Anda di halaman 1dari 33

STATUS PASIEN

I.

II.

KETERANGAN UMUM
Nama
: Tn.G
Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 48 tahun
Alamat
: Desa Krung Pirak, Pirak Timu
Tempat Asal
:Pekerjaan
: Tukang Bangunan
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Bangsa
: Indonesia
Tanggal Masuk RS :2 Januari 2013 Jam 10.00 WIB
Tanggal Pemeriksaan
: 2 Januari 2013
KELUHAN UTAMA
Nyeri dan perut yang membengkak.

III.

ANAMNESIS KHUSUS

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan nyeri dan perut yang
membengkak pada regio kanan atas abdomen. Keluhan tersebut
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu dan memberat 1 bulan yang
lalu. Pasien juga mengeluhkan perasaan tidak nyaman, perasaan
penuh pada perutnya serta lemas. Pasien tidak selera makan dan
badannya semakin kurus, buang air besar agak encer dan
berwarna hitam serta buang air kecil berwarna seperti teh.
Sebelumnya pasien rutin berobat jalan ke poliklinik penyakit
dalam pria dan kemarin pasien sudah tidak sanggup berjalan
lagi.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat nyeri otot. Riwayat diabetes


mellitus disangkal.
Riwayat Penggunaan Obat
Pasien sebelumnya sering mengkonsumsi obat-obat untuk
nyeri ototnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang
sama.
IV.
ANAMNESIS KELUHAN TAMBAHAN
A. Keadaan Umum
Panas badan
: (-)
Kapan mulai timbul
Tipe

: (-)
: (-)

Nafsu makan

: (-) menurun

Udema

: (+) pada dorsum pedis

Ikterus
: (+) pada sklera mata
Haus
: (-)
Berat Badan
: 39 kg
B. Keluhan Organ di Kepala
Mata
:(-)
Hidung
: (-)
Lidah
: (-)
Gangguan menelan
: (+)
Sakit kepala
: (-)
Telinga
: (-)
Mulut
: (-)
Gigi
: (-)
Suara
: (-)
C. Keluhan Organ di Leher
Kaku kuduk
: (-)
Pembesaran kelenjar : (-)
D. Keluhan Organ di Thoraks

Sesak napas
: (-)
Sakit dada
: (-)
Batuk
: (-)
Kapan
: (-)
Dahak
: (-)
Darah
: (-)
Jantung berdebar
: (-)
Napas berbunyi
: (-)
E. Keluhan Organ di Perut
Nyeri
- Lokalisasi : kuadran kanan atas abdomen.
-Sifat Nyeri : menetap
-Penjalaran : menjalar ke punggung
Nyeri tekan
: (+)
Nyeri berhubungan dengan makanan: (+)
Nyeri berhubungan dengan BAB : (-)
Nyeri berhubungan dengan miksi : (-)
Nyeri berhubungan dengan haid : (-)
Perasaan tumor di perut
: (+)
Muntah-muntah
: (-)
Diare
: (+)
Perubahan dalam haid
: (-)
Obstipasi
: (-)
Perubahan bentuk tinja
: (+) tinja hitam dan
cair
Perubahan air seni
: (+) BAK kuning teh
F. Keluhan Organ di Tangan dan Kaki
Keluhan rasa kaku
: (-)
Artrosis
: (+)
Fraktur
: (-)
Nyeri tekan
: (-)
Luka/bekas luka
: (-)
Udema pretibial
: (-)
Rasa lemas
: (-)
Parese/paraparese
: (-)
Jalan
: (-)
Perasaan kesemutan: (-)
Udema dorsum pedis : (+) dextra dan sinistra
G. Keluhan Lainnya
Keluhan alat motoris
dalam berjalan
Keluhan kelenjar endokrin
-Haid
: (-)

(+)

keterbatasan

-Diabetes mellitus
-Tiroid
Keluhan kelenjar limfe : (-)

: (-)
: (-)

STATUS PRESENT
1. KESAN UMUM
A. Keadaan Umum
Kesan sakit
Kesadaran
Tinggi badan
Berat Badan
Gizi

: (+)
: Compos Mentis
:169 cm
: 30kg
: IMT : 10,50 kg/m2, Berat badan

kurang (<18,5)
Lain-lain
: (-)
B. Keadaan Sirkulasi
Tekanan darah
:100/60 mmHg
Nadi
: 93x/menit
- Tipe
:
- Isi
: penuh
- Irama
: reguler
Suhu
: 37,60C
C. Keadaan pernapasan
Frekuensi
: 22x/menit
Corak pernapasan
:
pernapasan
pernapasan normal.
Bau napas (foetor)

dada,

: (-)
4

2. PEMERIKSAAN
A. KEPALA
1. Tengkorak
2. Muka
3. Mata
Letak

KHUSUS
:
:
:
:

dalam batas normal


facies hepatica
dbn
orthoporia (cahaya tepat jatuh di atas

kornea)
Palpebra
: dbn
Kornea
: jernih
Pupil
: isokor (+/+)
Sclera
: ikterik (+/+)
Konjungtiva: anemis (+/+)
Pergerakan : dbn
Reaksi cahaya
: (+)
Refleks kornea: (+/+)
Reaksi konvergens: dbn
Lain-lain
4. Telinga
:dbn
5. Hidung
: Pernapasan Cuping Hidung (-)
6. Bibir
: Sianosis : (-)
Kering: (+) Lain:
(-)
7. Gigi dan gusi
8. Lidah
:
- Pergerakan
- Permukaan
-Tremor
: (-)
-Lain-lain
: (-)
9. Rongga mulut
10.
Rongga leher
Faring
Tonsil
: dbn
11.
Kelenjar parotis

: caries gigi (+)


: dbn
:kasar (+), papil lidah (+)
: dbn
:
:dbn
:

tidak

terdapat

pembengkakan kelenjar parotis


B. LEHER
-Inspeksi: Kelenjar tiroid
: dbn
Pembesaran vena
: (-)
: Pulsasi vena
: (-)
: Refluks hepatojugular : (-)
-Palpasi : Kaku kuduk
: (-)

Kelenjar tiroid : pembesaran (-), mobile saat


menelan)
Kelenjar getah bening : pembengkakan (-)
C. KETIAK : tidak terdapat pembengkakan kelenjar limfe
axilla
D. THORAKS
1. Thoraks Depan
Inspeksi
Bentuk umum
Sudut epigastrium
Sela iga
:
Pergerakan
:
Skeletal
:
Kulit
:
Ictus cordis
:

: normal, simetris fusiformis


: tidak tumpul
melebar
simetris
dbn
terdapat spider nevi
ICSV 2 jari medial linea

midclavicula sinistra
Tumor
: (-)
Pembesaran vena: (-)
Palpasi
Kulit
: dbn
Muskulus
: dbn
Vocal fremitus
: simetris kiri dan kanan
Mammae
: dbn, ginekomastia (-)
Ictus cordis

:- Lokalisasi : ICS V 2 jari medial


linea midclavicula sinistra
- Pelebaran: (-)
- Irama
: teratur
-Thrill
: (-)

Perkusi
Paru

: Kanan
: sonor
Kiri
: sonor
Batas Paru Hati: ICS VI linea midclavicula

dextra
Peranjakan

: 2 jari di bawah batas

paru hati

Cor

: Batas atas:

ICS

II

linea

parasternal

sinistra
: Batas kanan

linea

midsternal

dextra
: Batas kiri

jari

medial

linea

midklavicula sinistra
Auskultasi
Paru
: Suara pernapasan : vesikular (+/+)
Suara tambahan : Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
Cor

: Bunyi jantung: M1>M2, A2>A1, P2>P1,

A2>P2
Murmur
2. Thoraks Belakang
Inspeksi : Bentuk

: (-)
:

simetris,

skapula

sangat

menonjol.
Palpasi
Perkusi

: Pergerakan
: dbn
: Vocal Fremitus: simetris kiri dan kanan.
: Batas bawah paru kanan: 2 jari di atas
vertebra thorakalis 10.
Batas bawah paru kiri: setinggi vertebra
thorakalis10.

E. ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk

: asimetris, pembesaran pada regio

kanan atas
Kulit
: terdapat vena collateral
Pergerakan saat bernapas : (-)
Lain-lain
Palpasi
Dinding perut
: teraba massa, keras
Nyeri tekan : (+)
Nyeri lokal : (+) pada abdomen kuadran kanan atas
Hepar

Pembesaran : (+) 7 cm di bawah arcus costae sampai 15


cm di bawah processus xyphoideus.
Tepi
Permukaan
Konsistensi

: tumpul
: nodul (+)/berbenjol
: keras

Nyeri tekan

: (+)

Lain-lain :
Lien
Pembesaran
: (-)
Incisura
:tidak teraba
Permukaan : tidak teraba
Ruang Traube : tidak teraba
Nyeri Tekan : (-)
Lain-lain
: (-)
Ginjal
Pembesaran
: (-)
Nyeri tekan : (-)
Lain-lain
:(-)
Perkusi
Asites
: Batas kiri :timpani-redup regio
lumbal sinistra
Batas kanan: timpani- redup regio
lumbal dextra
Pekak Pindah
: shifting dullness (+), undulasi (+)
Nyeri ketok CVA : Kiri : (+)
Kanan : (+)
Auskultasi
Bising usus : (-)
Bruit
: (+) bruit hepatic
F. LIPAT PAHA
- Pembesaran kelenjar
: (-)
- Tumor
: (-)
- Pulsasi a.femoralis
: tidak dilakukan pemeriksaan
G. KAKI DAN TANGAN
Inspeksi
- Bentuk
: dbn
- Kulit
: dbn
- Pergerakan : terbatas
- Palmar eritem
: (-)

Clubbing finger : (-)


Edema
: (+) et regio dorsum pedis dextra

sinistra
Palpasi
- Kulit
: dbn
- Lain-lain
: (-)
H. SENDI
Inspeksi
- Kelainan bentuk : (-)
- Tanda radang: (-)
- Pergerakan : terbatas
I. NEUROLOGIS
Refleks fisiologis
: ABR: Kiri : TDP
KPR : Kiri : (-)
Refleks Patologis
: TDP
Rangsangan meningeal : TDP
Lain-lain
: (-)
3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Kanan :TDP
Kanan : (+)

DARAH
Hb
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW
Trombosit
Golongan darah
Glukosa sewaktu

: 6,3 gr%
:11,4x103/mm3
: 2,4x106/mm3
: 20,5%
: 87 fl
: 28,8 pg
: 33,2 g%
: 20,3%
: 338x103/mm3
:O
: 152 mg/dl

FUNGSI HATI
Bilirubin total

: 8,88 mg/dl

Bilirubin direct

: 6,62 mg/dl

AST/SGOT

: 420 IU/L

ALT/SGPT

: 123 IU/L

Protein total

: 5,0

Albumin

:2,8 mg%

Globulin

: 2,2 mg%
KESIMPULAN

KETERANGAN UMUM
Nama

: Tn.G

Jenis kelamin
Umur

: Laki-laki

: 48 tahun

Alamat

: Ds. Krung Pirak, Pirak Timu

Pekerjaan

: Tukang Bangunan

Masuk Tanggal: 2 Januari 2013


KELUHAN UTAMA
Nyeri dan perut yang membengkak.
ANAMNESIS KHUSUS
Pasien datang dengan keluhan nyeri dan perut yang
membengkak pada regio kanan atas abdomen. Keluhan tersebut
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu dan memberat 1 bulan yang
lalu. Pasien juga mengeluhkan perasaan tidak nyaman, perasaan
penuh pada perutnya serta lemas. Pasien tidak selera makan dan
badannya semakin kurus, buang air besar agak encer dan
berwarna hitam serta buang air kecil berwarna seperti teh.
Pasien

memiliki

riwayat

penyakit

nyeri

otot

dan

sering

mengkonsumsi obat-obat untuk menghilangkan nyeri pada


ototnya.

10

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Kesan sakit (+)
Kesadaran: Compos Mentis
Berat badan kurang (IMT < 18,5)
Kepala

:Mata : sklera ikterik (+/+), konjungtiva anemis

(-/-)
Leher
Thoraks

:tidak terdapat pembengkakan KGB leher


:Inspeksi: terdapat spider nevi
Palpasi : stem fremitus simetris kiri kanan
Perkusi : paru : suara sonor, batas paru hati

normal.
Auskultasi : suara napas vesikular (+/+), suara
tambahan (-), bunyi jantung M1>M2, A2>A1,
P2>P1, A2>P2
Abdomen

:Bentuk asimetris, terdapat pembengkakan


pada kuadran kanan atas, terlihat adanya
vena collateral, teraba massa yang keras,
nyeri tekan (+), pembesaran hepar 7 cm di
bawah arcus costae sampai 15 cm di bawah
processus

xyphoideus.

Terdapat

asites

(shifting dullness (+) dan undulasi (+)) serta


terdengar bruit hepatic pada massa hepar.

11

Ekstremitas/Genu

:edema et regio dorsum pedis sinistra

dextra.
LABORATORIUM
1. Pemeriksaan urin darah rutin
2. Pemeriksaan fungsi hati : Bilirubin total, bilirubin direct,
SGOT dan SGPT, albumin, globulin.
3. Glukosa sewaktu
4. Foto thoraks
5. USG Abdomen
DIAGNOSIS BANDING
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Karsinoma hepatoseluler
Sirosis hati
Kolangiosarkoma
Sistoadenokarsinoma
Hepatoblastoma
Angiosarkoma
Leiomiosarkoma

DIAGNOSIS KERJA
Karsinoma hepatoseluler
PENGOBATAN
Diet hati
IVFD NaCl 10 gtt/i
Cefotaxim 1gr/12 jam
Ranitidin 1 amp/8 jam
Ondansetron 1 amp/8 jam
Kalnex 1 amp/8 jam
Vitamin K 1 amp/ hari
Spironolakton 2x1

12

PROGNOSIS
Prognosis penyakit ini buruk, hanya 10-20 % yang sembuh
sempurna. Biasanya ketahanan hidup pasien dengan karsinoma
hepatoseluler hanya 1 hari sampai 1 tahun.

13

LEMBAR FOLLOW UP PASIEN


Kamis, 3 Januari 2013
Keluhan Tambahan :

14

- Pasien mengeluh nyeri pada abdomen regio kanan atas,


- Nyeri yang berat pada tulang belakang (vertebra thorakal),
- Selera makan (-)
- Edema dorsum pedis (+),
- Buang air besar hitam dengan konsistensi cair,
- Buang air kecil berwarna seperti teh.
Vital Sign:
TD

: 100/60 mmHg

Nadi : 108x/menit
RR

: 18x/menit

: 37,20C

Kadar Hemoglobin : 6,3 g%


Terapi: Diet hati
IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i
IVFD Dextrose 5% 10 gtt/i
Cairan Nutrisi/Hari
Inj Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 1 amp/8 jam

Jumat, 4 Januari 2013


Keluhan Tambahan :
-Pasien mengeluh nyeri pada perut kanan atas,

15

- Nyeri yang berat pada tulang belakang (vertebra thorakal),


- Edema dorsum pedis dextra dan sinistra
- Buang air besar masih berwarna hitam dengan konsistensi cair,
- Buang air kecil berwarna kuning teh.
Vital Sign:
TD

: 100/70 mmHg

Nadi : 95x/menit
RR

: 17x/menit

: 36,90C

Terapi: Transfusi PRC 3 bag


Diet hati
IVFD Dextrose 5% 10gtt/i
Inj Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 1 amp/8 jam
Inj Kalnex 1 amp/8 jam
Inj Vitamin K 1 amp/Hari
Inj Ondansetron 1 amp/8 jam
Sabtu, 5 Januari 2013
Keluhan Tambahan :
-Nyeri pada perut kanan atas,
-Nyeri yang hebat pada tulang belakang (vertebra thorakal),
- Edema dorsum pedis dextra dan sinistra,

16

- Buang air besar masih berwarna hitam dengan konsistensi


lembek,
- Buang air kecil berwarna merah seperti teh.
Vital Sign :
TD

: 90/60 mmHg

Nadi : 82x/menit
RR

: 15x/menit

: 37,30C

Terapi: Transfusi PRC


Diet hati
IVFD Dextrose 5% 10 gtt/i
Inj Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 1 amp/8 jam
Inj Kalnex 1 amp/8 jam
Inj Vitamin K/ Hari
Inj Ondansetron 1 amp/8 jam
Minggu, 6 Januari 2013
Keluhan Tambahan

-Nyeri pada perut kanan atas,


-Nyeri pada tulang belakang (vertebra thorakal),
-Tubuh semakin terlihat kuning,
- Sklera mata ikterik (+),
-Buang air besar berwarna hitam dengan konsistensi lembek,

17

- Buang air kecil berwarna seperti teh.


Vital Sign:
TD

: 90/60 mmHg

Nadi : 87x/menit
RR

: 15x/menit

: 370C

Terapi: Transfusi PRC


Diet hati
IVFD Dextrose 5% 10 gtt/i
Inj Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 1 amp/8 jam
Inj Kalnex 1 amp/8 jam
Inj Vitamin K/ Hari
Inj Ondansetron 1 amp/8 jam
Senin, 7 Januari 2013
Keluhan Tambahan :
-Nyeri pada perut kanan atas,
-Nyeri pada tulang belakang (vertebra thorakal),
- Tubuh semakin terlihat kuning,
- Sklera mata ikterik (+),
- Buang air besar berwarna hitam dengan konsistensi keras, sulit
dikeluarkan dan sedikit.
- Buang air kecil berwarna seperti teh.

18

Vital Sign:
TD

: 100/70 mmHg

Nadi : 85x/menit
RR

: 16x/menit

: 37,30C

Terapi:
Transfusi 2 bag PRC (+)
IVFD NaCl 0,9 % 10 gtt/i
IVFD Dextrose 5% 10 gtt/i
Inj Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 1 amp/8 jam
Inj Ondansetron 1 amp/8 jam
Inj Kalnex 1 amp/8 jam
Inj Vitamin K 1 amp/hari
Selasa, 8 Januari 2013
Keluhan Tambahan :
-Nyeri pada perut kanan atas,
-Nyeri pada tulang belakang (vertebra thorakal),
-Jaundice (+),
-Sklera mata ikterik (+),
-Tidak ada buang air besar,
-Buang air kecil berwarna kuning teh.
Vital Sign:

19

TD

: 100/70 mmHg

Nadi : 100x/menit
RR

: 21x/menit

: 37,20C

Terapi:
Transfusi 3 bag PRC (+), cek Hb ulang
IVFD Dextrose 5 % 10 gtt/i
Infus Aminoleban/Hari
Inj Ranitidin 1 amp/8 jam
Inj Ondansetron 1 amp/ 8 jam
Inj Kalnex 1 amp/8 jam
Inj Vitamin K/hari
Spironolakton 2x1
Rabu, 9 Januari 2013
Keluhan Tambahan :
-Nyeri pada perut kanan atas,
-Nyeri pada tulang belakang (vertebra thorakal),
-Jaundice (+),
-Sklera mata ikterik (+),
-Tidak ada buang air besar,
-Buang air kecil berwarna kuning teh.

Vital Sign :

20

TD

: 100/70 mmHg

Nadi :87x/menit
RR

: 23x/menit

: 37,30C

Terapi
IVFD Dextrose 5%
Inj Ranitidin 1 amp/8 jam
Inj Ondansetron 1 amp/8 jam
Inj Kalnex 1 amp/8 jam
Inj Vit K/hari
Spironolakton 2x1
Kamis, 10 Januari 2013
Keluhan Tambahan :
-Nyeri pada perut kanan atas,
-Nyeri pada tulang belakang (vertebra thorakal),
-Jaundice (+),
-Sklera mata ikterik (+),
-Tidak ada buang air besar,
-Buang air kecil berwarna kuning teh.
Vital Sign :
TD

: 100/60 mmHg

Nadi : 89x/menit
RR

: 20x/menit

21

: 370C

Terapi
IVFD Dextrose 5%
Inj Ranitidin 1 amp/8 jam
Inj Ondansetron 1 amp/8 jam
Inj Kalnex 1 amp/8 jam
Inj Vit K/hari
Spironolakton 2x1
Jumat, 11 Januari 2013
Keluhan Tambahan :
-Nyeri pada perut kanan atas,
-Nyeri pada tulang belakang (vertebra thorakal),
-Jaundice (+),
-Sklera mata ikterik (+),
-Tidak ada buang air besar,
-Buang air kecil berwarna kuning teh.
Vital Sign :
TD

: 100/60 mmHg

Nadi : 92x/menit
RR

: 24x/menit

: 37,30C

Terapi

22

Hb terakhir 8,3 g%
IVFD Dextrose 5%
Inj Ranitidin 1 amp/8 jam
Inj Ondansetron 1 amp/8 jam
Inj Kalnex 1 amp/8 jam
Inj Vit K/hari
Spironolakton 2x1

KARSINOMA HEPATOSELULER

23

1. PENDAHULUAN
Karsinoma hepatoseluler (hepatocellular carcinoma = HCC)
merupakan tumor ganas hati primer yang berasal dari hepatosit,
demikian

pula

dengan

karsinoma

fibrolamelar

dan

hepatoblastoma. Tumor ganas hati lainnya, kolangiokarsinoma


(Cholangiocarcinoma = CC) dan sistoadenokarsinoma berasal
dari

sel

epitel

bilier,

sedangkan

angiosarkoma

dan

leiomiosarkoma berasal dari sel mesenkim. Dari seluruh tunor


ganas hati yang pernah didiagnosis, 85% merupakan HCC, 10%
CC, 5% jenis lainnya.
2. EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
HCC meliputi 5,6% dari seluruh kasus kanker pada manusia
serta menempati peringkat kelima pada laki-laki dan kesembilan
pada perempuan sebagai kanker tersering di dunia, dan urutan
ketiga dari kanker sistem saluran cernasetelah kanker kolorektal
dan kanker lambung. Tingkat kematiannya sangat tinggi, berada
di urutan kedua setelah kanker pankreas. Secara geografis, di
dunia terdapat tiga kelompok wilayah tingkat kekerapan HCC,
yaitu

tingkat

kekerapan rendah (kurang

dari

tiga

kasus),

menengah (tiga hingga sepuluh kasus) dan tinggi (lebih dari


sepuluh

kasus

per

100.000

penduduk.

Tingkat

kekerapan

tertinggi tercatat di Asia Timur dan Tenggara serta Afrika Tengah.

24

Sedangkan tingkat kekerapan rendah di Eropa Utara, Amerika


Tengah, Australia, dan Selandia Baru.
HCC jarang ditemukan pada usia muda, kecuali di wilayah
endemik

infeksi

HBV

serta

banyak

terjadi

transmisi

HBV

perinatal. Pada semua populasi, kasus HCC laki-laki jauh lebih


banyak (2-4 kali lipat) daripada kasus HCC perempuan, dapat
sampai 8:1. Di Indonesia HCC ditemukan tersering pada median
umur antara 50-60 tahun dengan predominasi pada laki-laki.
Rasio antara kasus laki-laki dan perempuan berkisar antara 26:1.Faktor resiko timbulnya HCC ini antara lain infeksi virus
hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), sirosis hati, aflatoksin,
obesitas, diabetes mellitus dan alkohol.
3. PATOLOGI
Secara mikroskopis biasanya tumor berwarna putih, padat,
kadang nekrotik kehijauan atau hemoragik. Seringkali ditemukan
trombus tumor di dalam vena hepatika atau portaintrahepatik.
Pembagian atas tipe morfologinya adalah tipe ekspansif dengan
batas jelas, tipe infiltrat, menyebar, menjalar, dan tipe multifokal.
Menurut WHO secara histologik HCC dapat diklasifikasikan
berdasarkan organisasi struktur sel tumor yaitu trabekular
(sinusoidal), pseudoglandular (asiner), kompak (padat), dan
sirous.

25

4. PATOGENESIS MOLEKULER
Mekanisme

karsinogenesis

HCC

belum

sepenuhnya

diketahui. Apapun agen penyebabnya, transformasi maligna


hepatosit,

dapat

terjadi

melalui

peningkatan

perputaran

(turnover) sel hati yang diinduksi oleh cedera dan regenerasi


kronik dalam bentuk inflamasi dan kerusakan oksidatif DNA. Hal
26

ini dapat menimbulkan perubahan genetikseperti perubahan


kromosom , aktivasi onkogen seluler atau inaktivasi gen supresor
tumor,

yang

mungkin

bersama

dengan

kurang

baiknya

penanganan DNA mismatch, aktivasi telomerase, serta induksi


faktor-faktor pertumbuhan dan angiogenik.

5. PENYEBARAN
Metastasis intrahepatik dapat melaui pembuluh darah,
saluran limfe, atau infiltrasi langsung. Metastasis ekstrahepatik
dapat melibatkan vena hepatika, vena porta, atau vena kava.
Dapat terjadi metastasis pada varises esofagus dan di paru.
Metastasis sistemik seperti ke kelenjar getah bening di porta
hepatis

tidak

jarang

terjadi

dan

dapat

juga

sampai

ke

mediastinum. Bila sampai di peritoneum, dapat menimbulkan


asites

hemoragik,

yang

berarti

sudah

memasuki

stadium

terminal.
6. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi

klinis

HCC

sangat

bervariasi,

dari

yang

asimtomatik sampai yang jelas tanda dan gejalanya dan disertai


gagal hati. Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri atai
perasaan tidak nyaman pada kuadran kanan atas abdomen.
Pasien sirosis hati yang makin memburuk kondisinya, disertai
keluhan nyeri di kuadran kanan atas atau teraba pembengkakan

27

lokal di hepar perlu dicurigai HCC. Demikian pula bila tiodak


terjadi perbaikan pada asites, perdarahan varises atau pre koma
setelah diberikan terapi adekuat atau pasien penyakit hati kronik
dengan HbsAg atau anti HCV yang mengalami perburukan
kondisi secara mendadak. Juga harus diwaspadai bila ada
keluhan

rasa

penuh

di

abdomen

disertai

perasaan

lesu,

penurunan berat badan dengan atau tanpa demam.


Keluhan gastrointestinal lain adalah anoreksia, kembung,
konstipasi atau diare. Sesak napas dapat terjadi akibat besarnya
tumor yang menekan diafragma, atau karena sudah ada
metastasis ke paru-paru. Sebagian besar penderita HCCsudah
menderita

sirosis

hati,

baik

yang

masih

dalam

stadium

kompensasi maupun yang sudah menunjukkan tanda-tanda


gagal hati seperti malaise, anoreksia, penurunan berat badan
dan ikterus.
Temuan fisik yang sering adalah hepatomegali dengan atau
tanpa bruit hepatik, splenomegali, asites, ikterus, demam dan
atrofi otot. Sebagian dari pasien yang dirujuk ke rumah sakit
karena perdarahan varises varises esofagus atau peritonitis
bakterial spontan (SBP) ternyata sudah menderita HCC.
7. PEMERIKSAAN PENYARING

28

Pemeriksaan laboratorium urin darah rutin, pemeriksaan


fungsi hati kadar bilirubin (total dan direct), SGOT dan

SGPT, albumin dan globulin.


Kenaikan alkali fosfatase dan GT pada tes faal hati
USG abdomen.
CT Scan abdomen.
Penanda tumor (tumor marker) seperti Alfa-fetoprotein
(AFP), des gamma carboxy prothrombin (DCP), atau PIVKA-

2.
Petanda virus hepatitis B dan C.
Aspirasi jarum halus atau biopsi

(Menghini).
Angiografi dengan lipiodal bila gambaran USG meragukan

hati

jarum

besar

dan nilai AFP tidak meningkat.


8. DIAGNOSIS
Untuk tumor dengan diameter lebih dari 2 cm, adanya
penyakit hati kronik, hipervaskularisasi arterialdari nodul (dengan
CT atau MRI) serta kadar AFP serum 400 ng/mL.
Kriteria

diagnostik

HCC

menurut

Barcelona

EASL

Conference:

Kriteria sito histologis


Kriteria non invasif (khusus untuk pasien sirosis hati):
Kriteria radiologis : koinsidensi 2 cara imaging (USG/CT

spiral/MRI/angiografi)
- Lesi fokal > 2 cm dengan hipervaskularisasi arterial
Kriteria kombinasi : satu caraimaging dengan kadar AFP

serum:
- Lesi fokal >2 cm dengan hipervaskularisasi arterial
- Kadar AFP serum 400 ng/ml.
9. TERAPI

29

Pilihan terapi ditetapkan berdasarkan atas ada tidaknya


sirosis, jumlah dan ukuran tumor, serta derajat perburukan
hepatik. Untuk menilai status klinis, sistem skor Child Pugh
menunjukkan estimasi yang akurat mengenai kesintasan pasien.
Reseksi Hepatik
Pada

pasien

kelompok

non

sirosis

yang

biasanya

mempunyai fungsi normal pilihan utama terapi adalah reseksi


hepatik. Namun untuk pasien sirosis diperlukan kriteria seleksi
karena operasi dapat memicu timbulnya gagal hati yang
menurunkan angka harapan hidup. Parameter yang digunakan
untuk seleksi adalah skor Child-Pugh dan derajat hipertensi portal
atau kadar bilirubin serumdan derajat hipertensi portal saja
subjek dengan bilirubin normal tanpa hipertensi portal yang
bermakna, harapan hidup 5 tahunnya dapat mencapai 70%.
Kontraindikasi

tindakan

ini

adalah

adanya

metastasis

ekstrahepatik , HCC difus atau multifokal, sirosis stadium lanjut


dan penyakit penyerta yang dapat mempengaruhi ketahanan
pasien menjalani operasi.
Transplantasi Hati
Bagi pasien HCC dan sirosis hati, transplantasi hati
memberikan kemungkinan untuk menyingkirkan tumor dan
menggantikan

parenkim

hati

yang

mengalami

disfungsi.

Dilaporkan kesintasan 3 tahun mencapai 80%, bahkan dengan

30

obat antiviral seperti lamivudin, ribavirin, dan interferon dapat


dicapai kesintasan 5 tahun sebesar 92%. Kematian pasca
transplantasi tersering disebabkan oleh rekurensi tumor di dalam
maupun di luar transplan. Rekurensi tumor bahkan mungkin
diperkuat oleh obatantirejeksi yang harus diberikan. Tumor yang
berdiameter kurang dari 3 cm lebih jarang kambuh dibandingkan
dengan tumor yang diameternya lebih dari 5 cm.
Ablasi Tumor Perkutan
Destruksi sel neoplastik dapat dicapai dengan bahan kimia
(alkohol,asam

asetat)

atau

dengan

memodifikasi

suhunya

(radiofrequency, microwave, laser dan cryoablation). Injeksi


etanol perkutan (PEI) merupakan teknik terpilih untuk tumor kecil
karena efikasinya tinggi, efek sampingnya rendah serta relatif
murah. Untuk tumor kecil (diameter < 5cm) pada pasien sirosis
Child Pugh A, kesintasan 5 tahun dapat mencapai 50%. PEI
bermanfaat

untuk

pasien

dengan

tumor

kecil

namun

resektabilitasnya terbatas karena adanya sirosis hati non-Child A.


Radiofrequency

ablation

(RFA)

menunjukkan

angka

keberhasilan yang lebih tinggi dari pada PEI dan efikasinya


tertinggi untuk tumor yang lebih besar dari 3 cm, namun tetap
tidak berpengaruh terhadap harapan hidup pasien. Selain itu,
RFA lebih mahal dan efek sampingnya lebih banyak dibandingkan
dengan PEI.

31

Terapi Paliatif
Sebagian besar pasien HCC didiagnosis pada stadium
menengah lanjut (intermedoate-advance stage) yang tidak ada
terapi standarnya. Berdasarkan meta analisis, pada stadium ini
hanya TAE/TACE (transarterial embolization/chemo embolization)
saja yang menunjukkan penurunan pertumbuhan tumor serta
dapat meningkatkan harapan hidup pasien dengan HCC yang
tidak resectable. TACE dengan frekuensi 3-4 kali setahun
dianjurkan pada pasien yang fungsi hatinya cukup baik (Child
Pugh A) serta tumor multinodular asimtomatik tanpa invasi
vaskular atau penyebaran ekstrahepatik yang tidak dapat
diterapi secara radikal. Sebaliknya bagi pasien dalam keadaan
gagal hari (Child Pugh B-C), serangan iskemik akibat terapi ini
dapat mengakibatkan efek samping yang berat.
Adapun beberapa

jenis terapi lain untuk

HCC yang

resectable seperti imunoterapi dengan interferon, antiestrogen,


antiandrogen, octreotide, radiasi internal, kemoterapi arterial
atau sistemik masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk
mendapatkan penilaian yang meyakinkan.
Tabel

Klasifikasi

Child

Pasien

Sirosis

Hati

dalam

Terminologi Cadangan Fungsi Hati


Derajat

Minimal

Sedang

Berat

kerusakan

32

Bil.serum

<35

35-50

>50

(mu.mol/dl
Alb.serum

>35

30-35

<30

(gr/dl)
Asites

Nihil

mudah

Sukar

Nihil

dikontrol
Minimal

berat/koma

Sempurna

baik

kurang/kurus

PSE/Ensefalop
ati
Nutrisi

Grade (CHILD)
A
B
C
10.

Nilai
5-6
7-9
10-15

Prognosis
10-15%
30%
>60%

PROGNOSIS

Sebagian besar kasus HCC berprognosis buruk karena tumor


yang besar atau ganda dan penyakit hati yang lanjut serta
ketiadaan

atau

ketidakmampuan

penerapan

terapi

yang

berpotensi kuratif (reseksi, transplantasi dan PEI). Stadium


tumor,

kondisi

umum,

fungsi

hati

dan

intervensi

spesifik

mempengaruhi prognosis pasien HCC. Pada kelompok kasus


aterseleksi cangkok hai menghasilkan kesintasan lebih baik
daripada reseksi hepatik maupun PEI.

33

Anda mungkin juga menyukai