Anda di halaman 1dari 43

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR

LAPORAN
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
JOBSHEET 1 JOBSHEET 4

Disusun oleh :
Charly Bede (5115141837)
Hanifah Dyah Ayuni (5115141089)
Rikza Dwi Wicaksono (5115141832)
Sofhyan Ajie (5115144134)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


PENDAHULUAN
WAKTU
Elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tentang pengendalian
partikel bermuatan di dalam ruang hampa, gas, dan bahan semikonduktor. Elektronika
yang berhubungan dengan pengendalian partikel bermuatan dalam ruang hampa akan
mempelajari piranti-piranti elektronika seperti pentode tabung hampa atau tabung electron.
Elektronika yang berhubungan dengan pengendalian partikel bermuatan dalam
semikonduktor akan mempelajari piranti-piranti elektronika semikonduktor seperti diode,
transistor dan IC. Terminologi elektronika terdiri dari 3 bagian yaitu komponen
elektronika, rangkaian elektronika dan system elektronika.
Rangkaian elektronika adalah rangkaian yang dibentuk oleh komponen-komponen
elektronika pasif dan aktif yang merupakan suatu satuan untuk memproses sinyal.

Sistem elektronika adalah kesatuan yang tersusun dari komponen dan rangkaian
elektronika untuk tujuan pengalihan tenaga dalam bidang komunikasi atau komputasi atau
instrument kendali.

Komponen elektronika dapat diklasifikasikan menuru :


E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU
1. Berdasarkan respon output terhadap input.
a. Komponen pasif
b. Komponen aktif
2. Berdasarkan hubungan arus dan tegangan.
a. Komponen linier
b. Komponen non linier
Komponen pasif adalah komponen yang tidak dapat menguatkan dan
menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapatmengubah suatu energy ke bentuk yang lain.
Contohnya ada resistor, inductor, dan kapasitor. Dalam Laporan praktikum ini, kami
mempelajari tentang komponen pasif pada elektronika. Yang terdapat dalam laporan
praktikum ini antara lain :
Jobsheet 1 : Kapasitor Sebagai Konstanta Waktu.
Jobsheet 2 : Dioda semikonduktor.
Jobsheet 3 : Rangkaian Penyearah.
Jobsheet 4 : Regulator Catu Daya.

I. Tujuan Praktikum
E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU
1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor.
2. Mengetahui cara membaca nilai kapasitansi suatu kapasitor.
3. Memahami cara pengisian dan pengosongan muatan listrik pada kapasitor.

II. Bahan Praktikum


1. Kapasitor
2. Resistor
3. Projectboard
4. Catu Daya
5. Multimeter

III. Ringkasan Teori


Kapasitor adalah elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Satuan
kapasitansi adalah Farad (F). dalam praktikum nilai yang sering digunakan adalah
mikroFarad (F) atau 10-6 F, nanoFarad (nF) atau 10-9F dan pikoFarad (F) atau 10-12F.

Gambar 1.1. Rangkaian kapasitor seri


Pada rangkaian kapasitor seri, nilai kapasitansi pengganti adalah
1/CTOTAL= 1/C1+ 1/C2+ 1/C3

..................................................................................... (1.1)

Gambar 1.2. Rangkaian kapasitor paralel


Pada rangkaian kapasitor paralel, nilai kapasitansi total adalah
E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU
CTOTAL= C1+ C2+ C3.............................................................................................. (1.2)
Konstanta Waktu RC
Jika suatu rangkaian RC diberi tegangan DC maka muatan listrik pada kapasitor tidak
akan langsung terisi penuh, akan tetapi membutuhkan waktu untuk mencapai muatan
listrik pada kapasitor tersebut penuh.
Setelah muatan listrik penuh dan sumber tegangan dilepas maka muatan listrik pada
kapasitor tidak akan langsung kosong akan tetapi membutuhkan waktu untuk mencapai
muatan listrik pada kapasitor kosong.
Konstanta waktu
RC

= R x C .........................................................................

(1.3)
Dan rumus konstanta waktu secara universal :

[ ]

change=( awalakhir ) 1

...........................................................................

(1.4)
dimana :
change

= nilai perubahan

akhir

= nilai akhir variabel

awal

= nilai awal variabel

= nilai euler (2,7182818)

= waktu dalam satuan detik

= konstanta waktu dalam satuan detik

Untuk menentukan besar waktu yang dibutuhkan untuk perubahan tertentu adalah
change

t= ln

1
change
1
awalakhir

.............................................................................................

.... (1.5)

V. Tugas Pendahuluan

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU
1. Sebutkan jenis-jenis kapasitor dan jelaskan perbedaannya.
.
Kapasitor terdiri dari 2 jenis yaitu Kapasitor Tetap ( Fixed Capacitor ) dan
Kapasitor Variabel ( Variable Capacitor ). Kapasitor tetap adalah Kapasitor yang
nilainya konstan atau tidak berubah-ubah. Sedangkan Kapasitor Variabel adalah
Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau berubah-ubah.
2. Jelaskan makna dari angka tertulis pada kapasitor dibawah ini.
1000 uF/50V,
104Z,
221J
682K
104Z,
Berarti 10 x 104 = 10 x 10000
= 100000 pF
= 10 x 105 pF dengan toleransi 80%, -20%
= 80000pF ~ -20000pF

221J
Berarti 22 x 101 = 220 pF dengan toleransi 5%
= 231 pF ~ 209 pF

682K
Berarti 68 x 102 = 6800 pF dengan toleransi 10%
= 7480 pF ~ 6120 pF

3. Sebutkan beberapa fungsi kapasitor?

Sebagai Penyimpan muatan listrik

Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik

Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)

Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)

Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)

Sebagai Kopling
E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU

Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator

Sebagai Penggeser Fasa

Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang digabungkan


dengan Spul Antena dan Osilator)

VI. Langkah Percobaan


Percobaan 1 (Pengisian Muatan Listrik pada Kapasitor)

Gambar 1.3 Rangkaian pengisian dan pengosongan muatan listik


1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan nilai C1 dan R1. C1=

47 F100 F

dan R1 =

100 K 5

2. Pasangkan Voltmeter pada C1


3. Tutup saklar S1 dan catat besar tegangan pada Voltmeter setiap 5 detik sampai
besar tegangan yang terukur konstan.
4. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB. Bandingkan dengan hasil
percobaan
E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU
5. Hitung nilai waktu yang diperlukan untuk mencapai tegangan pada kapasitor
maksimum.
6. Tuliskan data diatas pada tabel 1 seperti di bawah ini.
No

T (detik)

1
2
3
4
5
6

T (detik) 100

Vc1 (volt)

Vc1 (volt) 100

47 F

47 F

1
2
4,7
10
20
22

1
5
10
20
30
14

5
8,2
12
18
19,2
MAX 19,2

2,4
6,5
8,6
8,7
8,8
MAX 8,8

Pengisian Kapasitor 47 F Dengan EWB :


Keterangan :

R = 100k , C = 47 F, V = 20 Volt
No
1
2
3
4
5

T (detik)
1
2
4,7
10
20

Vc1 (volt)
1,555
3,349
8,47
17,19
19,67

Pengisian Kapasitor dengan menggunakan EWB :


Keterangan :
R = 100 k, K = 100 F, Vs = 12 Volt
No
1
2
3
4
5

T (detik)
1
2
4.7
10
20

Vc1 (volt)
1.5
5.7
8,235
8,46
9

Percobaan 2 (Pengosongan Muatan Listrik pada Kapasitor)


1. Susunlah rangkaian seperti gambar di atas dengan nilai komponen yang sama.
E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU
2. Pasangkan Voltmeter pada C1.
3. Tutup saklar S1 dan tunggu hingga tegangan pada kapasitor yang terukur pada
Voltmeter maksimum.
4. Setelah VC maksimum buka saklar S1 kemudian catat besar VC yang terukur
pada Voltmeter setiap 5 detik hingga VC1 adalah 0 (nol).
5. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB. Bandingkan dengan dengan
hasil percobaan
6. Hitung nilai waktu yang diperlukan untuk mencapai tegangan pada kapasitor
maksimum.
7. Tuliskan data diatas pada tabel 2 seperti di bawah ini.
No

T (detik)

1
2
3
4
5

T (detik) 100

Vc1 (volt)

Vc1 (volt) 100

47 F

47 F

1
2
4,7
10
20

1
5
10
20
30

17,2
15,8
8
2,5
0

8
4,25
2,5
1
0

Pengosongan Kapasitor Dengan Menggunakan EWB :


Keterangan :
R = 100k
No
1
2
3
4
5

, C = 47 F , V = 20 Volt
T (detik)
1
2
4.7
10
20

Vc1 (volt)
19,1
16,32
5,34
1.07
0.446

Pengosongan Kapasitor dengan menggunakan EWB :


Keterangan :
R = 100 k, K = 100 F, Vs = 12 Volt
No
1

T (detik)
1

Vc1 (volt)
8.9

5.6

10

3.8

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU
4

20

2.4

30

VII. Laporan Akhir


1. Buat grafik dari table pengisian dan pengosongan muatan listrik diatas.
2. Bandingkan grafik hasil percobaan dengan simulasi menggunakan EWB
3. Lakukan analisis dan berikan kesimpulan dari hasil kegiatan praktikum diatas.

1. PENGISIAN DAN PENGOSONGAN


PENGISIAN

47 F

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU
25

20

19.67
19.2

18
17.19

15
12
10

Tegangan EWB
Tegangan Terukur

8.47

8.2
5

3.35

1.56
0
1

4.7

10

20

PENGOSONGAN

47 F

25
19.67
20
18

19.1
17.2

16.32
15.8

15
Tegangan EWB
Tegangan Terukur

10

8
5.34

2.5
1.07

0.45
0

0
1

4.7

PENGISIAN

10

100 F

E L E KT R O N I K A 1

20

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU
10
8.6
8.24

9
8.8

8.7
8.46

8
6.5

5.7

Tegangan EWB

Tegangan Terukur

4
32.4
21.5
1
0
1

10

20

PENGOSONGAN

30

100 F

10
9
8.9
9
8
7
6

5.6

4.25

Tegangan EWB
3.8
2.5

3
2

Tegangan Terukur
2.4
1

1
0

0
1

10

20

E L E KT R O N I K A 1

30

Jobsheet 1KAPASITOR SEBAGAI KONSTANTA


WAKTU

2. Setelah kami menyusun grafik dan kami analisa ternyata pengukuran pada
EWB ( Electronics Workbench ) lebih cepat, akurat dan mudah dibandingkan
dengan pengukuran menggunakan alat-alat langsung. Ini dimungkinkan
adanya error atau kesalahan beberapa derajat pada alat-alat elektronika yang
sudah umur. Pada simulasi EWB, kami lebih mudah melakukan pengukuran
karena hanya menggunakan aplikasi EWB tersebut saja, memasukkan
komponen dan berapa besar kapasitansi, resistansi dan tegangan sumber
lalu akan terhitung otomatis dengan menggunakan simulasi multimeter ketika
rangkaian di tutup saklarnya.

3. Pengukuran menggunakan simulasi EWB mendapatkan hasil yang hamper


sama dibandingkan dengan pengukuran menggunakan alat-alat elektronika
langsung. Pembacaan-pembacaan nilai-nilainya pun lebih tepat dan akurat.
Setelah ditinjau kembali, ternnyata tegangan kapasitor setelah maksimum
tidak melebihi tegangan pada powersupply atau tidak melebihi 20 Volt.
Pada pengisian kapasitor waktu sesaat setelah saklar ditutup, pada waktu 1,
2 dan 4,7 detik kenaikan sangat cepat menghampiri angka maksimum,
namun setelah detik 10 dan 20 kenaikan tegangan sangat kecil hanya dalam
radius nol koma.
Pada saat pengosongan kapasitor sesaat setelah saklar dibuka kembali,
terlihat pada detik-detik 1,2 dan 5 penurunan tegangan sangat cepat,
sedangkan pada detik-detik terakhir penurunan hanya dalam radius angka
kecil nol koma.
Semakin besar nilai kapasitornya maka waktu yang dibutuhkan untuk
mengisinya semakin lama. Sedangkan semakin kecil nilai kapasitornya waktu
yang dibutuhkan untuk mengisinya semakin cepat. Semakin besar nilai
kapasitornya
sedangkan

maka
semakin

waktu
kecil

untuk
nilai

mengosongkannya
kapasitornya

mengosongkannya semakin cepat.

E L E KT R O N I K A 1

maka

semakin

lama,

waktu

untuk

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR


I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui komponen elektronika dioda semikonduktor.
2. Mengetahui karakteristik dioda semikonduktor.
3. Mampu menganalisa rangkaian forward bias dan reverse bias pada diode
semikonduktor.
II. Bahan Praktikum
1. Dioda semikonduktor
2. Resistor
3. Projectboard
4. Catu daya
5. Multimeter

III. Ringkasan Teori


Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat daribahan semikonduktor. Dioda
memiliki fungsi hanya mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda adalah sambungan
semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya
yang lain adalah tipe N.
Dengan struktur demikian arus hanya akan mengalir dari sisi P menuju sisi N. Dibawah
ini gambar simbol dan struktur dioda serta bentuk karakteristik dioda. (Untuk dioda yang
terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas 0.7 volt)

Gambar 2.1. (a) Simbol dan struktur dioda, (b)Karakteristik diode

V. Tugas Pendahuluan
E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR


1. Jelaskan istilah-istilah: Tegangan breakdown, Tegangan knee, Forward bias dan
Reverse bias.
Tegangan breakdown adalah nilai tegangan minimal pada dioda untuk dapat
mengalirkan arus listrik. Dioda memiliki jatuh tegangan, apabila nilai tegangan
yang diberikan kurang dari break down voltage, maka dioda tidak akan
mengalirkan arus listrik. Sebuah dioda yang diberi bias maju, memiliki jatuh
tegangan sekitar 0,7 V. Dengan kata lain, jika sebuah dioda diberikan
tegangan kurang dari 0, 7 V, maka dioda tidak akan mengalirkan arus listrik.
Dan tegangan 0,7 V tersebut, akan menjadi tegangan tetap dioda (VD) di

dalam rangkaian.
Tegangan Knee ( Tegangan Kaki ) adalah Tegangan pada saat arus mulai naik
secara cepat pada saat dioda berada pada daerah maju, tegangan ini sama
dengan tegangan penghalang. Apabila tegangan dioda lebih besar dari
tegangan kaki maka dioda akan menghantar dengan mudah dan sebaliknya

bila tegangan dioda lebih kecil maka dioda tidak menghantar dengan baik.
Forward Bias adalah Bias positif, dengan arti kata memberi tegangan
potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta
merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi
hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron.
Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus

listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.


Reverse Bias adalah Polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan
bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan
lebih besar dari sisi P. Sehingga tidak akan terjadi perpindahan elektron atau
aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron
masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Lapisan deplesi (depletion

layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.


2. Apakah dioda dapat bekerja seperti saklar? Jelaskan!
Dioda akan menghantarkan arus bila diberi tegangan sumber lebih besar dari
tegangan idealnya. Dan dioda tidak akan menghantarkan arus apabila tegangan
yang melaluinya lebih kecil dari tegangan idealnya. Tetapi mungkin akan ada
tegangan yang akan dialirkan oleh dioda itu, dan besarnya hanya sebesar
tegangan ideal dan besarnya tegangan ideal yang akan dialirkan tergantung dari
jenis dioda yang digunakan. Oleh karena itu dioda juga dapat digunakan sebagai
saklar pada rangkaian elektronika selain digunakan sebagai mana fungsinya yaitu
sebagai penyearah tegangan.

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR


VI. Langkah Percobaan
A. Mengukur Dioda dengan Ohmmeter
1. Atur posisi selector multimeter pada pengukuran Ohm.
2. Pasangkan probe merah (+) pada kaki anoda dioda dan probe hitam (-) pada kaki
katoda dioda.
3. Perhatikan resistansi dioda yang terbaca pada Ohmmeter.
4. Tukarkan posisi probe Ohmmeter, probe merah (+) pada kaki katoda dioda dan
5.
6.
7.
8.

probe hitam (-)


pada kaki anoda dioda.
Baca nilai resistansi dioda yang terukur pada Ohmmeter.
Lakukan percobaan diatas pada dioda yang lain.
Catat hasil percobaan pada tabel.

Dioda

Resistansi (Ohm)
(Probe + pd anoda, Probe - pd
katoda)
35,73 M
79,48 M
99,70 M

Ideal
IN4001
IN4148

Resistansi (Ohm)
(Probe + pd katoda, Probe - pd
anoda)
Tak terukur
Tak terukur
Tak terukur

B. Dioda dengan Forward Bias


1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. (R1= 1 K Ohm)

Gambar 2.2. Rangkaian forward bias


2. Berikan tegangan mulai dari 0, 0.1, 0.3, 0.5, 0.7, 0.9, 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 volt.
Ukur besar tegangan dan arus pada dioda untuk setiap tegangan sumber yang
diberikan.
3. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.
4. Tuliskan data hasil percobaan pada tabel sepertidi bawah ini.
Pengukuran dioda forward bias dengan menggunakan alat ukur listrik :
Keterangan :
R = 1 K
VSUMBER
(Volt)
0
0,1

VD
(Volt)
0V
0,3 V

ID
(Ampere)
0A
0,0002 A
E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR


0,3
0,5
0,7
0,9
1
2
4
6
8
10

0,41 V
0,41 V
0,49 V
0,53 V
0,53 V
0,59 V
0,63 V
0,66 V
0,67 V
0,68 V

0,0006 A
0,0006 A
0,0008 A
0,0009 A
0,0009 A
0,001 A
0,003 A
0,0044 A
0,005 A
0,007 A

Pengukuran dioda forward bias dengan menggunakan EWB :


Keterangan :
R = 1 K
VSUMBER
(Volt)
0
0,1
0,3
0,5
0,7
0,9
1
2
4
6
8
10

VD
(Volt)
0V
0,1 V
0,3 V
0,497 V
0,596 V
0,622 V
0,629 V
0,662 V
0,686 V
0,698 V
0,706 V
0,712 V

ID
(Ampere)
0A
0,0001 A
0,0003 A
0,0005 A
0,0007 A
0,0009 A
0,001 A
0,002 A
0,004 A
0,006 A
0,008 A
0,010 A

0.8
0.7
0.6
0.5
Tegangan diode Terukur

0.4

Tegangan diode dengan


EWB

0.3
0.2
0.1
0
0

0.1 0.3 0.5 0.7 0.9

10

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR


0.01
0.01
0.01
Arus diode terukur

0.01

Arus diode dengan EWB


0
0
0
0 0.1 0.3 0.5 0.7 0.9 1

10

C. Dioda dengan Reverse Bias


1. Balikkan pemasangan arah dioda pada gambar diatas.
2. Berikan tegangan mulai dari 0, 5, 10, 15, 20, 22, 24, 26, 28, dan 30 volt. Ukur
besar tegangan arus pada dioda untuk setiap tegangan sumber yang diberikan.
3. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.
4. Tuliskan data hasil percobaan pada tabel sepertidi bawah ini.
Pengukuran dioda reverse bias dengan menggunakan alat ukur listrik :
Keterangan :
R = 1 K
VSUMBER
(Volt)
0
5
10
15
20
22
24
26
28
30

VD
(Volt)
0V
5,1 V
9,82 V
16,2 V
20 V
21,8 V
23,7 V
26 V
28 V
29,6 V

ID
(Ampere)
0A
0,005 A
0,01 A
0,0162 A
0,0216 A
0,022 A
0,025 A
0,026 A
0,0291 A
0,0294 A

Pengukuran dioda reverse bias dengan menggunakan EWB :

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR


Keterangan :
R = 1 K
VSUMBER
(Volt)
0
5
10
15
20
22
24
26
28
30

VD
(Volt)
0V
5V
10 V
15 V
20 V
22 V
24 V
26 V
28 V
30 V

ID
(Ampere)
0A
0,005 A
0,010 A
0,015 A
0,020 A
0,022 A
0,024 A
0,026 A
0,028 A
0,030 A

35
30
25
20

Tegangan diode terukur


Tegangan diode dengan
EWB

15
10
5
0
0

10

15

20

22

24

26

28

30

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR


0.04
0.03
0.03
0.02
Arus diode terukur
Arus diode dengan EWB

0.02
0.01
0.01
0
0

10

15

20

22

24

26

28

30

D. Light Emitting Diode (LED)


1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. (R1= 1 K Ohm)

Gambar 2.3. Rangkaian dioda untuk menyalakan LED


2. Berikan tegangan sumber sebesar 5 volt. Ukur besar arus yang mengalir pada
3.
4.
5.
6.
7.
8.

rangkaian.
Perhatikan yang terjadi pada LED.
Ganti nilai Rdengan nilai yang lebih besar.
Perhatikan kembali yang terjadi pada LED.
Matikan catu daya. Balikkan posisi kaki dioda D1.
Lakukan langkah no 2 dan 3.
Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.

Tabel Pengukuran Dioda Forward bias dengan LED


Vsumber ( Volt )
5 Volt

Resistansi
1 K

Arus Terukur
0,004601 A

Arus Terukur EWB


0,004328 A

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR


5 Volt

100 K

0,0000442 A

0,0000451 A

0.01
0
0
0
0
Arus Terukur

Arus Terukur dengan EWB

0
0
0
0
0
1

100

Tabel Pengukuran Dioda Reverse bias dengan LED


Vsumber ( Volt )

Resistansi

Arus Terukur

Arus Terukur EWB

5 Volt

1 K

0,00429 A

0,004443 A

5 Volt

100 K

0,000042A

0,0000461 A

0.01
0
0
0
0
Arus Terukur

Arus Terukur dengan EWB

0
0
0
0
0
1

100

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR


V. Laporan Akhir
1. Gambarkan bentuk kurva dari tabel data hasil percobaan diatas untuk
membuktikan kurva karakteristik dioda tersebut.
2. Bandingkan dengan hasil simulasi menggunakan EWB
3. Lakukan analisis dan berikan kesimpulan dari hasil percobaan yang telah
dilakukan.
Jawab :
1. Grafik sudah terbentuk seperti diatas.
2. Hasil pada EWB menghasilkan angka yang lebih halus atau lebih konstan
dibanding dengan menggunakan Alat pengukuran listrik yang dimungkinkan
adanya error.
3. Setelah kami melakukan percobaan, kami menyimpulkan bahwa :
a. Pada beban akan terdapat arus dan tegangan bila dioda di beri bias maju
(forward bias), yaitu pada kaki anoda diberi (+) dan pada kaki katoda diberi
(-). Arus listrik akan mengalir dari sisi P (kaki anoda) ke sisi N (kaki katoda)
tanpa adanya suatu hambatan. Pada keadaan ini dioda bisa dianggap
sebagai saklar tertutup (ON).
b. Pada beban tidak akan terdapat arus dan tegangan bilai dioda di beri bias
mundur (reverse bias), yaitu pada kaki anoda diberi (-) dan pada kaki
katoda diberi (+). Pada keadaan ini diod bisa dianggap sebagai saklar
terbuka (OFF).
c. Pada saat dioda dipasangkan secara forward bias, semakin besar
tegangan sumber yang diberikan, maka nilai tegangan dan arus pada
diode akan semakin besar juga. Sedangkan pada saat dioda dipasangkan
secara reverse bias, nilai tegangan dan arus diodanya juga akan semakin
besar seiring dengan tegangan sumber yang diberikan.
d. Pada saat Rangkaian ditambahkan dengan LED, tegangan sumber diberi
5 Volt. Pada saat resistansi bernilai 1K, Lampu pada LED terlihat lebih
terang dibanding pada saat resistansi bernilai 100 K.

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 2 DIODA SEMIKONDUKTOR

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet3 RANGKAIAN PENYEARAH


I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui manfaat diode sebagai penyearah.
2. Mampu merancang rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang
penuh.
3. Menganalisa rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh.
4. Mengetahui cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang dan gelombang
penuh.
II. Bahan Praktikum
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Transformator
Dioda semikonduktor
Resistor
Project board
Multimeter
Osiloskop

III. RingkasanTeori
Penyearah berfungsi untuk mengubahtegangan ac menjadi tegangan dc. Penyearah ada
2 macam, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.
Penyearah Setengah Gelombang
Nilai tegangan puncak input transformator:
VRMS=

VP

............................................................................................................. (3.1)

Tegangan rata-rata DC pada penyearah setengah gelombang adalah:


VDC=

VP

= 0,318 x VP.............................................................................................. (3.2)

Frekuensi output:
fin =

fout.................................................................................................................. (3.3)

Penyearah Gelombang Penuh


Tegangan rata-rata DC pada penyearah sinyal gelombang penuh:
VDC=

2V P

= 0,636x Vp...............................................................................................

(3.4)
fin =

fout.................................................................................................................. (3.5)

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet3 RANGKAIAN PENYEARAH


V. Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah setengah gelombang? Gambarkan
rangkaian dan bentuk gelombang input/ outputnya!
2. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh center tap?
Gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input/ outputnya!
3. Jelaskan cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan jembatan
dioda (diode bridge) Gambarkan rangkaian dan bentuk gelombang input/
outputnya!

Jawaban Tugas Pedahuluan


1. Cara kerja penyearah setengah gelombang dapat bekerja sesuai dengan karakteristik dioda yang
hanya bisa dilalui arus satu arah saja. Disebut penyearah setengah gelombang karena penyearah
ini hanya melewatkan siklus positif dari sinyal AC.
Gambar Rangkaian

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet3 RANGKAIAN PENYEARAH

Bentuk gelombang input

Bentuk gelombang output

+ Vmax

+ Vmax

+
_

V dc ekivalen

- V min
2. Cara kerja penyearah gelombang penuh dengan CT yaitu, Terminal sekunder dari Trafo CT
mengeluarkan dua buah tegangan keluaran yang sama tetapi fasanya berlawanan dengan titik CT
(nol) sebagai titik tengahnya. Kedua keluaran ini masing-masing dihubungkan ke D1 dan D2,
sehingga saat D1 mendapat sinyal siklus positip maka D2 mendapat sinyal siklus negatip, dan
sebaliknya.
Gambar rangkaian

Bentuk gelombang input

Bentuk gelombang output

+ Vmax

+ Vmax
V dc

+
_

- V min
3. Cara kerja penyearah gelombang penuh dengan jembatan (bridge) yaitu, Sebuah penyearah sistem
empat buah dioda yang disusun model jembatan. Meski terdiri dari empat buah dioda, pada
dasarnya hanya dua dioda yang bekerja pada masing-masing fase sinyal sinus. Dioda D1 dan D3
"mengumpulkan" tegangan positif dari sinyal sinus, sedangkan D2 dan D4 "mengumpulkan"
tegangan negatif dari sinyal sinus.
Gambar Rangkaian

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet3 RANGKAIAN PENYEARAH

Bentuk gelombang input

Bentuk gelombang output

+ Vmax

+ Vmax
V dc

+
_

- V min

VI. LangkahPercobaan
A. PenyearahSetengahGelombang
1. Susunlahrangkaiansepertigambar

di

bawahini.

Tentukannilai

R1Tutupsaklar S1.

E L E KT R O N I K A 1

T1,

D1,

dan

Jobsheet3 RANGKAIAN PENYEARAH

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Gambar3.1. RangkaianPenyearahSetengahGelombang
Ukurbesartegangankeluaranpada T1menggunakanmultimeter.
Ukurbesarteganganpada R1menggunakanmultimeter.
Ukurtegangankeluaranpada T1menggunakanosiloskop.
Ukurtegangankeluaranpada R1menggunakanosiloskop.
Simulasikanrangkaiandiataspada program EWB.
Hitungbesartegangankeluaranpada R1.
Keterangan
D1 = 0,07 volt
T1 = 500 mA
R1 = 1 k
Tabel Hasil Pengukuran

V keluaran T1
Multimeter
28 volt
Osiloskop
Div x 5 v/div = 3x5 = 28 volt
EWB
30
Hitung
(Vin - 0,7) x 50% = (30- 0,7) x 50% = 14,65 V

V keluaran R1
12,1volt
12 volt
12,3
13.2

Vmax

V R1 = Vdc = Vmax x 0,318 = 14,65 x 0,318 = 4,66 V

B. PenyearahGelombangPenuhdengan Center Tap


1. Susunlahrangkaiansepertigambar di bawahini. Tentukannilai T1, D1, dan
R1Tutupsaklar S1.

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet3 RANGKAIAN PENYEARAH

Gambar3.2. RangkaianPenyearahGelombangPenuh
2. Ukurbesartegangankeluaranpada T1menggunakanmultimeter.
3. Ukurbesarteganganpada R1menggunakanmultimeter.
4. Ukurtegangankeluaranpada T1menggunakanosiloskop.
5. Ukurtegangankeluaranpada R1menggunakanosiloskop.
6. Simulasikanrangkaiandiataspada program EWB.
7. Hitungbesartegangankeluaranpada R1.
Ketarangan
D1
= 0,07 volt
D2
= 0,07
T1 (CT) = 15 volt
R1
= 1 k
Tabel Hasil Pengukuran
Alat Ukur
Multimeter
Osiloskop
EWB
Hitung

V keluaran T1( volt)


16
18
15,5

V keluaran R1( volt)


13,1
14
13,5
14,4

Vmax = (Vin - 0,7) x 50% = (15- 0,7) x 50% = 7,15V


V R1 = Vdc= 0,637 x Vmax = 0,637 x 7,15 = 4,55 V

C. PenyearahgelombangPenuhdengan Diode Bridge


1. Susunlahrangkaiansepertigambar di bawahini.
2. T1= Transformator, DB1= Dioda Bridge, R1= Resistor

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet3 RANGKAIAN PENYEARAH

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Gambar3.3. RangkaianPenyearahGelombangPenuhdengandioda bridge


Tutupsaklar S1.
Ukurbesarteganganpada T1menggunakanmultimeter.
Ukurbesarteganganpada R1menggunakanmultimeter.
Ukurtegangankeluaranpada T1menggunakanosiloskop.
Ukurtegangankeluaranpada R1menggunakanosiloskop.
Simulasikanrangkaiandiataspada program EWB.
Hitungbesarkeluaranpada R1.
Tabel Hasil Pengukuran

Alat Ukur
Multimeter
Osiloskop
EWB
Hitung

V keluaran T1
16,2 volt
18 volt
15,7

V keluaran R1
13,5 volt
14 volt
13,7
14,6

Vmax = (Vin - 0,7) x 50% = (15- 0,7) x 50% = 7,15V


V R1 = Vdc= 0,637 x Vmax = 0,637 x 7,15 = 4,55 V

VII LaporanAkhir
1.
2.
3.
4.

Gambarkanbentukgelombangdarihasilpercobaan yang telahdilakukan.


Bandingkandenganhasilsimulasidengan EWB
Lakukananalisadariketigapercobaandiatas.
Berikankesimpulandaripercobaan yang telahdilakukandiatas.

Jawaban Laporan Akhir


1. Bentuk gelombang penyearah seteangah gelombang dengan dioda
E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet3 RANGKAIAN PENYEARAH

Bentuk gelombang penyearah gelombang penuh dengan Trafo CT

Bentuk gelombang penyearah gelombang penuh dengan dioda jembatan (bridge)

2. A. Simulasi penyearah setengah gelombang

B. Simulasi penyearah gelombang penuh (CT)

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet3 RANGKAIAN PENYEARAH

C. Simulasi Penyearah gelombang penuh (dioda bridge)

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet3 RANGKAIAN PENYEARAH


Jika dibandingkan dengan gelombang yang dihasilkan pada simulasi EWB, bentuk dari
gelombang. Hasil simulasi menunjukkan bahwa hasil percobaan perhitungan pada tiap rangkaian
berbeda beda berdasarkan rangkaian diodanya. Sementara hasil pengukuran memiliki nilai sedikit
berbeda. Kemungkinan terjadi kesalahan pengukuran terhadap rangkaian.
Hasil pengukuran rangkaian penyearah setengah gelombang

Multimeter
Osiloskop

V keluaran T1
22 volt
Div x 5 v/div = 3x5 = 15 volt

V keluaran R1
8,3volt
5,2 volt

3. Pada percobaan menggunakan 3 macam rangkaian penyearah, yaitu seengah gelombang,


gelombang penuh dan center tap. Berdasarkan hasil analisa gelombang setiap rangkaian memiliki
bentuk yang berbeda-beda. Penyearah setangah gelombang memiliki bentuk gelombang setengah
puncak saja, sementara lembah (bagian bawah gelombang) menjadi nol atau konstan karena
hanya memiliki satu buah dioda. . Penyearah gelombang penuh dengan dioda jembatan memiliki
bentuk gelombang setengah gelombang penuh yang lebih sedikit besar karena memiliki dioda
jembatan yang dialirkan empat buah dioda dalam satu komponen dialirkan menuju keluaran
positif dan kemudian dialirkan menuju input negatif dengan ground. Penyearah gelombang
penuh dengan CT memiliki bentuk gelombang setengah gelombang penuh kemudian memiliki
dua dioda yang salah satunya dialirkan menuju CT atau nol
4.Kesimpulan diode sebagai penyearah yang mengubah arus bolak balik menjadi arus searah. Pada
penyearah setengah gelombang, bentuk gelombang menjadi kasar atau banyak riak dengan jarak
dan interval yang besar, sementara pada penyearah gelombang penuh, gelombang yang
dihasilkan lebih halus dan memiliki interval yang relative lebih kecil, dan untuk penyearah
gelombang penuh dengan diode bridge. Saat siklus positif teganan AC arus mengalir melalui
diode sementara diode

D3 dan D4 mengalami reverse bias sehingga tidak ada arus yang

mengalir jadi pada percobaan ini gelombang yang dihasilkan lebih halus.

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 4
DAYA

REGULATOR CATU

I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui rangkaian regulator catu daya menggunakan IC regulator 78xx
dan 79xx.
2. Mampu merancang rangkaian regulator catu daya.
3. Mengetahui cara kerja rangkaian regulator catu daya.
4. Mampu menganalisa rangkaian regulator catu daya.
II. Bahan Praktikum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Transformator
Dioda Bridge
IC 7809, 7812, 7909, 7912 (bawa data sheetnya perkelompok)
Kapasitor
Resistor
Projectboard
Multimeter
Osiloskop

III. Ringkasan Teori


Pada rangkaian penyearah yang hanya menggunakan dioda penyearah
masih memiliki sinyal ac sehingga belum searah seperti halnya tegangan dcpada
baterai. Sinyal ac yang tidak diinginkan ini dinamakan ripple. Faktor ripple adalah
besarnya prosentase perbandingan antara tegangan ripple dengan tegangan dc
yang dihasilkan.
r=

VP
V Dc

........................................................................................................ (4.1)
Untuk memperkecil nilai ripple dapat digunakan filter kapasitor. Semakin
besar nilai kapasitor maka akan semakin kecil nilai tegangan ripple. Untuk
memperoleh suatu catu daya dengan nilai keluaran yang tetap, maka dapat
digunakan sebuah IC regulator 78xx untuk catu daya positif dan IC regulator 79xx
untuk catu daya negatif. (xx adalah nilai tegangan yang dikeluarkan dari regulator
tersebut.)
IV. Tugas Pendahuluan

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 4
DAYA

REGULATOR CATU

1. Carilah persamaan untuk menghitung tegangan dc dan tegangan


ripplerangkaian penyearah dengan filterkapasitor?
2. Jelaskan cara kerja rangkaian pada percobaan A? dan gambarkan sinyal
masukan dan keluarannya!
3. Jelaskan cara kerja kapasitor sebagai filter? dan gambarkan sinyal
keluarannya sebelum dan sesudah difilter!
4. Jika pada pecobaan A nilai R1= 1K ohm, C1 = 2200uF dan tegangan
sekunder pada trafo sebesar 24V. Hitung besar tegangan output dc dan
tegangan ripple-nya menggunakan persamaan yang diperoleh dari no. 1?
Jawaban :
1.

Persamaan menghitung tegangan DC (VDC/ Vout)

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 4
DAYA
Vout = Vp

REGULATOR CATU

Vripple
2

Persamaan menghitung tegangan Ripple :


Vripple =

IDC
F xC

1. Dioda menghubungkan sumber V secara langsung dengan kapasitor,


maka kapasitor akan dimuati sampai tegangan maksimum (VM). Setelah
mencapai harga maksimum, dioda berhenti menghantar, ini terjadi karena
kapasitor mempunyai tegangan sebesar VM, yang artinya sama dengan
tegangan sumber dan bagi dioda artinya tidak ada beda potensial.
Akibatnya dioda seperti saklar terbuka, atau dioda dibias mundur (reverse).
Dengan tidak menghantarnya dioda, kapasitor mulai mengosongkan diri
melalui resistansi beban R, sampai tegangan sumber mencapai harga yang
lebih besar dari tegangan kapasitor. Pada saat dimana tegangan
sumber lebih besar dari tegangan kapasitor, dioda kembali menghantar dan
mengisi kapasitor. Untuk arus beban yang rendah tegangan keluaran akan
hampir tetap sama dengan VM. Tetapi bila arus beban tinggi pengosongan
akan lebih cepat yang mengakibatkan ripple yang lebih besar dan tegangan
keluaran DC yang lebih kecil.

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 4
DAYA

REGULATOR CATU

2. Pada saat T1 kapasitor terjadi pengisian muatan kapasitor mendekati


harga tegangan puncak VM (maksimum) jika tegangan pulsa turun lebih
rendah dari Um maka kapasitor akan mengosongkan muatannya. Dengan
adanya kapasitor (C) tegangan keluaran tidak segera turun walaupun
tegangan masuk sudah turun, hal ini disebabkan karena kapasitor
memerlukan waktu mengosongkan muatannya. Sebelum tegangan
kapasitor turun banyak, tegangan pada kapasitor keburu naik lagi. Tegangan
berubah yang terjadi tersebut disebut tegangan kerut (ripple voltage)
hasil dari transient kapasitor. Jadi pada rangkaian ini menggunakan sifat
dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk
memotong tegangan rippleSeperti yang telah kita ketahui bentuk Tegangan
DC murni adalah rata tanpa ripple, tetapi untuk power supply dengan input
transformator (trafo), sinyal DC yang dihasilkan oleh rangkaian dioda
penyearah masih memiliki ripple yang sangat besar. Untuk mendapatkan
sinyal tegangan DC yang bagus (low ripple), maka perlu dipasang kapasitor
sebagai filter (smoothing) sehingga ripple tegangan yang dihasilkan akan
sangat kecil sekali mendekati sinyal DC murni.

4. pada percobaan A,Diketahui :


E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 4
DAYA

REGULATOR CATU

Vdc = 24 V
R1 = 1 K ohm
C1 = 2200uF
Berapa V ripple menggunakan persamaan nomer 1 ?
Penyelesaian :

Vp = T1 x 2 = 24 2 V
VP
24 2
IDC = RL = 1000 = 0,034 A
a. VRipple
VRipple =
b. VDC
Vout = Vp -

IDC
f xC 1
Vripple
2

0,034

= 100 x 2200 x 106


= 24 2 -

0,154
2

= 33,86 V

VI. Langkah Percobaan


A. Penyearah gelombang Penuh dengan Filter Kapasitor
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan nilai T1, R1, dan C1

Gambar 4.1. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan filter kapasitor

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 4
DAYA

REGULATOR CATU

2. Tutup saklar S1.


3. Ukur besar tegangan pada T1 dan R1 menggunakan multimeter.
4. Bandingkan dengan besar tegangan R1 ketika C1dilepas.
5. Ukur tegangan keluaran pada T1 dan R1 menggunakan osiloskop.
6. Bandingkan dengan besar tegangan R1 ketika C1 dilepas.
7. Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.
8. Hitung besar tegangan pada R1 dan tegangan ripplenya.
Alat ukur

T1
(volt)

Multimeter
Osiloskop
EWB

29
30
30

R1 dengan
kapasitor
(volt)
36
41
42,2

R1 tanpa kapasitor
(volt)
25
25
27

VRMS = 2 x T yang di gunakan = 2 x 15 = 30 volt


Vp = VRMS x

Vp
RL

IDC

= 30

30 2
1000

Vout = Vp - VRipple =

30

volt

= 0,042 A

Vripple
2

IDC
f xC

Hitung V R1 (volt)

0,191
2

Hitung VRipple (volt)

= 42,3

0,042
100 x 2200 x 106

= 0,191

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 4
DAYA

REGULATOR CATU

B. Catu daya Positif dengan Regulator


1.

Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan nilai T1, DB1, C2
dan C1

Gambar 4.2. Rangkaian Penyearah Gelombang penuh dengan Dioda bridge


2. Tutup saklar S1.
3. Ukur besar tegangan masukan dan keluaran IC regulator 7809
menggunakan multimeter.
4. Ukur besar tegangan masukan dan keluaran IC regulator 7809
5.
6.
7.
8.

menggunakan osiloskop.
Ganti nilai C1dan C2 dengan nilai yang lebih besar.
Ulangi langkah 2 dan 3.
Ganti IC regulator 7809 dengan 7812.
Lakukan kembali pengukuran langkah 2 sampai 6.
Alat ukur
Multimeter
Osiloskop

IC regulator 7809
Vin (volt)
Vout (volt)
39
9
30
10

IC regulator 7812
Vin (volt)
Vout (volt)
24
12
24
12

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 4
DAYA

REGULATOR CATU

C. Catu daya Positif dengan Regulator Negatif


1.

Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Tentukan nilai T1, DB1, C2
dan C1

Gambar 4.3. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan dioda bridge


Tutup saklar S1.
3. Ukur besar tegangan masukan dan keluaran IC regulator 7909
2.

menggunakan multimeter.
4. Ukur besar tegangan masukan dan keluaran IC regulator 7809
5.
6.
7.
8.

menggunakan osiloskop.
Ganti nilai C1dan C2 dengan nilai yang lebih besar.
Ulangi langkah 2 dan 3.
Ganti IC regulator 7909 dengan 7912.
Lakukan kembali pengukuran langkah 2 sampai 6.
Alat ukur
Multimeter
Osiloskop

IC regulator 7809
Vin (volt)
Vout (volt)
-23
-10
-21
-9

IC regulator 7812
Vin (volt)
Vout (volt)
-18
-13
-17
-13

VII Laporan Akhir


1. Lakukan analisa dari kedua percobaan diatas.
2. Bandingkan hasil pengukuran dengan teori

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 4
DAYA

REGULATOR CATU

3. Berikan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan diatas


Jawaban
1. Pada percobaan kali ini menggunakan tiga rangkaian percobaan, yaitu
rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filter kapasitor, catu daya
positif dengan regulator, catu daya negatif dengan regulator. Dari ketiga
rangakain tersebut berfungsi untuk mengubah dari besaran AC menjadi
besaran DC. Dalam percobaan ini yang terdiri dari 3 macam rangkaian
bertujuan

untuk mencari

data

dengan

mengukur

tegangan

dengan

menggunakan alat berupa multimeter dan osiloskop. Dari percobaan


tersebut akan dihasilkan pengukuran tegangan dari alat ukur yang berbeda.
Pada percobaan 1, hasil ukur besar tegangan pada sumber tegangan
(T1) menggunakan multimeter yaitu 29 volt, sedangkan menggunakan
osiloskop yaitu 30 volt. Untuk hasil tegangan pada resistor (R1) dengan
kapasitor menggunakan multimeter

yaitu

36

volt,

sedangkan

menggunakan osiloskop yaitu 41 volt. Dan hasil tegangan pada resistor


(R1) tanpa kapasitor menggunakan multimeter yaitu 25 volt, sedangkan
menggunakan osiloskop yaitu 25 volt.
Pada percobaan 2, hasil ukur untuk IC regulator 7809, diukur dengan
multimeter besar tegangan masuknya 39 volt dan tegangan keluarnya 9
volt, sedangkan diukur dengan osiloskop besar tegangan masuknya 30
volt dan tegangan keluarnya 10 volt. Hasil ukur untuk IC regulator 7812,
diukur

dengan multimeter

besar

tegangan

masuknya

24

volt

dan

tegangan keluarnya 12 volt, sedangkan diukur dengan osiloskop besar


tegangan masuknya 24 volt dan tegangan keluarnya 12 volt.
Pada percobaan 3, hasil ukur untuk IC regulator 7909, diukur dengan
multimeter besar tegangan masuknya -23 volt dan tegangan keluarnya
-10 volt, sedangkan diukur dengan osiloskop besar tegangan masuknya
-21 volt dan tegangan keluarnya -9 volt. Hasil ukur untuk IC regulator
7912, diukur dengan multimeter besar tegangan masuknya -18 volt dan
tegangan keluarnya -13 volt, sedangkan diukur dengan osiloskop besar
tegangan masuknya -17 volt dan tegangan keluarnya -13 volt.

E L E KT R O N I K A 1

Jobsheet 4
DAYA

REGULATOR CATU

2. Hasil pengukuran dari percobaan B dan C maka didapat suatu informasi


bahwa sesuai teori yang ada IC 7809 dan 7812 menghasilkan tegangan
positif serta IC 7909 dan 7812 menghasilkan tegangan negative maka
pengukuran dengan multimeter harus dibalik. Apabila diberi tegangan
outputnya harus sesuai dengan nilai di angka belakang yang tertera pada IC
namun yang didapat dari percobaan hasil output IC yang di tunjukan oleh
multimeter menghasilkan nilai yang berbeda yang tidak sesuai namun
memiliki selisih cukup kecil anatar 0,5 hingga 1 volt.
3. Dari praktikum di atas dapat disimpulkan bahwa tegangan output yang
dihasilkan

dari rangkaian

menggunakan

filter

akan

lebih

besar

tegangannya daripada rangkaian dengan tanpa menggunakan filter karena


di dalam filter dapat menyimpan muatan saat rangkaian dihubungkan
dengan sumber tegangan. Dari praktikum tersebut kita dapat mengetahui
bahwa tegangan AC dapat diubah menjadi tegangan DC. Caranya dari
sumber tegangan sebesar 220 volt dihubungkan dengan trafo yang akan
mengubah tegangan masukkan itu menjadi tegangan keluaran yang lebih
kecil dari tegangan masukkannya. Setelah itu dihubungkan dengan dioda
untuk menyearahkan sinyal. Namun sinyal ini masih belum stabil. Setelah
itu dipasang kapasitor untuk menghaluskan sinyal, akan tetapi belum
sepenuhnya stabil, masih terdapat ripple. Dan yang terakhir untuk
menstabilkan sinyalnya maka dihubungkan dengan regulator IC

E L E KT R O N I K A 1

Anda mungkin juga menyukai