PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perdarahan intracerebral merupakan penyabab Cerebrovaskular
Accident yang ketiga. Perdarahan yang terjadi pada memar otak dapat
membesar menjadi hematom intraserebral. Kelainan ini sering ditemukan
pada penderita trauma kepala. Lebih dari 50 % penderita dengan hematom
intracerebral disertai hematom epidural atau hematom subdural. Paling
banyak terjadi di lobus frontalis atau temporalis, dan tidak jarang ditemukan
multipel.
Perdarahan intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada
jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam
jaringan otak. Secara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran
yang kadang-kadang disertai lateralisasi, pada pemeriksaan CT Scan
didapatkan adanya daerah hiperdens yang indikasi dilakukan operasi jika
Single, Diameter lebih dari 3 cm, Perifer, Adanya pergeseran garis tengah,
Secara
klinis
hematom
tersebut
dapat
menyebabkan
gangguan
prognosenya
hampir
sama
dengan
faktor-faktor
yang
HEMATOM INTRASEREBRAL
HEMATOM INTRASEREBRAL
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANATOMI OTAK DAN SISTEM SARAF
Sistem saraf manusia terbagi atas sistem saraf tepi dan sistem saraf
pusat. Yang dimaksud dengan sistem saraf tepi (Peripheral nervous system)
adalah semua serabut saraf yang berada di luar otak atau sumsum tulang
belakang. Yang dimaksud dengan sistem saraf pusat (Central nervous
system) adalah bagian yang mengatur kerja saraf tepi yang terdapat di otak
(brain), batang otak (brain stem), dan sumsum belakang (Spinal cord). Otak
sendiri terdiri dari 2 bagian besar, yaitu otak besar (Cerebum) dan otak
kecil (Cerebum).
HEMATOM INTRASEREBRAL
HEMATOM INTRASEREBRAL
HEMATOM INTRASEREBRAL
HEMATOM INTRASEREBRAL
HEMATOM INTRASEREBRAL
HEMATOM INTRASEREBRAL
HEMATOM INTRASEREBRAL
HEMATOM INTRASEREBRAL
10
HEMATOM INTRASEREBRAL
11
pengunyah
Saraf no-6 (Abducens nerve) : Untuk penggerak bola mata
Saraf no-7 (Facial nerve) : Untuk otot mimik muka dan pengecapan
Saraf no-8 (Vestibulocochlear nerve) : Untuk pendengaran dan
keseimbangan
Saraf no-9 (Glossopharyngeal nerve) : Untuk penggerak kerongkongan
Saraf no-10 (Vagus nerve) : Saraf parasimpatis utama
Saraf no-11 (Accessory nerve) : Untuk penggerak kerongkongan dan
otot pundak
Saraf no-12 (Hypoglossal nerve) : Untuk penggerak lidah
HEMATOM INTRASEREBRAL
12
bangunan-bangunan
berupa
kelompok
sel
saraf
(Nucleus)
yang
juga
berhubungan
dengan
sistem limbik.
Hipocampus
ini
Itulah sebabnya batang otak disebut sebagai bagian otak yang vital
bagi hidup manusia. Otak kecil (cerebellum) terletak di bagian belakang
HEMATOM INTRASEREBRAL
13
kelenjar
HEMATOM INTRASEREBRAL
14
HEMATOM INTRASEREBRAL
15
HEMATOM INTRASEREBRAL
16
Sumsum belakang
HEMATOM INTRASEREBRAL
17
ganglionares trigeminalis
pars cerebralis a. ophtalmica , a. hypophysialis superior., a.
b) ARTERIA VERTEBRALIS
HEMATOM INTRASEREBRAL
18
pars prevertebralis
pars cervicalis s. transversaria (C6-C1) rr. spinales et musculares
pars atlantica sulcus a.v., membrana atlantooccipitalis post. ,
foramen occipitale magnum
pars intracranialis
- rr. meningei,
- a. inferior posterior cerebella ( a. spinalis post.)
- a. spinalis ant.
c) ARTERIA BASILARIS
2 aa. vertebrales a. basilaris
- a. inferior anterior cerebelli (a. labyrinthi)
HEMATOM INTRASEREBRAL
19
aa. Pontis
aa. Mesencephalicae
a. superior cerebella aa. cerebri posteriors
circulus arteriosus cerebri Willisi
HEMATOM INTRASEREBRAL
20
HEMATOM INTRASEREBRAL
21
HEMATOM INTRASEREBRAL
22
B. ETIOLOGI
Kausa
Karakteristik
Hipertensi
Riwayat klinis*
Riwayat klinis*
Arteriovenous
malformation (AVM)
HEMATOM INTRASEREBRAL
23
Aneurisma intrakranial
Angioma kavernosa
(cavernous angioma)
Ruptur
venulae
yang
mengalami
dilatasi
abnormal; risiko tahunan
perdarahan ulangan sangat
rendah (0,15%).
Neoplasma intrakranial
HEMATOM INTRASEREBRAL
24
perdarahan
didalam
neoplasma
yang
hipervaskular;
outcome
jangka panjang ditentukan
oleh jenis neoplasma.
Koagulopati
Riwayat klinis*
Vaskulitis
Pemeriksaan penanda
serologis dan LCS; biopsi
otak
Riwayat klinis*
Dapat
dijumpai
abnormalitas vaskular yang
melatarbelakangi.
Hemorrhagic ischemic
stroke
C. PATOFISIOLOGI
HEMATOM INTRASEREBRAL
25
HEMATOM INTRASEREBRAL
26
SUMBER HEMATOM
Perdarahan intraparenkimal ditimbulkan oleh adanya ruptur dari
arteri perforantes yang berkaliber kecil (small penetrating arteries) yang
berasal dari arteri basilaris, arteri serebri anterior, media, atau posterior.
Adanya perubahan degeneratif dari dinding pembuluh darah tersebut
yang ditimbulkan oleh hipertensi kronis mengakibatkan menurunnya
kelenturan (compliance) serta meningkatkan kemungkinan terjadinya
ruptur spontan.
Pada tahun 1868, Charcot dan Bouchard menyatakan terjadinya
perdarahan diakibatkan oleh ruptur di tempat-tempat adanya dilatasi dari
dinding pembuluh darah arteriola berukuran kecil (mikroaneurisma).
HEMATOM INTRASEREBRAL
27
PROGRESI HEMATOM
Dahulu dianggap sebagai kejadian yang bersifat monofasik
(monophasic event) yang berhenti dengan segera oleh karena adanya
proses pembekuan serta adanya tamponade oleh jaringan sekitarnya.
Pemahaman ini tidaklah benar, seperti terbukti melalui CT-scan yang
menunjukkan bahwa hematoma semakin membesar dengan berjalannya
waktu.
Pembesaran ukuran hematom ini ditimbulkan oleh terjadinya
perdarahan yang terus-menerus dari sumber pertama perdarahan serta
akibat dari terjadinya robekan mekanik (mechanical disruption) pada
pembuluh darah disekitarnya. Disamping itu pembesaran hematom juga
dapat ditimbulkan oleh adanya hipertensi akut, defisit koagulasi lokal,
atau keduanya.
CT-scan pertama (Panel A) dikerjakan satu jam setelah penderita
datang yang selanjutnya diikuti oleh terjadinya deteriorasi neurologis,
dan pembesaran hematom tampak jelas pada CT-scan yang dikerjakan 6
jam setelah kedatangan (Panel B).
HEMATOM INTRASEREBRAL
28
HEMATOM INTRASEREBRAL
29
dalam
bentuk
nekrotik,
dimana
bukti
mutakhir
D. MANIFESTASI KLINIS
Status Neurologis di Awal Serangan
Penderita dengan hematom berukuran
besar
umumnya
HEMATOM INTRASEREBRAL
30
sensori-motorik
kontralateral
dengan
tingkat
sebagai
akibat
dari
meningkatnya
tekanan
HEMATOM INTRASEREBRAL
31
E. DIAGNOSA
Meskipun karakteristik rapid onset dari defisit neurologis yang
muncul dan adanya penurunan tingkat kesadaran mengarahkan
diagnosis perdarahan intraserebral, namun membedakan secara tegak
antara infark serebral dan perdarahan intraserebral memerlukan
pemeriksaan pencitraan otak.
Pada pemeriksaan CT-scan permulaan, yang penting diamati
meliputi lokasi dan ukuran hematom, ada-tidaknya darah
intraventrikular, dan gambaran hidrosefalus.
Penderita tertentu selanjutnya perlu menjalani pemeriksaan
angiografi konvensional untuk menemukan kausa sekunder
dari PIS, seperti aneurisma, malformasi arteriovenosa (AVM),
dan vaskulitis. Penderita dengan perdarahan lobar atau
perdarahan intraventrikular primer (primary intraventricular
hemorrhage) perlu menjalani angiografi tanpa memandang
umur atau ada-tidaknya riwayat hipertensi. Sedangkan
penderita dengan perdarahan putaminal, thalamik, atau
serebellar perlu menjalani angiografi konvensional apabila
dijumpai normotensif dan berumur 45 tahun atau lebih muda.
Penuntun (guidelines) yang dikeluarkan oleh American Heart
Association merekomendasikan pemeriksaan angiografi bagi
semua penderita dengan kausa perdarahan yang tidak jelas
yang akan menjalani tindakan pembedahan, terutama
penderita usia muda dengan tanpa hipertensi yang memiliki
kondisi
klinis
stabil.
Waktu
pengerjaan
angiografi
HEMATOM INTRASEREBRAL
32
F. PENATALAKSANAAN
HEMATOM INTRASEREBRAL
33
HEMATOM INTRASEREBRAL
34
G. PROGNOSIS
Angka mortalitas pada enam bulan setelah perdarahan spontan
berkisar antara 23 sampai 58 persen. Faktor yang telah diketahui
konsisten bernilai prediktif terhadap mortalitas tinggi meliputi: skor
GCS (Glasgow Coma Scale) yang rendah, volume hematom yang
besar, dan adanya darah intraventrikular pada pemeriksaan CT-scan
permulaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perdarahan intraparenkimal ditimbulkan oleh adanya ruptur dari
arteri perforantes yang berkaliber kecil (small penetrating arteries) yang
berasal dari arteri basilaris, arteri serebri anterior, media, atau posterior.
Pembesaran ukuran hematom ini ditimbulkan oleh terjadinya
perdarahan yang terus-menerus dari sumber pertama perdarahan serta
akibat dari terjadinya robekan mekanik (mechanical disruption) pada
HEMATOM INTRASEREBRAL
35
DAFTAR PUSTAKA
Hernata, iyan. 2013. Ilmu Kedokteran Lengkap Tentang Neurosains. Jakarta :
D-medika.
Mardjono, mahar, dkk. 2012. Neurologis Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat
Moore, Keith L. 2012. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Penerbit Hipokrates.
Sidharta, priguna. 2012. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian
Rakyat.
HEMATOM INTRASEREBRAL
36