Mengalami dekomposisi
Daging buah relative tipis, yaitu 35-50% terhadap buah, Minggu ke-10 Industri Oleokimia Pembuatan
KERANGKA
PIKIR
PEMBANGUNAN
INDUSTRI Menghasilkan kabut berwarna biru
4. Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak Sabun
NASIONAL
Menghasilkan asap
rendah, 5. Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon Pengertian Sabun
BANGUN INDUSTRI NASIONAL
Bau karakteristik yang menusuk
induk betina.
Sabun yang berasal dari bahasa India/Hindi
Industri Prioritas
Titik asap lemak dan minyak 200C
Pisifera : 1. Ketebalan tempurung, sangat tipis bahkan
adalah surfaktan yang berfungsi sebagai zat yang
Industri Andalan, Industri prioritas yang akan berperan Titik asap pada minyak jagung 232C
hampir tidak ada, 2. Daging buah tebal, lebih tebal dari
mampu membersihkan dan mengangkat benda asing.
besar sebagai penggerak utama (prime mover)
c. Titik nyala
daging buah Dura, 3. Daging biji sangat tipis, 4. Inti
Reaksi yang terjadi pada saat pembuatan
perekonomian di masa yang akan datang, yang memiliki Jika dipanaskan dalam suhu yang cukup tinggi, hanya dilapisi lapisan serabut, 5. Minyak inti sawit yang
sabun dari trigliserida disebut reaksi Saponifikasi.
keunggulan komparatif berupa potensi sumber daya
minyak akan menyala
dihasilkan sangat rendah, 6. Tidak dapat menyilangkan
alam, dan keunggulan kompetitif berupa sumber daya Untuk minyak jagung, titik nyala 360C
dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk
manusia yang berpengetahuan dan terampil, serta ilmu
3. Plastisitas
jantan.
pengetahuan dan teknologi.
Akan berubah bentuk jika ditekan, dan akan Tenera : 1. Hasil dari persilangan antara Dura dan
Industri Pendukung, Industri prioritas yang akan
kembali ke bentuk semula
Psifera, 2. Tempurung tipis (0,5-4mm), 3. Terdapat
berperan sebagai faktor pemungkin (enabler) bagi Terjadi karena perbedaan rentang suhu cair dari lingkaran serabut disekeliling tempurung, 4. Daging buah
pengembangan industri andalan secara efektif, efisien,
masing-masing trigliserida yang ada pada lemak
sangat tebal, lebih tebal dari Dura dan Tenera, yaitu 60integratif dan komprehensif.
Suhu dimana lemak bersifat plastis, disebut plastic 96% dari buah, 5. Tandan buah lebih banyak, tetapi
Industri Hulu, Industri prioritas yang bersifat sebagai
range
ukurannya relative lebih kecil, 6. Berat tandan adalah 22basis industri manufaktur yang menghasilkan bahan
4. Ketengikan
24%.
baku yang dapat disertai perbaikan spesifikasi tertentu Ketengikan merupakan gejala rusaknya lemak dan Produk Pemrosesan CPO dan CPKO
yang digunakan untuk industri hilirnya.
minyak. Ada dua reaksi yang berperan dalam proses Produk-produk turunan yang dihasilkan dari pengolahan
Modal Dasar
ketengikan lemak dan minyak :
lebih lanjut CPO dan CPKO dimanfaatkan secara luas, di
Cara Kerja Sabun
1.
Sumber daya alam
a. Osidasi
antaranya dalam industri pangan (berupa minyak goreng Pada
intinya,
sabun
membantu
meningkatkan
2.
Sumber daya manusia
Pada peristiwa oksidasi, terjadi pengikatan oksigen cair, minyak goreng padat, margarin, shortening,
kemampuan air untuk melarutkan kotoran. Semakin
3.
Teknologi, kreativitas dan inovasi
pada ikatan trigliserida. Reaksi ini dipercepat dengan specialty fat -seperti cocoa butter substitute, cocoa banyak molekul sabun yang melekat pada kotoran,
Prasyarat
panas, cahaya, logam-logam.
butter equivalent, cocoa butter replacer, butter oil
pada akhirnya seluruh partikel-partikel kecil kotoran akan
1.
Infrastruktur
b. Hidrolisis
substitute, creamer, non dairy whipping cream), industri terperangkap oleh molekul sabun. Molekul sabun yang
2.
Kebijakan dan Regulasi
Enzim lipase menghidrolisis lemak, memecahkan oleokimia (sabun, kosmetik), hingga industri biofuel
bertugas mengikat kotoran disebut "misel ", yang larut
3.
Pembiayaan
menjadi gliserol dan asam lemak :
(bahan bakar nabati / biodiesel).
dalam air.
Pengertian Oleokimia
Lemak + air -> gliserol + asam lemak
Tahapan Proses Produksi CPO dan CPKO
Molekul sabun memiliki dua bagian dengan tugas
Oleokimia adalah bahan kimia yang diturunkan dari Lipase terkandung secara alami pada lemak
1)
Persiapan
berbeda.
Bagian
ekor,
yaitu hidrofobik bertugas
minyak
atau
lemak
melalui
proses
splitting Lipase dapat dihasilkan oleh bakteri pada makanan
2)
Perebusan (sterilisasi)
mengikat kotoran. Yang satu lagi, hidrofilik bertugas
trigliserida(triacylgliserol) menjadi turunan asam-asam
berminyak
3)
Penebahan/perontokan buah
berpegangan di air.
lemaknya dan gliserol. Keunggulan oleokimia dari Asam lemak bebas yang terbentuk menghasilkan off4)
Digesting dan Pengepresan/pengempaan
Bahan Baku Pembuatan Sabun
petrokimia ialah bahwa oleokimia adalah produk yang
flavor (As. Butirat pada mentega)
5)
Pemurnian Minyak
A. BAHAN BAKU UTAMA :
terbarukan, biodegradable, lebih aman (tidak beracun). 5. Trigliserida bereaksi dengan alkali membentuk
6)
Proses Pengolahan lnti Sawit
o
Minyak dan Lemak
Definisi
sabun dan gliserol
Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan
o
Alkali
Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas Basa yang umum digunakan adalah NaOH (soda minyak menghasilkan gliserol dan asam lemak.
B.
BAHAN BAKU PENDUKUNG :
satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul
abu) dan KOH (soda api)
Macam Proses Fat Splitting Proses fat splitting dapat
o
Garam NaCl
asam lemak.
Sabun dibentuk melalui reaksi:
dibagi menjadi 2 macam, yaitu jenis hydrolisa dan
Bahan Aditif :
- Builders (Bahan Penguat)
Pengertian Lemak dan Minyak
Trigliserida + soda abu -> Gliserol + sabun
enzimatik, walaupun pada beberapa literatur dijelaskan o
- Fillers Inert (Bahan Pengisi)
Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di REAKSI ESTERIFIKASI
proses enzimatik merupakan bagian dari proses fat
- Pewarna - Parfum
antaranya disebabkan kandungannya yang tinggi akan Secara sederhana, reaksi esterifikasi merupakan splitting secara hidrolisa. Dan pada bagian selanjutnya
Jenis-jenis Minyak & Lemak
asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung kebalikan dari reaksi hidrolisis.
akan dijelaskan:
ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang Reaksi esterifikasi adalah proses penggabungan atau 1.proses twitchellb, 2.proses batch autoklav, 3.proses Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan
oleh industri pengolahan daging sebagai hasil samping
lebih tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang banyak penggabungan kembali asam lemak dengan gliserol kontinu, 4. proses enzimatik
Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam
terdapat di alam adalah asam palmiat dan asam untuk membentuk trigliserida.
pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas
stearate.
Monogliserida dan digliserida juga dapat diproduksi
rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci.
Minyak merupakan bahan cair diantaranya disebabkan melalui esterifikasi.
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak
rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya Reaksi esterifikasi juga diterapkan untuk menghasilkan
mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~
kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki ester dengan cara mereaksikan asam lemak dengan
65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~ 40%).
satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom alkohol
Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus
karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah. Reaksi dipercepat dengan bantuan katalis asam,
dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi
SIFAT LEMAK
umumnya digunakan katalis asam sulfat.
ketidakjenuhannya.
1. Kelarutan
Reaksi esterifikasi bersifat bolak-balik (reversible)
Palm Oil (minyak kelapa sawit), Minyak kelapa sawit
Lemak dan minyak tidak larut dalam air
Minggu ke-10 Industri CPO
Diagram Blok Pembuatan CPO & CPKO
umumnya digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak
Minyak dan lemak mempunyai kelarutan yang kecil Produk kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai
kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah
dalam alkohol, tetapo akan larut sempurna dalam bahan baku pembuatan produk oleokimia selain CPO
kelapa sawit.
etil eter dan kabon disulfide
adalah CPKO (Crude Palm Kernel Oil) atau minyak inti
Coconut Oil (minyak kelapa), Minyak kelapa
Kelarutan minyak dan lemak ini dipergunakan sawit.
merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam
sebagai dasar dalam mengekstraksi minyak dan Jenis-jenis Kelapa Sawit
industri pembuatan sabun
lemak bahan yang diduga mengandung minyak dan Dura : 1. Tempurung tebal (2-8mm), 2. Tidak terdapat
Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh
lemak
lingkaran serabut pada bagian luar tempurung, 3.
yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak
2. Pengaruh Panas
kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau
Bila lemak dipanaskan terjadi perubahan nyata pada
tengik
tiga titik suhu:
Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)
a. Titik Cair
Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin), Minyak
Lemak mencair bila dipanaskan
sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari
Rentang suhu cair lemak 30-40C
ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan
Densitas berkurang dengan naiknya temperatur
pelarut aseton dan heksana.
b. Titik Asap
o
o
o
o
o
o
Pembuatan Bioetanol Berbahan Dasar selulosa
a. Persiapan bahan baku
Persiapan bahan baku dilakukan untuk mendapatkan
glukosa. Glukosa diperoleh melalui 2 tahap yaitu
delignifikasi dan hidrolisa.
o
Delignifikasi
Pada tahap delignifikasi ini akan dihasilkan selulosa.
Selulosa merupakan polisakarida yang didalamnya
mengandung zat-zat gula. Proses pemisahan atau
penghilangan lignin dari serat-serat selulosa disebut
o
delignifikasi atau pulping.
Hidrolisa
Pada proses fermentasi penguraian bahan bahan karbohidrat tidak menimbulkan bau busuk dan
menghasilkan gas karbondioksida.
Minggu ke-11 Industri Biofuel BIODIESEL
Biodiesel adalah biofuel yang terdiri dari ester standar khusus yang menentukan nilai kalor minimal
monoalkyl yang berasal dari minyak organik, tanaman yang harus dimiliki oleh bahan bakar mesin diesel.
atau
hewan,
melalui
proses
tranesterification g. Bilangan setana, Adalah ukuran kualitas penyalaan
sebuah bahan bakar diesel dalam keadaan terkompresi.
(Demirbas, 2007).
Bilangan setana dari minyak diesel konvensional
Reaksi transesterifikasi biodiesel sangat sederhana :
Trigliserida + 3 Methanol Glycerine + 3 Methyl dipengaruhi oleh struktur molekul hidrokarbon penyusun.
Normal paraffin dengan rantai panjang mempunyai
Esters (Biodiesel) (Campbell,2008)
Keunggulan Biodiesel dibanding BAHAN bakar bilangan sentana
KEUNGGULAN BIODIESEL SECARA KARAKTERISTIK
solar fosil
o
Energi yang dihasilkan biodiesel sangat
Penggunaan biodiesel cukup sederhana, dapat terurai
(biodegradable), tidak beracun dan pada dasarnya bebas
bervariasi, tergantung terhadap bahan baku yang
kandungan belerang (sulfur). Keuntungan lain dari
digunakan pada proses produksi.
biodiesel antara lain :
o
Biodiesel memiliki viskositas yang mirip
Termasuk
bahan
bakar
yang
dapat
dengan petrodiesel.
diperbaharui.
o
Biodiesel memiliki tingkat pelumasan lebih
Tidak memerlukan modifikasi terlalu banyak
tinggi dan hampir tidak ada kandungan bilangan
dari mesin diesel yang telah ada.
sulfur, dan seringakali digunakan sebagai aditif untuk
Penggunaan biodiesel 100% pada mesin diesel
bahan bakar diesel rendah sulfur .
dapat mengurangi emisi gas CO2 sebanyak 75%
o
Minyak nabati yang digunakan sebagai bahan
diatas minyak solar,
baku serta pengolahan pendahuluan dari bahan baku
Kandungan energi yang hampir sama dengan
tersebut.
kandungan energi petroleum diesel.
o
Alkohol yang digunakan sebagai pereaksi
Penggunaan biodiesel dapat memperpanjang
untuk minyak nabati adalah metanol, namun dapat
usia mesin diesel karena memberikan lubrikasi lebih
pula digunakan etanol, isopropanol atau butyl.
daripada bahan bakar petroleum.
o
Kandungan air dalam alkohol. Bila kandungan
Memiliki flash point yang tinggi, yaitu sekitar
air tinggi akan mempengaruhi hasil biodiesel.
200 oC, sedangkan bahan bakar petroleum diesel
Kualitasnya rendah, karena kandungan sabun, ALB
flash pointnya hanya 70 oC.
dan trigliserida tinggi.
Bilangan setana (cetane number) yang lebih
o
Temperatur operasi proses produksi, lamanya
tinggi daripada petroleum diesel
waktu pencampuran atau kecepatan pencampuran
Sifat sifat Penting Bahan Bakar Mesin DieseL
alkohol.
a. Viskositas, merupakan sifat fisis yang penting bagi
o
Katalisator yang digunakan. Katalis dibutuhkan
bahan bakar diesel. Viskositas yang terlalu tinggi dapat
pula guna meningkatkan daya larut pada saat reaksi
mempersulit pembentukan butir-butir cairan/kabut saat
berlangsung, umumnya katalis yang digunakan
penyemprotan/atomisasi. Viskositas bahan bakar yang
bersifat basa kuat yaitu NaOH atau KOH atau natrium
terlalu rendah akan dapat mengakibatkan kebocoran
metoksida.
pada pompa injeksi bahan bakar.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK
b. Pour point atau titik tuang adalah suhu terendah BIODIESEL
dimana bahan bakar dapat dialirkan. Untuk daerah Reaksi Pembuatan Biodiesel
bersuhu rendah, bahan bakar dipersyaratkan tidak
1. Reaksi Esterifikasi, merupakan reaksi antara asam
membeku. Titik tuang yang terlalu tinggi akan
lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air.
menyebabkan kesulitan pada pengaliran bahan bakar.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi endoterm,
c. Flash point atau flash point adalah suhu terndah
sehingga memerlukan pasokan kalor dari luar.
dimana bahan bakar dalam campurannya dengan udara
akan menyala. Bila nyala tersebut terjadi secara terus
menerus maka suhu tersebut dinamakan titik bakar (fire
point). Titik nyala yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan keterlambatan penyalaan sementara
apabila titik nyala terlampau rendah akan menyebabkan
timbulnya detonasi yaitu ledakan-ledakan kecil yang
terjadi sebelum bahan bakar masuk ke ruang bakar. Hal
ini dapat menimbulkan resiko pada saat penyimpanan.
d. Carbon residu, Sisa karbon yang tertinggal pada
proses pembakaran akan menyebabkan terbentuknya
2. Reaksi Transesterifikasi, sering disebut reaksi
endapan kokas yang dapat menyumbat saluran bahan
alkoholisis, yaitu reaksi antara trigliserida dengan
bakar. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya operasi
alkohol menghasilkan ester dan gliserin. Alkohol yang
mesin secara normal, serta dapat menyebabkan bagian
sering digunakan adalah metanol, etanol, dan
bagian pompa injeksi bahan bakar cepat menjadi aus.
isopropanol.
Dengan demikian semakin rendah nilai sisa karbon,
semakin baik efisiensi motor tersebut.
e. Warna, Bahan bakar tidak secara langsung
berpengaruh terhadap kinerja motor/mesin diesel. Warna
yang terlalu terang, dapat dikoreksi dengan penambahan
zat warna tertentu sehingga masuk dalam standar warna
bahan bakar diesel.
f. Nilai kalor, Nilai kalor bahan bakar menentukan
jumlah konsumsi bahan bakar tiap satuan waktu. Makin
tinggi nilai kalor bahan bakar menunjukkan bahan bakar
tersebut semakin sedikit pemakaiannya. Tidak ada
Proses satu tahap
SKEMA PROSES
MINYAK SAWIT
PEMBUATAN
BIODIESEL
DARI
o
o
o
Lumpur
yang
stabil
sebagai bahan bakar).
sebagai fertilizier dan soil conditioner
Faktor Pendorong Pemanfaatan Biomassa sebagai TAHAP-TAHAP PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS
Sumber Bahan Bakar Hayati
Terdiri dari :
Meningkatnya konsumsi energi dunia serta
1.
Tahap Hidrolisis,
menurunnya cadangan minyak dengan kecepatan Pada tahap ini terjadi penguraian bahan organik komplek
2-3% pertahun mulai tahun 2010 berpotensi menjadi bahan organik berstruktur lebih sederhana
menimbulkan kelangkaan bahan bakar fosil (krisis seperti karbohidrat (simple sugars), asam amino, dan
energi).
asam lemak, dan juga terjadi perubahan struktur polimer
o
Indonesia (bersama Malaysia) merupakan menjadi monomer.
penghasil minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di Bakteri yang berperan Clostridium acteinum, Bacteriodes
dunia dan menguasai lebih dari 80% produksi ruminicola,
Bifidobacterium
sp,
Eschericia
sp,
dunia. CPO adalah bahan pembuat bio-solar.
Enterobacter sp, dan Desulfobio sp.
o
Pemerintah untuk membuat energi roadmap
2.
Tahap Asidogenesis Acetogenesis,
untuk mengatasi krisis energi. Dalam UU No Pada tahap asidogenesis komponen monomer atau gula
5/2006
disebutkan
bahwa
pemerintah sederhana hasil hidrolisis akan diubah menjadi bahan
menargetkan pada tahun 2025 kebutuhan energi makanan bagi bakteri pembentuk asam
nasional akan disediakan oleh energy baru dan 3. Tahap Metanogenesis, Bakteri metanogenik
H2,
CO2,
dan
asetat
untuk
terbarukan (EBT) sebanyak 17%, sedangkan menggunakan
sisanya masih tergantung pada minyak 20%, gas 30% pertumbuhannya, serta memproduksi CH4 dan CO2.
Pada tahap ini, bakteri metanogenik membentuk gas
dan batubara 33%.
Peredaman emisi-emisi polutan global (gas metana secara perlahan. Proses ini berlangsung selama
14 hari dengan suhu 25 o C di dalam digester. Pada
rumah kaca) maupun lokal (CO, partikulat, dll.).
proses ini akan dihasilkan 70% CH4, 30 % CO2, sedikit
Penciptaan pasar baru utk industri pertanian.
Asia Tenggara, terutama Indonesia, berpotensi H2 dan H2S
besar untuk menjadi world biofuel center. [Asia Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi biogas
menggunakan digester
Tenggara + Brazil the Middle-East of biofuels]
1.
Kondisi Anaerobik, Biodigester harus tetap
BIODIESEL
dijaga dalam keadaan anaerobik (tanpa kontak
Biodiesel merupakan biofuel yang diproduksi
langsung dengan Oksigen (O2).
dari
minyak
atau
lemak
Udara yang memasuki biodigester
menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan
yang komposisinya mirip dengan solar. Nama
kimianya adalah fatty acid methyl (atau ethyl) ester
(FAME). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida
dan metanol (atau etanol) menghasilkan biodiesel
menyebabkan
penurunan
(FAME) dan gliserol.
Minggu ke-11 Industri Biofuel - BIOGAS
produksi
BIOGAS
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses
penguraian bahan organik secara anaerobik (tanpa
kehadiran O2 bebas) oleh mikroorganisme
metana,
Anaerobic Digestion (Pencernaan Anaerobik)
karena
bakteri
pada
kondisi
berkembang
yang
tidak
sepenuhnya anaerob.
Temperatur, Secara umum, ada 3
rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri,
yaitu:
a. Psicrophilic (suhu 4 20 C) -biasanya untuk negaranegara subtropics atau beriklim dingin
b. Mesophilic (suhu 20 40 C)
c. Thermophilic (suhu 40 60 C) hanya untuk
mencerna material, bukan untuk menghasilkan
biogas.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
3.
4.
5.
6.