BLOK 18
PEDIATRIC AND GERIATRIC
Skenario KPD
Seorang bayi perempuan usia 6 jam, dirujuk dari puskesmas dengan keluhan sesak
nafas. Bayi lahir dari seorang ibu yang hamil 39 minggu. Bayi lahir spontan, lahir
langsung menangis, nilai APGAR 8/9. Ketuban pecah sejak dua hari sebelum bayi
lahir. Ketuban berwarna hijau dan berbau busuk. Ibu juga mengalami demam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan berat bayi 2400 gram, frekuensi nafas 70 kali per menit,
retraksi berat epigastrium, suara nafas terdengar vesikuler di kedua paru, bayi sianosis
dan menghilang setelah diberi oksigen, tangis merintih terdengar dengan stetoskop.
Bayi juga hipoaktif, refleks isap lemah, suhu 36,8
1. Berdasarkan usia gestasi dan berat lahirnya maka bayi tersebut digolongkan
kepada
a. Bayi cukup bulan sesuai masa kehamilan
b. Bayi cukup bulan kecil masa kehamilan
c. Bayi lebih bulan sesuai masa kehamilan
d. Bayi lebih bulan kecil masa kehamilan
2. Nilai down score 5
3. Berdasarkan nilai Downes maka bayi di atas mengalami hal dibawah ini
a. Tidak ada gawat nafas
b. Gawat nafas ringan
c. Gawat nafas sedang
d. Gawat nafas berat
4. Kemungkinan penyakit yang dialami bayi tersebut di atas adalah
a. Bronkopneumonia
b. Bronkopneumonia dan klinis sepsis
c. Mekoneum aspirasi sindrom
d. Mekoneum aspirasi sindrom dan klinis sepsis
5. Pemeriksaan yang dianjurkan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah
a. Darah rutin, foto thoraks
b. Darah rutin, foto thoraks, kultur darah
c. Darah rutin, foto thoraks, kultur darah, gula darah
d. Darah rutin, foto thoraks, kultur darah, gula darah, elektrolit
Stefani Gunawan
04101001088
24. Faktor resiko yang berhubungan dengan masalah pada bayi di atas adalah
a. Cara persalinan, letak plasenta, penyakit pada ibu
b. Cara persalinan, golongan darah ibu, letak plasenta
c. Cara persalinan, kelainan kongenital, penyakit pada ibu
d. Kelainan kongenital, golongan darah ibu, penyakit pada ibu
25. Komplikasi jangka pendek dari masalah yang dialami bayi di atas adalah
a. Kejang, hipokalsemia, hipoglikemia
b. Kejang, hiperkalsemia, hipoglikemia
c. Kejang, hiperkalsemia, hiperglikemia
d. Kejang, hipokalsemia, hiperglikemia
Scenario DMD
Idham, laki-laki, usia 14 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa berjalan.
Idham anak pertama dari ibu usia 19 bulan. Lahir spontan dengan bidan pada
kehamilan 36 minggu. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan periksa kehamilan ke
bidan 3 kali. Segera setelah lahir tidak langsung menangis, APGAR 1 menit 2, menit
kelima 5.
Berat badan waktu lahir 2.100 gram. Idham bisa tengkurap pada usia
10 bulan, tetapi belum bisa berbalik sendiri. Saat ini belum bisa duduk dan
merangkak. Sampai saat ini belum bisa makan nasi, sehingga masih diberi bubur
saring dan susu. Idham sudah mengoceh, tapi belum bisa memanggil mama dan papa,
bila menginginkan sesuatu dia selalu menangis. Tidak ada riwayat kejang.
Pemeriksaan fisik : berat badang 8,2 kg, panjang badan 80 cm, lingkaran
kepala 41 cm. Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik,
tersenyum kepada ibunya, tetapi menangis sewaktu mau diperiksa. Menoleh ketika
dipanggil namanya. Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol. Pada posisi tengkurap
dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa detik. Refleks moro dan refleks
menggenggam masih ditemukan. Kekuatan dua lengan dan tungkai 3, lengan dan
tungkai kaku dan susah untuk ditekuk, refleks tendon meningkat. Pada waktu
diangkat ke posisi vertikal kedua tungkai saling menyilang. Tidak ada kelainan
anatomi pada kedua tungkai dan kaki.
26. Menurut keluhan orang tua, Idham mengalami gangguan pada
a. Perkembangan bahasa
b. Perkembangan motorik
c. Perkembangan perilaku
d. Perkembangan kognisi
Stefani Gunawan
04101001088
31. Pada anak normal refleks Moro akan menunjukkan hal-hal dibawah ini
a. Menghilang pada usia 6 bulan
b. Menetap pada usia 8 bulan
c. Meningkat pada usia 10 bulan
d. Bila ditemukan pada usia berapapun merupakan ketidak normalan
32. Anggota gerak yang kaku, susah ditekuk, refleks tendon meningkat merupakan
tanda-tanda kerusakan pada
a. Medulla spinalis
b. Tulang lengan dan tungkai
c. Lower motor neuron
d. Upper motor neuron
33. Diagnosis pada anak ini adalah
a. Cerebral palsy
b. Mental retardasi
c. Asfiksia berat
d. BBLR
34. Terapi yang paling diperlukan saat ini adalah
a. Terapi diet tinggi kalori
b. Fisioterapi
c. Terapi bicara
d. Terapi social
35. Reflex pada kasus lambat menghilang
Stefani Gunawan
04101001088
kepala, keluhan cepat lelah tidak ditemukan. Pemeriksaan laboratorium : dalam batas
normal, lumbal densitometry -3,0. GDS : 6/15, MMSE : 23
61. Dari data diatas, masalah geriatri pasien ini adalah
a. Inkontinensia tipe urgensi, kemungkinan depresi, mild cognitif
impairment
b. Inkontinensia tipe stres, depresi, dimensia
c. Inkontinensia tipe campuran, depresi, hipertensi
d. Inkontinensia tipe overflow, demensia, depresi, hipertensi
62. Tatalaksana anti hipertensi yang sebaiknya diberikan pada pasien ini adalah
a. ACE inhibitor
b. Alfa adrenergik
c. blocker
d. calcium channel blocker
63. Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien ini adalah
a. Nyeri, fraktur, deformitas
b. Fraktur, jatuh, infeksi
c. Deformitas, infeksi, tromboemboli
d. Fraktur, infeksi, tromboemboli
64. Penyebab atrial fibrilasi pada pasien ini adalah
a. Dilatasi ventrikel
b. Hipertropi ventrikel
c. Fibrosis ventrikel
d. Dilatasi dan fibrosis atrium
65. Interpretasi dari hasil lumbal densitometri -3 adalah
a. Osteopenia
b. Normal
c. Osteoporosis
d. Osteomalacia
66. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan pada kasus atrial fibrilasi
a. ECG
b. Rontgen thorax
c. Urodinamik test
d. EEG
67. Terapi non farmakologi pada kasus inkontinensia urin
a. Bladder training
b. Kegel exercise
c. Catatan berkemih
d. Semua di atas benar
68. Penyebab inkontinensia urin pada pasien ini kemungkinan
a. Overaktivitas m. destrussor vesicae
Stefani Gunawan
04101001088
70. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa inkontinensia pada kasus ini
a. Sistometrografi
b. Urodinamik test
c. USG pelvis
d. A dan b benar
Stefani Gunawan
04101001088