Anda di halaman 1dari 7

PENGANTAR PERPAJAKAN

BAB I
PENGANTAR PERPAJAKAN
PENGERTIAN

BAHAN KULIAH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA
JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Pengertian Pajak (menurut Pasal 1 angka 1 UU KUP):


KUP):
kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan UndangUndang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarsebesarbesarnya kemakmuran rakyat.
rakyat.

Dosen:: Syafrianto,
Dosen
Syafrianto, S.S.T., Ak,
Ak, CA, BKP
Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

PENGERTIAN
(lanjutan.)

Pengertian Pajak (Rochmat Sumitro;1986):


Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UndangUndangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa imbal (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum
Ciri
Ciri--ciri Pajak:
Iuran rakyat ke kas negara
Dapat dipaksakan karena berdasarkan undangundang-undang
Tidak mendapat imbalan secara langsung (kontraprestasi)
Digunakan untuk membiayai rumah tanggal negara

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

PENGERTIAN
(lanjutan.)
Pengertian Retribusi:
Iuran yang dibayarkan rakyat kepada pemerintah daerah setempat sebagai
imbalan atas suatu jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
atau diberikan pemerintah untuk kepentingan orang pribadi atau badan
Contoh Retribusi:
Retribusi pelayanan parkir
Retribusi pelayanan pasar
Retribusi biaya pengganti cetak KTP
Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
Retribusi terminal
Retribusi Rumah Potong Hewan
Retribusi IMB
Retribusi izin gangguan
Retribusi izin trayek
dsb

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

FUNGSI PAJAK
1.

2.

Fungsi Budgetair/ Finansial


pajak berfungsi sebagai sumber
dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaranpengeluaranpengeluarannya. Sebagai sumber dana APBN/APBD.
Fungsi Regulerend / Mengatur
pajak berfungsi sebagai alat
untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contoh:
Pengenaan pajak yang tinggi terhadap peredaran minuman keras
untuk mengurangi konsumsi minuman keras
keras..
2. Pengenaan Pajak atas barangbarang-barang mewah dengan tujuan untuk
mengurangi gaya hidup konsumtif yang dapat menciptakan inflasi.
inflasi.
3. Tarif pajak untuk ekspor adalah 0% dengan tujuan untuk
meningkatkan ekspor sehingga akan meningkatkan devisa negara
negara..
1.

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

KEDUDUKAN HUKUM PAJAK


Menurut Rochmat Soemitro,
Soemitro, kedudukan Hukum adalah:
adalah:
Hukum Perdata
Perdata,, mengatur hubungan antar individu
individu..
Hukum Publik,
Publik, mengatur hubungan pemerintah dan
rakyatnya.. Hukum publik terdiri dari
rakyatnya
dari::
a.
b.
c.
d.

Hukum Tata Negara


Hukum Tata Usaha (Hukum Administratif)
Hukum Pajak
Hukum Pidana

Di bidang hukum berlaku Lex Specialis derogat Lex Generalis


Hukum Pajak menganut faham imperatif
pelaksanaannya tak dapat
ditunda
Hukum Pidana menganut Faham Oportunitas
pelaksanaanya dapat
ditunda setelah ada keputusan lain
Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

AJARAN / HUKUM PAJAK

1.

2.

Ajaran/ Hukum Pajak Material


memuat normanormanorma yang menerangkan keadaan, perbuatan,
peristiwa hukum yg dikenai pajak (objek pajak), subjek
pajak, tarif, timbul dan hapusnya utang pajak
pajak.. Contoh:
Contoh:
UU PPh.
PPh.
Ajaran/ Hukum Pajak Formal
memuat bentuk dan
tata cara untuk mewujudkan hukum material menjadi
kenyataan.. Memuat tata cara dan prosedur, hak dan
kenyataan
kewajiban fiskus, hak dan kewajiban WP.
WP. Contoh:
Contoh: UU
KUP
KUP..

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

PENGELOMPOKAN PAJAK

Menurut Golongannya:
Golongannya:
Pajak Langsung pajak yang harus dipikul
sendiri oleh WP dan tidak dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh:
PPh
Pajak Tidak Langsung pajak yang pada
akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada pihak lain. Contoh: PPN

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

PENGELOMPOKAN PAJAK

Menurut Sifatnya:
Sifatnya:
Pajak Subjektif
pajak yang berdasarkan
pada subjeknya. Contoh: PPh
Pajak Objektif
pajak yang berpangkal pada
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri
WP. Contoh: PPN dan PPnBM

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

PENGELOMPOKAN PAJAK

Menurut Lembaga Pengelolanya:


Pengelolanya:
Pajak Pusat pajak yang dikelola Pemerintah
Pusat, digunakan untuk membiayai rumah tangga
negara. Contoh: PPh, PPN, PPnBM, PBB, Bea
Meterai.
Pajak Daerah
pajak yang dikelola Pemerintah
Daerah, digunakan untuk membiayai rumah tangga
daerah. Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan.

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

PRINSIP PEMUNGUTAN PAJAK

SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK

Syarat Keadilan
Keadilan,, dalam pelaksanaannya pemungutan pajak
diterapkan secara merata dan adil kepada masyarakat;
masyarakat;
memberikan hak bagi WP utk mengajukan keberatan, banding,
penundaan pembayaran
pembayaran..
Syarat Yuridis,
Yuridis, pemungutan pajak berdasarkan UndangUndangUndang (Pasal 23 ayat (2) UUD 1945
1945..
Syarat Ekonomis
Ekonomis,, pemungutan pajak tidak boleh mengganggu
kelancaran kegiatan perekonomian.
perekonomian.
Syarat Finansial
Finansial,, pemungutan pajak harus efisien dan
ekonomis..
ekonomis
Syarat Sederhana
Sederhana,, sistem pemungutan pajak harus sederhana
sehingga memudahkan dan mendorong masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya.
perpajakannya.
Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

1.
2.
3.

4.

Equality (Seimbang sesuai kemampuan)


Certainty (Jelas dan tak mengenal kompromi)
Convenience of Payment (Dipungut saat
menerima penghasilan)
Economic of Collection (Pemungutan secara
ekonomis/efisien)

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

TEORI PEMUNGUTAN PAJAK

TEORI PEMUNGUTAN PAJAK


(lanjutan.)

Teori Asuransi,
Asuransi, pembayaran pajak oleh rakyat diibaratkan
sebagai pembayaran premi asuransi, karena rakyat memperoleh
jaminan perlindungan dari negara.
negara.
Teori Kepentingan,
Kepentingan, pembagian beban pajak kepada
masyarakat didasarkan pada kepentingan masingmasing-masing orang
orang..
Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara,
semakin besar pajak yang harus dibayar.
dibayar.
Teori Daya Pikul,
Pikul, beban pajak untuk semua orang harus sama
beratnya sesuai dengan daya pikul masing
masing--masing orang
orang.. Dalam
mengukur daya pikul ini dapat digunakan 2 pendekatan:
pendekatan:
a.

b.

Teori Bakti,
Bakti, sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus
selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai
suatu kewajiban
kewajiban..
Teori Asas Daya Beli,
Beli, memungut pajak berarti menarik daya
beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara
negara..
Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali ke
masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan
masyarakat.. Kepentingan masyarakat yang lebih diutamakan.
masyarakat
diutamakan.

Unsur Objektif,
Objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau
kekayaan yang dimiliki seseorang.
seseorang.
Unsur Subjektif
Subjektif,, dengan memperhatikan besarnya
kebutuhan material yang harus dipenuhi.
dipenuhi.

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK


Stelsel Pajak:
Pajak:
Stelsel nyata (riel stelsel),
stelsel), pengenaan pajak didasarkan
pada objek (pengenaan penghasilan yang nyata), sehingga
pemungutan baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak (pada
saat penghasilan yang sesungguhnya diketahui)
diketahui)..
Stelsel anggapan (fictieve stelsel)
stelsel),, pengenaan pajak
didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang
undang-undang.. Pengenaan pajak dilakukan pada tahun berjalan.
undang
berjalan.
Stelsel campuran,
campuran, merupakan kombinasi dari stelsel nyata
dan stelsel anggapan.
anggapan.

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK


Asas Pemungutan Pajak
Pajak::
Asas Domisili (asas tempat tinggal),
tinggal), negara berhak
mengenakan pajak atas seluruh penghasilan WP yang
bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan DN maupun
LN.
LN.
Asas Sumber
Sumber,, negara berhak mengenakan pajak atas
penghasilan yang bersumber
dari
wilayahnya tanpa
memperhatikan tempat tinggal WP
WP..
Asas Kebangsaan
Kebangsaan,, pengenaan pajak dihubungkan dengan
kebangsaan suatu negara.
negara.

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK


Sistem Pemungutan Pajak
Pajak::
Official Assessment System
System,, sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus
fiskus)) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh WP
WP..
Self Assessment System
System,, sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan
sendiri besarnya pajak yang terutang.
terutang.
Withholding System
System,, sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus ataupun
WP ybs
ybs)) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
WP
WP..

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

HAMBATAN PEMUNGUTAN PAJAK


Ajaran yang mengatur timbulnya Utang Pajak
Pajak::
Perlawanan Pasif,
Pasif, masyarakat enggan (pasif) membayar
pajak;
pajak; karena:
karena:
1.
2.
3.

Perkembangan intelektual dan moral masyarakat


Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat
Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan
dengan baik

Perlawanan Aktif, meliputi semua usaha dan perbuatan yang


secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk
menghindari pajak
pajak.. Bentuknya berupa
berupa::
1.

2.

Tax avoidance,
avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan
tidak melanggar ketentuan pajak
Tax evasion,
evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara
melanggar ketentuan pajak (menggelapkan pajak).
pajak).

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

TIMBUL DAN HAPUSNYA UTANG PAJAK


Ajaran yang mengatur timbulnya Utang Pajak
Pajak::
Ajaran Formal
Formal,, utang pajak timbul karena dikeluarkannya
surat ketetapan pajak oleh fiskus
fiskus.. Diterapkan pada official
assessment system
system..
Ajaran Material
Material,, utang pajak timbul karena berlakunya
undang--undang
undang
undang.. Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaan
atau perbuatan.
perbuatan. Diterapkan pada self assessment system
system..
Hapusnya Utang Pajak, disebabkan oleh
oleh::
Pembayaran
Kompensasi
Daluwarsa
Pembebasan dan penghapusan
Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

TARIF PAJAK
Tarif sebanding/proporsional
sebanding/proporsional,, tarif berupa persentase yang
tetap, terhadap berapapun besarnya nilai yang dikenai pajak.
pajak.
Contoh:: tarif PPN sebesar 10
Contoh
10%
%
Tarif tetap
tetap,, tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak, sehingga pajak terutang
tetap.
tetap. Contoh:
Contoh: tarif Bea Meterai sebesar Rp 6.000 atau Rp3
Rp3.000
Tarif progresif
progresif,, persentase tarif yang semakin besar jika
jumlah yang dikenai pajak juga semakin besar
besar.. Contoh tarif
Pasal 17 UU PPh.
PPh.
Tarif degresif
degresif,, persentase yang digunakan semakin kecil bila
jumlah yang dikenai pajak semakin besar
besar..

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

PAJAK PUSAT

PAJAK PUSAT v.s. PAJAK DAERAH

PAJAK PUSAT

PAJAK DAERAH
PPh
PAJAK
PROPINSI

- PPh
- PPN
- PPnBM
- Bea Meterai
- PBB
- BPHTB

- UU No. 6 Tahun 1983


- UU No. 9 Tahun 1994
- UU No. 16 Tahun 2000
- UU No. 28 Tahun 2007
- UU No. 16 Tahun 2009

Ketentuan Umum dan


Tata Cara Perpajakan

PAJAK

- Pajak Kendaraan Bermotor


- Bea
Balik
Nama
Kendaraan
Bermotor
- Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor
- Pajak pengambilan dan pemanfaatan
air bawah tanah/permukaan

PPN &
PPnBM

Bea
Meterai

PBB

BPHTB

PAJAK
KABUPATEN/
KOTA

- Pajak Hotel
- Bea Restoran
- Pajak Hiburan
- Pajak Reklame
- Pajak Penerangan Jalan
- Pajak Pengambilan Bahan
Golongan C
- Pajak Parkir

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

Ciri2 Self Assessment System :


1.
Mendaftarkan diri sendiri sebagai WP
2.
Menghitung sendiri pajak terutang
3.
Membayar pajak yang terutang
4.
Melaporkan pajak yang telah dibayar
Kunci keberhasilan self assessment system adalah :
Kepatuhan sukarela (Voluntary Compliance)
Menurut Rochmat S, keberhasilan self assessment adalah
kesadaran WP, kejujurun WP, hasrat untuk membayar
dan kedisiplinan pembayaran pajak

- UU No. 7 Tahun 1983


- UU No. 7 Tahun 1991
- UU No. 10 Tahun 1994
- UU No. 17 Tahun 2000
- UU No. 36 Tahun 2008
Galian

- UU No. 21 Tahun 1997


- UU No. 20 Tahun 2000

- UU No. 13 Tahun 1985

- UU No. 8 Tahun 1983


- UU No. 11 Tahun 1994
- UU No. 18 Tahun 2000
- UU No. 42 Tahun 2009

- UU No. 12 Tahun 1985


- UU No. 12 Tahun 1994

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

Profile Penyaji Materi


Nama
: Syafrianto, S.S.T., Ak., CA, BKP
Pekerjaan
: Konsultan Pajak, Kuasa Hukum Pengadilan Pajak, Pengajar
Pengalaman Mengajar : Mengajar di Lembaga Kursus Brevet Pajak Univ Pakuan, Bogor (2002)
Mengajar di Lembaga Kursus Brevet Pajak Univ Katolik Atmajaya Jakarta (2003-2004)
Mengajar di Lembaga Kursus Brevet Pajak IKPI, Jakarta (2007)
Mengajar di Fakultas Ekonomi Univ. Katolik Atmajaya Jakarta (2004 sekarang)
Mengajar di Program Pendidikan Akuntansi Bank Central Asia (BCA)
Buku yang ditulis
: My Tax SPT 1770 SS dan SPT 1770 S (2009) Elexmedia Komputindo, Jakarta
My Tax SPT-1770S (2007) Elexmedia Komputindo, Jakarta
Modul Praktek Perpajakan (2008) Graha Ilmu, Yogyakarta
Blog
: http://syafrianto.blogspot.co.id
E-mail
: syafrianto@gmail.com

Back
Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

Perkembangan Pajak di Indonesia


Jumlah Wajib pajak tahun 19981998-2002
No.

Tahun Pajak

Jumlah WP

1.

1998

1.841.297

2.

1999

1.949.322

3.

2000

2.087.985

4.

2001

2.468.383

5.

2002

2.583.960

Jumlah Penerimaan Pajak (dlm milyar Rp)


Tahun 20012001-2005
Tahun

APBN *)

Penerimaan
Pajak **)

% Penerimaan
Pajak dalam
APBN

*)

2001

354578.21

135478.20

38.21

APBN
APBN--P 2001

2002

345604.93

158854.40

45.96

APBN
APBN--P 2002

2003

370591.78

185694.20

50.11

APBN 2003

2004

374351.26

216036.80

57.71

APBN 2004

2005

397769.31

269136.38

67.66

APBN 2005

Copyright syafrianto 18012016 - http://syafrianto.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai