Anda di halaman 1dari 9

PELAPORAN RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN (RTK) DAN OBSERVASI GURU

YUNIOR DALAM KEGIATAN ON THE JOB LEARNING (OJL) PROGRAM PENYIAPAN


CALON KEPALA SEKOLAH
Oleh :
dr. Waryono, M.Or
Widyaiswara Madya LPMP D I Yogyakarta
email : wardokteryono@gmail.com

Abstrak
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menguraikan syarat-syarat dan
tahapan atau proses yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah/madrasah. Proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah
tersebut meliputi rekruitmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.
Rekruitmen meliputi proses pengusulan calon, seleksi administratif dan seleksi akademik.
Sedangkan pendidikan dan pelatihan adalah proses pemberian pengalaman pembelajaran
teoritik maupun praktik (On the Job Learning/OJL) kepada para calon yang telah lulus
rekruitmen. Kegiatan OJL tersebut diantaranya adalah melaksanakan rencana tindak
kepemimpinan (RTK) dan observasi guru yunior.
Kata kunci : Rencana Tindak Kepemimpinan, Obsevasi Guru Yunior

A. PENDAHULUAN
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menguraikan syarat-syarat dan
tahapan yang harus dilalui seorang guru untuk dapat diberi tugas tambahan sebagai
kepala

sekolah/madrasah.

Pada

panduan

penyiapan

palon

Kepala

Sekolah/Madrasah tersebut dijelaskan bahwa proses penyiapan calon kepala


sekolah/madrasah meliputi rekruitmen serta pendidikan dan pelatihan calon kepala
sekolah/madrasah.

Rekruitmen

meliputi

proses

pengusulan

calon,

seleksi

administratif dan seleksi akademik. Sedangkan pendidikan dan pelatihan adalah


proses pemberian pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik kepada para
calon yang telah lulus rekruitmen.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan
tertinggi di sekolah dituntut memiliki lima dimensi kompetensi, yaitu dimensi-dimensi
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Sebagai
konsekuensinya, secara akademik pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah
harus mampu menjamin adanya peningkatan kelima dimensi kompetensi tersebut.
On The Job Learning merupakan salah satu upaya untuk memberikan
tambahan bekal berupa pengalaman bekerja sebagai calon kepala sekolah di
sekolah sendiri maupun di sekolah lain yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan potensi kompetensi calon kepala sekolah. Oleh karena itu,
pengembangan mutu proses pembelajaran On The Job Learning difokuskan pada
upaya untuk mempraktekkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah
dipelajari selama diklat In-Service Learning 1. Pada On the Job Learning, calon
kepala sekolah diharapkan dapat menerapkan rencana tindakan kepemimpinan dan
melakukan observasi guru yunior atau supervisi akademik. Untuk menjamin
penerapan rencana tindak kepemimpinan dan observasi guru yunior sesuai dengan
yang diharapkan maka tulisan ini akan menuntun calon kepala sekolah/madrasah
untuk melaksanakan dan menulis laporannya.

B. PEMBAHASAN
1. Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)
Kepemimpinan adalah tindakan. Pemimpin dikenal melalui tindakan
kepemimpinan yang diperlihatkan mereka. Banyak sekali orang ingin menjadi
pemimpin, tapi apakah kita menyadari dan mengerti benar bahwa menjadi
2

seorang pemimpin bukanlah masalah posisi yang paling tinggi atau yang paling
hebat, tetapi ini menyangkut tanggung jawab dan seberapa penting posisi
kepemimpinan. Orang yang berposisi sebagai ketua belum tentu adalah
pemimpin. Kadang justru ada orang dibawahnya yang lebih menjadi motor
penggerak bagi organisasi, bukan ketuanya.
Calon kepala sekolah/madrasah sebagai calon pemimpin di suatu
organisasi yaitu sekolah/ madrasah diharapkan mengetahui bahwa seorang
pemimpin bertanggung jawab atas segenap orang yang dipimpin. Orang-orang
yang dipimpin akan melihat pemimpin untuk mendapatkan petunjuk dan inspirasi.
Adalah tanggung jawab seorang pemimpin, untuk membangkitkan inspirasi
orang-orang disekelilingnya sehingga mereka akan mendorong dirinya sendiri
yang kemudian akan mendorong keseluruhan organisasi untuk mencapai citacitanya. Untuk menginspirasi ini, kita harus menunjukan arah melalui tindakan.
Mahatma Gandhi adalah contoh pemimpin yang selaras antara perbuatan
dan perkataannya. Dia berkomitmen untuk memprotes ketidakadilan melalui jalan
tanpa kekerasan dan secara konsisten menjalankan prinsip itu, betapa beratpun
tantangannya. Dia memimpin pengikutnya melalui tindakan dan pengikutnya
melakukan hal yang sama. Gandhi akhirnya berhasil memimpin mereka, dan
India, mencapai kemerdekaannya.
Seandainya Gandhi sekali saja melakukan perkelahian fisik pada lawannya,
tentu pesan penting tentang protes tanpa kekerasan akan jauh lebih sulit
dipercaya sesudah itu. Pengikutnya akan melihat dia dengan penuh curiga dan
tidak percaya. Kemungkinan para pengikutnya akan terlibat dalam perdebatan
fisik dan tindak kekerasan meningkat secara dramatis. Pemimpin yang baik,
mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk maju dengan penuh gairah,
inspirasi, kepercayaan dan visi. Ketika kita memimpin orang yang tidak
mempercayai kita, produktivitas akan turun dan antusiasme akan hilang. Visi
yang dengan susah payah ingin kita realisasikan akan kehilangan daya tariknya,
semua hanya karena orang-orang yang kita pimpin tidak mempercayai
pemimpinnya lagi.
Untuk menjadi pemimpin yang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain,
pemimpin harus senantiasa meningkatkan kompetensi diri sendiri dan sekolah
yang dipimpin. Kompetensi yang harus selalu ditingkatkan adalah lima
kompetensi kepala sekolah/ madrasah yaitu kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi akademik dan sosial. Sedangkan peningkatan kinerja
sekolah yang dimaksud adalah pemimpin harus senantiasa bekerja keras untuk
3

meningkatkan tahap pengembangan sekolah dalam mencapai standar nasional


pendidikan (dalam hal ini salah satu dari empat SNP yaitu standar Isi,
standarroses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian).
Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK) adalah upaya untuk meningkatkan
kompetensi dan kualitas kinerja calon kepala sekolah/madrasah. Langkahlangkah menyusun RTK berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah (EDS) sekolah
masing-masing

calon,

adalah

sebagai

berikut:

pertama,

calon

kepala

sekolah/madrasah melihat hasil EDS masing-masing, kemudian membuat RTK


berbasiskan hasil EDS (salah satu dari empat SNP, Standar Isi, Proses,
Kompetensi Lulusan dan Penilaian) dengan tahap pengembangan terendah.
Calon kepala sekolah diharapkan dapat membantu sekolah meningkatkan tahap
pengembangan yang masih dikategorikan rendah, misalnya di tahap satu atau
dua.
Kemudian tuliskan rencana tindak kepemimpinan berbasis EDS pada
format matriks RTK berikut :
Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)
Judul RTK...............................................................................................................................
Tujuan

Indikator
Keberhasilan

Program

Skenario/
Langkahlangkah
Program/
Kegiatan

Sumber
daya

Metode
pengumpulan
data

Nilai
Kepemimpinan

Kepala Sekolah Mentor 1

Calon Kepala Sekolah

........................................

.................................

Calon mulai mengisi format tersebut dari penulisan tujuan, indikator


keberhasilan, program/ kegiatan, skenario/ langkah-langkah kegiatan, sumber daya,
metode

pengumpulan

skenario/langkah-langkah

data

dan

minimal

kegiatan
memuat

refleksi.

tahap

Untuk

persiapan,

penyusunan
pelaksanaan,

monitoring dan evaluasi serta refleksi.


Setelah RTK disusun, saatnya calon menentukan judul RTK yang memuat hasil
EDS sekolah calon. Contoh: Upaya meningkatkan kompetensi guru dalam
menggunakan power point melalui IHT. RTK EDS ini dilakukan minimal dua siklus.
Setelah RTK disusun silahkan dikonsultasikan kepada pembimbing masing-masing.
Setelah mendapat persetujuan dari pembimbing, silahkan ditandatangani.
Di sekolah calon masing-masing, silahkan konfirmasi RTK calon dengan kepala
sekolah. Jika ada perubahan/ masukan dari kepala sekolah untuk merubah RTK,
misalnya di RTK EDS, silahkan lakukan perubahan, dengan tetap dikonsultasikan
terlebih dahulu kepada pembimbing masing-masing. Silahkan laksanakan RTK di
sekolah calon sebagai salah satu tagihan On the Job Learning (OJL) sesuai dengan
skenario/ langkah-langkah yang telah calon tuliskan pada matriks RTK.
Waktu melaksanakan RTK adalah 40 jam. Jika menemui kendala dalam
pelaksanaan RTK, calon kepala sekolah bisa berkonsultasi dengan kepala sekolah
mentor dan pembimbing calon. Kepala sekolah mentor calon berfungsi untuk
membimbing Calon, sekaligus melakukan monitoring terhadap proses kegiatan
calon, dan melakukan evaluasi dari hasil kegiatan calon. Kepala sekolah mentor juga
akan melakukan penilaian terhadap seluruh kegiatan OJL yang telah calon lakukan.
Pelaksanaan dan hasil tindakan kepemimpinan dituliskan pada Bab III laporan
OJL. Untuk melengkapi laporan RTK, lengkapi juga dengan bukti fisik pelaksanaan
RTK, seperti foto, instrumen monitoring dan evaluasi kepala sekolah, matriks RTK,
jadwal OJL serta bukti fisik lain terkait dengan kekhususan RTK masing-masing.
Berikut adalah contoh sistematika Bab III laporan OJL:
Bab III. Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut
A. Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan
1. Siklus Pertama
a. Persiapan
Ceritakan/uraikan apa yang telah Saudara lakukan pada tahap persiapan
sesuai dengan yang telah ditulis pada matriks RTK.
b. Pelaksanaan
Ceritakan/uraikan apa yang telah Saudara lakukan pada tahap
pelaksanaan sesuai dengan yang telah ditulis pada matriks RTK.
c. Monev
Ceritakan/ uraikan apa yang dimonev, bagaimana prosesnya, instrumen
apa yang digunakan dan apa sajakah hasilnya (yang sudah bagus
maupun yang masih kurang).
5

d. Refleksi
Ceritakan/ uraikan proses refleksi dan hasil refleksi Saudara berupa
tindak lanjut kegiatan untuk siklus kedua.
2. Siklus Kedua
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Monev
d. Refleksi
Catatan: Penjelasan siklus kedua mirip dengan siklus pertama.
2. Observasi Guru Yunior
Observasi

guru

yunior

dilakukan

untuk

menerapkan

keterampilan

konseptual, teknikal dan interpersonal dalam melaksanakan supervisi akademik


di sekolah. Observasi guru yunior dilakukan pada satu orang guru dengan dua
kali pelaksanaan supervisi (dua siklus). Guru yunior adalah guru yang yunior dari
segi kompetensinya. Guru yunior bisa guru baru (PNS atau Non PNS) atau guru
lama tapi kompetensinya masih tergolong rendah (atas rekomendasi kepala
sekolah).
Tahapan supervisi akademik yang harus dilakukan oleh calon kepala
sekolah/madrasah

adalah

menyusun

program

supervisi

akademik,

melaksanakan pra observasi, observasi dan pasca/ post observasi, menyusun


dan melaksanakan rencana tindak lanjut. Pada tagihan ini, calon kepala sekolah/
madrasah diharapkan menguraikan apa yang telah dilakukan pada setiap
tahapan, dan minimal melampirkan program supervisi, instrumen supervisi
akademik yang telah diisi (pra observasi, observasi dan post observasi), dan
format rencana tindak lanjut yang telah diisi.
Observasi guru yunior merupakan tagihan dari mata diklat supervisi
akademik. Namun demikian dari banyak jenis metode dan teknik supervisi, calon
kepala sekolah hanya diperkenankan untuk menggunakan teknik supervisi
kunjungan kelas. Prosedur, mekanisme dan instrumen supervisi yang digunakan
sesuai dengan Modul 06 Supervisi Akademik dan tidak diperkenankan untuk
menggunakan prosedur, mekanisme dan instrumen lain. Supervisi akademik
mencakup Pra Obervasi-Observasi-Post Observasi.
Supervisi akademik berupa kunjungan kelas dilakukan oleh semua calon
hanya di sekolah sendiri. Supervisi tidak dilakukan di sekolah lain. Supervisi
dilakukan minimal untuk satu orang guru, minimal 2 kali, bisa guru yang berbeda
mata pelajaran atau sama dengan calon. Supervisi bisa dilakukan pada
kompetensi dasar yang sama atau berbeda dan sebaiknya supervisi dilakukan
6

pada guru yang masih muda atau guru yang memiliki masalah dalam
perkembangan kompetensi paedagogik atau kompetensi profesionalnya.
Observasi guru yunior dalam pelaporannya masuk pada Bab III sub B.
Observasi Guru Yunior, dengan sistematika sebagai berikut:
B. Supervisi Guru Junior ( minimal 1 guru dengan 2 siklus)
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
2.1 Pra-Observasi
2.2 Observasi
2.3 Pasca Observasi
3. Tindak lanjut
4. Hasil

C. Penutup
1. Kesimpulan
Berikut ini disampaikan prinsip, langkah dan informasi terkait rencana tindakan
kepemimpinan (RTK) sbb:
a) Pada dasarnya RTK yang dibuat oleh peserta dan dibimbing oleh
widyaiswara pada saat Inservice 1 bersifat latihan membuat rencana tindakan
kepemimpinan. Mengapa? Karena 1) setelah RTK itu disusun maka calon
akan kembali ke sekolah untuk berkonsultasi dengan kepala sekolah mentor
yang bisa jadi tidak akan sepakat dengan RTK yang telah dibuat, dan 2)
calon masih harus membaca dan menyesuaikan dengan EDS yang ada di
sekolah. Sebab peningkatan kinerja sekolah selalu berkenaan dengan
rekomendasi EDS mana yang dirasakan masih lemah yang harus diperbaiki.
Jadi judul kemungkinan masih akan berubah sampai ada kesepakatan antara
kepala sekolah mentor dan EDS yang ada.
b) Rencana tindakan kepemimpinan sebagai upaya calon untuk berlatih
bersikap, bertindak secara sistematik sebagai pemimpin pembelajaran harus
dilakukan dalam minimal 2 siklus. Ini merupakan perwujudan dari penerapan
prinsip manajemen Plan-Do-Check-Action (PDCA). Maka akan ada RTK1
dan RTK 2. Antara RTK 1 dan RTK 2 selalu akan dijembatani oleh salah satu
atau lebih 3 jenis kegiatan ini, yakni bisa dengan workshop, bisa dengan
monev, bisa dengan Metode Delphi untuk bersepakat membuat masukan
prioritas kegiatan yang akan dilakukan pada RTK 2. Bisa jadi RTK 1 sama
dengan RTK 2; atau RTK 1 berbeda dengan RTK 2. Bisa jadi RTK 2 adalah
RTK1 ditambah dengan masukan yang diperoleh dari workshop atau monev
yang sudah dilakukan sebelumnya pada saat melakukan RTK1.
7

c) Judul RTK harus mengacu kepada upaya peningkatan kinerja sekolah, dan
mengarah ke: 1) Standar Nasional Pendidikan (dibatasi hanya Standar Isi,
Standar kompetensi Lulusan, Standar Proses dan Standar Penilaian) dan
upaya peningkatan kompetensi calon.
d) Sebagai pelaporannya, tetap mengikuti sistematika pelaporan yang sudah
diberikan di petunjuk teknis. Laporan RTL dituliskan di bab III. Hanya saja
disarankan RTK tidak lagi ditulis dalam bentuk form tetapi dalam bentuk
narasi. RTK hanya dilakukan di sekolah sendiri. RTK tidak dilakukan di
sekolah lain.
Observasi Guru Yunior merupakan tagihan dari mata diklat supervisi
akademik. Namun demikian dari banyak jenis metode dan teknik supervisi, calon
kepala sekolah hanya diperkenankan untuk menggunakan teknik supervisi
kunjungan kelas. Prosedur, mekanisme dan instrumen supervisi yang digunakan
sesuai dengan Modul 06 Supervisi Akademik; Tidak diperkenankan untuk
menggunakan prosedur, mekanisme dan instrumen lain. Supervisi akademik
mencakup Pra Obervasi-Observasi-Post Observasi.
Observasi Guru Yunior berupa kunjungan kelas dilakukan oleh semua calon
hanya di sekolah sendiri. Supervisi tidak dilakukan di sekolah lain. Supervisi
dilakukan minimal untuk satu orang guru, minimal 2 kali. Bisa guru yang berbeda
mata pelajaran atau sama dengan calon. Bisa pada kompetensi dasar yang
sama atau berbeda.
2. Saran
a. Pelaporan kegiatan OJL diantaranya penyusunan RTK dan melaksanakan
observasi guru yunior hendaknya dilakukan seperti uraian tersebut di atas.
b. Calon kepala sekolah dalam menyusun pelaporan RTK dan observasi guru
yunior sebaiknya tidak menunda-nunda waktu agar kegiatan tersebut dapat
segera diselesaikan.

Daftar Pustaka

1. ................... Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala


Sekolah/Madrasah. 2013. LPPKS. Surakarta.
2. ...................

Petunjuk

Teknis

Pelaksanaan

Sekolah/Madrasah. 2013. LPPKS. Surakarta.

OJL

Diklat

Calon

Kepala

Anda mungkin juga menyukai