Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit, ditandai dengan adanya edema setempat
yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat atau kemerahan,
umumnya dikelilingi oleh halo kemerahan (flare) dan disertai rasa gatal yang berat, rasa
tersengat atau tertusuk.1
Sedangkan angioedema adalah reaksi yang menyerupai urtikaria,namun terjadi pada
lapisan kulit yang lebih dalam, dan secara klinis ditandai dengan adanya pembengkakan
jaringan. Rasa gatal tidak lazim terdapat pada angioedemna, lebih sering disertai rasa
rerbakar. Angioedema dapat terjadi dibagian tubuh manapun, namun lebih sering ditemukan
di daerah perioral, periorbital,lidah, genitalia dan ekstremitan
Urtikaria merupakan kelainan yang sering dijumpai bahkan faktor yang dapat
mempengaruhinya bermacam-macam. Faktor usia, ras, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi
geografis dan musim mempengaruhi jenis pajanan yang akan dialami oleh seseorang.
Urtikaria atau angioedema dianggap sebagai akut bila berlangsung selama kurang dari 6
minggu, sedangkan urtikaria kronis bila berlangsung lebih dari 6 minggu.1,2
Urtikaria dapat terjadi secara akut maupun kronis, keadaan ini merupakan tantangan
bagi dokter maupun pasien, karenan membutuhkan penanganan yang komprehensif untuk
mencari penyebab dan menentukan jenis pengobatannya.1

1 | Urtikaria

BAB II
STATUS PASIEN

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. Ari Jumarni

Umur

: 37 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Sindangasih, Banjar

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

ANAMNESIS
Autoanamnesis, Tanggal 16 Mei 2016

Keluhan utama
Bentol-bentol kemerahan yang terasa bertambah gatal dan panas di punggung
kedua tangan dan kedua kaki sejak 2 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengeluh timbul bentol - bentol kemerahan di punggung, kedua tangan dan
kedua kaki yang terasa bertambah gatal sejak 2 minggu yang lalu. Terkadang gatal
juga dirasakan pada saat berkeringat pasien lalu menggaruknya, setelah itu muncul
rasa perih.
Keluhan ini dirasakan hilang timbul sejak 2 bulan lalu. Pasien mengatakan bentol
pertama kali timbul di tangan, berukuran kira-kira sebesar kacang tanah dan
berwarna kemerahan di pinggirnya. Bentol ini terasa kering, sangat gatal dan agak
panas. Pasien merasa keluhan bentol ini bertambah terutama pada malam hari atau
ketika pasien tidak sedang melakukan aktifitas. Pasien juga mengatakan bentol dan

2 | Urtikaria

gatal dirasakan terutama saat cuaca panas sehinggga berkeringat. Oleh pasien,
bentol tersebut sering digaruk sampai terasa perih. Menurut pasien, bentol ini
timbul secara tiba-tiba dan kira-kira setelah 30 menit hilang secara perlahan. Lama
kelamaan bentol timbul semakin banyak dan meluas ke bagian tubuh lainnya yaitu
punggung dan kedua kaki. Bentol-bentol ini terasa kering, sangat gatal dan agak
panas.
Pasien belum pernah mengalami sakit yang sama seperti ini sebelumnya. Riwayat
kencing manis, asma dan darah tinggi disangkal.
Pasien mengaku di keluarganya tidak ada yang menderita sakit yang sama seperti
ini.
Selama ini, setiap kali bentol-bentol timbul pasien selalu berobat ke puskesmas.
Pasien tidak ingat kapan pastinya pasien berobat namun kira-kira pasien sudah
berobat sebanyak 3 kali dan diberikan obat minum. Pasien tidak pernah
memperhatikan obat tersebut sehingga tidak mengetahui nama obat tersebut. Setiap
minum obat, bentol dan gatal selalu menghilang sehingga pasien mengonsumsi
obat selama seminggu lalu menghentikan konsumsi obat. Seminggu setelah minum
obat, bentol-bentol kemerahan yang disertai gatal menghilang, namun tidak lama
kemudian bentol muncul kembali. Pasien mengaku bosan minum obat dari
puskesmas sehingga memutuskan pergi ke dokter.
Selain obat-obatan dari puskesmas, pasien tidak pernah menggunakan obat-obatan
lainnya.
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi terhadap bahan pakaian, alergi
serbuk sari bunga, spora jamur, debu, bulu binatang. Pasien tidak bersin-bersin dan
hidung tersumbat pada pagi hari, tidak memakai ikat pinggang terlalu erat atau
celana dengan lingkar pinggang sempit tidak ada.

3 | Urtikaria

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang

menghabiskan waktu pagi, siang

hingga sorenya di rumah. Namun, akhir-akhir ini pasien mengaku lebih sering
bepergian sehingga aktivitasnya lebih padat dan membuat pasien lebih lelah dari
biasanya. Pasien memiliki kebiasaan mandi yang teratur. Pasien tidak memiliki
kebiasaan bertukar pakaiannya dengan orang lain,. Dirumah pasien tidak memelihara
anjing, kucing ataupun hewan ternak lainnya. Timbulnya bentol-bentol berisi air atau
nanah disangkal. Serak disangkal, sesak disangkal.

III.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Kompos mentis

Tanda-tanda vital
Tekanan darah

: 110/80 mmHg

Nadi

: 90 x/menit

Pernapasan

: 20x/menit

Suhu

: 36,7OC

Status Generalis:
Kepala

Rambut : alopecia (-).


Mata

: conjunctiva pucat -/-, sklera ikterik -/-

Hidung : sekret (-/-), perdarahan (-/-), deviasi septum (-)

Leher

4 | Urtikaria

Mulut

: hiperemis (-), mukosa buccal basah, erosi (-)

Gigi

: karies (-), mikrolesi (-)

THT
KGB

: tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis


: tidak teraba membesar, massa (-)

Thoraks

JVP tidak meninggi


Bentuk dan gerak simetris
Fremitus kanan=kiri, sonor, wheezing (-), rhonchi (-)

Abdomen

Bunyi Jantung murni reguler, murmur (-)


Datar, lembut, Bising Usus (+) Normal

Ekstremitas Deformitas (-), edema (-), RCT < 2 dtk

Status Dermatologis
Distribusi
A/R
Lesi

Regional
Punggung, kedua tangan, kedua kaki
Lesi simetris, multipel, bentuk tidak teratur, sebagian numular,
sebagian plakat, sebagian sirkumkrip, kering, menonjol dari

permukaan kulit, dengan ukuran 8 x 6 cm


Efloresensi Urtika dengan tepi eritematous

Foto klinis :

5 | Urtikaria

.
IV. RESUME
Seorang laki-laki datang keluhan timbul bercak kenerahan dan bersisik
halus pada kulit daerah selangkangan sejak 1 minggu yang lalu, keluhan tersebut
disertai gatal dirasakan pasien pada daerah bercak kemerahan yang timbul
terutama saat berkeringat. Bercak kemerahan dirasakan semakin melebar dan
kemudian warnanya berubah menjadi semakin gelap. Bercak melebar kearah luar
yaitu kebagian paha dalam pada kedua kaki. Pasien sering terpapar panas dan
berkeringat. Pasien memiliki kebiasaan jarang menjemur handuknya dan
seringkali bertukar handuk dengan keluarganya. Keluhan yang sama juga
dirasakan oleh anak laki-laki pasien.
Pada pemeriksaan fisik dermatologis didapatkan distribusi regional pada
daerah selangkangan paha kanan dan kiri. Lesi Lesi simetris, multiple, bentuk
tidak teratur, sirkumkrip, kering dengan ukuran 8 x 6 cm. Efloresensi makula
hiperpigmentasi dengan skuama.
6 | Urtikaria

V.

DIAGNOSIS BANDING
Urtikaria kronis
Angioedema

VI.

DIAGNOSIS KERJA

VII.

PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa

Memberi penjelasan kepada pasien mengenai diagnosis penyakitnya, anjuran


pemeriksaan penunjang, terapi umum dan terapi khusus terhadap penyakitnya, serta
prognosisnya.

Mengedukasi pasien mengenai pentingnya menghindari faktor pencetus, dalam kasus


ini stres psikis yang dialami pasien dan alergen yang sudah dikenal menimbulkan
reaksi hipersensitivitas.

Mengedukasi pasien agar jangan menggaruk lesinya untuk mencegah terjadinya


infeksi pada tempat garukan serta menggunakan obat secara teratur sesuai aturan
penggunaannya.

Medikamentosa

Topikal

7 | Urtikaria

Ketokonazole krim 2% dioleskan 2x1 selama 14 hari

VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: bonam

Quo ad functionam

: bonam

Quo ad Sanationam

: dubia ad bonam

BAB III
PEMBAHASAN KASUS

A. Analisis Diagnosis Kasus


1. Anamnesis
Bentol-bentol kemerahan yang terasa bertambah gatal dan panas di punggung
kedua tangan dan kedua kaki sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien merasa keluhan bertambah terutama pada malam hari atau cuaca panas.
2. Pemeriksaan fisik
Ditemukan efloresensi urtika dengan tepi eritematous.
B. Analisis Faktor Risiko Kasus
Faktor risiko dari kasus di atas kemungkinan dari suhu, sinar matahari. Berdasarkan
teori, urtikaria dapat timbul karena bebrapa faktor risiko yaitu :

8 | Urtikaria

Berbagai rangsangan fisis dapat menimbulkan urtikaria diantaranya suhu (panas dan
dingin), sinar matahari, radiasi dan tekanan mekanis (dermografisme dan delayed
pressure urticaria). Jenis urtikaria ini sering disebut urtikaria fisik, dan sebagai ahli
memisahkannya dalam golongan tersendiri. 1

C. Analisis Diagnosis Banding


Pada kasus, diagnosis banding yang diambil adalah :

Urtikaria

Gatal

Sangat gatal terutama


saat berkeringat

Dermatitis
Kontak Alergi
Sangat gatal
Warna

Warna merah/
Gambaran
Bercak

Predileksi

hiperpigmentasi
Skuama halus
Sirkumkrip
Vesikel pustule (-)
Kering

kemerahan
Skuama
halus
Sirkumkrip
Vesikel

Gatal ringan/tidak
gatal
Warna kemerahan
Permukaan
meninggi
Skuama kasar dan

Lipat paha, perineum,

pustule (+)
Basah
Lipatan kulit

belapis-lapis
Sirkumkrip
Pustule (+/-)
Kering
Erupsi bisa

bokong, anus

ketiak, lipatan

menyerang seluruh

paha,

bagian tubuh

intergluteal,
lipat payudara,
antara jari
tangan atau
9 | Urtikaria

Pitriasis Rosea

kaki, glans penis


dan umbilikus
Apabila gejala pada kasus dibandingkan dengan penjelasan teori diatas, gejala
yang ada lebih mengarah pada penyakit urtikaria. Pada dasarnya urtikaria paling
sering disebabkan oleh obat, makanan dan food additive, infeksi dan infestasi, proses
inflamasi, penyakit sistemik dan keganasan, proses autoimun dan rangsangan fisik
lebih dari 50% urtikaria kronis adalah idiopatik.

D. ANALISIS TERAPI
Terapi berdasarkan teori
Hal terpenting dalam penatalaksanaan urtikaria adalah identifikasi dan eliminasi
penyebab dan atau faktor pencetus. Pasien juga dijelaskan tentang pentingnya
menghindari konsumsi alkohol, kelelahan fisik dan mental, tekanan pada kulit
misalnya pakaian yang ketat, dan suhu lingkungan yang sangat panas, karena hal-hal
tersebut akan memperberat gejala urtikaria
Terapi lini pertama untuk urtikaria adalah antihistamin H1 generasi baru (non-sedasi)
yang dikonsumsi secara teratur, bukan hanya digunkana ketika lesi muncul.
Pemberian antihistamin tersebut harus mempertimbangkan usia, status kehamilan,
status kesehatan dan respon individu. Bila gejala menetap setelah 2 minggu, diberikan
terapi lini kedua, yaitu dosis AH1-ns dinaikkan, dapat mencapai 4 kali dosis biasa
dengan mempertimbangkan ukuran tubuh pasien. Bila gejala menetap setelah 1-4
minggu, dianjurkan penggunaan terapi lini ketiga, yaitu mengubah jenis antihistamin
menjadi AH1 sedasi atau AH1-ns golongan lain, ditambah dengan antagonis
leukotrien, misalnya zafirlukast atau montelukast.

10 | U r t i k a r i a

Dalam terapi lini ketiga ini, bila muncul eksaserbasi lesi dapat diberikan
kortikosteroid sistemik (dosis 10-30 mg prednison) selama 3-7 hari. Bila gejala
menetap setelah 1-4 minggu, dianjurkan pemberian terapi lini keempat, yaitu
penambahan antihistamin H2 dan imunoterapi. Imunoterapi dapat berupa siklosporin
A, omalizumab, imunoglobulin intravena (IVIG)A, plasmaferesis, takrolimus oral,
metotreksat, hidroksiklorokuin dan dapson. Eksaserbasi lesi yang terjadi selama terapi
lini keempat, diatasi dengan pemberian kortikosteroid sistemik (prednison 10-30 mg)
selama 3-7 hari
Dalam tatalaksana uurtikaria, selain terapi sistemik juga dianjurkan untuk pemberian
terapi topikal untuk mengurangi gatal, berupa bedak kocok atau losio yang
mengandung mentol 0,5-1% atau kalamin. Dalam praktek sehari-hari, terapi lini
pertama dan kedua dapat diberikan oleh dokter umum, dan apabila penatalaksanaan
tersebut tidak berhasil, sebaiknya pasien dirujuk untuk penatalaksanaan lebih lanjut
Pada urtikaria yang luas atau disertai dengan angioedema, perlu dilakukan rawat inap
dan selain pemberian

antihistamin,

juga diberikan

kortikosteroid

sistemik

(metilprednisolon dosis 40-200 mg) untuk waktu yang singkat. Bila terdapat gejala
syok anafilaksis, dilakukan protokol anafilaksis termasuk pemberian epinefrin 1:1000
sebanyak 0,3 ml intramuskulae seriap 10-20 menit sesuai kebutuhan

E. ANALISIS PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam tidak ada gejala atau tanda dari urtikaria yang
mengarah pada ancaman kematian. Keadaan umum, keasadaran dan tanda vital
pasien masih dalam batas normal
Quo ad functiona : ad bonam urtikaria menimbulkan lesi di kulit yang tidak
mengganggu fungsi fisiologis kulit secara bermakna
11 | U r t i k a r i a

Quo ad sanactionam : dubia ad bonam dengan menghindari faktor pencetus maka


kekambuhan urtikaria dapat dicegah

Prognosis berdasarkan teori


Prognosis urtikaria akut baik, karena penyebabnya dapat diketahui dengan mudah,
untuk selanjutnya dihindari. Urtikaria kronis merupakan tantangan bagi dokter
maupun pasien, karena membutuhkan penanganan yang komprehensif untuk
mencapai penyebab dan menentukan jenis pengobatannya. Walaupun umumnya
tidak mengancam jiwa, namun dampaknya terhadap kualitas hidup pasien sangat
besar. Urtikaria yang luas atau disertai dengan angioedema merupakan kedaruratan
dalam ilmu kesehatan kulit kelamin, sehingga membutuhkan penanganan yang
tepat untuk menurunkan mortalitas

12 | U r t i k a r i a

Anda mungkin juga menyukai