Anda di halaman 1dari 5

a.

Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick


Model pembelajaran Talking Stik adalah suatu model pembelajaran kelompok dengan
bantuan tongkat, kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan
tersebut diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk
menjawab pertanyaan dari guru.
Dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stik ini, guru membagi
kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 orang yang heterogen.
Kelompok dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau minat,
yang dalam topik selanjutnya menyiapkan dan mempersentasekan laporannya kepada
seluruh kelas.
(http://jamaluddink1.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran-kooperatif-tipe.html)
Langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Stick
1) Adapun Langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Stick adalah
sebagi

berikut

Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.


2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,kemudian
memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari
materi pelajaran.
3) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
4) Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya,
guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan.
5) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu siswa, setelah
itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya, demikian sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
6) Guru memberikan kesimpulan.
7) Guru memberikan evaluasi/penilaian.
8) Guru menutup pembelajaran.
Kelebihan

dan

kekurangan

Model

pembelajaran

Talking

Stick

Adapun kelebihan model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai berikut :


a. Menguji kesiapan siswa.
b. Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
c. Agar lebih giat dalam belajar.

Sedangkan kekurangannya model pembelajaran Talking Stick adalah sebagai


berikut

1) Membuat siswa senam jantung.


Model pembelajaran Talking Stick menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk
giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan diberi pertanyaan dan harus menjawabnya.
Kemudian secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara
bergiliran. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
2. Guru menyiapkan sebuah tongkat.
3. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi lebih lanjut.
4. Setelah siswa selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa
menutup bukunya dan mepersiapkan diri menjawab pertanyaan guru.
5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, jika
siswa sudah dapat menjawabnya maka tongkat diserahkan kepada siswa lain.
Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab
setiap pertanyaan dari guru.
6. Guru memberikan kesimpulan.
7. Evaluasi.
8. Penutup.
Talking

Stick

termasuk

salah

satu

metode

pembelajaran

kooperatif.

menurut Kauchack dan Eggen dalam Azizah(1998), pembelajaran kooperatif merupakan

strategi

pembelajaran

yang

melibatkan

siswa

untuk

bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan.


Kolaboratif
jawab

pribadi

jawab

atas

untuk

menjawab

guru

hanya

dalam

sendiri

dan

sikap

belajar

sebagai

menghormati

mereka

sendiri

bertindak

dengan

Peserta

yang

fasilitator.

Metode

kooperatif

karena

memiliki

didik

betanggung

pada

talking

stick

ciri-ciri

secara

kooperatif

yang

sesuai
yaitu:

untuk

menuntaskan
belajarnya.

Kelompok

dibentuk

dari

siswa

yang

memiliki

kemampuan

tinggi,

dan

Bilamana

mungkin,

jenis
4)

dan

termasuk

kooperatif

kelompok

sedang
3)

informasi

mereka

materi
2)

tanggung

menemukan

dihadapkan

sebagai

dalam

mengenai

berusaha

pembelajaran
bekerja

falsafah

sesama.

dan

pertanyaan-pertanyaan

pembelajaran

Siswa

diartikan

anggota

kelompok

kelamin
Penghargaan

Sumber:

lebih

rendah.
berasal

dari

ras,

budaya,

yang
berorientasi

kelompok

suku,

berbeda.
ketimbang

individu

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2156062-pengertian-metode-

talking-stick/#ixzz2DWkNl8Ym

b. Two Stay Two Stray (TSTS) yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992,
yaitu model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok
untuk membagikan hasil dan informasi ke kelompok lain (Anita Lie, 2008: 61). Dengan
demikian siswa belajar biologi tidak hanya mendengar, guru tidak menerangkan saja.
Namun, memerlukan keaktifan siswa didalam proses belajar mengajar, sehingga dapat
memberikan pengaruh dalam meningkatkan kualitas pembelajaran biologi.
Cooperative learning tipe two stay two stray adalah suatu metode pembelajaran yang di
dalamnya siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Siswa kemudian saling
berpindah kelompok dan ada yang tetap tinggal di dalam kelompok. Siswa yang
berpindah kekelompok lain akan menerima materi dan kelompok yang tetap tinggal di
dalam kelompok akan menyampaikan materi. Dalam metode ini masing-masing siswa

mempunyai tanggung jawab untuk menerima dan mengajarkan materi pelajaran kepada
teman yang lain.
a. Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray
1) Metode Cooperative Learning.
Beberapa definisi cooperative learning adalah sebagai berikut :
Menurut Slavin (1992) cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 6 orang dengan struktur
kelompok heterogen.
Isjoni (2007:13) menyatakan bahwa cooperative learning dapat diterapkan
untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai
pendapat teman, dan saling memberikan pendapat (sharing ideas) serta siswa
dapat bekerja sama dan saling tolong-menolong mengatasi tugas yang
dihadapinya.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cooperative
learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama dan saling tolong-menolong
dalam mengatasi tugas yang dihadapinya. Siswa dibagi menjadi kelompokkelompok kecil agar siswa lebih memahami materi pelajaran serta dapat lebih
bekerja sama dengan siswa yang lain.
Prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Perumusan Tujuan Belajar Siswa Harus Jelas.


Penerimaan yang Menyeluruh oleh Siswa tentang Tujuan Belajar.
Ketergantungan yang Bersifat Positif.
Interaksi yang Bersifat Terbuka.
Tanggung Jawab Individu.
Kelompok Bersifat Heterogen.
Interaksi Sikap dan Perilaku Sosial yang Positif.
Tindak Lanjut (Follow Up).
Kepuasan dalam Belajar.

Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray.


Metode cooperative learning dikembangkan oleh Spencer Kagan pada
tahun 1992. Metode cooperative learning adalah model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada kelompok untuk memebagikan hasil dan


informasi kekelompok lain. Metode pembelajaran ini dapat digunakan pada
semua pelajaran dan peserta didik. Pembelajaran ini akan melibatkan guru dan
siswa. Pembelajaran ini akan berhasil jika komunikasi antara guru dan siswa
terjalin dengan baik.
Langkah-langkah dalam metode cooperative learning tipe two stay two
stray adalah :
a) Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 orang.
b) Setelah selesai, 2 orang dari masing-masing kelompok menjadi tamu kedua
kelompok yang lain.
c) 2 orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi ke tamu mereka.
d) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan
temuan mereka dari kelompok lain.
e) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

Anda mungkin juga menyukai