un
0
1
2
Mobil
Rp 100.000.000,00
Bank
(Jurnal untuk mencatat pembelian mobil)
Rp 100.000.000,00
Setelah itu, mari kita hitung beban penyusutan sampai dengan waktu penjualan mobil.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
HPP
Rp 100.000.000,00
Rp 100.000.000,00
Rp 100.000.000,00
Akuntansi Umum
B. Penyusutan
Akm. Penyusutan
Rp 5.000.000,00
Rp 20.000.000,00
Rp 16.666.667,00
Rp 5.000.000,00
Rp 25.000.000,00
Rp 41.666.667,00
Akuntansi Perpajakan
B. Penyusutan
Akm. Penyusutan
Rp 3.125.000,00
Rp 12.500.000,00
Rp 10.416.667,00
Rp 3.125.000,00
Rp 15.625.000,00
Rp 26.041.667,00
Makan sewaktu penjualan mobil tersebut, kita akan menggunakan laba penjualan aset tetap
secara fiskal dalam perhitungan pajak penghasilan badannya. Sehingga dari laba penjualan aset
tetap komersial akan dikoreksi fiskal sebesar:
Penjualan Mobil
HPP:
Harga Perolehan
Akm. Penyusutan
Total HPP
Laba Penjualan Aset Tetap
Akuntansi Umum
Rp 80.000.000,000
Akuntansi Perpajakan
Rp 80.000.000,00
(Rp 100.000.000,00)
(Rp 41.666.667,00)
(Rp 58.333.333,00)
Rp 21.666.667,00
(Rp 100.000.000,00)
(Rp 26.041.667,00)
(Rp 73.958.333,00)
Rp
6.041.667,00
Jadi dari penjelasan diatas, dalam perhitungan pajak penghasilan badan akan mengkoreksi fiskal
laba atas penjualan aset tetap sebesar Rp 15.625.000,00 (Rp 21.666.667,00 - Rp 6.041.667,00).
Koreksi fiskal yang digunakan ada koreksi fiskal negatif karena menurut fiskal lebih sedikit
dibandingkan dengan menurut akuntansi umumnya.
Kesimpulannya, ketika perusahaan masih memiliki aset tersebut akan berdampak pada kecilnya
biaya penyusutan dalam perhitungan pajak penghasilan. Sehingga objek pajak penghasilannya
menjadi lebih besar. Namun, ketika aset tersebut dijual akan berdampak juga pada laba penjualan
asetnya.
Koreksi Fiska
Penyusutan
Rp 1.875.000
Rp 9.375.000
Rp 15.625.000