Dosen Pembimbing :
Ir. Rahmad Jumadi, M.Kes
Diajukan Oleh :
Indah Nurmayanti (14111003)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayah kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas untuk membuat makalah dengan baik,
dengan
judul
Peranan
Bioteknologi
Terhadap
Peningkatan
Cekaman
Lingkungan
sesuai
dengan
jadwal
yang
ditentukan.
Makalah ini disusun dengan bekal ilmu yang terbatas dan jauh
dari kata sempurna. Selain itu, keberhasilan penyusunan ini tidak terlepas
dari dukungan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak yang terkait.
Sehingga tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa pihak,
penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Rahmad Jumadi, M.Kes selaku dosen pembimbing.
2. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu
persatu yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan
makalah ini.
Dengan
kerendahan
hati,
penulis
menyadari
banyak
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGATAR..................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang
...........................................................................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah
...........................................................................................................................
2
1.3 Tujuan
...........................................................................................................................
2
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................
3
2.1 Varietas
padi
toleran
salinitas
...........................................................................................................................
3
2.2 Cekaman salinitas dan pengaruh salinitas terhadap tanaman
...........................................................................................................................
6
2.3 Kondisi
tanaman
pada
cekaman
salinitas
...........................................................................................................................
10
2.4 Mekanisme
toleransi
terhadap
cekaman
salinitas
...........................................................................................................................
11
2.5 Ketersediaan hara F dan K di tanah salin serta aplikasinya melalui daun
...........................................................................................................................
15
2.6 Metabolisme
asam
askorbat
dalam
tanaman
...........................................................................................................................
17
2.7 Peranan asam askorbat sebagai antioksidan dalam meningkatkan toleransi
tanaman
terhadap
salinitas
...........................................................................................................................
18
BAB 3 SIMPULAN..................................................................................................
21
3.1
Simpulan
21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Efek salinitas terhadap lahan pertanian dianggap sebagai ancaman
serius terhadap penyediaan pangan. Salah satu tanaman pangan yang
tergolong rentan terhadap lingkungan bersalinitas adalah padi (Oryza
sativa L.) apabila tanaman padi ditumbuhkan di daerah bersainitas makan
tanaman padi akan mengalami gejala stres. Pada fase persemaian tanaman
padi mengalami kerentanan pada salinitas, dan pada fase vegetatif tanaman
padi akan toleran selanjutnya pada saat fase reproduksi dan pengisian biji
tanaman padi menjadi rentan.
Gejala awal yang ditimbulkan akibat tanaman padi ditanam di
daerah bersalinitas adalah warna daun kuning kemerahan dibanding warna
normal (klorosis, ukuran daun yang lebih kecil, batang dengan jarak
tangkai daun yang lebih pendek dan tepi daun mati mengering kecoklatan.
Penyebab utama kerentanan padi terhadap salinitas karena tanaman ini
tidak memiliki mekanisme fisiologis. Sebaliknya, tumbuhan halofit
memiliki
kemampuan
beradaptasi
padalingkungan
bersalinitas.
salinitas.
Untuk mengetahui
tanaman padi.
3. Untuk mengetahui
pengaruh
salinitas
terhadap
mekanisme
toleransi
terhadap
cekaman salinitas.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Varietas Padi Toleran Salinitas
Halofit merupakan beberapa jenis tumbuhan yang mampu hidup
dengan baik pada habitat dengan tingkat salinitas tinggi. Suatu gen
ketahanan salinitas telah berhasil di-introduksikan dari tumbuhan halofit,
Atriplex gmelini, ke varietas padi yang peka salinitas (varietas Kinuhikari
dari Jepang) membentuk padi transgenik yang lebih tahan salin (Masaru et
al. 2002 dalam Barus 2016).
Pengenalan gejala-gejala yang timbul pada tanaman akibat tingkat
salinitas yang cukup tinggi sangat penting oleh karena itu, perlu diadakan
perbaikan struktur tanah akan dapat diupayakan seperlunya, ataupun
pemilihan jenis tanaman yang cocok untuk lokasi pertanian yang
bermasalah.
Kerusakan
yang
timbul
akibat
stres
sainitas
dapat
kecil, stomata yang lebih kecil per satuan luas daun, peningkatan sukulensi,
penebalan kutikula dan lapisan lilin pada permukaan daun, serta lignifikasi
akar yang lebih awal (Harjadi dan Yahya, 1988 dalam Barus 2016).
Heritabilitas menentukan keberhasilan seleksi karena heritabilitas
dapat memberikan petunjuk suatu sifat lebih dipengaruhi oleh faktor genetik
atau faktor lingkungan. Nilai heritabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa
faktor genetik lebih berperanan dalam mengendalikan suatu sifat
dibandingkan factor lingkungan (Poehlman and Sleper, 1979 dalam Barus
2016). Perbedaan kondisi lingkungan memberikan kemungkinan munculnya
variasi yang akan menentukan penampilan akhir dari tanaman tersebut. Bila
ada variasi yang timbul atau tampak pada populasi tanaman yang ditanam
pada kondisi lingkungan yang sama maka variasi tersebut merupakan variasi
atau perbedaan yang berasal dari genotip individu anggota populasi. Variasi
yang ditimbulkan ada yang langsung dapat dilihat, misalnya adanya
perbedaan warna bunga, daun dan bentuk biji (ada yang berkerut, ada yang
tidak), ini disebut variasi sifat yang kualitatif. Namun ada pula variasi yang
memerlukan pengamatan dengan pengukuran, misalnya tingkat produksi,
jumlah anakan, tinggi tanaman dan lainnya (Mangoendidjojo, 2003 dalam
Barus 2016).
Respon tanaman terhadap cekaman salinitas adalah berbeda-beda.
Tigabu, et.al. (2013) melaporkan bahwa adanya variasi genotip dalam
toleransi terhadap salinitas dari genotip-genotip sorgum di tahap awal
pertumbuhan Walaupun sifat khas fenotip tertentu tidak dapat selamanya
ditentukan oleh perbedaan genotip atau lingkungan, ada kemungkinan
perbedaan fenotip antara individu yang terpisah itu disebabkan oleh
perbedaan lingkungan atau perbedaan keduanya (Lovelles,1989 dalam
Barus 2016).
Apabila salah satu faktor berpengaruh lebih kuat dari pada faktor yang
lainnya maka pengaruh faktor tersebut tertutupi dan bila masing-masing
faktor mempunyai sifat yang jauh berbeda pengaruh dan cara kerjanya akan
menghasilkan hubungan yang tidak berpengaruh nyata dalam mendukung
suatu pertumbuhan tanaman (Sutedjo, 2002 dalam Barus 2016).
sebaliknya
tidak
ada
pengaruhnya
terhadap
berkembangnya
salinitas
tinggi,
kekeringan,
dan
genangan
tinggi
tingginya
kandungan
garam
dalam
tanah.
Abrol
(1986)
11
12
tinggi termasuk tanaman halofit yaitu tanaman yang dapat hidup di atas
tanah yang secara fisiologis kering. Hal ini berarti bahwa tanaman yang
toleran terhadap garam dengan sendirinya dapat diharapkan juga akan
toleran terhadap kekeringan (Hussain et. al., 2004).
Akumulasi garam menyebabkan kerusakan struktur tanah dan
menghambat keseimbangan udara dan air untuk proses biologis yang terjadi
pada akar tanaman. Sebagai efek merugikan dari salinisasi, hasil panen
menurun, sedangkan kesuburan tanah akan hilang dan bersifat ireversibel
(Tahir, 2009). Cekaman garam menyebabkan berbagai efek pada fisiologi
tanaman seperti laju respirasi meningkat, toksisitas ion, perubahan
pertumbuhan tanaman, distribusi mineral, dan ketidakstabilan membran
yang dihasilkan dari perpindahan kalsium oleh natrium, permeabilitas
membran, dan penurunan tingkat fotosintetik ( Tahir, 2009).
Mekanisme toleransi tanaman terhadap salinitas meliputi mekanisme
morfologi dan fisiologi. Mekanisme morfologi dilakukan dengan cara
pengurangan jumlah daun untuk memperkecil kehilangan air dari tanaman
dan melakukan pengubahan struktur khusus, yaitu penebalan dinding sel
untuk mempertahankan keseimbangan air tanaman (Soepandie, 2003).
Salinitas
menyebabkan
perubahan
struktur
dalam
memperbaiki
13
14
lingkungan
salin
adalah
dengan
melakukan
osmoregulasi.
akan
terjadi
kompetisi
dengan
komponen-komponen
15
2.5 Ketersediaan Hara Posfor dan Kalium di Tanah Salin serta Aplikasinya
Melalui Daun
Proses reaksi biokimia tanaman, pupuk fosfat mempunyai peranan
penting sebagai penyimpan dan pemindah energi, kerja osmotik, reaksi
fotosintesis dan glikolisis sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap
produksi padi (Arifin dan Sugiono, 2010). Demikian juga dengan hara
Kalium, yang merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi
tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman ialah sebagai aktivator
berbagai enzim. Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah
menyebabkan : ketegaran tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan akar,
tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit, memperbaiki kualitas
bulir, dapat mengurangi pengaruh kematangan yang dipercepat oleh posfor
dan mampu mengatasi kekurangan air pada tingkat tertentu.
Tanah salin umumnya memiliki konsentrasi Na+, K+ dan Ca2+ yang
tinggi dan ini dapat mengakibatkan akumulasi pasif dari Na+ pada akar
(Bohra dan Doerffling, 1993). Tingginya kadar Na+ dapat menggantikan
Ca2+ dari membran akar, mengubah integritas mereka dan dengan demikian
mempengaruhi selektivitas untuk penyerapan K+ (Tester dan Davenport,
2003). Selain itu, Serapan K juga akan dipengaruhi salinitas, oleh karena itu
aplikasi pupuk Kalium melalui daun akan mengimbangi serapan Na akibat
salinitas, selain itu Aplikasi pupuk Kalium melalui daun di tanah salin
merupakan metode yang terbaik (Mohiti, et.al., 2011).
Pemuatan xilem K+ adalah diatur oleh K+ uptake dari eksternal solusi
(Engels dan Marschner, 1992). Hal ini menunjukkan bahwa Na+ cekaman
salinitas samping mengurangi tingkat serapan K+, juga mengganggu untuk
tingkat serapan yang lebih besar di K+ translokasi dari akar, yang
menghasilkan K+. Efek penghambatan salinitas terhadap translokasi K+
mengakibatkan rendahnya kandungan nutrisi K sehingga mengurangi berat
kering.
Respon serupa telah ditemukan pada tanaman bayam, dimana
peningkatan konsentrasi K mengakibatkan efek salinitas yang rendah dan
tinggi tidak berbeda nyata (Chow et al, 1990). Penghambatan pertumbuhan
16
tunas pada tingkat yang rendah dalam medium K akar disebabkan oleh
pengaruh defisiensi K dan/atau toksisitas Na pada tanaman. Stres salinitas
menyebabkan kebocoran K yang keluar dari sel pada akhirnya akan
memimpin untuk penurunan pertumbuhan sel.
Ben-Hayyim et al. (1987), telah menunjukkan bahwa pertumbuhan
adalah hubungan yang linier dengan kandungan K dalam sel-sel kalus akar
jeruk. Meningkatkan kadar Na dalam media eksternal berkurang K dalam
sel. Toleransi sel terhadap garam mampu menahan K di dalam vakuola
terhadap kebocoran saat Na adalah meningkat dalam media eksternal.
Termaat dan Munus (1986) juga menyarankan bahwa stres garam mungkin
mengakibatkan transportasi terbatas nutrisi penting untuk menembak.
Mereka telah menunjukkan bahwa pengangkutan bersih K, Ca2+, Mg2+ dan
total nitrogen untuk menembak lebih rendah pada tanaman NaCl- tumbuh.
Toleransi garam berkaitan dengan konsentrasi Na (Taleisnik dan
Grunberg, 1994) dan selektivitas untuk K yang lebih tinggi daripada Na
(Cuartero et al, 1992). Tanaman memiliki jalur yang berbeda untuk
menghindari Na dari mencapai ke daun: dengan masuknya Na
mengendalikan di plasmolemma dari akar sel (Jacoby dan Hanson, 1985) ;
dengan menghapus Na dari arus xilem dan eksekusi Na dalam sel-sel
parenkim akar dan bagian bawah batang.Pemberian pupuk hara Posfor dan
Kalium dapat dilakukan lewat daun, hal ini dengan beberapa alasan :
1. Dapat menghindari kemungkinan adanya fiksasi unsur dalam tanah.
Misalnya unsur phosfat (P) pada tanah asam yang mengandung Fe dan Al
akan membentuk senyawa kompleks Fe-Al Phosfat yang mengendap
sehingga P tidak dapat diserap oleh akar tanaman.
2. Dapat menghindari adanya interlasi unsur terutama unsur yang bersifat
antagonis. Misalnya antagonisme unsur Mg menyebabkan unsur K menjadi
tertekan. Antagonisme unsur K yang menyebabkan unsur Ca tertekan dan
antagonisme unsur Ca yang menyebabkan unsur Mg tertekan.
3. Memberikan respon yang lebih cepat (waktu) bila dibandingkan dengan
pemupukan lewat tanah. Hal ini disebabkan karena unsur hara yang masuk
17
lewat daun akan segera diproses pada proses fotosintesis yang memang
terjadi di daun.
4. Tidak memerlukan suatu proses pengawasan (kontrol) yang sering
dilakukan terutama bila gejala-gejalanya belum nampak. Kalau pemberian
lewat tanah mungkin saja pupuk tersebut terurai, tercuci atau terfiksasi.
5. Lebih ekonomis baik dari segi jumlah pupuk maupun cara pemberiannya.
Disamping itu dapat dicampurkan dengan pestisida lain saat aplikasi.
2.6 Metabolisme Asam Askorbat dalam Tanaman
Asam Askorbat (Vitamin C) pada tumbuhan banyak terdapat di
kloroplas, karena asam ini berfungsi sebagai senyawa antara dalam
metabolisme karbohidrat. Bioseintesis asam askorbat membutuhkan
D_glukosa. Asam askorbat bersifat sangat sensitif terhadap pengaruhpengaruh dari luar yang menyebabkan kerusakan seperti suhu, konsentrasi
gula dan garam, pH, oksigen, enzim, katalisator logam, konsentrasi awal
asam askorbat baik dalam larutan, serta perbandingan asam askorbat dan
asam dehidroaskorbat (Muchtadi dkk, 1993). Biosintesis asam askorbat
dalam tumbuhan menurut Smirnoff (1996) adalah sebagai berikut : Asam
askorbat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam proses selular
termasuk pembelahan dan pembesaran sel serta dalam mengaktifkan
aktivitas metabolisme ketika proses perkecambahan dimulai. Asam askorbat
juga berfungsi menetralisir racun, melindungi sel dari senyawa oksigen
reaktif dan radikal bebas serta mencegah kematian sel (Conklin dan Barth,
2004).
18
Askorbat
sangat
mudah
teroksidasi
menjadi
asam
19
metabolisme
untuk
mengatasi
perubahan
lingkungan.
20
21
BAB 3
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Untuk mengatasi adanya cekaman yang disebabkan oleh salinitas
maka dianjurkan untuk memilih varietas yang sesuai diantaranya adalah
varietas Cirata, Cisadane, Batang Lembang, Widas, Randah Kuning, IR 42,
IR 64, Punggur dan Cisantana.
Varietas-varietas padi yang dianggap toleran terhadap kondisi-kondisi
tanah yang berhubungan dengan gambut, kemasaman dan salinitas di lahan
pasang-surut adalah Banyuasin, Batanghari, Dendang, Indragiri, Punggur,
Martapura, Margasari, Siak Raya, Air Tenggulang,
Dengan memilih salah satu varietas diatas maka para petani dapat
menanam padi dilahan yang bersalinitas tinggi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Barus,
W.A.
2016.
Varietas
Padi
Toleran
Salinitas.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/57896/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses 2 Agustus 2016.
Utama, MZH. 2009. Penapisan Varietas Padi Toleran Salinitas pada Lahan Rawa
di Kabupaten Pesisir Selatan. http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=84482&val=194&title=. Diakses 2 Agustus 2016.
.
23