Teori Dasar
Pengertian
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Misal : terdispersi secara molecular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut
yang saling bercampur.
Karena molekul-molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan
larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan
memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lain akan menjadi tipe larutan sebagai
berikut:
Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
Larutan, yaitu larutan yang mengandung sejumlah zat A yang terlarut.
Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut
dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu.
Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi
batas kelarutannya didalam air pada temperatur tertentu.
Zat pelarut disebut juga solvent, sedangkan zat yang terlarut disebut solute. Solvent yang
biasa dipakai :
Air, untuk macam-macam garam.
Spiritus, misalnya untuk kamfer, iodium, menthol.
Gliserin, misalnya untuk tanin, zat samak, borax dan fenol.
Eter, misalnya untuk kamfer, fosfor dan sublimat.
Minyak, misalnya untuk kamfer dan menthol.
Parafin, misalnya untuk cera, cetaceum, minyak-minyak, kamfer, menthol dan
klorbutanol.
Eter minyak tanah, untuk minyak-minyak lemak.
Kebanyakan senyawa farmasetis pada kenaikan suhu akan naik kelarutannya, kecuali
senyawa metiselulosa dan kalsium hidroksida.
Proses eksoterm dapat digambarkan :
Zat terlarut + pelarut larutan + panas
Sedangkan proses endoterm :
Panas + zat terlarut + pelarut larutan
Jika pada peristiwa eksoterm, bila suhu dinaikkan maka kelarutan zatnya akan berkurang
karena reaksi bergeser kekiri. Sedangkan pada peristiwa endoterm, bila suhu dinaikkan
maka kelarutan zatnya akan bertambah, karena reaksi bergeser ke kanan.
Salting out
Peristiwa pengendapan zat terlarut (biasanya zat organik) disebabkan oleh penambahan
jumlah besar garam yang sangat mudah larut pada larutan air dari senyawa organik.
Peristiwa ini merupakan kompetisi antara garam dan senyawa organik terhadap molekul
pelarut yaitu air. Contoh peristiwa ini adalah : champora oleum menthae piperitae dalam
air aromatic. Larutan metal selulosa dalam air oleh penambahan NaCl.
Mekanisme peristiwa ini ialah bahwa interaksi metal selulosa dan air adalah
inkompetible dengan interaksi NaCl dengan air dan sebagai hasil terjadi dehidrasi dari
metal selulosa dan mengakibatkan peristiwa salting out.
Salting in
Ialah peristiwa bertambahnya kelarutan dari suatu senyawa organik dengan penambahan
suatu garam dalam larutannya. Sebagai contoh adalah globulin tidak larut dalam air
tetapi larut dalam larutan garam encer dalam air.
Hidrotopi
Ialah peristiwa bertambahnya larutan senyawa yang tidak larut atau sukar larut dengan
penambahan suatu senyawa lain yang bukan zat surfaktan (S.a.a). mekanismenya
mungkin salting in, kompleksasi atau kombinasi beberapa faktor.
Pembentukan kompleks
Ialah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut
dengan membentuk senyawa kompleks yang larut. Sebagai contoh larutan iodium dalam
larutan KI atau NaI dalam air. Disini terjadi senyawa kompleks Triiodida. Juga larutan
coffein didalam larutan natrii salisilat