Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH SAINS BUMI DAN ANTARIKSA

Asal Mula Pembentukan Alam Semesta Dan Tata Surya

Dosen pembimbing
Drs. Gusnedi,M.Si

Oleh:
AMALIA SUCI LESTARI (1309191)

Jurusan fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2015

A. ALAM SEMESTA
1. Teori Keadaan Tetap (Steaddy-State Theory)
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam
semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam
semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta
selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori
ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding
dengan galaksi lama. Dengan demikian teori ini secara ringkas menyatakan bahwa tiaptiap galaksi terbentuk (lahir), tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati.
Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga tuanya. (tanpa awal
dan tanpa akhir).
Dengan diketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi menjauhi bumi yang di hubungkan
dengan jarak antara galaksi-galaksi dengan bumi dari hasi pemotretan satelit, maka di
simpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut
bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spectra yang menuju merah, yang hal
ini sering dikenal dengan pergeseran merah. Dari hasil penemuan ini menguatkan bahwa
alam semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi). Dengan demikian
harus ada ledakan atau dentuman yang memulai adanya pengembangan.

2. Teori Dentuman Besar (Big-bang theory)


Teori ini berlandaskan dari asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai
masa jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat.
Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan.
Menurut teori ini ada beberapa massa yang penting selama terjadinya alam semesta, yaitu:
a.

Masa batas dinding Planck yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-43 detik
berdasarkan hasil perhitungan Panck.

b.

Masa Jiffy yaitu masa pada saat alam berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam
semesta 10-13cm dengan kerapatanya 1055 kali kerapatan air.

c.

Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini
partikel-partikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur serta diikuti dengan
terbentuknya hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik.

d.

Masa pembentukan Lipton yaitu masa pada saat alam semesta berumur setelah 10-4
detik.

e.

Masa Radiasi yaitu masa alam semesta berumur 1 detik samapai satu juta kemudian
pada saat terbentuknya fusi hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat
Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mempunyai suhu
3000 derajat Kelvin.

f.

Masa pembentukan Galaksi yaitu pada usia alam semesta 108-109 tahun. Pada saat
usia inigalaksi masih berupa kabut pilin yang berputar membentuk piringan raksasa.

Masa pembentukan tata surya yaitu pada usia 4,6 X 109 tahun

3. Teori osilasi
Keyakinan tentang kejadian alam semesta sama dengan teori keadaan tetap yaitu bahwa
alam semesta tidak awal dan tidak akan berakhir. Tetapi model osilasi mengakui adanya
dentuman besar dan nanti pada suatu saat gravitasi menyedot kembali efek ekspansi ini
sehingga alam semesta akan mengempis yang pada akhirnya akan menggumpalk kembali
dalam kepadatan yang tinggi dengan temperatur yang tinggi dan akan terjadi dentuman
besar kembali, setelah big-bang kedua kali terjadi, dimulai kembali ekspansi kedua dan
suatu saat akan mengempis kembali dan untuk ketiga kalinya dan seterusnya.

B. TATA SURYA
1. Teori Nebula
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuwan yaitu Imanuel Kant (1724-1804)
seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon LaPlace (1749-1827) ahli astronomi
bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan

LaPlace

mengemukakan pada tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothes


Menurut Kant , pada awalnya alam raya merupakan gumpalan kabut ( nebula) yang
mengandung debu dan gas, terutama gas helium dan hidrogen. Kabut bergerak dan
berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga lama kelamaan suhunya menurun
dan massanya terkonsentrasi. Kemudian perputaran nya menjadi lebih cepat sehingga
membentuk sebuah cakram dengan massa terpusat di tengah-tengah cakram. Perputaran

yang semakin cepat menyebabkan terbentuk cincin atau gelang-gelang gas yang
memisahkan diri dari bagian luar cakram sehingga terbentuk suatu cakram yang
Menurut LaPlace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin membentuk bola
besar. Kemudian terjadi proses pendinginan dan pengkerutan sehingga bola mengecil
membentuk cakram yang berputar makin cepat. Selanjutnya sebagian massa gas pada
bagian luar cakram menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk cincin-cincin. Cincin
ini kemudian membentuk gumpalan padat sehingga terbentuklah planet-plenet dan satelit,
sedangkan bagian massa gas yang ditinggalkan di bagian pusat piringan pada inti
membentuk matahari. (Penggambaran teori kabut menurut Kant)
Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James ClerkMaxwell yang memberikan kesimpulan bahwa, bila bahan pembentuk planet terdistribusi
di sekitar matahari membentuk suatu
cakram atau suatu piringan, maka gaya
yang

disebabkan

oleh

perbedaan

perputaran (kecepatan anguler) akan


mencegah

terjadinya

planet.Pada

abad

pembekuan

ke-20

dilakukan

untuk

terbentuknya

cincin-cincin

percobaan

membuktikan
LaPlace,

menunjukkan bahwa medan magnet dan


medan listrik matahari telah merusak
proses pembekuan batu-batuan. Jadi tidak
ada alasan yang kuat untuk menyatakan
bahwa cincin
membentuk

gas

planet.

dapat

membeku

Sehingga

para

ilmuwan saat itu tidak menerima teori ini


lagi ketika memang pengujian bahan percobaan itu menunjukkan hasil yang berbeda
dengan apa yang dikemukakan ilmuwan Kant Laplace

2. Teori Bintang Kembar


Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori
bintang kembar, awalnya ada dua buah bintang yang berdekatan (bintang kembar), salah
satu bintang tersebut meledak dan berkeping-keping. Akibat pengaruh gravitasi dari
bintang kedua, maka keping-keping ini bergerak mengelilingi bintang tersebut dan
berubah menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak adalah matahari.
Teori ini mempunyai kelemahan karena berdasarkan analisis matematis yang dilakukan
oleh para ahli menunjukan bahwa momentum anguler dalam sistem tatasurya yang ada
sekarang ini tidak mugkin dihasilkan oleh peristiwa tabrakan dua buah bintang.

3. Teori Pasang Surut atau Tidal


Ilmuwan Jeans dan Jeffri mengemukakan teori ini pada tahun 1919. Menurut teori ini
bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada
dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya
sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar
dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.
Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam
lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah
bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini
akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang
besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet
yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami
proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet
besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita,
pendinginan berjalan relatif lebih cepat. Sementara pendinginan berlangsung, planetplanet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar

kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang
pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuhtubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planetplanet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planetplanet. Peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada
prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti
telah dibicarakan di atas.Teori ini dapat menjawab mengapa planet dibagian tengah
seperti: jupiter, saturnus, uranus dan neptunus ukurannya besar, sedangkan pada bagian
ujung seperti: merkurius, venus dan pluto memiliki ukuran yang lebih kecil.1

Ibid, h. 14

Anda mungkin juga menyukai