More
Next Blog
Create Blog
Digital clock
13:37:59
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Arsip Blog
2013 (20)
Juni (8)
Psychestra Harmony
Makalah Psikologi Perkembangan 1
(PUM 1)
Kasus Pribadi Operant Conditioning
PUM 2
Kasus Pribadi Modeling PUM 2
Teori Albert Bandura (Modeling)
Kepribadian menurut Gordon Willard
Allport
PIO (Ergonomi)
Laporan Hasil Observasi Psikologi
Pendidikan
Mei (8)
April (1)
Maret (1)
Februari (2)
Pengikut
Followers (2)
Follow
About Me
Ada kesalahan di
dalam gadget ini
perilaku, dan pada proses proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran social
kognitif, kita akan menggunakan penjelasan penjelasan reinforcement eksternal dan
penjelasan penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain.
Dalam pandangan belajar social manusia itu tidak didorong oleh kekuatan kekuatan dari
dalam dan juga tidak dipengaruhi oleh stimulus stimulus lingkungan.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social ( Social Learning
Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen
Ade
Rahmayani
Siregar
Ikuti
Lihat profil
65
Sign In
kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori
belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah
lengkapku
eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak anak meniru seperti perilaku agresif dari
orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura
Pembelajaran Hidup
menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor perilaku memainkan peran penting
dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih
keberhasilan, factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orang tuanya.
Albert Bandura merupakan salah satu perancang teori kognitif social.
Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau
mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model
deterministik resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan
lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan
mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif
mempengaruhi perilaku. Faktor person (kognitif) Bandura tak punya kecenderungan kognitif
terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi,
keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
penting dalam penunjangan proses pembelajaran modeling secara penuh. Karena apabila
faktor biologi kita tidak mendukung, maka proses pembelajaran yang akan dilakukan juga
akan mengalami kendala.
sebagai model,
4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan
yang positif,
5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah
laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif
1.
2.
3.
Peniruan Gabungan
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang
berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. Contoh: Pelajar meniru
gaya gurunya melukis dan cara mewarnai daripada buku yang dibacanya.
4.
5.
Peniruan Berkelanjutan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun. Contoh:
Pelajar meniru gaya bahasa gurunya.
ada pada film yang telah ia tonton sebelumnya. Sedangkan anak yang kedua, hanya diam dan
memperhatikan boneka yang ada dihadapannya tanpa melakukan hal hal yang bersifat action
seperti pada anak yang pertama. Boleh dikatakan bahwa anak yang pertama lebih agresif
dibandingkan anak yang kedua. Pola belajar yang dilakukan oleh anak tersebut disebut dengan
modeling (peniruan). Dimana terlihat jelas bahwa anak yang pertama meniru segala gerakan
atau aksi yang dilakukan oleh pemain pemain film action yang ia tonton dan kemudian ia
terapkan kepada boneka bobo doll yang ada dihadapannya. Hal tersebut dapat dikatakan
sebagai cara belajar dengan modeling.
Place Learning
Dalam percobaannya yang pertama untuk menguji proses belajar dari sudut pandang
kognitif, Tolman mendesain sebuah labirin yang ditinggikan. Tikus-tikus yang menjadi hewan
percobaan berlari dari titik A di seberang meja bundar terbuka melalui titik C D(yang memiliki
dinding gang) dan akhirnya ke titik G, dimana kotak makanan disediakan. Sementara itu H
adalah cahaya yang bersinar langsung pada jalan turun dari titik G ke F.Setelah empat
malam(tiga percobaan per malam), di mana tikus belajar untuk berjalan secara langsung dan
tanpa ragu-ragu dari A ke G, alat percobaan diubah menjadi ledakan matahari. Jalan awal dan
meja tetap sama namun serangkaian jalur memancar ditambahkan.
Tikus tikus itu kembali berlari dari titik A, lalu melintasi meja bundar ke gang dan
menemukan diri mereka diblokir. Mereka kemudian kembali ke meja dan mulai menjelajahi
hampir semua jalan memancar sebelum akhirnya menemukan jalan yang tersingkat untuk
mencapai kotak makanan tersebut.
Dari percobaan tersebut, Tolman menyimpulkan bahwa tikus-tikus itu telah belajar
peta kognitif dari titik A (tempat dimana tikus mulai berlari) sampai ke titik G (kotak
makanan). Peta kognitif ialah kesadaran mental yang didapatkan dari struktur ruang fisik atau
unsur-unsur yang terkait.
Dalam merumuskan peta kognitif, Tolman menguji apa yang disebut sebagai belajar
respons (response learning) dan belajar tempat (place learning). Response learning terjadi
ketika tikus tahu bahwa dengan menempuh jalan tertentu dalam labirin akan mengantarnya
pada makanan. Sedangkan place learning terjadi setiap kali tikus belajar untuk
mengasosiasikan adanya makanan di suatu tempat tertentu. Tolman kemudian menemukan
bahwa semua tikus dalam labirin baru bisa menempuh jalur yang benar setelah 8 kali trial dan
tidak ada yang bisa belajar dengan cepat dalam response-learning, bahkan beberapa tikus
tidak belajar sama sekali setelah 72 trial.
Latent Learning
Latent learning atau belajar laten adalah teori belajar yang tidak diwujudkan dalam
performance atau dengan kata lain belajar laten merupakan belajar yang tidak mendapat
penguatan yang tidak secara langsung ditampilkan ke dalam perilaku. Belajar laten merupakan
teknik belajar yang terbengkalai dalam waktu yang amat panjang sebelum hal tersebut
dinyatakan dalam perilaku.
Eksperimen teori belajar laten yang paling terkenal dilakukan oleh Tolman dan Honzik
(1930) dengan melibatkan tiga kelompok tikus yang mencoba belajar untuk memecahkan
suatu kebingungan (jaringan jalan yang simpang siur). Kelompok pertama, tidak pernah
diperkuat untuk melintasi jalan yang simpang siur. Kelompok kedua, selalu diperkuat,
sedangkan kelompok ketiga tidak diperkuat sampai percobaan hari kesebelas.
Nah, berdasarkan teori belajar laten, kelompok ketiga akan belajar di jalan simpang
siur sama halnya dengan kelompok yang diperkuat secara teratur dan ketika penguatan
diperkenalkan pada hari kesebelas, kelompok ini akan melakukan hal yang sama seperti
kelompok yang secara terus menerus diperkuat.
Faktor Biologis
Belajar adalah proses yang secara harfiah membentuk kehidupan kita. Kita harus ingat
bahwa kemampuan kita untuk belajar dari pengalaman tidak terbatas, dipengaruhi dalam
berbagai cara oleh faktor biologi
Penelitian Susan Mineka dari universitas Northwestern dan rekan-rekannya
menunjukkan kesiapan biologis untuk belajar rasa takut dalam beberapa hal lebih mudah
daripada belajar rasa takut dari proses modeling. Dari sebuah penelitian, cook dan mineka
(1990) menunjukkan monyet di sebuah laboratorium yang belum pernah melihat rekaman
video ular, lalu monyet tersebut berperilaku ketakutan di hadapan ular buatan dan tidak
berperilaku ketakutan di depan bunga buatan. Seperti yang telah diharapkan, monyet di
laboratorium menunjukkan peningkatan besar rasa ketakutan mereka terhadap ular buatan.
Kelompok monyet yang lain ditunjukkan rekaman video yang diedit yang menampilkan monyet
liar penuh ketakutan pada bunga-bunga dan bukan ular. Paparan video ini tidak membuat
takut pada ular maupun pada bunga.
REFERENCE:
King, Laura A., 2010. Psikologi Umum. Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.
Plotnik, Rod., 2005. Introduction To Psychology. Thomson Learning. America.
Feldman,
Robert S., 2012. Pengantar Psikologi. Penerbit Salemba Humanika. Jakarta.
Lahey, Benjamin B., 2007. Psychology An introduction. McGraw-Hill. Amerika
http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura346947.html
http://psychclassics.yorku.ca/Tolman/Maps/maps.htm
Diposkan oleh Ade Rahmayani Siregar di 10.43
Rekomendasikan ini di Google
Publikasikan
Google Account
Pratinjau
Beranda
Posting Lama
Recent Posts
Music
Get Free Music at www.divine-music.info
Aderahmayani. Template Watermark. Gambar template oleh nicodemos. Diberdayakan oleh Blogger.