Anda di halaman 1dari 53

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia mencakup pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori,
prinsip, dan hukum berdasarkan temuan sains dan kerja ilmiah. Oleh karena
itu, dalam pembelajaran kimia guru harus mengemas penyajian materi agar
dapat membantu siswa memahami materi dengan baik. Hal ini didasarkan
pada kerakteristik ilmu kimia itu sendiri, yaitu sebagian besar konsep-konsep
kimia bersifat abstrak. Konsep-konsep kimia pada umumnya merupakan
penyerderhanaan dari keadaan sebenarnya dan konsep kimia bersifat
berurutan dan berjenjang (Middleacamp dan Kean, 2013).
Ilmu kimia termaksud mata pelajaran dalam rumpun sains yang
bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep-konsep kimia dan mampu
menerapkan konsep-konsep kimia tersebut untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari secara ilmiah. Oleh karena itu materi pelajaran kimia
dianggap sulit dibandingkan pelajaran yang lain dan juga proses pembelajaran
kimia yang tidak mendukung efektifitas dan bermaknanya suatu pembelajaran
menyebabkan siswa merasa bosan dan malas dalam belajar. Akibatnya siswa
kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya menjadi
rendah. Untuk dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran,
dibutuhkan model, media, tekhnik, dan pendekatan yang tepat sehingga
pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa tertarik untuk belajar materi
kimia (Herson, 2014).

Berdasarkan observasi awal di SMKN 8 Mataram, model dan media


pembelajaran yang dipakai masih kurang sesuai. Model pembelajaran yang
dipakai oleh guru selama ini dalam menyampaikan materi masih
menggunakan model pembelajaran konvensional, diskusi dan guru hanya
membagikan materi saja untuk didiskusikan menyebabkan siswa cendrung
bosan, aktivitas belajar menjadi berkurang dan secara keseluruhan hasilnya
ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses
dan hasil belajar siswa. Sedangkan media yang digunakan yaitu papan tulis
yang digunakan sebatas untuk menyampaikan materi sehinnga proses
pembelajaran kurang menarik. Akibatny siswa kurang termotivasi dan
aktivitas belajar siswa kurang efektif.
Pelajaran kimia seharusnya menjadi salah satu pelajaran yang diminati
dan disenangi oleh siswa. Namun kenyataannya rata-rata hasil belajar siswa
pada mata pelajaran kimia selalu rendah, dilihat dari nilai mid semester yang
diperoleh siswa sekitar 58 masih sangat jauh dari standar ketuntasan yang
sudah ditentukan (KKM) yaitu 75. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan
siswa kesulitan dalam belajar kimia, pemahaman dan penggunaan konsep
kimia yang masih rendah, siswa enggan untuk bertanya walaupun masih ada
yang belum dimengerti. Selain itu disebabkan oleh kurangnya motivasi dan
aktivitas siswa dalam belajar.
Berdasarkan permasalahan diatas, dibutuhkan model dan media yang
cocok agar dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan
memperbaiki hasil belajar siswa yang masih rendah, peneliti menawarkan

model pembelajaran Aktif Giving Question and Getting Answer (GQGA)


dengan media pesawat masalah. Kelebihan dari model pembelajaran GQGA
yaitu suasana pembelajaran lebih menjadi aktif, anak mendapat kesempatan
baik secara individu maupun kelompok untuk menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti, guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi
yang disampaikan serta mendorong anak untuk berani mengajukan
pendapatnya berdasarkan permasalah yang dibawah oleh media pesawat
masalah (Rouf. A, 2012). Sedangkan permainan pesawat masalah dikatakan
sebagai media pembawa pertanyaan berdasarkan masalah yang ditemukan
kemudian dilemparkan ke kelompok lain untuk mendapatkan solusi atau
jawabannya. Artinya siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan
bersemangat, termotivasi dan antusias sehingga tujuan pembelajaran tercapai
(Suharyati, 2013).
Abdul Rouf (2012) menyatakan bahwa penggunaan model
pembelajaran (GQGA) dapat merangsang peserta didik untuk lebih fokus
mengikuti kegiatan belajar mengajar peserta didik terlihat lebih aktif baik
dalam hal mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang diajarkan
ataupun pada saat diskusi kelompok sehingga meningkatkan hasil belajar
siswa dilihat dari skor nilai siswa yang meningkat yaitu dari 80% menjadi 92
%. Hasil penelitian yang dilakukan (Amalia Chasanah, 2012) menyatakan
bahwa penerapan strategi pembelajaran Giving Questions and Getting Answer
(GQGA) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat melalui kertas, sehingga siswa didorong lebih berani

untuk menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya. Hal ini dapat membantu


siswa meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa dilihat dari peningkatan
hasil belajar kognitif dan afektif siswa. Kemudian diperkuat oleh Titik
Suharyati (2013) menyatakan bahwa media permainan pesawat masalah dapat
mencegah kejenuhan dan kebosanan peserta didik dan menjadikan
pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer (GQGA) dengan
menggunakan media pesawat masalah sangat penting untuk diterapkan karena
dapat membangun keaktifan siswa, sehingga terjadi timbal balik antara guru dan
siswa. Guru hanya berperan sebagai fasilitator, dimana siswa lebih banyak
melakukan aktivitas pada saat pembelajaran, seperti saling mengungkapkan
pendapat, dan saling bertanya jawab antara kelompok satu dengan yang lain
mengenai konsep-konsep yang belum dimengerti dalam pelajaran kimia, misalnya
materi persamaan reaksi dan hukum dasar kimia (Umayah, 2013). Pada materi
persamaan reaksi dan hukum dasar kimia siswa mengajukan pertanyaan
bagaimana langkahlangkah menyetarakan persamaan reaksi dan keterkaitannya
dengan materi hukum dasar kimia, guru merespon dan melakukan timbal balik
mengenai pernyataan tersebut untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi
tersebut.
Adanya media pesawat masalah, pembelajaran akan lebih efektif dan lebih
menarik perhatian siswa daripada pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan metode ceramah. Selain itu, belajar sambil bermain memiliki

keasyikan tersendiri dan akan menyembabkan siswa lebih mudah untuk menerima,
mengerti, dan memahami pelajaran yang dipahami (Suharyati, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam hal ini peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran GQGA Dengan
Media Pesawat Masalah Terhadap Aktivitas Bertanya dan Pemahaman
Konsep Persamaan Reaksi dan Hukum Dasar Kimia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar pengaruh model GQGA dengan media pesawat masalah
terhadap aktivitas bertanya persamaan reaksi dan hukum dasar kimia?
2. Seberapa besar pengaruh model GQGA dengan media pesawat masalah
terhadap pemahaman konsep persamaan reaksi dan hukum dasar kimia?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi pengaruh model GQGA dengan media pesawat masalah
terhadap aktivitas bertanya persamaan reaksi dan hukum dasar kimia.
2. Mengidentifikasi pengaruh model GQGA dengan media pesawat masalah
terhadap pemahaman konsep persamaan reaksi dan hukum dasar kimia.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberikan ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan
penggunaan model GQGA dengan media pesawat masalah terhadap
aktivitas bertanya dan pemahaman konsep persamaan reaksi dan
hukum dasar kimia. Dimanfaatkan sebagai pedoman untuk
peningkatan pembinaan dan pengembangan proses belajar mengajar
untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Secara Praktis
a) Bagi Siswa
Melalui penelitian ini siswa menjadi lebih aktif dalam proses
pembelajaran serta meningkatkan pemahaman konsep kimia
khususnya materi pokok persamaan reaksi dan hukum dasar kimia.
b) Bagi Guru
Dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat mengetahui model
pembelajaran dengan pendekatan GQGA dengan bantuan media
pembelajaran pesawat masalah serta dapat menerapkannya secara
tepat, sehingga dapat menjadi alternatif atau pilihan metode pada
waktu menyampaikan materi dalam proses pembelajaran.

Disamping itu, dapat memberikan masukkan bagi guru sebagai


upaya dalam menerapkan strategi pembelajaran yang lebih bervariasi,
serta menjadikan guru lebih terampil dalam mengaktifkan siswa
untuk bertanya serta memotivasi siswa dalam belajar, sehingga
diharapkan hasil belajar siswa akan lebih meningkat.
c) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
memperkaya ilmu pengetahuan, mengembangkan metode-metode
pembelajaran serta dapat menjadi alternatif dalam mengatasi masalah
pembelajaran terutama pelajaran kimia pada siswa kelas X SMKN 8
Mataram.
d) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan sebagai
upaya peningkatan kualitas diri sebagai calon tenaga pengajar kimia.
Dan bagi peneliti selanjutnya, sebagai tambahan refrensi dan
perbandingan untuk peneliti selanjutnya.
E. Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian bertujuan untuk membatasi hal yang akan dibahas
untuk memperlancar pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Adapun
batasan ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMKN 8 Mataram Jln. Jendral
Sudiman Rembiga Mataram.

2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMKN 8 Mataram.
3. Batasan Materi
Adapun batasan materi pada penelitian ini adalah pada pokok bahasan
persamaan reaksi dan hukum dasar kimia.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengaruh model GQGA dengan media
pesawat masalah terhadap aktivitas bertanya dan pemahaman konsep
persamaan reaksi dan hukum dasar kimia.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap istilah-istilah dalam
penelitian ini, maka peneliti perlu mendefinisikan istilah sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer (GQGA)
Model pembelajaran GQGA merupakan suatu metode yang digunakan
untuk meningkatkan keterampilan tanya-jawab siswa. Giving Question
artinya memberikan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan sedangkan
Getting Answer (GQGA) artinya mendapatkan atau memperoleh jawaban.
Jadi model GQGA bertujuan untuk melatih kemampuan siswa untuk
mengajukan pertanyaan dari masalah yang ada dan memperoleh jawaban
dari pertanyaan tersebut.

b. Media Pembelajaran Pesawat Masalah


Media Pesawat masalah merupakan media atau alat yang digunakan
siswa dalam proses pembelajaran berupa potongan kertas yang di bentuk
seperti pesawat berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
kelompok yang satu untuk di lemparkan ke ke kelompok lain dengan
tujuan untuk memperoleh jawaban.
c. Aktivitas Bertanya
Aktivitas bertanya adalah suatu kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran untuk meminta keterangan atau penjelasan tentang materi
pembelajaran. Artinya siswa bertanya kepada guru mengenai materimateri yang belum dimengerti sehingga memperoleh jawaban. Misalnya
materi hukum dasar kimia bagaimana cara membuktikan hukum-hukum
dasar kimia?
d. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa memahami atau
mengerti materi yang diajarkan. Sala satunya materi persamaan reaksi,
siswa dikatakan memahami materi apabila dapat menyetarakan suatu
persamaan reaksi kimia, menentukan mana dikatakan produk reaksi dan
hasil reaksi.

10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer (GQGA)
a. Pengertian Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer
(GQGA)
Menurut Chahasan (2012) model pembelajaran Giving
Question and Getting Answer merupakan implementasi dari dari
strategi pembelajaran kontrukstivistik yang menempatkan siswa
sebagai subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa mampu
merekontruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator saja. Model Giving Question and Getting Answer ditemukan
oleh Spancer Kagan, orang berkebangsaan Swiss pada tahun 1963.
Model ini dikembangkan untuk melatih siswa memiliki
kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan,
karena pada dasarnya metode tersebut merupakan modifikasi dari
metode tanya jawab yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan
potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti pesawat masalah
sebagai medianya (Nurhaidah, 2013).
Kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan merupakan hal
yang sangat esensial dalam pola interaksi antara guru dengan siswa.
Kegiatan bertanya dan menjawab yang dilakukan oleh guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar serta mampu menumbuhkan
pengetahuan baru pada diri siswa. Akibatnya siswa akan menjadi aktif

11

dalam proses belajar mengajar dan mampu merekonstruksi


pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan guru hanya bertindak
sebagai fasilitator (Nurhaidah, 2013).
Jadi, model Giving Question and Getting Answer merupakan
sebuah metode yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan
tanya-jawab siswa. Metode ini merupakan modifikasi dari metode
tanya jawab yang kolaborasikan dengan menggunakan media
potongan kertas ( pesawat masalah) yang terdiri dari potongan kertas
pertanyaa dan potongan kertas menjawab.
b. Langkah-langkah penerapan metode pembelajaran Giving Question
and Getting Answer (Rouf. A, 2012) antara lain: (a) bagikan dua
potong kartu kertas kepada tiap siswa, kertas satu merupakan kartu
untuk bertanya dan kertas dua kartu untuk menjawab; (b) kartu
bertanya digunakan ketika mengajukan pertanyaan, sebaliknya kartu
menjawab digunakan untuk menjawab pertanyaan; (c) membagi siswa
ke dalam kelompok kecil 4 atau 5 orang; (d) mintalah semua siswa
untuk menulis nama lengkap beserta nomor absensi di balik kartukartu tersebut; (e) guru bisa mengawali penjelasan materi dengan
menggunakan metode ceramah dan menyisahkan waktu untuk dibuka
sesi Tanya jawab; (f) masing-masing kelompok melemparkan
pertanyaan pada potongan kertas (kartu 1) yang dibentuk seperti
pesawat masalah ke kelompok lain; (g) masing-masing kelompok
memilih pertanyaan-pertanyaan yang ada (kartu 1), dan juga topik-

12

topik yang dapat mereka jelaskan (kertas 2); (h) meminta setiap
kelompok untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan yang telah
mereka seleksi. Jika ada di antara siswa yang bisa menjawab, diberi
kesempatan untuk menjawab. Jika tidak ada yang bisa menjawab, guru
harus menjawab; (i) meminta setiap kelompok untuk menyampaikan
apa yang dapat mereka jelaskan dari kertas 2, selanjutnya minta
mereka untuk menyampai kannya ke kawan-kawan; (j) melanjutkan
proses ini sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada; (k) mengakhiri
pembelajaran dengan menyampaikan rangkuman dan klarifikasi dari
jawaban-jawaban dan penjelasan siswa serta memberikan reword
kepada kelompok yang terbaik.
c. Tujuan Model Giving Question and Getting Answer
Kristiani (2013) mengatakan penerapan model Giving
Question and Getting Answer dalam suatu proses belajar mengajar
bertujuan untuk: (a) mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar
perbaikan proses belajar mengajar; (b) membimbing usaha para siswa
untuk memperoleh suatu keterampilan kognitif dan social; (c)
memberikan rasa senang pada siswa; (d) merangsang dan
meningkatkan kemampuan berpikir siswa; (e) memotivasi siswa agar
terlibat dalam interaksi; (f) melatih kemampuan mengutarakan
pendapat; (g) mencapai tujuan belajar.

13

d. Beberapa kelebihan dan kekurangan dari model Giving Question and


Getting Answer (Nurhaidah, 2013)
a) Kelebihan penerapan model giving question and getting answer
antara lain yaitu: (1) Susunan pembelajaran menjadi lebih menjadi
aktif; (2) anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun
kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti; (3)
guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang
disampaiakan; (4) mendorong anak untuk berani mengajukan
pendapatnya.
b) Kelemahan penerapan model giving question and getting answer
antara lain yaitu: (1) Pertanyaan pada hakekatnya sifatnya hanya
hafalan; (2) proses tanya jawab yang berlangsung secara terus
menerus akan menyimpang dari pokok bahasan yang sedang
dipelajari; (3) guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak
yang tidak mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah
memahami dan menguasai materi yang telah diberikan.
2. Media Pesawat Masalah
Suharyati (2013) mengatakan media pesawat masalah merupakan
media pembawa pertanyaan mengggunakan potongan kertas yang di
bentuk seperti pesawat mengenai masalah- masalah yang ditemukan yang
akan dilemparkan tiap kelompok ke kelompok lain. media pesawat
masalah juga diartikan sebagai pembelajaran yang mendiskusikan masalah
dari berbagai sumber mengggunakan potongan kertas yang di bentuk
seperti pesawat yang berisi pertanyaan tentang masalah- masalah yang

14

ditemukan. Media pesawat masalah sangat cocok untuk memenuhi


kebutuhan pembelajaran yang menyenangkan. Adapun ciri-ciri pokok
pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) menurut Suharyati
(2013) ialah: (a) Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak
membuat tegang, aman, menarik dan tidak membuat siswa ragu
melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang
tinggi; (b) terjaminnya ketersedian materi dan metode yang relevan; (c)
terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan; (d) adanya
situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta didik untuk
berfikir jauh ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang di pelajari;
(e) adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar
bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan
dukungan yang enthusiast.
1. Tujuan dan manfaat media pesawat masalah
a. Tujuan media pesawat masalah
Penggunaan media pesawat masalah bertujuan agar siswa dapat
mengikuti rangkaian kegiatan pembelajaran dengan menyenangkan
dan tanpa ada perasaan terbebani. Karena peserta didik merasa
senang mengikuti kegiatan pembelajaran (Suharyati, 2013).
b. Manfaat media pesawat masalah
Permainan Pesawat Masalah dalam pembelajaran akan banyak
membawa manfaat baik bagi guru itu sendiri maupun bagi peserta
didik. Guru akan merasa nyaman dalam menyampaikan materi

15

karena semua siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan


penuh semangat. Walau tampak gaduh, kegaduhan yang tampak
adalah proses pembelajaran yang menggembirakan dan melibatkan
semua siswa. Guru akan merasa puas karena pembejaran berjalan
dengan lancar, peserta didik mengikuti pembejaran dengan
bersemangat, antusias, dan tujuan pembelajaran tercapai. Di
samping itu, guru akan termotivasi untuk melakukan inovasiinovasi dalam menyampaiakan pembelajaran yang menyenangkan
dan memuaskan (Suharyati, 2013). Kemudian diperkuat oleh
Mulyati, mengatakan pemakaian media pembelajaran dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar, dan akan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa serta membantu
siswa meningkatkan pemahaman.
3. Korelasi Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat
Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer (GQGA)
sangat berpengaruh terhadap aktivitas bertanya dan pemahaman konsep,
hal ini dikarenakan siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai
hal yang tidak dimengerti dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjelaskan hal yang sudah dimengerti kepada temannya yang lain.
Artinya siswa saling mengungkapkan pendapat, dan saling bertanya jawab
antara kelompok satu dengan yang lain mengenai konsep-konsep yang
belum dimengerti sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih aktif Tipe

16

ini juga akan meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan


pendapatnya dan memberikan sikap saling menghargai antar siswa
(Sudirman, 2015).
Suharyati (2013) mengatakan bahwa media pesawat masalah didesain
untuk memotivasi dan mengaktifkan siswa dalam belajar serta menjadikan
proses pembelajaran lebih menyenangkan, karena media pesawat masalah
merupakan media pembawa pertanyaan dari kelompok satu untuk di
lemparkan ke kelompok lain dengan tujuan memperoleh jawaban. Artinya
kegiatan tanya-jawab antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa
berlangsung ketika pertanyaan dibawah oleh media pesawat masalah.
Melalui media permainan pesawat masalah siswa akan lebih mudah untuk
menerima, mengerti, dan memahami materi pelajaran (Suharyati, 2013).
4. Aktivitas Bertanya
a. Pengertian Aktivitas Bertanya
Bertanya adalah cara untuk mengungkapkan rasa
keingintahuan akan jawaban yang tidak/belum diketahui. Rasa ingin
tahu merupakan dorongan atau rangsangan yang efektif untuk belajar
dan mencari jawaban. Kualitas hidup seseorang ditentukan oleh
kualitas pertanyaannya, semakin progresif sebuah pertanyaan semakin
sukses orang tersebut menjalani kehidupannya. Bertanya merupakan
bagian pembelajaran dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajara (Riswani dan Widayati, 2012).

17

Sedangkan aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan


baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar
mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa
untuk belajar (Supinah, 2009). Aktivitas juga merupakan suatu
kegiatan kerja atau belajar yang dilaksanakan ditiap bagian di dalam
suatu lembaga pendidikan atau perusahaan. Jadi aktivitas bertanya
adalah suatu kegiatan untuk meminta keterangan atau penjelasan
tentang materi pembelajaran (Megawati, 2013).
Oemar Hamalik (2010) berpendapat bahwa penggunaan asas
aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para peserta didik karena: (1)
Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami
sendiri; (2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek
pribadi sisw secara integral; (3) memupuk kerjasama yang harmonis di
kalangan siswa; (4) para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan
sendiri; (5) memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar
menjadi demokratis; (6) mempererat hubungan sekolah dan
masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru; (7)
pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan
verbalistis; (8) pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana
aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

18

b. Manfaat Aktivitas Bertanya


Kegiatan-kegiatan bertanya yang dapat dilakukan siswa
tertuang dalam model suatu pembelajaran (MSP) yang dirumuskan
oleh guru sesuai kebutuhan dengan bertitik tolak dari tingkah laku
siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran dari materi yang
akan disampaikan .
Aktivitas bertanya bermanfaat untuk: (1) Menggali informasi,
baik administrasi maupun akademis; (2) mengecek pemahaman siswa;
(3) memecahkan masalah yang dihadapi; (4) membangkitkan respon
siswa;

(5)

mengetahui

sejauhmana

keingintahuan

siswa;

(6)

mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; (7) mengfokuskan


perhatian

siswa

pada

sesuatu

yang

dikehendaki

guru;

(8)

membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan (9)


menyegarkan kembali pengetahuan siswa (Megawati, 2013).
5. Pemahaman Konsep
1. Pengertian pemahaman konsep
Susanto (2013) mengatakan bahwa pemahaman diartikan
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari, seberapa besar siswa menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana
siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dialami,
atau yang ia rasakan.

19

Pemahaman dapat di kategorikan kepada beberapa aspek,


dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
menginterprestasikan sesuatu. Ini berarti bahwa seseorang yang
telah memahami sesuatu atau telah mempeoleh pemahaman akan
mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia
terima. Selain itu bagi mereka yang telah memahami tersebut,
maka ia mampu memberikan interpretasi atau menafsirkan secara
luas sesuai dengan keadaan yang ada disekitarnya, ia mampu
menghubungkan dengan kondisi yang ada saat ini dan yang akan
dating.
b. Pemahaman bukan hanya sekedar mengetahui, yang biasanya
hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi
apa yang perna di pelajari. Bagi orang yang benar-benar telah
paham ia akan mampu memberikan gambaran, contoh, dan
penjelasan yang lebih luas dan memadai.
c. Mengetahui pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena
pemahaman melibatkan prosess mental yang dinamis, dengan
memahami ia akan mampu memberikan uraian dan penjelasan
yang lebih kreatif, tidak hanya memberikan gambaran dalam suatu
contoh saja tetapi mampu memberikan gambaran yang lebih luas
dan baru sesuai dengan kondisi saat ini.

20

d. Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing


tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti, menerjemahkan,
menginterprestasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
Sedangkan konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam
pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi, konsep ini
merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan
tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Orang yang telah
memiliki konsep berati orang itu telah memiliki pemahaman yang jelas
tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut
dapat berupa objek konkrit ataupun gagasan yang abstrak (susanto, 2013).
Dalam hubungannya dengan studi social, konsep didefinisikan oleh James
G. Womack sebagai kata atau ungkapan yang berhubungan dengan sesuatu
yang menonjol, sifat yang melekat. Pemahaman dan penggunaan konsep
yang tepat bergantung pada penguasaan sifat yang melekat tadi (Musnaini,
2015).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa,
pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian
seperti mampu memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengeahui
apa yang sedang dikomunikasikan, memberikan penjelasan atau memberi
uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-kata sendiri, mampu
menyatakan ulang suatu konsep, mampu mengklarifikasikan suatu objek
dan mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk

21

yang lebih dipahami. Seorang siswa dikatakan memahami konsep jika


konsep tersebut sudah tersimpan dalam pikiran siswa berdasarkan polapola tertentu yang dibutuhkan untuk ditetapkan dalam pikiran mereka
sendiri sebagai cirri dari kesal mental untuk membuat suatu contoh konsep
dan membedahkan contoh dari non konsep (Musnaini, 2015).
6. Korelasi Antara Aktivitas Bertanya dan Pemahaman Konsep Siswa
Korelasi antara indikator aktivitas bertanya dan pemahamn konsep
yaitu Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa
merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
mengerjakan tugastugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa
bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan (Supinah, 2009). Sala satunya materi hukum dasar kimia,
misalnya mengajukan pertanyaan bagaimana cara membuktikan hukumhukum dasar kimia melalui percobaan, apakah hipotesis yang diajukan
sesuai dengan data hasil eksperimen dan lain-lain.
Sedangkan pemahaman konsep yaitu kemampuan siswa mengerti
dan memahami materi pembelajaran, melaui kegiatan bertanya siswa akan
memperoleh jawaban sehingga memahami apa yang tidak dimengerti.
Setelah adanya pemahaman konsep, siswa dapat mengajukan pertanyaan,
mengerjakan soal- soal yang diberikan serta dapat menjelaskan kepada

22

teman-temannya (Herawati, 2010). Sala satunya materi persamaan reaksi,


adanya kemampuan memahami materi siswa dapat menyetarakan
persamaan reaksi serta menjelaskan cara menyetarakan suatu reaksi kimia
kepada teman-temanya.
7. Materi Persamaan Reaksi dan Hukum Dasar Kimia
A. Persamaan Reaksi
Reaksi kimia merupakan proses yang meliputi perubahan pada satu
atau beberapa zat menjadi zat lain meliputi pemutusan atau
pembentukan ikatan kimia yang secara skematis, reaksi kimia
dinyatakan dalam persamaan reaksi dan terdiri atas reaktan dan
produk reaksi (Susilowati. E, 2015: 87). Sedangkan menurut (Erawati,
Saptarini, 2012:86) persamaan reaksi merupakan peristiwa perubahan
kimia atau reaksi kimia diamati dan dicatat dengan cara tertentu yang
harus memenuhi hukum-hukum dasar kimia.
B. Hukum-hukum Dasar Kimia
1. Hukum Lavoiser
Hukum lavoiser disebut juga hokum Kekekalan Massa yang
berbunyi: Jumlah massa zat sebelum dan sesudah reaksi tidak
berubah.
2. Hukum Proust
Hukum proust dikenal juga dengan Hhukum Perbandingan
Tetap, yang berbunyi: Massa setiap unsure yang membentuk
suatu senyawa mempunyai perbandingan tetap.

23

3. Hukum Dalton
Hukum dalton disebut juga dengan Hukum Perbandingan
Berganda yang berbunyi: Apabila dua unsure dapat membentuk
lebih dari satu senyawa dan massa dari sala satu unsure dalam
setiap senyawa jumlahnya tetap, perbandingan massa unsur
lainnya akan berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.
4. Hukum Gay Lussac
Pada tahun 1808 seorang ahli kimia dari Perancis, Joseph Louis
Gay Lussac melakukan penyelidikan volume gas-gas dalam reaksi
kimia. (Hukum Gay Lussac) yang menyatakan bahwa: Bila
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang
bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai
bilangan bulat dan sederhana.
5. Hukum Avogadro
Pada tahun 1776-1856 Amedo Avogadro mengajukan suatu
hipotesis yang telah terbukti kebenaranya sehingga disebut Hukum
Avogadro. Hukum tersebut menyatakan: Apabila diukur pada suhu
dan tekanan yang sama, maka gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah partikel yang sama pula.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Peneliti akan mencoba melakukan penelitian yang berjudul pengaruh
model pembelajaran GQGA dengan media pesawat masalah terhadap
aktivitas bertanya dan pemahaman konsep persamaan reaksi dan hukum dasar
kimia. Ada beberapa dasar yang dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian

24

ini termasuk didalamnya terdapat beberapa hasil penelitian yang terkait


dengan variabel-variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini. Hasil
penelitian tersebut (penelitian relevan) terangkup pada tabel 2. 1.
Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan
Tahun Nama Peneliti (Judul)
Kesimpulan
2015

2012

2012

2012

Kajian Teoritis Yang


Diambil
Kerakteristik dan
manfaat dari model
pembelajaran GQGA

Sudirman
Model pembelajaran
(UniversitasWiralalodra aktif tipe Giving
Indramayu)
Question and Getting
Pengaruh Model Belajar Answer dapat
Aktif Tipe Giving Questionmeningkatkan
And Getting Answer
prestasi belajar
(GQGA) Terhadap Prestasimatematika siswa
Belajar Matematika Siswa.
Baiq Nurhaida
Model Pembelajaran Kelebihan dari model
(IKIP Mataram)
GQGA (Giving
GQGA dapat dilihat
Pengaruh Model
Questions And
dari variabel tertentu
Pembelajaran GQGA
Getting Answer)
seperti kebiasaan
(Giving Questions And
berpengaruh terhadap belajar, meningkatkan
Getting Answer)
peningkatkan hasil
motivasi, kemampuan
Terhadap Hasil Belajar
belajar siswa
berpikir dan hasil
Kimia Kelas X SMAN 1
belajar
Gangga.
Abdul Rouf
Penerapan
Melalui Sintaks dari
(IAIN Wali Songo) Pembelajaran Active pembelajaran active
Pengaruh Penerapan
Learning Model
learning model GQGA
Pembelajaran Active
Giving Question And dapat menumbuhkan
Learning Model Giving Getting Answers
interaksi antara guru
Question And Getting
(GQGA) sangat
dengan siswa, adanya
Answers (GQGA) Pada
berpengaruh terhadap keterampilan siswa
Mata Pelajaran Ipa
peningkatan
untuk bertanya dan
Materi Pokok Gerak
keaktifan dan hasil
kemampuan menjawab
Terhadap Hasil Belajar
belajar siswa
pertanyaan, menjadikan
Siswa Kelas Vii Mts
siswa lebih aktif serta
Nurul Falah Bolangdapat berinteraksi dan
Tirtajaya Kabupaten
berdiskusi dengan
Karawang.
temannya.
Amalia Chasanah, dkk Penerapan strategi
Tingkah laku siswa
(FKIP. UNS)
pembelajaran Giving
yang dihasilkan dari
Pengaruh Penerapan
Questions and
penerapan strategi
Model Pembelajaran
Getting Answer
pembelajaran GQGA

25

Giving Questions And


Getting Answer
Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMAN
Banyudono.
2013

2015

Titik Suharyati
(E-Jurnal Pendidikan)
Permainan Pesawat
Masalah Dapat
Mengatasi Kejenuhan
Dan Rasa Malas Peserta
Didik Dalam Mengikuti
Pembelajaran.

(GQGA)
berpengaruh terhadap
hasil
belajar(peningkatan
hasil belajar) siswa
mata pelajaran
biologi
Media pesawa
masalah dapat
menghidupkan
suasana kelas dan
menciptakan proses
pembelajaran yang
menarik atau
menyenangkan

yaitu meliputi
pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan
melatih keterampilan
siswa berkomunikasi
1. Kerakteristik media
pesawat masalah
dari:
- Pengertian media
pesawat masalah
- Manfaat media
pesawat masalah
- Tujuan media
pesawat masalah
2. Sintaks dari media
pesawat masalah
Pengertian dari
pemahaman konsep

Musnaini
Penerapan Model
(IKIP Mataram)
Pembelajaran
Pengaruh Model
Problem Solving
Pembelajaran Problem
tidak berpengaruh
Solving Dipadu Dengan terhadap pemahaman
Media Cerpen Terhadap konsep siswa
Motivasi dan
Pemahaman Konsep
Siswa Kelas X Materi
Hidrokarbon.
2013
Megawati
Penerapan strategi
Kerakteristik dari aktivitas
(IKIP Mataram)
kartu panggilan dapat bertanya dilihat dari:
Penggunaan strategi
meningkatkan
- Pengertian
kartu panggilan untuk
aktivitas bertanya
aktivitas
meningkatkan aktivitas
siswa sesuai dengan
bertanya
bertanya dan hasil
hasil observasi
- Manfaat
belajar biologi siswa
tergolong cukup aktif
aktivitas
kelas VIII MTs aldalam proses
bertanya
ikhtisor tanjung karang. pembelajaran
2009
Supinah
Untuk mengukur aktifitasKorelasi aktivitas dan
(Widyaiswara PPPPTK) siswa dalam pembelajaran
aktivitas bertanya
Bagaimana mengukur aktivitasguru
siswa
siswa dalam pembelajaran.menggunakan instrumen
yang dibuat berdasarkan
aktivitas belajar siswa
selama

26

mengikuti proses
pembelajaran di
kelas.
Berdasarka tebel 2.1 hasil penelitian yang relevan, maka peneliti
mengangkat judul ini karena penelitian sebelumnya belum ada yang
menerapkan model pembelajaran GQGA yang dikombinasikan dengan media
pesawat masalah yang dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu,
proses, dan hasil belajar siswa terutama dalam hal peningkatan aktivitas
bertanya dan pemahaman konsep siswa.
C. Kerangka Berpikir
Masalah yang didapatkan berdasarkan hasil observasi dan wawancara
bahwa model pembelajaran yang dipakai oleh guru selama ini dalam
menyampaikan materi masih menggunakan model pembelajaran konvensional
yaitu ceramah, diskusi dan hanya media papan tulis saja yang digunakan,
sehingga membuat para siswa menjadi bosan, mengantuk, dan hanya mencatat
saja. Akibatnya siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran hai ini dilihat
dari kurangnya keaktifan siswa dalam bertanya, kurangya pemahaman siswa
terhadap materi pembelajara. Adapun pembelajaran yang dapat menjadi
alternatif solusi adalah dengan mengubah model pembelajaran yang
digunakan guru selama ini dengan model pembelajaran Giving Questions
And Getting Answer yang dikolaborasikan dengan media pesawat masalah.
Model pembelajaran Giving Questions And Getting Answer
diterapkan untuk membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran agar lebih
efektif, sehingga siswa juga bisa aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar

27

apalagi dikolaborasikan dengan media pembelajaran seperti pesawat masalah


yang merupakan alternative supaya proses pembelajaran menjadi
menyenangkan karena media pesawat masalah merupakan media pembawa
pertanyaan untuk didiskusikan sehingga suasana kelas menjadi hidup dan
proses pembelajaran menjadi efektif (Suharyati, 2013). Penggunaan media
pesawat masalah bertujuan agar siswa dapat mengikuti rangkaian kegiatan
pembelajaran dengan menyenangkan dan tanpa ada perasaan terbebani karena
peserta didik merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran.
Adapun keuntungan pembelajaran menggunakan model Giving
Questions And Getting Answer yang dikolaborasikan dengan media pesawat
masalah terhadap pencapaian hasil belajar kimia siswa adalah sebagai berikut:
(a) siswa akan lebih dituntut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,
sehingga mau tidak mau siswa harus aktif dalam hal merespon materi yang
dipelajari. (b) guru dapat dengan mudah menjelaskan kepada siswa mengenai
materi yang sedang diajarkan. (c) siswa menjadi lebih aktif bertanya dan lebih
mudah memahami konsep kimia melalui pertanyaan dari pesawat masalah.
(Suharyati, 2013). Penggunaan model Giving Questions And Getting Answer
yang dikolaborasikan dengan media pesawat masalah ini, diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas bertanya dan pemahaman konsep siswa pada
pembelajaran kimia. Secara garis besar kerangka berpikir dapat diilustrasikan
seperti gambar 2.1

28

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir


Guru menggunakan model
pembelajaran konvensional
(ceramah) dan diskusi

Siswa cenderung bosan dan


pasif dalam belajar

Kurangnya aktivitas bertanya dan pemahaman konsep siswa

29

Model pembelajaran GQGA

1.

Membuat potongan-potongan kertas


sebanyak dua kali jumlah siswa.

2.

Meminta setiap siswa untuk melengkapi


pernyataan.

3.

Membagi siswa ke dalam kelompok kecil


4 atau 5 orang.

4.

Masing-masing kelompok memilih


pertanyaan-pertanyaan yang ada (kartu 1),
dan juga topik-topik yang dapat mereka
jelaskan (kertas 2).

5.

Meminta setiap kelompok untuk


membacakan pertanyaan-pertanyaan yang
telah mereka seleksi. Jika ada di antara
siswa yang bisa menjawab, diberi
kesempatan untuk menjawab. Jika tidak
ada yang bisa menjawab, guru harus
menjawab.

6.

Meminta setiap kelompok untuk


menyampaikan apa yang dapat mereka
jelaskan dari kertas 2, selanjutnya minta
mereka untuk menyampai kannya ke
kawan-kawan.

7.

Melanjutkan proses ini sesuai dengan


waktu dan kondisi yang ada.

8.

Mengakhiri pembelajaran dengan

Media Pesawat Masalah

Media pembawa pertanyaan


untuk didiskusikan
sehingga suasana kelas
menjadi hidup dan
proses pembelajaran
menjadi efektif.

Kolaborasi

Diaplikasikan
Dapat meningkatkan aktivitas bertanya
dan pemahaman konsep siswa

D. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2015) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,

30

karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan, maka peneliti
merumuskan hipotesis yaitu: Ada pengaruh model GQGA dengan media
pesawat masalah terhadap aktivitas bertanya dan pemahaman konsep
persamaan reaksi dan hukum dasar kimia.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dibahas (a) rancangan penelitian; (b) populasi dan sampel; (c)
instrumen penelitian; (d) teknik pengumpulan data dan; (e) teknik analisis data

31

A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Berdasarkan definisi diatas dapat dipahami bahwa penelitian
eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemberian perlakuan terhadap subjek penlitian. Jadi tujuan penelitian
eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu
terhadap suatu kelompok yang dibandingkan dengan kelompok lain yang
menggunakan perlakuan yang berbeda.
2. Rancangan Penelitian
Terdapat beberapa bentuk desain penelitian eksperimen, yaitu; preexperimental design, true-experimental design, factorial experimental
design, dan quasi experimental design (Sugiyono, 2015: 107-109).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experimental. Quasi experimental merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mencari pengaruh sebab akibat antara variabel-variabel yang terkontrol. Desain
ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen (Sugiyono, 2015: 114).
Rancangan penelitian yang termodifikasi digunakan adalah posttest-only
control design. Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing

32

dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan
kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok
eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok
kontrol (Sugiyono, 2015: 112). Penelitian ini tidak dilakukan pre-test,
kemampuan awal siswa dilihat dari nilai ulangan harian sebelumnya, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk mendapat gambaran mengenai kemampuan awal
siswa. Kelas eksperimen satu akan diajarkan dengan model GQGA dengan
media pesawat masalah dan kelas eksperimen dua akan diajarkan dengan
model GQGA, sedangkan kelas kontrol akan di ajarkan dengan media pesawat
masalah menggunakan model konvesional. Setelah tiga kelas diberi perlakuan
kemudian ketiga kelas tersebut diberi posttest untuk melihat pengaruh dari
perlakuan tersebut. Adapun rancangan yang dilakukan pada penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Rancangan penelitian
Kelas
Perlakuan
Eksperimen
GQGA- Media Pesawat Masalah (X1)
GQGA (X2)
Kontrol
Media Pesawat Masalah-Model
Konvesional (Y)

Post-test
O1
O2

Keterangan
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen (penerapan model pembelajaran
GQGA dengan media pesawat masalah)
X2 : Perlakuan pada kelas eksperimen (penerapan model pembelajaran
GQGA)
Y : Perlakuan pada kelas kontrol (penerapan media pesawat masalah
dengan model konvesional)
O1 : Post-test (kelas eksperimen)
O2 : Post-test (kelas kontrol)

33

3. Diagram Alir Penelitian


Adapun diagram alir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 :
Populasi siswa SMKN 8 Mataram kelas X (Xa- Xd)

Sampel

Kelas eksperimen

Model GQGA dengan


media pesawat masalah

Kelas kontrol

Model GQGA

Media pesawat masalah


dengan model konvesional

Post Test

Pengolahan Data

Hasil
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
4. Pendekatan Penelitian
Pendekatan adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam
suatu penelitian tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan pada
saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui keterlaksanaan

34

rencana pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas bertanya siswa.


Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh data
pemahaman konsep siswa berupa hasil tes pembelajaran yang digunakan
untuk mengetahui bagaimana pemahaman konsep belajar siswa pada
materi persamaan reaksi dan hukum dasar kimia.
5. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya( Sugiyino, 2015:
61).
Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
5.1 Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Jadi, yang menjadi variabel bebas (X)
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Giving Questions
And Getting Answer (GQGA) dengan media pesawat masalah.
5.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang menjadi
variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah aktivitas bertanya dan
pemahaman konsep siswa.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi

35

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek


yang mempunyai kualitas dan kerakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2015: 117). Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
X SMKN 8 Mataram tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 111
siswa yang terbagi dalam 4 kelas seperti yang ditunjukan pada Tabel 3.2
berikut:
Tabel 3.2 Jumlah dan Nilai Mid Semester Siswa Kelas X Mata Pelajaran
Kimia SMK N 8 Mataram Tahun Pelajaran 2015 / 2016
No
Data
Nilai
Xa
Xb
Xc
Xd
1
Jumlah siswa
27
26
29
29
2
Nilai tertinggi
96
87
88
86
3
Nilai terendah
37,5
70
70
70
4
Nilai rata-rata
72
75
75
75
Sumber: Data hasil observasi SMKN 8 Mataram tahun pelajaran 2015 / 2016
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan kerakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang diambil harus betul representative atau
mewakili (Sugiyono, 2015). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah menggunakan teknik random sampling atau pengambilan
sampel secara acak tetapi secara homogen. Kelas X yang berjumlah empat
kelas di SMK N 8 Mataram memiliki nilai rata-rata yang sama atau
homogen, sehingga untuk memilih sampel dilakukan randomisasi yang
diperoleh 3 kelas, sebagai sampel penelitian. Kelas eksperimen terdiri dari
2 kelas yaitu kelas Xa akan diterapkan model pembelajaran GQGA dengan

36

media pesawat masalah dan kelas Xd diterapkan model pembelajaran


GQGA saja, sedangkan kelas kontrol yaitu kelas Xb akan diterapkan
pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah tersebut dengan media
pesawat masalah.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan berupa perangkat pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran GQGA dengan media pesawat masalah
pada kelas eksperimen satu dan model GQGA pada kelas eksperimen dua
serta model pembelajaran konvesional dengan media pesawat masalah
pada kelas kontrol, adapun instrumen perlakuan yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:

a. Silabus
Silabus dalam penelitian ini menggunakan silabus SMKN 8
Mataram yang meliputi standar kompetensi (SK 2), kompetensi dasar
(KD) 2.1 memahami lambang unsur, KD 2.2 memahami rumus kimia,
KD 2.3 menyetarakan persamaan reaksi, KD 2.4 menuliskan nama

37

senyawa kimia, dan KD 2.5 membuktikan dan mengkomunikasikan


berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui data percobaan.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah panduan
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran yang disusun dalam scenario kegiatan. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam penelitian ini dibuat menjadi
dua kelas yaitu untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk kelas
eksperimen digunakan RPP yang disusun berdasarkan model yang
diterapkan oleh peneliti yaitu model pembelajaran GQGA dengan
media pesawat masalah dan model pembelajaran GQGA saja
sedangkan kelas kontrol menggunakan model konvesional dengan
media pesawat masalah, dimana penggunaan instrumen perlakuan
dilakukan pada waktu yang sama dengan porsi materi yang sama pula.
c. Lembar Kerja Siswa
LKS adalah suatu alat pembelajaran untuk membantu dan
memudahkan siswa dalam proses berjalannya rencana pelaksanaan
pembelajaran.
2. Instrumen Pengukuran
Instrumen pengukuran adalah alat yang digunakan untuk mengetahui
keterlaksanaan dan pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Tujuan
instrumen ini adalah untuk mengetahui ketercapaian siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran yang ada di kelas setelah adanya

38

perlakuan. Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini


adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Pada saat proses pembelajaran berlangsung perlu adanya alat
untuk mengukur sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran yang
dilakukan. Dalam penelitian ini, untuk mengukur hal tersebut
digunakan lembar observasi aktifitas siswa. Lembar observasi aktifitas
belajar siswa di gunakan untuk memperoleh sejauh mana aktifitas
siswa dalam bertanya pada proses pembelajaran.
b. Lembar Observasi Keterlaksaan RPP
Lembar observasi ini berisi tentang komponen-komponen yang
diamati terhadap langkah pembelajaran guru sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Langkah pembelajaran yang diamati
meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dn kegiatan penutup.
Data ini merupakan data pendukung untuk memberikan gambaran atau
jaminan bahwa peneliti betul-betul menerapkan pembelajaran yang
isinya adalah ceklist ( ) terhadap langkah KBM sebagaimana
tertuang dalam RPP.
c. Tes Pemahaman Konsep
Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes pilihan ganda beralasan sebanyak 30 buti soal. Tes diberikan
sesudah dilakukan proses pembelajaran. Sebelum instrumen tes

39

digunakan perlu dilakukan uji coba instrumen untuk mengetahui


kelayakannya. Adapun uji coba yang dilakukan adalah :
1. Uji Validitas
Validitas merupakan persyaratan pokok bagi tes. Tes yang akan
digunakan harus valid tes disebut valid apabila tes tersebut benar
benar dapat mengungkapkan aspek yang diselidiki secara tepat.
Jadi, dapat disimpulkan validitas tes adalah kesahihan suatu
instrumen dalam mengungkapkan aspek-aspek yang akan diukur
(Sugiyono, 2015). Ahli yang ditunjuk untuk uji validitas pak
Ahmadi, M.Pkim sebagai dosen ahli Biokimia.
Validitas butir soal diperoleh dengan rumus korelasi Product
Moment (Riduwan, 2013:97), sebagai berikut:

rxy

N XY - X Y

N X - X N Y - Y
2

Keterangan:
rxy = Koefesien korelasi antara variabel X dan Y (validitas tes)
X = Skot item
Y = Jumlah skor
N = Jumlah sampel

40

XY
= Jumlah hasil perkalian

variabel X dan Y

X= Jumlah kuadrat variabel X


2

Y= Jumlah kuadrat variabel Y


2

=XJumlah

nilai X dikuadratkan
2

=Y Jumlah nilai Y dikuadratkan


2

Untuk mengetahui apakah perbedaan itu signifikan atau tidak,


maka harga r hitung tersebut perlu dibandingkan dengan r tabel.
Bila
rhitung rtabel maka instrmen dikatakan valid
rhitung < rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid. Pada taraf
signifikan 5%.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dapat diartikan sebagai tingkat
kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebuut dapat memberiikan hasil
yang tetap (Arikunto, 2012:100). Reliabilitas instrumen dapat
diketahui dengan metode belah dua, ganjil genap atau awal akhir.
Untuk mencari reliabilitas soal keseluruhan tes digunakan rumus
KR-20 sebagaimana dipaparkan di bawah ini:

41

[ ][

r11 =

S=

K
S pq
2
K1
S

X 2 ( X )

N
N2

Keterangan:
r11
p =
q =
pq
K =
S =
N =

= Reliabilitas tes secara keseluruhan


Proporsi subjek yang menjawab item benar
Proporsi subjek yang menjawab item salah
= Jumlah perkalian antara p dan q
Banyaknya item
Standar deviasi
Jumlah subjek yang mengikuti tes

Harga r

yang diperoleh di konsultasikan keharga rtabel pada taraf

11

signifikan 5%.
a. Jika r rtabel maka tes tersebut dikatakan reliabel
11
b. Jika r

11

< rtabel maka tes tersebut tidak reliabel

Adapun kriteria penilaian reliabilitas soal sebagaimana


ditunjukkan pada tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal


0,80 < r11 1,00
0,60 < r11 0,80
0,40 <r11 0,60
0,20 < r11 0,40
0,00 < r11 0,20

Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
(Arikunto, 2012: 108)

42

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Mengukur keterlaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan cara
observasi. Pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Observasi keterlaksanaan
pembelajaran bertujuan untuk menilai dan melihat sejauh mana rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun terlaksana. Sedangkan data
aktivitas siswa dalam bertanya memuat beberapa hal yaitu: a) Aktivitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran, b) Kerjasama dalam kelompok, c)
Interaksi siswa dengan siswa, d) Aktivitas siswa dalam berdiskusi, e)
Respon siswa dalam belajar, dan f) Partisipasi siswa dalam belajar.

2. Tes
Mengevaluasi hasil pembelajaran dengan perlakuan yang diberikan,
diperoleh melalui tes. Tes berupa soal pilihan ganda beralasan pada kelas
eksperimen dan tes pilihan ganda saja pada kelas kontrol, dengan tujuan
untuk mengukur sejauh mana pemahaman konsep siswa pada materi yang
diajrkan.

43

E. Teknik Anlisis Data


Alat yang digunakan untuk menganalisis data dan keperluan pengujian
hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis statistik.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Analisis data hasil observasi
a. Analisis data observasi keterlaksanaan RPP
Analisis data observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana
persentasi keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Adapun
rumus persentasi keterlaksanaan RPP sebagai berikut:
%

jumla h point keterlaksanaan RPP


100
jumla h po maksimal

Kriteria keterlaksanaan proses pembelajaran dapat di lihat pada Tabel


3.4 berikut:
Tabel 3.4 Kriteria keterlaksanaan RPP
% Keterlaksanaan
Kategori
81 100
Sangat baik
61 80
Baik
41 60
Cukup baik
21 40
Kurang baik
0 20
Tidak baik
b. Data Aktivitas Bertanya Siswa
Untuk mengetahui aktivitas bertanya siswa dalam
pembelajaran, maka data hasil observasi yang berupa skor diolah
dengan rumus:

44

A
i

Keterangan:
A

= Rata-rata skor aktivitas belajar siswa

= Skor setiap deskriptor aktivitas belajar siswa

= Banyaknya descriptor
Dalam menemukan tinggi rendahnya aktivitas siswa maka

dapat ditentukan dengan tabel 3. 5 berikut:


Tabel 3. 5 Indikator aktivitas bertanya siswa
No Persentase Aktivitas
Kategori
1.
76 % - 100 %
Sangat aktif
2.
56 % - 75 %
Aktif
3.
40 % - 55 %
Cukup aktif
4.
20 % - 39 %
Kurang aktif
5.
Kurang dari 20 %
Sangat kurang aktif
Sumber. Arikunto S, 2002 dalam (Megawati, 2013)
Skor setiap individu tergantung banyaknya perilaku yang
dilakukan siswa dari sejumlah indicator yang diamati.
Skor 4 diberikan jika 76 % - 100 % yang melakukan descriptor
Skor 3 biberikan jika 56 % - 75 % yang melakukan descriptor
Skor 2 biberikan jika 21 % - 50 % yang melakukan descriptor
Skor 2 biberikan jika 0 % - 20 % yang melakukan descriptor
(Arikunto S, 2002 dalam (Megawati, 2013)
2.

Analisis Data Pemahaman konsep

45

Adapun rubrik penilaian pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 3.6
sebagai berikut:
Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Pemahaman Konsep
Skor
3
2
1
0

Uraian
Jawaban benar, alasan benar dan lengkap
Jawaban benar, alasan kurang dan lengkap
Jawaban benar, alasan salah
Tidak menjawab, atau jawaban salah

Selanjutnya data-data yang diperoleh dari beberapa indikator tersebut diolah


dengan menggunakan rumus berikut:
jumlah skor
100
(AS) =
jumlah skor maksimal
Keterangan:
AS = Pemahaman konsep tiap individu
Adapun untuk mengetahui kriteria dari hasil pemahaman konsep dapat
dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Pemahaman Konsep
Interval
76 100
51 75
26 50
0 25
3.

Kategori
Sangat paham
Paham
Kurang paham
Tidak paham

Analisis Data Untuk Penentuan Sampel Perlakuan


Langkah-langkah analisis yang digunakan untuk penentuan sampel
dalam penelitian ini adalah :
a

Uji normalitas

Untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak, maka


dilakukan uji normalitas menggunakan uji Chi kuadrat (Sugiyono,
2012:79) dengan rumus sebagai berikut :

46

( f f )
Xh = o h
fh
2

Keterangan :
Xh2 = Harga chi kuadrat
Fo = Frekuensi sebenarnya
Fh = Frekuensi harapan
Hasil perhitungan chi kuadrat (Xh2) dikonsultasikan dengan Xh2
yang ada pada tabel.
Ho : data berdistribusi normal jika Xh2 hitung Xh2
Ha : data berdistribusi tidak normal jika hasil X2 hitung > X2 tabel
(Sugiyono, 2012:82)

Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu

sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk


mengetahui homogenitas varians digunakan uji F.
Fhitung =

Vterbesar
Vterkecil

Kriteria :
- Jika harga F hitung F tabel, berarti kedua sampel tidak
homogen

47

- Jika harga F hitung F tabel, berarti kedua sampel


homogen.
Untuk mencari nilai varians terbesar dan nilai varians terkecil rumus
yang digunakan adalah:
S

( X X )

n1

Keterangan:
S

= Standar deviasi

= Nilai siswa
X

= Nilai rata - rata

= Jumlah siswa

c Uji Hipotesis
Uji Parametris
Uji ini digunakan untuk mengetahui hipotesis yang telah disusun
diterima atau ditolak pada data yang terdistribusi normal. Uji yang
digunakan yakni:
a. Uji-t
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji beda (uji-t).
dimana Pada uji hipotesis, uji-t yang digunakan tergantung dari
homogen tidaknya varians data yang diperoleh.

48

a) Jika varians tidak homogen maka rumus uji t-tes yang


digunakan adalah separated varians dengan rumus sebagai
berikut (Sugiyono, 2012:138) :
X1 X 2
t
S1 2 S 2 2

n n
2
1
b) Jika varians homogen maka rumus uji t-tes yang digunakan
adalah

t-polled

varians

dengan

rumus

sebagai

berikut

(Sugiyono,2012:138) :
X1 X 2

n1 1 S1 2 n2 1 S 2 2

1 1


n1 n2 2
n
1 n2
Varians masingmasing rumus diperoleh dari rumus:

s1

s2

X1

n1 1

X2

n2 1

Keterangan:
X1 = nilai absen siswa urut 1
X1
= rata-rata sampel 1 (kelas eksperimen)
X2 = nilai absen siswa urut ke 2
X2
= rata-rata sampel 2 (kelas kontrol)
S1 = varians sampel 1 (kelas eksperimen)
S22 = varians sampel 2 (kelas kontrol)
N1 = jumlah sampel 1 (kelas eksperimen)
N2 = jumlah sampel 2 (kelas kontrol)
Peluang untuk terdistribusi pada taraf signifikasi () sebesar 5%.
2

Kriteria pengujiannya adalah:

49

1. Jika thitung ttabel, maka Ho diterima dan hipotesis alternatif


(Ha) ditolak.
2. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan hipotesis alternatif
(Ha) diterima
b. Analisis Varians (ANOVA)
Analisis varians digunakan untuk menguji hipotesis yang berkenaan
dengan perbedaan kemampuan awal berdasarkan pada uji-t. hasil
perhitungan uji analisis varian dinyatakan dengan nilai F. Analisi
varians yang digunakan pada penelitian ini adalah analisi analisis
varians multivariated dua jalan Analisis ini digunakan jika suatu
eksperimen mempunyai lebih dari satu variable terikat dan dua
variabel bebas dengan desain faktorial dua faktor.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT)

JKtot = Xtot2

tot

(Sugiyono, 2012:208)
b) Menghitung jumlah kuadral variabel

JKantar A =

X
A1

n A1

nA

tot

X
A2

n A2

tot

(Sugiyono, 2012:208)

JK antarB

X
B

nB

X
tot

50

X X X X
2

nB 1

B2

B3

nB 2

tot

nB 3

(Sugiyono, 2012:208)
c) Menghitung Jumlah Kuadrat antara Variabel A dengan Variabel
B (JKAB)

JKinter AB

AB

n AB

tot

JK A JK B

(Sugiyono, 2012:209)
d) Menghitung Jumlah Kuadrat (JKD)
JKd = JKT JKA JKB JKAB
(Sugiyono, 2012:209)
e)
f)
g)
h)
i)
j)

Menghitung dbA = A 1
Menghitung dbB = B 1
Menghitunh dbAB dbA x dbB
Menghitung dbT = N 1
Menghitung dbd = dbT dbA dbB dbAB
Menghitung Mean Kuadrat

JK d
JK A
JK B
JK AB
, MK B
, MK AB
, MK d
db A
dbB
db AB
dbd
(Sugiyono, 2012:210)
k) Menghitung Harga F
MK A

FA

MK A
MK B
MK AB
, FB
, FAB
MK d
MK d
MK d

Harga FA, FB, FAB langsung dikonsultasikan dengan tabel F, dengan db MK


sesuai variabel masing-masing.

2. Uji Nonparametris

51

Bila syarat jumlah dan normalitas data tidak terpenuhi, maka uji
hipotesis dilakukan dengan tehnik uji nonparametris. Adapun uji yang
digunakan adalah:
1. Uji Mann Witney
Uji mann witney digunakan karena uji statistic parametris seperti uji-t tidak
dapat digunakan karena data tidak distribusi normal dan varians data
tidak homogen. Adapun uji-U yang dilakukan adalah:
n n 1
U 1 n1 n2 1 1
R1
2
Atau
n n 1
U 2 n1 n 2 1 1
R2
2
Keterangan
N1 = Jumlah sample 1
N2 = jumlah sample 2
U1 = jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
R1 = jumlah rangking pada sampel n1
R2 = Jumlah rangking pada sampel n2
Keputusan yang diambil adalah:
Jika nilai Uhitung < Utabel, maka Ho ditolak
Jika nilai Uhitung > Utabel, maka Ho diterima
(Sugiyono, 2012:153)

52

DAFTAR PUSTAKA
Azis, A, A, dan Amaliah, R. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Giving Question dan Getting Answer Pada Konsep Sistem
Gerak Terhadap Hasil Belajar Siswa SMAN 4 Bantimurung. Jurusan
Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar, Vol. 12 (2) : Hlm:
87- 90, Oktober 2011, ISSN: 1411 4720.
Erawati. E, dan Saptarin. S, 2012. Kimia Untuk SMK Bidang Keahlian Kelas X.
Perpustakaan Nasional.
Herawati. dkk. 2010. Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Xi Ipa Sma
Negeri 6 Palembang. Dosen Jurusan Magister Pendidikan Matematika,
Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4 No 1, Juni 2010.
Kristiani, 2013. Pembelajaran The Power Of Two Dengan Giving Questions &
Getting Answer Pada Matakuliah Matematika Diskrit. Cakrawala
Pendidikan, Volume 15, nomor 2, Oktober 2013.
Megawati, 2013. Skripsi, Penggunaan Strategi Kartu Panggilan Untuk
Meningkatkan Aktivitas Bertanya Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
VIII MTs Al-Ikhtisor Tanjung Karang. Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurusan
Biologi FPMIPA IKIP MATARAM.
Midlecamp dan Kean, 2013. Kerakteristik pembelajaran kimia.

53

Musnaini, 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dipadu Media


Cerpen Terhadap Motivasi dan Pemahaman Konsep Siswa Kelas X Pada
Materi Hidrokarbon. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ikip Mataram.
Nurhaidah, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran GQGA (Giving Question and
Getting Answer) Terhadap Hasil Belajar Kimia Kelas X SMAN 1 Gangga.
Pendidikan Kimia. Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA IKIP
MATARAM.
Rouf. A, 2012. Skripsi, Pengaruh Penerapan Pembelajaran Active Learning Model
Giving Question And Getting Answers (Gqga) Pada Mata Pelajaran Ipa
Materi Pokok Gerak Tahun Pelajaran 2011/2012 Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas Vii Mts Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten Karawang.
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung
Alfabeta.
Supinah. Dr, 2009. Bagaimana Mengukur Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran?
Susilowati. E, 2015. Kimia Untuk Kelas X SMA dan MA. PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Titin Suharyati, 2013. Permainan Pesawat Masalah Dapat Mengatasi Kejenuhan
dan Rasa Malas Peserta Didik Dalam Mengikuti Pembelajaran Bahasa
Indonesia. E Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Volume 3.
Umayah. N, 2013. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Giving
Question and Getting Answer Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
Biologi Pada Materi Pokok Virus Kelas X Di SMA Muhammadiyah 4
Yogyakarta. Pendidikan Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai