Abstrak
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menguraikan syarat-syarat dan
tahapan atau proses yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah/madrasah. Proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah
tersebut meliputi rekruitmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.
Rekruitmen meliputi proses pengusulan calon, seleksi administratif dan seleksi akademik.
Sedangkan pendidikan dan pelatihan adalah proses pemberian pengalaman pembelajaran
teoritik maupun praktik (On the Job Learning/OJL) kepada para calon yang telah lulus
rekruitmen. Kegiatan OJL tersebut diantaranya adalah melaksanakan rencana tindak
kepemimpinan (RTK) dan observasi guru yunior.
Kata kunci : Rencana Tindak Kepemimpinan, Obsevasi Guru Yunior
A. PENDAHULUAN
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menguraikan syarat-syarat dan
tahapan yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan sebagai
kepala
sekolah/madrasah.
Pada
panduan
penyiapan
palon
Kepala
Rekruitmen
meliputi
proses
pengusulan
calon,
seleksi
B. PEMBAHASAN
1. Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)
Kepemimpinan adalah tindakan. Pemimpin dikenal melalui tindakan
kepemimpinan yang diperlihatkan mereka. Banyak sekali orang ingin menjadi
pemimpin, tapi apakah kita menyadari dan mengerti benar bahwa menjadi
2
seorang pemimpin bukanlah masalah posisi yang paling tinggi atau yang paling
hebat, tetapi ini menyangkut tanggung jawab dan seberapa penting posisi
kepemimpinan. Orang yang berposisi sebagai ketua belum tentu adalah
pemimpin. Kadang justru ada orang dibawahnya yang lebih menjadi motor
penggerak bagi organisasi, bukan ketuanya.
Calon kepala sekolah/madrasah sebagai calon pemimpin di suatu
organisasi yaitu sekolah/ madrasah diharapkan mengetahui bahwa seorang
pemimpin bertanggung jawab atas segenap orang yang dipimpin. Orang-orang
yang dipimpin akan melihat pemimpin untuk mendapatkan petunjuk dan inspirasi.
Adalah tanggung jawab seorang pemimpin, untuk membangkitkan inspirasi
orang-orang disekelilingnya sehingga mereka akan mendorong dirinya sendiri
yang kemudian akan mendorong keseluruhan organisasi untuk mencapai citacitanya. Untuk menginspirasi ini, kita harus menunjukan arah melalui tindakan.
Mahatma Gandhi adalah contoh pemimpin yang selaras antara perbuatan
dan perkataannya. Dia berkomitmen untuk memprotes ketidakadilan melalui jalan
tanpa kekerasan dan secara konsisten menjalankan prinsip itu, betapa beratpun
tantangannya. Dia memimpin pengikutnya melalui tindakan dan pengikutnya
melakukan hal yang sama. Gandhi akhirnya berhasil memimpin mereka, dan
India, mencapai kemerdekaannya.
Seandainya Gandhi sekali saja melakukan perkelahian fisik pada lawannya,
tentu pesan penting tentang protes tanpa kekerasan akan jauh lebih sulit
dipercaya sesudah itu. Pengikutnya akan melihat dia dengan penuh curiga dan
tidak percaya. Kemungkinan para pengikutnya akan terlibat dalam perdebatan
fisik dan tindak kekerasan meningkat secara dramatis. Pemimpin yang baik,
mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk maju dengan penuh gairah,
inspirasi, kepercayaan dan visi. Ketika kita memimpin orang yang tidak
mempercayai kita, produktivitas akan turun dan antusiasme akan hilang. Visi
yang dengan susah payah ingin kita realisasikan akan kehilangan daya tariknya,
semua hanya karena orang-orang yang kita pimpin tidak mempercayai
pemimpinnya lagi.
Untuk menjadi pemimpin yang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain,
pemimpin harus senantiasa meningkatkan kompetensi diri sendiri dan sekolah
yang dipimpin. Kompetensi yang harus selalu ditingkatkan adalah lima
kompetensi kepala sekolah/ madrasah yaitu kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi akademik dan sosial. Sedangkan peningkatan kinerja
sekolah yang dimaksud adalah pemimpin harus senantiasa bekerja keras untuk
3
calon,
adalah
sebagai
berikut:
pertama,
calon
kepala
Indikator
Keberhasilan
Program
Skenario/
Langkahlangkah
Program/
Kegiatan
Sumber
daya
Metode
pengumpulan
data
Nilai
Kepemimpinan
........................................
.................................
pengumpulan
skenario/langkah-langkah
data
dan
minimal
kegiatan
memuat
refleksi.
tahap
Untuk
persiapan,
penyusunan
pelaksanaan,
d. Refleksi
Ceritakan/ uraikan proses refleksi dan hasil refleksi Saudara berupa
tindak lanjut kegiatan untuk siklus kedua.
2. Siklus Kedua
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Monev
d. Refleksi
Catatan: Penjelasan siklus kedua mirip dengan siklus pertama.
2. Observasi Guru Yunior
Observasi
guru
yunior
dilakukan
untuk
menerapkan
keterampilan
adalah
menyusun
program
supervisi
akademik,
pada guru yang masih muda atau guru yang memiliki masalah dalam
perkembangan kompetensi paedagogik atau kompetensi profesionalnya.
Observasi guru yunior dalam pelaporannya masuk pada Bab III sub B.
Observasi Guru Yunior, dengan sistematika sebagai berikut:
B. Supervisi Guru Junior ( minimal 1 guru dengan 2 siklus)
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
2.1 Pra-Observasi
2.2 Observasi
2.3 Pasca Observasi
3. Tindak lanjut
4. Hasil
C. Penutup
1. Kesimpulan
Berikut ini disampaikan prinsip, langkah dan informasi terkait rencana tindakan
kepemimpinan (RTK) sbb:
a) Pada dasarnya RTK yang dibuat oleh peserta dan dibimbing oleh
widyaiswara pada saat Inservice 1 bersifat latihan membuat rencana tindakan
kepemimpinan. Mengapa? Karena 1) setelah RTK itu disusun maka calon
akan kembali ke sekolah untuk berkonsultasi dengan kepala sekolah mentor
yang bisa jadi tidak akan sepakat dengan RTK yang telah dibuat, dan 2)
calon masih harus membaca dan menyesuaikan dengan EDS yang ada di
sekolah. Sebab peningkatan kinerja sekolah selalu berkenaan dengan
rekomendasi EDS mana yang dirasakan masih lemah yang harus diperbaiki.
Jadi judul kemungkinan masih akan berubah sampai ada kesepakatan antara
kepala sekolah mentor dan EDS yang ada.
b) Rencana tindakan kepemimpinan sebagai upaya calon untuk berlatih
bersikap, bertindak secara sistematik sebagai pemimpin pembelajaran harus
dilakukan dalam minimal 2 siklus. Ini merupakan perwujudan dari penerapan
prinsip manajemen Plan-Do-Check-Action (PDCA). Maka akan ada RTK1
dan RTK 2. Antara RTK 1 dan RTK 2 selalu akan dijembatani oleh salah satu
atau lebih 3 jenis kegiatan ini, yakni bisa dengan workshop, bisa dengan
monev, bisa dengan Metode Delphi untuk bersepakat membuat masukan
prioritas kegiatan yang akan dilakukan pada RTK 2. Bisa jadi RTK 1 sama
dengan RTK 2; atau RTK 1 berbeda dengan RTK 2. Bisa jadi RTK 2 adalah
RTK1 ditambah dengan masukan yang diperoleh dari workshop atau monev
yang sudah dilakukan sebelumnya pada saat melakukan RTK1.
7
c) Judul RTK harus mengacu kepada upaya peningkatan kinerja sekolah, dan
mengarah ke: 1) Standar Nasional Pendidikan (dibatasi hanya Standar Isi,
Standar kompetensi Lulusan, Standar Proses dan Standar Penilaian) dan
upaya peningkatan kompetensi calon.
d) Sebagai pelaporannya, tetap mengikuti sistematika pelaporan yang sudah
diberikan di petunjuk teknis. Laporan RTL dituliskan di bab III. Hanya saja
disarankan RTK tidak lagi ditulis dalam bentuk form tetapi dalam bentuk
narasi. RTK hanya dilakukan di sekolah sendiri. RTK tidak dilakukan di
sekolah lain.
Observasi Guru Yunior merupakan tagihan dari mata diklat supervisi
akademik. Namun demikian dari banyak jenis metode dan teknik supervisi, calon
kepala sekolah hanya diperkenankan untuk menggunakan teknik supervisi
kunjungan kelas. Prosedur, mekanisme dan instrumen supervisi yang digunakan
sesuai dengan Modul 06 Supervisi Akademik; Tidak diperkenankan untuk
menggunakan prosedur, mekanisme dan instrumen lain. Supervisi akademik
mencakup Pra Obervasi-Observasi-Post Observasi.
Observasi Guru Yunior berupa kunjungan kelas dilakukan oleh semua calon
hanya di sekolah sendiri. Supervisi tidak dilakukan di sekolah lain. Supervisi
dilakukan minimal untuk satu orang guru, minimal 2 kali. Bisa guru yang berbeda
mata pelajaran atau sama dengan calon. Bisa pada kompetensi dasar yang
sama atau berbeda.
2. Saran
a. Pelaporan kegiatan OJL diantaranya penyusunan RTK dan melaksanakan
observasi guru yunior hendaknya dilakukan seperti uraian tersebut di atas.
b. Calon kepala sekolah dalam menyusun pelaporan RTK dan observasi guru
yunior sebaiknya tidak menunda-nunda waktu agar kegiatan tersebut dapat
segera diselesaikan.
Daftar Pustaka
Petunjuk
Teknis
Pelaksanaan
OJL
Diklat
Calon
Kepala