1 dari 3
http://ciptakarya.pu.go.id/water/post.php?q=465-Kikker,-Metode-Baru...
HOME
NEWS
PAGE
EVENTS
GALLERY
2 dari 3
http://ciptakarya.pu.go.id/water/post.php?q=465-Kikker,-Metode-Baru...
Kikker yang berarti kodok atau katak ini, merupakan software buatan orang Belanda bernama Hendrik
Kingma . Software ini membantu menyusun database di tiap daerah. Database tersebut meliputi sistem
drainase, sistem perpipaan (minyak, air bersih, air kotor), sistem irigasi dan sebagainya.
Dengan Kikker, nantinya dapat diketahui saluran mana yang bermasalah seperti saluran buntu maupun
rusak dengan cepat. Manfaat lainnya yaitu, untuk menyusun rencana rehabilitasi, pemiliharaan, dan
perkiraan pembiayaan serta melakukan inspeksi untuk updating data dalam membangun sistem drainase.
Kota Banda Aceh dipilih sebagai pilot project dalam penggunaan metode kodok ini.
Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono dalam sambutannya mengatakan, sistem drainase kota-kota besar
terutama Jakarta masih sangat buruk. Baru hujan sebentar saja, maka sudah timbul genangan
dimana-mana. Ini fakta, betapa buruknya drainase kita. Jangan sampai ini terjadi terus menerus dan
menjadi budaya, katanya.
Menurutnya, konsep drainase sudah berbeda dengan 20 tahun yang lalu. Dulu, sistem drainase adalah
bagaimana mengalirkan air secara cepat. Saat ini, paradigma tersebut sudah berubah. Sistem drainase
merupakan sistem untuk menjaga keseimbangan air dan lingkungan. Caranya dengan menahan air selama
mungkin untuk kebutuhan pengairan di lingkungan sekitarnya.
Ia mengharap, dalam kesempatan ini para guru besar dari perguruan tinggi yang ahli dibidang drainase
dapat membantu memberi masukan dan menyebarluaskan sistem kikker ke pemerintah kabupaten
maupun kota. Saya dengar sistem Kikker ini sangat sederhana dan mudah. Semoga sistem ini dapat
segera diimplementasikan ke semua daerah, tambah Budi.
Ditjen Cipta Karya mempunyai kebijakan dan strategi terkait dengan sistem drainase perkotaan.
Pertama, masalah teknis yang meliputi perencanaan, pembangunan dan strategi pengelolaan. Kedua,
kelembagaan dengan pemantaban organisasi. Ketiga, pembiayaan lewat pilot program cost recovery dan
terakhir adalah kampanye dan desiminasi drainase. Setelah Sanimas dan program 3R, akan kita galakkan
program drainase mandiri, kata Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Susmono. (dvt)
Popular Posts
2015-04-30 17:08:39
PPIP 2015 Dimulai, Pelaporan Harus Disiplin agar D...
2015-07-10 19:13:06
Menteri PUPR Lantik 452 Pejabat Administrator
2015-05-05 19:13:18
Andreas Suhono, Dirjen Cipta Karya Baru
Siap Kawal...
2016-02-24 17:36:11
14-Aug-16 10:35 PM
3 dari 3
http://ciptakarya.pu.go.id/water/post.php?q=465-Kikker,-Metode-Baru...
Cipta Karya Gelar Sosialisasi Nasional PISEW TA 20...
2015-07-22 16:41:40
Gubernur Jabar Alokasikan Rp. 615 Miliar
untuk San...
Youth Program
About Us
Sebagai ajang pertukaran pengetahuan, pengalaman,teknologi, serta tantangan global di sektor air,
sanitasi dan permukiman perkotaan, termasuk bagaimana pengalaman negara lain dalam
mengikutsertakan swasta dalam pemanfaatan sumber daya airuntuk kepentingan umum, dalam
mewujudkan Sustainable Development Goals
WSC Forum and Exhibition juga ditujukan sebagai persiapan menuju Asia Pacific Urban Forum,
Regional High Level Meeting for Habitat 3, sekaligus peringatan Hari Habitat Dunia pada bulan Oktober
2015.
Newsletter
Stay connected and get our newsletter
14-Aug-16 10:35 PM