Anda di halaman 1dari 7

PENYUSUTAN ASET TETAP

1. Pengertian Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan adalah pengurangan nilai selama umur pemakai sesuai dengan metode
yang digunakan. Pengurangan nilai karena sebab teknis yaitu karena kerusakan,
keusangan, dan keausan dan sebab ekonomis, yaitu karena tidak seimbang antara

pendapatan dengan biaya.


Aset tetap pada umumnya mempunyai umur ekonomi yang terbatas. Sebagai
contoh : gedung lama kelamaan akan rusak sehingga akhirnya tidak dapat
dipakai lagi. Begitu pula kendaraan dan mesin-mesin. Oleh karena itu, harga
perolehan aset harus dialokasikan sebagai beban periode-periode yang tercakup
dalam umur ekonomi aset tetap yang bersangkutan. Jumlah yang dialokasikan

sebagai beban periode berjalan disebut penyusutan.


Definisi menurut PSAK No. 16, penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang
dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa penyusutan merupakan alokasi sistematis
jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tetap berwujud sepanjang masa

manfaat aset tersebut.


2. Faktor-faktor Perhitungan Penyusutan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan aset tetap, antara lain.
a. Harga perolehan : semua biaya yang dikeluarkan untuk meperoleh aset tetap
sehingga siap dipakai dalam kegiatan normal perusahaan.
b. Taksiran umur kegunaan atau umur ekonomis : umur manfaat yang diperkirakan
atas aset tetap juga harus diestimasi pada saat aset tersebut mulai digunakan.
Perkiraan umur ekonomis merupakan umur yang paling tepat untuk menggunakan
aset tetap tersebut.
c. Nilai residu/nilai sisa : jumlah/nilai yang diperkirakan akan dapat diterima apabila
aset yang bersangkutan dijual atau ditukarkan ketika aset tersebut sudah tidak
dapat digunakan lagi secara ekonomis.
3. Metode-metode Penyusutan
a. Metode Aktivitas (unit produksi)
Metode aktivitas ini dibagi menjadi dua, yaitu metode jam kerja dan metode
hasil produksi.
1) Metode jam kerja
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aset akan lebih cepat
rusak jika digunakan sepenuhnya (full time) dibandingkan dengan
penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara ini, beban

penyusutan dihitung dengan dasar jumlah jam kerja dari suatu aset
yang terpakai (digunakan).
Rumus :

Keterangan :
HP
= Harga perolehan
NS
= Nilai sisa
n
= Taksiran jam kerja
Contoh soal :
1/5/2003
Dibeli mesin seharga Rp 15.000.000,00. Mesin tersebut
ditaksirkan dapat digunakan dalam 100.000 jam dengan
nilai residu Rp 3.000.000,00.
Taksiran jam kerja mesin yang digunakan :
Tahun 2003 = 15.000 jam
Tahun 2004 = 20.000 jam
Tahun 2005 = 25.000 jam
Tahun 2006 = 20.000 jam
Tahun 2007 = 20.000 jam
Diminta :
Hitunglah penyusutan tahun 2003 sampai dengan 2007!
Jawab :

= Rp 120,00
Penyusutan tahun 2003 = 15.000 jam x Rp 120,00 = Rp 1.800.000,00
Penyusutan tahun 2004 = 20.000 jam x Rp 120,00 = Rp 2.400.000,00
Penyusutan tahun 2005 = 25.000 jam x Rp 120,00 = Rp 3.000.000,00
Penyusutan tahun 2006 = 20.000 jam x Rp 120,00 = Rp 2.400.000,00
Penyusutan tahun 2007 = 20.000 jam x Rp 120,00 = Rp 2.400.000,00
Rp 12.000.000,00
Jika disusun dalam bentuk tabel, maka penyusutannya sebagai berikut.
Tahun

Jam

Beban

Akumulasi

Kerja

Penyusutan
(Debet)

Penyusutan
(Kredit)

Aset
2003
2004
2005
2006
2007

15.000
20.000
25.000
20.000
20.000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

1.800.000,00
2.400.000,00
3.000.000,00
2.400.000,00
2.400.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

1.800.000,00
2.400.000,00
3.000.000,00
2.400.000,00
2.400.000,00

Total Akumulasi
Penyusutan
Rp 1.800.000,00
Rp 4.200.000,00
Rp 7.200.000,00
Rp 9.600.000,00
Rp 12.000.000,00

Nilai Buku Aset


Rp 15.000.000,00
Rp 13.200.000,00
Rp 10.800.000,00
Rp 7.800.000,00
Rp 5.400.000,00
Rp 3.000.000,00

100.000

Rp12.000.000,00

Rp12.000.000,00

2) Metode hasil produksi


Dalam metode ini umur kegunaan aset ditaksir dalam satuan jumlah
unit hasil produksi. Dasar teori yang digunakan adalah bahwa suatu
aset itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga beban
penyusutan juga didasarkan pada banyaknya produk yang dapat
dihasilkan.
Untuk dapat menghitung beban penyusutannya, maka menggunakan
rumus sebagai berikut.

Keterangan :
HP
= Harga perolehan
NS
= Nilai sisa
n
= Taksiran hasil produksi (unit)
Contoh soal :
Awal Januari 2003 dibeli mesin Rp 35.000.000,00 dengan nilai residu
mesin Rp 5.000.000,00. Selama proses produksi ditaksir dapat
menghasilkan 200.000 unit selama 4 tahun dengan perkiraan sebagai
berikut.
Tahun 2003 = 40.000 unit
Tahun 2004 = 50.000 unit
Tahun 2005 = 60.000 unit
Tahun 2006 = 50.000 unit
Diminta :
Hitunglah penyusutan tahun 2003 sampai dengan 2006!
Jawab :

= Rp 150,00
Penyusutan tahun 2003 = 40.000 unit x Rp 150,00 = Rp 6.000.000,00
Penyusutan tahun 2004 = 50.000 unit x Rp 150,00 = Rp 7.500.000,00
Penyusutan tahun 2005 = 60.000 unit x Rp 150,00 = Rp 9.000.000,00
Penyusutan tahun 2006 = 50.000 unit x Rp 150,00 = Rp 7.500.000,00
Rp 30.000.000,00
Jika disusun dalam bentuk tabel, maka penyusutannya sebagai berikut.
Hasil
Tahun Produksi
(unit)

Beban

Akumulasi

Penyusutan
(Debet)

Penyusutan
(Kredit)

Total Akumulasi
Penyusutan

Nilai Buku Aset

2003
2004
2005
2006

40.000

Rp
Rp
Rp
Rp

50.000
60.000

6.000.000,00
7.500.000,00
9.000.000,00
7.500.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp

6.000.000,00
7.500.000,00
9.000.000,00
7.500.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Rp 6.000.000,00
Rp 13.500.000,00
Rp 22.500.000,00
Rp 30.000.000,00

35.000.000,00
29.000.000,00
21.500.000,00
12.500.000,00
5.000.000,00

50.000
200.000

Rp 30.000.000,00

Rp 30.000.000,00

b. Metode Garis Lurus


Metode garis lurus adalah metode penyusutan yang menghasilkan beban
penyusutan yang sama selama umur ekonomis aset tetap. Metode ini sangat
digunakan apabila jasa yang diberikan oleh aset tetap relatif sama pada tiaptipa tahun selama umur ekonomis. Metode ini adalah metode depresiasi yang
paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap
periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian). Besarnya
penyusutan dengan metode ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan :
HP = Harga Perolehan
NS = Nilai Residu/Sisa
n = Umur Ekonomis.
Contoh soal:
Mesin dengan harga perolehan Rp 600.000,00 ; taksiran nilai sisa (residu) sebesar
Rp 40.000,00 dan umurnya ditaksir selama 4 tahun. Penyusutan tiap tahun
dihitung sebagai berikut.
= Rp 140.000,00.
Jika disusun dalam bentuk tabel, maka perhitungan penyusutan dan akumulasi
penyusutan dari mesin di atas adalah sebagai berikut.
Akhir
Tahun
ke1
2
3
4

Beban
Penyusutan
(Debet)
Rp
Rp
Rp
Rp

Akumulasi

Total

Penyusutan
(Kredit)

Akumulasi

140.000,00
140.000,00
140.000,00
140.000,00

Rp 140.000,00
Rp 140.000,00
Rp 140.000,00
Rp 140.000,00

Rp 560.000,00

Rp 560.000,00

Nilai Buku
Aset

Penyusutan
Rp
Rp
Rp
Rp

140.000,00
280.000,00
420.000,00
560.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

600.000,00
460.000,00
320.000,00
180.000,00
40.000,00

c. Metode Jumlah Angka Tahun


Tarif penyusutan dalam metode ini merupakan suatu bilangan pecahan yang
semakin lama semakin kecil. Pembilang dalam pecahan tadi adalah angkaangka tahun yang ada selama umur ekonomis aset yang bersangkutan.
Pembilang untuk tahun pertama adalah angka tahun terakhir, untuk tahun ke
dua adalah angka tahun terakhir 1, untuk tahun ke tiga adalah hasil
pengurangan dari tahun yang ke dua 1, dan begitu seterusnya sampai
pembilang untuk tahun terakhir adalah 1. Jadi,

untuk pembilangnya

menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terakhir/terbesar hingga tahun


pertama/terkecil.
Sedangkan untuk penyebutnya adalah jumlah angka-angka tahun yang ada.
Untuk mencari penyebutnya, bisa dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
n = umur ekonomis.
Atau bisa juga dengan menjumlahkan angka-angka tahun yang ada. Misalnya
umur ekonomis suatu aset tetap adalah 4 tahun, maka penyusutan yang
dilakukan setiap tahunnya adalah pada tahun 1, tahun 2, tahun 3, dan tahun 4.
Kemudian angka-angka tersebut dijumlahkan 1+2+3+4 = 10 sehingga angka
10 tersebut adalah penyebutnya. Jadi, bilangan pecahan tersebut merupakan
tarif penyusutan untuk menghitung beban penyusutannya.
Untuk mengitung beban penyusutan dalam metode ini menggunakan rumus
sebagai berikut.

Contoh soal :
Sebuah kendaraan dengan harga perolehan Rp 50.000.000,00 disusutkan
selama 5 tahun dan nilai residu ditaksir sebesar Rp 5.000.000,00. Hitung
penyusutan dengan metode jumlah angka tahun!
Penyelesaian :
a. Jumlah angka tahun = 1+2+3+4+5 = 15
Atau

b. Harga perolehan nilai sisa

= Rp 50.000.000,00 - Rp 5.000.000,00
= Rp 45.000.000,00

c. Tabel penyusutan adalah sebagai berikut.


Tahun

Akumulasi

Beban Penyusutan
(Debet)

Penyusutan
(Kredit)

Total
Akumulasi

Nilai Buku Aset

Penyusutan
Rp 50.000.000,00

5/15 x Rp 45.000.000,00

= Rp 15.000.000,00
4/15 x Rp 45.000.000,00

3
4
5

Rp 15.000.000,00

Rp 15.000.000,00

Rp 35.000.000,00

Rp 12.000.000,00
= Rp 12.000.000,00
3/15 x Rp 45.000.000,00 Rp 9.000.000,00

Rp 27.000.000,00

Rp 23.000.000,00

Rp 36.000.000,00

Rp 14.000.000,00

Rp 42.000.000,00

Rp 8.000.000,00

Rp 45.000.000,00

Rp 5.000.000,00

= Rp 9.000.000,00
Rp 6.000.000,00
2/15 x Rp 45.000.000,00
= Rp 6.000.000,00
Rp 3.000.000,00
1/15 x Rp 45.000.000,00
= Rp 3.000.000,00

d. Metode Saldo Menurun


Metode saldo menurun menghasilkan beban periodik yang terus menurun
sepanjang estimasi umur ekonomis aset. Besarnya beban penyusutan dihitung
dengan mengalikan tarif penyusutan dengan nilai buku aset karena nilai buku
aset ini setiap tahun selalu menurun, maka beban penyusutan tiap tahunnya
juga selalu menurun. Tarif penyusutannya dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.

Keterangan :
T
n

= Tarif
= Umur ekonomis

NS
HP

= Nilai sisa
= Harga perolehan

Contoh soal :
Mesin dengan harga perolehannya sebesar Rp 100.000,00 ; nilai residu Rp
10.000,00 ; dan ditaksir umur ekonomisnya selama 3 tahun. Hitunglah
penyusutannya dengan menggunakan metode saldo menurun!
Penyelesaian :

Untuk menghitung penyusutan tiap tahun, tarifnya telah diketahui sebesar


0,536 atau 53,6%, yang nantinya akan dikalikan dengan nilai buku mesin.
Apabila disusun dalam bentuk tabel, maka perhitungan penyusutannya adalah
sebagai berikut.
Tahun

Beban Penyusutan
(Debet)

Akumulasi

Total

Penyusutan

Akumulasi

(Kredit)

Penyusutan

Nilai Buku Aset


Rp 100.000,00

53,6% x Rp 100.000,00
= Rp 53.600,00

53.600,00

Rp 53.600,00

Rp

46.400,00

Rp

24.870,00

Rp 78.470,00

Rp

21.530,00

Rp

11.530,00

Rp 90.000,00

Rp

10.000,00

53,6% x Rp 46.400,00
= Rp 24.870,00

Rp

53,6% x Rp 21.530,00
= Rp 11.530,00

4. Jurnal Penyusutan Aset Tetap


Untuk jurnal penyusutan aset tetap, digunakan jurnal penyesuaian setiap akhir
peiodenya. Berikut ini ayat jurnal penyesuaiannya.
Beban Penyusutan ...........................
Rp xxx
Akumulasi Penyusutan ..........................
Rp xxx
5. Penyajian Aset Tetap dalam Laporan Keuangan
Aset tetap disajikan dalam laporan keuangan yaitu pada laporan posisi keuangan
(neraca), baik itu aset tetapnya maupun akumulasi penyusutannya. Sedangkan untuk
beban penyusutannya disajikan pada laporan laba-rugi.

Anda mungkin juga menyukai