Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL
PELURUHAN RADIOAKTIF
FISIKA INTI
Oleh :
VIRGINIA MAHENDRA P. (130210102008)
NOVITA YULIANI
(130210102025)
(130210102075)
(130210102117)
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil'aalamin, segala puja dan puji syukur penyusun
panjatkan kepada Allah Yang Maha Penyayang. Tanpa karunia-Nya, mustahillah
modul ini terselesaikan tepat waktu. Modul ini ditulis berdasarkan keinginan
penyusun untuk mempermudah mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan atau
informasi tentang peluruhan radioaktif. Para mahasiswa cenderung kesulitan
untuk mencari sumber belajar yang lengkap. Berdasarkan kondisi tersebut,
penyusun berusaha menyusun modul ini dengan memuat pembahansan materi
dengan lengkap yang disertai dengan contoh soal dan latihan-latihan yang disertai
kunci jawaban sehingga nantinya mahasiswa akan memperoleh pemahaman
konsep secara sempurna. Terselesaikannya penulisan modul ini juga tidak terlepas
dari bantuan beberapa pihak. Karena itu, penyusun menyampaikan terima kasih
kepada dosen mata kuliah fisika inti untuk semua bantuan, motivasi, dan saransarannya serta kepada teman-teman semua atas kerjasamanya. Meskipun telah
berusaha untuk menghindarkan kesalahan, penyusun menyadari juga bahwa
modul ini masih mempunyai kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu,
penyusun berharap agar pembaca berkenan menyampaikan kritikan. Dengan
segala pengharapan dan keterbukaan, penulis menyampaikan rasa terima kasih
dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan perhatian agar dapat menuju
kesempurnaan. Akhir kata, penyusun berharap agar modul ini dapat membawa
manfaat kepada pembaca. Secara khusus, penyusun berharap semoga modul ini
dapat menginspirasi generasi bangsa ini agar menjadi generasi yang tanggap dan
tangguh dan juga dapat dijadikan acuan untuk penulisan modul lainnya.
Penyusun
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga Modul Fisika Inti tentang peluruhan radioaktif ini dapat diselesaikan.
Modul ini memberikan uraian tentang peluruhan radioaktif, macam-macam
peluruhan dan disertai dengan contoh soal serta latihan dan kunci jawaban.
Terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs. Bambang Supriyadi, M.Sc.
selaku dosen pengampu mata kuliah fisika inti. Terimakasih juga disampaikan
kepada teman-teman tim penyusun yang telah berkontribusi dalam pembuatan dan
editing modul ini serta semua pihak yang telah ikut membantu dalam
penyelesaian modul ini.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam modul ini untuk itu
kritik dan saran terhadap penyempurnaan bahan ajar ini sangat diharapkan.
Semoga modul ini dapat memberi maanfaat bagi siswa maupun mahasiwa
khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
ANATOMI MODUL
Pendahuluan
Berisi materi yang akan
disajikan
serta
tujuan
pembelajaran instruksional
yang diharapkan setelah
mempelajari modul ini
Petunjuk Penggunaan
Berisi bagaimana cara
menggunakan modul ini
baik bagi dosen maupun
mahasiswa
Peta Konsep
Berisi peta tentang materi
apa saja yang akan dipelajari
Pengetahuan
Berisi uraian materi yang
akan
dipelajari
oleh
mahasiwa, disertai gambar
yang mandukung materi
tersebut
Contoh Soal
Berisi latihan soal pada tiap
sub pokok bahasan disertai
pembahasan yang mudah
dimengerti oleh mahasiwa.
Uji Pemahaman
Berisi soal-soal pada tiap
kegiatan
belajar
guna
mengetahui
tingkat
ketercapaian tujuan peserta
didik
Pembahasan
Berisi pembahasan dan
penyelesaian dari soal-soal
yang terdapat pada uji
kompetensi dan tes formatif
Glosarium
Berisi istilah-istilah penting
yang terdapat dalam modul
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................ 3
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 4
ANATOMI MODUL ............................................................................................. 5
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 8
PENDAHULUAN .................................................................................................. 9
PETUNJUK PENGGUNAAN ............................................................................. 10
PETA KONSEP ................................................................................................... 22
KEGIATAN BELAJAR 1
A. Uraian Materi................................................................................................... 13
1. Peluruhan Radioaktif ................................................................................. 13
2. Hukum-Hukum Kekekalan dalam Peluruhan Radioaktif ......................... 18
B. Rangkuman ...................................................................................................... 21
C. Uji Pemahaman 1 ............................................................................................ 22
KEGIATAN BELAJAR 2
A. Uraian Materi .................................................................................................. 25
3. Peluruhan Alfa .......................................................................................... 25
4. Peluruhan Beta .......................................................................................... 30
5. Peluruhan Gamma...................................................................................... 37
B. Rangkuman ...................................................................................................... 41
C. Uji Pemahaman 2 ............................................................................................ 42
KEGIATAN BELAJAR 3
A. Uraian Materi .................................................................................................. 45
6. Reaksi Fisi ................................................................................................. 45
7. Reaksi Fusi ................................................................................................ 53
B. Rangkuman ..................................................................................................... 64
C. Uji Pemahaman 3 ........................................................................................... 65
UJI FORMATIF...... ............................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 69
PEMBAHASAN ................................................................................................. 70
GLOSARIUM ..................................................................................................... 80
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Di dalam modul ini, anda akan mempelajari mengenai peluruhan
radioaktivitas yang mencakup : peluruhan radioaktif, hukum-hukum kekekalan
dalam peluruhan radioaktif, peluruhan alfa, peluruhan beta, peluruhan gamma,
reaksi fisi dan reaksi fusi. Oleh karena itu, sebelum anda mempelajari modul ini
anda terlebih dahulu harus mempelajari modul mengenai model-model atom dari
mata kuliah fisika modern. Materi kuliah dalam modul ini merupakan pengayaan
atau kelanjutan dari meteri dalam mata kuliah fisika modern.
Pengetahuan yang akan anda peroleh dari modul ini akan bermanfaat untuk
memperdalam pengetahuan anda tentang peluruhan
anda pelajari di bangku SMA/SMU serta reaksi inti yang akan anda pelajari pada
pertemuan selanjutnya. Setelah mempelaajri modul ini anda diharapkan dapat
mencapai beberapa tujuan instruksional khusus, sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian peluruhan radioaktif
2. Menghitung ketetapan dan aktivitas peluruhan suatu atom
3. Menjelaskan hukum-hukum kekekalan dalam peluruhan radioaktif
4. Menjelaskan peluruhan alfa
5. Menghitung energi kinetik dalam peluruhan alfa
6. Menjelaskan macam-macam peluruhan beta
7. Menghitung energi kinetik dalam peluruhan beta
8. Menjelaskan peluruhan gamma
9. Menghitung energi kinetik dalam peluruhan gamma
10. Menjelaskan reaksi fisi
11. Menjelaskan reaksi fusi
Materi kuliah dalam modul ini akan disajikan dalam urutan sebagai berikut :
1.
Kegiatan Belajar 1 (KB 1). Pada bagian ini anda akan mempelajari sub pokok
bahasan peluruhan radioaktif dan huku-hukum kekekalan dalam peluruhan
radioaktif
2.
Kegiatan belajar 2 (KB 2). Pada bagian ini anda akan mempelajari sub pokok
bahasan peluruhan alfa, peluruhan beta dan peluruhan gamma
3.
Kegiatan belajar 3 (KB 3). Pada bagian ini anda akan mempelajari sub pokok
bahasan reaksi fisi dan reaksi fusi.
PETUNJUK PENGGUNAAN
Bagi Dosen :
1.
Bagi Mahasiswa :
1.
2.
3.
Sebagian besar informasi yang terdapat dalam modul disertakan sumber yang
jelas sebagai referensi tambahan belajar
4.
Langkah yang perlu diikuti secara berurutan dalam mempelajari modul ini
adalah sebagai berikut :
1.
Baca dan pahami benar-benar tujuan dan uraian materi yang ada di dalam
modul ini
2.
3.
dan
tes
untuk
memahami
uji
kemampuan
5.
10
PELURUHAN
RADIOAKTIF
Reaksi
Fisi
Reaksi
Fusi
Hukum
Kekekalan
Peluruhan
Peluruhan
Alfa
Peluruhan
Gamma
Peluruhan
Beta
11
KEGIATAN BELAJAR 1
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian peluruhan radioaktif
2. Menghitung ketetapan dan aktivitas peluruhan suatu atom
3. Menjelaskan hukum-hukum kekekalan dalam peluruhan radioaktif
12
, partikel helium
melakukan
aktivitas
radiasi
Tahukah kamu???
sehingga
Marie
Curie
(1867-1934
Poland-Perancis).
1. PELURUHAN RADIOAKTIF
Radioaktivitas berarti pemancaran partikel alfa
( ), partikel beta ( ) atau sinar gamma dari suatu inti
adalah
mendirikan
Curie
Institute.
untukpenemuan
radioaktivitas(bersamadengan
tahun
1911
untuk
isolasiradium murni.
13
meluruh per satuan waktu. Aktivitas tidak berhubungan dengan jenis radiasi dan
energi radiasi, namun hanya berhubungan dengan jumlah peluruhan per satuan
waktu tertentu.
Satuan aktivitas dalam SI adalah Becquerel (Bq). Satu Becquerel sama
dengan satu peluruhan per detik. Satuan ini terlalu kecil dan sebagai gantinya
digunakan satuan Curie. Semula, Curie didefinisikan sebagai aktivitas dari satu
gram radium. Definisi ini kemudian diubah dengan yang lebih memudahkan,
yaitu:
tetapan probabilitas peluruhan inti yang tidak bergantung pada usia cuplikan
bahan radioaktifnya. Aktivitas
Baik
(1.1)
jumlah intinya berkurang sebanyak N buah-lebih sedikit jumlah inti atom yang
tertinggal. Jika N berkurang dan tetap, maka
waktu. Jadi, jumlah peluruhan per detik makin lama makin berkurang.
Kita dapat memandang
satuan waktu-semakin besar
detik.
(1.2)
14
mengingat
sebagai
suatu bilangan positif). Dari persamaan (1.1) dan (1.2) kita peroleh:
(1.3)
Atau
(1.4)
(1.5)
(1.6)
Atau
(1.7)
dengan
. Pada saat
jadi
adalah jumlah inti radioaktif semula. Persamaan (1.7) adalah hukum persamaan
radioaktif eksponensial, yang memberitahu kita bagaimana jumlah inti radioaktif
15
dalam suatu cuplikan meluruh terhadap waktu. Pada kenyataanya kita tidak dapat
mengukur
, yang
memberikan
(1.8)
sebagai fungsi
dari waktu, seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.1. grafik rajahan ini
memperlihatkan ketergantungan eksponensial yang diperkirakan berdasarkan
persamaan (1.8).
Usia paruh peluruhan,
berkurang menjadi separuh, seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.1. Jadi,
ketika
(1.9)
dengan
semilog, seperti diperlihatkan pada gambar 1.2. Pada jenis rajahan ini, persamaan
(1.8) berbentuk garis lurus; dengan mencocokkan suatu garis lurus melalui data
tersebut, kita dapat memperoleh nilai .
16
waktu
CONTOH 1.1
Diketahui usia paruh
adalah
hari. Berapakah:
sebanyak
. Berapakah
aktivitasnya
d) Berapa jumlah peluruhan per detik yang terjadi apabila usia cuplikan ini satu
minggu?
Pemecahan
(a)
(b) Probabilitas peluruhan per detik adalah tetapan luruhan. Jadi, probabilitas
peluruhan sebarang inti
17
CONTOH 1.2
Usia paruh
adalah
dengan bumi
Berapa banyakkah atom
buah atom
memadat?
Pemecahan
Usia batuan sesuai dengan
total adalah:
atom
18
1. Kekekalan Energi
Energi dalam suatu reaksi inti pada umumnya ataupun peluruhan radioaktif
adalah kekal. Energi kinetik bisa dilepaskan (dalam reaksi eksotermik) dan bisa
juga harus diasup agar reaksi bisa terjadi (pada reaksi endotermik).Hukum
kekekalan energi memberitahu kita mengenai peluruhan mana yang paling
mungkin terjadi dan memungkinkan untuk dihitung energy diamnya atau kinetik
hasil peluruhan. Sebagai contoh, sebuah inti X hanya dapat meluruh menjadi
sebuah inti X yang lebih ringan. Selain itu ia juga memancarkan pula satu atau
lebih partikel yang secara bersama disebut x, jika massa diam X lebih besar
daripada massa diam total X + x. kelebihan energi massa ini disebut nilai Q
peluruhan, yaitu massa diam inti (nucleus).
Q = KX + Kx
(1.11)
PX + Px = 0
(1.12)
19
sX = sX' + sx + IX' + Ix
(1.13)
20
RANGKUMAN
Peluruhan Radioaktif
10
peluruhan/detik
ln
21
Uji Pemahaman 1
1.
Jika suatu unsur radioaktif yang memiliki waktu paruh 9 hari meluruh
selama 36 hari sehingga unsur yang tersisa memiliki massa 4 gram,
berapakah massa awal unsure tersebut ?
2.
Suatu cuplikan bahan radioaktif tertentu meluruh dengan laju 548 cacah per
detik pada
. Pada
menjadi 213 cacah per detik. (a) Berapakah usia paruh cuplikan tersebut ?
(b) Berapakah tetapan luruhannya? (c) Berapakah laju cacahnya pada
?
3.
4.
Berapakah fraksi dari jumlah semula inti dalam suatu cuplikan yang masih
tertinggal setelah (a) dua usia paruh (b) empat usia paruh, (c) 10 usia paruh?
5.
131
peluruhan per detik yang terjadi dalam cuplikan itu ? (b) berapa banyak
peluruhan per detik yang akan terjadi dalam cuplikan itu selama empat
minggu ?
22
Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
belakang modul ini. Hitunglah jawaban kalian yang benar dan kamudian gunakan
rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi
pada kegiatan belajar ini.
l
= sangat baik
80-89
= baik
70-79
= cukup
60-69
= kurang
Dibawah 60
= sangat kurang
23
KEGIATAN BELAJAR 2
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan peluruhan alfa
2. Menghitung energi kinetik dalam peluruhan alfa
3. Menjelaskan macam-macam peluruhan beta
4. Menghitung energi kinetik dalam peluruhan beta
5. Menjelaskan peluruhan gamma
6. Menghitung energi kinetik dalam peluruhan gamma
24
3. PELURUHAN ALFA
Peluruhan alfa merupakan emisi partikel alfa ( inti helium) yang dapat
dituliskan sebagai
atau
sebuah partikel alfa maka nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang
empat. Peluruhan alfa dapat ditulis sebagai berikut.
Peluruhan alfa ini diasumsikan dua neutron dan dua proton yang berada
dalam inti yang membentuk partikel alfa. Dua proton dan dua neutron ini bergerak
terus di dalam inti, yang kadang-kadang bergabung dan terkadang terpisah. Di
dalam inti partikel alfa terikat oleh gaya inti yang sangat kuat. Tetapi jika partikel
alfa inti bergerak lebih jauh dari jari-jari inti ia akan segera merasakan tolakan
gaya coulomb.
Jenis peluruhan seperti ini dapat membebaskan energi, karena inti hasil
peluruhan terikat lebih erat daripada inti semula. Energi yang terbebaskan dan
muncul sebagai energy kinetic partikel alfa dan inti anak, dapat dihitung dari
massa semua inti yang terlibat menurut persamaan di bawah ini
]c2
Q=[
Q = Kx + K
Anggap kita telah memilih suatu kerangka acua di mana inti X diam.
Momentum linear juga kekal dalam proses peluruhan ini
Maka, P
= Px
Karena energi khas peluruhan partikel alfa adalah beberap MeV, maka
energi kinetik alfa dan inti anak kecil sekali dibandingkan terhadap energi diam
25
( +
(
Adapun tabel jangkauan energi waktu paruh dan konstanta peluruhan dari
pengemisi partikel
isotop
= (meV)
4,01
1,4 x
th
(
1,6 x
4,19
4,5 x
th
4,9 x
4,69
1,4 x
th
2,8 x
5,50
88th
2,5 x
5,89
20,8 d
3,9 x
6,29
56s
1,2 x
7,01
5s
8,05
45s
0,14
1,5 x
8,78
0,30s
2,3 x
Dari tabel di atas waktu paruh bervariasi dan konstanta peluruhan bervariasi.
Dengan kata lain konstanta peluruhan bervariasi sangat besar dengan sedikit
energi, dimana :
Partikel alfa terikat dalam inti atom oleh gaya inti, ketika neutron dan proton
berada dalam inti, kadang-kadang berpadu dan bercerai kembali sehingga ketika
bergerak melewati jari-jari inti akan merasakan tolakan Coulomb dari inti anak.
26
Gambar 2.1 Energi yang dibutuhkan alfa untuk lolos dari inti
Inti dari gambar diatas adalah agar partikel alfa dapat lolos dari inti, maka ia
harus memiliki energy minimal 25 MeV ( setara dengan energy untuk membawa
partikel alfa dari jarak tak hingga ke dekat inti tapi masih diluar jangkauan gaya
tarik inti). Namun peluruhan alfa hanya memiliki energi sekitar 4-9 MeV,
sehingga terjadi kekurangan energi sebesar 16-21 MeV untuk meloloskan diri dari
inti.
Persoalan kekurangan energi tersebut dapat dijawab secara mekanika
kuantum (oleh Gamow, Gurney, dan Condon). Ada tiga prinsip yang
dikemukakan untuk menjawabnya :
1. Partikel alfa bisa ada sebagai partikel di dalam inti
2. Partikel semacam ini terus menerus dalam keadaan gerak dan dibatas
geraknya hanya dalam inti oleh rintangan yang melingkupinya
27
3. Terdapat peluang kecil tetapi tertentu untuk partikel ini melewati rintangan
potensial ini(meski kecil) setiap kali terjadi tumbukan
Probabilitas persatuan waktu
Gambar 2.2 Ketergantungan usia paruh peluruhan alfa pada energy kinetic
partikel alfa
Kita memperkirakan bahwa probabilitas transmisi akan bergantung pada
tebal penghalang dan perbedaan antara tinggi penghalang dan energy partikel.
Tinggi maksimum penghalang VB adalah energy Coulomb partikel alfa pada
permukaan inti atom
VB =
R
= Jari-jari inti
Faktor 2
28
elektrostatis
Selisih antara tinggi penghalang dan energi kinetik partikel bervariasi dari
pada permukaan inti atom hingga 0 pada jari-jari R. karena pada jarak R
VB-K
partikel alfa meninggalkan penghalang, maka kita akan mengambil nilai rata-rata
(VB-K ) sebagai nilai wakil dari ( V0 E), yaitu tinggi penghalang datar di atas
energi kinetik partikel. Bagi ketebalan efektif L, kita akan pula mengambil nilai
rata-rata (R-R) . R adalah jari-jari inti (=
) sedangkan R merupakan
sama
maka
Dengan k =
CONTOH 2.1
1. Hitunglah energi kinetik partikel alfa yang dipancarkan dalam peluruhan alfa
dari
Pemecahan
138
[ (
=
=
136
]
]
Q
4,871 MeV
= 4,785 MeV
29
Jadi, energi kinetik partikel alfa yang dipancarkan adalah 4,785 MeV
2. Jika Nitrogen ditembak dengan partikel alfa , maka dihasilkan sebuah inti
Oksigen dan sebuah proton seperti terlihat pada reaksi inti berikut ini:
4
2H
= 4,00260 sma
14
7N
= 14,00307 sma
17
8O
= 16,99913 sma
1
1H
= 1,00783 sma
Jika 1 sma setara dengan energi 931 Mev, maka pada reaksi diatas....
A. dihasilkan energi 1,20099 Mev
B. diperlukan energi 1,20099 Mev
C. dihasilkan energi 1,10000 Mev
D. diperlukan energi 1,10000 Mev
E. diperlukan energi 1,00783 Mev
Pemecahan
E = = [(m 2H4 + m 7N14) (m 8O17 + m 1H1)] 931 MeV
E = [(4,00260 + 14,00307) (16,99913 + 1,00783)] 931 MeV
E = (18,00567 18,00696) 931 MeV
E = 1,20099 (memerlukan energi)
Jawaban: B
4. PELURUHAN BETA
Peluruhan beta merupakan proses sebuah neutron berubah menjadisebuah
proton atau sebuah proton menjadi sebuah neutron. Jadi, Z dan N masing-masing
berubah sebanyak satu-satuan, tetapi A tidak berubah. Pada peluruhan beta paling
utama, sebuah neutron berubah menjadi sebuah proton dan sebuah elaktron:
30
Setelah neutron meluruh, spin proton dan neutron dapat sejajar (spin total = 1) atau
berlawanan (spin total = 0), tetapi tidak satupun dari kedua kasus ini yang
memberikan spin total 1 , spin neutron semula. Oleh karena itu, proses
(1.14)
Dengan mengelompokkan mp dan me secara bersama untuk memberikan
massa atom m11 H 0 , sehingga
(1.15)
yang memberikan nilai 0,783 MeV.
Pemecahan terhadap kedua masalah di atas ditemukan oleh Wolfgang Pauli
pada tahun 1930. Ia mengusulkan bahwa terdapat pula partikel ketiga yang
dipancarkan dalam peluruhan beta karena amuatan elektrik telah dikekalkan oleh
31
muatan proton dan elektron, maka partikel baru ini tidak memiliki muatan elektrik.
Jika ia memiliki spin 1 , maka ia akan mengekalkan momentum sudut, karena
kita dapat menggabungkna spin ketiga partikel hasil hasil peluruhan akan
memberikan nilai 1 , sama seperti nilai spin awal yaitu spin neutron.
Untuk
masalah
mengenai
energi
APA PERBEDAANNYA??
pengamatan
bahwa
rentang
Q mn m 11 H 0 c 2 menyarankan
bahwa
neutrino
(1.16)
Peluruhan beta dapat pula terjadi dala sebuah inti atom. Sebuah inti atom
dengan Z proton dan N neutron meluruh ke inti atom lain dengan Z+1 proton dan
N-1 neutron:
(1.17)
Nilai Q bagi peluruhan ini adalah
(1.18)
32
Energi yang dilepaskan dalam peluruhan ini (nilai Q) muncul sebagai energi
antineutrino, energi kinetik elektron, dan sejumlah kecil energi kinetik pental ini X
(biasanya dapat diabaikan karena bernilai sangat kecil).
Selain itu peluruhan beta juga terjadi ketika sebuah proton berubah menjadi
sebuah neutron yang digambarkan dalam persamaan sebagai berikut:
(1.19)
Pada proses ini dipancarkan sebuah elektronpositif atau yang disebut sebagai
positron. Positron merupakan antipartikel elektron; ia memiliki massa yang sama
dengan massa elektron, tetapi bermuatan elektrik yang berlawanan. Peluruhan ini
memiliki nilai negatif, sehingga tidak pernah teramati terjadi di alam bagi proton
bebas. Hanya proton dalam inti atomlah yang dapat mengalami proses peluruhan
ini:
(1.20)
Nilai Q bagi peluruhan ini adalah
(1.21)
Gambar 1.6 memperlihatkan distribusi energi positron yang dipancarkan
dalam suatu peluruhan beta positif tertentu.
Gambar 2.4 Spektrum positron yang dipancarkan dalam peluruhan beta positif.
Salah satu proses peluruhan inti yang menyaingi pemancaran positron adalah
tangkapan elektron; proses dasar tangkapan elektron adalah:
(1.22)
33
Di sini sebuah proton menangkap sebuah elektron dari orbitnya dan beralih
menjadi sebuah neutron ditambah sebuah neutrino. Elektron yang diperlukan bagi
proses ini adalah elektron pada orbit terdalam sebuah atom, dan proses
penangkapan ini kita cirikan dengan kulit. Asal elektronnya: tangkapan kulit-K,
tangkapan kulit L, dan seterusnya. (Tentu saja, orbit elektron yang dekat, atau
bahkan menembus, inti atom memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk
ditangkap). Tangkapan elektron tidak terjadi bagi proto bebas, tetapi dalam inti
atom prosesnya adalah:
(1.23)
Nilai Q bagi proses ini, dengan menggunakan massa atom adalah
(1.24)
Berikut tabel beberapa proses peluruhan beta yang khas, bersama dengan
nilai Q dan usia-paruh yang bersangkutan.
34
CONTOH 2.2
Inti
23
Ne meluruh ke inti
23
Pemecahan
Bentuk peluruhan ini adalah yang diberikan oleh Persamaan (1.17):
23
10
23
Ne13 11
Na12 e v
Q m( 23Ne) m 23 Na c 2
22,994466 u 22,989770 u 931,5MeV / u
4,374 MeV
Kecuali koreksi kecil dari energi kinetik inti yang terpental, energi kinetik
maksimum elektron yang sama dengan nilai ini. (Hal ini terjadi apabila energi
neutrino sedemikian kecilnya sehinga dapat diabaikan. Begitu pula, yang terjadi
35
adalah energi maksimum neutrino apabila elektron memiliki energi kinetik yang
sedemikian kecilnya sehingga dapat diabaikan).
CONTOH 2.3
40
K adalah suatu isotop tidak lazim, dalam arti bahwa ia mengalami peluruhan beta
positif, beta negatif, dan tangkapan elektron. Carilah nilai Q bagi masing-masing
peluruhan ini.
Pemecahan
Proses peluruhan beta negatif diberikan oleh Persamaan (1.17):
40
19
40
K 21 20
Ca20 e v
K m
Q m
40
40
Ca c 2
40
K 21 18
Ar22 e v
K m
Q m
40
40
Ar 2me c 2
K m
Qec m
40
40
40
K 21 e 18
Ar22 v
Ar c 2
36
5. PELURUHAN GAMMA
Setelah peluruhan
alfa
atau
beta,
inti
JELASKAN PROSESNYA???
memancarkan
satu atau lebih foton, yang dikenal sebagai sinar gamma inti. Dalam proses
pemancaran foton ini, baik nomor atom atau nomor massa inti tidak berubah.
Setelah inti meluruh menjadi inti baru biasanya terdapat energi kelebihan pada
ikatan intinya sehingga seringkali disebut inti dalam keadaan tereksitasi. Inti yang
kelebihan energinya ini biasanya akan melepaskan energinya dalam bentuk sinar
gamma yang dikenal dengan peluruhan gamma, sinarnya ini adalah foton dan
termasuk ke dalam gelombang elektromagnetik yang mempunyai energi yang
sangat besar melebihi sinar X.
Peluruhan
gamma
()
merupakan
37
menyerap foton dengan energi yang tepat, dalam proses serupa dengan
penyerapan resonans oleh keadaan-keadaan atom.
Gambar 2.6 Beberapa sinar gamma yang dipancarkan menyusul peluruhan beta
Gambar 2.6 menunjukkan suatu diagram tingkat energi yang khas dari
keadaan eksitasi inti dan beberapa transisi sinar gamma yang dapat dipancarkan.
Usia-paruh khas bagi tingkat eksitasi inti adalah 10
-9
hingga 10
-12
s; nilai pasti
usia-paruh ini (dan aturan selesi yang memperkenankan dan melarang tejadinya
suatu transisi) bergantung pada tinjauan terinci lanjut yang berada di luar
tingkatan buku ini. Adakalanya perhitungan terinci ini menghasilkan nilai usiaparuh yang sangat lama-beberapa jam atau bahkan hari. Keadaan inti yang bersifat
seperti ini dikenal sebagai keadaan isomerik atau isomer.
Sebagaimana penyelesaian persamaan gelombang yang menampilkan
persamaan Helmholtz, di dalam sistem koordinat sferis dapat dinyakan sebagai
superposisi atau jumlah gelombang-gelombang dari berbagai bilangan dalam
wujud fungsi harmonik sferis Y1,
m,
bersangkutan dengan momentum rotasi, maka sinar yang dipancarkan dari inti
yang tengah mengalami deexitas itu dikatakan membawa serta momentum rotasi
sedemikian hingga azas kekelan momentum rotasi dalam proses transisi keadaan
inti itu dipenuhi. Seandainya momentum rotasi inti mulamula adalah Li dan
kemudian menjadi Lf , maka momentum rotasi yang dibawa serta oleh sinar itu
adalah I= Li - Lf yang oleh adanya kaidah kuantisasi ruang, berlaku aturan pilih
Li - Lf 1 Li + Lf
38
39
CONTOH 2.4
Inti 12N meluruh beta ke suatu keadaan eksitasi dari 12C, yang sesudah itu meluruh
ke keadaan dasarnya dengan dengan memancarkan sinar gamma 4,43 MeV.
Berapakah energi kinetik maksimum partikel beta yang dipancarkan?
Pemecahan
Untuk menentukan nilai Q bagi peluruhan ini, pertama-tama kita perlu mencari
massa inti
12
12
adalah
12,000000 u +
= 12,004756 u
12
C, energi
40
RANGKUMAN
Peluruhan alfa melepaskan partikel alfa dengan nomor atom 2 dan nomor
massa 4.
Peluruhan beta melepaskan partikel beta positif dengan muatan positif (+1)
atau melepaskan partikel beta negatif dengan muatan negatif (-1)
( )
41
Uji Pemahaman 2
1.
40
peluruhan beta positif, beta negatif, dan tangkapan elektron. Carilah nilai
Q bagi masing-masing peluruhan ini.
2. Hitunglah energi kinetik maksimum elektron yang dipancarkan dalam
peluruhan beta negatif dari 11Be !
3. Inti 15O meluruh ke 15N dengan peluruhan beta positron
a. Berapakah nilai Q bagi peluruhan ini ?
b. Berapakah energi kinetik maksimum positron ?
4. Suatu cuplikan gas karbon dioksida dari atmosfer mengisi sebuah bejana
bervolume 200 cm3 hingga mencapai tekanan 2 x
Pa (1 Pa=1 N/m2
sekitar 10-5 atm) pada suhu 295 K. Dengan menganggap bahwa peluruhan
beta dari isotop
dan berakhir
radioaktif ini? (b) berapa banyak peluruhan beta? (c) berapa banyak energi
yang dilepaskan dalam sebuah rantai peluruhan ini? (d) berapa banyak
daya yang dihasilkan oleh 1,00 kg
)?
42
Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
belakang modul ini. Hitunglah jawaban kalian yang benar dan kamudian gunakan
rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi
pada kegiatan belajar ini.
l
= sangat baik
80-89
= baik
70-79
= cukup
60-69
= kurang
Dibawah 60
= sangat kurang
43
KEGIATAN BELAJAR 3
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan reaksi fisi
2. Menjelaskan reaksi fusi
44
6. REAKSI FISI
Pada proses fisi, sebuah inti berat seperti uranium terbelah menjadi dua inti
yang lebih ringan. Karena energi ikat inti ringan adalah sekitar 1 MeV per
nukleon lebih kuat dari pada inti berat, maka dalam tiap proses fisi terjadi
pengubahan energi sekitar 200 MeV (200 nukleon x 1 MeV per nukleon).
Dalam inti, terjadi persaingan antara gaya inti, yang menyatukan inti, dan
tolakan elektrostatik antara berbagai proton dalam inti, yang menyatukan
cenderung memisahkan kesatuan inti.
Kita dapat membayangkan suatu inti berat stabil ibarat setetes air, dengan
bentuk keseimbangan yang agak sedikt melonjong, seperti tampak pada gambar
3.1.
45
Reaksi fisi lain yang berbeda dapat pula terjadi, dengan hasil akhir yang berbeda
pula; distribusi massa kedua pecahannyadiperlihatkan pada gambar 3.3.
46
Jumlah neutron yang dihasilkan dalam proses fisi juga tidak tetap, tetapi rata-rata
sekitar 2,5. Tiap neutron kemudian dapat menyebabkan proses fisi baru lagi,
dengan hasil pemancaran jumlah neutron yang makin banyak, disusuli lagi dengan
lebih bnayak fisi, dan seterusnya. Reaksi rantai dari peristiwa fisi ini, yang tiap
reaksinya membebaskan energi sekitar 200 MeV, dapat berlangsung sangat cepat
dalam keadaan tak terkendali, seperti dalam senjata nuklir, atau lebih lambat di
bawah keadaan yang terkendali, seperti dalam reaktor nuklir.
Diagram skema proses-proses yang dapat terjadi dalam berbagai reaksi fisi
diperlihatkan pada Gambar 3.4.
Ada tiga keistimewaan reaksi fisi yang bermanfaat sebagai suatu cara untuk
membangkitakan energi elektrik.
1. Sebagian besar energi dibebaskan adalah sebagai energi kinetik pecahan
fisi. Inti pecahan yang relatif berat ini tidak bergerak jauh dalam bahan
bakar reaktor, karena bertumbukan dengan atom-atom unsur bahan bakar
reaktor. Energi kinetik yang hilang ini berubah menjadi panas. Panas ini
kemudian dipakai untuk mendidihkan air, dan uap yang dihasilkan dapat
dipakai untuk mengerakkan turbin guna membangkitkan energi elektrik.
2. Jumlah nuetron yang dihasilkan lebih daripada satu, memungkinkan reaksi
beruntun. Seberapa pun besar jadinya, untuk mendapatkan reaksi
beruntun, tergantung pada konstruksi reaktornya.
3. Satu-satunya yang memungkinkan seorang operator atau sistem mekanis
mengontrol reaksinya dan menjaganya berlangsung terlalu cepat. Kedua
nuetron yang dipancarkan dalam proses pecahan fisi.
47
Gambar 3.4 Urutan proses fisik yang khas. Sebuah inti 235U menyerap sebuah
neutron dan mengalami fisi. Hasil fisi ini diantaranya adalah pemancran dua neutron
langsung dan satu nuetron tunda. Setelah melewati moderator, kedua neutron langsung
menyebabkan kedua fisi baru, sedangkan neutron ketiga ditangkap oleh inti 238U yang
akhirnya menghasilkan inti 219Pb.
93
141
Cs meluruh
dengan usia paruh 25 s dan memancarkan sebuah neutron dalam 0,03 persen
peluruhannya. Jika nuetron tunda ini tidak ada, pengendalian mekanik terhadap
laju reaksi tidak mungkn dilakukan. Dalam praktek, pengendalian ini dilakukan
dengan menyisipkan ke dalam teras reaktor sebatang bahan, seperti Cadmidium,
yang memilik penampang serap neutron yang tinggi. Dengan batang kendali
dalam keadaan tersisipkan penuh, cukup banyak neutron diserap sehingga ratarata jumlah neutron yang tersedia untuk menyebabkan fisi baru menjadi kurang
dari satu per reaksi fisi. Bila batang ditarik keluar secara perlahan, rata-rata
jumlah nuetron yang tersedia naik hingga menjadi sama dengan satu per reaksi,
dan pada saat itu reaktor dikatakan berada pada keadaan kritis. Selama beroperasi,
48
kedudukan batang pengendali dapat terus disesuaikan, sehingga laju reaksi rantai
dan tingkat daya dapat dipertahankan tetap. Tidak ada sistem mekanik yang
daopat memberi fluktuasi (turun-naik) laju reaksi yang disebabkan oleh neutronneutron langsung. Tetapi, jika reaktor dirancang secara saksama agar lebih kecil
daripada kritis bagi neutron langsung, dan kritis bagi neutron langsung tambah
neutron tunda, maka pengendalian mekanik menjadi mungkin dilaksanakan.
Namun demikan, masih ada persoalan teknologi yang perlu dipecahkan
terlebih dahulu sebelum reaktor nuklir berfungsi sebagai pembangkt energi yang
bermanfaat. Pertama, satu-satunnya bahan alam dengan penampang fisi yang
cukup besar adalah isotop
235
235
238
U, yang
secara praktis sama sekali tidak dapat mengalami fisi. Untuk dapat membangun
235
U haruslah diperbesar
U dan
238
dengan memanfaatkan perbedaan massa mereka yang kecil. Ini adalah proses
yang relatif sulit, tetapi yang kini dapat menghasilkan jumlah uranium yang
besar. Sebagai contoh, pabrik difusi gas di Oak Ridge, Tennessee (Amerika
Serikat), bekerja berdasarkan asas bahwa isotop
mudah berdifusi melalui bahan daripada isotop
terfisikan adalah
235
238
239
U. Isotop
239
U yang
meluruh ke 239Pu:
+
+
+
49
Air berat, yaitu air biasa yang hidrogennya diganti oleh deuterium,
235
U yang lebih
50
dapat menghasilkan reaksi fisi: (1) lolos dari permukaan reaktor; (2) diserap
moderator; (3) diserap isotop
238
diminimumkan dengan membuat teras reaktor sebesar mungkin sehingga nisbahpermukaan-terhadap-volume kecil, sedangkan penyerapan oleh moderator dapat
ditiadakan dengan menggunakan mederator air-berat.
Persoalan terakhir dalam perancangan reaktor adalah pengambilan energi
fisi untuk menghasilkan daya yang bermanfaat dalam bentuk energi elektrik.
Sebagian besar energi yang dibebaskan dalam fisi diambil oleh inti-inti pecahan
fisi, dan inti tersebut yang agak berat, begitu bertumbukan dengan atom unsur
bahan bakar reaktor, melepaskan ennergi knetiknya. Energi yang hilang tersebut
berubah menjadi panas dalam unsur bahan bakar dan harus diambil untuk
berperan sebagai sumberdaya, seperti untuk menggerakkan generator elektrik.
Dewasa ini ada sekurang-kurangnya tiga sistem yang telah digunakan
untuk mengambil enenrgi fisi dari teras reaktor.
1. Reaktor air-didih. Seperti dilihatkan pada gambar 5, air dialirkan
mengelilingi teras reaktor. Panas teras menubah air menjadi uap, yang
kemudian digunakan untuk membangkitkan tenaga elektrik. Kelemahan
sistem ini adalah bahwa air dapat menjadi radioaktif, sehingga kebocoran
pipa dekat turbin dapat menimbulkan bencana, karena tersebarnya bahan
radioaktif.
51
52
CONTOH 3.1
Hitunglah nilai Q ( dan dengan demikian energy yang dibebaskan ) dalam reaksi
fisi
235
93
U + n
Rb +
141
m(141Cs)=140,91949u.
Pemecahan
Q
7. REAKSI FUSI
Reaksi fusi (nuclear fusion), yaitu penggabungan inti kecil menjadi inti yang
lebih besar. Fusi inti terjadi terus-menerus di matahari. Matahari terutama terdiri
atas Hidrogen dan Helium. Di bagian dalamnya, dimana suhu mencapai sekitar 15
juta derajat Celcius, reaksi fusi berikut ini terjadi:
+
+
Karena reaksi fusi hanya terjadi pada suhu yang sangat tinggi, reaksi ini sering
dinamakan reaksi termonuklir.
Pada reaksi fusi terjadi proses penggabungan dua atau beberapa inti ringan
menjadi inti yang lebih berat. Pada reaksi penggabungan inti dilepaskan energy
yang sangat besar. Contoh reaksi penggabungan inti :
41
+21
+ energi
+ energi
+ energi
+ energi
53
32
6
+ energi
+ energi
54
3/2kT
sebuah molekul gas, kita dapat menghitung bahwa energi sebesar 0,25 MeV
berkaitan dengan suhu dalam orde 109 K. Meskipun anggapan penerobosan
penghalang (Pasal 5,7) dapat memberi probabilitas yang lumayan untuk
menerobosi halangan Coulomb pada energi kinetik yang lebih rendah (mungkin
berkaitan dengan sepersepuluh suhu yang dihitung), masih sulit dibayangkan
kondisi macam apakah yang memungkinkan suhu setinggi itu dapat dicapai.
Proses fusi tidak saja mendukung segala kehidupan di buni, karena menghasilkan
energi yang membuat matahari bersinar. Sejumlah ilmuan dan rekayasawan yakin
bahwa proses fusi menggam harapan masa depan guna menghasilkan daya
elektrik dalam jumlah yang tidak terbatas.
Marilah kita mulai dengan meninjau sejenak proses fusi didalam matahari.
55
1.
2.
3.
+
+
+
+
Reaksi pertama dan kedua terjadi dua kali, kedua positron saling
menghilangkan
dengan
sebuah
elektron
dan
menghasilkan
radiasi
Dari persamaan reaksi diatas dapat dijabarkan dalam proses fusi dasar, yang
dapat terjadi melalui beberapa cara, empat proton bergabung membentuk satu
4
He. Karena matahari tersusun dari hidrogen biasa, ketimbang deuterium, maka
hidrogen perlu diubah terlebih dahulu menjadi deuterium. Ini dilakukan menurut
reaksi
+
56
Perhatikan bahwa kedua reaksi yang pertama harus terjadi dua kali agar
dapat menghasilkan 3He yang kita perlukan bagi reaksi ketiga lihat skema proses
netonya dapat kita tulis sebagai
+
Tiap reaksi fusi membebaskan energi sekitar 26,7 MeV. Marilah kita coba
menghitung laju reaksi ini di matahari. Daya matahari yang tiba di Bumi sekitar
1,4x103W/m2. Karena jarak di Bumi-Matahari sekitar 1,5x1011 m, maka energi
matahari tersebar pada seluruh permukaan bola seluas
m2. Jadi
C + 1H
13
13
N+
13
C+e+ +
C+ H
14
13
N + 1H
14
N+
15
O+
57
15
15
15
N+ e+ +
N+ H
12
C + 1He
Yang kita hasilkan atau gunakan dalam reaksi-reaksi inti. Kehadiran karbon
disini memungkinkan deretan reaksi inti berlangsung pada tingkat laju yang lebih
besar daripada daur proton-proton yang dibahas sebelumnya. proses neto tetap
diberikan oleh 4 1H
Coulomb antara inti H dan C lebih besar daripada antara dua inti H, maka lebih
banyak energi termal dan suhu bersangkutan yang lebih tinggi diperlukan bagi
daur karbon. Daur karbon menjadi penting mungkin pada suhu sekitar 20 x106 K,
sedangkan suhu bagian dalam matahari hanyalah 15x106 K.
Apabila seluruh hidrogen telah habis diubah menjadi helium, matahari akan
menyusut dan bersamaan dengan itu memanas kembali sehingga menaikkan
suhunya mencapai tingkat yang memungkinkan terjadinya pembakaran helium,
menurut proses seperti
3 4He 12C
Karena dua inti He mengalami tolakan Coulomb yang lebih besar daripada
dua inti H, fusi helium membutuhkan energi termal yang lebih besar daripada fusi
hydrogen.
Apabila helium terpakai habis, suhu yang lebih tinggi akan memungkinkan
terjadinya fusi karbon membentuk unsur yang lebih berat seperti
seperti itu akan terus berlangsung hingga mencapai
56
24
Mg. proses
Gambar 9.4) taka da lagi energi yang disebabkan oleh proses fusi. Pembentukan
unsur dalam proses fusi dibahas secara terinci dalam Bab 15.
Bagi reaktor termonuklir, ada beberapa reaksi yang dapat digunakan. Seperti
2
H + 2H
H + 1H
Q = 4,0 MeV
H + 2H
He + n
Q = 3,3 MeV
He + n
Q = 17,6 MeV
H + 3H
58
59
secara serempak dengan berkas laser kuat dari segala arah. Mula-mula berkas
laser ini menguapkan butiran itu dan mengubahnya menjadi plasma, dan setelah
itu memanaskan dan menekannya hingga mencapai suatu keadaan yang
memungkinkan terjadinya fusi. Penyerapan cahaya laser menimbulkan ledakan
dahsyat yang menekan butiran hingga kerapatannya menjadi sekitar 103 sampai
104 kali kerapatan biasa.
Pada kerapatan setinggi itu, partikel alfa yang dihasilkan dari reaksi D-T
tidak dapat meloloskan diri dari dalam butiran ; dalam tumbukan antara mereka,
seluruh energi kinetic diubah menjadi panas yang langsung memanaskan butiran.
Masukan energi dari laser haruslah dalam rentang 100.000 J, dan energi ini
harus dilepaskan dalam bentuk pulsa dengan selang waktu sekecil 10-9 s. tingkat
daya seperti itu, 1014 W, luar biasa besar, tetapi perlu dilepaskan dalam selang
waktu yang sangat singkat. Sebuah pabrik daya fusi dapat meledakkan 100
butiran per detik, yang dapat menghasilkan daya sebesar 1000 MW. Daya ratarata yang diperlukan bagi laser hanyalah 107 W, karena daya 1014 W itu hanya
dibutuhkannya dalam 10-7 (10-9 detik per pulsa x 100 pulsa per detik) waktu
bekerjanya. Jadi, daya yang dibangkitkan berlipat 100 kali. `namun, mengingat
pendayaan laser mungkin tidak efisien (mungkin efisiensi 10 persen adalah yang
terbaik yang dapat diperkirakan) dan pemulihan energi hasil fusi juga tidak
efisien, maka faktor kelipatan ini dapat turun cukup banyak.
Dalam reaksi fusi D-T, sebagian energi diambil oleh neutron (ingat bahwa
dalam reaksi fisi hanya sebagian kecil energi yang dibawa neutron). Ini
menimbulkan beberapa persoalan sulit bagi pemulihan energi dan pengubahannya
menjadi daya elektrik. Salah satu rancangan reactor fusi yang mungkin adalah
yang diperlihatkan pada Gambar 10.20. Penempatan litium di sekeliling daerah
reaksi berfungsi untuk menangkap neutron reaksi
6
3
Li3 n
24 He2 13H 2
60
61
teknologinya sedang diterjang dengan berbagai ragam metode , dan para peneliti
berharap pemecahannya dapat ditemukan dalam awal tahun 2000, sehingga fusi
dapat membantu memasok kebutuhan kita akan daya elektrik.
Kelebihan Dan Kekurangan Reaksi Fusi Dan Fisi
Reaksi fusi dan fisi adalah termasuk dalam reaksi nuklir, yang tentunya
menghasilkan energi yang besar. Kegunaan keduanya sama yaitu sebagai sumber
energi yang sangat besar. Untuk saat ini reaksi fusi belum bisa dikendalikan,
hanya reaksi fisi saja yang bisa dimanfaatkan sebagai inti dari pembakit listrik
tenaga nuklir. Sedangakan reaksi fusi hanya baru bisa dimanfaatkan sebagai bom
hidrogen yang memiliki daya rusak yang lebih besar dari reaksi fisi. Untuk
kedepannya ilmuan memimpikan menggunakan reaksi fusi untuk pembangkit
tenaga listrik, dimana reaksi ini lebih menguntungkan karena sumbernya yang
melimpah dan bersih tanpa radioaktif
Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan
hanya sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan
yang lebih baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang
keilmuan, teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna
pembangkitan listrik.
Reaksi fusi menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan dengan reaksi fisi
dalam hal konversi energi nuklirnya. Salah satu keuntungan dibandingkan dengan
fisi adalah bahwa cadangan isotop dapat-fusi yang diketahui adalah jauh lebiAh
banyak. Kenyataannya, terdapat persediaan bahan bakar yang pada dasarnya tak
terbatas. Isotop bahan bakar yang umum dipakai untuk reaksi fusi ialah deutrium,
hidrogen-2, dan isotop ini terdapat di alam sekitar satu diantara 6700 bagian
hidogen biasa. Dengan memperhatikan jumlah air yang tersedia di dunia, berarti
bahwa persediaan bahan bakar sangatlah banyak.
Keuntungan lain reaksi fusi ialah bahwa produk reaksi fusi tidaklah bersifat
radioaktif setinggi yang dipunyai oleh produk fisi. Di dalam produk reaksi fusi
yang lima itu (yang dikemukakan di muka), hanya hidrogen-3 dan neutron yang
bersifat radioaktif dan neutron juga akan meluluh menjadi atom hidrogen.
Radioaktifitas yang dihasilkan sebagai hasil pengaktifan neutron dari struktur
kemasan justru lebih menjadi masalah ketimbang produk fusi. Keuntungan besar
62
yang terakhir dari fusi terhadap fisi muncul dari kenyataan bahwa proses fusi
adalah sulit untuk dimulai dan diawasi. Kenyataannya, sedikit saja ada gangguan
terhadap sistem selalu akan mengakibatkan berhentinya reaksi Efek ini, bersama
dengan sangat kecilnya jumlah reaktan yang terdapat di sistem, mencegah
terjadinya kerugian daya yang besar akibat kerusakan peralatan.
Masalah utama yang berkaitan dengan pengembangan reaktor fusi timbul
dari kenyataan bahwa partikel-pertikel yang bereaksi keduanya adalah inti yang
bermuatan positif. Ini berarti bahwa partikel reaksi tersebut harus mempunyai
energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya tolak-menolak Coulomb. Untuk
mendapatkan energi kinetik yang minimum itu, kedua partikel harus mempunyai
massa partikel yang sama serta mempunyai angka perbandingan massa-muatan
(mass-to-charge ratio) yang tinggi.
Energi minimum atau energi ambang yang dibutuhkan untuk memulai
reaksi telah diberikan lebih dahulu berserta berbagai reaksi lain. Energi ini
umumnya dinyatakan dalam satuan temperatur, meskipun kerapatan partikel
sebenarnya adalah sangat kecil sehingga temperatur tidaklah memberi arti banyak.
Dengan energi kinetik yang setinggi ini, semua elektron dilucuti dari intinya dan
reaktan dikatakan berada dalam suatu keadaan yang diberi nama plasma. Kadangkadang dikatakan bahwa ini adalah tingkat ke-empat dari suatu zat. Pada bom
nuklir, energi penyalaan diperoleh pertama kali dari pendenotasian bom fisi.
Reaksi deutrium-tritium mempunyai energi ambang yang terendah (massa/muatan
= A/Z = 5/2) dan, karena alasan ini, reaktor fusi akan beroperasi dengan reaksi ini.
Kelemahan reaksi fusi sebagai sumber energi adalah dibutuhkan suhu yang
sangat tinggi, dan yang besar dan pengetahuan yang sangat tinggi untuk mengolah
sumber energi dari reaksi fusi, sedangkan kelebihan dari reaksi fusi adalah energi
yang dihasilkan lebih besar dan bahan bakar untuk reaktor fusi yaitu deuterium
sangat berlimpah tersedia dalam air laut.
Kekurangan reaksi fisi adalah limbah yang dihasilkan mengandung unsur
tidak stabil. Hal ini sangat berbahaya bagi lingkungan serta kesehatan manusia
dan akan tetap begitu selama ratusan tahun. Sehingga sangat sulit untuk
menyimpan elemen radioaktif dalam jangka waktu lama. Sedangkan kelebihan
63
CONTOH 3.2
1
1H
Diketahui :
Massa 1H1 = 1,0078 sma
Massa 1d2 = 2,01410 sma
Massa = 0,00055 sma
1 sma = 931 MeV
Nilai E (energi yang dihasilkan) pada reaksi fusi tersebut adalah
Pemecahan
Massa reaktan dan produk :
Massa reaktan (mreaktan) = 1,0078 sma + 1,0078 sma = 2,0156 sma
Massa produk (mproduk) = 2,01410 sma + 0,00055 sma = 2,01465 sma
Massa yang hilang selama reaksi :
m = mreaktan mproduk
m = 2,01560 sma 2,01465 sma
m = 0,00095 sma
Massa yang hilang pada reaksi fusi adalah 0,00095 sma.
1 sma setara dengan energi sebanyak 931 MeV. 0,00095 sma setara dengan energi
sebanyak 0,00095 x 931 MeV = 0,88445 MeV.
RANGKUMAN
Reaksi fisi adalah pemisahan inti besar menjadi dua atom kecil
Q=
+ + +
Reaksi fusi adalah penggabungan inti kecil menjadi inti yang lebih
besar
64
Uji Pemahaman 3
1. Kita dapat memahami kenapa 235U mudah terfisikan, dan mengapa 238U tidak,
dengan perhitungan berikut,
a. Hitung beda energy antara
235
U + n dan
236
sebagai energy eksitasi dari semacam keadaan inti gabung dari 236U.
b. ulangi untuk 238U+n dan 239U
c. Bandingkan hasil perhitungan anda bagi a dan b , dan jelaskan
235
U sudah dapat
befisi, sedangkan untuk fisi inti 238U dibutuhkan neutron cepat dengan
energy 1 hingga 2 MeV.
2. Dari perhitungan yang serupa, prakirakanlah apakah
239
Pu membutuhkan
+5
+ 5
Jika massa inti 1H2 = 2,0141 sma, 1H3 = 3,0160 sma dan 1H1 = 1,0078 sma,
maka energi yang dihasilkan pada reaksi fusi tersebut adalah...
+
5. Enerinya :
adalah
0,000549 u.
6. Massa atom
65
Cocokanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian
belakang modul ini. Hitunglah jawaban kalian yang benar dan kamudian gunakan
rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan kalian terhadap materi
pada kegiatan belajar ini.
l
= sangat baik
80-89
= baik
70-79
= cukup
60-69
= kurang
Dibawah 60
= sangat kurang
66
TES FORMATIF
1.
Suatu cuplikan bahan radioaktif tertentu meluruh dengan laju 548 cacah
perdetik pada t = 0. Pada t = 30 menit, perhitungan lajunya menjadi 213
cacah perdetik. (a) Berapakah usia-paruh cuplikan tersebut? (b) Berapakah
tetapan luruhnya? (c) Berapakah laju cacahannya pada t=125 menit?
2.
Berapakah probabilitas peluruhan per detik per inti dari suatu bahan
radioaktif dengan usia paruh 5,0 jam?
3.
40
K, yang
5.
Inti
75
75
Dalam 6 jam
memancarkan sinar
hingga menjadi
jika waktu
paruh 1,5 jam, berapa persen yang masih tinggal selama waktu itu?
7.
57
memancarkan sebuah foton 14,4 keV dengan usia-hidup rata-rata 141 ns. (a)
Berapa besar lebar E ke keadaan ini? (b) Berapakah energi kinetik pental
sebuah atom
57
Inti
198
198
Au untuk
198
67
= sangat baik
80-89
= baik
70-79
= cukup
60-69
= kurang
Dibawah 60
= sangat kurang
68
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1981. Konsep Fisika Modern Jilid 3, Terjemahan The HouwLiong.
Jakarta: Erlangga.
Jannah, dkk. 2013. Makalah Reaksi Inti. Palembang
Krane, Kenneth. 2008. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Mariati. 2013. Konsep dan Aplikasi IPTEK Nuklir Di Sekolah Menengah Atas.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 19, No.1.
Purnomo, Agus. Presentase Fisika-Inti-dan-Radioaktivitas.ppt. Diunduh tanggal
15 Mei 2016.
69
PEMBAHASAN
UJI PEMAHAMAN 1
1.
Diketahui :
T = 9 hari,
m = 4 gram,
t = 36 hari,
n = 369 = 4.
Rumus jumlah unsur yang tersisa juga berlaku untuk massa yang tersisa.
Jumlah massa yang tersisa setelah meluruh selama kurun waktu tertentu dapat
dihitung dengan rumus :
m = mo()n
Dengan n = tT
Keterangan :
m = besar massa unsur yang tersisa
No = massa mula-mula
t = lamanya peluruhan
T = waktu paruh.
Berdasarkan rumus di atas :
m = mo()n 4 = mo()4 4 = mo(116) mo = 64 gram.
2.
a)
b)
ln
ln
70
c)
3.
4.
5.
UJI PEMAHAMAN 2
1.
Maka
[
(
Maka
71
Maka
[
2.
Dit : Kmaks ?
Jawab
[
Kmaks = Q=
3.
MeV
Dit : Kmaks ?
Jawab
[
Kmaks = Q=
4.
MeV
Pertama-tama kita hitung dahulu jumlah mol yang terdapat dalam bejana,
dengan menggunakan hukum gas ideal:
(
)(
(
Karena tiap mol CO2 mengandung 6.02 x 1023 molekul, maka jumlah molekul
N adalah
72
Tiap molekul karbon memiliki satu atom karbon, jadi N adalah jumlah atom
adalah 10-17, maka ada sebanyak
aktivitasnya adalah
=>>> N =6
=>>> Ne = 4
(
(
)
)
UJI PEMAHAMAN 3
1) Diketahui : 235U mudah terfisikan, sedangkan 238U tidak
Ditanya :
a. beda energy antara 235U + n dan 236U ?
b. beda energy antara 238U+n dan 239U
c. perbandingan antara a dan b?
Jawab :
a. beda energy antara 235U + n dan 236U
73
235
U, sedangkan
238
238
U sudah dapat
239
239
Pu (seperti halnya
235
235
U + n, maka
+5
+ 5
= 235,0439
= 1,0087
= 137,9050
= 92,9060
= 0,00055
Ditanya : Energi yang dilepaskan pada reaksi fisi 1 kg uranium ?
Jawab :
Q=
+
+
+
+
1 kg atom =
= 4,66
MeV
74
5) Diket : mH=1,007825 u
mHe=4,002604 u
adalah 0,000549 u
Ditanya : Energi?
Jawab : Q = {(4mH)-(mHe)+2me)} x 931 MeV/sma
= {(4 x 1,007825)- (4,002604+(2 x 0,000549))} x 931 MeV
= 24,872596 MeV
4 atom H = 4 x 1,007825 = 4,0313 sma
Energi =
1 Kg
6) mi = 15,995 sma
Z= 8
mp = mH = 1,0078 sma
neutron = A - Z = 16 - 8 = 8
A = 16
mn = 1,0087 sma
a. Massa total nukleon = massa total proton + massa total neutron
= 8 mp + 8 mn
= 8 (mp+mn)
= 8 (1,0078 + 1,0087)
= 16,132 sma
b. m = Z. mp + (A Z) mn - mi
= 8. (1,0078) + (16-8) (1,0087) 15.995
= 0,137 SMA
c. E = m (931 MeV/sma)
= (0,137 sma) (931,5 MeV/sma)
= 127,62 MeV
d. En =
=
= 7,97625 MeV/nukleon
75
TES FORMATIF
1) a)
b)
ln
ln
c)
2)
3) a)
b)
4)
142
[ (
[
140
+
(
]
]
76
4,8559 MeV
= 4,7729 MeV
5) Diket
75
34
75
Se41 e 33
As 42 v
mSe = 74,922524u
mAs = 74,921596u
Dit: Ek neutrino (Ek v)?
Jawab:
Q m 75 Se m 75 As c 2
74,922524 u 74,921596 u 931,5MeV / u
0,864 MeV
Energi neutrino sama dengan nilai Q sebesar 0,864 MeV
6) Diket : unsur
Ditanya :
Jawab :
+
Misal
N yang tertinggal:
77
7) Diketahui:
E = 14,4 keV
= 141 ns =141.10-9 s
a. E?
Ditanya:
b. K?
c. v?
Jawab:
a.
b.
9)
+
[ (
[
]
]
78
=
= 5.12
MeV
= 1,00 kg = 1000 g
= 1000 x
= 30 g
Jika setiap proses fisi melepaskan energy sebesar 200 MeV, maka total energy
yang dilepaskan adalah
79
GLOSARIUM
Radioaktivitas
Peluruhan Radioaktif
Aktivitas
Peluruhan Alfa
Peluruhan Beta
Peluruhan Gamma
Reaksi Fisi
Reaksi Fusi
80
BIODATA PENYUSUN
81
82