LAPORAN
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
JOBSHEET 1 JOBSHEET 4
Disusun oleh :
Charly Bede (5115141837)
Hanifah Dyah Ayuni (5115141089)
Rikza Dwi Wicaksono (5115141832)
Sofhyan Ajie (5115144134)
E L E KT R O N I K A 1
Sistem elektronika adalah kesatuan yang tersusun dari komponen dan rangkaian
elektronika untuk tujuan pengalihan tenaga dalam bidang komunikasi atau komputasi atau
instrument kendali.
I. Tujuan Praktikum
E L E KT R O N I K A 1
..................................................................................... (1.1)
= R x C .........................................................................
(1.3)
Dan rumus konstanta waktu secara universal :
[ ]
change=( awalakhir ) 1
...........................................................................
(1.4)
dimana :
change
= nilai perubahan
akhir
awal
Untuk menentukan besar waktu yang dibutuhkan untuk perubahan tertentu adalah
change
t= ln
1
change
1
awalakhir
.............................................................................................
.... (1.5)
V. Tugas Pendahuluan
E L E KT R O N I K A 1
221J
Berarti 22 x 101 = 220 pF dengan toleransi 5%
= 231 pF ~ 209 pF
682K
Berarti 68 x 102 = 6800 pF dengan toleransi 10%
= 7480 pF ~ 6120 pF
Sebagai Kopling
E L E KT R O N I K A 1
47 F100 F
dan R1 =
100 K 5
T (detik)
1
2
3
4
5
6
T (detik) 100
Vc1 (volt)
47 F
47 F
1
2
4,7
10
20
22
1
5
10
20
30
14
5
8,2
12
18
19,2
MAX 19,2
2,4
6,5
8,6
8,7
8,8
MAX 8,8
R = 100k , C = 47 F, V = 20 Volt
No
1
2
3
4
5
T (detik)
1
2
4,7
10
20
Vc1 (volt)
1,555
3,349
8,47
17,19
19,67
T (detik)
1
2
4.7
10
20
Vc1 (volt)
1.5
5.7
8,235
8,46
9
T (detik)
1
2
3
4
5
T (detik) 100
Vc1 (volt)
47 F
47 F
1
2
4,7
10
20
1
5
10
20
30
17,2
15,8
8
2,5
0
8
4,25
2,5
1
0
, C = 47 F , V = 20 Volt
T (detik)
1
2
4.7
10
20
Vc1 (volt)
19,1
16,32
5,34
1.07
0.446
T (detik)
1
Vc1 (volt)
8.9
5.6
10
3.8
E L E KT R O N I K A 1
20
2.4
30
47 F
E L E KT R O N I K A 1
20
19.67
19.2
18
17.19
15
12
10
Tegangan EWB
Tegangan Terukur
8.47
8.2
5
3.35
1.56
0
1
4.7
10
20
PENGOSONGAN
47 F
25
19.67
20
18
19.1
17.2
16.32
15.8
15
Tegangan EWB
Tegangan Terukur
10
8
5.34
2.5
1.07
0.45
0
0
1
4.7
PENGISIAN
10
100 F
E L E KT R O N I K A 1
20
9
8.8
8.7
8.46
8
6.5
5.7
Tegangan EWB
Tegangan Terukur
4
32.4
21.5
1
0
1
10
20
PENGOSONGAN
30
100 F
10
9
8.9
9
8
7
6
5.6
4.25
Tegangan EWB
3.8
2.5
3
2
Tegangan Terukur
2.4
1
1
0
0
1
10
20
E L E KT R O N I K A 1
30
2. Setelah kami menyusun grafik dan kami analisa ternyata pengukuran pada
EWB ( Electronics Workbench ) lebih cepat, akurat dan mudah dibandingkan
dengan pengukuran menggunakan alat-alat langsung. Ini dimungkinkan
adanya error atau kesalahan beberapa derajat pada alat-alat elektronika yang
sudah umur. Pada simulasi EWB, kami lebih mudah melakukan pengukuran
karena hanya menggunakan aplikasi EWB tersebut saja, memasukkan
komponen dan berapa besar kapasitansi, resistansi dan tegangan sumber
lalu akan terhitung otomatis dengan menggunakan simulasi multimeter ketika
rangkaian di tutup saklarnya.
maka
semakin
waktu
kecil
untuk
nilai
mengosongkannya
kapasitornya
E L E KT R O N I K A 1
maka
semakin
lama,
waktu
untuk
V. Tugas Pendahuluan
E L E KT R O N I K A 1
dalam rangkaian.
Tegangan Knee ( Tegangan Kaki ) adalah Tegangan pada saat arus mulai naik
secara cepat pada saat dioda berada pada daerah maju, tegangan ini sama
dengan tegangan penghalang. Apabila tegangan dioda lebih besar dari
tegangan kaki maka dioda akan menghantar dengan mudah dan sebaliknya
bila tegangan dioda lebih kecil maka dioda tidak menghantar dengan baik.
Forward Bias adalah Bias positif, dengan arti kata memberi tegangan
potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta
merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi
hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron.
Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus
E L E KT R O N I K A 1
Dioda
Resistansi (Ohm)
(Probe + pd anoda, Probe - pd
katoda)
35,73 M
79,48 M
99,70 M
Ideal
IN4001
IN4148
Resistansi (Ohm)
(Probe + pd katoda, Probe - pd
anoda)
Tak terukur
Tak terukur
Tak terukur
VD
(Volt)
0V
0,3 V
ID
(Ampere)
0A
0,0002 A
E L E KT R O N I K A 1
0,41 V
0,41 V
0,49 V
0,53 V
0,53 V
0,59 V
0,63 V
0,66 V
0,67 V
0,68 V
0,0006 A
0,0006 A
0,0008 A
0,0009 A
0,0009 A
0,001 A
0,003 A
0,0044 A
0,005 A
0,007 A
VD
(Volt)
0V
0,1 V
0,3 V
0,497 V
0,596 V
0,622 V
0,629 V
0,662 V
0,686 V
0,698 V
0,706 V
0,712 V
ID
(Ampere)
0A
0,0001 A
0,0003 A
0,0005 A
0,0007 A
0,0009 A
0,001 A
0,002 A
0,004 A
0,006 A
0,008 A
0,010 A
0.8
0.7
0.6
0.5
Tegangan diode Terukur
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0
10
E L E KT R O N I K A 1
0.01
10
VD
(Volt)
0V
5,1 V
9,82 V
16,2 V
20 V
21,8 V
23,7 V
26 V
28 V
29,6 V
ID
(Ampere)
0A
0,005 A
0,01 A
0,0162 A
0,0216 A
0,022 A
0,025 A
0,026 A
0,0291 A
0,0294 A
E L E KT R O N I K A 1
VD
(Volt)
0V
5V
10 V
15 V
20 V
22 V
24 V
26 V
28 V
30 V
ID
(Ampere)
0A
0,005 A
0,010 A
0,015 A
0,020 A
0,022 A
0,024 A
0,026 A
0,028 A
0,030 A
35
30
25
20
15
10
5
0
0
10
15
20
22
24
26
28
30
E L E KT R O N I K A 1
0.02
0.01
0.01
0
0
10
15
20
22
24
26
28
30
rangkaian.
Perhatikan yang terjadi pada LED.
Ganti nilai Rdengan nilai yang lebih besar.
Perhatikan kembali yang terjadi pada LED.
Matikan catu daya. Balikkan posisi kaki dioda D1.
Lakukan langkah no 2 dan 3.
Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.
Resistansi
1 K
Arus Terukur
0,004601 A
E L E KT R O N I K A 1
100 K
0,0000442 A
0,0000451 A
0.01
0
0
0
0
Arus Terukur
0
0
0
0
0
1
100
Resistansi
Arus Terukur
5 Volt
1 K
0,00429 A
0,004443 A
5 Volt
100 K
0,000042A
0,0000461 A
0.01
0
0
0
0
Arus Terukur
0
0
0
0
0
1
100
E L E KT R O N I K A 1
E L E KT R O N I K A 1
E L E KT R O N I K A 1
Transformator
Dioda semikonduktor
Resistor
Project board
Multimeter
Osiloskop
III. RingkasanTeori
Penyearah berfungsi untuk mengubahtegangan ac menjadi tegangan dc. Penyearah ada
2 macam, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.
Penyearah Setengah Gelombang
Nilai tegangan puncak input transformator:
VRMS=
VP
............................................................................................................. (3.1)
VP
Frekuensi output:
fin =
fout.................................................................................................................. (3.3)
2V P
= 0,636x Vp...............................................................................................
(3.4)
fin =
fout.................................................................................................................. (3.5)
E L E KT R O N I K A 1
E L E KT R O N I K A 1
+ Vmax
+ Vmax
+
_
V dc ekivalen
- V min
2. Cara kerja penyearah gelombang penuh dengan CT yaitu, Terminal sekunder dari Trafo CT
mengeluarkan dua buah tegangan keluaran yang sama tetapi fasanya berlawanan dengan titik CT
(nol) sebagai titik tengahnya. Kedua keluaran ini masing-masing dihubungkan ke D1 dan D2,
sehingga saat D1 mendapat sinyal siklus positip maka D2 mendapat sinyal siklus negatip, dan
sebaliknya.
Gambar rangkaian
+ Vmax
+ Vmax
V dc
+
_
- V min
3. Cara kerja penyearah gelombang penuh dengan jembatan (bridge) yaitu, Sebuah penyearah sistem
empat buah dioda yang disusun model jembatan. Meski terdiri dari empat buah dioda, pada
dasarnya hanya dua dioda yang bekerja pada masing-masing fase sinyal sinus. Dioda D1 dan D3
"mengumpulkan" tegangan positif dari sinyal sinus, sedangkan D2 dan D4 "mengumpulkan"
tegangan negatif dari sinyal sinus.
Gambar Rangkaian
E L E KT R O N I K A 1
+ Vmax
+ Vmax
V dc
+
_
- V min
VI. LangkahPercobaan
A. PenyearahSetengahGelombang
1. Susunlahrangkaiansepertigambar
di
bawahini.
Tentukannilai
R1Tutupsaklar S1.
E L E KT R O N I K A 1
T1,
D1,
dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gambar3.1. RangkaianPenyearahSetengahGelombang
Ukurbesartegangankeluaranpada T1menggunakanmultimeter.
Ukurbesarteganganpada R1menggunakanmultimeter.
Ukurtegangankeluaranpada T1menggunakanosiloskop.
Ukurtegangankeluaranpada R1menggunakanosiloskop.
Simulasikanrangkaiandiataspada program EWB.
Hitungbesartegangankeluaranpada R1.
Keterangan
D1 = 0,07 volt
T1 = 500 mA
R1 = 1 k
Tabel Hasil Pengukuran
V keluaran T1
Multimeter
28 volt
Osiloskop
Div x 5 v/div = 3x5 = 28 volt
EWB
30
Hitung
(Vin - 0,7) x 50% = (30- 0,7) x 50% = 14,65 V
V keluaran R1
12,1volt
12 volt
12,3
13.2
Vmax
E L E KT R O N I K A 1
Gambar3.2. RangkaianPenyearahGelombangPenuh
2. Ukurbesartegangankeluaranpada T1menggunakanmultimeter.
3. Ukurbesarteganganpada R1menggunakanmultimeter.
4. Ukurtegangankeluaranpada T1menggunakanosiloskop.
5. Ukurtegangankeluaranpada R1menggunakanosiloskop.
6. Simulasikanrangkaiandiataspada program EWB.
7. Hitungbesartegangankeluaranpada R1.
Ketarangan
D1
= 0,07 volt
D2
= 0,07
T1 (CT) = 15 volt
R1
= 1 k
Tabel Hasil Pengukuran
Alat Ukur
Multimeter
Osiloskop
EWB
Hitung
E L E KT R O N I K A 1
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Alat Ukur
Multimeter
Osiloskop
EWB
Hitung
V keluaran T1
16,2 volt
18 volt
15,7
V keluaran R1
13,5 volt
14 volt
13,7
14,6
VII LaporanAkhir
1.
2.
3.
4.
E L E KT R O N I K A 1
E L E KT R O N I K A 1
Multimeter
Osiloskop
V keluaran T1
22 volt
Div x 5 v/div = 3x5 = 15 volt
V keluaran R1
8,3volt
5,2 volt
mengalir jadi pada percobaan ini gelombang yang dihasilkan lebih halus.
E L E KT R O N I K A 1
Jobsheet 4
DAYA
REGULATOR CATU
I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui rangkaian regulator catu daya menggunakan IC regulator 78xx
dan 79xx.
2. Mampu merancang rangkaian regulator catu daya.
3. Mengetahui cara kerja rangkaian regulator catu daya.
4. Mampu menganalisa rangkaian regulator catu daya.
II. Bahan Praktikum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Transformator
Dioda Bridge
IC 7809, 7812, 7909, 7912 (bawa data sheetnya perkelompok)
Kapasitor
Resistor
Projectboard
Multimeter
Osiloskop
VP
V Dc
........................................................................................................ (4.1)
Untuk memperkecil nilai ripple dapat digunakan filter kapasitor. Semakin
besar nilai kapasitor maka akan semakin kecil nilai tegangan ripple. Untuk
memperoleh suatu catu daya dengan nilai keluaran yang tetap, maka dapat
digunakan sebuah IC regulator 78xx untuk catu daya positif dan IC regulator 79xx
untuk catu daya negatif. (xx adalah nilai tegangan yang dikeluarkan dari regulator
tersebut.)
IV. Tugas Pendahuluan
E L E KT R O N I K A 1
Jobsheet 4
DAYA
REGULATOR CATU
E L E KT R O N I K A 1
Jobsheet 4
DAYA
Vout = Vp
REGULATOR CATU
Vripple
2
IDC
F xC
E L E KT R O N I K A 1
Jobsheet 4
DAYA
REGULATOR CATU
Jobsheet 4
DAYA
REGULATOR CATU
Vdc = 24 V
R1 = 1 K ohm
C1 = 2200uF
Berapa V ripple menggunakan persamaan nomer 1 ?
Penyelesaian :
Vp = T1 x 2 = 24 2 V
VP
24 2
IDC = RL = 1000 = 0,034 A
a. VRipple
VRipple =
b. VDC
Vout = Vp -
IDC
f xC 1
Vripple
2
0,034
0,154
2
= 33,86 V
E L E KT R O N I K A 1
Jobsheet 4
DAYA
REGULATOR CATU
T1
(volt)
Multimeter
Osiloskop
EWB
29
30
30
R1 dengan
kapasitor
(volt)
36
41
42,2
R1 tanpa kapasitor
(volt)
25
25
27
Vp
RL
IDC
= 30
30 2
1000
Vout = Vp - VRipple =
30
volt
= 0,042 A
Vripple
2
IDC
f xC
Hitung V R1 (volt)
0,191
2
= 42,3
0,042
100 x 2200 x 106
= 0,191
E L E KT R O N I K A 1
Jobsheet 4
DAYA
REGULATOR CATU
Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan nilai T1, DB1, C2
dan C1
menggunakan osiloskop.
Ganti nilai C1dan C2 dengan nilai yang lebih besar.
Ulangi langkah 2 dan 3.
Ganti IC regulator 7809 dengan 7812.
Lakukan kembali pengukuran langkah 2 sampai 6.
Alat ukur
Multimeter
Osiloskop
IC regulator 7809
Vin (volt)
Vout (volt)
39
9
30
10
IC regulator 7812
Vin (volt)
Vout (volt)
24
12
24
12
E L E KT R O N I K A 1
Jobsheet 4
DAYA
REGULATOR CATU
Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan nilai T1, DB1, C2
dan C1
menggunakan multimeter.
4. Ukur besar tegangan masukan dan keluaran IC regulator 7809
5.
6.
7.
8.
menggunakan osiloskop.
Ganti nilai C1dan C2 dengan nilai yang lebih besar.
Ulangi langkah 2 dan 3.
Ganti IC regulator 7909 dengan 7912.
Lakukan kembali pengukuran langkah 2 sampai 6.
Alat ukur
Multimeter
Osiloskop
IC regulator 7809
Vin (volt)
Vout (volt)
-23
-10
-21
-9
IC regulator 7812
Vin (volt)
Vout (volt)
-18
-13
-17
-13
E L E KT R O N I K A 1
Jobsheet 4
DAYA
REGULATOR CATU
untuk mencari
data
dengan
mengukur
tegangan
dengan
yaitu
36
volt,
sedangkan
dengan multimeter
besar
tegangan
masuknya
24
volt
dan
E L E KT R O N I K A 1
Jobsheet 4
DAYA
REGULATOR CATU
dari rangkaian
menggunakan
filter
akan
lebih
besar
E L E KT R O N I K A 1