REPUBLIK INDONESIA
Menimbang:
a.
Nomor
Tahun
2002
tentang
bahwa
Tahun
Peraturan
2013
Menteri
tentang
Pertahanan Negara
sesuai
Pertahanan
Kebijakan
Nomor
27
Penyelenggaraan
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
Menteri
Pertahanan
tentang
Kebijakan
1.
Undang-Undang
Nomor
Tahun
2002
Negara
tentang
Republik
-2-
2.
Undang-Undang
Kementerian
Nomor
Negara
(Lembaran
Negara
Republik
Menetapkan:
PERATURAN
MENTERI
PERTAHANAN
TENTANG
NEGARA
Menetapkan
Kebijakan
Penyelenggaraan
Pertahanan
Kebijakan
Penyelenggaraan
Pertahanan
Negara
dipedomani,
dan
dilaksanakan
dalam
Penyelenggaraan
Pertahanan
Negara
Negara
Republik
Negara
Indonesia
-3-
sepanjang
tidak
bertentangan
dengan
ketentuan
dalam
Pertahanan
Kebijakan
Tahun
Nomor
27
Penyelenggaraan
20102014
(Berita
Tahun
2013
Pertahanan
Negara
Republik
tentang
Negara
Indonesia
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
RYAMIZARD RYACUDU
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 13 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 41.
LAMPIRAN
-4-
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN
PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2015 - 2019
1.
Umum
Pertahanan negara merupakan salah satu fungsi pemerintahan,
yang diselenggarakan melalui sistem pertahanan negara yang bersifat
semesta dengan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber
daya nasional serta sarana prasarana nasional dan dilaksanakan secara
total, terpadu, terarah, dan berlanjut. Oleh karenanya, Presiden selaku
penyelenggara fungsi pemerintahan menetapkan Kebijakan Umum
Pertahanan Negara dalam rangka mempersiapkan pertahanan negara
yang mampu merespon berbagai ancaman.
Dinamika perkembangan lingkungan strategis global, regional
maupun nasional, dan letak geografi Indonesia yang berada pada
persilangan 2 (dua) benua dan 2 (dua) samudera, menjadikan perairan
Indonesia sebagai jalur komunikasi dan jalur transportasi laut bagi
dunia internasional, serta juga sebagai perlintasan kepentingan nasional
berbagai negara di dunia. Kondisi ini menimbulkan berbagai jenis
ancaman yang berimplikasi pada pertahanan negara baik secara fisik
maupun nonfisik. Jenis ancaman, berupa ancaman militer, nonmiliter,
dan hibrida, pada umumnya merupakan ancaman nyata dan belum
nyata. Ancaman nyata merupakan ancaman yang sedang dan pasti
dihadapi,
seperti
pemberontakan
terorisme
bersenjata;
dan
bencana
radikalisme;
alam
dan
separatis
wabah
dan
penyakit;
negara
yang
fleksibel
dan
adaptif
yang
kebijakan
proses
penyiapannya
tetap
-5-
Landasan Yuridis.
1)
negara
dikelola
oleh
pemerintah
dan
mendayagunakan
sumber
daya
dan
sarana
bahwa
tentang
Menteri
Pertahanan
penyelenggaraan
menetapkan
pertahanan
negara
Peraturan
Rencana
Presiden
Nomor
Pembangunan
Jangka
Tahun
2015
Menengah
tentang
Nasional
-6-
isu
strategis
yaitu
peningkatan
kapasitas
Peraturan
Presiden
Nomor
97
Tahun
2015
tentang
untuk
membangun,
mengembangkan
komponen
secara
memelihara,
terpadu
pertahanan
dan
negara.
serta
terarah
segenap
Kebijakan
Umum
bagi
pengawasan
perencanaan,
sistem
pertahanan
penyelenggaraan,
negara.
dan
Pokok-pokok
Negara,
Pertahanan
Negara,
Kebijakan
Kebijakan
Pengerahan
Kekuatan
Regulasi,
Kebijakan
Landasan Konsepsional.
1)
Hakikat Ancaman.
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari
dalam
negeri
membahayakan
negara,
dan
merupakan
maupun
kedaulatan
keselamatan
faktor
utama
luar
negeri
negara,
segenap
yang
yang
dinilai
keutuhan
wilayah
bangsa.
menjadi
Ancaman
dasar
dalam
-7-
konvensional,
bahan
peledak
(Chemical,
Biological,
Radiological,
Pertahanan Negara.
Pertahanan
negara
pada
hakikatnya
merupakan
nasional,
sarana
dan
prasarana
nasional,
serta
3) Pengintegrasian
-8-
3)
diselenggarakan
untuk
menghadapi
ancaman
TNI
dan
Pemerintah
Daerah
(Pemda).
Dalam
mewujudkan
menangani
keamanan
daratan
dan
pertahanan
wilayah
keamanan
negara
maritim,
wilayah
yang
mampu
keamanan
wilayah
dirgantara;
mewujudkan
menyiapkan
pertahanan
yang
bersifat
semesta;
pertahanan
-9-
mampu
keamanan
menangani
wilayah
keamanan
daratan,
dan
wilayah
maritim,
keamanan
wilayah
pertahanan
negara
diwujudkan
dengan
dilandasi
dengan
pemahaman
kesadaran
dan
utama,
komponen
cadangan,
komponen
Penyelenggaraan
Pertahanan
Negara
merupakan
Poros
Maritim
Dunia
(PMD).
Pokok-pokok
Kebijakan
pertahanan
kekuatan
negara
pertahanan
diperlukan
tangguh
yang
untuk
memiliki
serta keselamatan
1)
Pembangunan
-10-
1)
mewujudkan
postur
pertahanan
militer
dan
Pertahanan Militer.
Pembangunan
postur
pertahanan
militer
diarahkan pada:
(1)
Pembangunan Kekuatan.
Kekuatan pertahanan militer dibangun
sebagai satu kesatuan yang utuh dari kekuatan
darat, kekuatan laut, dan kekuatan udara, yang
meliputi kekuatan utama dengan diperkuat
kekuatan cadangan sesuai kematraan pada
komponen utama, dan kekuatan pendukung
yang ditata sesuai dengan keahlian dan profesi.
(2)
Pembinaan Kemampuan.
Pembinaan
militer
kemampuan
diproyeksikan
pertahanan
untuk
menghadapi
maupun
tidak
nyata.
Pembinaannya
diarahkan pada:
(a)
Kemampuan
kemampuan
intelijen
dalam
mencakup
menghadapi
sifat,
Kemampuan
pertahanan
dalam
(d)
Kemampuan
pemberdayaan
wilayah
potensi
nasional
menjadi
-11-
(e)
Kemampuan
diplomasi
penyelesaian
masalah
internasional
saling
untuk
pengertian
Measures/CBM),
dalam
keamanan
membangun
(Confidence
dan
rasa
Building
pembangunan
Gelar Kekuatan.
Gelar
kekuatan
pertahanan
militer
NKRI
sebagai
fungsi
penangkalan,
(b)
Gelar
kekuatan
kewilayahan
untuk
Gelar
kekuatan
pendukung
untuk
Pembangunan
Kekuatan
Pokok
Minimum
dibangun
mewujudkan
kekuatan
pemenuhannya
sebagai
standar
didukung
oleh
upaya
TNI
yang
industri
Alutsista,
pemeliharaan
dan
Pengembangan
menggunakan
personel
prinsip
kebijakan
TNI
right
-12-
(c)
(d)
(e)
bencana
kemanusiaan,
misi
dan
alam,
untuk
pemeliharaan
bantuan
tugas-tugas
perdamaian
dunia
Pengelolaan
Sumber
Daya
Nasional
untuk
Pertahanan Negara.
Pengelolaan sumber daya nasional untuk
pertahanan negara diarahkan pada:
(a)
komponen
utama
dalam
(c)
Pengelolaan
komponen
dilaksanakan
pertahanan
dalam
negara
cadangan,
sistem
yang
tatakelola
demokratis,
serta
mentaati
peraturan
perundang-undangan.
(d)
pendukung,
dalam
sistem
dilaksanakan
tata
kelola
pertahanan
negara
-13-
Pertahanan Nirmiliter.
Kementerian
Pemda
dalam
Pertahanan
membantu
pembangunan
postur
K/L/
pertahanan
lokal,
regional,
maupun
nasional
yang
diarahkan pada:
(1)
mendukung
kepentingan
pertahanan
negara.
(2)
kemampuan
kemampuan
bela
kewaspadaan
negara,
dini,
kemampuan
sistem
sistem
Komponen
pertahanan
pertahanan
Cadangan,
negara
melalui
militer
(Komponen
dan
Komponen
(TNI)
melaksanakan OMP
-14-
sebagai
unsur
utama
dalam
menghadapi
3)
Pembangunan Kelembagaan.
Pembangunan
kelembagaan
ditujukan
untuk
Pembentukan
Instansi
Vertikal
Kementerian
Pertahanan.
Pembentukan
Instansi
Vertikal
Kementerian
b)
Optimalisasi
-15-
b)
Indonesia
di
luar
negeri
yang
mampu
urusan
pertahanan
dalam
pemerintahan
negara
pemerintahan
rangka
guna
di
bidang
menyelenggarakan
menjalankan
diplomasi
sama
pertahanan
dan
militer
sesuai
dengan
pengawasan
dan
pembinaan
administrasi,
sistem
pertahanan
negara
yang
Mendorong
pembentukan
Dewan
Keamanan
Membantu
keamanan
peran
lembaga-lembaga
dalam
di
merumuskan
bidang
dan
keamanan
dengan
sistem
pertahanan
negara.
(4)
-16-
e)
kapasitas
intelijen
dan
kontra
cipta
kondisi
dengan
kegiatan
aktif
seluruh
tokoh
yang
ada
di
masyarakat.
(2)
informasi
sehingga
tercipta
yang
dikoordinasikan
oleh
Badan
Intelijen Negara.
(3)
(4)
Mendukung
penguatan
peningkatan
sistem
negara
(Sisinfohanneg)
intelijen
informasi
berbasis
melalui
pertahanan
pertahanan
Peningkatan
profesionalisme
Sumber
Daya
intelijen
sebagai
pedoman
dalam
-17-
mampu
menghadapi
ancaman,
dan
menunjang
tata
ruang
wilayah
pertahanan
yang
dapat
efektif
dan
harmonis.
Pembangunan
wilayah
Wilayah Daratan.
(1)
potensi
wilayah
melalui
pembinaan teritorial.
(2)
(3)
daratan
melalui
penguatan
sistem
Pesawat
Terbang
Tanpa
Awak
(PTTA)/drone
berbasis
-18-
TNI
berupa
patroli
pengamanan
daratan.
(4)
(5)
b)
Wilayah Maritim.
(1)
potensi
maritim
melalui
Membantu
K/L
terkait
dalam
peningkatan
(4)
mengintegrasikan
berbagai
sistem
terkait
dalam
pengawasan
dan
Indonesia
(ALKI)
dalam
rangka
melalui
pembangunan
sarana
dan
prasarana
-19-
dan
PTTA/drone
serta
kehadiran
integrasi
pengawasan
dan
Membantu
K/L
terkait
dan Pemda
dalam
terintegrasi
dengan
Rencana
Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3 K) dan Rencana Tata Ruang Laut Nasional
termasuk tata ruang kawasan perbatasan laut
dengan melibatkan Pemda.
c)
Wilayah Dirgantara.
(1)
potensi
dirgantara
melalui
(3)
-20-
development
technology
terkait
faktor
Mendorong
K/L
penyelesaian
terkait
dalam
peraturan
percepatan
perundangan
sehingga
hak
eksklusif
mengontrol
wilayah
udara
Indonesia
untuk
Bekerjasama
dengan
K/L
terkait
untuk
dan
keamanan
negara
dilakukan
oleh
-21-
a)
Menyusun
konsep
sabuk
pengaman
di
kawasan
c)
dengan
melaksanakan
pembangunan
pos-pos
perbatasan
dengan
menggunakan
radar
dan
f)
pengelolaan
batas
wilayah
negara
dan
yang diketuai
oleh
Kementerian
-22-
agar
mampu
mengintegrasikan,
dan
mengkoordinasikan,
mensinergikan
program
dengan
mengacu
pada
Rencana
Induk
Mendorong
K/L
perundingan
bilateral
terkait
perbatasan
dan/atau
dalam
dan
peningkatan
diplomasi
multilateral
secara
mengenai
batas
ditujukan
untuk
mengikuti
Teknologi
melalui
Informasi
pemanfaatan
dan
teknologi
Komunikasi
berbasis
(TIK)
satelit
pengumpulan,
pengolahan,
-23-
SDM
yang
didukung
penggunaan
melalui
offset
didalamnya
termasuk
alih
7)
maupun
multilateral
berdasarkan
peraturan
-24-
yang
menjadi
mendorong
kepentingan
peningkatan
bersama
kapabilitas
termasuk
pertahanan
kemitraan
strategis
dengan
negara-negara
perdamaian
di
berbagai
kawasan
dapat
mendukung
pertahanan
negara,
serta
dan
peralatan
pendukungnya
termasuk
industri
pertahanan
utama,
industri
komponen
yaitu
industri
utama
alat
dan/atau
-25-
b)
teknologi
industri
pertahanan
Guna
meningkatkan
kapabilitas
industri
kemampuan
teknologi
pertahanan,
dalam
dan
setiap
pertahanan
dilaksanakan
oleh
Komite
mental
diselenggarakan
melalui
pembinaan
dan
lingkungan
pekerjaan.
Pembangunan
b)
K/L
dan
Pemda
dalam
memberikan
-26-
c)
Pembentukan
kader
bela
negara
dengan
yang
diselenggarakan
melalui
pendidikan
Membantu
K/L
terkait
dalam
pengembangan
Indonesia
yang
pada
hakikatnya
pertahanan
negara
diarahkan
untuk
oleh
komponen
cadangan
dan
komponen
pendukung melalui:
a)
Penyusunan
memantapkan
mampu
kebijakan-kebijakan
kekuatan
menghadapi
strategis
pertahanan
berbagai
dalam
negara
bentuk
agar
ancaman
Pembinaan
kemampuan
TNI
yang
memiliki
-27-
d)
Penataan
gelar
proporsional
kekuatan
sesuai
TNI
dengan
secara
kondisi
seimbang
geografi
dan
wilayah
dalam
rangka
strategi
penangkalan,
Pembinaan
untuk pertahanan
matra,
dan
gelar
kekuatannya
disesuaikan
pertahanan
nirmiliter
ditujukan
untuk
Penyusunan
kebijakan-kebijakan
strategis
mencakup
di
bidangnya
yang
dikoordinasikan
dengan
Kementerian Pertahanan.
b)
bela
negara,
kemampuan
diplomasi,
dukungan
penyelenggaraan
Pertahanan
Nirmiliter.
c) Peningkatan
-28-
c)
d)
atau
badan
di
wilayah
pada
setiap
Sinergitas
penyelenggaraan
pertahanan
militer
dan
pertahanan nirmiliter melalui penyelenggaraan fungsifungsi untuk mengatasi ancaman nonmiliter dalam wadah
unsur utama dan unsur lain; serta melalui komponen
cadangan dan komponen pendukung untuk menghadapi
ancaman militer.
3)
potensi
menyinergikan
pertahanan
fungsi
K/L
ditujukan
dan
Pemda
untuk
yang
diarahkan pada:
a)
b)
Pengelolaan
dan
pemanfaatan
SDA
dan
SDB
agar
-29-
dukungan
logistik
yang
berbasis
kewilayahan
Pemberdayaan
diselenggarakan
sesuai
perundang-undangan
meningkatkan
SDA
dan
dengan
yang
SDB
peraturan
ditujukan
pembangunan
dan
untuk
pertumbuhan
memperhatikan
keseimbangan
dan
Pemanfaatan
sarana
dan
prasarana
nasional
terpisahkan
dari
upaya
peningkatan
memperhatikan
nasional.
Pemanfaatan
standarisasi
sarana
dan
secara
prasarana
Penerapan
nilai-nilai
yang
dimiliki
bangsa
memperkuat
kesiapan
komponen
dan
doktrin
pertahanan
negara;
Nilai
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
bangsa
Indonesia
e)
-30-
sebagai
upaya
dalam
memproduksi
kesiapan
pemberdayaan
wilayah
pertahanan.
f)
g)
Penataan
ruang
wilayah
nasional,
provinsi,
untuk
kepentingan
bidang
kerja
sama
internasional
SDM
pertahanan,
meningkatkan
Senjata
(Alutsista)/Alpalhan
bagi
langsung
dalam
wujud
program-
dan
latihan
dan program-program
bersama
serta
operasi
Dialog
-31-
c)
d)
Diplomasi
pertahanan
untuk
mewujudkan rasa
serta
sarana
prasarana
yang
Bangsa-Bangsa
Garuda
dan/atau
(PBB)
melalui
sebagai
pengamat
industri
pertahanan
guna
mampu
memenuhi
kebutuhan
Alpalhan
nasional
tidak
hanya
untuk
kepentingan
perekonomian
nasional
(growth
economic support).
c)
Pengembangan
-32-
c)
Pengembangan
industri
pertahanan
diarahkan
negeri
production),
baik
kerja
kerja
sama
sama
produksi
(joint
pengembangan
(joint
penelitian
dan
pengembangan
Pemberdayaan
Kementerian/Lembaga
dan
Pemerintah
Daerah.
Membantu K/L dan Pemda dalam hal peningkatan
kesadaran bela negara, baik terhadap unsur utama maupun
unsur lain kekuatan bangsa yang diarahkan pada:
a)
b)
dan
membangkitkan
wawasan
kebangsaan.
c.
militer,
pengendalian,
dan
perang
wewenang
sesuai
dan
dengan
tanggung
mekanisme
jawab.
Kebijakan
Pengerahan
kekuatan
pertahanan
negara
untuk
-33-
a)
Agresi.
(1)
oleh
komponen
komponen
pendukung
cadangan
serta
dan
mobilisasi
lainnya
fungsinya
sesuai
dengan
melaksanakan
tugas
upaya
dan
diplomasi
Mendorong
bangsa
pengerahan
untuk
seluruh
menghadapi
komponen
perang
berlarut
wilayah
pertahanan
serta
Bukan agresi.
(1)
(2)
isu
memberikan
atau
ancaman
bantuan
militer
kepada
TNI
untuk
guna
Pengerahan
kekuatan
pertahanan
negara
untuk
-34-
b)
c)
Mengerahan
kekuatan
perbantuan
berdasarkan
undanga
yang
TNI
berlaku
dalam
bentuk
peraturan
sesuai
tugas
perundang-
kapasitas
dan
Pengerahan
kekuatan
pertahanan
negara
dalam
b)
4)
Pengerahan
kekuatan
pertahanan
negara
dalam
bidang
tugas
dan
fungsinya
untuk
dengan
perlengkapan
serta
sarana
-35-
c)
dilakukan
oleh
TNI
melalui
Pusat
Misi
Pengerahan
kekuatan
pertahanan
negara
dalam
oleh
TNI
dan
komponen
pertahanan
b)
d.
peraturan
perundang-undangan
dalam
rangka
Pengkajian dan evaluasi terhadap peraturan perundangundangan bidang pertahanan dalam rangka menyesuaikan
dengan perkembangan peraturan perundang-undangan saat
ini.
2)
Penyusunan
Rancangan
Undang-Undang
(RUU)
bidang
Keamanan Nasional,
RUU
Pengelolaan
Sumber
Daya
Nasional
-36-
Indonesia,
dan
RUU
komulatif
terbuka
tentang
dan/atau
untuk
melaksanakan
penyelenggaraan
Memberikan
perumusan
masukan
kepada
peraturan
K/L
terkait
penyusunan/
perundang-undangan
dengan
anggaran
ditujukan
untuk
penyelenggaraan
serta
tugas-tugas
sesuai
dengan
rencana
strategis
2)
3)
4)
Pertahanan
jaminan
dan
kesehatan,
TNI
meliputi
pendidikan,
kecukupan
pensiun,
dan
perumahan.
5) Koordinasi
-37-
f.
4.
5)
6)
Kebijakan Pengawasan.
Pengawasan sebagai fungsi manajemen diberdayakan secara
sinergis antara fungsi pengawasan internal dan eksternal yang
sudah melembaga, sesuai dengan prosedur dan mekanisme serta
peraturan perundang-undangan, yang diarahkan pada:
1)
2)
3)
4)
Pernyataan Resiko.
Kebijakan Penyelenggaraan Pertahanan Negara Tahun 2015-2019,
merupakan pedoman dalam menyusun kebijakan pertahanan negara
serta
-38-
Apabila
tidak
terealisasi
akan
berpengaruh
terhadap
Petunjuk Akhir.
Kebijakan Penyelenggaraan Pertahanan Negara ini merupakan
salah satu bentuk implementasi dari Kebijakan Umum Pertahanan
Negara Tahun 2015-2019 yang ditetapkan Presiden untuk dilaksanakan
dan dipedomani oleh penyelenggara pertahanan negara di lingkungan
Kementerian Pertahanan dan TNI.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkatNya kepada
seluruh rakyat Indonesia dalam tekad dan pengabdiannya untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
MENTERI PERTAHANAN
REPUBLIK INDONESIA,
RYAMIZARD RYACUDU