Pneumonia
Pneumonia
PNEUMONIA
DI RSPAD GATOT SOEBROTO
Disusun Oleh :
AYU KRISTIANA
151.0721.033
2)
3)
2.
Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Bila
3.
terjadi radang disebut pharyngitis. Fering terbagi menjadi 3 bagian yaiti nasofaring,
orofaring, dan laringofaring.
1)
Nasofaring
Adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga nasal
,melalui dua naris internal yaitu:
a. Dua tuba eustachius (auditorik) yang menghubungkan nasofaring dengan
telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara
pada kedua sisis kendang telinga.
b. Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang
terletak didekat naris internal. Pembesaran pada adenoid dapat
menghambat aliran darah.
2)
Orofaring
Dipisahkan dari nasoparing oleh palatum lunak muscular, suatu
perpanjangan palatum keras tulang.
II.1 Uvula adalah prosesus kerucut kecil ytang menjulur kebawah dari bagian
tengtah tepi bawah palatum lunak.
II.2 Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.
3)
Laringofaring
Mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk
sistem respiratorik selanjutnya.
Laring
Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas
terhadap masuknya makanan dan cairan. Laring dapat tersumbat antara lain oleh
benda asing (gumpalan makanan), infeksi dan tumor :
a) Epiglotis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup laring sewaktu orang
menelan. Bila waktu makan kita berbicara (epiglotis terbuka), makanan bisa
masuk ke laring dan terbatuk-batuk. Pada saat bernapas epiglottis terbuka tapi
pada saat menelan epiglotis menutup laring. Jika masuk ke laring maka akan
batuk dan dibantu bulu-bulu getar silia untuk menyaring debu, kotorankotoran.
b) Jika bernapas melalui mulut udar5a yang masuk ke paru-paru tak dapat
disaring,dilembabkan atau dihangatkan yang menimbulkan gangguan tubuh
dan sel-sel bersilia akan rusak adanya gas beracun dan dehidrasi.
c) Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat ditegangkan dan dikendurkan,
sehingga lebar sela-sela antara pita-pita tersebut berubah-ubah sewaktu
bernapas dan berbicara. Selama pernafasan pita suara sedikit terpisah sehingga
udara dapat keluar masuk.
4.
Trakea
Trakea merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20
cincin kartilago yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang terbentuk seperti C.
trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitilium bersilia dan sel cangkir.
5.
Percabangan bronkus
Bronkus merupakan percabangan trakea. Setiap bronkus primer bercabang 9
sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan diameter yang
semakin kecil. Struktur mendasar dari paru-paru adalah percabangan bronchial yang
selanjutnya secara berurutan adalah bronki, bronkiolus, bronkiolus terminalis,
bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian bronkus masih
disebut pernafasan ekstrapulmonar dan sampai memasuki paru-paru disebut
intrapulmonar.
Paru-paru (bronkiolus, alveolus)
Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan
tulang-tulang iga dan letaknya di sisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur
blok padat yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri
dan vena besar, esophagus dan trakea. Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi
udara dengan pembagian ruang sebagai berikut : Paru kanan, memiliki tiga lobus
dan paru kiri dua lobus.
6.
b. FISIOLOGI PERNAFASAN
1. Homeostasis : sistem pernafasan berperan bagi homeostasis dengan memperoleh O 2
dari dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal. Sistem ini membantu mengatur
PH lingkungan internal dengan menyesuaikan tingkat pengeluaran CO 2 pembentuk
asam.
2. Sel : sel-sel memerlukan pasokan konstan O2 yang digunakan untuk menunjang reaksi
kimiawi penghasil energi, yang menghasilkan CO2 yang harus dikeluarkan secara
terus menerus. Selain itu, CO2 menghasilkan asam karbonat yang harus selalu dikelola
oleh tubuh agar PH di lingkungan internal dapat dipertahankan. Sel dapat bertahan
hidup hanya dalam rentang PH yang sempit.
a)
RESPIRASI
Respirasi (pernafasan) melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan
pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel,
serta pergerakan pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa metabolisme
dari jaringan ke atmosfer. Sistem pernafasan ikut berperan dalam homeostasis
dengan mempertukarkan O2 dan CO2 antara atmosfer dan darah. Darah
mengangkut O2 dan CO2 antara sistem pernapasan dan jaringan.
Respirasi Internal atau seluler mengacu kepada proses metabolisme
intrasel yang berlangsung di dalam mitokondria, yang menggunakan O 2 dan
menghasilkan CO2 selama penyerapan energi dari molekul nutrien.
Kuosien pernafasan (respiratory quotient, R.Q), yaitu perbandingan
(rasio) CO2 yang dihasilkan terhadap O2 yang dikonsumsi, bervariasi bergantung
pada jenis makanan yang dikonsumsi.
Respirasi eksternal mengacu kepada keseluruhan rangkaian kejadian
yang terlibat dalam pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel
tubuh. Pernapasan eksternal meliputi empat langkah :
1.
2.
3.
4.
b) MEKANIKA PERNAFASAN
Hubungan timbal-balik antara tekanan atmosfer, tekanan intra-alveolus,
dan tekanan intrapleura penting dalam mekanika pernapasan. Udara cenderung
OTOT
Otot-otot pernapasan normal
Diafragma
Otot-otot antariga eksternal
d) Volume Paru dan kapasitas paru berikut ini (kapasitas paru adalah jumlah dari
dua atau lebih volume paru) dapat ditentukan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tidal volume (TV). volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu
kali bernafas. Nilai rata-rata pada keadaan istirahat = 500 ml.
Volume Cadangan Inspirasi ( inspiratory reserve volume, VCI ). Volume
tambahan yang dapat secara maksimal dihirup melebihi tidal volume istirahat.
VCI dihasilkan oleh kontraksi maksimum difragma, otot antariga eksternal,
dan otot inspirasi tambahan. Nilai rata-ratanya = 3000 ml.
Kapasitas Inspirasi (KI). Volume maksimum udara yang dapat dihirup pada
akhir ekspirasi normal tenang (KI = VCI + TV). nilai rata-ratanya = 3500 ml.
Volume cadangan ekspirasi (ekspiratory reserve volume, VCE). Volume
tambahan udara yang dapat secara aktif dikeluarkan oleh kontraksi maksimum
melebihi udara yang dikeluarkan secara pasif pada akhir tidal volume biasa.
Nilai rata-ratanya = 1000 ml.
Volume Residual (VR). Volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan
setelah ekspirasi maksimum. Nilai rata-ratanya sama dengan 1200 ml. volume
residual tidak dapat diukur secara langsung dengan spirometer karena volume
udara ini tidak keluar masuk paru. Namun, volume ini dapat diukur secara
tidak langsung melalui tekhnik-tekhnik dilusi-gas berupa penghirupan
(inspirasi) gas-pelacak (tracer gas) yang tidak berbahaya dalam jumlah tertentu,
misalnya helium.
Kapasitas Residual fungsional (KRF). Volume udara di paru pada akhir
ekspirasi pasif normal (KRF = VCE + VR). Nilai rata-ratanya = 2200 ml.
Kapasitas Vital (KV). Volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan
selama satu kali bernapas setelah inspirasi maksimum. Subyek mula-mula
melakukan inspirasi maksimum, kemudian melakukan ekspirasi maksimum
(KV = VCI + TV + VCE). KV mencerminkan perubahan volume maksimum
yang dapat terjadi didalam paru. Volume ini jarang dipakai karena kontraksi
otot maksimum yang terlibat menimbulkan kelelahan, tetapi bermanfaat untuk
menilai kapasitas fungsional paru. Nilai rata-ratanya = 4500 ml.
Kapasitas Paru Total (KPT). Volume udara maksimum yang dapat ditampung
oleh paru (KPT = KV + VR ). Nilai rata-ratanya 5700 ml.
9.
DEFINISI PNEUMONIA
Pneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi.
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam mikro organisme,
seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing. pneumonia dibagi atas pneumonia lobaris,
pneumonia lobularis (bronchopneumonia) biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian
atas selama beberapa hari.
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. (Zul, 2001).
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronki dan meluas ke
parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronko pneumonia terjadi konsolidasi area
berbercak. (Smeltzer,2001).
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) :
1. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti :
Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti
Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
2. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus
dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang
mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
4. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien
yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
PATHWAYS PNEUMONIA
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
PENATALAKSANAAN PNEUMONIA
1. Kemoterapi : Pemberian kemoterapi harus berdasarkan pentunjuk penemuan kuman penyebab
infeksi (hasil kultur sputum dan tes sensitivitas kuman terhadap antibodi). Bila penyakitnya
ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila berat diberikan secara parenteral. Apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat kemungkinan
penggunaan antibiotik tertentu perlu penyesuaian dosis.
2. Pengobatan Umum
Terapi Oksigen
Hidrasi : Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat hidrasi dilakukan secara parenteral
3. Fisioterapi
Penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk menghindari
pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN DATA PNEUMONIA
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat gagal jantung kronis
Tanda : takikardi, penampilan keperanan atau pucat
3. Integritas Ego
Gejala : banyak stressor, masalah finansial
4. Makanan / Cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DM
Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk,
penampilan malnutrusi
5. Neurosensori
Gejala : sakit kepala bagian frontal
Tanda : perubahan mental
6. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada meningkat dan batuk, myalgia, atralgia
7. Pernafasan
Gejala : riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan dangkal, penggunaan
otot aksesori, pelebaran nasal
Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen
Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural
Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas Bronkial
Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi
varisela
9. Penyuluhan
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d inflamasi dan obstruksi jalan nafas
2. Pola nafas tidak efektif
3. Defisit Volume cairan b/d intake oral tidak adekuat, takipneu, demam
4. Intoleransi aktivitas b/d isolasi respiratory
5. Defisit pengetahuan b/d kurang terpapar informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
1
Diagnosa keperawatan
Batasan Karakteristik :
-
Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
Mampu mengidentifikasikan
Intervensi
NIC :
Airway suction
Pastikan kebutuhan oral /
tracheal suctioning
Auskultasi suara nafas
sebelum dan sesudah
suctioning.
Informasikan pada klien
dan keluarga tentang
suctioning
Minta klien nafas dalam
sebelum suction
dilakukan.
Berikan O2 dengan
menggunakan nasal
untuk memfasilitasi
suksion nasotrakeal
Gunakan alat yang steril
sitiap melakukan
tindakan
Anjurkan pasien untuk
Produksi sputum
Gelisah
Perubahan frekuensi dan
irama nafas
Lingkungan : merokok,
menghirup asap rokok,
perokok pasif-POK, infeksi
Fisiologis : disfungsi
neuromuskular, hiperplasia
dinding bronkus, alergi jalan
nafas, asma.
Obstruksi jalan nafas :
spasme jalan nafas, sekresi
tertahan, banyaknya mukus,
adanya jalan nafas buatan,
sekresi bronkus, adanya
eksudat di alveolus, adanya
benda asing di jalan nafas.
Fluid
balance
demam
Fluid management
Hydration
Timbang popok/pempers
Nutritional Status : Food
Definisi : Penurunan cairan
jika diperlukan
and Fluid Intake
intravaskuler, interstisial, dan/atau
Pertahankan catatan
Kriteria Hasil :
intrasellular. Ini mengarah ke
dehidrasi, kehilangan cairan
intake dan output yang
Mempertahankan urine
dengan pengeluaran sodium
akurat
output sesuai dengan usia
Monitor status hidrasi
dan BB, BJ urine normal,
(kelembaban membran
HT normal
mukosa, nadi adekuat,
Batasan Karakteristik :
Tekanan darah, nadi, suhu
tekanan darah ortostatik),
tubuh
dalam
batas
normal
jika diperlukan
- Kelemahan
Tidak ada tanda tanda
Monitor vital sign
- Haus
dehidrasi, Elastisitas turgor Monitor masukan
- Penurunan turgor kulit/lidah
kulit baik, membran mukosa
- Membran mukosa/kulit kering
makanan/cairan dan
lembab, tidak ada rasa haus
- Peningkatan denyut nadi,
hitung intake kalori
yang berlebihan
penurunan tekanan darah,
harian
penurunan volume/tekanan
Lakukan terapi IV
nadi
Monitor status nutrisi
- Pengisian vena menurun
Berikan cairan
- Perubahan status mental
Berikan cairan IV pada
- Konsentrasi urine meningkat
suhu ruangan
- Temperatur tubuh meningkat
Dorong masukan oral
- Hematokrit meninggi
Berikan penggantian
- Kehilangan berat badan
nesogatrik sesuai output
seketika (kecuali pada third
Batasan karakteristik :
Bantu pasien/keluarga
Ketidakseimbangan antara
untuk mengidentifikasi
suplei oksigen dengan
kekurangan dalam
kebutuhan
beraktivitas
Gaya hidup yang
Sediakan penguatan
dipertahankan.
positif bagi yang aktif
beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik,
emoi, social,spiritual
Energy Management
Observasi adanya
pembatasan klien dalam
melakukan aktivitas
Dorong anal untuk
mengungkapkan
perasaan terhadap
keterbatasan
Kaji adanya factor yang
menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan
sumber energi
tangadekuat
Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik
dan emosi secara
berlebihan
Monitor respon
kardivaskuler terhadap
aktivitas
Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
NIC :
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
proses pengontrolan
penyakit
Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
DAFTAR PUSTAKA