Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baiklagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, Oktober 2015

Penyusun

PENDAHULUAN

Struktur nuklir telah dipelajari dan didiskusikan pada BAB 10 sampai BAB 13 dengan
mempelajari respon inti atom terhadap lingkungan. Dengan demikian, kita telah menemukan
sejumlah derajat kebebasan seperti adanya suatu medan rata-rata yang dapat diubah bentuknya
dan membentuk inti atom seperti medan tersebut (eksitasi vibrasi, pita rotasi, dsb).
Pada BAB ini, kita mendiskusikan 3 variabel eksternal yang memperbolehkan kita
melihat sistem nuklir: perubahan rasio neutron-proton N/Z, atau relative neutron (N-Z)/A. Pada
BAB ini akan dibahas beberapa SUBAB antara lain pada SUBAB 14.2 akan dibahas konsep
secara teoritis seperti perubahan rata-rata medan dan munculnya fenomena baru pada sistem
yang memiliki ikatan yang sangat lemah (nuclear halos, skin dan struktrur exotic). Pada SUBAB
14.3 akan dibahas perkembangan dari Radioactive Ion Beams (RIBs), membuat radioaktif
dengan energy yang bervariasi. Terakhir, pada SUBAB 14.4 kita menutup BAB ini dengan
mempelajadi metode baru dan mengembangkan medan pada fisika nuklir pada sistem quatum
yang terikat lemah.

TEORI DASAR

14.2. Nuclear structure at the extremes of stability


Theoritical Concept and Extrapolations
Pada BAB sebelumnya kita telah mendefinisakan tepi stabilitas dengan kondisi Sp = 0
dan Sn= 0, menggambarkan drip line proton dan neutron, pada gambar 1, kita menggambarkan
sistem nuklir dapat mengobserve 263 isotop yang stabil, yang dapat meningkat dengan pesar
untuk reaksi fusi dan peluruhan alpha. Gambar di bawah ini menunjukkan keadaan inti atom,
dimana bagian hitam ditengahnya menunjukkan atom yang stabil sementara di sekitarnya
menunjukkan keadaan atom yang semakin tidak stabil.

Gambar 1. Grafik keadaan inti atom

Gambar 2. Modifikasi inti 100Sn dengan mempelajari variasi state single-particle saat 100Sn
didekatkan dimulai dari stabilitas betta kemudian mengamati berkurangnya energy ikat dari
orbit proton diatas Z=50.

Gambar 2 menunjukkan potensial dan keadaan single-particle sesuai dengan inti 100Sn.
Hal ini menunjukkan bahwa keadaan partikel proton pada potensial couloumb yang
menyebabkan lokalisasi sebagian di sekitar inti atom.
Hartree-Fock dalam perhitungannya pada energy partikel tunggal menyatakan bahwa
spectrumnya sesuai dengan energi positif yang diskrit. Untuk spectrum untuk partikel yang
terikat dengan baik tidak berubah secara signifikan saat memasuki area inti dimana area tersebut
memiliki banyak neutron didalamnya. Untuk keadaan energy yang positif dan keadaan neutron,
diamati didalam level evergy yang besar dengan hampir tidak ada neutron (momentum angular
kecil) , ternyata tidak ada centrifugal barrier yang bisa memindahkan keadaan dan harga
potensial rata-rata juga tidak saling bergantung.

Gambar 14.3 dua neutron terpisah energinya untuk inti dengan nomor neutron/ proton N= 80,
82, 84 dan 86, berdasarkan perumusan Hartree-Fock-Bogoliubov

Gambar 3. menggambarkan modifikasi dari struktur kulit inti atom di exotic nuclei
Kesimpulannya, hasil yang didapat dari memperlakukan kopling pada keadaan terikat
ke keadaan yang kontinu dari suatu spectrum partikel yang dikombinasikan dengan densitas
neutron kemudain potensial pusat berupa spectrum partikel tunggal yang dapat dimodifikasi.

14.2 Drip-line Physics: Nuclear Halos, Nuclear Skins, Proton-rich Nuclei and
Beyond
Pendahuluan
Stabilitas nuklir ditentukan melalui : interaksi gaya tarik-menarik antara nucleon dan
nucleon; dan gaya tolak coulomb. Elemen penting mekanika kuantum dasar berperan pada onedimensi bound quantum system, yang merupakan fungsi gelombang asimtotik yang dapat
dinyatakan dengan persamaan

Dimana |E| merupakan binding energy (E<0)


Dimana hal ini, memungkinkan untuk partikel bergerak jauh dari pusat. Ide tersebut
dapat dikaitkan ke dalam system yang lebih realistis dan komplex: dimana neutron dapat pindah
ke free space dan daerah klasik yang terlarang. Pengamatan lebih lanjut menyatakan bahwa:
system neutron halo di nukleus dapat membuat sebuah organisasi baru proton dan neutron

yang akan memiliki kecenderungan meminimalkan energy

dengan cara memaksimalkan

koordinat tempat yang tersedia.


Selain pembentukan daerah rendah densitas nuklir neutron pada bagian luar dari core
dari nucleus, ada beberapa sejumlah hasil lain yang dapat di hasilkan seperti:

Karena besarnya separasi spatial antara center-of-mass dan center-of-charge, lowenergy osilasi elektrik dipole dapat menghasilkan dan menunjukkan yang disebut dengan
Soft Dipole Resonances(SGDRs)

Efek cluster sangat jelas dapat muncul dan semua kompleksitas yang terkait dengan
komponen three-body(atau lebih) dapat ikut berperan
Dapat dilihat pada figure 14.5 bahwa neutron drip-line terletak jauh dari wilayah

permukaan massa dan tidak ada kecenderungan untuk mencapai stabilitas ekstrim. Bagian yang
ditandakan dengan titik-titik hitam adalah bagian bagian yang cenderung stabil, sehingga
semakin jauh suatu unsur dari unsur yang ditandai dari tanda hitam, maka unsur tersebut makin
memiliki kecenserungan untuk tidak stabil.

Semua ini didasarkan pada hasil eksperimen inti kaya akan neutron yang sangat ringan.

Single-Neutron Halo Nuclei


Halo adalah threshold effect yang timbul dari ikatan yang lemah antara dua valensi
nucleons(biasanya neutron) yang baru terpisah dari inti, diamana intinya terdiri dari nucleon
yang lain.

Tiga contoh halo nuclei yang paling popular antara lain 6He,
masih ada beberapa contoh lain seperti

14

Be,

14

B,

15

C, dan

19

11

Li, dan

11

Be. Namun,

C. Dengan mempertimbangkan

gerak dari neutron, dengan dikurangi massa n di dimensi tiga, maka bagian radial asymptotic
persamaan gelombang neutron dapat dituliskan sebagai:

Dengan nilai k=(2 nSn)1/2/ dan x=kR. Bedasarkan fungsi gelombang yang sederhana, harga
rata-rata kuadrat dapat dinyatakan dengan:

Dan probabilitas distribusi momentumnya dapat dinyatakan dengan:

Grafik distribusi momentum untuk inti neutron(garis lurus) dan ikatan lemah neutron di oneneutron halo nucleus dapat dinyatakan dengan

Penyebaran one-halo nuclei dapat dinyatakan dengan pulau kesetimbangan yang terdapat pada
bagian-bagian yang disajikan pada table berikut

Pengambaran mengenai one-halo nuclei dalam suatu sistim atom dapat digambarka sebagai
berikut

Dimana pada bagian kiri dapat dilihat bahwa terdapat dua nucleon yang terpisah dari
core nya sehingga kejadian ini disebut sebagai two-neutron halo, sedangkan pada bagian kanan
pada 11Be dapat dilihat bahwa satu bagian nucleon terpisah dari core nya, hal inilah yang
disebut dengan one-halo nuclei. Pada bagian ini keduanya menunjukkan bahwa bagian kecil
dari neutron berusaha untuk memisahkan diri dari bagian besar lainnya sehingga akan terjadi
ketidakseimbangan. Atau dapat digambarkan dengan bagan pemecahan nucleon menjadi

Dengan mempertimbangkan pasangan nucleus seperti yang terjadi pada 11Li, maka di-neutron
akan berpasangan dengan 9Li internal core.
Eksperimental Test for the Existence of halo Nuclei
Beberapa riset mengenai eksistansi dari halo nuclei:

ISOLDE(CERN), adalah riset pertama yang berhasil membuat elemen yang jauh dari
daerah stabilitasnya, sehingga dapat memberikan informasi menggenai sifat-sifat
penting ground-state dari inti

Tanihata dan rekan kerjanya di Berkeley, berhasil menghitung besar jari-jari dari inti
ringan dengan cara pengukuran cross-section

ISOLDE(1987), ekperimen menunjukkan dengan jelas bahwa distribusi muatan didalam


11

Li hampir identic dengan distribusi muatan pada 9Li sehingga menunjukkan bahwa

besar jari-jari dipengaruhi oleh beberapa perilaku tidak terduga dari dua neutron, yang
membentuk struktur halo pada sekitar inti 9Li

Proton Rich Nuclei And Other Exotica


Menurut data Eksperimen, nuclei yang menjauhi nilai stabilitas diketahui berasal dari
nuclei yang kaya akan neutron, di mana neutron neutron ini yang akan memetakan struktur
drip-line. Neutron rich nuclei ditemukan pada rentang massa nuclei sebesar 80 150, di luar
rentang massa tersebut kemungkinan keberadaan neutron-rich nuclei sangat kecil. Berdasarkan
hal tersebut, muncullah ide yang mempertanyakan apakah nuclei dengan struktur halo akan
ditemukan jika diketahui saat nilai energi pemecahan ikatan yang sangat kecil menandakan
bahwa fungsi gelombang akan jatuh pada nilai ( faktor konstanta ) peluruhan k yang sangat
kecil? Memang akan ada, meskipun demikian, akan muncul perbedaan penting saat pelepasan
partikel saat potensial coulomb muncul.
Saat proton mencoba untuk menjauhi inner core, proton akan bertemu potensial coulomb
pada permukaan nuklir (sekitar 2.5 fm untuk tipe nuclei p-shell). Berdasarkan teori ikatan bebas
kuantum, amplitude akan berada pada limit ikatan proton-rich nuclei. Pada nuclei tersebut
terdapat nilai energy separasi yang rendah hingga mencapai nilai 1 MeV.
Menurut Tanihata, saat adanya perluasan ruang akibat reaksi pemisahan, tidak ada bukti
otentik yang menunjukkan peningkatan signifikan dari nilai jari-jari rata-rata. Karena
pernyataan tersebut, Observasi terhadap struktur halo proton masih harus dilakukan kembali,
karena dibutuhkan data yang lebih jelas dan sistematis. Berdasarkan issue Coulomb Barrier,
diketahui sebuah informasi spektroskopik menarik yang menyatakan bahwa nuklir dengan
proton-rich, nilai massanya akan mendekati nilai proton drip-line.
Coulomb Barrier mencegah peluruhan proton dan mempertahankan karakter ikatan
kuasi terhadap kanal peluruhan proton (Hoffman, 1989). Jika dihubungkan dengan waktu
kehidupan, yang dapat diurutkan melalui rentangan milisekon hingga sekon, dapat dibandingkan

dengan skala waktu yang diatur oleh gaya nuklir yang besar sehingga dapat digunakan untuk
memperoleh informasi spektroskopik dari proton-rich nuclei.
Beberapa eksperimen telah dilakukan untuk mencari keadaan E1, namun tidak dapat
diambil sebuah kesimpulan yang jelas. Eksperimen sejenis juga telah dilakukan, pada Be.
Sebuah neutron halo nuclei tunggal, di mana pada keadaan awal dan eksitasi pertamanya masih
berikatan. Eksitasi pertama pada nucleus ini bernilai 0.32 MeV dengan spin negatif, diharapkan
dengan hasil seperti itu, kekuatan E1 pada resonansi energi rendah E1 masih pada
keadaan/kondisi yang berikatan. Formula di bawah merupakan perbandingan hasil
penghitungan besar E1.

(1)
2 32 2 2 ( )3/2
=
( )

1 + 2

S merupakan nilai normalisasi yang diberikan dari faktor spektroskopik, merupakan


besar massa neutron yang tereduksi, En merupakan energi separasi neutron, dan Ex merupakan
nilai dari energi eksitasi.

14.3 Radioactive Ion Beams (RIBs) sebagai teknik Eksperimen Baru


Metode Isotope Seperation On-Line (ISOL) dan In-Flight Fragment Seperation (IFS)
Pada teknik ISOL pancaran sinar primer dari proton, deuteron, atau partikel alfa, akan
ditabrakan(diberhentikan) ke target yang tebal. Sinar yang ditembakan akan menyebabkan
nuclei target berfragmentasi, kemudian fragmen target ISOL tersebut berkumpul pada Sumber
Ion, lalu di transportasikan ke pemisah elektro magnetic untuk menseleksi Isotop yang di
perlukan.
Target utama dari system ISOL dalah untuk memproduksi pancaran sinar nuclei yang
banyak, murni, dan dengan ion yang memiliki kualitas baik. Maka dari itu, pada proses produksi
nya dibutuhkan beberapa syarat yang harus terpenuhi yaitu

1. Rasio Produksi yang tinggi,


2. Efisien
3. Cepat
4. Selektif

Pada teknik IFS digunakan target yang tipis dan sinar primer tidak diberhentikan di target,
pada teknik ini, nuclei yang ditembakan akan ter fragmentasi oleh nuclei target. Fragmenfragmen tersebut akan diemisi dari target dan kemudian akan berlangsung proses seleksi pada
separator elektromagnetik. Karena fragmen-fragmen tersebut sudah memiliki energi yang
tinggi, tidak diperlukan post accelerator.

Gambar 4. Skematik Metode Produksi High Intensity Radioactive Beams


Pada teknik ISOL, dikarenakan Energi yang dimiliki rendah (100keV) Post accelerator
dibutuhkan apabila sinar isotope akan digunakan untuk reaksi sekunder. Lain halnya dengan
metodr IFS, Ion yang di produksi oleh proses PF dan IFS secara umum, energi nya terkadang
terlalu tinggi sehingga dibutuhkan perlambatan dan pendinginan ion pada storage ring untuk
mendapat kan energi yang cukup.

14.4. Aplikasi Nuklir Astrofisika


Pendahuluan

Pada Akhir-Akhir ini riset mengenai pengembangan fisika nuklir pada ranah astrofisika
telah mencapai pada era baru. salah satu dari riset tersebut adalah astrophysics nuclear, yang
mempunyai keuntungan yang sangat besar dalam memproduksi radioactive ion beams dan juga
pemercepat partikel.

Contoh Fenomena Astrophysics


a. Sinar Kosmik
Sinar kosmik adalah radiasi dari partikel bermuatan berenergi tinggi yang berasal dari
luar atmosfer Bumi. Sinar kosmik dapat berupa elektron, proton dan bahkan inti atom seperti
besi atau yang lebih berat lagi

Gambar 5. Sinar Kosmik

b. Fenomena Supernova
Fenomena supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan
energi lebih banyak daripada nova. Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu
bintang

Gambar 6. Fenomena Supernova

c. Bintang Neutron
Bintang neutron adalah jenis bintang padat yang bisa dihasilkan dari keruntuhan
gravitasi sebuah bintang berukuran besar setelah terjadi supernova. Bintang neutron diketahui
sebagai bintang dengan ukuran terkecil namun dengan kepadatan terbesar dibandingkan semua
jenis bintang yang telah dipelajari di alam semesta; dengan radius 1213 km, bintang neutron
dapat memiliki massa sampai dua kali lebih besar dari massa matahari.

Gambar 7. Fenomena Bintang Neutron

d. Black Hole
Black Hole adalah bagian dari Ruang Waktu yang merupakan gravitasi paling kuat,
bahkan cahaya tidak bisa kabur. Teori Relativitas Umum memprediksi bahwa butuh massa besar
untuk menciptakan sebuah Lubang Hitam yang berada di Ruang Waktu.

Gambar 8. Black Hole

Nuclear Astrophysics : A Glimpse Inside Stars


Ketika kita mempelajari sususan dari sebuah bintang tua kita mempelajari bahwa hanya
inti yang paling terang seperti deutrium, He, & Li, yang di produksi secara cukup pada awal
pembentukan.
Area Hitam : Nuklida yang stabil
Area Kuning : Nuklida yang tidak stabil
Garis Putus-Putus : Nomor ajaib (Magic Number) dari proton & Neutron
Area Biru dekat garis putus-putus : belum terlihat nuklida yang dianggap terlibat dalam
penciptaan elemen terberat di supernova.
Dengan menambahkan neutron atau proton ke inti yang stabil, sesuatu akan memasuki
wilayah inti radioaktif

Gambar 9. Pulau Kestabilan Inti Atom

Bintang dan sifat-sifatnya


Bintang terbentuk dari gumpalan gas panas berbentuk bola yang berpijar, massif,
umumnya terbentuk dari unsur-unsur hidrogen dan helium. Beberapa bintang jaraknya relatif
dekat (dalam skala ukuran astronomi). Jarak 30 bintang terdekat adalah sekitar 40 parsec (parsec
adalah ukuran jarak yang dipakai dalam astronomi, besarnya 3,3 tahun cahaya, atau 19,8 triliun
mil, atau 33 triliun kilometer). Beberapa lainnya jaraknya sangat jauh, jauh sekali. Astronom
dapat mengukur bintang-bintang ini dengan menggunakan metode yang disebut metode
paralaks. Pada metode ini, perubahan posisi bintang di langit diukur pada waktu-waktu yang
berbeda dalam setahun. Beberapa bintang tampak menyepi sendiri di langit, sementara beberapa
bintang yang lain memiliki pasangan (biasa disebut bintang biner) dan beberapa lainnya lagi
merupakan bagian dari sebuah kluster yang mengandung jutaan bintang. Tidak semua bintangbintang ini sama. Bintang-bintang memiliki ukuran, kecerahan, temperatur, dan warna yang
berbeda-beda. Mari kita melihat lebih jauh tentang sifat-sifat bintang ini.
Berbagai karakteristik bintang yang dapat diukur dengan menganalisa cahaya yang
dipancarkan oleh bintang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Temperatur bintang
2. Spektrum atau panjang gelombang cahaya yang dipancarkannya
3. Kecerahannya
4. Luminositasnya (berkaitan dengan terang-redupnya sebuah bintang)
5. Ukurannya (jari-jari)
6. Massanya
7. Pergerakannya (apakah menjauhi atau mendekati kita, apakah berputar atau diam di
tempatnya)

Gambar 10. Bintang dengan berbagai karakteristiknya

Proses Pembentukan Bintang


Bintang terbentuk dari gumpalan gas panas berbentuk bola yang berpijar, massif,
umumnya terbentuk dari unsur-unsur hidrogen dan helium.Beberapa bintang jaraknya relatif
dekat (dalam skala ukuran astronomi). Jarak 30 bintang terdekat adalah sekitar 40 parsecparsec
adalah ukuran jarak yang dipakai dalam astronomi, besarnya 1 parsec adalah 3,3 tahun cahaya,
atau 19,8 triliun mil, atau 33 triliun kilometer

Gambar 11. Ilustrasi Proses Pembentukan Bintang Secara Mikroskopis

BAB 14
NUCLEAR PHYSICS AT THE EXTREMES OF STABILITY: WEAKLY
BOUND QUANTUM SYSTEMS AND EXOTIC NUCLEI

DISUSUN OLEH:
Nur Ajrina Putri

(1306443085)

Valentinus Paramartha

(1306443160)

Reza Wardhana

(1306443192)

Annisa Nada Marbun

(1306443154)

Andi Haikal Pratama

(1306443186)

Departemen Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Depok 2015

Anda mungkin juga menyukai