2.
3.
4.
5.
berkembang sehingga embrio menjadi relatif lebih pendek dan akhirnya melapisi ruang antara
amnion dan serosa. Lapisan ini banyak mengandung banyak pembuluh darah.
Alantois merupakan selaput embrio yang terbentuk paling akhir, bermula sebagai evaginasi
ventral dari usus belakang, tersusun oleh lapisan lembaga endoderm dan mesoderm splanknik,
serupa dengankantung kuning telur, pad aayam, alantois dan korion (korioalantois) berperan
dalam respirasi melalui pembuluh- pembuluh darah alantois, terjadi juga penyerapan kalsium
melalui pembuluh- pembuluh darah tersebut sehingga cangkang kapur akan menjadi rapuh dan
halini memudahkan penetasan kelak. Bagian proximal alantois membentuk tangkai alantois yang
pangkalnya akan tetap berada dalam tubuh embrio. Bagian distal alantois membentuk kantong
yang tumbuh membesar kedalam coelum ke strel embrio, yang hampi rmemenuhi rongga telur,
selain itu alantois berada dibawah korion (Carlson, 1999).
cabang pada seluruh permukaannya dan sekitar desidua menjadi villi choriallis. Korion yang
melekat pada desidua basalis dan tumbuh subur disebut chorion frondusum. Sebaliknya villi
yang banyak, makin berkurang dan akhirnya menghilang. Hal ini disebabkan oleh desidua
kapsularis sangat sedikit mengandung pembuluh darah, sehingga kurang makanan , yang
berakibat korion menjadi gundul disebut chorion leave.
4. Alantois
Lapisan ini berasa dari terjadinya gerakan morfogenik evaginasi bagian ventro-median usus
belakang (splanknopleura). Kemudian lapisan ini meluas dan bersatu dengan khorion menjadi
khorioalantois. Lapisan ini terbentuk 24-28 hari post fertilisasi. Bagian apex menyempit (sedikit
vaskularisasi menjadi ujung khorio-alantois nekrotik. Fungsi alantois :
a. Kantong urin ekstra embrionik (sisa metabolit embrio / asam urat).
b. Paru-paru ekstra embrionik (dinding luar terdapat area vaskulosa).
c. Untuk mencerna albumen pada reptil, aves dan mamalia bertelur.