sudah mengalami overload dan perlu segera diatasi.
Sistem kelistrikan Riau sebagian besar dipasok dari grid Sumatera dengan beban puncak per akhir 2011
mencapai 382 MW. Kapasitas pembangkit yang tersambung ke grid sebesar 267 MW, dimana 43% dari
kapasitas tersebut adalah PLTA Koto Panjang, dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan Riau masih
diperlukan transfer energi dari sistem interkoneksi Sumatera Bagian Selatan Tengah maupun sistem interkoneksi Sumatera Bagian Utara.
Sistem Sumbagselteng sendiri dipasok oleh beberapa jenis pembangkit, dimana 30% (711 MW) berupa
PLTA yang pada musim kering sering kali mengalami penurunan kapasitas. Dengan demikian sistem Riau
ikut mengalami defisit daya.
Peta kelistrikan sistem interkoneksi di Provinsi Riau diperlihatkan pada Gambar A5.1.
269
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:41
Daftar kapasitas terpasang pembangkit yang memasok ke sistem interkoneksi 150 kV ditunjukkan pada
Tabel A5.1.
Nama Pembangkit
Jenis
B. Bakar
Kapasitas Terpasang
(MW)
Pemilik
PLTA
Air
PLN
114
PLTG
Gas/HSD
PLN
43
PLTD
HSD
PLN
PLTD
HSD
PLN
12
PLTG
Gas
PT Riau- Power
20
PLTD
HSD
Sewa
40
PLTD
HSD
Sewa
30
Jumlah
267
Sistem Isolated
Sistem isolated di Provinsi Riau tersebar di kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kabupaten Bengkalis
dan Meranti. Seluruh sistem isolated tersebut dipasok oleh PLTD tersebar dengan kapasitas 83 MW dan
daya mampu 44 MW.
Sebagian besar sistem isolated mengalami kekurangan pasokan, sehingga PLN menyewa pembangkit
diesel untuk mengatasi kekurangan pasokan jangka pendek. Daftar pembangkit pada sistem isolated
diberikan pada Tabel A5.2.
UNIT
Daya
Jumlah
(unit)
Terpasang
(MW)
Beban
Puncak (MW)
Mampu
(MW)
MESIN PLN
1. Cab. Pekanbaru
42
7,6
4,6
4,6
16,1
2. Cab. Dumai
80
37
21,6
3. Cab. Rengat
115
38,6
18,1
17,0
Jumlah
237
83,2
44,3
37,7
2,5
1,5
1,8
23
32
13
12,5
MESIN PEMDA
1. Cab. Pekanbaru
2. Cab. Dumai
3. Cab. Rengat
13
7,3
4,2
4,6
Jumlah
33
41,8
18,7
18,9
MESIN SEWA
1. Cab. Pekanbaru
1,2
1,1
1,2
2. Cab. Dumai
2,4
2,1
3. Cab. Rengat
Jumlah
10
5,6
3,1
5,3
Kondisi kekurangan pasokan kelistrikan pada sistem isolated disebabkan oleh menurunnya daya mampu
pembangkit, meningkatnya konsusmsi listrik oleh pelanggan secara alami (bahkan tanpa penyambungan
baru) dan kebutuhan sistem isolated yang dipasok dari excess power telah melampaui kesepakatan perjanjian jual beli (kontrak).
270
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:41
Sales
(GWh)
Produksi (GWh)
Beban
Puncak
(MW)
Pelanggan
2012
2.701
3.035
501
837.833
2013
2.973
3.262
537
893.984
2014
3.274
3.562
585
974.247
2015
3.600
3.906
640
1.083.435
2016
3.965
4.294
701
1.140.423
2017
4.371
4.729
770
1.227.423
2018
4.820
5.209
846
1.314.423
2019
5.322
5.745
930
1.401.423
2020
5.883
6.344
1.024
1.488.423
2021
6.495
6.987
1.112
1.575.423
Growth
12,3%
11,7%
11,2%
109%
Apabila kapasitas pembangkit yang tersedia mencukupi, pertumbuhan listrik di Provinsi Riau diperkirakan dapat lebih tinggi lagi, karena seiring dengan perkembangan yang sangat pesat pada setiap kabupaten dan adanya rencana pengembangan wilayah menjadi kawasan industri di Dumai, Buton, Kuala Enok
dan Tenayan-Pekanbaru.
271
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:41
Potensi PLTA skala besar terdapat di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan Singingi. Menurut pra
studi kelayakan oleh sebuah konsultan pada tahun 1980-an di Kabupaten Kuantan Singingi dan Sungai
Kampar Kiri terdapat potensi tenaga air yang cukup besar, yaitu sebesar masing-masing 830 MW dan 170
MW. Namun perlu dilakukan studi ulang karena saat ini kondisi lingkungan sudah banyak berubah dan
dapat mempengaruhi potensi debit air.
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2021 dipenuhi dengan mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem Interkoneksi 150 kV dan sistem isolated dan pengembangan jaringan transmisi 150 kV
yang memasok sistem Riau. Pembangkit yang direncanakan akan dibangun di Provinsi Riau berkapasitas
sekitar 2.176 MW seperti ditampilkan pada Tabel A5.4.
Proyek
Jenis
Asumsi
Pengembang
Kapasitas
(Mw)
COD
2012
Duri
PLTG
Relokasi
32
Rengat
PLTG
PLN
20
2012
Bengkalis
PLTGB
PLN
2013
Duri
PLTMG
PLN
112
2013
Tembilahan
PLTU
PLN
14
2013
PLTU
PLN
220
2014
Duri
PLTGU
Swasta
100
2014/15
Bengkalis
PLTGB
PLN
2015
2015
Dumai
PLTU
Sewa
240
10
IPP Rengat
PLTU
Swasta
14
2015
11
Riau Peaker
PLTG/MG
PLN
200
2015
12
Bengkalis
PLTGB
PLN
2017
13
PLTU
Swasta
14
Bengkalis
PLTGB
PLN
Jumlah
1200
2018
2019
2.176
PLTU Riau 2x110 MW di kawasan industri Tenayan Kota Pekanbaru merupakan salah satu proyek percepatan pembangkit 10.000 MW tahap 1 yang saat ini sedang tahap konstruksi dan dijadwalkan beroperasi
pada tahun 2013. PLTG Duri dengan kapasitas total 144 MW merupakan upaya PLN untuk secepatnya
mengurangi kekurangan pembangkit di Riau dengan memanfaatkan gas dari lapangan Jambi Merang.
Pembangkit peaker PLTG 200 MW dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan beban puncak sistem Sumatera yang lokasinya sedang dikaji berkaitan dengan penyediaan gas yang dapat disimpan (CNG). PLTU
Riau Mulut Tambang 4x300 MW ditawarkan kepada swasta sebagai IPP untuk beroperasi pada tahun
2018. Selain itu PLN berupaya memanfaatkan semua potensi gas yang mungkin digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik, termasuk gas skala kecil, seperti di Melibur Kabupaten Meranti, Selat Kabupaten Inhil, Bentu Kabupaten Kampar, Tembilahan Kabupaten Inhil, Kurau Siak Sri Indrapura dan Rawa
Minyak Kabupaten Siak Sri Indrapura.
272
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MvA/Bay)
Juta
USD
COD
Bagan Batu
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
Bangkinang
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
Duri
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
PLTG Duri
150/20 kV
Extension
60
4,40
2012
Teluk Lembu
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
Dumai
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
Bagan Siapiapi
150/20 kV
New
30
3,06
2014
Bangkinang
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
Dumai
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
10
Garuda Sakti
150/20 kV
Extension
80
2,75
2014
11
Garuda Sakti
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
12
150/20 kV
New
30
3,06
2014
13
150/20 kV
New
30
3,06
2014
14
150/20 kV
New
120
5,77
2014
15
Pangkalan Kerinci
150/20 kV
New
30
3,06
2014
16
Pasir Pangaraian
150/20 kV
New
30
3,06
2014
17
Pasir Putih
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
18
Pasir Putih
150/20 kV
New
60
5,56
2014
19
Perawang
150/20 kV
New
30
3,06
2014
20
Rengat
150/20 kV
New
60
4,33
2014
21
Teluk Kuantan
150/20 kV
Extension
1 LB
0,62
2014
22
Teluk Kuantan
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
23
Bangkinang
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
24
Garuda Sakti
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
25
150/20 kV
New
60
3,17
2015
26
Kandis
150/20 kV
New
30
4,29
2015
27
Lipat Kain
150/20 kV
New
30
3,06
2015
28
Pasir Putih
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
29
Rengat
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
30
150/20 kV
New
31
Teluk Lembu
150/20 kV
Extension
32
Tembilahan
150/20 kV
New
33
Tenayan
150/20 kV
Extension
34
Bangkinang
150/20 kV
35
Pasir Putih
150/20 kV
36
Duri
37
KIT Tenayan
38
Teluk Kuantan
150/20 kV
Extension
30
1,27
2017
39
KID Dumai
150/20 kV
Extension
30
1,27
2019
40
Tembilahan
150/20 kV
Extension
30
1,27
2019
41
Bagan Batu
150/20 kV
Extension
30
1,27
2020
42
Bangkinang
150/20 kV
Extension
60
1,37
2021
43
KIT Tenayan
150/20 kV
Extension
60
1,37
2021
44
Teluk Kuantan
150/20 kV
Extension
30
1,27
2021
1.520
94,50
Jumlah
30
3,06
2015
2 LB
1,23
2015
30
3,06
2015
2 LB
1,23
2015
Extension
60
1,37
2016
Extension
120
2,75
2016
150/20 kV
Extension
60
1,37
2017
150/20 kV
Extension
30
1,27
2017
273
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
Disamping itu juga direncanakan pembangunan GI dengan tegangan ekstra tinggi 275 kV dan 500 kV,
serta konverter transmisi HVDC 250 kVDC yang merupakan bagian dari link interkoneksi SumateraMalaysia seperti pada Tabel A5.6.
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(Mva)
Juta
USD
COD
275/150 kV
New
500
24,28
2014
500/275 kV
New
1.000
36,22
2016
Rengat 500 kV
500/150 kV
New
500
25,77
2016
250 kV DC
New
16,68
2017
250 kV DC
New
600
19,95
2017
500 kV
New
9,82
2017
Rengat 500 kV
500 kV
Extension
3,12
2017
2.600
135,84
Jumlah
Pengembangan Transmisi
Pengembangan transmisi di Provinsi Riau hingga tahun 2021 adalah sepanjang 1.920 kms (150 kV) dan
1.312 kms (275 kV, 500 kV dan 250 kV DC) dengan kebutuhan dana UD$ 492 juta seperti ditampilkan
dalam Tabel A5.7 dan Tabel A5.8.
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
150 kV
230
30,77
2013
Bangkinang
Pasir Pangarayan
150 kV
2 cct, 1 Hawk
220
12,19
2014
Dumai
150 kV
2 cct, 1 Hawk
228
12,63
2014
Dumai
KID Dumai
150 kV
2 cct, 1 Hawk
56
3,10
2014
Inc. 2 Pi ( G.SaktiDuri)
150 kV
12
1,61
2014
Pasir Putih
Garuda Sakti
150 kV
2 cct, 2 Zebra
55
12,38
2014
Pasir Putih
Pangkalan Kerinci
150 kV
2 cct, 2 Hawk
134
10,23
2014
Teluk Kuantan
Rengat
150 kV
2 cct, 2 Hawk
194
14,81
2014
Pasir Putih
150 kV
2 cct, 2 Zebra
35
7,88
2014
10
Perawang
150 kV
2 cct, 1 Hawk
50
2,77
2014
11
Bangkinang
Lipat Kain
150 kV
2 cct, 1 Hawk
70
3,88
2015
12
150 kV
118
15,79
2015
Garuda Sakti
150 kV
14
31,08
2015
Kandis
150 kV
10
2,68
2015
13
14
15
Pasir Putih
Teluk Lembu
150 kV
2 cct, 2 Hawk
40
3,05
2015
16
Dumai
150 kV
2 cct, 2 Hawk
14
1,07
2015
17
Rengat
Pangkalan Kerinci
150 kV
2 cct, 2 Hawk
220
16,79
2015
18
Rengat
Tembilahan
150 kV
2 cct, 1 Hawk
120
6,65
2015
19
150 kV
2 cct, 1 Hawk
100
5,54
2015
1.920
194,89
Jumlah
274
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
Tabel A5.8. Pembangunan Transmisi 275 kV, 500 kV dan HVDC +250 kV
No
Dari
Payakumbuh
2
3
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
275 kV
2 cct, 2 Zebra
300
67,52
Rengat
500 kV
2 cct, 4 Zebra
440
176,00
2016
Border
Pulau Rupat
250 kV DC
52
0,39
2017
P. Rupat Selatan
Sumatra Landing
Point
250 kV DC
10
1,50
2017
250 kV DC
60
1,97
2017
Rengat
500 kV
2 cct, 2 Zebra
110
44,00
2017
Sumatera Landing
Point
250 kV DC
340
5,80
2017
1.312
297,19
4
5
Jumlah
2014
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 832 ribu
pelanggan sampai dengan 2021 atau rata-rata 83 ribu pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan jaringan tegangan menengah 5.482 kms, jaringan
tegangan rendah sekitar 6.326 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 2.986 MVA, seperti
ditampilkan dalam Tabel A5.9.
JTM
kms
JTR
kms
Trafo
MVA
Pelanggan
2012
479
553
271
94.313
2013
494
570
287
56.151
2014
476
549
275
80.263
2015
519
599
296
109.188
2016
542
625
304
56.988
2017
556
642
306
87.000
2018
578
667
309
87.000
2019
611
705
319
87.000
2020
583
673
300
87.000
2021
2012-2021
644
743
318
87.000
5.482
6.326
2.986
831.903
275
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
Saat ini listrik di Pulau Rupat dipasok dari 5 sentral PLTD dengan kapasitas terpasang 3.600 kW namun
daya mampunya hanya 1.195 kW dengan beban puncak 841 kW. Sistem distribusi listrik berupa JTM
sepanjang 69 kms, JTR 92 kms, gardu distribusi 36 unit, 878 kVA. Rencana pengembangan kelistrikan di
Pulau Rupat adalah menginterkoneksikan kelima sub-sistem tersebut.
Pulau Rupat merupakan landing point dari kabel laut interkoneksi antara Sumatera dan Malaysia.
A5.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
hingga tahun 2021 adalah seperti tersebut dalam Tabel A5.10.
Energy Sales
(Gwh)
Produksi
Energi
(Gwh)
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
Investasi
(juta US$)
2012
2.701
3,035
501
52
240
91
2013
2.973
3,262
537
132
60
230
156
2014
3.274
3,562
585
270
1.000
1.284
609
2015
3.600
3,906
640
510
180
706
335
2016
3.965
4,294
701
1.680
440
275
2017
4.371
4,729
770
120
572
98
2018
4.820
5,209
846
1.200
600
1.643
2019
5.322
5,745
930
60
43
2020
5.883
6,344
1.024
30
36
2021
6.495
6,987
1.112
150
35
Growth/
Jumlah
12,3%
11,7%
11.2%
2.176
4.120
3.232
3.321
276
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
LAMPIRAN A.6
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (tanpa BATAM)
A6.1. Kondisi Saat Ini
Provinsi Kepulauan Riau mempunyai posisi geografis yang sangat strategis karena berada pada pintu
masuk Selat Malaka dari sebelah Timur dan juga berbatasan dengan pusat bisnis dan keuangan di wilayah
Asia Tenggara. Provinsi Kepulauan Riau dimungkinkan untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan
ekonomi bagi Republik Indonesia di masa depan. Apalagi saat ini pada beberapa daerah di Kepulauan
Riau (Batam, Bintan, dan Karimun) tengah diupayakan sebagai pilot project pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) melalui kerjasama dengan Pemerintah Singapura.
Provinsi Kepulauan Riau mencakup Kota Tanjungpinang, Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun,
Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga yang terdiri dari 2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum bernama dan berpenduduk, dengan 95% dari wilayahnya merupakan lautan.
Penerapan kebijakan KEK di Batam-Bintan-Karimun merupakan bentuk kerjasama yang erat antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan partisipasi dunia usaha. KEK ini nantinya merupakan
simpul-simpul dari pusat kegiatan ekonomi unggulan yang perlu didukung dengan infrastruktur yang
berdaya saing internasional. Kepulauan Riau memerlukan dukungan pasokan tenaga listrik yang cukup
dan andal terutama di Kota Tanjung Pinang yang merupakan ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.
Pasokan listrik untuk kota Tanjung Pinang dipasok melalui sistem Tanjung Pinang yang melayani 3 daerah administrasi, yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Kotamadya Tanjung Pinang dan serta Kabupaten Bintan.
Sistem Tanjung Pinang dipasok dari PLTD Air Raja dan PLTD Sukaberenang dengan kapasitas terpasang
43 MW dan untuk melayani beban puncak saat ini yang telah mencapai 39 MW melalui jaringan 20 kV.
277
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
Sistem-sistem isolated di Provinsi Kepulauan Riau mempunyai 144 unit pembangkit kecil tersebar dengan kapasitas total 90,7 MW dan daya mampu 65,9 MW seperti terlihat pada Tabel A6.1.
Jumlah
(Unit)
PLN
Daya Terpasang
(MW)
Daya Mampu
(MW)
Beban Puncak
(MW)
136
80,9
55,3
Pemda
0,8
0,6
53,4
0,7
Sewa
9,0
10
11,4
Total
144
90,7
65,9
65,5
Sebagian besar sistem isolated mengalami kekurangan pasokan dan ini telah berlangsung beberapa
tahun terakhir. Kondisi kekurangan pasokan pada umumnya disebabkan oleh keterbatasan jumlah daya
mampu mesin pembangkit, baik karena gangguan mesin pembangkit maupun usia, meningkatnya pertumbuhan pemakaian tenaga listrik alami. Untuk mengatasi kekurangan pasokan pada beberapa sistem
isolated dalam jangka pendek dilakukan dengan sewa pembangkit.
Sales
(GWh)
Produksi
(GWh)
Beban
Puncak
(MW)
Pelanggan
2012
530
579
109
158.175
2013
592
646
121
200.288
2014
676
736
137
243.987
2015
768
836
156
291.010
2016
860
935
173
314.132
2017
925
1.005
186
332.524
2018
987
1.071
197
351.915
2019
1.045
1.134
208
372.385
2020
1.101
1.194
218
394.014
2021
1.161
1.257
230
422.163
Growth
10,1%
10,1%
9,9%
14,2%
278
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2021 dipenuhi dengan mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem interkoneksi 150 kV dan sistem isolated. Rencana pengembangan pembangkit ditampilkan pada Tabel A6.3.
Proyek
Jenis
Asumsi
Pengembang
PLTU
PLN
Kapasitas
(MW)
14
COD
Dabo Singkep
PLTU
PLN
2014
Natuna
PLTU
PLN
14
2014
PLTGB
PLN
2014
PLTU
Swasta
30
2014
PLTU
PLN
14
2015
PLTU
PLN
30
2015
PLTU
PLN
30
2015/16
Dabo Singkep
PLTGB
PLN
2018
10
PLTU
PLN
20
2018/19
11
Tanjung Pinang 3
PLTU
PLN
100
2019/20
Jumlah
2012/13
272
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA/BAY)
Juta
USD
COD
Air Raja
150/20 kV
New
60
5,56
2013
Kijang
150/20 kV
New
60
4,33
2013
Pulau Ngenang
150/20 kV
New
10
4,05
2013
Sri Bintan
150/20 kV
New
30
4,29
2013
Tanjung Uban
150/20 kV
New
60
4,40
2013
Tanjung Uban
150/20 kV
Extension
60
1,37
2015
Sri Bintan
150/20 kV
Extension
60
1,37
2021
340
25,37
Jumlah
279
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 150 kV, diperlukan pengembangan transmisi 150 kV sepanjang 258
kms dengan kebutuhan dana sekitar US$ 21,1 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A6.5.
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
Kms
Juta
Usd
Cod
Air Raja
Kijang
150 kV
2 cct, 1 Hawk
40
2,22
2013
Pulau Ngenang
Tanjung Taluk
150 kV
12
4,84
2013
Sri Bintan
Air Raja
150 kV
2 cct, 1 Hawk
70
3,88
2013
Tanjung Kasam
Tanjung Sauh
150 kV
2,42
2013
Tanjung Sauh
Pulau Ngenang
150 kV
2 cct, 1 Hawk
10
1,11
2013
Tanjung Taluk
Tanjung Uban
150 kV
2 cct, 1 Hawk
60
3,32
2013
Tanjung Uban
Sri Bintan
150 kV
2 cct, 1 Hawk
60
3,32
2013
258
21,11
Jumlah
Walaupun di sistem kelistrikan Bintan telah direncanakan pembangkit yang cukup banyak seperti pada
tabel A6.3, sistem ini direncanakan akan diinterkoneksi dengan sistem Batam melalui kabel laut 150 kV.
Tujuan interkoneksi tersebut adalah untuk menggantikan peran PLTD di sistem Bintan, baik peak maupun baseload, dengan transfer energi dari Batam yang biaya produksinya lebih rendah. Interkoneksi ini
juga dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan sistem Bintan karena terinterkoneksi dengan sistem
kelistrikan yang jauh lebih besar.
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 279
ribu pelanggan sampai dengan 2021 atau rata-rata 28 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan
penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 1,548 kms, JTR sekitar 1.877 kms dan
tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 906 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A6.6 berikut.
JTM
kms
JTR
kms
Trafo
MVA
Pelanggan
2012
92
108
61
15.501
2013
115
131
76
42.113
2014
162
187
82
43.699
2015
179
208
87
47.023
2016
191
226
91
23.122
2017
184
223
94
18.392
2018
176
219
96
19.391
2019
153
194
101
20.469
2020
144
185
105
21.629
2021
151
195
113
28.149
2017
184
223
94
18.392
1.548
1.877
906
279.489
2012-2021
280
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan. Kabupaten ini
terkenal dengan penghasil migas dengan cadangan yang sangat besar sebagaimana diuraikan pada butir
A6.3.
Kelistrikan Pulau Natuna dipasok dari PLTD dengan Kapasitas terpasang 3.080 kW, daya mampu 2.845 kW
dan beban puncak 2.355 kW. Sistem distribusi berupa SUTM sepanjang 57,4 kms dengan jumlah gardu
29 unit dan kapasitas terpasang 2.450 kVA. Adapun rencana pengembangan kelistrikan di Pulau Natuna
berupa penambahan PLTU batubara 2x7 MW yang dijadwalkan beroperasi pada tahun 2013.
Tahun
Energy
Sales
(GWh)
Produksi
Energi
(GWh)
Beban
Puncak
(MW)
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
Investasi
(juta US$)
2012
530
579
109
2013
592
646
121
220
258
30
64
2014
676
736
137
74
151
2015
768
836
156
44
60
98
2016
860
935
173
10
30
2017
925
1.005
186
10
31
2018
987
1.071
197
15
2019
1.045
1.134
208
60
105
2020
1.101
1.194
218
60
104
2021
1.161
1.257
230
60
10
Growth/Jumlah
10,1%
10,1%
9,9%
276
340
258
638
281
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
A6.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
sampai dengan tahun 2021 adalah seperti tersebut dalam Tabel A6.7.
Energy
Sales
(GWh)
Produksi
Energi
(GWh)
Beban
Puncak
(MW)
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
Investasi
(juta US$)
2012
530
579
109
2013
592
646
121
220
258
30
64
2014
676
736
137
74
151
2015
768
836
156
44
60
98
2016
860
935
173
10
30
2017
925
1.005
186
10
31
2018
987
1.071
197
15
2019
1.045
1.134
208
60
105
2020
1.101
1.194
218
60
104
2021
1.161
1.257
230
60
10
Growth/Jumlah
10,1%
10,1%
9,9%
276
340
258
638
282
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
LAMPIRAN A.7
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
A7.1. Kondisi Saat Ini
Sistem kelistrikan di Provinsi Bangka Belitung secara garis besar dikelompokkan menjadi dua sistem kelistrikan yang terpisah yaitu:
1.
Sistem Bangka yang dipasok dari 4 PLTD milik PLN dan 1 PLTU Biomassa IPP, yaitu: PLTD Merawang,
PLTD Mentok, PLTD Koba, PLTD Toboali, dan PLTU Listrindo (Biomassa). Pembangkit-pembangkit
tersebut terinterkoneksi melalui jaringan distribusi 20 kV.
2.
Sistem Belitung yang dipasok dari 2 PLTD PLN dan 1 PLTU IPP Biomassa, yaitu: PLTD Pilang, PLTD
Manggar dan PLTU Belitung Energy (IPP). Pembangkitpembangkit tersebut terinterkoneksi melalui
jaringan distribusi 20 kV.
Sistem kelistrikan 20 kV di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti ditunjukkan pada Gambar A7.1.
Gambar A7.1. Peta Jaringan SUTM di Provinsi Kep. Babel Saat ini
Pada saat ini sebagian besar pasokan listrik di Provinsi Bangka Belitung diperoleh dari pembangkit
dengan bahan bakar HSD. Total kapasitas terpasang adalah 201,18 MW dengan daya mampu sebesar
131,82 MW, termasuk pembangkit rental dan IPP dengan daya mampu sebesar 75,75 MW. Tabel A7.1
memperlihatkan komposisi sistem pembangkitan di Provinsi Bangka Belitung.
283
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:42
Tabel A7.1. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit Tahun 2011
No
Nama Pembangkit
Tipe
Jenis
Bahan
Bakar
Pemilik
Kontrak
Mampu
Bangka (Sistem Merawang, Koba, Mentok dan Toboali sudah terhubung oleh Jaringan 20 kV)
PLTD Merawang
PLTD
HSD
PLN
42,29
PLTD Koba
PLTD
HSD
PLN
2,50
Sewatama - 1, Merawang
PLTD
HSD
Sewa
10,30
7,00
7,00
Sewatama - 2, Merawang
PLTD
HSD
Sewa
8,00
5,00
5,00
Altrak 1, Merawang
PLTD
HSD
Sewa
6,00
4,05
4,05
Altrak 2, Merawang
PLTD
HSD
Sewa
4,32
2,20
2,20
Kaltimex, Merawang
PLTD
HSD
Sewa
10,50
7,00
7,00
Prastiwahyu, Merawang
PLTD
HSD
Sewa
8,00
5,00
5,00
Sinarindo, Merawang
PLTD
HSD
Sewa
17,00
11,00
11,00
10
PLTD
HSD
Sewa
9,00
5,00
5,00
11
PLTU
Biomass
IPP
6,00
5,00
2,00
123,91
51,25
76,58
II
PLTD Mentok
PLTD
HSD
PLN
10,10
PLTD
HSD
Sewa
2,88
2,00
2,30
12,98
2,00
8,40
III
PLTD Toboali
PLTD
HSD
PLN
3,90
Mega Power 1
PLTD
HSD
Sewa
2,88
2,00
Mega Power 2
PLTD
HSD
Sewa
2,88
2,00
2,50
9,66
4,00
7,10
IV
Isolated Terseba
PLTD
HSD
PLN
26,30
2,03
6,10
2,40
0,72
147,27
2,20
0,52
57,25
92,60
Belitung
PLTD Pilang
PLTD Padang
PLTD
HSD
PLN
5,50
Sewatama 2, Pilang
PLTD
HSD
Sewa
7,30
4,00
4,00
Altrak, Pilang
PLTD
HSD
Sewa
8,04
5,00
6,00
Sinarindo, Padang
7,00
5,00
5,00
PLTD
PLTU
HSD
Biomass
PLN
IPP
18,40
14,40
3,70
7,00
7,00
5,50
53,24
21,00
38,60
II
Isolated Tersebar
PLTD
HSD
PLN
0,55
0,50
PLTD
HSD
PLN
0,12
0,12
Jumlah
53,91
21,00
39,22
284
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:43
Tabel A7.2. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada Tahun 2011
Kelompok
Tarif
No.
Energi Jual
(GWh)
Porsi
(%)
Rumah Tangga
384,04
71,7
Komersil
84,01
15,68
Publik
38,45
7,18
Industri
29,11
5,44
535,61
100
Jumlah
Dari realisasi penjualan listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi dan industri, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang,
maka proyeksi kebutuhan listrik Bangka Belitung pada tahun 2012-2021 dapat dilihat pada Tabel A7.3
Sales
(GWh)
Produksi
(GWh)
Beban Puncak
(MW)
Pelanggan
2012
664
741
136
2013
778
915
167
242.997
276.661
2014
912
1.054
191
306.513
2015
1.061
1.216
219
332.618
2016
1.229
1.409
252
358.457
2017
1.417
1.615
287
371.602
2018
1.628
1.847
326
394.362
2019
1.867
2.155
378
399.849
2020
2.137
2.449
427
405.413
2021
2.374
2.708
470
410.978
Growth
18,9%
18,9%
19,1%
11,6%
285
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:43
Pengembangan Pembangkit
Selama ini Sistem Kelistrikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki 2 sistem Isolated Besar yaitu
Sistem Bangka dan Sistem Belitung. Dengan mempertimbangkan antara lain :
1.
Sumber Energi di Prov. Bangka Belitung untuk membangkitkan energi listrik sangat terbatas. Dimana kebutuhan energy primer untuk pembangkitan tenaga listrik di Babel harus didatangkan dari
luar wilayah berupa batubara, gas dan BBM.
2.
Perlunya peningkatan kepastian tambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik di Prov. Bangka Belitung sebagaimana yang sudah direncanakan.
3.
Secara Geografis, Prov. Bangka Belitung dekat dengan Pulau Sumatera, yang merupakan lumbung
energi primer untuk Pembangkit Listrik dengan biaya operasi murah, terutama batubara. Selain
itu, Pulau Sumatera juga mempunyai surplus energi listrik.
Maka berdasarkan ketiga hal mendasar di atas, pendekatan pengembangan Sistem Kelistrikan Prov.
Bangka Belitung tidak lagi menggunakan pendekatan Sistem Isolated Besar terutama Pulau Bangka, di
mana nantinya Sistem Bangka akan dihubungkan dengan sistem Sumatera seperti pada Gambar A7.2.
286
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:43
Rencana pengembangan pembangkit untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Bangka Belitung sampai dengan tahun 2021 adalah seperti ditampilkan pada Tabel A7.4. berikut.
Proyek
Jenis
Asumsi
Pengembang
Kapasitas
(MW)
COD
PLTU
PLN
60
2013
PLTU
PLN
33
2013
PLTGB
Swasta
2014
Belitung-3
PLTG/MG
PLN
20
2015
Bangka Peaker
PLTG/MG
PLN
100
2015
Sewa PLTU
PLTU
Sewa
60
2015
Belitung-4
PLTU
PLN
34
2017/18
Belitung Peaker
PLTG/MG
PLN
20
2019/20
Bangka-1
PLTU
Swasta
130
2020/21
Jumlah
462
Gardu Induk
Tegangan
New/Extension
Kapasitas
(MVA/BAY)
Juta
USD
COD
Air Anyir
150/20 kV
New
30
4,29
Pangkal Pinang
150/20 kV
New
60
4,33
2012
2012
Sungai Liat
150/20 kV
New
30
3,06
2012
Dukong
70/20 kV
New
2013
Pangkal Pinang
150/20 kV
Extension
Suge
70/20 kV
Kelapa
8
9
30
3,34
4 LB
2,47
2013
New
30
2,41
2013
150/20 kV
New
30
3,06
2014
Manggar
70/20 kV
New
20
2,18
2014
Kelapa
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
10
Koba
150/20 kV
Extension
30
3,06
2015
11
Koba
150/20 kV
New
30
3,06
2015
12
Mentok
150/20 kV
New
30
3,06
2015
13
Sungai Liat
150/20 kV
Extension
30
1,27
2015
14
Toboali
150/20 kV
New
30
3,06
2015
15
Dukong
70/20 kV
Extension
30
1,05
2016
16
Koba
150/20 kV
Extension
30
1,27
2018
17
Manggar
70/20 kV
Extension
30
1,05
2018
18
Pangkal Pinang
150/20 kV
Extension
30
1,27
2018
19
Air Anyir
150/20 kV
Extension
30
1,27
2019
20
Dukong
70/20 kV
Extension
30
1,05
2019
21
Pangkal Pinang
150/20 kV
Extension
60
1,37
2020
22
Sungai Liat
150/20 kV
Extension
30
1,27
2021
650
49,47
Jumlah
287
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:43
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 150 kV dan 70 kV, diperlukan pengembangan transmisi 150 kV dan
70 kV sepanjang 966 kms dengan kebutuhan dana sekitar 176 juta USD seperti ditampilkan pada Tabel
A7.6.
Dari
Ke
Tegangan
150 kV
Konduktor
KMS
2 cct, 1 Hawk
44
JUTA
USD
Air Anyir
Pangkal Pinang
Air Anyir
Sungai Liat
150 kV
2 cct, 1 Hawk
112
6,20
2012
Dukong
Manggar
70 kV
2 cct, 1 Hawk
140
7,76
2014
Kelapa
Mentok
150 kV
2 cct, 2 Hawk
140
10,69
2015
Koba
Toboali
150 kV
2 cct, 1 Hawk
120
6,65
2015
Pangkal Pinang
Kelapa
150 kV
2 cct, 1 Hawk
120
6,65
2014
Pangkal Pinang
Koba
150 kV
2 cct, 1 Hawk
120
6,65
2014
Suge
Dukong
70 kV
2 cct, 1 Hawk
50
2,77
2013
Tanjung Api-Api
Mentok
150 kV
120
126,32
2015
966
176,11
Jumlah
2,44
COD
2012
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 193 ribu
pelanggan sampai dengan 2021 atau rata-rata 19 ribu pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan
pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 662 kms, JTR sepanjang 689 kms, Gardu Distribus
305 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A7.8 berikut.
JTM
JTR
Trafo
Pelanggan
2013
142
148
26
33.664
2014
118
123
29.852
2015
33
35
26.105
2016
36
37
25.839
2017
37
39
13.145
2018
39
40
22.759
2019
39
41
5.487
2020
39
41
101
5.564
2021
44
45
103
5.564
2012-2021
662
689
305
193.138
A7.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
sampai tahun 2021 adalah seperti tersebut dalam Tabel A7.8.
288
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:43
Energy
Sales
(GWh)
Produksi
Energi
(GWh)
Beban
Puncak
(MW)
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
Investasi
(juta US$)
2012
664
741
136
120
156
33
2013
778
915
167
93
60
50
226
2014
912
1.054
191
50
380
36
2015
1.061
1.216
219
180
150
380
223
2016
1.229
1.409
252
30
2017
1.417
1.615
287
17
2018
1.628
1.847
326
17
90
13
2019
1.867
2.155
378
10
60
12
2020
2.137
2.449
427
75
60
109
2021
2.374
2.708
470
65
30
105
Growth/
Jumlah
18,9%
18,9%
19,1%
462
650
966
772
289
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:43
04/02/2013 14:19:43
LAMPIRAN A.8
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA BARAT
A8.1. Kondisi Saat Ini
Pasokan sistem kelistrikan Provinsi Sumatera Barat (di luar Kepulauan Mentawai) berasal dari sistem
interkoneksi 150 kV Sumatera Bagian Tengah (Jambi-Sumbar Riau) melalui 15 gardu induk dengan kapasitas total 684 MVA dan beban puncak sebesar 403 MW seperti yang terlihat pada Gambar A8.1.
Saat ini di Provinsi Sumatera Barat terdapat pembangkit-pembangkit besar sebagaimana ditunjukan pada Tabel A8.1.
Nama Pembangkit
Jenis
Bahan Bakar
Pemilik
PLN
Kapasitas
Terpasang
(MW)
Ombilin
PLTU
Batubara
Pauh Limo
PLTG
HSD
PLN
64
Maninjau
PLTA
Air
PLN
68
Singkarak
PLTA
Air
PLN
131
Batang Agam
PLTA
Air
PLN
11
Total
200
474
291
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:43
Dengan kapasitas pembangkit 474 MW dan beban puncak 403 MW, maka Provinsi Sumbar pada saat
musim hujan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri bahkan dapat memasok kebutuhan listrik Provinsi
Riau sebesar 150 MW. Namun pada musim kemarau saat PLTA-PLTA di Sumbar mengalami penurunan
kapasitas, Provinsi Sumbar mendapat tambahan pasokan dari sistem Sumbagsel sekitar 100 MW.
Pada saat beban puncak daerah-daerah Pesisir Selatan seperti sebagian Kambang, sebagian Balai Selasa,
sebagian Indrapura serta Tapan dan Lunang membentuk sistem-sistem isolated sendiri dengan beban
puncak total sebesar 4,2 MW. Hal tersebut terjadi karena kualitas tegangan di daerah tersebut sangat
rendah akibat jauhnya jarak dari GI Pauh Limo sebagai pemasok tenaga listrik daerah Pesisir Selatan
(260 km).
Untuk sistem kelistrikan di Kepulauan Mentawai, saat ini mempunyai beban puncak 2,1 MW yang dipasok
dari beberapa PLTD berkapasitas kecil yang berjumlah 21 unit dan tersebar di 8 sentral PLTD dengan kapasitas terpasang 2,9 MW. Selain itu ada juga pembangkit PLTM Pinang Awan di Solok Selatan yang beroperasi paralel dengan sistem 20 kV untuk membantu menaikan tegangan di daerah tersebut mengingat
jaraknya yang jauh dari GI Solok sebagai pemasok tenaga listrik daerah tersebut. Pembangkit isolated di
Provinsi Sumatera Barat diberikan pada Tabel A8.2.
Nama Pembangkit
Jenis
Bahan Bakar
Pemilik
Kepulauan Mentawai
Kapasitas
Terpasang
(MW)
2,8
Sikabaluan
PLTD
HSD
PLN
0,1
Sikakap
PLTD
HSD
PLN
0,4
Sipora
PLTD
HSD
PLN
0,1
Seay Baru
PLTD
HSD
PLN
0,1
Saumangayak
PLTD
HSD
PLN
0,2
Simalakopa
PLTD
HSD
PLN
0,0
Simalepet
PLTD
HSD
PLN
0,2
Tua Pejat
PLTD
HSD
PLN
Pesisir Selatan
1,6
7,3
Lakuak
PLTD
HSD
PLN
1,9
Balai Selasa
PLTD
HSD
PLN
0,6
Indra Pura
PLTD
HSD
PLN
1,3
Tapan
PLTD
HSD
PLN
0,9
Lunang
PLTD
HSD
PLN
2,2
Salido Kecil
PLTMH
Air
Swasta
0,3
PLTM
Air
PLN
Solok Selatan
1
Pinang Awan
0,4
Total Isolated
0,4
10,5
292
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:43
Tabel A8.3. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada Tahun 2011
No
Kelompok Tarif
Porsi (%)
Rumah Tangga
1.072,61
45,93
Komersial
356,45
15,26
Publik
184,76
7,91
Industri
721,63
30,90
2.335,45
100,00
Jumlah
Dari realisasi penjualan listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan
ekonomi dan industri, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik Bangka Belitung pada tahun 2012-2021 dapat dilihat pada Tabel A8.4
Sales
(GWh)
Produks
(GWh)
Beban
Puncak
(MW)
Pelanggan
2012
2.563
2.764
447
937.614
2013
2.833
3.025
487
962.115
2014
3.142
3.325
534
1.003.743
2015
3.483
3.680
589
1.038.530
2016
3.859
4.073
651
1.072.869
2017
4.271
4.507
718
1.098.154
2018
4.719
4.981
791
1.126.268
2019
5.206
5.494
870
1.164.641
2020
5.731
6.048
956
1.203.460
2021
6.310
6.656
1.046
1.242.278
Growth
11,5%
11,3%
11,0%
4,0%
293
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
Lokasi
DAS
Type
Kapasitas
(MW)
Kabupaten/
Kecamatan
Pasaman
Bt. Pasaman
ROR
21,2
Sangir-2
Bt. Sangir
ROR
2,2
Pasaman
Solok
Sangir-3
Bt. Sangir
ROR
7,8
Solok
Sinamar-2
Bt. Sinamar
ROR
13,1
Tanah Datar
Masang-2
Bt. Masang
ROR
14,5
Agam
Tuik
Bt. Tuik
ROR
3,9
Pessel
Lanajan-2
Bt. Lengayang
ROR
3,1
Pessel
Lubuk-2
Bt. Rokan
ROR
4,6
Pasaman
Asik
Bt. Asik
RSV
1,7
Pasaman
10
Lubuk-4U
Bt. Lubuk
ROR
4,8
Pasaman
11
Sumpur-1U
Bt.Sumpur
RSV
2,7
Pasaman
12
Kampar KN-1
RSV
29,4
50 Kota
13
Kampar KN-2
RSV
8,6
50 Kota
14
Kapur-1
Bt. Kapur
RSV
10,6
50 Kota
15
Mahat-10
Bt. Mahat
RSV
12,6
50 Kota
16
Mahat-2U
Bt. Mahat
RSV
2,2
50 Kota
17
Sumpur-K1
Bt. Sumpur
RSV
8,1
S. Sijunjung
18
Palangki-1
Bt. Palangki
RSV
11,8
S. Sijunjung
19
Palangki-2
Bt. Palangki
RSV
17,9
S. Sijunjung
20
Sibakur
Bt. Sibakur
RSV
5,5
21
Sibayang
Bt.Sibayang
RSV
15,0
Agam
22
Sukam
Bt. Sukam
RSV
19,4
S. Sijunjung
23
Kuantan-1
Bt. Kuantan
ROR
3,4
S. Sijunjung
24
Batanghari-2
Batanghari
RSV
22,2
Slk Selatan
25
Batanghari-3
Batanghari
RSV
34,8
Slk Selatan
26
Batanghari-5
Batanghari
ROR
6,7
Slk Selatan
27
Batanghari-6
Batanghari
ROR
10,1
Slk Selatan
28
Batanghari-7
Batanghari
ROR
6,9
29
Fatimah
Fatimah
ROR
0,8
Pasbar
30
Sikarbau
Sikarbau
ROR
0,7
Pasbar
31
Balangir
Balangir
ROR
0,4
Slk Selatan
32
Landai-1
Bt. Langir
ROR
6,8
Pessel
33
Sumani
Bt. Sumani
ROR
0,6
Solok
34
Guntung
Bt. Guntung
ROR
0,6
Agam
35
Sungai Putih
Bt. Lumpo
ROR
1,7
Pessel
36
Kerambil
ROR
1,6
Pessel
37
Muaro Sako
ROR
2,4
Pessel
38
Induring
Bt. Jalamu
ROR
2,2
Pessel
39
Palangai-3
Bt. Palangai
ROR
4,1
Pessel
40
Kambang-1
Bt. Kambang
ROR
5,5
Pessel
41
Kapas-1
Bt. Tumpatih
ROR
8,1
Pessel
42
Landai-2
ROR
7,1
Pessel
43
Sumpur-K2
Bt. Sumpur
ROR
4,2
Tanah Datar
44
Lawas-1D
Bt. Lawas
RSV
11,2
S. Sijunjung
45
Gumanti-1
Bt. Gumanti
ROR
5,9
Solok
46
Sikiah-1
Bt.Gumanti
RSV
30,4
Solok
47
Sikiah-2
Bt Sikiah
RSV
18,0
Solok
S. Sijunjung
Dhamasraya
294
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik hingga tahun 2021 direncanakan pengembangan pembangkit di Sumatera Barat berkapasitas total 684 MW dan transfer energi dengan sistem interkoneksi
Sumatera. Untuk Kepulauan Mentawai direncanakan pembangkit yaitu PLTS 0,2 MW (2012). Pengembangan pembangkit interkoneksi di Sumatera Barat ditampilkan pada Tabel A8.6.
Proyek
Jenis
Asumsi
Pengembang
Kapasitas
(MW)
PLTS
PLN
0,04
COD
Simalepet - P. Siberut
PLTS
PLN
0,15
2012
PLTU
PLN
224
2013
Masang-2
PLTA
PLN
55
2017
PLTP
Swasta
220
2017
G. Talang
PLTP
Swasta
20
2019
Bonjol
PLTP
Swasta
165
2020
Jumlah
2012
684,19
Selain itu PLN juga sedang menjalin kerjasama dengan Pemda dan swasta untuk mengembangkan pembangkit hidro skala kecil dan menengah seperti terlihat pada Tabel A8.7.
Lokasi
Kabupaten/
Kecamtan
Kapasitas
(MW)
COD
Status
Salido Kecil
Pessel
0,60
2012
Operasi
Mangani
50 kota
1,17
2013
Konstruksi
Napal Melintang
Kerinci
0,58
2013
Konstruksi
Lubuk Gadang
Solok Selatan
7,50
2013
Konstruksi
Guntung
Agam
4,00
2015
Konstruksi
Lubuk Sao II
Agam
2,60
2015
Konstruksi
Bayang
Pessel
4,50
2015
Sudah PPA
Tarusan
Pessel
3,20
2015
Sudah PPA
Lintau 1
Tanah Datar
9,00
2015
Sudah PPA
10
Gumanti-3
Solok
6,45
2015
Sudah PPA
11
Induning
Pessel
1,20
2015
Sudah PPA
12
Batang Sumpur
Pasaman
8,00
2016
Proses PL
13
Bukit Cubadak
50 kota
9,21
2016
Proses PL
14
Patimah
Pasaman
2,80
2016
Proses PL
15
Sianok Duku
Agam
6,60
2016
Proses PL
16
Laruang Gosan
50 kota
4,00
2016
Proses PL
17
Siamang Bunyi
50 kota
1,70
2016
Proses PL
18
Pinti Kayu
Solok
10,00
2016
Proses PPA
19
Batang Anai
Pd Pariaman
3,20
2016
Proses PPA
20
Batang Sangir
Solok Selatan
10,00
2017
Proses PPA
21
Hydro power
Slok Selatan
10,00
2017
Proses PPA
22
Sangir 1
Solok Selatan
10,00
2017
Proses PPA
295
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
Kapasitas
(MW)
No
Lokasi
COD
Status
23
Sungai Garam
Hydro
Solok Sltn
24
Gunung Tujuh
Kerinci
25
Tuik
Pessel
6,42
2016
Proses PPA
26
Muara Sako
Pessel
3,00
2016
Proses PPA
27
Kerambil
Pessel
1,40
2016
Proses PPA
28
Gumanti 1
Solok
4,00
2016
Proses PPA
29
Batang Samo
50 kota
7,00
2016
Proses PPA
30
Alahan Panjang
Pasaman
3,00
2016
Proses PPA
31
Kambahan
Pasaman
3,00
2016
Proses PPA
32
Rabi Jonggor
Pasaman Barat
9,50
2016
Proses PPA
33
Sungai Aur
Pasaman Barat
2,30
2016
Proses PPA
34
Sikarbau
Pasaman Barat
2,40
2016
Proses PPA
10,00
2017
Proses PPA
8,00
2017
Proses PPA
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
275/150 kV
New
Kapasitas
(MVA)
Juta
USD
250
COD
Kiliranjao
Payakumbuh
275/150 kV
New
250
20,17
2014
Sungai Rumbai
275/150 kV
New
250
20,17
2015
750
59,99
Jumlah
19,66
2014
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA)
Juta
USD
COD
Bungus
150/20 kV
New
30
4,29
Pauh Limo
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
2012
Simpang Empat
150/20 kV
Extension
20
0,52
2012
Solok
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
Kambang
150/20 kV
New
30
3,06
2013
Padang Panjang
150/20 kV
Extension
30
1,27
2013
Salak
150/20 kV
Extension
30
1,27
2013
Simpang Empat
150/20 kV
Extension
30
1,27
2013
Batusangkar
150/20 kV
Extension
1 LB
0,62
2014
10
Kiliranjao
150/20 kV
Extension
1 LB
0,62
2014
11
Maninjau
150/20 kV
Extension
30
1,27
2014
12
Maninjau
150/20 kV
Extension
1 LB
0,62
2014
13
Padang Luar
150/20 kV
Extension
60
1,37
2014
14
Padang Luar
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
296
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(Mva)
Juta
USD
COD
15
Payakumbuh
150/20 kV
Extension
30
1,27
16
Payakumbuh
150/20 kV
Extension
1 LB
0,62
2014
17
Singkarak
150/20 kV
Extension
1 LB
0,62
2014
18
Kambang
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
19
Sungai Rumbai
150/20 kV
New
30
2,35
2015
20
150/20 kV
New
120
4,54
2016
21
Kiliranjao
150/20 kV
Extension
30
1,27
2016
22
Payakumbuh
150/20 kV
Extension
30
1,27
2016
23
PIP
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2016
24
Bungus
150/20 kV
Extension
30
1,27
2017
25
Kambang
150/20 kV
Extension
30
1,27
2017
26
150/20 kV
New
60
4,33
2017
27
Pasaman
150/20 kV
New
60
4,33
2017
28
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2017
29
Simpang Empat
150/20 kV
Extension
60
1,37
2017
30
Simpang Empat
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2017
31
Solok
150/20 kV
Extension
30
1,27
2017
32
Sungai Rumbai
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2017
33
Lubuk Alung
150/20 kV
Extension
30
1,27
2018
34
Sungai Rumbai
150/20 kV
Extension
30
1,27
2018
35
Padang Luar
150/20 kV
Extension
30
1,27
2019
36
Pariaman
150/20 kV
Extension
30
1,27
2019
37
Batusangkar
150/20 kV
Extension
30
1,27
2020
38
150/20 kV
Extension
60
1,37
2020
39
PIP
150/20 kV
Extension
60
1,37
2020
40
Indarung
150/20 kV
Extension
30
1,27
2021
41
Pauh Limo
150/20 kV
Extension
60
1,37
2021
42
Salak
150/20 kV
Extension
60
1,37
2021
1.310
65,16
Jumlah
2014
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 275 & 150 kV, diperlukan juga pengembangan transmisi 275 kV sepanjang 884 kms dan transmisi 150 kV sepanjang 836 kms dengan kebutuhan dana investasi USD 252 juta
seperti ditampilkan dalam Tabel A8.10 dan Tabel A8.11.
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
Kiliranjao
Payakumbuh
275 kV
2 cct, 2 Zebra
282
63,47
2014
Padang Sidempuan
Payakumbuh
275 kV
2 cct, 2 Zebra
600
135,05
2015
Sungai Rumbai
275 kV
2 cct, 2 Zebra
0,15
2015
884
198,66
Jumlah
297
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
Indarung
Bungus
150 kV
2 cct, 2 Hawk
35
2,67
2012
Inc. 2 Pi (BungusKambang)
150 kV
4 cct, 2 Hawk
20
0,76
2012
Bungus
Kambang
150 kV
2 cct, 2 Hawk
180
13,74
2013
Kiliranjao
Teluk Kuantan
150 kV
52
1,69
2014
Maninjau
Padang Luar
150 kV
42
1,36
2014
Padang Luar
Payakumbuh
150 kV
32
1,04
2014
Singkarak
Batusangkar
150 kV
25
0,81
2014
PIP/S Haru/Pauh
Limo
150 kV
2 cct, 2 Hawk
16
0,89
2016
Muara Labuh/
Batang Sangir
150 kV
2 cct, 2 Hawk
60
4,58
2017
10
Pasaman
Simpang Empat
150 kV
2 cct, 1 Hawk
60
3,32
2017
11
Simpang Empat
Masang-2
150 kV
2 cct, 1 Hawk
30
1,66
2017
12
Sungai Rumbai
150 kV
2 cct, 2 Hawk
160
12,21
2017
13
Payakumbuh
PLTP Bonjol
150 kV
2 cct, 2 Hawk
104
7,94
2019
Solok
PLTP Gunung
Talang
150 kV
2 cct, 1 Hawk
20
1,11
2019
836
53,78
14
Jumlah
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diproyeksikan akan terjadi penambahan pelanggan
baru sekitar 450 ribu pelanggan sampai dengan tahun 2021, atau rata-rata 45 ribu pelanggan per tahun.
Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 3.565 kms, JTR sekitar
4.205 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 492 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel
A8.12.
JTM
kms
JTR
kms
Trafo
MVA
Pelanggan
2012
305
360
43
42.610
2013
326
385
46
51.151
2014
328
387
46
50.637
2015
335
395
47
51.817
2016
347
410
48
50.488
2017
357
421
49
40.610
2018
362
426
50
40.610
2019
372
439
51
40.610
2020
397
468
54
40.610
2021
437
515
59
40.610
3.565
4.205
492
449.753
2012-2021
298
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
A8.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
di Provinsi Sumatera Barat sampai tahun 2021 diberikan pada Tabel A8.13.
Energy
Sales
(GWh)
Produksi
Energi
(GWh)
Beban
Puncak
(MW)
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
2012
2.563
2.764
447
170
2013
2.833
3.025
487
224
2014
3.142
3.325
534
2015
3.483
3.680
589
2016
3.859
4.073
651
2017
4.271
4.507
718
2018
4.719
4.981
791
2019
5.206
5.494
870
2020
5.731
6.048
956
Investasi
(juta US$)
55
34
120
180
359
620
1.033
278
280
50
180
16
36
275
270
310
634
60
31
20
60
124
97
165
150
397
2021
6.310
6.656
1.046
150
35
Growth
11,5%
11,3%
11,0%
684
2.060
1.720
1.951
299
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
04/02/2013 14:19:44
LAMPIRAN A.9
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI JAMBI
A9.1. Kondisi Saat Ini
Jumlah beban puncak non-coincident sistem kelistrikan Provinsi Jambi (interkoneksi dan isolated) saat
ini sebesar 231 MW dan dipasok dari sistem interkoneksi Sumbagselteng melalui saluran transmisi
150 kV dengan 5 GI, yaitu GI Aur Duri (2x30 MVA), GI Payo Selincah (2x60 MVA), GI Muara Bulian (30 MVA),
GI Muara Bungo (2x30 MVA) dan GI Bangko (30 MVA). Peta jaringan distribusi Provinsi Jambi seperti ditunjukkan pada Gambar A9.1.
Kapasitas pembangkit di Provinsi Jambi adalah sekitar 222,9 MW seperti ditunjukkan pada Tabel A9.1.
Nama Pembangkit
Jenis
Bahan Bakar
Pemilik
Kapasitas
(MW)
PLTD
Gas Alam+HSD
PLN
31
PLTG
Gas Alam
Sewa
100
PLTG
Gas Alam
PLN
62
PLTG
Gas Alam
Sewa
18
PLTD
HSD
PLN
30,7
PLTMG
Gas Alam
IPP
7,2
PLTU Sarolangun
PLTU
Batubara
PLTD
HSD
IPP
Sewa
12
15,1
301
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
Tabel A9.2 Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada Tahun 2011
No
Energi Jual
(GWh)
Kelompok Tarif
Porsi
(%)
Rumah Tangga
743,59
66%
Komersil
225,63
20%
Publik
81,07
7%
Industri
74,78
7%
1.125,07
100%
Jumlah
Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik 2012 - 2021 dapat dilihat pada Tabel A9.3.
Sales
(GWh)
Produksi
GWh)
Beban Puncak
(MW)
Pelanggan
2012
1.316
1.485
227
568.632
2013
1.445
1.603
256
648.756
2014
1.593
1.725
281
728.721
2015
1.754
1.892
315
810.312
2016
1.931
2.080
334
886.263
2017
2.128
2.291
355
930.876
2018
2.346
2.525
377
976.379
2019
2.590
2.785
402
1.018.067
2020
2.846
3.059
426
1.059.011
2021
3.137
3.372
459
1.100.324
Growth
11,9%
11,7%
9,6%
9,9%
302
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2021 di Jambi direncanakan akan dipenuhi dengan
mengembangkan pembangkit di Jambi dan di daerah lain pada sistem interkoneksi Sumatera. Adapun
pembangkit yang direncanakan berada di Provinsi Jambi mempunyai kapasitas total 1.626 MW seperti
ditampilkan pada Tabel A9.4.
Proyek
Asumsi
Pengembang
Jenis
Payo Selincah
PLTG
Sewa Beli
Sarolangun
PLTU
Swasta
PLTMG
Kuala Tungkal
5
6
Kapasitas
(MW)
100
COD
2012
12
2012
PLN
104
2012/13
PLTU
PLN
2013/14
Batanghari
PLTGU
PLN
30
2013
Tebo
PLTU
PLN
14
2013
Jambi Peaker
PLTG/MG
PLN
100
2015
PLTP
PLN
110
2017
Merangin
PLTA
Swasta
350
2018
10
Jambi (KPS)
PLTU
Swasta
800
2019/20
Jumlah
1.626
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA)
Juta
USD
COD
Bangko
275/150 kV
New
250
21,08
2014
Muara Bungo
275/150 kV
New
250
20,08
2014
275/150 kV
New
500
25,98
2014
275/150 kV
Extension
7,45
2016
500/275 kV
New
500
25,77
2016
Bangko
275/150 kV
Extension
500
17,92
2018
500 kV
Extension
9,82
2018
500 kV
New
9,82
2018
2.000
137,91
Jumlah
303
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA/Bay)
Juta
USD
COD
Aurduri
150/20 kV
Extension
60
1,37
Payoselincah
150/20 kV
Extension
4 LB
2,47
2012
2012
Bangko
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
Muara Sabak
150/20 kV
New
30
3,06
2013
Muaro Bulian
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
Payoselincah
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
Bangko
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
Muara Bulian
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
Muaro Bungo
150/20 kV
Extension
60
1,37
2014
10
Sarolangun
150/20 kV
New
30
3,06
2014
11
Sungai Penuh
150/20 kV
New
30
3,06
2014
12
Sarolangun
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
13
Sungai Penuh
150/20 kV
Extension
30
1,27
2015
14
150/20 kV
New
2 LB
1,79
2016
15
Sungai Penuh
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2016
16
Payoselincah
150/20 kV
Extension
60
1,37
2017
17
Aurduri
150/20 kV
Extension
60
1,37
2018
18
Kuala Tungkal
150/20 kV
New
30
3,06
2018
19
Muara Sabak
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2018
20
Muaro Bungo
150/20 kV
Extension
60
1,37
2018
21
PLTA Merangin
150/20 kV
Extension
4 LB
3,03
2018
22
Muara Sabak
150/20 kV
Extension
30
1,27
2019
23
Bangko
150/20 kV
Extension
30
1,27
2020
24
Payoselincah
150/20 kV
Extension
60
1,37
2020
25
Sarolangun
150/20 kV
Extension
30
1,27
2020
26
Sungai Penuh
150/20 kV
Extension
30
1,27
2021
810
44,39
Jumlah
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan Sistem Sumatera, diperlukan pengembangan transmisi 150 kV, 275 kV
dan 500 kV seperti ditampilkan dalam Tabel A9.7 dan Tabel A9.8.
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
Bangko
150 kV
2 cct, 2 Zebra
Muara Sabak
PLTA Merangin
150 kV
Inc. 1 Pi ( Payo
Selincah Aur Duri )
PLTA Merangin
150 kV
Sungai Penuh
150 kV
2 cct, 1 Hawk
Muara Bulian
Aur Duri
150 kV
2 cct, 1 Hawk
Sarolangun
150 kV
2 cct, 1 Hawk
Sarolangun
Sungai Penuh
150 kV
2 cct, 1 Hawk
Muara Sabak
Muara Rupit
150 kV
2 cct, 1 Hawk
Jumlah
KMS
Juta
USD
COD
36
30,61
2013
2 cct, 2 x 340 mm
22
3,64
2013
2 cct, 2 Zebra
10
24,76
2013
3,32
2013
30
7,20
2014
4,65
2015
4,43
2015
09
6,03
2018
30
84,65
304
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
Dari
PLTU Sumsel-5
2
3
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
275 kV
2 cct, 2 Zebra
20
27,01
2014
Rengat
500 kV
2 cct, 4 Zebra
20
168,00
2016
Muara Enim
500 kV
2 cct, 4 Zebra
40
21,60
2017
780
216,61
Jumlah
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik akan dilakukan penambahan pelanggan baru sebanyak 533 ribu sambungan sampai dengan tahun 2021 atau rata-rata 53 ribu pelanggan per tahun. Selaras
dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 2.726 kms, JTR sekitar 2.565
kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 251 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A9.9.
JTM kms
JTR kms
Trafo MVA
Pelanggan
2012
222
222
20
53.508
2013
226
226
20
75.825
2014
227
227
21
74.890
2015
241
241
22
76.174
2016
253
253
23
70.685
2017
270
270
25
39.026
2018
291
291
28
39.026
2019
311
311
30
34.800
2020
325
359
31
34.800
2021
359
337
32
34.800
2.726
2.565
25
533.534
2012-2021
305
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:44
Nama Pembangkit
Kapasitas
(MW)
Jenis
Pemilik
Pelabuhan Dagang
PLTD
3,15
PLN
Sungai Lokan
PLTD
0,82
PLN
Mendahara Tengah
PLTD
0,43
PLN
Kuala Tungkal
PLTD
4,91
PLN
Batang Asai
PLTD
0,55
PLN
Sarolangun
PLTD
3,00
PLN
PLTMG
7,20
Swasta
Total
20,05
A9.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
sampai tahun 2021 adalah seperti tersebut dalam Tabel A9.11.
Produksi
Energi
(GWh)
Beban
Puncak
(MW)
2012
1.316
1.485
227
124
60
63
2013
1.445
1.603
256
139
210
428
193
2014
1.593
1.725
281
1.120
250
133
2015
1.754
1.892
315
100
30
164
80
2016
1.931
2.080
334
500
420
220
2017
2.128
2.291
355
110
60
240
217
2018
2.346
2.525
377
350
650
109
596
2019
2.590
2.785
402
400
30
543
2020
2.846
3.059
426
400
120
549
2021
3.137
3.372
459
30
27
Growth/
Jumlah
11,9%
11,7%
9,6%
1.626
2.810
966
2.620
Tahun
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
Investasi
(juta US$)
306
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:45
LAMPIRAN A.10
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
A10.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini
Beban puncak sistem kelistrikan Sumatera Selatan saat ini sebesar 615 MW dipasok dari pembangkit
yang terinterkoneksi melalui grid 150 kV dan 70 kV. Untuk sistem isolated yang lokasinya tersebar dipasok dari pembangkit IPP dan PLTD.
Pembangkit yang memasok Provinsi Sumatera Selatan diberikan pada Tabel A10.1
Nama
Kapasitas
(MW)
PLN (Interkoneksi)
829,1
25,0
64,9
50,0
40,0
40,0
40,0
25,2
307
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:45
Kapasitas
(GW)
Nama
PLTG Borang
14,0
20,0
10
60,0
11
12
13
14
60,0
100,0
30,0
260,0
PLN (Isolated)
6,6
15
1,4
16
PLTD Sungsang
1,7
17
1,1
18
1,9
19
IPP
43,8
20
12,0
21
PLTMG Musi II
19,8
22
PLTMG Prabumulih
0,5
12,0
Total
879,4
Kota Palembang dipasok dari ring transmisi 70 kV dan ring transmisi 150 kV, dengan 4 trafo IBT 150/70 kV
yang berada di GI Borang dan GI Keramasan dengan kapasitas 400 MVA. Gardu induk terpasang di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 21 GI dengan total kapasitas trafo 932 MVA, terdiri dari 8 GI 70/20/12 kV
dan 13 GI 150/20 kV.
Tabel A10.2. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada Tahun 2011
No.
Kelompok Tarif
Porsi (%)
Rumah Tangga
Komersil
1.661,5
56%
541,4
18%
Publik
230,9
8%
Industri
547,8
18%
Jumlah
2.981,6
100%
Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik 2012 - 2021 seperti pada Tabel A10.3.
308
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:47
Sales
(GWh)
Produksi
(GWh)
Beban Puncak
(MW)
2012
3.460
3.911
698
1.221.656
2013
3.809
4.217
769
1.353.333
2014
4.194
4.533
845
1.481.381
2015
4.612
4.970
931
1.606.763
2016
5.078
5.465
998
1.732.561
2017
5.599
6.022
1.070
1.823.500
2018
6.174
6.637
1.147
1.914.438
2019
6.817
7.324
1.238
2.005.377
2020
7.537
8.093
1.335
2.096.315
2021
8.320
8.935
1.335
2.166.089
Growth
11,8%
11,6%
9,5%
Pelanggan
8,9%
Potensi
Produksi
757,6 MMSTB
Gas Bumi
24179,5 BSCF
Batubara
9.276.361 ton
183,00 TCF
Belum dimanfaatkan
1.911 MW
Belum dimanfaatkan
Gambut
64.200 Ha
Belum dimanfaatkan
9.385,728 kW
Sebagian dimanfaatkan
Energi Surya
53,85 x 10 MW
Telah dimanfaatkan
Biomassa
16.034,24 GWh
Sebagian dimanfaatkan
Biogas
235,01 kWh
Belum dimanfaatkan
Sumber : Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Prov. Sumatera Selatan 2008
309
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:47
P_57
18
P_57
P_55
18
3
P_56
P_55
3 4
17
P_56
11
5
17
712
11
15
13
01-074-27
10
12
13
01-074-27
10
1615
8
P_59
PLTU 2 x 113 MW
Simpang Belimbing
PLTU
2 x 113 MW
9
Simpang
PLTU 2 x 135 MW Belimbing
9
Keban Agung
PLTU 2 x 135 MW
20 Agung
Keban
16
P_59
19
19
14
20
01-074-15
14
01-074-14
01-074-15
P_53
PLTP 4 x 55 MW
01-074-14
1
Lumut Balai
P_53
PLTP 4 x 55 MW
01-074-07
01-074-02
01-074-07
PLTM 2 x 2,29 MW
01-074-02
Telanai Banding Agung
Lumut Balai
PLTM 2 x 2,29 MW
Telanai Banding Agung
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2021, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 3.015 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel A10.5.
Proyek
Jenis
Asumsi
Pengembangan
Kapasitas
(MW)
COD
Borang
PLTG
Sewa
30
2012
PLTG
PLN
50
2012
Baturaja
PLTU
Swasta
20
2013
PLTGU
Swasta
30
2013
Keramasan
PLTGU
PLN
80
2013/14
Banjarsari
PLTU
Swasta
230
2015
Keban Agung
PLTU
Swasta
225
2015/16
PLTP
Swasta
220
2015/16
Sumsel - 5
PLTU
Swasta
300
2015/16
10
Sumsel - 7
PLTU
Swasta
300
2016
11
PLTU
PLN
600
2017
12
Sumsel - 6
PLTU
PLN
600
2018
13
PLTP
Swasta
220
2018/19
14
Danau Ranau
PLTP
Swasta
110
2020
Jumlah
3.015
310
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:47
Pengembangan PLTU Sumsel-8, PLTU Sumsel-9 dan PLTU Sumsel-10 dengan kapasitas total 3.000 MW
merupakan PLTU batubara mulut tambang dengan memanfaatkan tersedianya cadangan batubara low
rank di Sumatera Selatan. Listrik dari ketiga PLTU tersebut akan disalurkan ke Pulau Jawa melalui transmisi HVDC 500 kV Jawa-Sumatera. Rencana ini dilakukan dengan terlebih dahulu memenuhi kebutuhan
tenaga listrik di Sumatera Selatan pada khususnya dan Sumatera pada umumnya melalui pengembangan
banyak pembangkit batubara, panas bumi dan gas.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)
Pengembangan Gardu Induk
Provinsi Sumsel memerlukan pengembangan GI 150 kV dan 70 kV dengan kapasitas sebesar 2.040 MVA
sampai dengan tahun 2021 seperti pada Tabel A10.5.
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA/BAY)
Juta
USD
COD
Bukit Siguntang
70/20 kV
Extension
30
1,05
2012
Lubuk Linggau
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
Pagar Alam
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2012
Baturaja
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
Betung
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2013
Bukit Siguntang
70/20 kV
Extension
30
1,05
2013
Bungaran
70/20 kV
Extension
30
1,05
2013
Gandus
150/20 kV
New
120
5,77
2013
Kenten
150/20 kV
New
120
7,01
2013
10
Lahat
150/20 kV
Extension
1 LB
0,62
2013
11
Lubuk Linggau
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
12
Pagar Alam
150/20 kV
Extension
1 LB
0,62
2013
13
Sekayu
150/20 kV
New
30
3,06
2013
14
Talang Kelapa
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
15
Tanjung Ap-Api
150/20 kV
New
60
4,33
2013
16
Baturaja
150/20 kV
Extension
60
1,37
2014
17
Bukit Asam
150/20 kV
Extension
60
1,37
2014
18
Gumawang
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
19
Jakabaring
150/20 kV
New
60
4,40
2014
20
Kayu Agung
150/20 kV
New
30
4,29
2014
21
Keramasan
150/20 kV
Extension
60
1,37
2014
22
Keramasan
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
23
Lahat
150/20 kV
Extension
30
1,27
2014
24
Mariana
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
25
Pagar Alam
150/20 kV
Extension
30
1,27
2014
26
Prabumulih
150/20 kV
Extension
60
1,37
2014
27
Betung
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
28
Gumawang
150/20 kV
Extension
30
1,27
2015
29
Lahat
150/20 kV
Extension
4 LB
2,47
2015
30
Lubuk Linggau
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
31
Mariana
150/20 kV
Extension
30
1,27
2015
32
Martapura
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
33
Martapura
150/20 kV
New
30
4,29
2015
34
Muara dua
150/20 kV
New
30
3,06
2015
311
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:48
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(Mva)
Lanjutan
Juta
USD
COD
35
Muara Rupit
150/20 kV
New
30
3,06
2015
36
Sungai Lilin
150/20 kV
New
30
3,06
2015
37
Tebing Tinggi
150/20 kV
New
30
3,06
2015
38
Tugumulyo
150/20 kV
Extension
30
4,29
2015
39
Pendopo
150/20 kV
Extension
30
3,06
2016
40
Prabumulih
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2016
41
Keramasan
150/20 kV
Extension
60
1,37
2017
42
Sungai Lilin
150/20 kV
Extension
30
1,27
2017
43
Bukit Asam
150/20 kV
Extension
60
1,37
2018
44
Kenten
150/20 kV
Extension
60
1,37
2018
45
Pagar Alam
150/20 kV
Extension
30
1,27
2018
46
Talang Kelapa
150/20 kV
Extension
60
1,37
2018
47
Betung
150/20 kV
Extension
30
1,27
2019
48
Gandus
150/20 kV
Extension
60
1,37
2020
49
Kayu Agung
150/20 kV
Extension
30
1,27
2020
50
Pendopo
150/20 kV
Extension
30
1,27
2020
51
Sekayu
150/20 kV
Extension
30
1,27
2020
52
Simpang Tiga
150/20 kV
Extension
60
1,37
2020
53
Tebing Tinggi
150/20 kV
Extension
30
1,27
2020
54
Betung
150/20 kV
Extension
30
1,27
2021
55
Sekayu
150/20 kV
Extension
30
1,27
2021
56
Talang Kelapa
150/20 kV
Extension
60
1,37
2021
57
Tebing Tinggi
150/20 kV
Extension
30
1,27
2021
2.040
109,06
Jumlah
Dari Provinsi Sumatera Selatan juga banyak dikembangkan proyek-proyek GI 275 kV, GI 500 kV dan stasiun konverter transmisi HVDC 500 kV seperti pada Tabel A10.6.
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA)
Juta
USD
COD
Gumawang
275/150 kV
New
500
21,03
2014
Lahat
275/150 kV
New
1.000
35,50
2014
Lubuk Linggau
275/150 kV
New
250
20,32
2014
Lumut Balai
275/150 kV
New
500
24,28
2014
275/150 kV
New
12,08
2015
Betung
275/150 kV
New
500
24,00
2015
Muara Enim
275/150 kV
New
12,21
2015
275/150 kV
New
12,08
2015
500 kV DC
New
3.000
324,00
2016
10
500/275 kV
Extension
1.000
54,31
2017
11
Lubuk Linggau
275/150 kV
Extension
250
7,45
2020
7.000
547,24
Jumlah
312
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:48
Pengembangan Transmisi
Di Provinsi Sumatera Selatan diperlukan pengembangan transmisi 150 kV, 275 kV, 500 kV dan 500 kV DC
sepanjang 2.743 kms sampai dengan tahun 2021 dengan kebutuhan dana sekitar USD 456 juta seperti
ditampilkan dalam Tabel A10.7. dan Tabel A10.8.
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
Lahat
Pagar Alam
150 kV
95
5,24
2012
PLTU Simpang
Belimbing
Lahat
150 kV
120
10,86
2012
Betung
Sekayu
150 kV
2 cct, 1 Hawk
70
3,88
2013
Betung
Talang Kelapa
150 kV
55
8,43
2013
Gandus
Inc. 2 Pi (Keramasan-T.
Kelapa)
150 kV
2 cct, CU 1000
mm2
20
44,40
2013
Kenten
150 kV
0,09
2013
Tanjung Api-Api
150 kV
40
3,62
2013
Baturaja (uprate)
Bukit Kemuning
(uprate)
150 kV
96
12,84
2014
Borang (uprate)
70 kV
2 cct, ACCC
0,70
2014
Baturaja (uprate)
150 kV
78
10,44
2014
Jakabaring
Inc. 2 Pi (KeramasanMariana)
150 kV
0,09
2014
5
6
7
8
9
10
11
12
Kayu Agung
Gumawang
150 kV
2 cct, 2 Zebra
90
20,26
2014
13
Mariana
Kayu Agung
150 kV
2 cct, 2 Zebra
60
13,50
2014
14
Lahat
150 kV
70
3,62
2015
15
Lahat
150 kV
2 cct, 2 Zebra
150
15,76
2015
16
Lubuk Linggau
Tebing Tinggi
150 kV
2 cct, 1 Hawk
120
8,31
2015
Martapura
Inc. 2 pi (Baturaja-B.
Kemuning)
150 kV
2 cct, 1 Hawk
92
6,65
2015
18
Muara Dua
Martapura
150 kV
2 cct, 2 Hawk
120
7,02
2015
19
Sungai Lilin
Betung
150 kV
2 cct, 1 Hawk
20
6,65
2015
Tugumulyo
150 kV
4 cct, 2 Zebra
40
9,00
2015
Muara Dua
150 kV
2 cct, 2 Hawk
90
6,87
2019
17
20
21
Jumlah
1.455
198,22
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
PLTU Sumsel-5
PLTU Sumsel-7
275 kV
2 cct, 2 Zebra
1 24
27,91
Lahat
Lumut Balai
275 kV
2 cct, 2 Zebra
50
11,25
2014
Lumut Balai
Gumawang
275 kV
2 cct, 2 Zebra
405
91,16
2014
Muara Enim
Betung
275 kV
2 cct, 2 Zebra
350
78,78
2015
Muara Enim
Inc. 2 Pi (Gumawang-L.
Balai)
275 kV
4 cct, 2 Zebra
60
13,50
2015
Muara Enim
Perbatasan Sumsel/
Lampung
500 kV DC
2 cct 4 Falcon
200
2,50
2016
Lumut Balai
275 kV
2 cct, 2 Zebra
40
9,00
2018
500 kV
4 cct, 4 Zebra
60
24,00
2018
1.289
258,11
5
6
7
8
Jumlah
313
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:49
Selain proyek-proyek transmisi yang tercantum dalam tabel A10.7 dan tabel A10.8 terdapat pula ruas
transmisi 500 kV AC yang menghubungkan PLTU mulut tambang Sumsel-8, Sumsel-9 dan Sumsel-10 ke
GI 500 kV Muara Enim. Panjang dan rute transmisi 500 kV tersebut akan diketahui setelah ditetapkannya
pemenang lelang ketiga PLTU mulut tambang tersebut.
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan sebesar 1,06 juta pelanggan atau
rata-rata 106 ribu pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan JTM 5.163 kms, JTR sekitar 5.352 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 674 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A10.9.
JTM
JTR (kms)
Trafo
Pelanggan
2012
394
396
44
115.246
2013
410
417
53
131.677
2014
430
439
49
128.048
2015
448
460
60
125.382
2016
481
496
57
125.798
2017
517
536
71
90.939
2018
555
579
68
90.939
2019
593
622
84
90.939
2020
635
669
92
90.939
2021
701
739
95
69.774
5.163
5.352
647
1.059.679
2012-2021
A10.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
sampai tahun 2021 diperlihatkan pada Tabel A10.10.
Produksi
Energi
(GWh)
Beban
Puncak
(MW)
2012
3.460
3.911
698
80
2013
3.809
4.217
769
2014
4.194
4.533
845
2015
4.612
4.970
2016
5.078
2017
2018
Tahun
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
Investasi
(juta US$)
90
215
81
90
600
186
225
40
2.640
911
384
931
603
740
1.042
1.234
5.465
998
673
3.030
200
1.416
5.599
6.022
1.070
600
1.090
876
6.174
6.637
1.147
710
210
40
1.081
2019
6.817
7.324
1.238
110
30
150
325
2020
7.537
8.093
1.335
110
490
317
2021
8.320
8.935
1.335
150
74
11,89%
11,6%
9,5%
3.015
9.070
2.744
6.012
Growth/
Jumlah
314
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:49
LAMPIRAN A.11
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI BENGKULU
A11.1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini
Beban puncak pada sistem kelistrikan Provinsi Bengkulu saat ini mencapai sekitar 123 MW, terdiri dari
101 MW beban puncak interkoneksi dan 22 MW beban puncak sistem isolated. Pasokan utama bersumber dari sistem interkoneksi Sumbagselteng melalui transmisi 150 kV dan 70 kV. Sedangkan sistem isolated dipasok dari PLTD dan PLTMH. Peta kelistrikan Provinsi Bengkulu diperlihatkan pada Gambar A11.1.
Nama Pembangkit
Bahan Bakar
Pemilik
Air
PLN
Kapasita Terpasang
(MW)
PLTA Musi
PLTA Tes
Air
PLN
17,6
PLTD Isolated
HSD
PLN
17,6
PLTD Isolated
HSD
Sewa
8,8
PLTM Isolated
Air
PLN
1,6
Jumlah
210,0
255,6
315
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:49
Tabel A11.2. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada Tahun 2011
No.
Kelompok Tarif
Porsi (%)
Rumah Tangga
357,1
72%
Komersil
71,5
15%
Publik
41,7
8%
Industri
22,8
5%
Jumlah
493,2
100%
Dari realisasi penujualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik 2012 - 2021 dapat dilihat pada Tabel A11.3.
Sales
(GWh)
Produksi
GWh)
Beban Puncak
(MW)
Pelanggan
2012
567
641
120
319.801
2013
624
691
133
359.249
2014
688
743
146
397.766
2015
756
815
154
433.416
2016
833
896
162
456.182
2017
918
987
172
474.850
2018
1.012
1.088
181
484.568
2019
1.118
1.201
192
494.422
2020
1.235
1.327
229
504.413
2021
1.364
1.465
253
514.545
Growth
12,0%
11,3%
10,3%
8,0%
316
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:49
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2021, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit
sebesar 428 MW di 5 lokasi dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel A11.4.
Proyek
Jenis
Asumsi
Pengembang
Kapasitas
(MW)
COD
Ipuh
PLTU
PLN
2013
Muko Muko
PLTU
Swasta
2013
PLTA
Swasta
23
2015
Hululais (FTP2)
PLTP
PLN
110
2016
Ketahun-3
PLTA
PLN
61
2019
Kepahiyang
PLTP
PLN
220
2020
Jumlah
428
317
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:49
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA/Bay)
Juta
USD
COD
Manna
150/20 kV
New
30
3,06
2012
Pekalongan
150/20 kV
Extension
30
1,27
2013
Pekalongan
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2013
Pulau Baai
150/20 kV
New
120
4,54
2013
Argamakmur
150/20 kV
New
30
3,06
2015
Manna
150/20 kV
Extension
30
1,27
2015
Muko-muko/Bantal/Ipuh
150/20 kV
New
30
3,06
2015
Pulau Baai
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
Pekalongan
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2016
10
Bintuhan
150/20 kV
New
30
3,06
2017
11
Manna
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2017
12
Pulau Baai
150/20 kV
Extension
60
1,37
2017
13
Muko-muko/Bantal/Ipuh
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2020
360
26,86
Jumlah
Pengembangan Transmisi
Untuk mengikuti perkembangan gardu induk dan pembangkit, dibutuhkan juga pengembangan jaringan transmisi sepanjang 1.378 kms dengan biaya sebesar US$ 100 juta. Rincian kegiatan terdapat pada
Tabel A11.6.
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
Pagar Alam
Manna
150 kV
2 cct, 1 Hawk
96
5,32
2012
Pekalongan
Pulo Baai
150 kV
2 cct, 2 Hawk
90
6,87
2013
Kambang
Muko-Muko/Bantal/
Ipoh
150 kV
2 cct, 2 Hawk
220
16,79
2015
150 kV
2 cct, 2 Hawk
20
1,53
2015
150 kV
2 cct, 1 Hawk
12
0,66
2015
Pulau Baai
Arga Makmur
150 kV
2 cct, 2 Hawk
180
13,74
2015
Pekalongan
PLTP Hululais
150 kV
2 cct, 2 Hawk
140
9,16
2016
Manna
Bintuhan
150 kV
2 cct, 1 Hawk
09
7,76
2017
PLTA Ketahun
Arga Makmur
150 kV
2 cct, 2 Hawk
60
4,58
2017
10
Muko-Muko/Bantal/
Ipoh
Arga Makmur
150 kV
2 cct, 2 Hawk
360
27,48
2020
11
PLTP Kepahiyang
150 kV
4 cct, 2 Hawk
80
6,11
2020
1.378
99,99
Jumlah
Pengembangan Distribusi
Proyeksi penambahan pelanggan baru mendekati 224 ribu sambungan untuk kurun waktu 2012-2021
atau rata-rata 22 ribu pelanggan per tahun, dengan kebutuhan pertambahan JTM sebanyak 2.135 kms,
JTR sepanjang 2.323 kms dan penambahan kapasitas gardu distribusi sebesar 140 MVA seperti pada
Tabel A11.7.
318
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:49
Tahun
JTR
kms
Trafo
MVA
Pelanggan
2012
192
208
13
29.728
2013
173
188
12
39.448
2014
263
286
18
38.517
2015
132
144
35.650
2016
313
340
17
22.766
2017
147
160
13
18.668
2018
246
268
17
9.718
2019
216
235
15
9.854
2020
216
235
15
9.991
2021
239
260
15
10.132
2.135
2.323
140
224.472
Growth
A11.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
sampai tahun 2021 diperlihatkan pada Tabel A11.8.
Produksi
Energi
(GWh)
Beban
Puncak
(MW)
2012
567
641
120
30
96
21
2013
624
691
133
14
150
90
55
2014
688
743
146
2015
756
815
154
23
90
432
92
2016
833
896
162
110
120
195
2017
918
987
172
90
200
39
2018
1.012
1.088
181
11
2019
1.118
1.201
192
61
111
2020
1.235
1.327
229
220
440
405
2021
1.364
1.465
253
19
Growth/
Jumlah
12,0%
11,3%
10,3%
428
360
1.378
958
Tahun
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
Investasi
(juta US$)
319
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:49
04/02/2013 14:19:49
LAMPIRAN A.12
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI LAMPUNG
A12.1. Kondisi Saat Ini
Sistem ketenagalistrikan di Provinsi Lampung adalah bagian dari sistem interkoneksi Sumatera seperti
ditunjukkan pada Gambar A12.1.
Beberapa sistem di Provinsi Lampung belum tersambung dengan sistem interkoneksi, meliputi sistem
tersebar yang kecil (< 0,5 MW) yang pada umumnya merupakan PLTD Listrik Pedesaan dengan jam operasi 12 jam per hari yang tersebar di lokasi yang terpencil seperti Pulau Sebesi di Lampung Selatan, Pugung
Tampak dan Bengkunat di Lampung Barat.
Sistem kelistrikan Lampung akan dikembangkan untuk mencakup daerah-daerah sebagai berikut: Kota
Agung di Kabupaten Tanggamus, Liwa dan Ulubelu di Kabupaten Lampung Barat, Pakuan Ratu di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Simpang Pematang di Kabupaten Mesuji. Peta kelistrikan Provinsi
Lampung diperlihatkan pada Gambar A12.2.
321
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:49
Beban puncak Lampung pada tahun 2011 adalah 525,80 MW dengan produksi energi 2.970 GWh.
Pembangkit yang berada di Provinsi Lampun ditunjukkan pada Tabel A12.1.
Pembangkit
90
89
30
28
200
200
15
12
14
11
28
20
337
361
Jumlah
322
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:49
Tabel A12.2. Komposisi Penjualan per Sektor Pelanggan pada Tahun 2011
No.
Kelompok Tarif
Rumah Tangga
2
3
4
Porsi (%)
1.456,77
60,05
Komersil
407,50
16,80
Publik
166,69
6,87
Industri
394,98
16,28
Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terkahir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang, maka
proyeksi kebutuhan listrik 2012-2021 dapat dilihat pada Tabel A12.3.
Tahun
Produksi
(GWh)
Beban Puncak
(MW)
Pelanggan
2012
2.777
3.142
570
1.357.433
2013
3.057
3.399
616
1.483.537
2014
3.366
3.684
666
1.602.488
2015
3.702
4.038
729
1.728.665
2016
4.076
4.439
800
1.845.562
2017
4.494
4.889
880
1.962.459
2018
4.956
5.386
968
2.024.408
2019
5.472
5.940
1.066
2.075.366
2020
6.049
6.560
1.175
2.126.325
2021
6.679
7.313
1.308
2.163.990
Growth
11,5%
10,9%
10,1%
7,9%
Area
Way Umpu
Danau Ranau
Purunan
Gn. Sekincau
Regency
Way Kanan
Speculative
Reserve (Mwe)
Hipothetic
Possible
Probable
Proven
100
Lampung Barat
185
222
37
Lampung Barat
25
Lampung Barat
100
130
Bacingot
Lampung Barat
225
Suoh Antata
Lampung Barat
163
300
Pajar Bulan
Lampung Barat
100
323
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
Area
Regency
Ulu Belu
Tanggamus
10
Lempasing
Lampung selatan
11
Way Ratai
Lampung selatan
12
Kalianda
13
Pmt. Belirang
Speculative
Hipothetic
Possible
Probable
Proven
156
380
110
225
194
Lampung selatan
40
40
Lampung selatan
225
925
838
1.072
37
110
Reserve (Mwe)
Lokasi
Kapasitas
(MW)
Besai / Umpu
16,00
7,50
Giham Pukau
80,00
Giham Aringik
1,60
Tangkas
Campang Limau
978,00
Sinar Mulia
600,00
Way Abung
600,00
Way Umpu
II
Seputih / Sekampung
Bumiayu
1,00
III
Semangka
39,20
Semangka Atas I
39,20
Semangka Atas II
26,8
28,2
Semangka Bawah I
35,5
Semangka Bawah II
40,4
Semung I
23,8
Semung II
38,7
Semung III
11,6
Manula I
5,7
10
Manula II
8,4
11
Simpang Lunik I
6,1
12
Simpang Lunik II
3,8
13
3,9
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2021, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit
sekitar 1.311 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada Tabel A12.6.
324
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
Proyek
Asumsi
Pengembang
Jenis
Kapasitas
(MW)
COD
Tarahan (FTP1)
PLTU
PLN
200
2012
Ulubelu #1,2
PLTP
PLN
110
2012
Lampung Peaker
PLTG/MG
PLN
100
2015
Tarahan #5,6
PLTU
Sewa
240
2015
Semangka (FTP2)
PLTA
Swasta
56
2016
PLTP
Swasta
110
2016/17
Rajabasa (FTP2)
PLTP
Swasta
220
2017
Suoh Sekincau
PLTP
Swasta
220
2018/19
Wai Ratai
PLTP
Swasta
55
2019
Jumlah
1.311
Pengembangan GI
Di Provinsi Lampung direncanakan pembangunan GI baru dan pengembangan GI existing sampai dengan
tahun 2021 seperti diperlihatkan pada Tabel A12.7.
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(MVA/BAY)
Juta
USD
COD
Adijaya
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
Bukit Kemuning
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
Kalianda
150/20 kV
Extension
30
1,27
2012
Kotabumi
150/20 kV
Extension
60
1,37
2012
Ulubelu
150/20 kV
New
30
3,06
2012
Dipasena
70/20 kV
New
90
4,51
2013
Menggala
150/20 kV
Extension
30
1,27
2013
Menggala
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2013
Metro
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
10
Natar
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
11
New Tarahan
150/20 kV
Extension
30
1,27
2013
12
New Tarahan
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
13
Pagelaran
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
14
Seputih Banyak
70/20 kV
New
100
2,41
2013
15
Sribawono
150/20 kV
Extension
60
1,37
2013
16
Sribawono
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2013
17
Sukarame
150/20 kV
Extension
30
1,27
2013
18
Bukit Kemuning
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
19
Kota Agung
150/20 kV
New
30
3,06
2014
20
Kotabumi
150/20 kV
Extension
60
1,37
2014
21
Liwa
150/20 kV
New
30
3,06
2014
22
Pagelaran
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
23
Seputih Banyak
150/20 kV
Extension
30
1,27
2014
24
Tegineneng
150/20 kV
Extension
60
1,37
2014
25
Blambangan Umpu
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
26
Dipasena
150/20 kV
New
120
4,54
2015
27
Gedong Tataan
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
28
Gedong Tataan
150/20 kV
New
60
4,33
2015
325
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
Kapasitas
(Mva)
Lanjutan
Juta
USD
COD
29
Gumawang
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
30
Kalianda
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
31
Ketapang
150/20 kV
New
30
3,06
2015
32
Mesuji
150/20 kV
New
30
3,06
2015
33
Mesuji
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
34
Pagelaran
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2015
35
Teluk Ratai
150/20 kV
New
30
3,06
2015
36
Adijaya
150/20 kV
Extension
30
1,27
2016
37
Jati Agung
150/20 kV
New
30
3,06
2016
38
Menggala
150/20 kV
Extension
60
1,37
2016
39
New Tarahan
150/20 kV
Extension
60
1,37
2016
40
Pakuan Ratu
150/20 kV
New
41
Sukarame
150/20 kV
Extension
42
Sutami
150/20 kV
43
Kalianda
150/20 kV
44
Langkapura
150/20 kV
New
45
Besai
150/20 kV
Extension
46
Mesuji
150/20 kV
Extension
47
Tegineneng
150/20 kV
Extension
48
Bengkunat
150/20 kV
New
30
3,06
2019
49
Jati Agung
150/20 kV
Extension
30
1,27
2019
50
Ketapang
150/20 kV
Extension
30
1,27
2019
51
Liwa
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2019
52
Pakuan Ratu
150/20 kV
Extension
30
1,27
2019
53
Sukarame
150/20 kV
Extension
60
1,37
2019
54
Teluk Ratai
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2019
55
Kotabumi
150/20 kV
Extension
60
1,37
2020
56
Langkapura
150/20 kV
Extension
60
1,37
2020
57
Sribawono
150/20 kV
Extension
60
1,37
2020
58
Adijaya
150/20 kV
Extension
60
1,37
2021
59
Bukit Kemuning
150/20 kV
Extension
60
1,37
2021
60
Seputih Banyak
150/20 kV
Extension
60
1,37
2021
2.200
106,30
30
3,06
2016
2 LB
1,23
2016
Extension
30
1,27
2016
Extension
2 LB
1,23
2017
60
3,17
2017
2 LB
1,23
2018
30
1,27
2018
60
1,37
2018
Jumlah
Pengembangan Transmisi
Pengembangan transmisi 150 kV dan 500 kV sampai dengan 2021 sepanjang 1.457 kms diperlihatkan
pada Tabel A12.8.
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
PLTU Tarahan
(FTP1)
Inc. 2 Pi (New
Tarahan-Kalianda)
150 kV
2 cct, 2 Zebra
0,23
2012
Ulubelu
Inc. 1 Pi (BatutegiPagelaran)
150 kV
2 cct, 2 Hawk
40
3,05
2012
Bukit Kemuning
(uprate)
Kotabumi (uprate)
150 kV
68
9,04
2013
326
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
Dari
Ke
Tegangan
Konduktor
KMS
Juta
USD
COD
Seputih Banyak
Dipasena
70 kV
2 cct, 1 Hawk
Sutami (uprate)
Natar (uprate)
150 kV
Bukit Kemuning
Liwa
150 kV
2 cct, 1 Hawk
Menggala
Seputih Banyak
150 kV
2 cct, 2 Zebra
Pagelaran
Kota Agung
150 kV
2 cct, 1 Hawk
Gedon Tataan
Teluk Ratai
150 kV
2 cct, 1 Hawk
10
Gumawang
Mesuji
150 kV
11
Kalianda
Ketapang
150 kV
12
Mesuji
Dipasena
13
Pagelaran
Gedong Tataan
14
Ulubelu
15
Pakuan Ratu
Blambangan Umpu
16
PLTA Semangka
Kota Agung
150 kV
2 cct, 1 Hawk
60
3,32
2016
17
Sukarame
Jatiagung
150 kV
16
35,52
2016
18
Kalianda
PLTP Rajabasa
150 kV
2 cct, 2 Hawk
40
3,05
2017
Langkapura
Inc. 2 Pi (Natar-Teluk
Betung)
150 kV
2 cct, 1 Hawk
0,11
2017
19
120
9,16
2013
60
8,08
2013
80
4,43
2014
120
27,01
2014
80
4,43
2014
60
3,32
2015
2 cct, 2 Hawk
160
12,21
2015
2 cct, 2 Hawk
90
6,87
2015
150 kV
2 cct, 2 Hawk
152
11,60
2015
150 kV
2 cct, 2 Hawk
60
4,58
2015
150 kV
2 cct, 1 Hawk
20
1,11
2015
150 kV
2 cct, 2 Zebra
30
6,75
2016
20
Besai
150 kV
2 cct, 1 Hawk
38
2,11
2018
21
Liwa
Bengkunat
150 kV
2 cct, 1 Hawk
120
6,65
2019
22
Teluk Ratai
150 kV
2 cct, 1 Hawk
40
2,22
2019
1.457
164,86
Jumlah
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, penambahan pelanggan baru sampai dengan 2021 adalah 923 ribu pelanggan atau rata-rata 92 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan
tersebut, diperlukan pembangunan JTM 1.937 kms, JTR sekitar 1.823 kms dan tambahan kapasitas trafo
distribusi sekitar 672 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A12.9.
JTM
kms
JTR
kms
Trafo
MVA
Pelanggan
2012
235
221
89
116.409
2013
224
211
86
126.104
2014
231
217
85
118.951
2015
217
204
71
126.177
2016
145
137
54
116.897
2017
154
145
55
116.897
2018
164
154
56
61.949
2019
175
164
57
50.959
2020
187
176
59
50.959
2021
2012-2021
206
194
60
37.664
1.937
1,823
672
922.966
327
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
A12.4. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
sampai tahun 2021 diberikan pada Tabel A12.10.
Energy Sales
(GWh)
Produksi Energi
(GWh)
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
Investasi
(juta US$)
2012
2.777
570
570
310
210
41
517
2013
3.057
616
616
580
248
90
2014
3.366
666
666
210
280
91
2015
3.702
729
729
340
270
542
160
2016
4.076
800
800
111
240
706
318
2017
4.494
880
880
275
60
42
653
2018
4.956
968
968
110
90
38
280
2019
5.472
1.066
1.066
165
180
160
427
2020
6.049
1.175
1.175
180
41
2021
6.679
1.308
1.308
180
43
Growth/
Jumlah
11,5%
10,9%
10,1%
1.311
2,200
2.057
2.621
328
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
LAMPIRAN A.13
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (PERSERO)
DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
A13.1. Kondisi Saat Ini
Sistem kelistrikan di Kalimantan Barat terdiri atas satu sistem interkoneksi 150 kV dan beberapa sistem
isolated. Sistem interkoneksi meliputi sekitar Pontianak hingga Singkawang. Sistem isolated terdiri atas
sistem Sambas, Bengkayang, Ngabang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Putussibau, Ketapang,
Sukadana dan sistem tersebar.
Beban puncak di sistem kelistrikan Kalimantan Barat pada tahun 2011 adalah 286 MW dengan produksi
1.616 GWh. Sistem interkoneksi merupakan yang terbesar dimana sekitar 67% produksi listrik di Kalimantan Barat berada di sistem ini. Tabel A13.1 memperlihatkan komposisi sistem kelistrikan di Kalimantan Barat.
Produksi
GWh
Beban Puncak
(MW)
Faktor Beban
(%)
Interkoneksi
1.182
67,9
202
70,7
Bengkayang
21
1,4
1,5
Sambas
68
4,1
14
4,9
Ngabang
22
1,3
1,6
Sanggau
65
3,7
14
4,9
Sekadau
16
1,0
1,2
Sintang
73
4,3
14
4,9
Putusibau
24
1,5
1,6
Nangapinoh
26
1,5
1,6
119
7,4
20
7,0
1.616
100,0
286
100,0
Ketapang
Total
Pertumbuhan penjualan 5 tahun terakhir sangat tinggi, yaitu rata-rata 9,1% per tahun. Penjualan tenaga
listrik diserap oleh konsumen rumah tangga dan sosial (61%), konsumen komersil (28%), konsumen industri (5%) dan konsumen publik (6%).
Pada saat ini hampir 100% pasokan listrik di Kalimantan Barat bersumber dari pembangkit berbahan bakar minyak. Kecukupan dan keandalan pasokan masih relatif rendah karena umur beberapa mesin diesel
sudah tua dan cadangan pembangkitan tidak memadai.
Kapasitas pembangkit adalah 415 MW dengan daya mampu 355 MW seperti diperlihatkan pada Tabel
A13.2.
329
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
Tabel A13.2. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit per 2011
Daya Terpasang
(MW)
Sistem
Interkoneksi
Daya Mampu
(MW)
259
Bengkayang
Sambas
219
15
15
Ngabang
Sanggau
17
16
Sekadau
Sintang
20
18
Putusibau
Nangapinoh
Ketapang
27
24
Tersebar
50
37
415
355
Total
Tabel A13.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik (Sistem Interkoneksi dan Isolated)
Tahun
Sales
(GWh)
Produksi
(GWh)
Beban Puncak
(MW)
Pelanggan
2012
1.588
1.844
335
706.424
2013
1.745
1.996
362
764.078
2014
1.904
2.201
397
824.541
2015
2.068
2.385
429
880.923
2016
2.246
2.586
464
939.436
2017
2.439
2.806
502
997.983
2018
2.647
3.044
543
1.056.565
2019
2.873
3.302
587
1.115.183
2020
3.117
3.581
634
1.140.639
2021
3.382
3.885
686
1.168.512
Growth
10,2%
10,2%
10,1%
7,4%
Beban puncak sistem interkoneksi pada tahun 2011 adalah 202 MW, dan sejalan dengan rencana pengembangan transmisi 150 kV hingga mengambil alih beban pada sistem-sistem isolated (Sistem Sambas,
Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Ngabang dan Ketapang) maka beban puncak grid 150 kV pada
tahun 2021 menjadi 609 MW atau tumbuh rata-rata 12,1% per tahun. Sedangkan sistem-sistem isolated
kecil lainnya masih tetap beroperasi isolated.
330
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
Proyek
Jenis
Asumsi
Pengembang
Kapasitas
(MW)
COD
Nanga Pinoh
PLTGB
PLN
2013
Putussibau (FTP2)
PLTGB
PLN
2013
Riam Badau
PLTA
PLN
0,2
2013
PLTU
PLN
55
2014
PLTU
PLN
100
2014
Sanggau
PLTU
PLN
14
2014
Sintang
PLTU
PLN
21
2014
Ketapang (FTP2)
PLTU
PLN
20
2015
Ketapang (FTP2)
PLTU
Swasta
14
2015
10
PLTU
PLN
100
2015
11
Kalbar-1
PLTU
PLN
200
2017/18
12
Pontianak Peaker
PLTG/MG
PLN
100
2019
13
Nanga Pinoh
PLTA
PLN
98
2020
Jumlah
736,2
331
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
Dengan pola transfer energi seperti ini PLN akan terhindar dari membakar BBM untuk pembangkit beban puncak dalam periode sampai dengan tahun 2019, namun untuk mengurangi ketergantungan yang
sangat besar terhadap pasokan/impor dari Sarawak, maka direncanakan pula pembangunan pembangkit peaker (PLTG/PLTMG) dengan kapasitas 100 MW yang akan beroperasi pada tahun 2019 dan menggunakan bahan bakar LNG.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)
Pengembangan GI
Di Provinsi Kalimantan Barat akan akan dikembangkan GI 150 kV baru dan pengembangan trafo GI
existing sebesar 930 MVA. Selain itu akan dibangun pula GI 275 kV sebagai simpul interkoneksi antara
Kalimantan Barat dan Serawak. Rencana pembangunan GI diberikan pada Tabel A13.5 dan Tabel A13.6.
Gardu Induk
Tegangan
New/
Extension
150/20 kV
New
Kapasitas
(MVA/BAY)
3,06
COD
Kota Baru
Parit Baru
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2012
Sei Raya
150/20 kV
Extension
120
2,75
2012
Sei Raya
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2012
150/20 kV
New
30
4,29
2013
Sambas
150/20 kV
New
30
3,06
2013
Siantan
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2013
Singkawang
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2013
Tayan
150/20 kV
New
30
3,06
2013
10
Bengkayang
150/20 kV
New
30
5,33
2014
11
Mempawah
150/20 kV
Extension
30
1,27
2014
12
Ngabang
150/20 kV
New
30
4,29
2014
13
Sanggau
150/20 kV
New
30
4,29
2014
14
Siantan
150/20 kV
Extension
60
1,37
2014
15
Tayan
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2014
16
Tayan
150/20 kV
Extension
4 LB
2,47
2014
17
Sekadau
150/20 kV
New
30
4,29
2015
18
Singkawang
150/20 kV
Extension
30
1,27
2015
19
Sintang
150/20 kV
New
60
4,33
2016
20
Nanga Pinoh
150/20 kV
New
30
3,06
2016
21
Sanggau
150/20 kV
Extension
30
1,27
2016
22
Sintang
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2016
23
Ketapang
150/20 kV
New
60
5,56
2017
24
Kota Baru 2
150/20 kV
New
30
3,06
2017
25
Nanga Pinoh
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2017
26
Parit Baru
150/20 kV
Extension
30
1,27
2017
27
Sandai
150/20 kV
New
30
4,29
2017
28
Sukadana
150/20 kV
New
30
4,29
2017
29
Putussibau
150/20 kV
New
30
3,06
2017
30
Sintang
150/20 kV
Extension
2 LB
1,23
2020
31
Sambas
150/20 kV
Extension
30
1,27
2018
32
Siantan
150/20 kV
Extension
60
1,37
2019
33
Kota Baru
150/20 kV
Extension
30
1,27
2020
930
84,78
Jumlah
30
Juta
USD
2012
332
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
Tegangan
New/
Extension
275/150 kV
New
Gardu Induk
Bengkayang
Jumlah
Kapasitas
(Mva)
Juta
USD
250
25,98
250
25,98
COD
2014
Pengembangan Transmisi
Pengembangan jaringan transmisi sampai dengan tahun 2021 di Kalimantan Barat adalah seperti terlihat
pada Tabel A13.7.
Parit Baru
Kota Baru
150 kV
2 cct, 1 Hawk
40
2,22
2013
Sei Raya
Kota Baru
150 kV
2 cct, 1 Hawk
32
1,77
2013
Siantan
Tayan
150 kV
2 cct, 2 Hawk
184
10,19
2013
Singkawang
Bengkayang
150 kV
2 cct, 2 Hawk
120
6,65
2013
Singkawang
Sambas
150 kV
2 cct, 1 Hawk
126
6,98
2013
Bengkayang
Ngabang
150 kV
2 cct, 2 Hawk
180
9,97
2014
Ngabang
Tayan
150 kV
2 cct, 2 Hawk
110
6,09
2014
Tayan
Sanggau
150 kV
2 cct, 2 Hawk
180
9,97
2014
10
Sanggau
Sekadau
150 kV
2 cct, 2 Hawk
100
5,54
2015
11
Sintang
Sekadau
150 kV
2 cct, 2 Hawk
180
9,97
2016
12
Sintang
Nanga Pinoh
150 kV
2 cct, 2 Hawk
180
9,97
2016
13
Ketapang
Sukadana
150 kV
2 cct, 2 Hawk
200
15,27
2017
14
Nanga Pinoh
Kota Baru 2
150 kV
2 cct, 1 Hawk
1 80
9,97
2017
15
Sandai
Tayan
150 kV
2 cct, 2 Hawk
300
22,90
2017
16
Sukadana
Sandai
150 kV
2 cct, 2 Hawk
180
13,74
2017
17
Sintang
Putusibau
150 kV
2 cct, 2 Hawk
300
22,90
2017
2.632
166,33
Jumlah
Ke
Inc. 2 pi (SingkawangMempawah)
Tegangan
150 kV
Konduktor
2 cct, 1 Hawk
KMS
Juta
USD
No
40
2,22
COD
2012
Untuk mewujudkan interkoneksi antara Kalimantan Barat dan Sarawak tersebut, PLN berencana membangun transmisi 275 kV sepanjang 180 kms dari GI Bengkayang ke perbatasan negara dan trafo IBT
berkapasitas 250 MVA.
333
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:50
The image cannot be displayed. Your computer may not have enough
RENCANA
PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN
memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart
your computer,
and then open theBARAT
file again. If 2011
the red x still
appears, you
KALIMANTAN
- 2020
BIAWAK
GI. SAMBAS
Thn2013
SERIKIN
KUCHING
GI MAMBONG (MATANG)
JAGOI BABANG
BATU KAYA
TEBEDU
GI. SINGKAWANG
Thn 2009
GI. NGABANG
Thn2014
55 km
GI. SIANTAN
GI. TAYAN
GI. SEI RAYA Thn2013
GI. KOTA BARU
Thn 2011
PLTU PONTIANAK-3
2X25 MW (2016)
GI. PUTUSIBAU
Thn 2017
BADAU
ENTIKONG
GI & GITET. BENGKAYANG
Thn 2014
GI SANGGAU
Thn 2014
GI. SINTANG
Thn 2016
GI. SEKADAU
Thn 2015
PLTU SANGGAU (PLN); 2 X
7 MW (2014)
GI. K0TA
BARU22017
GI. SUKADANA
Thn 2017
GI. SANDAI
Thn 2017
GI.GI
KUALA
KURUN
Kuala
Kurun
GI. KETAPANG
Thn 2017
PLTU KETAPANG (IPP) ; 2 X7 MW (2012)
KETERANGAN :
Gardu Induk 275 kV Rencana
Transmisi 275 kV Rencana
Transmisi 150 kV Eksisting
Transmisi 150 kV Rencana
Gardu Induk 150 kV Eksisting
Gardu Induk 150 kV Rencana
PLTU Rencana
PLTMH Rencana
Listrik Perbatasan Eksisting
Listrik Perbatasan Rencana
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan sebanyak 52 ribu
sambungan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut diperlukan pembangunan JTM
1.458 kms, JTR sekitar 4.166 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi 643 MVA sampai dengan tahun
2021 seperti ditampilkan dalam Tabel A13.8.
JTM
kms
JTR
kms
Trafo
MVA
Pelanggan
2012
122
349
65
53.041
2013
111
318
56
57.653
2014
117
335
52
60.464
2015
124
354
59
56.382
2016
141
401
62
58.512
2017
149
425
64
58.547
2018
158
451
67
58.582
2019
167
477
70
58.618
2020
177
506
74
25.456
2021
192
549
75
27.873
1.458
4.166
643
515.129
2012-2021
334
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:51
A13.5. Ringkasan
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi
sampai tahun 2021 diberikan pada Tabel A13.9.
Energy Sales
(GWh)
Produksi Energi
(GWh)
Pembangkit
(MW)
GI
(MVA)
Transmisi
(kms)
Investasi
(juta US$)
2012
1.588
1.844
335
150
40
36
2013
1.745
1.996
362
48
90
502
160
2014
1.904
2.201
397
190
520
930
482
2015
2.068
2.385
429
100
30
190
2016
2.246
2.586
464
60
180
42
2017
2.439
2.806
502
100
180
860
260
2018
2.647
3.044
543
100
30
183
2019
2.873
3.302
587
100
60
96
2020
3.117
3.581
634
98
60
300
208
2021
3.382
3.885
686
45
Growth/
Jumlah
10,2%
10,2%
10,1%
736
1.180
2.812
1.701
335
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2012-2021
04/02/2013 14:19:51
04/02/2013 14:19:51
A14
Neraca Daya Sistem-Sistem Isolated
Wilayah Operasi Indonesia Barat
A14.1.
A14.2.
A14.3.
A14.4.
A14.5.
A14.6.
04/02/2013 14:19:51
04/02/2013 14:19:51
Lampiran A14.1
NERACA DAYA SISTEM ISOLATED
PROVINSI ACEH
04/02/2013 14:19:51
340
04/02/2013 14:19:51
MW
%
Beban Puncak
Load Faktor
MW
MW
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
Marcedes MTU
Caterpillar
Caterpillar
Caterpillar
PLTP
MW
MW
MW
MW
MW
Jaboi (FTP2)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
0,4
1,0
1,4
2,4
6,7
1,3
1,4
0,9
0,9
0,7
0,2
6,68
0,7
7,4
65,2
3,8
21,9
2012
2,3
1,4
4,0
5,4
11,7
1,4
0,9
0,9
0,7
0,2
3,71
0,4
4,1
65,5
4,0
23,0
2013
PLTP
Sabang (FTP2)
PLTD
Genset BPKS
Tambahan Kapasitas
PLTD
Sewa Diesel
PLTD Sewa
PLTD
Marcedes MTU
MW
Kapasitas Terpasang
Pasokan
GWh
Unit
Produksi Energi
Kebutuhan
Pasokan/Kebutuhan
2,1
1,4
4,0
5,4
11,7
1,4
0,9
0,9
0,7
0,2
3,71
0,4
4,1
65,7
4,2
24,1
2014
1,9
1,4
4,0
5,4
11,7
1,4
0,9
0,9
0,7
0,2
3,71
0,4
4,1
66,0
4,4
25,2
2015
1,7
1,4
4,0
5,4
11,7
1,4
0,9
0,9
0,7
0,2
3,71
0,4
4,1
66,2
4,5
26,3
2016
2,5
3,5
4,0
7,5
14,7
1,3
1,4
0,9
0,9
0,7
0,2
6,68
0,7
7,4
66,4
4,7
27,4
2017
2,3
3,5
4,0
7,5
14,7
1,3
1,4
0,9
0,9
0,7
0,2
6,68
0,7
7,4
66,6
4,9
28,5
2018
9,2
3,5
4,0
7,5
21,7
10
1,4
0,9
0,9
0,7
0,2
3,71
0,4
4,1
66,8
5,1
29,6
2019
9,0
3,5
4,0
7,5
21,7
1,4
0,9
0,9
0,7
0,2
3,71
0,4
4,1
67,0
5,2
30,7
2020
8,7
3,5
4,0
7,5
21,7
1,4
0,9
0,9
0,7
0,2
9,62
1,1
10,7
67,0
5,4
31,9
2021
341
04/02/2013 14:19:51
MW
%
Load Faktor
MW
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
Cummins
Caterpillar
Caterpillar
Caterpillar
MW
MW
MW
MW
MW
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
6,2
2,4
4,5
6,9
22,1
2,0
9,0
0,2
0,5
0,9
0,7
3,0
4,8
1,0
1,3
22,1
1,2
23,3
56,7
9,1
45,0
2012
5,7
2,4
4,5
6,9
22,1
2,0
9,0
0,2
0,5
0,9
0,7
3,0
4,8
1,0
1,3
22,1
1,2
23,3
56,7
9,5
47,3
2013
2014
PLTD
Sewa Diesel
Sewa
PLTD
PLTD
MTU
PLTD
Merrless
MAK
PLTD
SWD 6 FG
PLTD Suak
MW
MW
Kapasitas Terpasang
Pasokan
GWh
Beban Puncak
Unit
Produksi Energi
Kebutuhan
Pasokan/Kebutuhan
2015
2017
2018
2019
2016
2021
342
04/02/2013 14:19:52
MW
%
MW
Load Faktor
Kapasitas Terpasang
PLTD
PLTD
SWD 6FG
SWD 9F
Surplus/Defisit
1,0
1,5
1,2
1,0
1,1
2,1
9,7
4,0
1,5
2,2
0,7
2,0
9,7
0,6
10,4
60,2
6,5
34
2013
2014
2015
Catatan: Surplus/Defisit dapat di supplay dari Sistem Blangpidre dan Sistem Kuta Fajar
MW
MW
Operasi
1,1
2,1
MW
MW
Cadangan
MW
Pemeliharaan
9,7
PLTD
Jumlah Kapasitas
4,0
1,5
2,2
0,7
Sewa Diesel
Sewa
PLTD
PLTD
2,0
9,73
Pembangkit PLN
PLTD Tapaktuan
0,6
10,4
60,2
6,2
32,5
2012
Derating Kapasitas
Pasokan
GWh
Beban Puncak
Unit
Produksi Energi
Kebutuhan
Pasokan/Kebutuhan
2017
2018
2019
2016
2021
343
04/02/2013 14:19:52
MW
%
Load Faktor
MW
Derating Capacity
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD Singkil
PLTD Sewa
PLTB
MW
MW
MW
MW
MW
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
9,1
0,9
1,0
1,9
23,8
10
9,0
1,2
0,0
4,5
12,8
1,9
14,7
54
13
60
2012
PLTU
Tambahan Kapasitas
PLTD
PLTD Rimo
Pembangkit PLN
MW
Kapasitas Terpasang
Pasokan
GWh
Beban Puncak
Unit
Produksi Energi
Kebutuhan
Pasokan/Kebutuhan
8,1
0,9
1,0
1,9
23,8
9,0
1,2
0,0
4,5
12,8
1,9
14,7
54
14
65
2013
2014
2017
2018
2019
2016
2015
2021
344
04/02/2013 14:19:52
Pasokan/Kebutuhan
Load Faktor
PLTD
PLTD
SWD 8FG
Cummins
MW
MW
MW
MW
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
0,9
0,9
2,0
2,8
14,6
2,0
5,0
1,5
1,7
0,6
2,0
2,6
14,57
0,8
15,3
55,4
10,8
52,6
2012
0,2
0,9
2,0
2,8
14,6
2,0
5,0
1,5
1,7
0,6
2,0
2,6
14,57
0,8
15,3
55,4
11,6
56,3
2013
2014
2015
MW
MW
PLTD
PLTD Sewa
Turbin WKC
PLTD
PLTD
SWD 6TM
PLTM Sepakat
PLTD
MTU
PLTD Kuning
Pembangkit PLN
Derating Capacity
Kapasitas Terpasang
MW
MW
Pasokan
GWh
Beban Puncak
Unit
Produksi Energi
Kebutuhan
2017
2018
2019
2016
2021
345
04/02/2013 14:19:52
Pasokan/Kebutuhan
MW
%
Load Faktor
MW
MW
PLTD
PLTM
Pembangkit PLN
PLTD Rema
PLTM
MW
MW
MW
MW
MW
Putri Betung
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Tambahan Kapasitas
PLTD
MW
Derating Capacity
Sewa
MW
Kapasitas Terpasang
Pasokan
GWh
Beban Puncak
Unit
Produksi Energi
Kebutuhan
1,1
0,8
1,0
1,8
7,0
0,3
2,0
0,2
1,4
3,6
6,7
0,5
7,2
43
16
2012
0,8
0,8
1,0
1,8
7,0
2,0
0,2
1,4
3,6
6,7
0,5
7,2
43
17
2013
0,6
0,8
1,0
1,8
7,0
2,0
0,2
1,4
3,6
6,7
0,5
7,2
43
18
2014
2015
2017
2018
2019
2020
2016
346
04/02/2013 14:19:52
Pasokan/Kebutuhan
MW
%
Load Faktor
Derating Capacity
PLTD
PLTMH
PLTD
PLTMH Angkup
PLTD Sewa
MW
MW
MW
MW
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
0,0
1,4
2,8
4,2
23,1
1,5
7,5
6,0
0,6
0,4
0,3
9,1
2,4
24,0
36,5
18,9
60,4
2012
MW
Jumlah Kapasitas
Cadangan
KERPAP
IPP/Beli Energi
Tambahan Pembangkit
PLTMH
PLTD
PLTD Janarata
PLTD
PLTD Ayangan
Pembangkit PLN
MW
MW
Kapasitas Terpasang
Pasokan
GWh
Beban Puncak
Unit
Produksi Energi
Kebutuhan
0,3
1,4
2,8
4,2
24,4
9,0
6,0
0,6
0,4
0,3
9,1
2,5
25,5
36,5
20
64
2013
2014
2015
2017
2018
2019
2016
2021
347
04/02/2013 14:19:52
MW
%
Beban Puncak
Load Faktor
MW
MW
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
MTU
Caterpillar
Caterpillar
Wartsilla
MW
MW
MW
Surplus/Defisit
MW
Cadangan
Operasi
MW
Jumlah Kapasitas
Pemeliharaan
PLTU
Tambahan Kapasitas
PLTD
PLTD
MTU
PLTD Sewa
PLTD
MTU
PLTD Lasikin
MW
Kapasitas Terpasang
Pasokan
GWh
Unit
Produksi Energi
Kebutuhan
Pasokan/Kebutuhan
0,7
1,1
1,1
2,2
6,3
2,0
2,2
0,9
0,6
0,6
0,5
0,4
6,3
0,7
7,0
64
20
2012
0,4
1,1
1,1
2,2
6,3
2,0
2,2
0,9
0,6
0,6
0,5
0,4
6,3
0,7
7,0
64
21
2013
6,5
1,1
7,0
8,1
18,5
14
2,2
0,9
0,6
0,6
0,5
0,4
4,5
0,5
5,0
64
22
2014
6,3
1,1
7,0
8,1
18,5
2,2
0,9
0,6
0,6
0,5
0,4
4,5
0,5
5,0
64
23
2015
6,1
1,1
7,0
8,1
18,5
2,2
0,9
0,6
0,6
0,5
0,4
4,5
0,5
5,0
64
24
2016
5,9
1,1
7,0
8,1
18,5
2,2
0,9
0,6
0,6
0,5
0,4
4,5
0,5
5,0
64
25
2017
5,7
1,1
7,0
8,1
18,5
2,2
0,9
0,6
0,6
0,5
0,4
4,5
0,5
5,0
64
27
2018
5,5
1,1
7,0
8,1
18,5
2,2
0,9
0,6
0,6
0,5
0,4
4,5
0,5
5,0
64
28
2019
5,3
1,1
7,0
8,1
18,5
2,2
0,9
0,6
0,6
0,5
0,4
4,5
0,5
5,0
64
29
2020
5,0
1,1
7,0
8,1
18,5
2,2
0,9
0,6
0,6
0,5
0,4
4,5
0,5
5,0
64
30
2021
04/02/2013 14:19:52
Lampiran A14.2
NERACA DAYA SISTEM ISOLATED
PROVINSI SUMATERA UTARA
04/02/2013 14:19:52
350
04/02/2013 14:19:52
MW
Derating Kapasitas
MW
MW
MW
Surplus/Defisit (N-1)
MW
Cadangan
Operasi
MW
Jumlah Kapasitas
Pemeliharaan
PLTU
PLTU
Nias-2
MW
Nias (FTP2)
Nias
PLTD
Teluk Dalam
Tambahan Kapasitas
MW
PLTD
Gunung Sitoli
PLTD Sewa
MW
MW
Pembangkit PLN
MW
Kapasitas Terpasang
Pasokan
%
MW
Beban Puncak
GWh
Unit
Load Faktor
Produksi Energi
Kebutuhan
Pasokan/Kebutuhan
5,1
1,1
1,5
2,6
24,0
3,0
5,0
8,0
3,4
12,2
7,6
23,6
16
43
61
2012
4,1
1,1
1,5
2,6
24,0
3,0
5,0
8,0
3,4
12,2
7,6
23,6
17
43
65
2013
4,1
1,5
7,0
8,5
31,0
14
3,4
12,2
7,6
15,6
18
43
69
2014
10,2
1,5
7,0
8,5
38,0
3,4
12,2
7,6
15,6
19
43
73
2015
9,1
1,5
7,0
8,5
38,0
3,4
12,2
7,6
15,6
20
43
77
2016
5,5
4,0
7,0
11,0
38,0
3,4
12,2
7,6
15,6
22
43
82
2017
4,2
4,0
7,0
11,0
38,0
3,4
12,2
7,6
15,6
23
44
87
2018
3,0
4,0
7,0
11,0
38,0
3,4
12,2
7,6
15,6
24
44
92
2019
5,6
7,0
10,0
17,0
48,0
10
3,4
12,2
7,6
15,6
25
44
98
2020
4,1
7,0
10,0
17,0
48,0
3,4
12,2
7,6
15,6
27
44
104
2021
Lampiran A14.3
NERACA DAYA SISTEM ISOLATED
PROVINSI RIAU
04/02/2013 14:19:52
352
04/02/2013 14:19:52
Pasokan/Kebutuhan
MW
Beban Puncak
MW
Derating Capacity
PLTD
PLTD
Deutz F10 L
MTU M.D
PLTD
Sewa MFO
PLTD
MW
MW
MW
MW
MW
MTU (Pemda)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Tambahan Kapasitas
PLTU
Sewa Pemda
Sewa
PLTD
Deutz
Pembangkit PLN
MW
Kapasitas Terpasang
Pasokan
GWh
Unit
Load Faktor
Produksi Energi
Kebutuhan
1,9
0,3
0,8
1,0
10,8
0,6
3,0
6,0
0,6
0,2
0,3
0,0
1,2
69
47
2012
1,0
0,3
0,8
1,0
10,8
3,0
6,0
0,6
0,2
0,3
0,0
1,2
69
53
2013
0,1
0,3
0,8
1,0
10,8
3,0
6,0
0,6
2,0
1,0
0,0
1,2
10
69
60
2014
11
69
67
2015
14
69
84
2017
15
69
94
2018
17
62
102
2019
12
69
75
2016
19
62
110
2020
20
62
117
2021
353
04/02/2013 14:19:52
Pasokan/Kebutuhan
MW
Derating Capacity
PLTD
Deutz
PLTMG
PLTMG
PLTU
MW
MW
MW
MW
MW
Al Selat
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Sewa
Selat Panjang
PLTD
Tambahan Kapasitas
PLTD
Sewa Pembangkit
PLTD
BWSC
Pembangkit PLN
MW
Kapasitas Terpasang
Pasokan
%
MW
Beban Puncak
GWh
Unit
Load Faktor
Produksi Energi
Kebutuhan
1,5
1,2
6,0
7,2
16,3
2,4
2,0
0,1
4,4
7,6
66,6
53,5
2012
0,5
1,2
6,0
7,2
16,3
2,4
2,0
0,1
4,4
8,5
66,8
60,4
2013
11,5
1,2
7,0
8,2
29,3
2,4
2,0
0,1
4,4
9,6
66,9
66,1
2014
10,4
1,2
7,0
8,2
29,3
2,4
2,0
0,1
4,4
10,7
67,1
71,9
2015
14,1
1,2
7,0
8,2
34,3
2,4
2,0
0,1
4,4
12,0
67,2
78,1
2016
12,6
1,2
7,0
8,2
34,3
2,4
2,0
0,1
4,4
13,4
67,4
84,3
2017
14,0
1,2
7,0
8,2
37,3
2,4
2,0
0,1
4,4
15,1
67,5
90,9
2018
12,2
1,2
7,0
8,2
37,3
2,4
2,0
0,1
4,4
16,9
67,7
98,3
2019
10,2
1,2
7,0
8,2
37,3
2,4
2,0
0,1
4,4
18,9
67,8
107,3
2020
7,9
1,2
7,0
8,2
37,3
2,4
2,0
0,1
4,4
21,2
67,8
117,2
2021
354
04/02/2013 14:19:52
Pasokan/Kebutuhan
MW
Beban Puncak
Derating Capacity
PLTD