Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen disebut penyakit
infeksi. Peningkatan kasus resistensi bakteri tidak diimbangi dengan
penemuan antibiotik baru. Salah satu kasus peningkatan infeksi
disebabkan

oleh

patogen

opportunistik

Staphylococcus

aureus.

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri gram positif


berbentuk kokus yang merupakan bakteri patogen bagi manusia (Kayser et
al, 2005). Staphylococcus aureus dapat menimbulkan penyakit infeksi
serius antara lain septikemia, pneumonia, endokarditis, osteomielitis,
gastroenteritis dan abses. Tingkat infeksi Staphylococcus aureus terus
meningkat dekade terakhir dan berkembang permasalahan resistensi
antibiotik dalam pengobatan infeksi Staphylococcus aureus (Bernando et
al, 2005).
Penggunaan antibiotik secara konstan di lingkungan rumah sakit
dapat mengakibatkan populasi bakteri yang resisten terhadap beberapa
antibiotik. Peningkatan resisten terhadap beberapa antiboitik ini telah
dilaporkan pada isolat patogen dari klinik pasien rawat inap, oleh karena
itu sebagian besar karena biasanya digunakan antibiotik yang tidak efektif
untuk pengobatannya. Orang pada zaman sekarang mempercayakan obat
tradisional untuk mengatasi permasalahan dari resistensi antibiotik dan
resistensi patogen terhadap banyak obat. Tanaman alamiah seperti obat

herbal digunakan untuk mencegah dan mengobati beberapa macam


penyakit pada masyarakat yang berbeda (Verma et al, 2015).
Pengobatan dengan menggunakan bahan alam diperkirakan berusia
sama dengan usia peradaban manusia itu sendiri. Dari catatan sejarah
dapat diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan telah
dikenal oleh masyarakat sejak masa sebelum masehi (Gana, 2008). Sekitar
80% penduduk negara berkembang masih mengandalkan pengobatan
tradisional,

dan

menggunakan

85%

pengobatan

tumbuh-tumbuhan

tradisional

(Gana,

2008).

dalam

prakteknya

Penggunaan

obat

tradisional di Indonesia sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu,


sebelum obat modern ditemukan dan dipasarkan. Indonesia yang beriklim
tropis merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua
setelah Brazil. Indonesia memiliki sekitar 25.000-30.000 spesies tanaman
yang 80% dari jenis tanaman di dunia dan 90% dari jenis tanaman di Asia
(Pramono, 2002; Erdelen et al, 1999).
Salah satu tanaman yang terdapat di hutan tropis Indonesia adalah
mangga (Mangifera indica L.). Mangga adalah salah satu buah yang
paling populer dari semua buah-buahan tropis. Mangga tidak hanya
digunakan sebagai pelengkap nutrisi tubuh, melainkan dapat juga
digunakan untuk pengobatan tradisional baik yang berasal dari buahnya,
bijinya, daunnya, bunganya, akarnya, dan kulit batangnya. Hal ini
dikarenakan pada tanaman mangga banyak terdapat zat-zat fitokimia yang
bermanfaat untuk tubuh seperti senyawa mangiferin. Mangiferin yang
merupakan senyawa polifenol dan memiliki sifat antioksidan yang kuat,

sehingga dapat berfungsi sebagai antihiperlipidemia, immunomodulasi,


kardiotonik, antidegeneratif, antidiabetes, antiulser, dan berperan dalam
penyembuhan luka (Shah et al, 2010).
Suatu penelitian menunjukkan bahwa kulit buah mangga
mengandung senyawa yang bervariasi seperti polifenol, karotenoid, enzim
dan serat diet (Ajila et al, 2007). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa
ekstrak aseton kulit buah mangga mengandung polifenol, antosianin, dan
karotenoid dan menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik secara efektif
terhadap berbagai radikal bebas (Ajila et al, 2007). Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk menguji aktivitas antibakteri dari buah mangga
khususnya buah mangga podang urang yang hanya terdapat di kota Kediri.
Peneliti akan meneliti aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit buah mangga
podang urang (Mangifera indica L.) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit buah mangga
podang urang (Mangifera indica L.) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus?

C. Tujuan Penelitian
Mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit buah mangga
podang urang (Mangifera indica L.) terhadap bakteri Staphylococcus
aureus.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Menambah ilmu mahasiswa dan sebagai salah satu syarat
mendapatkan gelar Sarjana Farmasi.

2. Bagi Institusi
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu data base penelitian dan
dokumen institusi untuk dilanjutkan ke penelitian tahap selanjutnya.
3. Bagi masyarakat
Masyarakat dapat mempertimbangkan agar kulit buah mangga
podang urang direkomendasikan sebagai bahan yang berpotensi
sebagai agen antibakteri yang dapat menyembuhkan atau mengurangi
tingkat keparahan infeksi bakteri Staphylococcus aureus.

Anda mungkin juga menyukai