Anda di halaman 1dari 5

Minggu ke-10 Industri Oleokimia

Mengalami dekomposisi
Daging buah relative tipis, yaitu 35-50% terhadap buah, Minggu ke-10 Industri Oleokimia Pembuatan
KERANGKA
PIKIR
PEMBANGUNAN
INDUSTRI Menghasilkan kabut berwarna biru
4. Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak Sabun
NASIONAL
Menghasilkan asap
rendah, 5. Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon Pengertian Sabun
BANGUN INDUSTRI NASIONAL
Bau karakteristik yang menusuk
induk betina.
Sabun yang berasal dari bahasa India/Hindi
Industri Prioritas
Titik asap lemak dan minyak 200C
Pisifera : 1. Ketebalan tempurung, sangat tipis bahkan
adalah surfaktan yang berfungsi sebagai zat yang
Industri Andalan, Industri prioritas yang akan berperan Titik asap pada minyak jagung 232C
hampir tidak ada, 2. Daging buah tebal, lebih tebal dari
mampu membersihkan dan mengangkat benda asing.
besar sebagai penggerak utama (prime mover)
c. Titik nyala
daging buah Dura, 3. Daging biji sangat tipis, 4. Inti
Reaksi yang terjadi pada saat pembuatan
perekonomian di masa yang akan datang, yang memiliki Jika dipanaskan dalam suhu yang cukup tinggi, hanya dilapisi lapisan serabut, 5. Minyak inti sawit yang
sabun dari trigliserida disebut reaksi Saponifikasi.
keunggulan komparatif berupa potensi sumber daya
minyak akan menyala
dihasilkan sangat rendah, 6. Tidak dapat menyilangkan
alam, dan keunggulan kompetitif berupa sumber daya Untuk minyak jagung, titik nyala 360C
dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk
manusia yang berpengetahuan dan terampil, serta ilmu
3. Plastisitas
jantan.
pengetahuan dan teknologi.
Akan berubah bentuk jika ditekan, dan akan Tenera : 1. Hasil dari persilangan antara Dura dan
Industri Pendukung, Industri prioritas yang akan
kembali ke bentuk semula
Psifera, 2. Tempurung tipis (0,5-4mm), 3. Terdapat
berperan sebagai faktor pemungkin (enabler) bagi Terjadi karena perbedaan rentang suhu cair dari lingkaran serabut disekeliling tempurung, 4. Daging buah
pengembangan industri andalan secara efektif, efisien,
masing-masing trigliserida yang ada pada lemak
sangat tebal, lebih tebal dari Dura dan Tenera, yaitu 60integratif dan komprehensif.
Suhu dimana lemak bersifat plastis, disebut plastic 96% dari buah, 5. Tandan buah lebih banyak, tetapi
Industri Hulu, Industri prioritas yang bersifat sebagai
range
ukurannya relative lebih kecil, 6. Berat tandan adalah 22basis industri manufaktur yang menghasilkan bahan
4. Ketengikan
24%.
baku yang dapat disertai perbaikan spesifikasi tertentu Ketengikan merupakan gejala rusaknya lemak dan Produk Pemrosesan CPO dan CPKO
yang digunakan untuk industri hilirnya.
minyak. Ada dua reaksi yang berperan dalam proses Produk-produk turunan yang dihasilkan dari pengolahan
Modal Dasar
ketengikan lemak dan minyak :
lebih lanjut CPO dan CPKO dimanfaatkan secara luas, di
Cara Kerja Sabun
1.
Sumber daya alam
a. Osidasi
antaranya dalam industri pangan (berupa minyak goreng Pada
intinya,
sabun
membantu
meningkatkan
2.
Sumber daya manusia
Pada peristiwa oksidasi, terjadi pengikatan oksigen cair, minyak goreng padat, margarin, shortening,
kemampuan air untuk melarutkan kotoran. Semakin
3.
Teknologi, kreativitas dan inovasi
pada ikatan trigliserida. Reaksi ini dipercepat dengan specialty fat -seperti cocoa butter substitute, cocoa banyak molekul sabun yang melekat pada kotoran,
Prasyarat
panas, cahaya, logam-logam.
butter equivalent, cocoa butter replacer, butter oil
pada akhirnya seluruh partikel-partikel kecil kotoran akan
1.
Infrastruktur
b. Hidrolisis
substitute, creamer, non dairy whipping cream), industri terperangkap oleh molekul sabun. Molekul sabun yang
2.
Kebijakan dan Regulasi
Enzim lipase menghidrolisis lemak, memecahkan oleokimia (sabun, kosmetik), hingga industri biofuel
bertugas mengikat kotoran disebut "misel ", yang larut
3.
Pembiayaan
menjadi gliserol dan asam lemak :
(bahan bakar nabati / biodiesel).
dalam air.
Pengertian Oleokimia
Lemak + air -> gliserol + asam lemak
Tahapan Proses Produksi CPO dan CPKO
Molekul sabun memiliki dua bagian dengan tugas
Oleokimia adalah bahan kimia yang diturunkan dari Lipase terkandung secara alami pada lemak
1)
Persiapan
berbeda.
Bagian
ekor,
yaitu hidrofobik bertugas
minyak
atau
lemak
melalui
proses
splitting Lipase dapat dihasilkan oleh bakteri pada makanan
2)
Perebusan (sterilisasi)
mengikat kotoran. Yang satu lagi, hidrofilik bertugas
trigliserida(triacylgliserol) menjadi turunan asam-asam
berminyak
3)
Penebahan/perontokan buah
berpegangan di air.
lemaknya dan gliserol. Keunggulan oleokimia dari Asam lemak bebas yang terbentuk menghasilkan off4)
Digesting dan Pengepresan/pengempaan
Bahan Baku Pembuatan Sabun
petrokimia ialah bahwa oleokimia adalah produk yang
flavor (As. Butirat pada mentega)
5)
Pemurnian Minyak
A. BAHAN BAKU UTAMA :
terbarukan, biodegradable, lebih aman (tidak beracun). 5. Trigliserida bereaksi dengan alkali membentuk
6)
Proses Pengolahan lnti Sawit
o
Minyak dan Lemak
Definisi
sabun dan gliserol
Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan
o
Alkali
Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas Basa yang umum digunakan adalah NaOH (soda minyak menghasilkan gliserol dan asam lemak.
B.
BAHAN BAKU PENDUKUNG :
satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul
abu) dan KOH (soda api)
Macam Proses Fat Splitting Proses fat splitting dapat
o
Garam NaCl
asam lemak.
Sabun dibentuk melalui reaksi:
dibagi menjadi 2 macam, yaitu jenis hydrolisa dan
Bahan Aditif :
- Builders (Bahan Penguat)
Pengertian Lemak dan Minyak
Trigliserida + soda abu -> Gliserol + sabun
enzimatik, walaupun pada beberapa literatur dijelaskan o
- Fillers Inert (Bahan Pengisi)
Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di REAKSI ESTERIFIKASI
proses enzimatik merupakan bagian dari proses fat
- Pewarna - Parfum
antaranya disebabkan kandungannya yang tinggi akan Secara sederhana, reaksi esterifikasi merupakan splitting secara hidrolisa. Dan pada bagian selanjutnya
Jenis-jenis Minyak & Lemak
asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung kebalikan dari reaksi hidrolisis.
akan dijelaskan:
ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang Reaksi esterifikasi adalah proses penggabungan atau 1.proses twitchellb, 2.proses batch autoklav, 3.proses Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan
oleh industri pengolahan daging sebagai hasil samping
lebih tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang banyak penggabungan kembali asam lemak dengan gliserol kontinu, 4. proses enzimatik
Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam
terdapat di alam adalah asam palmiat dan asam untuk membentuk trigliserida.
pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas
stearate.
Monogliserida dan digliserida juga dapat diproduksi
rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci.
Minyak merupakan bahan cair diantaranya disebabkan melalui esterifikasi.
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak
rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya Reaksi esterifikasi juga diterapkan untuk menghasilkan
mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~
kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki ester dengan cara mereaksikan asam lemak dengan
65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~ 40%).
satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom alkohol
Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus
karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah. Reaksi dipercepat dengan bantuan katalis asam,
dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi
SIFAT LEMAK
umumnya digunakan katalis asam sulfat.
ketidakjenuhannya.
1. Kelarutan
Reaksi esterifikasi bersifat bolak-balik (reversible)
Palm Oil (minyak kelapa sawit), Minyak kelapa sawit
Lemak dan minyak tidak larut dalam air
Minggu ke-10 Industri CPO
Diagram Blok Pembuatan CPO & CPKO
umumnya digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak
Minyak dan lemak mempunyai kelarutan yang kecil Produk kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai
kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah
dalam alkohol, tetapo akan larut sempurna dalam bahan baku pembuatan produk oleokimia selain CPO
kelapa sawit.
etil eter dan kabon disulfide
adalah CPKO (Crude Palm Kernel Oil) atau minyak inti
Coconut Oil (minyak kelapa), Minyak kelapa
Kelarutan minyak dan lemak ini dipergunakan sawit.
merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam
sebagai dasar dalam mengekstraksi minyak dan Jenis-jenis Kelapa Sawit
industri pembuatan sabun
lemak bahan yang diduga mengandung minyak dan Dura : 1. Tempurung tebal (2-8mm), 2. Tidak terdapat
Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh
lemak
lingkaran serabut pada bagian luar tempurung, 3.
yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak
2. Pengaruh Panas
kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau
Bila lemak dipanaskan terjadi perubahan nyata pada
tengik
tiga titik suhu:
Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)
a. Titik Cair
Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin), Minyak
Lemak mencair bila dipanaskan
sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari
Rentang suhu cair lemak 30-40C
ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan
Densitas berkurang dengan naiknya temperatur
pelarut aseton dan heksana.
b. Titik Asap

Marine Oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh


yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial
terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.3.
Castor Oil (minyak jarak), Minyak ini berasal dari biji
pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun
transparan.
Olive oil (minyak zaitun), Campuran minyak dan
lemak
Metoda Pembuatan Sabun
A.
Batch
Lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH
atau KOH) berlebih dalam sebuah ketel.
Jika
penyabunan
telah
selesai,
garam-garam
ditambahkan untuk mengendapkan sabun.
Lapisan air yang mengandung garam, gliserol dan
kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol diperoleh lagi
dari proses penyulingan.
Endapan sabun yang bercampur dengan sisa garam,
alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air
dan diendapkan dengan garam berkali-kali.
Akhirnya endapan sabun direbus dengan air secukupnya
untuk mendapatkan campuran halus yang lamakelamaan membentuk lapisan yang homogen dan
mengapung.
Sabun ini dapat dijual langsung tanpa pengolahan lebih
lanjut, yaitu sebagai sabun industri yang murah.
Beberapa bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir atau
1.
batu apung dalam pembuatan sabun gosok. Beberapa
perlakuan diperlukan untuk mengubah sabun ini
menjadi sabun mandi, sabun bubuk, sabun obat,
sabun wangi, sabun cuci, sabun cair.
B.
Kontinu
2.
Lemak atau minyak dihidrolisis dengan air pada suhu
dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis.
Lemak atau minyak dimasukkan secara kontinu dari
salah satu ujung reaktor besar. Asam lemak dan
gliserol yang terbentuk dikeluarkan dari ujung yang
3.
berlawanan dengan cara penyulingan. Asam-asam ini
kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi
sabun.
Sabun Mandi Cair
Sabun mandi cair adalah sediaan pembersih kulit
berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar sabun atau
deterjen dengan penambahan bahan lain yang diijinkan
4.
dan digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi
pada kulit (SNI, 1996)
Sabun Mandi Transparan
5.
Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin
adalah jenis sabun mandi yang dapat menghasilkan busa
lebih lembut di kulit dan penampakannya berkilau jika
dibandingkan dengan jenis sabun yang lain.
Fungsi-fungsi Bahan Baku
6.
Sukrosa:Membantu perkembangan kristal
Gliserin, Membentuk fase gel, sebagai humectan/
moisturizers, menghambat kristal gula yang dapat
menyebabkan sabun menjadi opaque
Ethanol: Membantu larutan menjadi jernih
Trietanolamin: Menstabilkan busa dan membuat sabun
menjadi lebih lembut
Shower Gel, merupakan salah satu varian sabun dari
bentuk foam bath yang memiliki kandungan bahan aktif
dan kekentalan yang lebih tinggi.
Bahan-bahan penyusun formula shower gel:
1.Sodium Laureth Sulfat, merupakan surfaktan
anionik dan bahan dasar utama yang sering digunakan
dalam sediaan pembersih seperti sabun, shampoo dan
sabun mandi gel.
2. Cocamide Propil Betain, merupakan surfaktan
amfoterik yang biasa dikombinasikan dengan surfaktan

anionik untuk menghasilkan efek yang baik terhadap


kulit
PEG-7 gliseril cocoat, Merupakan pelarut
minyak dan dapat larut dengan mudah pada air,
alkohol dan pelarut organik
4. Propilen glikol, Merupakan alkohol alifatik yang
berfungsi sebagai humektan dan moisturiser. Propilen
glikol juga merupakan pelarut yang baik bagi minyak
esensial dan preservatif. Berbentuk cairan yang jernih.
5. EDTA, merupakan chelating agent yang berfungsi
sebagai pengawet dalam formulasi ini. Selain itu EDTA
juga berfungsi untuk mencegah pembentukan dan
pengendapan sabun Ca dan Mg serta untuk
menjernihkan formulasi ketika larutan basa digunakan
dalam pembuatan sabun.
6. Gelatin, merupakan bahan pengental alami yang
terbuat dari hidrolisis jaringan kolagen pada kulit atau
tulang. Jenis gelatin yang digunakan adalah gelatin tipe
B dari tulang sapi yang memiliki pH 5 dan berbentuk
butiran padatan berwarna kuning cerah dengan kekuatan
gel 200 g/mPa.s.
Shampoo
Menurut SNI 06-2692-1992, shampoo adalah campuran
dari bahanbahan kimia tertentu yang dipergunakan
untuk mencuci dan membersihkan rambut dan kulit
kepala serta tidak membahayakan kesehatan pamakai.
Bahan Shampoo
Sodium Lauret Sulfat (Texapon N 70)
Sodium lauret sulfat (SLES) berbentuk pasta bening
kekuningan yang memiliki pH 7,0-9,0. Bahan ini
dihasilkan dari lemak alkohol yang berasal dari tanaman
yang telah diberi perlakuan etoksi dan sulfatasi.
Cocoamidopropil betain (Dehyton K)
Cocoamidopropil
betain
berbentuk
cair,
bening
kekuningan dan berbau khas. Bahan ini merupakan
surfaktan amfoterik dengan pH 6,0-7,5, yang umumnya
digunakan untuk aplikasi umum dalam sediaan surfaktan
(pembersih).
Propilen glikol 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane
(Bronidox L)
Propilen glikol 5-bromo-5-nitro-1,3-dioxane adalah bahan
berbentuk cairan bening dan umumnya tidak berwarna
dengan pH minimum 5,0. Bahan ini sesuai digunakan
sebagai pengawet pada sediaan surfaktan karena aman
digunakan pada kulit
Sodium klorida (NaCl)
Sodium klorida merupakan elektrolit yang dapat
digunakan sebagai peningkat kekentalan
Cocoamide DEA (Comperlan KD RI)
Cocoamide DEA berbentuk cairan padat berwarna bening
dan berbau khas dengan pH 9,0-10,5. Bahan ini
menyebabkan
peningkatan
viskositas,
digunakan
sebagai pengental dalam sediaan surfaktan.
Air deionisasi
Air deionisasi merupakan air yang telah mengalami
proses melalui lapisan-lapisan resin aktif untuk
menghilangkan ion-ion logam dan penyaringan melalui
submicron filter untuk menghilangkan suspensi-suspensi
berupa kotoran atau bahan pencemar.

o
o

o
o
o

Minggu ke-11 Industri Biofuel BIOETANOL


BIOETANOL
Bioetanol merupakan senyawa Hidrokarbon
dengan gugus Hydroxyl (-OH) dengan 2 atom karbon
(C) dengan rumus kimia C2H5OH
Bioetanol merupakan cairan yang tidak
berwarna, memiliki titik didih 78,4C, tidak mudah
menguap, larut dalam air, eter, aseton, benzene, dan
semua pelarut organik serta memiliki bau khas
alkohol, dapat terurai di alam (biodegredable),
kandungan
racunnya
rendah
serta
sedikit
menimbulkan polusi lingkungan.
Bioetanol merupakan bahan kimia yang ramah
lingkungan (green chemicals, biodegradable, emisi
ramah lingkungan) karena dibuat dari bahan-bahan
alam
yang
edible
maupun
non
edible.Hasil
pembakaran bioetanol menghasilkan CO2 yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman sehingga bioetanol
sangat menjanjikan sebagai bahan bakar masa depan
Keunggulan Bioetanol
Sebagai bahan kosmetik, sebagai bahan bakar,
sebagai pelarut, sebagai bahan minuman keras
Penggunaan bioetanol mengurangi emisi gas
CO (ramah lingkungan) secara signifikan, Bioetanol
bisa dipakai langsung sebagai BBN atau dicampurkan
ke
dalam
premium
sebagai
aditif
dengan
perbandingan tertentu (Gasohol atau Gasolin alcohol),
jika dicampurkan ke bensin maka bioetanol bisa
meningkatkan angka oktan secara signifikan.
Campuran 10% bioetanol ke dalam bensin
akan menaikkan angka oktan premium menjadi setara
dengan pertamax (angka oktan 91),
Production cost bioetanol relatif rendah oleh
karena itu bioetanol dapat dibuat oleh siapa saja
termasuk UMKM dan home industry.
Teknologi pembuatan bioetanol tergolong low
technology sehingga masyarakat awam dengan
pendidikan terbatas dapat membuat bioetanol sendiri
Sumber bioetanol, seperti singkong, tebu, buahbuahan dan jagung mudah dibudidayakan.
SKEMA PEMBUATAN BIOETANOL BERBAHAN BAKU
BAHAN PANGAN

etanol anhidrat dan campuran uap dari air dan


o
sikloheksana/benzena. Ketika dikondensasi, uap ini
akan menjadi cairan.
URAIAN SECARA UMUM PROSES PEMBUATAN
BIOETANOL BERBAHAN BAKU PANGAN
Proses hidrolisis selulosa/pati menjadi glukosa.
Pada langkah ini pati atau karbohidrat dihancurkan
oleh enzim atau asam mineral menjadi karbohidrat
yang lebih sederhana. Jika bahan baku yang
digunakan buah-buahan mengandung gula tidak perlu
dilakukan hidrolisis
Proses Fermentasi, atau konversi gula menjadi
etanol dan CO2. Jumlah dan kadar bioetanol yang
1.
dihasilkan sangat tergantung pada proses ini, oleh
karena itu proses ini harus dikontrol sehingga dapat
2.
dihasilkan bioetanol dalam jumlah banyak dan
berkadar tinggi.
3.
Proses distilasi untuk memisahkan bioetanol
dari air sehingga diperoleh bioetanol dengan kadar 9596%. Karena titik didih air berbeda dengan bioetanol,
4.
maka kedua komponen tersebut dapat dipisahkan
melalui teknik distilasi.
5.
Proses dehidrasi untuk mengeringkan atau
menghilangkan sisa air di dalam bioetanol sehingga
tercapai bioetanol dengan kadar lebih dari 99,5% (Fuel
6.
Grade Ethanol (FGE))
skema pembuatan bioetanol berbahan baku
limbah pertanian
7.

o
Pembuatan Bioetanol Berbahan Dasar selulosa
a. Persiapan bahan baku
Persiapan bahan baku dilakukan untuk mendapatkan
glukosa. Glukosa diperoleh melalui 2 tahap yaitu
delignifikasi dan hidrolisa.
o
Delignifikasi
Pada tahap delignifikasi ini akan dihasilkan selulosa.
Selulosa merupakan polisakarida yang didalamnya
mengandung zat-zat gula. Proses pemisahan atau
penghilangan lignin dari serat-serat selulosa disebut
o
delignifikasi atau pulping.
Hidrolisa

Pemecahan senyawa kompleks polisakarida


yaitu lignoselulosa menjadi monomernya (glukosa)
dapat dilakukan dengan hidrolisis.

Hidrolisis dapat dilakukan dengan dua cara


yaitu dengan enzim, dan/atau dengan bahan kimia,
yaitu dengan larutan asam.

Hidrolisis dengan asam pekat adalah cara


yang relatif lama, namun hasil etanolnya lebih tinggi
dan proses dapat dioperasikan pada suhu yang
rendah, dan ini merupakan keuntungan dibandingkan
dengan asam kuat.
b. Fermentasi

Tahap selanjutnya pada produksi bioetanol


adalah proses fermentasi. Fermentasi adalah proses
produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen).

Pada proses fermentasi penguraian bahan bahan karbohidrat tidak menimbulkan bau busuk dan
menghasilkan gas karbondioksida.
Minggu ke-11 Industri Biofuel BIODIESEL

Perubahan yang terjadi biasanya dinyatakan BEBERAPA PENGERTIAN BIODIESEL


dalarn persamaan berikut:
o
Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel
C6H12O6 + Saccharomyces cereviseae -> 2 C2H5OH +
yang terbuat dari bahan terbarukan atau secara
2 CO2
khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang
Gula
sederhana
ragi
(yeast)
terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak yang
alkohol
karbondioksida
dibuat dari minyak nabati, minyak hewani atau dari
c. Pemurnian / Distilasi
minyak goreng bekas/daur ulang melalui proses trans
Untuk memisahkan alkohol dari hasil fermentasi dapat
atau esterifikasi. (Mukhibin,2010).
dilakukan dengan distilasi. Distilasi adalah metode
o
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri
pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Proses
dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang
ini dilakukan untuk mengambil alkohol dari hasil
asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi
fermentasi. Distilasi dapat dilakukan pada suhu 80C,
bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari
karena titik alkohol 78C. sedangkan titik didih air 100OC.
sumber terbaharui sepertiminyak sayur atau lemak
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode
hewan. (Wikipedia Indonesia)
pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
o
Menurut Jamil (2011) biodiesel merupakan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari
d.
Dehidrasi
pengolahan tumbuhan) di samping Bio-etanol.

Pada dasarnya ada 5 tahap proses dehidrasi


Biodiesel adalah senyawa alkil ester yang diproduksi
untuk membuang kandungan air dalam campuran
melalui proses alkoholisis (transesterifikasi) antara
etanol azeotropik (etanol 95-96%).
trigliserida dengan metanol atau etanol dengan

Proses yang pertama, yang sudah digunakan


bantuan katalis basa menjadi alkil ester dan gliserol;
di banyak pabrik etanol sejak dulu, adalah proses
atau esterifikasi asam-asam lemak (bebas) dengan
yang disebut distilasi azeotropik. Distilasi azeotropik
metanol atau etanol dengan bantuan katalis basa
dilakukan dengan cara menambahkan benzena atau
menjadi senyawa alkil ester dan air .Dengan demikian
sikloheksana ke dalam campuran. Ketika zat ini
biodiesel diharapkan dapat menjadi alternative bahan
ditambahkan, maka akan membentuk campuran
bakar pengganti solar
azeotropik heterogen. Hasil akhirnya nanti adalah

Biodiesel adalah biofuel yang terdiri dari ester standar khusus yang menentukan nilai kalor minimal
monoalkyl yang berasal dari minyak organik, tanaman yang harus dimiliki oleh bahan bakar mesin diesel.
atau
hewan,
melalui
proses
tranesterification g. Bilangan setana, Adalah ukuran kualitas penyalaan
sebuah bahan bakar diesel dalam keadaan terkompresi.
(Demirbas, 2007).
Bilangan setana dari minyak diesel konvensional
Reaksi transesterifikasi biodiesel sangat sederhana :
Trigliserida + 3 Methanol Glycerine + 3 Methyl dipengaruhi oleh struktur molekul hidrokarbon penyusun.
Normal paraffin dengan rantai panjang mempunyai
Esters (Biodiesel) (Campbell,2008)
Keunggulan Biodiesel dibanding BAHAN bakar bilangan sentana
KEUNGGULAN BIODIESEL SECARA KARAKTERISTIK
solar fosil
o
Energi yang dihasilkan biodiesel sangat
Penggunaan biodiesel cukup sederhana, dapat terurai
(biodegradable), tidak beracun dan pada dasarnya bebas
bervariasi, tergantung terhadap bahan baku yang
kandungan belerang (sulfur). Keuntungan lain dari
digunakan pada proses produksi.
biodiesel antara lain :
o
Biodiesel memiliki viskositas yang mirip
Termasuk
bahan
bakar
yang
dapat
dengan petrodiesel.
diperbaharui.
o
Biodiesel memiliki tingkat pelumasan lebih
Tidak memerlukan modifikasi terlalu banyak
tinggi dan hampir tidak ada kandungan bilangan
dari mesin diesel yang telah ada.
sulfur, dan seringakali digunakan sebagai aditif untuk
Penggunaan biodiesel 100% pada mesin diesel
bahan bakar diesel rendah sulfur .
dapat mengurangi emisi gas CO2 sebanyak 75%
o
Minyak nabati yang digunakan sebagai bahan
diatas minyak solar,
baku serta pengolahan pendahuluan dari bahan baku
Kandungan energi yang hampir sama dengan
tersebut.
kandungan energi petroleum diesel.
o
Alkohol yang digunakan sebagai pereaksi
Penggunaan biodiesel dapat memperpanjang
untuk minyak nabati adalah metanol, namun dapat
usia mesin diesel karena memberikan lubrikasi lebih
pula digunakan etanol, isopropanol atau butyl.
daripada bahan bakar petroleum.
o
Kandungan air dalam alkohol. Bila kandungan
Memiliki flash point yang tinggi, yaitu sekitar
air tinggi akan mempengaruhi hasil biodiesel.
200 oC, sedangkan bahan bakar petroleum diesel
Kualitasnya rendah, karena kandungan sabun, ALB
flash pointnya hanya 70 oC.
dan trigliserida tinggi.
Bilangan setana (cetane number) yang lebih
o
Temperatur operasi proses produksi, lamanya
tinggi daripada petroleum diesel
waktu pencampuran atau kecepatan pencampuran
Sifat sifat Penting Bahan Bakar Mesin DieseL
alkohol.
a. Viskositas, merupakan sifat fisis yang penting bagi
o
Katalisator yang digunakan. Katalis dibutuhkan
bahan bakar diesel. Viskositas yang terlalu tinggi dapat
pula guna meningkatkan daya larut pada saat reaksi
mempersulit pembentukan butir-butir cairan/kabut saat
berlangsung, umumnya katalis yang digunakan
penyemprotan/atomisasi. Viskositas bahan bakar yang
bersifat basa kuat yaitu NaOH atau KOH atau natrium
terlalu rendah akan dapat mengakibatkan kebocoran
metoksida.
pada pompa injeksi bahan bakar.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK
b. Pour point atau titik tuang adalah suhu terendah BIODIESEL
dimana bahan bakar dapat dialirkan. Untuk daerah Reaksi Pembuatan Biodiesel
bersuhu rendah, bahan bakar dipersyaratkan tidak
1. Reaksi Esterifikasi, merupakan reaksi antara asam
membeku. Titik tuang yang terlalu tinggi akan
lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air.
menyebabkan kesulitan pada pengaliran bahan bakar.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi endoterm,
c. Flash point atau flash point adalah suhu terndah
sehingga memerlukan pasokan kalor dari luar.
dimana bahan bakar dalam campurannya dengan udara
akan menyala. Bila nyala tersebut terjadi secara terus
menerus maka suhu tersebut dinamakan titik bakar (fire
point). Titik nyala yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan keterlambatan penyalaan sementara
apabila titik nyala terlampau rendah akan menyebabkan
timbulnya detonasi yaitu ledakan-ledakan kecil yang
terjadi sebelum bahan bakar masuk ke ruang bakar. Hal
ini dapat menimbulkan resiko pada saat penyimpanan.
d. Carbon residu, Sisa karbon yang tertinggal pada
proses pembakaran akan menyebabkan terbentuknya
2. Reaksi Transesterifikasi, sering disebut reaksi
endapan kokas yang dapat menyumbat saluran bahan
alkoholisis, yaitu reaksi antara trigliserida dengan
bakar. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya operasi
alkohol menghasilkan ester dan gliserin. Alkohol yang
mesin secara normal, serta dapat menyebabkan bagian
sering digunakan adalah metanol, etanol, dan
bagian pompa injeksi bahan bakar cepat menjadi aus.
isopropanol.
Dengan demikian semakin rendah nilai sisa karbon,
semakin baik efisiensi motor tersebut.
e. Warna, Bahan bakar tidak secara langsung
berpengaruh terhadap kinerja motor/mesin diesel. Warna
yang terlalu terang, dapat dikoreksi dengan penambahan
zat warna tertentu sehingga masuk dalam standar warna
bahan bakar diesel.
f. Nilai kalor, Nilai kalor bahan bakar menentukan
jumlah konsumsi bahan bakar tiap satuan waktu. Makin
tinggi nilai kalor bahan bakar menunjukkan bahan bakar
tersebut semakin sedikit pemakaiannya. Tidak ada
Proses satu tahap

Trans-esterifikasi, artinya : Suatu proses kimiawi dari


trigliserida pada RPO dengan metanol dengan
menggunakan sodium methylate sebagai katalis untuk
menghasilkan biodiesel kelapa sawit atau Vegetable Oil
Metil Ester (VOME) dan glycerin
Rute-Rute Proses Pembuatan Biodiesel
Rute I (transesterifikasi esterifikasi )
Rute II (esterifikasi transesterifikasi)
Rute III (esterifikasi dengan metanol superkritik)

SKEMA PROSES
MINYAK SAWIT

PEMBUATAN

BIODIESEL

DARI

o
o
o

Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel:


Mengurangi volume limbah yang
pembakaran limbah organik kering (seperti buangan
akan dibuang
rumah
tangga,
limbah
industri
dan
Tidak menimbulkan polusi udara
pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran
Menghasilkan produk yang bernilai
hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas
berupa :
(mengandung hingga 60 persen metana), atau

Biogas sebagai sumber


fermentasi tebu atau
jagung untuk
energi; berupa bahan bakar dan pembangkit
menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan
listrik / penggerak generator
(menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh

Lumpur
yang
stabil
sebagai bahan bakar).
sebagai fertilizier dan soil conditioner
Faktor Pendorong Pemanfaatan Biomassa sebagai TAHAP-TAHAP PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS
Sumber Bahan Bakar Hayati
Terdiri dari :
Meningkatnya konsumsi energi dunia serta
1.
Tahap Hidrolisis,
menurunnya cadangan minyak dengan kecepatan Pada tahap ini terjadi penguraian bahan organik komplek
2-3% pertahun mulai tahun 2010 berpotensi menjadi bahan organik berstruktur lebih sederhana
menimbulkan kelangkaan bahan bakar fosil (krisis seperti karbohidrat (simple sugars), asam amino, dan
energi).
asam lemak, dan juga terjadi perubahan struktur polimer
o
Indonesia (bersama Malaysia) merupakan menjadi monomer.
penghasil minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di Bakteri yang berperan Clostridium acteinum, Bacteriodes
dunia dan menguasai lebih dari 80% produksi ruminicola,
Bifidobacterium
sp,
Eschericia
sp,
dunia. CPO adalah bahan pembuat bio-solar.
Enterobacter sp, dan Desulfobio sp.
o
Pemerintah untuk membuat energi roadmap
2.
Tahap Asidogenesis Acetogenesis,
untuk mengatasi krisis energi. Dalam UU No Pada tahap asidogenesis komponen monomer atau gula
5/2006
disebutkan
bahwa
pemerintah sederhana hasil hidrolisis akan diubah menjadi bahan
menargetkan pada tahun 2025 kebutuhan energi makanan bagi bakteri pembentuk asam
nasional akan disediakan oleh energy baru dan 3. Tahap Metanogenesis, Bakteri metanogenik
H2,
CO2,
dan
asetat
untuk
terbarukan (EBT) sebanyak 17%, sedangkan menggunakan
sisanya masih tergantung pada minyak 20%, gas 30% pertumbuhannya, serta memproduksi CH4 dan CO2.
Pada tahap ini, bakteri metanogenik membentuk gas
dan batubara 33%.
Peredaman emisi-emisi polutan global (gas metana secara perlahan. Proses ini berlangsung selama
14 hari dengan suhu 25 o C di dalam digester. Pada
rumah kaca) maupun lokal (CO, partikulat, dll.).
proses ini akan dihasilkan 70% CH4, 30 % CO2, sedikit
Penciptaan pasar baru utk industri pertanian.
Asia Tenggara, terutama Indonesia, berpotensi H2 dan H2S
besar untuk menjadi world biofuel center. [Asia Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi biogas
menggunakan digester
Tenggara + Brazil the Middle-East of biofuels]
1.
Kondisi Anaerobik, Biodigester harus tetap
BIODIESEL
dijaga dalam keadaan anaerobik (tanpa kontak
Biodiesel merupakan biofuel yang diproduksi
langsung dengan Oksigen (O2).
dari
minyak
atau
lemak
Udara yang memasuki biodigester
menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan
yang komposisinya mirip dengan solar. Nama
kimianya adalah fatty acid methyl (atau ethyl) ester
(FAME). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida
dan metanol (atau etanol) menghasilkan biodiesel
menyebabkan
penurunan
(FAME) dan gliserol.
Minggu ke-11 Industri Biofuel - BIOGAS
produksi
BIOGAS
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses
penguraian bahan organik secara anaerobik (tanpa
kehadiran O2 bebas) oleh mikroorganisme
metana,
Anaerobic Digestion (Pencernaan Anaerobik)

Diagram alir ekstraksi minyak dari biji jarak dengan


kombinasi
metode twin
screw
press dan solvent URAIAN PROSES PEMBUATAN BIODIESEL DARI
MINYAK JELANTAH
extraction
Proses pemurnian minyak jelantah dari pengotor dan
water content
Esterifikasi asam lemak bebas (free fatty acids) yang
o
terdapat dalam minyak jelantah
Trans-esterifikasi molekul trigliserida ke dalam bentuk
metil ester
Pemisahan dan pemurnian
Anaerobic digestion
Pencucian dan pengeringan
o
Merupakan proses penguraian bahan organik
Minggu ke-11 Industri Biofuel (BAHAN BAKAR
HAYATI)
Bioenergi
Bioenergi
adalah
energi
yang
diperoleh/dibangkitkan/ berasal dari biomassa.
Biomassa
adalah
bahan-bahan
organik
berumur
relatif
muda
dan
berasal
dari
tumbuhan/hewan; produk & limbah industri budidaya
(pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan)].
Pengertian Biofuel
Bahan Bakar Hayati (Biofuel) salah satu
bentuk bioenergi.
Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari
dalam kondisi kekurangan oksigen di lingkungan
tanaman atau
secara
tidak
langsung
sekitarnya dengan bantuan aktivitas bakteri.
dari limbah industri,
komersial,
domestik
atau
o
Bakteri secara alami terdapat dalam limbah
pertanian.
yang mengandung bahan organik.
o
Keuntungan dari proses ini :

karena
bakteri
pada
kondisi

berkembang
yang
tidak

sepenuhnya anaerob.
Temperatur, Secara umum, ada 3
rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri,
yaitu:
a. Psicrophilic (suhu 4 20 C) -biasanya untuk negaranegara subtropics atau beriklim dingin
b. Mesophilic (suhu 20 40 C)
c. Thermophilic (suhu 40 60 C) hanya untuk
mencerna material, bukan untuk menghasilkan
biogas.

2.

3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.

Derajat keasaman (pH), Bakteri berkembang


dengan baik pada keadaan yang agak asam (pH
antara 6,6 7,0) dan pH tidak boleh di bawah 6,2.
Karena itu, kunci utama dalam kesuksesan operasional
biodigester adalah dengan menjaga agar temperatur
konstan (tetap) dan input material sesuai.
Rasio C/N bahan isian
Kandungan Bahan Kering
Kebutuhan Nutrisi
Pengadukan
Zat Toksik
Pengaruh Starter
KOMPONEN-KOMPONEN DIGESTER
Saluran masuk Slurry (kotoran segar) - Saluran
ini digunakan untuk memasukkan slurry (campuran
kotoran ternak dan air) ke dalam reaktor utama.
Pencampuran ini berfungsi untuk memaksimalkan
potensi biogas, memudahkan pengaliran, serta
menghindari terbentuknya endapan pada saluran
masuk.
2. Saluran keluar residu Saluran ini digunakan untuk
mengeluarkan kotoran yang telah difermentasi oleh
bakteri. Saluran ini bekerja berdasarkan prinsip
kesetimbangan tekanan hidrostatik. Residu yang
keluar pertama kali merupakan slurry masukan yang

3.

4.

5.

6.

pertama setelah waktu retensi. Slurry yang keluar


sangat baik untuk pupuk karena mengandung kadar
nutrisi yang tinggi.
Katup pengaman tekanan Katup pengaman ini
digunakan sebagai pengatur tekanan gas dalam
biodigester. Katup pengaman ini menggunakan prinsip
pipa T. Bila tekanan gas dalam saluran gas lebih tinggi
dari kolom air, maka gas akan keluar melalui pipa T,
sehingga tekanan dalam biodigester akan turun.
Sistem pengaduk Pengadukan dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu pengadukan mekanis, sirkulasi
substrat biodigester, atau sirkulasi ulang produksi
biogas ke atas biodigester menggunakan pompa.
Pengadukan
ini
bertujuan
untuk
mengurangi
pengendapan
dan
meningkatkan
produktifitas
1.
biodigester karena kondisi substrat yang seragam.
Saluran gas Saluran gas ini disarankan terbuat dari
bahan polimer untuk menghindari korosi. Untuk
pembakaran gas pada tungku, pada ujung saluran
pipa bisa disambung dengan pipa baja antikarat.
Tangki penyimpan gas Terdapat dua jenis tangki
penyimpan gas, yaitu tangki bersatu dengan unit
reactor(fixed dome) dan terpisah dengan reaktor
(floating dome). Untuk tangki terpisah, konstruksi
dibuat khusus sehingga tidak bocor dan tekanan yang

terdapat dalam tangki seragam, serta dilengkapi H 22.


S
Removal untuk mencegah korosi.
7. Pemurnian biogas - Untuk mendapatakan hasil
pembakaran yang optimal, perlu dilakukan pra kondisi
sebelum biogas dibakar yaitu melalui proses pemurnian
atau penyaringan karena biogas mengandung beberapa
gas lain yang tidak menguntungkan. Sebagai salah satu
contoh, kandungan gas hidrogen sulfida yang tinggi yang
terdapat dalam biogas jika dicampur dengan oksigen
dengan perbandingan 1 : 20, maka akan menghasilkan
gas yang sangat mudah meledak, tapi sejauh ini belum
ada dilaporkan terjadinya ledakan dari sistem biogas
sederhana. ( Inotek, 2009)
3.
TIPE-TIPE DIGESTER
Digester Kubah Tetap (Fixed-dome)
Digester ini disebut juga digester china.
Dinamakan demikian karena digester ini dibuat
pertama kali di China sekitar tahun 1930-an,
kemudian sejak saat itu digester ini berkembang
dengan berbagai model.
Dinamakan kubah tetap karena bentuknya
menyerupai kubah dan bagian ini merupakan
pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed).
Gas yang dihasilkan dari material organik pada
digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.

Digester Floating drum


Digester jenis terapung pertama kali dikembangkan di
India pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan
digester India.
Digester jenis ini memiliki bagian digester yang sama
dengan digester kubah, perbedaannya terletak pada
bagian penampung gas dengan peralatan bergerak
menggunakan drum.
Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk
menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester.
Pergerakan drum mengapung pada cairan dan
tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan.
Digester Balon
Digester balon merupakan jenis digester yang
banyak digunakan pada skala rumah tangga yang
menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien
dalam penanganan dan perubahan tempat biogas.
Digester ini terdiri dari satu bagian yang
berfungsi sebagai digester dan satu bagian lain
berfungsi sebagai penampung gas.
Bahan yang digunakan untuk digester
biasanya menggunakan kantong plastik dengan
ketebalan yang lebih dibandingkan dengan balon
plastik untuk menampung gas.

Anda mungkin juga menyukai