Anda di halaman 1dari 4

1.

2.

3.

4.

5.

Ada empat tahap pembentukan selaput ekstraembrional pada aves, yaitu :


Kantung kuning telur
Kantung kuning telur adalah selaput ekstra embrio yang dibentuk paling awal. Selaput
embrio ini dibangun oleh splanknopleura dengan endoderm disebelah dalam dan mesoderm
splanknik diluarnya. Mesoderm splanknik akan terdapat pembuluh-pembuluh darah vitelin.
Terbentuknya kantung kuning telur sejalan dengan pelipatan lapisan endoderm yang menjadi
atap arkenteron untuk membentuk saluran pencernaan makanan. Mesoderm splankniknya
merupakan sumber sel-sel darah dan merupakan organ hemopoletetik paling awal (Soeminto,
2000).
Kantung amnion
Amnion adalah selaput embrio yang langsung membungkus embrio, berupa kantung yang
tipis berisi cairan amnion dan embrio dapat bebas bergerak didalamnya. Lapisan penyusun
amnion adalah somatopleura dengan ektoderm dibagian dalam dan mesoderm somatik diluar.
Pembentukan amnion sejalan dengan terpisahnya bagian intra embrio dari bagian ekstraembrio.
Amnion berfungsi melindungi embrio dari dehidrasi perlekatan organ-organ tubuh yang sedang
terbentuk, memberi ruang untuk pergerakan embrio dan memberi perlindungan terhadap
goncangan mekanik.
Albumen
Banyak mengandung air untuk menjaga kelembaban didalam telur. Selama perkembangan
albumen mengental karena airnya semakin berkurang. Setelah alantois tumbuh membesar,
albumen akan terdorong keujung stalalantois yang mengabsorbsi dan mentransfer melalui
pembuluh darah ke dalam embrio untuk digunakan sebagai nutrisi. Splanknopleura pembungkus
albumen disebut kantung albumen (Djuhanda, 1981).
Korion
Korion merupakan selaput embrio yang terluar. Terbentuk oleh lipatan kearah luar dari
amnion. Susunan lapisan ectoderm (diluar) dan mesoderm somatik (didalam) korion berlawanan
dengan amnion, oleh karena itu korion kadang-kadang disebut amnion palsu (false
amnion). Korion akan membungkus selaputselaput embriolainnya. Korion dibentuk dari somato
pleura bersamaan dengan pembentukan amnion. Lapisan penyusunnya dibentuk oleh adanya
pelipatan yang berlawanan dengan amnion. Ektoderm diluar dan mesoderm somatik didalam.
Korion berada dibawah selaput cangkang dan cangkang kapur telur. Fungsi penting korion
adalah menyerap ion Ca dari cangkang telur dan mendistribusikannya untuk pembentukan
rangka (tulang) embrio melalui pembuluh darah allantois (Kosasih, 1975).
Allantois
Lapisan ini berasal dari pembentukan kantung luar usus bagian belakang. Sekitar usia 23
hari embrio telah mempunyai allantois yang berkembang dengan baik. Kemudian allantois

berkembang sehingga embrio menjadi relatif lebih pendek dan akhirnya melapisi ruang antara
amnion dan serosa. Lapisan ini banyak mengandung banyak pembuluh darah.
Alantois merupakan selaput embrio yang terbentuk paling akhir, bermula sebagai evaginasi
ventral dari usus belakang, tersusun oleh lapisan lembaga endoderm dan mesoderm splanknik,
serupa dengankantung kuning telur, pad aayam, alantois dan korion (korioalantois) berperan
dalam respirasi melalui pembuluh- pembuluh darah alantois, terjadi juga penyerapan kalsium
melalui pembuluh- pembuluh darah tersebut sehingga cangkang kapur akan menjadi rapuh dan
halini memudahkan penetasan kelak. Bagian proximal alantois membentuk tangkai alantois yang
pangkalnya akan tetap berada dalam tubuh embrio. Bagian distal alantois membentuk kantong
yang tumbuh membesar kedalam coelum ke strel embrio, yang hampi rmemenuhi rongga telur,
selain itu alantois berada dibawah korion (Carlson, 1999).

Mamalia memiliki tahap perkembangan selaput embrio. Perkembangan selaput ekstra


embrionik pada mamalia hampir sama tahapan yang terjadi pada pembentukan selaput
ekstraembrionik aves hanya letak perbedaannya pada kuning telurnya. Untuk lebih jelasnya, ada
beberapa tahapan dalam perkembangan selaput embrio mamalia :

1. Kantung Kuning Telur


Kantong kuning telur merupakan kantong yang berisi kuning telur dengan tubuh embrio
dihubungkan dengan tangkai kuning telur. Lapisan ini Merupakan diferensiasi mesodermal
lateral hingga terbentuk splanknosoel (ekstra embrionik sulom). Pada mamalia hanya beberapa
minggu sebagai tempat pembentukan sel darah merah pertama, menyalurkan bahan makanan
(tropoblas pada tubuh embrio).
2. Amnion
Amnion membentuk dinding ruang amnion. Kantung amnion berasal dari sisi mebrio dan
terbentuk lipatan yang berasal dari selapis mesoderm dan ektoderm kemudian tumbuh
meninggalkan embrio. Lapisan-lapisan inti bersatu dibagian atas dan membentuk kantung yang
berdinding dua lapis dan menyelubungi embrio kira-kira pada usia 18 hari dan disebut amnion
atau kantung air berisi cairan bening yang merendam embrio.
Cairan amnion diproduksi oleh sel-sel dinding amnion. Pertumbuhan janin menyebabkan
ruangan amnion semakin membesar, amnion dan korion menjadi lisut, tali penghubung bersama
dengan yolk sac membentuk tali pusat. Bila tidak ada cairan amnion yang memadai selama
hamil, janin akan mengalami hipoplasia paru bahkan kematian.
3. Korion
Korion terbentuk dari trofoblast yang diliputi oleh mesoderm. Korion yang hanya terdiri satu
lapisan, menjadi dua lapisan yaitu:
a. Lapisan langhans atau cytotrofoblast
Lapisan langhans atau cytotrofoblast yaitu lapisan dalam yang berhubungan dengan
mesoderm dan terdiri sel-sel yang batasnya jelas.
b. Lapisan synsititium atau synsitiotrofoblast
Lapisan synsititium atau synsitiotrofoblast yaitu lapisan luar yang berhubungan dengan
lapisan desidua yang terdiri dari protoplasma sel dan inti sel tanpa batas-batas sel.
Korion berdiferensiasi dan tumbuh pesat antara hari ke-9 dan 20. Korion mengeluarkan
cairan enzim yang mencairkan sel-sel desidua dan pembuluh darah, mengeluarkan cabang-

cabang pada seluruh permukaannya dan sekitar desidua menjadi villi choriallis. Korion yang
melekat pada desidua basalis dan tumbuh subur disebut chorion frondusum. Sebaliknya villi
yang banyak, makin berkurang dan akhirnya menghilang. Hal ini disebabkan oleh desidua
kapsularis sangat sedikit mengandung pembuluh darah, sehingga kurang makanan , yang
berakibat korion menjadi gundul disebut chorion leave.
4. Alantois
Lapisan ini berasa dari terjadinya gerakan morfogenik evaginasi bagian ventro-median usus
belakang (splanknopleura). Kemudian lapisan ini meluas dan bersatu dengan khorion menjadi
khorioalantois. Lapisan ini terbentuk 24-28 hari post fertilisasi. Bagian apex menyempit (sedikit
vaskularisasi menjadi ujung khorio-alantois nekrotik. Fungsi alantois :
a. Kantong urin ekstra embrionik (sisa metabolit embrio / asam urat).
b. Paru-paru ekstra embrionik (dinding luar terdapat area vaskulosa).
c. Untuk mencerna albumen pada reptil, aves dan mamalia bertelur.

Anda mungkin juga menyukai